Hyun Suk melipat tangannya didada merasa
benar-benar tidak tahu, mungkin seperti omong kosong tapi tetap ia masih perlu
jawaban dari pertanyaan. No Ra hanya diam, Hyun Suk mengusulkan lebih baik
bertanya langsung pada suaminya. No Ra heran karena Hyun Suk ingin bertanya
pada suaminya langsung.
“Tidak! Kau tidak bisa.” Teriak No Ra
“Aku bisa konfirmasi sesuatu tentangmu sekarang. Bahwa suamimu tidak tahu bahwa kau pergi ke sekolah. Kedua, kau hanya perlu memberitahuku alasan
mengapa.” Tegas Hyun Suk
“Maksud aku... kau..kau... Tapi kenapa...Mengapa kau ingin tahu tentang hal itu?” tanya No Ra
“Ini kebiasaan dan hanya caraku saja.” Ucap Hyun Suk, No Ra mengejek
kebiasaan jenis macam apa seperti itu.
“Ada segala macam orang Di dunia. Dan tentu saja akan ada segala macam kebiasaan juga.” Jelas Hyun Suk
“Oke, oke jadi Karena kebiasaan
aneh atau apapun ...Apa kau
mengancamku?” uca No Ra
Hyun Suk merasa itu bukan ancaman tapi negosiasi yaitu dengan memasukanya ke kelas Psikologi lalu kembali bertanya haruskan ia bertanya pada suaminya
langsung.
“Itu karena katanya ...Kehidupan
kampus akan sulit di
usiaku yang lebih tua. Mahasiswa hari ini tidak memiliki
kepentingan pada
orang yang lebih tua, atau ingin menyertakan orang-orang
seperti aku. Dia
mengatakan apa gunanya dalam kesepian kehidupan
kampus tanpa teman. Dan
mengatakan kepadaku untuk
hanya hidup kehidupan
yang nyaman sebagai ibu rumah tangga, Tapi aku ingin pergi..” Jelas No
Ra
“Mengapa kau ingin pergi ke perguruan tinggi
sekarang ketika kau berhenti sekolah tinggi sehingga
mudah?” tanya Hyun Suk
“kau hanya memintaku, menjawab mengapa aku menyembunyikannya
dari suamiku. Dan sekarang aku sudah bilang. Jadi kau tidak akan meminta suamiku kan? Maafkan saya. Sebelumnya ... 20 tahun yang lalu, Aku bersalah padamu entah bagaimana itu dan itu sangat besar, kan?” kata No Ra tapi Hyun Suk malah binggung.
No Ra kembali mengucapkan permintaan maafnya, karena tidak
bisa mengingatnya.
Flash Back
No Ra memanggil Hyun Suk meminta supaya memutar kembali
lagu dari walkmannya, lalu mulai menari. Yoon Young tak percaya Balet dan
Modern Dance itu bisa gambungkan karena No Ra berpikir yang masuk akal.
Hyun Suk mengucapkan permintaan maaf, No Ra memarahinya
karena selalu mengucapkan permintaan maaf. Hyun Suk binggung.
“Mengapa Kau meminta maaf? Apakah Kau melakukan sesuatu yang salah? Kau bahkan tidak melakukan sesuatu
yang salah,jadi mengapa kau
mengatakan maaf?” omel No Ra, Hyun Suk hanya
diam
“Aku pikir itu ide yang menyenangkan dan kau harus melakukannya juga.” Ucap No Ra pada Yoon Young sambil memiting temannya
supaya mau melakukannya. Hyun Suk tersenyum
Beberapa saat kemudian, No Ra berlatih dengan modern
dance sementara Yoon Young dengan balet dan lagu yang di putar dari walkman.
Hyun Suk ada didepan seperti sutradara yang melihat dan mengatur penampilan
keduanya.
No Ra kembali meminta maaf dan meminta Hyun Suk supaya
memberitahunya supaya bisa meminta maaf lebih resmi lagi. Hyun Suk bertanya alasan
No Ra terus menerus meminta maaf padanya padahal sama sekali tak ingat
kesalahanya.
