Sung Joon yang sedang kelelahan menatap
jendela yang basah karena hujan turun.
Flash
Back
Hye Jin mengantar Sung Joon sampai ke depan
rumah, ketika Sung Joon mengucapkan terimakasih berteriak melihat rambut Hye
Jin berubah menjadi keriting. Hye Jin memegang rambutnya ikut berteriak karena
rambutnya keriting keluar karena basah. Beberapa saat kemudian, Hye Jin sudah
keluar dari barbershop.
“ Aku tidak mirip ayahku, kecuali soal
rambut keriting ini. Aku selalu datang ke tempat ini sebulan sekali agar
membuat rambutku lurus, tapi mereka mengatakan krim lurus impor yang bisa aku
gunakan terlambat datang jadi aku hanya kering rambutku hari ini dan sekarang
setelah hujan, rambutku meledak seperti sebuah bom” kata Hye Jin nyerocos dan
tersadar Sung Joon tak mengikutinya.
Sung Joon terlihat tak percaya diri dengan
rambut barunya, Hye Jin tersenyum mendatanginya sambil memuji rambutnya itu
terlihat bagus. Setelah itu mengungkapkan hal yang paling dibenci adalah saat
hujan dan meminta Sung Joon untuk menyimpan rahasia tentang rambutnya itu. Sung
Joon mengangguk.
Sung Joon yang mengingat kenanganya dengan
Hye jin tertawa karena temannya itu punya rahasia yang tidak diketahui
orang-orang, lalu menatap jendelanya yang basah karena hujan.
Hye Jin berbaring dikolong meja, Ha Ra
berteriak melihat temannya yang masih saja berlebihan. Hye Jin merasa harus
mengikuti perkataan Kepala Boo untuk menuliskan mengundurkan diri saja. Ha Ri
menarik temannya agar keluar dari kolong meja
“Kenapa mau keluar padahal kau baru masuk ?”
keluh Ha Ri
“Aku sudah bohong dan kalau ketahuan kalau
aku adalah Kim Hye Jin yang sesungguhnya, Aku harus cari kerja baru !” kata Hye
Jin berlari ke depan laptopnya. Ha Ri merasa perlu minum bir dengan semua
cerita temannya.
Hye Jin berteriak memberitahu Sung Joon
mengirimaknya email, Ha Ri juga ikut kaget saat mengambil bir dari lemari es.
Keduanya membaca email bersama-sama dengan wajah panik.
“Hye
Jin, apa kabar? Lama tidak mendengar kabarmu, aku penasaran. Disini sedang
hujan. Di London bagaimana ? Kau benci hujan, apa kau tidak kesal kalau hujan
terus ? Aku cuma penasaran. Tolong kabari aku, Aku tunggu ... Aku merindukanmu
Hye Jin.”
Sung Joon yang menuliskan email pada Hye
Jin tersenyum bahagia
Hye Jin yang membaca langsung panik, apa
yang harus dilakukanya apakah ia harus membalas atau membiarkan saja. Ha Ri
mendekatkan laptop kearahnya, Hye Jin binggung apa yang akan dilakukan temanya
itu, Ha Ri meminta Hye Jin menunggu saja.
“Sung Joon. Ini Hye Jin. Aku telat membalas
ya ? Maaf. Aku sibuk beradaptasi dan
hampir gila. But sangat sehat berada di London, Disini menyenangkan, benarkan ?
Coba Lihat fotoku, aku senang,kan ?”
Ha Ri membalas email dengan mengirimkan
gambar fotonya saat ada di London, Sung Joon yang membacanya tersenyum karena
Hye Jin yang ada dalam foto terlihat senang. Hye Jin yang melihat foto Ha Ri
yang dikirim malah panik, Ha Ri merasa bangga karena foto liburanya diEropa itu
bisa berguna.
