PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 19 September 2015

Sinopsis She Was Pretty Episode 2 Part 2

Sung Joon yang sedang kelelahan menatap jendela yang basah karena hujan turun.
Flash Back
Hye Jin mengantar Sung Joon sampai ke depan rumah, ketika Sung Joon mengucapkan terimakasih berteriak melihat rambut Hye Jin berubah menjadi keriting. Hye Jin memegang rambutnya ikut berteriak karena rambutnya keriting keluar karena basah. Beberapa saat kemudian, Hye Jin sudah keluar dari barbershop.
“ Aku tidak mirip ayahku, kecuali soal rambut keriting ini. Aku selalu datang ke tempat ini sebulan sekali agar membuat rambutku lurus, tapi mereka mengatakan krim lurus impor yang bisa aku gunakan terlambat datang jadi aku hanya kering rambutku hari ini dan sekarang setelah hujan, rambutku meledak seperti sebuah bom” kata Hye Jin nyerocos dan tersadar Sung Joon tak mengikutinya.

Sung Joon terlihat tak percaya diri dengan rambut barunya, Hye Jin tersenyum mendatanginya sambil memuji rambutnya itu terlihat bagus. Setelah itu mengungkapkan hal yang paling dibenci adalah saat hujan dan meminta Sung Joon untuk menyimpan rahasia tentang rambutnya itu. Sung Joon mengangguk.
Sung Joon yang mengingat kenanganya dengan Hye jin tertawa karena temannya itu punya rahasia yang tidak diketahui orang-orang, lalu menatap jendelanya yang basah karena hujan.

Hye Jin berbaring dikolong meja, Ha Ra berteriak melihat temannya yang masih saja berlebihan. Hye Jin merasa harus mengikuti perkataan Kepala Boo untuk menuliskan mengundurkan diri saja. Ha Ri menarik temannya agar keluar dari kolong meja
“Kenapa mau keluar padahal kau baru masuk ?” keluh Ha Ri
“Aku sudah bohong dan kalau ketahuan kalau aku adalah Kim Hye Jin yang sesungguhnya, Aku harus cari kerja baru !” kata Hye Jin berlari ke depan laptopnya. Ha Ri merasa perlu minum bir dengan semua cerita temannya. 

Hye Jin berteriak memberitahu Sung Joon mengirimaknya email, Ha Ri juga ikut kaget saat mengambil bir dari lemari es. Keduanya membaca email bersama-sama dengan wajah panik.
“Hye Jin, apa kabar? Lama tidak mendengar kabarmu, aku penasaran. Disini sedang hujan. Di London bagaimana ? Kau benci hujan, apa kau tidak kesal kalau hujan terus ? Aku cuma penasaran. Tolong kabari aku, Aku tunggu ... Aku merindukanmu Hye Jin.”
Sung Joon yang menuliskan email pada Hye Jin tersenyum bahagia

Hye Jin yang membaca langsung panik, apa yang harus dilakukanya apakah ia harus membalas atau membiarkan saja. Ha Ri mendekatkan laptop kearahnya, Hye Jin binggung apa yang akan dilakukan temanya itu, Ha Ri meminta Hye Jin menunggu saja.
“Sung Joon. Ini Hye Jin. Aku telat membalas ya ? Maaf.  Aku sibuk beradaptasi dan hampir gila. But sangat sehat berada di London, Disini menyenangkan, benarkan ? Coba Lihat fotoku, aku senang,kan ?”
Ha Ri membalas email dengan mengirimkan gambar fotonya saat ada di London, Sung Joon yang membacanya tersenyum karena Hye Jin yang ada dalam foto terlihat senang. Hye Jin yang melihat foto Ha Ri yang dikirim malah panik, Ha Ri merasa bangga karena foto liburanya diEropa itu bisa berguna.
“Sekarang setelah ini, Ji Sung Joon cuma tahu kalau Kim Hye Jin ada di Inggris. Meskipun dia bertemu 100 Kim Hye Jin, mereka hanyalah orang asing dan Tak salah lagi. Permainan Tamat. Jadi berhenti cemas soal Ji Seong Joon.Paham!!!  Dan Jangan berani-berani menulis surat pengunduran diri. Ok !!” tegas Ha Ri 