“Aku meminta maaf karena tidak ingat. Dan
juga, kau tidak
akan harus melihatku lagi. Aku sudah keluar dari kelasmu. Kau mengatakan
kepadaku, . "Permintaan perubahan jadwal
Kelas mulai
hari ini.” Ucap No Ra polos.
“Apakah kau mengejekku sekarang?” kata Hyun Suk kesal
“Tidak ... tidak seperti itu . Jika muncul seperti ini, Aku minta maaf tentang itu juga.” Kata No Ra merasa bersalah
“Kenapa kau terus mengatakan maaf? Ini tidak sepertimu.”
Tegas Hyun Suk heran
“Karena kau menakutkan!” akui No Ra
Hyun Suk pikir No Ra itu takut padanya, No Ra merasa tak
seperti itu tapi melihat sikap Hyun Suk tak suka padanya jadi menurutnya tak
ada alasan untuk bertemu satu sama lain, setelah itu pamit pergi. Hyun Suk
bertanya-tanya apakah No Ra memang berubah atau hanya berpura-pura saja.
No Ra berjalan menuruni tangga, Hyun Suk memanggil
menyuruhnya berhenti, No Ra semakin berjalan dengan cepat. Hyun Suk pun
berteriak akan bertemu dengan suaminya. No Ra pun akhirnya berhenti.
“Sepertinya kau akan masuk ke
kelasku lagi. Jika kau keluar maka kelasku akan liburkan.” Kata Hyun Suk dengan nada mengancam, No Ra binggung
dengan teman SMAnya yang melakukan semua ini padanya.
“Sebagai imbalannya, aku akan
memasukkanm ke kelas
psikologi.” Kata Hyuk Suk lalu menelp Prof Lee
Chang No yang akan menempatkan salah satu mahasiswa baru untuknya.
Woo Chul memulai mata kuliah psikologinya, pria yang
mengambil kelas No Ra terlihat sumringah bisa mengikuti kelas psikologi di
semester itu.
“Mari kita pelajari dunia psikologi ...Yang akan
menanamkan suatu prinsip dalam hidup kalian.” Jelas Woo
Chul lalu beberapa saat kemudian menyudahi kelasnya.
Ponselnya bergetar ada pesan yang masuk “Profesor Kim. Seperti
bukumu,"Di bawah Pohon Wisteria."” Woo Chul terlihat tersenyum membaca pesanya.
Yi Jin sudah duduk ditaman dengan membaca buku, Woo Chul
datang berpura-pura menelp mengatakan mereka tidak
bisa melakukannya di kampus. Yi Jin yang
berpura-pura membaca membalasnya tidak punya waktu malam ini. Woo Chul
pikir mereka bisa bertemu besok.
“Mengapa kemarin kau bicara kasar pada Produser Cha?” tanya Yi Jin
“Dia memang sulit untuk diajak
berbicara dan hanya
anggota fakultas yang tidak
tahu apa-apa.” Komentar Woo Chul merendahkan
“Oh astaga! Itu tidak benar. Kami yang mengundang Profesor Cha
untuk datang ke sini dan Betapa
sulitnya untuk menghadirkan dia. Bahkan Dia
tidak ingin menjadi dosen
tetap dan Kami hampir saja gagal
mengajaknya untuk
menjadi dosen di sini. Itulah
sebabnya kami memberinya sebuah
kantor khusus.” Jelas Yi Jin
Woo Chul tak percaya Hyun Suk menolak menjadi dosen
tetap, Yi Jin menceritakan Hyun Suk ingin menjadi seorang
produser selamanya, lalu memujinya sebagai pria
yang tampan dan memiliki banyak pengemar. Woo Chul melihat Hyun Suk pria yang
keras kepala, Yi Jin rasa itu bagian dari pesonanya.
