Dong il
memberikan hormat pada Young Jin yang menatapnya penuh dendam. Young Jin
langsung menyuruh adiknya untuk mengikutinya sekarang. Nam Jin binggung kenapa
kakaknya seperti itu, Young Jin langsung menarik Nam Jin untuk pergi. Dong il
melihat kepergian mereka seperti ada rasa penyesalan.
Di dalam
mobil, Nam Jin heran kakaknya bisa menemukanya. Young Jin berteriak bukan kali
ini saja Nam Jin yang gagal dan memarahinya karena tak mengangkat telpnya. Nam
Jin merasa sang kakak sudah menguyurkan api, lalu meminta sang kakak
menghentikan mobilnya.
Nam Ji
pun turun dari mobil dan pergi begitu saja,Young Jin hanya berteriak
memanggilnya dan Nam Jin meninggalkan sang kakak.
Berkat
informasi dari Dal Hwan akhirnya Young Jin bertemu dengan Dong il. Young Jin
bertanya apa yang sudah dikatakan Dong Il pada adiknya, karena sang adik tak
tahu bahwa Dong il itu yang membunuh ayah mereka, jadi ia hanya bilang ayahnya
meninggal saat menangkap pencuri.
“Seperti
yang aku kira, jadi aku tidak mengatakan apapun padanya, tapi Dia tetap
bertanya siapa aku. Jadi, aku bilang padanya kalau aku temannya dari kampung
halaman.” cerita Dong Il
“Apa!
Teman? Setelah membunuh ayah kami, didepannya kau menyebut dirimu teman?”
sindir Young Jin
“Maafkan
aku. Tapi, aku rasa harus mengunjunginya untuk terakhir kalinya.” ucap Dong il
Young Jin
menyuruh Dong il untuk tak pernah muncul di makam ayahnya lagi dan mengharapkan
ampunan karena apabila Dong il menampakan diri didepan keluarganya maka mungkin
saja ia bisa hilang kendali dan akan membunuhnya, setelah itu pergi
meninggalkanya.
Dong
berdiri lalu mengatakan akan menghubunginya lagi, karena pasti nanti Young Jin
akan menghubunginya. Young Jin melirik sinis pada Dong il.
Hari
libur untuk tim 1 setelah menangkap penjahat, Do Young bermain Go-stop tapi
karena temannya yang harus berkerja terpaksa berhenti. Sementara Jin Woo
membersihkan kamarnya yang sangat berantakan, membuang semua botol soju dan
merapihkan pakainya. Ia juga memasukan semua kenangan dengan mantan pacarnya kedalam
kardus, seperti ingin mulai melupakanya.
Sementara
dirumah Do Young, temannya yang sudah siap-siap berkerja mengancam akan
menangkap Do Young atas kasus pencurian karena terus menyimpan barang milik
orang lain.
“Berhenti
bicara, akui saja kepadanya dan kembalikan itu. Bukankah kau bilang pacarnya
yang sudah meninggal memberikan itu padanya?” saran temanya
“Ahh... Aku
bisa gila... Aku pikirmungkin akan dipukul ketika mengembalikan ini...” kata Do
Young ketakutan
“Jika kau
melakukan sesuatu seperti seharusnya, kau mungkin tidak dipukul.” komentar
temanya lalu pamit pergi.
Do Young
akhirnya memberanikan diri mengirimkan pesan pada Jin Woo, “Kau sedang apa? Aku punya sesuatu yang akan kuberikan padamu.” sambil
melihat gantunga kunci ditanganya. tapi Jin Woo hanya melihatnya tanpa
membacanya. Do Young kembali menuliskan pesan “Bacalah pesanmu.”
Jin Woo
yang istirahat sejenak saat mendaki melihat pesan yang masuk lalu mematikan
ponselnya. Do Young yang menunggu balasan Jin Woo heran karena seorang detektif
tak membaca pesannya, lalu kembali mengiriman pesan ”Apa kau mengabaikan pesanku?”
Sementara
Jin Woo sudah sampai ditempat pendirian tenda bertemu dengan seorang wanita. Si
wanita yang melihat Jin Woo sudah terlihat sehat, mengetahui sudah berhenti minum.
“kau
harus melupakan masa lalumu, Hye Ri akan senang melihatmu seperti ini.” komenta
si wanita seperti kakak dari mantan pacar Jin Woo yang dulu
“ini
adalah milik Hye Ri. Aku akan membuangnya jauh-jauh, tapi terlalu baru untuk
dibuang.” kata Jin Woo memberikan beberapa sarung tangan diatas meja.