Hye Jin masuk kembali kerja, menyakinkan tak bolah takut karena mustahil dirinya ketahuan bahwa ia adalah Hye Jin yang dicari oleh Sung Joon, tiba-tiba Sung Joon ada didepanya, Hye Jin memberikan hormat dan ingin pergi tapi Sung Joon sengaja menghalangi jalannya sampai ia harus menutup wajahnya di dinding.
“Saat aku tahu sinterklas itu tidak nyata, aku tidak sekaget ini. Kau kira kau bisa sembunyi selamanya ? Kim Hye Jin.... Kau kira bisa sembunyi terus ?” ucap Sung Joon, Hye Jin berjalan mundur panik Sung Joon mengetahuinya. Sung Joon memegang lengan Hye Jin dan mendorongnya ke dinding, setelah itu melepaskanya sambil membersihkan tanganya.
“Maksudku, kalau begini kondisimu, harusnya jangan sampai ketahuan. Harusnya kau sembunyi baik-baik, kau Tidak punya etika” ucap Sung Joon melihat rambut temanya, Hye Jin menatap Sung Joon berkaca.
Hye Jin terbangun dari tidurnya dan tersadar kalau itu hanya mimpi lalu mengatur nafasnya. 

Ha Ri baru selesai olahraga tersadar Hye Jin yang belum juga bangun, ketika masuk kedalam kamar. Hye Jin sudah berpakaian sambil memasukan surat pengunduran diri, Ha Ri berteriak dan langsung mengambilnya, mengumpat temanya itu bodoh padahal selama ini Hye Jin sudah gagal 100 ribu kali dan baru bisa masuk perusahaan kali ini, sebelumnya bermimpi berkerja sebagai pegawai kantoran dan sangat marah hanya karena Sung Joon mau mengundurkan diri.
“Ini bukan soal Sung Joon, Dia itu teman istimewa mirip seperti kau padaku. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Ini ... hanya diantara kami, Ada hal istimewa yang cuma kami yang mengerti, Aku tidak ingin merusak hal itu, atau ketakutan karenanya.” jelas Hye Jin,
“Kau ini lucu.. Semua kenangan indah itu cuma manipulasi otak. Bukannya kau bilang akan disana selama 3 bulan, agar bisa kembali ke tim awal ? Tapi kau, gara-gara dia ?” teriak Ha Ri kesal
“Bukan gara-gara dia. Ini karena aku !” teriak Hye Jin

"Kau tidak mau mengerti aku ? Kalau ini semua tidak sudah biasa. Aku tahu ini bodoh, tapi tiap aku dengannya, aku merasa seperti kaus kaki berlubang.” jelas Hye Jin teringat saat kejadian dikantor ketia Sung Joon mengingat Hye Jin yang bertemu di lift,
“Bagaimana jika aku ketahuan, Pada akhirnya aku selalu bersembunyi, seperti kaus kaki berlubang.Sekarang Aku tidak mau jadi kaus kaki berlubang lagi.” ucap Hye Jin dengan mata berkaca-kaca, Ha Ri hanya bisa diam seperi dan ikut sedih. 

Seul Bi sibuk mengunakan mascara dikagetkan dengan suara Hye Jin yang menanyakan keberadaan Kepala Boo. Seul Bi dengan sinis memberitahu Kepala Bo sedang keluar katanya jam 2 baru kembali. Surat pengunduran diri ditaruh diatas keyboard dengan note diatasnya.
“Maafkan aku Kepala Boo, Aku ingin mengundurkan diri dari Tim Redaksi mulai hari ini, Maaf, aku karena aku keluar tanpa membalas budimu.Terima kasih banyak.”