“Apa kau menilai dia baik,padahal
dia tidak punya sopan santun sama sekali.” Keluh Woo
Chul akhirnya membalikan badanya menatap Yi Jin
“Oh? Dia tidak seperti itu. Dia orangnya apa adanya, dan sedikit
kaku. Cha Hyun
Suk orangnya sangat baik.” kata Yi Jin membela, Woo Chul mengejek Yi Jin yang
melihat Woo Chul juga menawan.
Yi Jin melihat sikap Woo Chul seperti cemburu, Woo Chul
menyangkalnya, menurutnya Sikap Cemburu adalah perasaan
yang sangat dangkal dan muncul
ketika tidak bisa mempercayai seseorang. Yi Jn membalasnya, kalau itu sebatas naluri yang muncul ketika
kita takut kehilangan seseorang.
“Tapi... mengapa kita harus
bertemu orang seperti sekarang?” kata Woo Chul tersadar, Yi Jin tak tahu lalu keduanya
pura-pura saling balik badan, Woo Chul pun langsung pura-pura kembali menelp
dan Yi Jin kembali membaca buku.
No Ra menuruni tangga dan mengingat kejadian sebelumnya
lalu memanggil Hyun Suk, bertanya apakah temanya itu sudah mengetahui suaminya.
Hyun Suk terlihat gugup mengakui kemarin bertemu dengan suaminya.
“Pertanyaan, Apakah aku kuliah tanpa
sepengetahuan suamiku? Berarti
kau tahu suamiku..” kata No Ra menyimpulkan.
“Bagaimana jika memang aku tahu?” komentar Hyun Suk santai, No Ra heran Hyun Suk bisa
tahu suaminya.
“Nama suamimu Kim Woo Chul, Kau mau bilang apa lagi? Aku ingin tahu mengapa kau kuliah? Kenapa baru sekarang? Dan kenapa menggambil jurusan
sastra?” tanya Hyun Suk penasaran
“Baiklah. Jika kau memberitahu aku,
bagaimana kau tahu suamiku, aku
akan menjawab pertanyaanmu.” Kata No Ra
Hyun Suk meminta supaya No Ra menjawab pertanyaannya
lebih dulu, No Ra tak percaya yang didepanya itu Hyun Suk dan Hyun Suk juga
mempertanyakan hal yang sama apakah wanita yang di kenal itu No Ra. Akhirnya No
Ra menyerah untuk tak berdebat lagi.
“Alasanku kuliah adalah...Sekarang
anakku sudah dewasa. Jadi aku
ingin pendidikanku sama
dengan pendidikan suamiku.” Jelas No Ra, Hyun Suk
pikir tak hanya itu saja.
“Ya, aku akan memberikan suatu
kejutan padanya
di bulan Juni nanti. Dan Aku tidak
ingin suamiku tahu, sampai
waktunya tiba” cerita No Ra, Hyun Suk tertawa karena
penjelasanya sangat detai, No Ra pun meminta Hyun Suk menjawab pertanyaanya.
“Aku tahu dia dari Yang Dong Chul, yang satu kelas dengan kita. Dia bilang jika suamimu adalah
seorang professor yang
bekerja di Universitas Yongjoo. Dan Seseorang datang ke Universitas Woocheon .Ah... Kau benar.hanya buang-buang waktu saja... Pergilah.” Kata Hyun Suk pergi begitu saja, No Ra heran melihat
Hyun Suk yang sangat aneh.
Hyun Suk kembali ke dalam kantornya, Song Ye memberitahu
kalau No Ra yang tadinya sudah mengundurkan diri akhirnya kembali ke dalam
kelas. Hyun Suk berpura-pura sangat menyayangkan hal itu
terjadi.
“Kau membuat orang tidak suka
padamu. Aku benar-benar ingin tahu mengapa
dia kembali mendaftar” Komentar Song Ye, Hyun Suk
mengatakan memang itu yang bikin penasaran
“Aku siap mengambil resiko. Apakah Ha No Ra .... si wanita jalang itu? Dua tahun yang lalu kau pernah
bilang sesuatu, hanya
satu kali setelah kita selesai minum.