“Sekarang setelah ini, Ji Sung Joon cuma
tahu kalau Kim Hye Jin ada di Inggris. Meskipun dia bertemu 100 Kim Hye Jin,
mereka hanyalah orang asing dan Tak salah lagi. Permainan Tamat. Jadi berhenti cemas
soal Ji Seong Joon.Paham!!! Dan Jangan
berani-berani menulis surat pengunduran diri. Ok !!” tegas Ha Ri
Hye Jin masuk kembali kerja, menyakinkan
tak bolah takut karena mustahil dirinya ketahuan bahwa ia adalah Hye Jin yang
dicari oleh Sung Joon, tiba-tiba Sung Joon ada didepanya, Hye Jin memberikan
hormat dan ingin pergi tapi Sung Joon sengaja menghalangi jalannya sampai ia
harus menutup wajahnya di dinding.
“Saat aku tahu sinterklas itu tidak nyata,
aku tidak sekaget ini. Kau kira kau bisa sembunyi selamanya ? Kim Hye Jin....
Kau kira bisa sembunyi terus ?” ucap Sung Joon, Hye Jin berjalan mundur panik
Sung Joon mengetahuinya. Sung Joon memegang lengan Hye Jin dan mendorongnya ke
dinding, setelah itu melepaskanya sambil membersihkan tanganya.
“Maksudku, kalau begini kondisimu, harusnya
jangan sampai ketahuan. Harusnya kau sembunyi baik-baik, kau Tidak punya etika”
ucap Sung Joon melihat rambut temanya, Hye Jin menatap Sung Joon berkaca.
Hye Jin terbangun dari tidurnya dan
tersadar kalau itu hanya mimpi lalu mengatur nafasnya.
Ha Ri baru selesai olahraga tersadar Hye
Jin yang belum juga bangun, ketika masuk kedalam kamar. Hye Jin sudah
berpakaian sambil memasukan surat pengunduran diri, Ha Ri berteriak dan
langsung mengambilnya, mengumpat temanya itu bodoh padahal selama ini Hye Jin
sudah gagal 100 ribu kali dan baru bisa masuk perusahaan kali ini, sebelumnya bermimpi
berkerja sebagai pegawai kantoran dan sangat marah hanya karena Sung Joon mau
mengundurkan diri.
“Ini bukan soal Sung Joon, Dia itu teman
istimewa mirip seperti kau padaku. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Ini
... hanya diantara kami, Ada hal istimewa yang cuma kami yang mengerti, Aku
tidak ingin merusak hal itu, atau ketakutan karenanya.” jelas Hye Jin,
“Kau ini lucu.. Semua kenangan indah itu
cuma manipulasi otak. Bukannya kau bilang akan disana selama 3 bulan, agar bisa
kembali ke tim awal ? Tapi kau, gara-gara dia ?” teriak Ha Ri kesal
“Bukan gara-gara dia. Ini karena aku !”
teriak Hye Jin
"Kau tidak mau mengerti aku ? Kalau ini
semua tidak sudah biasa. Aku tahu ini bodoh, tapi tiap aku dengannya, aku
merasa seperti kaus kaki berlubang.” jelas Hye Jin teringat saat kejadian
dikantor ketia Sung Joon mengingat Hye Jin yang bertemu di lift,
“Bagaimana jika aku ketahuan, Pada akhirnya
aku selalu bersembunyi, seperti kaus kaki berlubang.Sekarang Aku tidak mau jadi
kaus kaki berlubang lagi.” ucap Hye Jin dengan mata berkaca-kaca, Ha Ri hanya
bisa diam seperi dan ikut sedih.
Seul Bi sibuk mengunakan mascara dikagetkan
dengan suara Hye Jin yang menanyakan keberadaan Kepala Boo. Seul Bi dengan
sinis memberitahu Kepala Bo sedang keluar katanya jam 2 baru kembali. Surat
pengunduran diri ditaruh diatas keyboard dengan note diatasnya.
“Maafkan
aku Kepala Boo, Aku ingin mengundurkan diri dari Tim Redaksi mulai hari ini,
Maaf, aku karena aku keluar tanpa membalas budimu.Terima kasih banyak.”