Shin Hyuk mengangetkan Hye Jin yang berjalan dengan wajah lesu, dengan bangga merasa sangat tepat melakukan karena bisa membuat Hye Jin terbangun. Hye Jin melirik sinis mengumpat dalam hati bahwa karena orang itu jadi harus pindah ke tim redaksi. Shin Hyuk memberikan sosis, Hye Jin langsung menolak dengan ketus.
“Aku meminta untuk kau membukanya, apa kau pikir aku memberikan untukmu, makanan ini sangat penting bagiku” tegas Shin Hyuk memasukan kembali sosi kedalam saku celananya
“Tapi....Kenapa bicaramu tidak formal padaku ?” kata Hye Jin kesal
“Setelah bertemu 3x, Aku bisa berbicara dengan santai, ini adalah cara bisa akur dalam bergaul. Apa kau belum pernah dengar soal ini ? Itu perkataan Schopenhauer.” jelas Shin Hyuk
Hye Jin melirik seperti tak mengerti, Shin Hyuk tak percaya Hye Jin tak tahu, Hye Jin berpura-pura mengetahui tentang itu. Shin Hyuk mengingat bahwa itu bukan perkataan Schopenhauer yang bilang, tapi ucapan seseorang. Hye Jn dengan serius menanyakan siapa.
Shin Hyuk mengaku bahwa itu adalah ucapanya lalu mengucapkan permintaan maafnya dengan nada mengoda, dan memberikan kimbap ke tangan Hye Jin sambil memberitahu makan itu lebih bagus dibanding sosis. Setelah itu memberitahu baru kadaluarsa sehari, tidak bakal masalah dan memberikan semangat. 

Hye Jin mengumpat kesal ingin melempar, Poong Ho yang melihat menyuruhnya berhenti karena tak boleh membuang makanan begitu saja, lalu meminta Hye Jin memberinya saja kalau memang tak mau dimakan. Hye Jin memberitahu makanan itu sudah kadaluarsa satu hari.  Poong Ho pikir lebih enak apabila sudah kadaluarsa, lalu melihat tertera baru kadaluarsa dua hari lagi.  Hye Jin berteriak kesal karena ternyata dikerjai oleh Shin Hyuk. 

Poong Ho melihat Han Sul ternyata memakai pakaian yang sama dengan Hye Jin, dengan bangga Hye Jin memberitahu baju iu beli di Dongdaemun ya  dan harganya hanya 10 dolar. Han Sul tak terima bajunya disamakan dengan Hye Jin menurutnya milikinya itu bahan 100% kerseymere sementara baju Hye Jin pasti serat acrylic.
Tapi Poong Ho masih tetap melihatnya sama karena warnya mirip. Han Suk tak terima karena warna bajunya merah dan meremehkan warna baju Hye Jin yang sudah tak terlihat warna merahnya. Hye Jin merasa pakaian masih nyaman dengan bahan yang tak panas.  
“Sepertinya begitu, Tapi punya Han Sul tidak.” komentar Poong Ho
“Apa seleraku parah? Beraninya membandingkan. Kalau kau kurang kerjaan, potong rambut saja sana. ” umpat Han Sul dan berjanji akan membeli baju baru.
 “Selamat pagi ! Seperti kataku kemarin, kita akan rapat dalam 10 menit. Semuanya harus hadir dan jangan ada yang hilang karena ini rapat pleno.” kata Sung Joon masuk ke dalam ruangan. Hye Jin langsung menunduk menyembunyikan wajahnya. Semua menjawab mengerti dan langsung berdandan demi menarik perhatian Sung Joon. 

Joo Young datang ke meja Hye Jin meyuruhnya untuk menuliskan hasil rapat, Hye Jin panik karena harus menghadiri rapat. Joo Young dengan helaan nafas mengulangi perkataan Sung Joon bahwa semua orang harus hadir. Hye Jin ingin memberitahu tentang surat pengunduran dirinya, melihat wajah Joo Young akhirnya bisa mengerti dengan perintah atasanya.
“Baiklah... Aku akan bicara soal keluar kantor setelah pulang kerja saja. Aku harus menahan diri hari ini. Hari ini saja !” ucap Hye Jin meyakikan dirinya. 