“Itu buruk sekali, memalukan, jalang menjengkelkan...” Siapa cinta pertamamu.” Kata Song Ye yang membuat Hyun Suk mengangkat wajahnya merasa tak percaya ia bisa seperti itu
“Itu buruk sekali, memalukan, jalang menjengkelkan...” Siapa cinta pertamamu.” Kata Song Ye yang membuat Hyun Suk mengangkat wajahnya merasa tak percaya ia bisa seperti itu
“Mungkin aku salah dengar dan minum terlalu banyak.” Pikir Song Ye. Hyun Suk setuju menurutnya keadaan
seperti itu sangat bodoh.
No Ra membaca surat penjanjian yang diketik komputer
diatas meja.
“Aku, Ha No Ra,mengenai pengakuan
Min Soo, aku membuat surat perjanjian perceraian resmi,selama tiga bulan
terhitung dari tanggal 2 Maret. Jika
aku tidak menepati janji ini.Aku
akan kehilangan toko nomor 218 di
Yeonam-dong, seperti yang tercantum dalam butir no 2.”
Woo Chul yang ada didekatnya mengatakan mungkin telah
terjadi kesalahan dan bertindak
seperti bukan masalah besar. Tapi melakukan
kesalahan yang sama dua kali adalah
suatu kebiasaan buruk dan bisa
menjadi hal yang sangat menakutkan. No Ra
langsung memberikan cap jariya, agar suaminya tak banyak bicara lagi.
“Jangan menyesal ini hanya enam bulan.” Kata No Ra dingin lalu keluar dari ruangan
“ Kita melakukan ini agar tidak akan ada penyesalan di
antara kita.” Teriak Woo Chul
Pagi Hari
No Ra sudah menyiapkan sarapan, Min Soo baru keluar kamar
pamit pergi akan pergi ke perpustakaan. No Ra binggung karena hari sabtu dan anaknya sudah
sibuk kuliah, les bahkan tugas kelompok menurutnya anaknya harus istirahat. Min
Woo pikir akan bisa mengaturnya sendiri.
“Aku mau mengunjungi nenek, Jadi Sekarng disini akan sepi, kau bisa tidur sepanjang hari. Atau Sebelum pergi, sebaiknya kau
makan dulu.” Kata No Ra,
“Jika aku kekenyangan, itu bikin aku malas sepanjang
hari. Pergi dan
belajarlah. Nanti aku
mau mampir ke perpustakaan.” Ucap Woo Chul keluar
dari kamar kerjanya.
Mi Soo kaget ayahnya ingin pergi kekampusnya, Wooo Chul
mengatakan akan membicarakan beberapa hal dengan anaknya. Min Soo pun
mengangguk lalu keluar rumah, sementara No Ra sedih menatap masakannya yang tak
disentuh.
Hye Mi bahagia melihat pamplet tentang perjalanan kereta
dan sudah membawa keranjang berisi makana, Min Soo menelpnya memberitahu kalau
belum berangkat, Hye Mi memberitahu bisa akan datang tiga menit lagi. Akhirnya
keduanya harus duduk di bangku perpus saling berhadapan dan berbicara dengan
salin mengirim pesan.
“ Kapan ayahmu akan datang, kau tidak
tahu?” tulis Hye Mi kesal
“Tidak, aku diminta untuk belajar dan menunggu.” Balas Min Soo
“Tanyakan sama ayahmu ketika ia
pulang.” Tulis Hye Min, Min Soo pun tidak bisa melakukan itu.
Hye Mi akhirnya berdir bertanya dengan suara berbisik
berapa lama mereka harus menunggu. Min Soo panik menyuruh Hye Mi duduk dan akan
segera menghubunginya, Hye Mi tak sengaja menyenggol kaki Min Soo lalu
menjepitnya dan megucapkan kata maaf. Min Soo pun tersenyum, tiba-tiba Hye Mi
langsung melepaskannya karena Woo Chul sudah datang.