Shin Hyuk mengangetkan Hye Jin yang
berjalan dengan wajah lesu, dengan bangga merasa sangat tepat melakukan karena
bisa membuat Hye Jin terbangun. Hye Jin melirik sinis mengumpat dalam hati
bahwa karena orang itu jadi harus pindah ke tim redaksi. Shin Hyuk memberikan
sosis, Hye Jin langsung menolak dengan ketus.
“Aku meminta untuk kau membukanya, apa kau
pikir aku memberikan untukmu, makanan ini sangat penting bagiku” tegas Shin Hyuk
memasukan kembali sosi kedalam saku celananya
“Tapi....Kenapa bicaramu tidak formal
padaku ?” kata Hye Jin kesal
“Setelah bertemu 3x, Aku bisa berbicara
dengan santai, ini adalah cara bisa akur dalam bergaul. Apa kau belum pernah
dengar soal ini ? Itu perkataan Schopenhauer.”
jelas Shin Hyuk
Hye Jin melirik seperti tak mengerti, Shin
Hyuk tak percaya Hye Jin tak tahu, Hye Jin berpura-pura mengetahui tentang itu.
Shin Hyuk mengingat bahwa itu bukan perkataan Schopenhauer yang bilang, tapi ucapan seseorang. Hye Jn dengan
serius menanyakan siapa.
Shin Hyuk mengaku bahwa itu adalah ucapanya
lalu mengucapkan permintaan maafnya dengan nada mengoda, dan memberikan kimbap
ke tangan Hye Jin sambil memberitahu makan itu lebih bagus dibanding sosis. Setelah
itu memberitahu baru kadaluarsa sehari, tidak bakal masalah dan memberikan
semangat.
Hye Jin mengumpat kesal ingin melempar,
Poong Ho yang melihat menyuruhnya berhenti karena tak boleh membuang makanan
begitu saja, lalu meminta Hye Jin memberinya saja kalau memang tak mau dimakan.
Hye Jin memberitahu makanan itu sudah kadaluarsa satu hari. Poong Ho pikir lebih enak apabila sudah
kadaluarsa, lalu melihat tertera baru kadaluarsa dua hari lagi. Hye Jin berteriak kesal karena ternyata
dikerjai oleh Shin Hyuk.
Poong Ho melihat Han Sul ternyata memakai
pakaian yang sama dengan Hye Jin, dengan bangga Hye Jin memberitahu baju iu
beli di Dongdaemun ya dan harganya hanya
10 dolar. Han Sul tak terima bajunya disamakan dengan Hye Jin menurutnya
milikinya itu bahan 100% kerseymere sementara baju Hye Jin pasti serat acrylic.
Tapi Poong Ho masih tetap melihatnya sama
karena warnya mirip. Han Suk tak terima karena warna bajunya merah dan
meremehkan warna baju Hye Jin yang sudah tak terlihat warna merahnya. Hye Jin
merasa pakaian masih nyaman dengan bahan yang tak panas.
“Sepertinya begitu, Tapi punya Han Sul
tidak.” komentar Poong Ho
“Apa seleraku parah? Beraninya
membandingkan. Kalau kau kurang kerjaan, potong rambut saja sana. ” umpat Han
Sul dan berjanji akan membeli baju baru.
“Selamat
pagi ! Seperti kataku kemarin, kita akan rapat dalam 10 menit. Semuanya harus
hadir dan jangan ada yang hilang karena ini rapat pleno.” kata Sung Joon masuk
ke dalam ruangan. Hye Jin langsung menunduk menyembunyikan wajahnya. Semua
menjawab mengerti dan langsung berdandan demi menarik perhatian Sung Joon.
Joo Young datang ke meja Hye Jin meyuruhnya
untuk menuliskan hasil rapat, Hye Jin panik karena harus menghadiri rapat. Joo
Young dengan helaan nafas mengulangi perkataan Sung Joon bahwa semua orang
harus hadir. Hye Jin ingin memberitahu tentang surat pengunduran dirinya,
melihat wajah Joo Young akhirnya bisa mengerti dengan perintah atasanya.
“Baiklah... Aku akan bicara soal keluar
kantor setelah pulang kerja saja. Aku harus menahan diri hari ini. Hari ini
saja !” ucap Hye Jin meyakikan dirinya.