Sung Joon memberitahu hari ini adalah rapat pleno pertama dan ingin mendengar rencana untuk edisi ulang tahun spesial ke 20, jadi tiap orang punya 3menit untuk menjelaskan, dengan begitu tidak akan lebih dari 30 menit.
Hye Jin menatap Sung Joon yang terlihat percaya diri didepan, Shin Hyuk memberikan tepuk tangan melihat Sung Joon yang mengunakan gaya Amerika yang memang berbeda. Sung Joon mengeluarkan jam pasir untuk memulainya dari Tim kecantikan.  Semua terlihat kesima sampai tak mendengar ucapan Sung Joon, sampai Sung Joon mengulang perkataanya lagi.
“Ah, ya. Bagaimana jika menunjukkan kamar selebriti bagi 20 pembaca yang penasaran ? Aku pikir bagian yang sangat natural untuk mengekspos kecantikan dan fashion bahkan gaya hidup.”  jelas Ah Reum
“Sulit untuk mewawancara selebritis dan Mengungkap kamar mereka, bahkan untuk 20 orang,Ini benar-benar tampaknya seperti itu sangat praktis ..” kata Sung Joon lalu mengeluarkan ide tersebut. Hye Jin sibuk mengetik semua ucapan. Sung Joon lalu meminta ide dari fashion tim.
“Aku berencana  mengeluarkan semua  warna dari setiap merek yang akan berguna untuk musim FW.” kata Yi Kung
Sung Joon tak setuju, Eun Yong juga memberikan ide, Sung Joon langsung mengatakan “Out”. Joo Young membahas tentang London, Milano, Paris. Sung Joon tetap mengatakan “Out”  Poong Ho ingin membahas tentang kemping, Sung Joon berkata “out” Han Shul ingin membahas Eyeshadow yang trendi di musim gugur, untuk kesekian kalinya Sung Joon mengatakan “out” Joo Young ingin membahas tentang reality Show, Sung Joon mengatakan “out”. Joon Wo baru ingin mengajukan pendapat tapi Sung Joon sudah mengatakan “out”
“Mendadak aku jadi ingat perkataan itu. Om... In... Sham.. Bless” ucap Sung Joon sambil mengetuk kakinya sampai membuat Hye Jin kaget.

“Selanjutnya. Kau yang duduk di pojok” ucap Sung Joon,
Hye Jin yang tertunduk seperti tak merasa dipanggil, Ah Reum memberitahu Hye Jin untuk bicara, Sung Joon mengejek Hye Jin itu sedang tidur. Hye Jin mengeleng, Sung Joon langsung meminta Hye Jin memberikan pendapat. Hye Jin melonggo lalu berbicara dengan gugup.
Sung Joon mengejek dengan bertanya pada Sun Min apakah mendengar suaranya, Joo Young memberitahu bahwa karena Hye Jin dari Support Management dan ditempat itu hanya membantunya. Sung Joon seperti tak mengubris berbicara kembali dengan Hye Jin.
“Apa Tidak bisa bicara Atau kau masih SD ? Atau, kau punya gangguan mental? Aku penasaran kenapa kau ijinkan orang yang bicara menggantikanmu.” ucap Sung Joon, Hye Jin ingin membela diri tapi rasa gugupnya terlalu berlebihan.
“Kalau bukan begitu, baiklah... Aku kalau kau tidak berkepentingan dalam rapat ini, jadi keluar.Jangan merusak oksigen di ruangan ini.” kata Sung Joon mengusir
“Apa maksudmu ? Oksigennya banyak dan masih segar. Mesin pemurni udaranya tidak rusak, bukan ?” ucap Shin Hyuk membela, Poong Ho meminta Shin Hyuk tak bicara.Hye Jin hanya menatap Sung Joon dengan mata berkaca-kaca, Sung Joon menyindir Hye Jin yang masih diam saja., Akhirnya Hye Jin pun keluar dari ruangan. 