Min Soo tak enak hati melihat Hye Mi yang duduk sendirian
dengan memakan bekal sementara ia dan ayahnya makan bersama. Woo Chul heran
melihat Min Soo yang belum memakan makanya, lalu menyuruh tak perluh khawatir
karena mengerti anaknya itu sudah dewasa jadi ia tak akan lagi mengekangnya.
Min Soo mengangguk mengerti
“Kita beda generesi dan Generasi kami sangat sulit,
generasi untuk hidupmu sendiri. Sebagai
orang tua, kami bertanggung jawab, membayar
uang kuliah dan memberikan tunjangan.” Jelas
Woo Chul Min Soo pun mengucapkan
terimkasih
“Jangan lupa bahwa bahkan orang
tua dan anak
tidak bisa dipisahkan” ucap Woo Chul sambil
memberikan uang pada anaknya, Min Soo pun mengucapkan terimakasih
Tapi dibawah uang itu ada kartu nama bertuliskan [Kim
Woo Chul - Universitas Woocheon ] Min Soo
benar-benar kaget, Woo Chul memberitahu keputusanya setelah anaknya masuk
kampus dan sedikit ada masalah dengan ibunya jadi baru memberitahunya sekarang.
“Apa, kau sudah benar-benar di kampus ini?”kata
Min Soo
“Aku berbeda dengan ibumu, Aku seorang profesor. Jangan kau pikir aku akan sangat
berguna ketika
kau mencari pekerjaan?” bisik Woo Chul yang
terdengar meremehkan istrinya sendiri. Min Soo pun mengerti, lalu matanya
melihat Hye Min yang makan nasi bentuk hati denga membelah menjadi dua.
Hye Mi mengeluh kampus yang tidak bisa bertindak seperti
kampus lainya dan Min Soo bisa setuju ikut wamil padahal mereka baru pacar,
sambi mengumpat pacarnya itu bodoh.
“Apakah kau pikir aku akan
melakukannya,jika aku tahu akan bertemu denganmu!”
teriak Min Soo kesal, Hye Mi terdiam akhirnya Min So memegang pipi pacarnya.
“Kau... Aku tidak tahu akan
bertemu saat ini..” ucap Min Soo terdengar
tenang. Hye Mi bertanya apa yang akan mereka lakukan sekarang.
“Kita harus berpacaran secara
sembunyi-sembunyi..Jika tidak, apakah
kau mau mengunjungiku di baskem?” kata Min
Soo sambil memegang tangan Hye Mi tapi Hye Mi menolak dengan wajah cemberut.
“Tidak! Aku tidak mau. Kita akan menghabiskan akhir pekan
bersama-sama, dan makan
bersama. Kenyataanya
kita tidak bisa jalan bersama-sama saat di kampus, tidak akan banyak yang berubah.” Jelas Min Soo
Hye Mi mengeluh keluarga Min Soo berada dikampus sekarang. Min Soo tahu bahkan hampir
saja gagal menghentikan
ibunya untuk datang.
Sementara No Ra datang menemui panti jompo terlihat
nenek-nenek yang terlihat sangat senang melihat makana yang dibawanya. Salah
satu nenek bertanya kenapa No Ra sekarang jarang datang, No Ra mengaku sedang
sibuk sekali.
“Mengapa kau membawa banyak
sekali, jika kau
sibuk?” komentar nenek satunya.
“Aku tidak akan bisa datang lagi.” Kata No Ra
“Kau tidak bisa datang lagi? Apakah kau mau pergi ke suatu
tempat?” tanya Nenek Heran
“Aku akan pergi jauh. Suamiku akan ke Jerman, bekerja sebagai profesor di sana.” Cerita No Ra berbohong, lalu menyuruh nenek itu makan
masakan yang sebagain tidak dimakan oleh keluarganya sendiri.