Sung Joon memberitahu hari ini adalah rapat
pleno pertama dan ingin mendengar rencana untuk edisi ulang tahun spesial ke 20,
jadi tiap orang punya 3menit untuk menjelaskan, dengan begitu tidak akan lebih
dari 30 menit.
Hye Jin menatap Sung Joon yang terlihat
percaya diri didepan, Shin Hyuk memberikan tepuk tangan melihat Sung Joon yang
mengunakan gaya Amerika yang memang berbeda. Sung Joon mengeluarkan jam pasir
untuk memulainya dari Tim kecantikan. Semua terlihat kesima sampai tak mendengar
ucapan Sung Joon, sampai Sung Joon mengulang perkataanya lagi.
“Ah, ya. Bagaimana jika menunjukkan kamar
selebriti bagi 20 pembaca yang penasaran ? Aku pikir bagian yang sangat natural
untuk mengekspos kecantikan dan fashion bahkan gaya hidup.” jelas Ah Reum
“Sulit untuk mewawancara selebritis dan
Mengungkap kamar mereka, bahkan untuk 20 orang,Ini benar-benar tampaknya
seperti itu sangat praktis ..” kata Sung Joon lalu mengeluarkan ide tersebut.
Hye Jin sibuk mengetik semua ucapan. Sung Joon lalu meminta ide dari fashion
tim.
“Aku berencana mengeluarkan semua warna dari setiap merek yang akan berguna
untuk musim FW.” kata Yi Kung
Sung Joon tak setuju, Eun Yong juga
memberikan ide, Sung Joon langsung mengatakan “Out”. Joo Young membahas tentang
London, Milano, Paris. Sung Joon tetap mengatakan “Out” Poong Ho ingin membahas tentang kemping, Sung
Joon berkata “out” Han Shul ingin membahas Eyeshadow yang trendi di musim gugur,
untuk kesekian kalinya Sung Joon mengatakan “out” Joo Young ingin membahas
tentang reality Show, Sung Joon mengatakan “out”. Joon Wo baru ingin mengajukan
pendapat tapi Sung Joon sudah mengatakan “out”
“Mendadak aku jadi ingat perkataan itu.
Om... In... Sham.. Bless” ucap Sung Joon sambil mengetuk kakinya sampai membuat
Hye Jin kaget.
“Selanjutnya. Kau yang duduk di pojok” ucap
Sung Joon,
Hye Jin yang tertunduk seperti tak merasa
dipanggil, Ah Reum memberitahu Hye Jin untuk bicara, Sung Joon mengejek Hye Jin
itu sedang tidur. Hye Jin mengeleng, Sung Joon langsung meminta Hye Jin
memberikan pendapat. Hye Jin melonggo lalu berbicara dengan gugup.
Sung Joon mengejek dengan bertanya pada Sun
Min apakah mendengar suaranya, Joo Young memberitahu bahwa karena Hye Jin dari
Support Management dan ditempat itu hanya membantunya. Sung Joon seperti tak
mengubris berbicara kembali dengan Hye Jin.
“Apa Tidak bisa bicara Atau kau masih SD ? Atau,
kau punya gangguan mental? Aku penasaran kenapa kau ijinkan orang yang bicara
menggantikanmu.” ucap Sung Joon, Hye Jin ingin membela diri tapi rasa gugupnya
terlalu berlebihan.
“Kalau bukan begitu, baiklah... Aku kalau
kau tidak berkepentingan dalam rapat ini, jadi keluar.Jangan merusak oksigen di
ruangan ini.” kata Sung Joon mengusir
“Apa maksudmu ? Oksigennya banyak dan masih
segar. Mesin pemurni udaranya tidak rusak, bukan ?” ucap Shin Hyuk membela,
Poong Ho meminta Shin Hyuk tak bicara.Hye Jin hanya menatap Sung Joon dengan
mata berkaca-kaca, Sung Joon menyindir Hye Jin yang masih diam saja., Akhirnya
Hye Jin pun keluar dari ruangan.