Di depan pintu, Hye Jin baru menyadari Sung Joon baru saja menendangnya dari ruang rapat. Sementara didalam ruanga, Sung Joon merobek bagian majalah karena mengambil Informasi yang diperoleh dari internet. Ia juga melihat banyak artikel yang membosankan, terlalu panjang dan membuat orang-orang mengantuk membacanya.
Joo Young melihat Sung Joon merobek-robek halaman hanya bisa melonggo, Sung Joon merobek artikel yang sudah digunakan 2 tahun lalu tapi ditulis kembali dan bagian tentang sesuatu yang terlihat sangat kaya dibagian pengunaan kondom. Semua hanya bisa melonggo dan Sung Joon melempar sisa halaman majalah yang tersis.
“Hampir disemua negara manapun majalah  "Most" berada di peringkat tertinggi. Hanya di Korea, yang mungkin punya pengertian lain soal "peringkat tertinggi" ? Akhirnya aku paham hari ini.” omel Sung Joon, Shin Hyuk seperti memberikan pendapat tapi bisa dibalas oleh Sung Joon.
“Ini bukti kalau kita punya masalah besar. Kalau kau punya pendapat, masih ada ruang untuk mendengar penjelasan atau alasan kalian.” ungkap Sung Joon
“Dengar, wakil kepala redaksi. Aku tidak tahu soal New York, artikel dengan informasi yang untuk dibaca oleh pembaca Korea...” kata Joo Young yang langsung disela oleh Sung Joon kembali.
Sung Joon mengartikan mereka semua membuat artikel karena permintaan dari pembaca  dan hasilnya bisa dilihat. Shin Hyuk tersenyum mendengar ucapan Sung Joon yang terlihat sangat pantas. Sung Joon memutuskan supaya besok rapat untuk mendiskusikan mengapa Most turun dari peringkat teratas dan meminta mereka untuk memikirka solusinya. 

Hye Jin duduk dibangkunya sambil menatap sedih pada Sung Joon yang berada di dalam ruangan,
“Apa aku diperlakukan seperti orang bodoh ?” gumam Hye Jin teringat sebelumnya Sung Joon mengejeknya yang tak bisa bicara seperti anak SD dan memiliki gangguan mental.
Sung Joon sedang berbicara di dalam ruangan bisa melhat Hye Jin yang menatapnya, langsungm menutup jendelanya agar tak terlihat dari luar. Hye Jin hanya bisa menghela nafas kalau dirinya tak dianggap. Didalam ruangan, Sung Joon terus melihat foto Hye Jin (Ha Ri ) yang ada dikirim lewat email. 

Shin Hyuk dengan semua pegawai bermain ular tangga sambil menjerit-jerit siapa yang akan mendapatkan hadiah. Semua terlihat heboh dan berisik, tiba-tiba Sung Joon datang sambil memberikan kartu kreditnya, Shin Hyuk kaget melihat Sung Joon sudah berdiri didekat mereka.
“Gunakan ini untuk makan siang. Saat rapat kalian sepertinya tidak bisa bicara, tapi untuk hal tidak berguna seperti ini, terlihat energi kalian banyak. Aku beri ini agar kalian bisa cepat makan dan kembali bekerja, bukannya main-main begini” kata Sung Joon lalu keluar ruangan 

Nyonya Kim berteriak masuk ke dalam toko lalu memilih pakaian sembarang sambil menelp keponakan agar mentraktirnya makan malam bersama, lalu mengeluh mereka yang tinggal bersama tapi pura-pura tidak mengenalnya di kantor.
Keponakanya seperti tak ingin bicara dan langsung menutupnya. Nyonya Kim mengumpat karena hanya satu-satu keponakanya tak menganggapnya, tapi pelayan bisa membuat Nyonya Kim bahagia dengan menunjukan produk baru
Dibalik belakang deretan baju-baju, Han Sul sudah  berganti baju dan mendengar pembicaran Nyonya Kim yang memiliki keponakan dikantor. Pelayan memberikan baju yang sebelumnya dipakai, Han Sul menolak untuk membuangnya saja dan terlihat sangat bersemangat mengetahui anak dari ketua Kim Ji Sung berada dikantor. 