“Aku akan
akan menyimpannya. Kau harus menemui seseorang yang baru untuk hidupmu, Jin
Woo. Itulah bagaimana cara kau bisa melupakannya” kata si wanita, Jin Woo hanya
bisa tersenyum mendengarnya.
Do Young
yang menunggu balasan akhirnya mengunakan cara lain, dengan mengirimkan foto
gantungan kunci. Jin Woo yang baru selesai mandi menyalakan ponselnya, betapa
kagetnya membaca pesan Do Young yang mengirimkan foto gantungan kunci milik Hye
Ri yang selama ini dicarinya.
Akhirnya
Jin Woo berusaha menelp, tapi Do Young yang terlihat kesal memilih untuk mengabaikan,
memilih sibuk browsing sambil makan dan
minum bir. Jin Woo berusaha dengan mengirim pesan agar Do Young mengangkat
telpnya, tapi Do Young memilih untuk mengabaikanya.
Jin Woo
pergi ke rumah Do Young sambil mengedor-gedor pintu agar dibuka, karena tahu
rekan kerjanya itu ada didalam, tapi tak ada sahutan. Do Young yang baru pulang
membeli bir kaget melihat Jin Woo yang sudah ada didepan rumahnya.
Saat Jin
Woo akan meninggalkan rumah, Do Young panik dan mencari tempat persembunyian di
tangga darurat sambil mendengar apakah Jin Woo sudah pergi dari bunyi lift. Jin
Woo yang menunggu lift mengirimkan pesan, “Aku
ada didepan rumahmu dan akan tetap menunggu, jadi telpon aku.”
Do Young
makin panik karena ponselnya berbunyi, Tiba-tiba Jin Woo sudah membuka pintu
darurat sambil menghela nafas bertanya apa yang dilakukan Do Young disana. Do
Young tersenyum berpura-pura baru tahu Jin Woo itu datang kerumahnya.
Di cafe.
Do Young
dengan wajah ketakutan mengembalikan gantungan kunci, Jin Woo mengambilnya
dengan kasar sambil memberitahu kalau benda itu sangat berarti baginya. Do
Young menjelaskan kalau ia akan mengembalikannya tapi waktunya tidak pernah
tepat
“Kau
harus bersyukur kau terlahir sebagai seorang wanita. Jika tidak...”kata Jin Woo
mengancam
“kenapa
kau tidak membaca pesanmu? Aku pikir seorang detektif harus selalu memegang
handphonenya. Aku yakin kau melihat pesanku. Aku tidak dapat istirahat dihari
liburku dan sangat gelisah dengan pesannya yang aku kirim” teriak Do Young
kesal
“Apa kau
pikir kau berhak marah sekarang?” balas Jin Woo mengomel sambil berdiri
Do Young
pikir kalau saja ia tak mengangkat telp maka Jin Woo akan membuang waktunya
jadi seharusnya rekan kerjanya itu berterimakasih padanya. Jin Woo pun
mengucapkan terimakasih dengan nada sinis, Do Young makin kesal karena Jin Woo mengucapakn terimakasih dengan
kasar.
Jin Woo
tiba-tiba mendekatkan wajahnya, Do Young gugup karena jarak mereka sangat
dekat. Jin Woo menatapnya, lalu berkata Do Youg itu tahu seharusnya tidak hidup
seperti ini lalu meninggalkan cafe. Do Young hanya bisa mengumpat kesal melihat
sikap Jin Woo yang kasar padanya.
Di depan
cafe, Jin Woo melihat pesan yang dikirimkan Do Young lalu tersenyum. Do Young
yang ada didalam cafe terlihat kesal memakan dengan suapan besar es green tea,
tapi yang terjadi malah membuat kepalanya sakit karena terlalu dingin. Jin Woo
malah tersenyum melihat Do Young yang meluapkan kemarahanya dengan makan es green
tea.
Setelah
berlibur tim 1 mulai kembali berkerja, Jae Duk melihat kasus selanjutanya
adalah Pencurian kendaraan dan kelompok pengekspor karena telah menghubungkanya
saat mencari mobil yang tidak terdaftar. Jin Woo juga berkomentar itu tidak
buruk.