Di depan pintu, Hye Jin baru menyadari Sung
Joon baru saja menendangnya dari ruang rapat. Sementara didalam ruanga, Sung
Joon merobek bagian majalah karena mengambil Informasi yang diperoleh dari
internet. Ia juga melihat banyak artikel yang membosankan, terlalu panjang dan
membuat orang-orang mengantuk membacanya.
Joo Young melihat Sung Joon merobek-robek
halaman hanya bisa melonggo, Sung Joon merobek artikel yang sudah digunakan 2 tahun
lalu tapi ditulis kembali dan bagian tentang sesuatu yang terlihat sangat kaya
dibagian pengunaan kondom. Semua hanya bisa melonggo dan Sung Joon melempar
sisa halaman majalah yang tersis.
“Hampir disemua negara manapun majalah "Most" berada di peringkat
tertinggi. Hanya di Korea, yang mungkin punya pengertian lain soal
"peringkat tertinggi" ? Akhirnya aku paham hari ini.” omel Sung Joon,
Shin Hyuk seperti memberikan pendapat tapi bisa dibalas oleh Sung Joon.
“Ini bukti kalau kita punya masalah besar. Kalau
kau punya pendapat, masih ada ruang untuk mendengar penjelasan atau alasan kalian.”
ungkap Sung Joon
“Dengar, wakil kepala redaksi. Aku tidak
tahu soal New York, artikel dengan informasi yang untuk dibaca oleh pembaca
Korea...” kata Joo Young yang langsung disela oleh Sung Joon kembali.
Sung Joon mengartikan mereka semua membuat
artikel karena permintaan dari pembaca
dan hasilnya bisa dilihat. Shin Hyuk tersenyum mendengar ucapan Sung
Joon yang terlihat sangat pantas. Sung Joon memutuskan supaya besok rapat untuk
mendiskusikan mengapa Most turun dari peringkat teratas dan meminta mereka
untuk memikirka solusinya.
Hye Jin duduk dibangkunya sambil menatap
sedih pada Sung Joon yang berada di dalam ruangan,
“Apa aku diperlakukan seperti orang bodoh ?”
gumam Hye Jin teringat sebelumnya Sung Joon mengejeknya yang tak bisa bicara
seperti anak SD dan memiliki gangguan mental.
Sung Joon sedang berbicara di dalam ruangan
bisa melhat Hye Jin yang menatapnya, langsungm menutup jendelanya agar tak
terlihat dari luar. Hye Jin hanya bisa menghela nafas kalau dirinya tak dianggap.
Didalam ruangan, Sung Joon terus melihat foto Hye Jin (Ha Ri ) yang ada dikirim
lewat email.
Shin Hyuk dengan semua pegawai bermain ular
tangga sambil menjerit-jerit siapa yang akan mendapatkan hadiah. Semua terlihat
heboh dan berisik, tiba-tiba Sung Joon datang sambil memberikan kartu
kreditnya, Shin Hyuk kaget melihat Sung Joon sudah berdiri didekat mereka.
“Gunakan ini untuk makan siang. Saat rapat
kalian sepertinya tidak bisa bicara, tapi untuk hal tidak berguna seperti ini,
terlihat energi kalian banyak. Aku beri ini agar kalian bisa cepat makan dan
kembali bekerja, bukannya main-main begini” kata Sung Joon lalu keluar ruangan
Nyonya Kim berteriak masuk ke dalam toko
lalu memilih pakaian sembarang sambil menelp keponakan agar mentraktirnya makan
malam bersama, lalu mengeluh mereka yang tinggal bersama tapi pura-pura tidak
mengenalnya di kantor.
Keponakanya seperti tak ingin bicara dan
langsung menutupnya. Nyonya Kim mengumpat karena hanya satu-satu keponakanya
tak menganggapnya, tapi pelayan bisa membuat Nyonya Kim bahagia dengan
menunjukan produk baru
Dibalik belakang deretan baju-baju, Han Sul
sudah berganti baju dan mendengar
pembicaran Nyonya Kim yang memiliki keponakan dikantor. Pelayan memberikan baju
yang sebelumnya dipakai, Han Sul menolak untuk membuangnya saja dan terlihat
sangat bersemangat mengetahui anak dari ketua Kim Ji Sung berada dikantor.