Hye Jin menerima paket, lalu Joo Young menelp agar segera membawanya ke ruangan. Tanpa melihat langsung berlari tapi malah menabrak Sung Joon yang berjalan didepanya, Sung Joon dengan sigap menahanya agar tak jatuh, seperti adegan romantis. Hye Jin gugup mengucapkan terimakasih tapi Sung Joon melepaskan begitu saja, tergeletaknya ditanah.
“Kukira kau cuma tak bisa kerja, tapi matamu juga bermasalah.” ejek Sung Joon
“Ada apa ini ? Dia terus memborbardirku dengan kalimat kasar ! Setelah kupikir-pikir, aku jadi kesal. Dia kira karena aku tidak membantah aku ini bodoh ?” umpat Hye Jin kesal sambil duduk diaspal. 

Sung Joon berjalan lebih dulu masuk ke dalam gedung, Hye Jin berteriak memanggil Sung Joon. Tapi kejadian yang tak terduga terjadi, Sung Joon yang sibuk dengan tabnya menabrak kaca dan jatuh begitu saja dilantai. Tapi Sung Joon terlihat santai lalu berdiri, Hye Jin yang melihatnya sangat heran lalu berlari memanggil Sung Joon.
Tapi Sung Joon tetap berjalan sambil menatap tabnya dan harus tertabrak dengan pintu masuk untuk scan ID Card, Hye Jin melihat dahi Sung Joon yang berdarah. Sung Joon hanya mengusap dengan ibu jarinya lalu bertanya apa yang ingin dikatakanya. Hye Jin menegaskan ada banyak yang harus dikatakanya.
“Pertama, aku minta maaf sudah salah di studio. Tapi, aku disini bukan karena aku mau, Ini Karena Tim ini membutuhkan aku, maka aku datang tanpa pilihan lain, dan tidak punya waktu mencari tahu tugasku lalu aku harus ikut rapat.,Jadi, menurutku aku tidak punya alasan menerima perkataan kasar seperti ;Kau merusak oksigen, matamu rusak, dan anak SD",dari seorang wakil kepala redaksi yang tidak paham akan posisiku !” tegas Hye Jin kesal
Sung Joon malah bertanya apa sebenarnya yang ingin dikatakan Hye Jin sebenarnya, Hye Jin yang tadinya melotot kesal hanya bisa diam dengan wajah binggung, Sung Joon pikir tak ada yang ingin dikatakanya jadi lebih baik masuk ke dalam gedung.

Hye Jin sudah ada didalam lift tapi yang keluar dari mulutnya diawali “mmmm.....” karena gugup, sambil meminta maaf dan merasa sepert orang bodoh karena hanya diam saja lalu mencoba menjelaskan setrta mengaku beberapa kesalahanya. Sung Joon pikir Hye Jin itu baru datang dari luar negeri, Hye Jin mengatakan “tidak”
“Kalau begitu , kau bisa tidak bicara tanpa pakai "mmmmm" ...Apa kau susah bicara ? Dan Harusnya kau datang setelah tahu mau bicara apa atau selesaikan perkataanmu dalam 3 menit, karena Aku tidak suka buang-buang waktu.” kata Sung Joon ketus
“Aku tahu anda tidak suka padaku karena kesalahan di studio kemarin” kata Hye Jin, Sung Joon malah memujinya karena Hye Jin menyadari hal itu

“kenapa anda benci sekali padaku ?” tanya Hye Jin binggung
“Tidak mampu bekerja, tidak berkualitas, tidak profesional, dan yang terpenting orang sepertimu punya nama Kim Hye Jin. Rasanya kau tidak pantas punya nama sebagus itu. Apapun alasannya dimanapun kau berada tim itu adalah timmu. Kalau kualitasmu tidak cukup untuk bekerja dan tidak menyukainya maka keluar saja, Jadi aku mohon! Aku bisa memecatmu kapan saja.” tegas Sung Joon mengancam lalu keluar dari lift, Hye Jin melonggo mendengar Sung Joon yang benar-benar ketus padanya. 