Dalam siaran radio, terlihat penyiar yang panik karena
lagu sudah mulai habis, beberapa saat kemudian, Hyun Suk datang dan langsung
memakan earphonenya. Penyiar pun memperkenalkan namanya Lee Ki Chan dan
memberitahu akan kedatang tamu khusus yaitu Hyun Suk. No Ra yang membantu
menjemur baju nenek mendengar radio dengan tamu khusus yaitu teman kuliahnya
dulu.
“Jangan lupa sama proyekmu. Kau sedang mengerjakan proyek
itu,"You and Now." Apakah itu bukan proyekmu? Ini
suatu drama tentang kerugian yang nyata dialami dengan partisipasi penonton. Aku telah bertanya-tanya
bagaimana prosesnya. Bagaimana
prosesnya? ” tanya Ki Chan
“Sejauh ini, kami telah menerima
sekitar 3.500 tanggapan
dari penonton.Aku kira itu berhasil, kan? Orang mencari penyembuhan dengan mengirimkan cerita mereka.” Jelas Hyun Suk
“Apakah banyak orang yang merasa
kehilangan?” tanya Ki Chan
“Apa yang terlintas di pikiranmu ketika kau mendengar kata
"kehilangan"? Proyekku, sekitar 70 persen dari itu, Terdiri dari kematian keluarga,teman,
orang yang dicintai.” Ucap Hyun Suk
Ki Chan setuju karena Kematian
adalah perpisahan abadi dan sebuah Kerugian
yang sangat besar. Hyun Suk tak melihat
kematian seperti kerugian menurutnya yang dikutip dari Mozart bahwa.Kematian
adalah kunci yang akan membuka pintu kebahagiaan
sejati kita.
No Ra masih sibuk menjemur sambil mendengarkan radio, Ki
Chan bertanya alasan Hyun Suk setuju dengan kutipan kata-kata Mozart. Hyun Suk
pikir Karena pada akhirnya, semua manusia akan mati. No Ra yang mendengar ucapan itu teringat denga ucapan
suaminya.
“Yang terpenting...Bagaimana kau
akan mati?” ucap Hyun Suk. Ki chan bertanya kata
dari “bagaimana”, No Ra mengejek ucapan Hyun Suk
“Kau tidak bisa memutuskan,
bagaimana kau akan mati.Aku hanya tinggal untuk segera mati. Hidupku tergambar seperti yang
aku inginkan,karena suatu hari aku pasti mati.”
Jelas Hyun Suk santai
Ki Chan pun menyuruh mereka berhenti membahasnya karena tentang
hal-hal yang mengerikan. Hyun Suk menjelaskan Tidak
ada satu pun orang di dunia ini yang
bisa menghindari kematian. No Ra mendengarkan
semua ucapan Hyun Suk penuh pengkhayatan.
“Jika seseorang bisa menerima
kenyataan...Bagaimana aku harus hidup sekarang, itu semua datang secara alami. Agar mati dengan baik,seseorang
harus hidup dengan baik.Ini yang disebut Mati.”
Jelas Hyun Suk
“Oh, Yah Mati! Aku tahu itu. Setiap bulan Mei aku berada di
London dan seminggu
sekali mereka berbicara tentang kematian.Mereka punya perayaan untuk itu,dan
itu membuatku kaget.” Cerita Ki San, No Ra sudah
duduk sambil mendengarkan siaran Hyun Suk
“Mati bisa menjadi sumber energy menuju hidup abadi.Itulah mengapa
Mozart mengatakan...Kematian adalah kunci yang membuka pintu menuju kebahagiaan sejati
kita"ucap Hyun Suk
Setelah itu membaca pertanyan dari producer radio “Apakah
Hyun Suk telah
menulis biografi, daftar wasiat atau nama di batu nisan”. Hyun Suk pikir cara seperti itu yang digunakan
oleh kebanyakan orang tentang
kematian.
“Menulis surat wasiat adalah
melihat kembali kehidupanmu. Ini sama seperti biografi juga dan Aku memiliki beberapa biografi. Daftar wasiatku dimulai saat ada
di Rusia, sebagai
mahasiswa dan Aku terus
mengerjakannya.” Kata Hyun Suk setelah itu
menyudahi siarannya.
Di dalam bis No Ra mengikuti ucapan Hyun Suk untuk
menuliskan biografinya sendiri sebelum dirinya meninggalkan dunia ini.
“Namaku Ha No Ra. aku lahir di
Choongbuk Okcheon Di tahun 1978,Ayahku meninggal karena mengidap kanker
pankreas, ketika
aku masih berusia dua tahun. Ketika
aku berumur empat tahun, ibuku
menikah lagi dan meninggalkanku, jadi Nenekku
yang membesarkanku. Lalu,
hadirlah Min Soo. Jadi,
setelah aku menikah, aku
merawat Min Soo. Merawat dia dan merawat dia. Dan sekarang aku akan mati Dalam
enam bulan” tapi No Ra malah merobek kertasnya, menatap sedih keluar
bus
Flash Back
[Tahun
1992] Sang Nenek tak sengaja melihat dari celah pintu saat No
Ra berlatih mengikuti tarian dari TV
[Tahun
1994] No Ra dan nenek Foto bersama didepan sekolah, saat
lulus sekolah bercerita menari adalah impiannya jadi ia masuk sekolah seni
diSeoul
[Tahun 1995] No Ra yang sedang tampil di panggung, ditonton oleh Woo
Chul saat itulah mereka bertemu lalu kejadian dipantai terjadi lalu terjadilah
Woo Chul No Ra duduk dibandara dengan perut yang sudah membesar memutuska
mengikuti Woo Chul ke jerman karena akan berkuliah disana.
[Tahun
1996] No Ra melahirkan sendirian di ruang bersalin,
[Tahun
1997] Ia merawat Min Soo sendirian yang terkena demam, lalu
menelp Woo Chul kapan pulang karena mereka harus membawa anak mereka kerumah
sakit.
[Tahun 1998] Sambil mengendong Min Soo, No Ra menjemur pakaian
dirumah sendirian bahkan anaknya itu tetap rewel
Setelah Min Soo balita, No Ra kembali ke korea terlihat
sempat terdiam sejenak. Woo Chul yang melihatnya menyuruh sang istri untuk
cepat berjalan.
No Ra berdiri ditengah-tengah keramaian tapi seperti
hatinya kosong dan meras sendirian, tangisannya sempat terlihat.
“Yoon Young....Kehidupanku seperti itu sampai
sekarang...365 hari dalam setahun, dikalikan 24 jam dalam sehari, dikalikan 38
tahun. Itu lebih
dari 333.000 jam. Dan Aku hanya
memiliki 4.320 jam. Mengapa
ini sangatlah tidak adil? sangat
marah. Kenapa
aku tidak tahu sebelumnya?” keluh No Ra tak terima
menelp temanya, Yoon Young panik mendengarnya bertanya dimana temannya
sekarang.
“Orang bisa mati secara tiba-tiba,banyak
yang belum aku selesaikan. Aku
ingin mencoba semuanya.” Kata No Ra
No Ra melihat didekatnya ada salon lalu beberapa toko
penjual pakaian dan sepatu, beberapa saat kemudian jejeran tas belanja terlihat
dilantai, Rambutnya sudah rapih terurai.
Ia duduk didepan warnet melihat pemberitahuan pesta untuk
anak bru pada 9 maret 2015 jam 7 malam. Setelah itu lembaran kertas sudah di
print dan semua rencana kuliah sudah dibuat. Sampai dirumah, semua barang
disembunyikan dilemari dapur.
No Ra memegang pintu kamar anaknya, berjanji akan
memberikan waktu 3 bulan Untuk bersenang-senang di
kampusnya yang anaknya inginkan, karena anaknya masih umur 20 tahu dan masih muda jadi
harus menikmati masa mudanya. Di meja makan, Ia membuat daftar keinginan Min
Soo dan akan melakukan semuanya yang dinginkan sebelum mati.
bersambung ke part 2
Ceritanya real n aku sedih bgt ngebayangin berada di posisi No Ra 😞
BalasHapus