Hye Jin menerima paket, lalu Joo Young
menelp agar segera membawanya ke ruangan. Tanpa melihat langsung berlari tapi
malah menabrak Sung Joon yang berjalan didepanya, Sung Joon dengan sigap
menahanya agar tak jatuh, seperti adegan romantis. Hye Jin gugup mengucapkan
terimakasih tapi Sung Joon melepaskan begitu saja, tergeletaknya ditanah.
“Kukira kau cuma tak bisa kerja, tapi
matamu juga bermasalah.” ejek Sung Joon
“Ada apa ini ? Dia terus memborbardirku
dengan kalimat kasar ! Setelah kupikir-pikir, aku jadi kesal. Dia kira karena aku
tidak membantah aku ini bodoh ?” umpat Hye Jin kesal sambil duduk diaspal.
Sung Joon berjalan lebih dulu masuk ke
dalam gedung, Hye Jin berteriak memanggil Sung Joon. Tapi kejadian yang tak
terduga terjadi, Sung Joon yang sibuk dengan tabnya menabrak kaca dan jatuh
begitu saja dilantai. Tapi Sung Joon terlihat santai lalu berdiri, Hye Jin yang
melihatnya sangat heran lalu berlari memanggil Sung Joon.
Tapi Sung Joon tetap berjalan sambil
menatap tabnya dan harus tertabrak dengan pintu masuk untuk scan ID Card, Hye
Jin melihat dahi Sung Joon yang berdarah. Sung Joon hanya mengusap dengan ibu
jarinya lalu bertanya apa yang ingin dikatakanya. Hye Jin menegaskan ada banyak
yang harus dikatakanya.
“Pertama, aku minta maaf sudah salah di
studio. Tapi, aku disini bukan karena aku mau, Ini Karena Tim ini membutuhkan
aku, maka aku datang tanpa pilihan lain, dan tidak punya waktu mencari tahu
tugasku lalu aku harus ikut rapat.,Jadi, menurutku aku tidak punya alasan
menerima perkataan kasar seperti ;Kau merusak oksigen, matamu rusak, dan anak
SD",dari seorang wakil kepala redaksi yang tidak paham akan posisiku !”
tegas Hye Jin kesal
Sung Joon malah bertanya apa sebenarnya
yang ingin dikatakan Hye Jin sebenarnya, Hye Jin yang tadinya melotot kesal
hanya bisa diam dengan wajah binggung, Sung Joon pikir tak ada yang ingin
dikatakanya jadi lebih baik masuk ke dalam gedung.
Hye Jin sudah ada didalam lift tapi yang
keluar dari mulutnya diawali “mmmm.....” karena gugup, sambil meminta maaf dan
merasa sepert orang bodoh karena hanya diam saja lalu mencoba menjelaskan
setrta mengaku beberapa kesalahanya. Sung Joon pikir Hye Jin itu baru datang
dari luar negeri, Hye Jin mengatakan “tidak”
“Kalau begitu , kau bisa tidak bicara tanpa
pakai "mmmmm" ...Apa kau susah bicara ? Dan Harusnya kau datang
setelah tahu mau bicara apa atau selesaikan perkataanmu dalam 3 menit, karena Aku
tidak suka buang-buang waktu.” kata Sung Joon ketus
“Aku tahu anda tidak suka padaku karena
kesalahan di studio kemarin” kata Hye Jin, Sung Joon malah memujinya karena Hye
Jin menyadari hal itu
“kenapa anda benci sekali padaku ?” tanya
Hye Jin binggung
“Tidak mampu bekerja, tidak berkualitas,
tidak profesional, dan yang terpenting orang sepertimu punya nama Kim Hye Jin. Rasanya
kau tidak pantas punya nama sebagus itu. Apapun alasannya dimanapun kau berada
tim itu adalah timmu. Kalau kualitasmu tidak cukup untuk bekerja dan tidak
menyukainya maka keluar saja, Jadi aku mohon! Aku bisa memecatmu kapan saja.”
tegas Sung Joon mengancam lalu keluar dari lift, Hye Jin melonggo mendengar
Sung Joon yang benar-benar ketus padanya.