Hye Jin membahasi wajahnya di wastafel, mengingat kata-kata hinaan Sung Joon. “Kau kesulitan bicara ? Aku kira kau cuma tak mampu bekerja, tapi sepertinya matamu juga bermasalah. Keluar saja ! Jangan merusak oksigen di kantor.”
“Bajingan itu bukan si lugu Ji Sung Joon yang kukenal. Apa kenangan indahmu bisa bikin kenyang ? Apa itu bisa menggajimu ? Cinta pertama pantatmu ! Mulai sekarang kau cuma orang asing dengan nama yang sama!” jerit Hye Jin dalam hati lalu mengeringkan wajahnya dengan tissue.
Pikirannya teringat saat Sung Joon mengancam akan memecatnya, Hye Jin dengan penuh rasa dendam menegaskan dirinya tak akan keluar  sampai mati, bahkan Sung Joon tak akan bisa memecatnya. Lalu teringat sebelumnya sudah menaruh surat diatas meja Kepala Bo.
Kepala Bo baru kembali binggung melihat surat diatas mejanya, Hye Jin berteriak untuk menghentikanya, Kepala Boo sampai melonggo, semua pegawai ikut melonggo melihat Hye Jin berlari seperti pelari yang akan mencapai garis finish. Hye Jin mengambil surat pengunduran dirinya dan langsung merobek-robeknya. 

Han Sul masih memikirkan tentang ucapan di toko, apabila  Kim Ra Ra adalah adik bungsu Ketua,  berartinya putra dari Ketua Perusahaan Jin Sung, Kim Tae Seop ada dalam tim redaksi. Setelah itu melirik Poong Ho dengan dugaan kalau ia adalah dari Ketua Kim Jin Sung, tapi menurutna itu mustahil.
Kim Joon Woo sedang membawa pakaian ke dalam ruangan, Han Sul menduga kalau mungkin Joon Woo karena selalu memakai pakaian bagus dan Auranya juga mirip orang kaya. Tapi ia berpikir dari dua orang itu yang memiliki nama keluarga Kim, tiba-tiba Shin Hyuk sudah didepan wajahnya sambil meniupkan balon dari permen karet.
“Wah, jadi kau keluar untuk beli baju baru.. Kau hebat , Bravo” ucap Shin Hyuk lalu mengajak berhigh five,  Han Sul berpikir mungkin Shin Hyuk tapi menurutnya pria itu tidak mirip orang kaya, lalu berhigh five dengan Shin Hyuk.
“Oh, siapa orang itu? Aku harus menangkapnya sebelum gadis lain tahu dan mengerubunginya.” jerit Han Shul dalam hati. 

Nyonya Kim kembali datang dengan jeritan dan membawa tas belanjanya dan menganggapnya sebagai anak-anak kesayangnya. Joon Woo pun membantu membawakanya.
“Semuanya, tolong sisihkan waktu malam ini, Karena Wakil PemRed sudah datang kita harus buat pesta penyambutan !” jerit Nyonya Kim, melihat Sung Joon yang akan pergi keluar
“Aku tidak punya waktu, banyak kerja.” tolak Sung Joon
Nyonya Kim menyarankan esok, Sung Joon menolak karena banyak urusan esok. Nyonya Kim kembali mengusulkan lusa. Sung Joon menegaskan ia sedang tak punya waktu . Nyonya Kim memohon untuk memberikan waktu untuk membuat pesta penyambutan. Sung Joon malah pamit pergi karena ada rapat. Semua yang melihat tak percaya Sung Joon bisa melawan perintah Nyonya Kim. 

Eun Young langsung bergosip Sung Joon yang arogan dan kasar pada PemRed, Yi Kyung memberikan sebutan “si gila Joon”. Hye Jin yang mendengarnya ikut berteriak setuju kalau pria itu memang gila.
“Sepertinya sudah begitu dari lahir, Kalian tadinya bilang dia tampan dan menarik tapi sekarang tidak lagi. Kepribadiannya juga aneh! Apakah dia tukang cemooh atau dadaayam payudara? Mengapa orang begitu  kasar seperti itu?” umpat Hye Jin melupakan semua amarahnya.
Tiga orang pegawai memberikan kode untuk tak bicara lagi, tapi Hye Jin tetap saja mengumpat dengan sangat kasar tentang Sung Joo, si cinta pertamanya. Sung Joon berdiri dibelakang mendengarnya semua umpatan.
Hye Jin langsung menjerit saat membalikan badanya, ketiga pegawai berpura-pura sibuk sambil menelp atau menatap komputer. Sung Joon berjalan mendekat, Hye Jin ingin menjelaskan, Sung Joon menatap sinis lalu menarik dengan kasar map yang diduduki Hye Jin lalu mengipas-ngipa seperti menghilangkan bau dari bokongnya. Shin Hyuk yang melihatnya menutup mulut karena menahan tawanya. 

Nyonya Kim menatap semua timnya yang sedang berkerja lalu lalang di lantai bawah, teringat dengan ucapan Sung Joon agar tak memberitahu pegawainya tentang perkataanya ini.
Flash Back
Sung Joon membertahu bahwa dalam waktu 3 bulan, Most Korea akan dihentikan. Nyonya Kim berteriak mendengarkan Majalah Most harus berhenti. Sung Joon menjelaskan bahwa Kantor pusat New York sudah membuat keputusan dan 3 bulan dari sekarang, majalah Most tidak akan diterbitkan di Korea lalu dan tim redaksi Most akan dibubarkan.
“Tapi ada solusi untuk menghentikan ini, Jika kita bisa mengembalikan posisinya ke rangking 1 dalam 3 bulan, maka keputusannya akan ditarik. Itu sebabnya aku datang ke Korea.” jelas Sung Joon. 

Sung Joon menceritakan sebelum dirinya tiba sudah mempelajari tim reporter, di ruanganya melihat majalah Most korea dengan foto-foto reporter bagian bawah artikel.
“Menurutku karena mereka unik dan berbakat dalam editorial, maka ini bukan misi mustahil. Aku akan lakukan apapun untuk mendorong potensi mereka. Demi itu semua, kau harus percaya padaku.” jelas Sung Joon sambil melihat CV dari tiap-tiap anggota tim Most
“Jika majalan berusia 20 tahun dihentikan, maka tim yang akan dibubarkan, lalu mereka akan sulit diterima dimanapun. Dan tentunya, ini berarti aku tidak punya tujuan juga.” ungkap Sung Joon. 

Sung Joon sedang ada di hotel seperti membahas tentang masalah  majalah dengan seorang pria. Ha Ri terlihat penasaran dengan keputusan Hye Jin apakah ia ingin mengundurkan diri, saat itu keduanya sempat berpapasan tapi anak buah Ha Ri memanggilnya jadi wajah Ha Ri tak terlihat.
Ha Ri pun pergi ke bagian depan untuk memberitahu penjaga pintu, Sung Joon baru saja masuk ke dalam mobil lalu pergi melihat dari kaca spion, Hye Jin yang dikenalnya terlihat disana. 

Ha Ri kembali masuk ke dalam hotel dengan menyapa semua tamu yang baru keluar, Sung Joon tiba-tiba menarik tanganya dan memanggil nama Hye Jin. Ha Ri benar-benar kaget melihat Sung Joon yang bisa menemukanya didalam hotel, begitu juag Sung Joon tak percaya melihat Hye Jin yang dikenalnya ternyata ada dikorea bukan di london.

bersambung ke episode 3 




3 komentar:

  1. Semakin menarik tp sung joon menyebalkan thank ya onnie semangat keep writing

    BalasHapus
  2. org kaya yang dimaksud han sul pasti kim shin yuk ..org yang nyeleneh :D

    BalasHapus