“Ayo kita
periksa sekarang, untuk melihat apa ini sebuah kasus atau bukan.” kata Young
Jin
“Kita
sudah melihatnya sekarang. ini tentu saja kasus bagus.” komentar Jae Duk
“Tentu
saja, kita sudah melihatnya sekarang. Apa yang akan kau lakukan jika kita mulai
menggali dan hanya omong kosong?” ungkap Young Jin
Jae Duk
mengejek saat itu Young Jin seperti omong kosong tentang kasus anak hilang. Young
Jin berteriak menyuruh Jae Duk segera bergerak sekarang atau tidak.
Sek Yoon
bertanya apakah mereka itu harus membawa investor dari Shanghai karena pihak mereka
memaksa pengurangan dari harga emas. Tae Yoo menyuruh untuk memberikan yang
diingikannya.
“tapi ini
300kg emas, Akan sangat sulit mendapatkan jumlah yang sesuai dengan
kesepakatan.” jelas Sek Yoon
“China
menemukannya ketika barang ini di pesan dari Korea untuk membuat perubahan, Untuk
sekarang, berikan semua yang mereka inginkan. Pembangunan harus dimulai. Dan
mereka dalam posisi yang tidak bisa mundur. Lalu, kita akan menuntun mereka
kemanapun. Cari cara untuk mengeluarkannya, cepat dan diam-diam.” ucap Tae Yoo
dengan rencananya.
Ia pun
mengingat dengan Madam Park, lalu meminta Sek Yoon supaya bisa bertemu
denganya, jadi ia harus pergi Samcheong-dong dan membaca Madam Park padanya. Sek Yoon pun
mengerti dengan perintah ketuanya.
Do Young
menjelaskan tentang kasus pencurian mobil, dengan bagan yang sudah diatur berdasarkan
daerah hukum kekuasaannya dari pencurian mobil dan akhirnya investigasi itu menunjukkan
bahwa SUV merupakan target utamanya.
“Hal yang
menarik disini adalah bahwa mobil yang dicuri semuanya beroda empat dan Ada banyak permintaan kendaraan beroda empat
di Rusia. Aku menyimpulkan bahwa mobil-mobil ini di ekspor oleh Rusia.” jelas
Do Young
“Letnan
Jo Jae Duk? Kenapa kau tidak membuat daftar kelompok mantan narapidana dan
mendapatkan beberapa informasi? Dan Jin Woo dan Do Young, cari yang berhubungan
dengan ini dan para penjualnya.” perintah Young Jin
Jin Woo
bertanya apakah mereka akan menangkap dan membawanya, Young Jin mengelengkan
kepala, supaya tetap membiarkan tetap tenang dan mencarinya secara diam-diam.
Tae Yoo
menyambut Madam Park dalam kantornya dengan memanggil nama Park Mi Young. Madam
Park mengeluh Tae Yoo masih saja memanggil nama lamanya, Tae Yoo malah
mengodanya kalau Madam Park masih terlihat imut dan memiliki pesona, lalu duduk
di kursi
“Bisakah
kau diam-diam mengumpulkan emas? Kau tak perlu khawatir tentang uang.” pinta
Tae Yoo to the point
“IMF
lagi? Kenapa kau membutuhkan emas?” tanya Madam Park
“Kau tau,
China sangat menyukai emas.” jelas Tae Yoo singkat
“Kau
pasti kekurangan investor untuk kota masa depanmu.” komentar Madam Park
Tae Yoo
langsung bertanya berapa banyak emas yang bisa dikumpulkan, Madam Park malah
menanggih bayaran sebuah kalung apabila bisa mengumpulkanya. Tae Yoo memegang
pundak Madam Park, sambil berbisik “Jika
kau tidak melakukannya, lehermu mungkin akan putus.”
Madam
Park kesal dengan Tae Yoo yang membisikan ancamcan itu dengan nada mengoda,
tapi setelah itu balik mengoda kalau Tae Yoo masih sangat keren. Tae Yoo pun
memberikan senyuman lebarnya.
Dong il
datang ke tempat persembunyianya, Myung Hoo yang masih terikat, langsung
meminta supaya Dong il membunuhnya saja. Dong il menatapnya, mengetahui Myung
Ho itu sudah mengambil uang untuk pembayaran rumah sakit anaknya, karena
sebelum mendapatkan surat pernyataan kematian ternyata anaknya itu masih hidup.
“Meskipun
dengan uang, anakmu akan tetap mati. Presdir Kang berbohong padamu untuk
memanipulasi dirimu!” kata Myung Ho membela diri, Dong il langsung menamparnya.