Hye Jin membahasi wajahnya di wastafel,
mengingat kata-kata hinaan Sung Joon. “Kau
kesulitan bicara ? Aku kira kau cuma tak mampu bekerja, tapi sepertinya matamu
juga bermasalah. Keluar saja ! Jangan merusak oksigen di kantor.”
“Bajingan itu bukan si lugu Ji Sung Joon
yang kukenal. Apa kenangan indahmu bisa bikin kenyang ? Apa itu bisa menggajimu
? Cinta pertama pantatmu ! Mulai sekarang kau cuma orang asing dengan nama yang
sama!” jerit Hye Jin dalam hati lalu mengeringkan wajahnya dengan tissue.
Pikirannya teringat saat Sung Joon
mengancam akan memecatnya, Hye Jin dengan penuh rasa dendam menegaskan dirinya
tak akan keluar sampai mati, bahkan Sung
Joon tak akan bisa memecatnya. Lalu teringat sebelumnya sudah menaruh surat
diatas meja Kepala Bo.
Kepala Bo baru kembali binggung melihat
surat diatas mejanya, Hye Jin berteriak untuk menghentikanya, Kepala Boo sampai
melonggo, semua pegawai ikut melonggo melihat Hye Jin berlari seperti pelari
yang akan mencapai garis finish. Hye Jin mengambil surat pengunduran dirinya
dan langsung merobek-robeknya.
Han Sul masih memikirkan tentang ucapan di
toko, apabila Kim Ra Ra adalah adik
bungsu Ketua, berartinya putra dari
Ketua Perusahaan Jin Sung, Kim Tae Seop ada dalam tim redaksi. Setelah itu
melirik Poong Ho dengan dugaan kalau ia adalah dari Ketua Kim Jin Sung, tapi
menurutna itu mustahil.
Kim Joon Woo sedang membawa pakaian ke
dalam ruangan, Han Sul menduga kalau mungkin Joon Woo karena selalu memakai
pakaian bagus dan Auranya juga mirip orang kaya. Tapi ia berpikir dari dua
orang itu yang memiliki nama keluarga Kim, tiba-tiba Shin Hyuk sudah didepan
wajahnya sambil meniupkan balon dari permen karet.
“Wah, jadi kau keluar untuk beli baju baru..
Kau hebat , Bravo” ucap Shin Hyuk lalu mengajak berhigh five, Han Sul berpikir mungkin Shin Hyuk tapi
menurutnya pria itu tidak mirip orang kaya, lalu berhigh five dengan Shin Hyuk.
“Oh, siapa orang itu? Aku harus
menangkapnya sebelum gadis lain tahu dan mengerubunginya.” jerit Han Shul dalam
hati.
Nyonya Kim kembali datang dengan jeritan
dan membawa tas belanjanya dan menganggapnya sebagai anak-anak kesayangnya.
Joon Woo pun membantu membawakanya.
“Semuanya, tolong sisihkan waktu malam ini,
Karena Wakil PemRed sudah datang kita harus buat pesta penyambutan !” jerit
Nyonya Kim, melihat Sung Joon yang akan pergi keluar
“Aku tidak punya waktu, banyak kerja.”
tolak Sung Joon
Nyonya Kim menyarankan esok, Sung Joon
menolak karena banyak urusan esok. Nyonya Kim kembali mengusulkan lusa. Sung
Joon menegaskan ia sedang tak punya waktu . Nyonya Kim memohon untuk memberikan
waktu untuk membuat pesta penyambutan. Sung Joon malah pamit pergi karena ada
rapat. Semua yang melihat tak percaya Sung Joon bisa melawan perintah Nyonya
Kim.
Eun Young langsung bergosip Sung Joon yang
arogan dan kasar pada PemRed, Yi Kyung memberikan sebutan “si gila Joon”. Hye
Jin yang mendengarnya ikut berteriak setuju kalau pria itu memang gila.
“Sepertinya sudah begitu dari lahir, Kalian
tadinya bilang dia tampan dan menarik tapi sekarang tidak lagi. Kepribadiannya juga aneh! Apakah dia tukang
cemooh atau dadaayam payudara? Mengapa orang begitu kasar seperti itu?” umpat Hye Jin melupakan
semua amarahnya.
Tiga orang pegawai memberikan kode untuk
tak bicara lagi, tapi Hye Jin tetap saja mengumpat dengan sangat kasar tentang
Sung Joo, si cinta pertamanya. Sung Joon berdiri dibelakang mendengarnya semua
umpatan.
Hye Jin langsung menjerit saat membalikan
badanya, ketiga pegawai berpura-pura sibuk sambil menelp atau menatap komputer.
Sung Joon berjalan mendekat, Hye Jin ingin menjelaskan, Sung Joon menatap sinis
lalu menarik dengan kasar map yang diduduki Hye Jin lalu mengipas-ngipa seperti
menghilangkan bau dari bokongnya. Shin Hyuk yang melihatnya menutup mulut
karena menahan tawanya.
Nyonya Kim menatap semua timnya yang sedang
berkerja lalu lalang di lantai bawah, teringat dengan ucapan Sung Joon agar tak
memberitahu pegawainya tentang perkataanya ini.
Flash Back
Sung Joon membertahu bahwa dalam waktu 3
bulan, Most Korea akan dihentikan. Nyonya Kim berteriak mendengarkan Majalah
Most harus berhenti. Sung Joon menjelaskan bahwa Kantor pusat New York sudah
membuat keputusan dan 3 bulan dari sekarang, majalah Most tidak akan
diterbitkan di Korea lalu dan tim redaksi Most akan dibubarkan.
“Tapi ada solusi untuk menghentikan ini, Jika
kita bisa mengembalikan posisinya ke rangking 1 dalam 3 bulan, maka
keputusannya akan ditarik. Itu sebabnya aku datang ke Korea.” jelas Sung Joon.
Sung Joon menceritakan sebelum dirinya tiba
sudah mempelajari tim reporter, di ruanganya melihat majalah Most korea dengan
foto-foto reporter bagian bawah artikel.
“Menurutku karena mereka unik dan berbakat
dalam editorial, maka ini bukan misi mustahil. Aku akan lakukan apapun untuk
mendorong potensi mereka. Demi itu semua, kau harus percaya padaku.” jelas Sung
Joon sambil melihat CV dari tiap-tiap anggota tim Most
“Jika majalan berusia 20 tahun dihentikan,
maka tim yang akan dibubarkan, lalu mereka akan sulit diterima dimanapun. Dan
tentunya, ini berarti aku tidak punya tujuan juga.” ungkap Sung Joon.
Sung Joon sedang ada di hotel seperti
membahas tentang masalah majalah dengan
seorang pria. Ha Ri terlihat penasaran dengan keputusan Hye Jin apakah ia ingin
mengundurkan diri, saat itu keduanya sempat berpapasan tapi anak buah Ha Ri
memanggilnya jadi wajah Ha Ri tak terlihat.
Ha Ri pun pergi ke bagian depan untuk
memberitahu penjaga pintu, Sung Joon baru saja masuk ke dalam mobil lalu pergi
melihat dari kaca spion, Hye Jin yang dikenalnya terlihat disana.
Ha Ri kembali masuk ke dalam hotel dengan
menyapa semua tamu yang baru keluar, Sung Joon tiba-tiba menarik tanganya dan
memanggil nama Hye Jin. Ha Ri benar-benar kaget melihat Sung Joon yang bisa
menemukanya didalam hotel, begitu juag Sung Joon tak percaya melihat Hye Jin
yang dikenalnya ternyata ada dikorea bukan di london.
bersambung ke episode 3
Semakin menarik tp sung joon menyebalkan thank ya onnie semangat keep writing
BalasHapusSemangat mbk dee,,
BalasHapusorg kaya yang dimaksud han sul pasti kim shin yuk ..org yang nyeleneh :D
BalasHapus