“Presdir
Kang bisa melakukan itu. Tapi kau... Kau tidak seharusnya seperti itu padaku!”
teriak Dong il kembali menamparnya.
“Hyungnim....
Seharusnya ini menjadi trik, Itu akan menjadi membunuhmu”ucap salah satu anak
buah Dong il memberikan senapan
Dong il
pun berkata akan mempersiapkanya lalu bertanya bagaimana dengan rokok yang ia
pesan, pria itu pun memberikan sebungkus plastik. Setelah memeriksa barang yang
meminta supaya pria itu pergi selama yang ia bisa. Pria itu merasa dirinya akan
mati di penjara, karena sudah membantunya.
“Sebagai
pembantu, kejahatanmu akan semakin besar. Kau tidak akan bisa keluar jika kau
tidak dipenjara.” jelas Dong il
“Ayo
pergi bersama-sama dan hidup dengan baik.” ajak pria itu, Dong il hanya menepuk
pundak juniornya.
Dal Hwan
dengan sengaja menempelkan GPS didalam mobil, dengan bangga memberitahu pada
Dong il mobil sekarang itu sistemnya sudah otomatis, lalu bertanya apakah Dong
il sudah punya SIM. Dong Il mengangguk, Dal Hwan sempat mengangguk tapi setelah
itu kaget karena Dong il baru saja keluar dari penjara.
“Aku
tidak bisa memperbaruinya ketika dipenjara, jadi aku tidak memilikinya
sekarang.” jelas Dong il santai
“Lalu kau
sering mengemudi tanpa surat izin?” kata Dal Hwan panik
“Orang
lain yang mengemudi.” jelas Dong il
“Kenapa
kau tidak menelpon orang itu sekarang?” saran Dal Hwan ketakutan.
Dong il
menyuruh Dal Hwan tak khawatir karena ia tak akan menangkapnya dengan
memberikan selipan uang. Dal Hwan pun membiarkan walaupun sempat menjerit
melihat cara mengemudi Dong il, lalu melihat ponselnya peta dari GPSnya sudah bergerak mengikuti
kemana perginya mobil Dong il.
Dong il
menyerahkan kunci pada anak buahnya, lalu memberitahu Myung Hoo kalau ia akan
mati hari ini. Setelah itu meminta ada anakn buahnya supaya memberikan Myung
Hoo apa saja yang dimintanya karena hari ini adalah hari terakhirnya di dunia.
“Hyungnim!
Mengapa kau melakukan hal seperti ini?” tanya Myung Hoo khawatir
“Aku
sudah hidup 20 tahun dengan rasa ini dalam hatiku dan bertahan dalam hidup
dalam air mata seperti pria tak berdosa. Jika kau tau apa yang sudah aku lalui
untuk hari in, maka tidak akan cukup untukku menghancurkanmu menjadi
keping-keping.” jelas Dong il
Pria itu
pun meminta agar Dong il segera menghubunginya apabila ada suatu kesalahan.
Dong il rasa tak ada hal seperti itu yang akan terjadi, jadi memintanya supaya
jangan terlambat datang lalu keluar dari ruangan.
Setelah
itu ia pergi ke pantry, dengan sengaja menganti minuman didalam kulkas dengan
minuman miliknya. Pegawai receptionist masuk ke dalam membuka plastik dan
menaruhnya dalam mangkuk. Tae Yoo pun tanpa rasa curiga meminum habis
Anak buah
Tae Yoo datang ke kantor berpura-pura mengirimkan bunga untuk receptionis,
pihak lobby pun meminta supaya Receptionist itu turun kebawah untuk
mengambilnya.
Dong il
yang saat itu sedang mengelap guci didepan lift bisa memastikan receptionist
sudah tak ada disana. Ia pun masuk ke dalam dan melihat Tae Yoo yang sudah
tertidur pulas.
Dengan
trolly pembersih, Dong il sampai dipakiran dan mobil anak buahnya sudah sampai,
ketika membuka ember besar Tae Yoo sudah ada didalam dan masih tertidur.
CCTV
merekam kejadian itu, tapi petugas yang sedang mengantuk tak melihat saat Dong
il memasukan kedalam mobil, hanya melihat mobil yang meningglkan parkiran
dengan ember yang tergeletak begitu saja. Mobil Dong il pun melanju membawa Tae
Yoo dari kantornya.
bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar