Pagi
hari, Hyun Suk langsung pergi ke loker melihat No Ra sudah berdiri disana dan
langsung menyuruh untuk mengosongka barang-barangnya. No Ra melirik sinis,
dengan ketus Hyun Suk tak melihat kalau ia sedang mengosongkan lokernya, Hyun
Suk malah binggung No Ra sudah mengosokanya lebih dulu
“Kau buta
tau tuli? Ini aku kosongkan!” teriak No Ra kesal
“ah.... Malah
dia yang membentak, Cepat, cepat. Cepat!” kata Hyun Suk ketus
No Ra
mengeluarkan semua buku lalu menendang pintu loker, Hyun Suk memarahi karena
bisa rusak, No Ra membalas kalau akan mengantinya apabila rusak lalu pergi
dengan ngedumel, menurutnya Hyun Suk melakukan semua hal yang tak diminta dan
mengambil yang sudah diberikan.
Hyun Suk
ingin mengunci loker, melihat ponsel No Ra yang tertinggal, melihat No Ra yang
sudah pergi menjauh memilih untuk membiarkan saja dan mengunci lokernya kembali
lalu pergi.
Semua
sedang berlatih menari temasuk No Ra, Soon Nam dan yang anggota senior lainnya
melakukan rapat diruangan lainnya untuk membuat konsep festival. Woo Sae
menanyakan tentang No Ra karena mereka sudah membagi kelompok sebelum No Ra
gabung.
“Apa tak
ada tempat untukknya?” tanya Soon Nam
“Kalau dimasukab
sekarang, kelompok jadi tak seimbang. Bagaimana kalau jadi tim pendukung? Dia
bisa naik panggung musim gugur nanti.” saran Woo Sae
“Nanti
dikira diskriminasi.” komentar Soon Na,
“Tidak,
kok. Aku tak ingin naik panggung, hanya dengan Masuk klub ini saja aku sudah
senang.” ungkap No Ra yang membawa semua buku saat masuk ruangan.
Soon Nam
mengejek No Ra seperti orang pindahan lalu membantu membawakan semua buku, No
Ra pun lebih memilih untuk menjadi tim pendukung saja. Woo Sae memberitahu saat
hari festival No Ra bisa bebas melihat festival. No Ra pun senang karena ia
bisa melihat festival.
No Ra
baru tersadar ponselnya tak ada didalam tas, lalu pergi ke loker ternyata sudah
terkunci akhirnya meminjam mahasiswa lainya untuk menelp ponselnya yang hilang,
terdengar suara bunyi ponselnya didalam loker. Ia pun pergi ke ruangan Hyun Suk
tapi pintu terkunci dan salah satu dosen memberitahu Hyun Suk baru saja pergi.
Hyun Suk
berjalan ke parkiran mendengar No Ra yang memanggilnya, tapi berpura-pura tak
mendengar dan masuk ke dalam mobilnya. No Ra berusaha mengejarnya, Hyun Suk pun
memberhentikan mobilnya. No Ra mengejarnya tapi Hyun Suk kembali menjalan
mobilnya. Akhirnya Hyun Suk menurunkan jendela mobilnya, No Ra mengomel karena
Hyun Suk tak mendengarnya saat berteriak memanggilnya.
“Kalau
dengar kenapa? Kalau tidak kenapa? Kalau kau memanggilku, apa aku harus
menoleh?” kata Hyun Suk dingin
“Saat
mengunci loker, kau tak lihat HPku?” tanya No Ra, Hyun Suk berbohong tak
melihatnya.
No Ra
meminta Hyun Suk memberikan kunci karena ponselnya tertinggal disana. Hyun Suk
memberitahu kunci ada dilaci. No Ra meminta kunci ruanganya saja dan akan
mencarinya sendiri. Hyun Suk mengumpat No Ra sudah gila karena ingin melihat
ruanganya, karena ia juga mengunci lacinya.
“Maukah
kau membukanya sebentar? Aku menunggu telepon.” ucap No Ra memohon,
“Aku ada
janji makan siang.” kata Hyun Suk sambil menutup jendelanya, No Ra menahan
sambil memohon meminta waktu lima menit saja.
“Kenapa
harus kugunakan lima menitku untukmu? Disini kau yang kehilangan barang karena
ceroboh. Pergilah. Dosenmu ini sibuk.” ucap Hyun Suk ketus
“Kalau
begitu, kapan kau kembalikan HPku? Bisakah kau membawanya saat di kelas nanti?”
pinta No Ra, Hyun Suk menyuruh No Ra memindahkan tanganya dan menutup
jendelanya.
No Ra
yang kesal menendang mobil Hyun Suk yang berjalan, Hyun Suk mengumpat No Ra itu
mau celaka, No Ra pergi dengan memberikan kepalan tinju lalu melirik sinis.
Hyun Suk kesal karena No Ra itu tak pernah marah dengan sesuatu hal yang
seharusnya mengumpat marah, bahkan membantah suaminya saja tak berani.
Woo Chul
membanting naskah diatas meja, Hyun Suk memberitahu bahwa itu adalah naskah
Project “You and Now” lalu berpikir Sang Ye tak memberitahu sebelumnya. Woo
Chul terlihat sangat marah karena isinya sangat beda dengan yang mereka
diskusikan. Hyun Suk mengakui kalau memang beda 180 derajat. Woo Chul mengingat
Hyun Suk memilih tentang keluarga korban.
“Sepertinya
kau belum membacanya.Ada bagian tentang keluarga korban.” kata Hyun Suk
berjalan ke pantry untuk mengambil minum
“Yang aku
maksud adalah... Korban bencana stasiun Daigu, jatuhnya pesawat Korean Air,
lalu Menggunakan kecelakaan besar sebagai bahan...” ucap Woo Chul dengan nada
tinggi, Hyun Suk menegaskan tak pernah mengatakan itu.
“Lalu
kenapa setuju untuk konsultasi denganku?” tanya Woo Chul binggung
“Aku
hanya konsultasi bukannya minta izin anda.” balas Hyun Suk
Woo Chul
melihat semua cerita itu Cuma karangan, jadi bagaimana bisa memberikan
konsultasi. Hyun Suk pikir dirinya tak meminta saran tapi kampus yang
menyuruhnya dan ia menyanggupinya. Woo Chul merasa semua ini karena ia adalah
suami dari No Ra, sebelumnya Hyun Suk menolak lalu mengajak bertemu. Setelah
itu menolak sponsor, Lalu mengajaknya lagi, menurutnya ucapan dan Sikap Hyun
Suk tak konsisten dan agak keterlaluan.
“Cha Hyun
Suk, kau bersikap seperti ini karena tertarik pada No Ra?” ucap Woo Chul
“Kalau
iya Kau mau apa? Apa Kau akan menahan istrimu?” balas Hyun Suk sinis
“Dia
bilang kau cuma teman SMA. Sepertinya perasaanmu tak terbalas jadi aku tak
perlu merasa kalah.” komentar Woo Chul bangga
“Aku juga...
Aku sudah tak tertarik pada No Ra. Kalian memang pasangan dari langit.
Sepertinya No Ra sangat membutuhkanmu, prof. Kim. Aku bisa apa kalau dia begitu
mencintaimu? Ketertarikanku pada dia, sudah hilang sama sekali. Aku harap No Ra
bahagia bersamamu, orang yang paling dia cintai.” tegas Hyun Suk lalu pamit
pergi karena harus mengajar. Woo Chul hanya bisa benggong mendengarnya.
No Ra
makan kimbap segitiga mengingat saat Hyun Suk memberikan bubur dikarenakan
dirinya itu dianggap sedang sakit, lalu menyesal harusnya tak memakanya saja.
Di kelas
Hyun Suk, satu kelompok menampilkan drama tentang romeo dan juliet tapi Romeo
yang bangkrut dan hanya tinggal di apartement murah meminta Juliet menerima
cintanya. Juliet menolak karena tak bisa tinggal diapartment bulanan. Semua
memberikan tepuk tangan atas penampilan kelompok pertama
“Ini Menarik,
Perpisahan Romeo dan Juliet dilihat dari sudut pandang modern. Ah... tadi hanya
sudut pandang. Penilaian setiap orang berbeda. Aku nantikan pertunjukan tim
yang lain.” ucap Hyun Suk melirik sinis pada No Ra, dan No Ra memalingkan
wajahnya dengan sinis juga.
No Ra
manggil nama Hyun Suk tapi setelah Hyun Suk berhenti memanggilnya "profesor". Hyun Suk bertanya apa
maunya sekarang, lalu teringat dengan ponsel. No Ra pikir tak ada alasan lain
memanggilnya. Hyun Suk beralasan kunci lacinya tertinggal dirumahnya. No Ra pun
binggung apa yang dilakukan sekarang, Hyun Suk pikir tak ada yang bisa
dilakukan karena lupa.
“Kau
bilang, akan makan siang dikampus Kenapa kuncinya bisa di rumah?” kata No Ra
“Memangnya
aku tak boleh makan di ruangan ku?” balas Hyun Suk sinis
“Sudahlah!
Apa Sang Ye di ruangamu?” kata No Ra
Hyun Suk
binggung untuk apa No Ra mencari Sang Ye, No Ra menegaskan akan meminta
kuncinya, Hyun Suk mengumpat No Ra yang berani masuk kedalam rumahnya karena
tak semberang orang bisa masuk, lalu akan menyuruh Sang Ye ke ruangan club jadi
bisa mengambilnya esok.
No Ra
akhirnya menangis di dalam toilet karena rasa kesalnya pada Hyun Suk yang sangat
jahat sekali, Yi Jin masuk ke dalam toilet bisa mendengar orang yang menangis
berpikir seorang Gadis putus cinta lalu merasa tak penting menangis seorang pria.
Tiba-tiba No Ra keluar dari toilet, melihat ada orang memilih untuk masuk
kembali.
Yi Jin
pikir wanita itu ada mendengarnya lalu memilih buru-buru keluar. No Ra
mengintip apakah Yi Jin sudah keluar dan berpikir tangisan terdengar, lalu
melihat ponsel Yi Jin yang tertinggal di dekat wastafel. Ia pun mengejar Yi Jin
untuk memberikan ponselnya karena keponakanya menelp.
Woo Chul
melihat dari kejauhan, istrinya sedang berbicara dengan Yi Jin sambil menelp.
Yi Jin berpura-pura bahwa keponakanya itu menelp untuk meminjam uang. Woo Chul
akhirnya memilih untuk kabur menaiki tangga untuk menghindari keduanya.
Seorang kurir
bunga tiba-tiba memberikan bunga untuk No Ra, Yi Jin terlihat kaget karena No
Ra bisa mendapatkan bunga. Si kurir memberitahu bahwa bunga itu untuk Ha No Ra
jurusan sastra di kampus Woocheon. No Ra ingin tahu siapa pengirimnya, kurir
pun menunjuk ada kartu yang terselip diatas bunga.
Yi Jin
penasaran siapa yang mengirimkan bunga untuk No Ra, menyuruh No Ra membuka
kartunya. No Ra membaca tulisan di kartu “Untuk wanita yang ingin kujaga.” dan
tak ada namanya. Yi Jin terlihat tak percaya No Ra yang belum menikah tapi bisa
mendapatkan bunga dan dikirim ke kampus.
Hyun Suk
menerima pesan ke dalam ponselnya [Bunga pesanan anda sudah kami antarkan.
Terima kasih.] matanya langsung melotot berteriak memanggil Sang Ye yang belum
membatalakn perngiriman bunga. Sang Ye mengelengkan kepalanya karena yang
memesan Hyun Suk sendiri.
“Oh
iya... hari ini, kan pengirimanya? Mau Bagaimana lagi? Dia pasti belum pernah
menerima bunga.” komentar Sang Ye
“Dia
tidak sekarat, buat apa kuberi bunga? Kalau pun dia tak pernah menerima bunga, kenapa
harus aku yang memberi?” teriak Hyun Suk frustasi lalu teringat tulisan dikartunya
“Untuk orang yang ingin kujaga.” dan
mengumpat dirinya itu sudah gila.
Yi Jin
mengikuti No Ra dari belakang, dengan wajah sedih seperti iri dengan anak
muridnya yang mendapatkan bunga, lalu teringat ucapan Hyun Suk “Cepat cari pacar, Sebelum terlambat. Apa
"W" itu hatimu? Kau tak bisa memeluknya ataupun menciumnya.” lalu bertanya-tanya perasaan aneh apa didalam
hatinya ini.
Sementara
Woo Chul melihat keduanya dari atas melonggo melihat keduanya, sambil
bertanya-tanya “Bagaimana mereka saling
kenal? Kenapa mereka jalan bersama.” dan menegaskan istrinya itu tak boleh
masuk satu kelas dengan Yi Jin.
No Ra
melihat bunga ditanganya, teringat dengan suaminya dalam tiga tahu terakhir
selalu memberikan hadiah yang sama yaitu voucher belanja 200rb won saja, tanpa
ada perayaan apapun, bahkan sempat terlihat lupa. Ketika pulang kerumah menaruhnya didalam vas,
sambil memandanginya merasa bunga didepanya itu sangat cantik lalu mencium harumnya bunga mawar merah.
Yi Jin
berdiri sendirian di depan lukisan, Woo Chul datang berdiri disampingnya, lalu
berkomentar Pemandangan yang indah dan mengatakan kalau ia tak begitu suka
dengan lukisan cat air. Yi Jin melirik,
“Maksudku
adalah aku suka pemandangan wanita yang melihat lukisan. Seperti waktu itu.”
ungkap Woo Chul
“Begitulah,
Aku selalu teringat saat pertemuan pertama kita.” komentar Yi Jin
Flash Back
Woo Chul
terlihat terpana dengan orang – orang yang datang saat pemeran lukisan dan itu
menjadi ajangnya untuk meluaskan hubungan kerjanya, matanya terpana melihat Yi
Jin dari belakang yang melihat lukisan. Yi Jin tiba-tiba ingin pingsan dan Woo
Chul pun menyelamatkan agar tak jatuh. Beberapa orang ingin menelp ambulance
tapi Yi Jin menolaknya karena hanya terasa pusing saja.
“Sepertinya
kau terkena “Stendhal Syndrome” Anda pasti sangat memahami seni. Saat anda
melihat lukisan, anda melihat warna seperti musik, lalu Anda akan tersedot
warna itu. Itu semua Diucapkan oleh Mark Rothko.” jelas Woo Chul
“Anda
hebat sekali, Aku ingin bicara lebih\Nbanyak tentang lukisan.” ucap Yi Jin yang
terpana dengan Woo Chul
Keduanya
sudah duduk dicafe bersama, Yi Jin merasa pertemuan mereka itu seperti takdir.
Woo Chul pikir mereka juga tak bisa menolak takdir. Yi Ji ingat mereka
mengobrol ditempat ini selama 3 jam. Woo Chul membenarkan tepatnya 3 jam 45
menit.
“Dulu
kita tidak saling memperingatkan dan Tak terasa sudah 4 tahun. Apa saja yang
lakukan 4 tahun ini? Kita menghindar, bersembunyi, dan pura-pura tidak kenal. Aku
lelah, Kenapa kita tak bisa bergandengan dan berciuman didepan orang? Menerima
bunga saja tak pernah.” keluh Yi Jin
“Aku ada
perjanjian...di Bulan Mei Atau paling tidak 2 Juni.” kata Woo Chul mengingatkan
Yi Jin
ingat dengan hal itu lalu bertanya alasan Woo Chul ingin menemuinya, Woo Chul
ingat dengan pertemuanya dengan Hyun Suk yang membuat cerita hanya karangan
jadi tak bisa memberikan konsultasi, jadi didalam hatinya ingin memberitahu
masalah project. Tapi teringat pertemuan No Ra dengan Yi Jin sebelumnya.
“Aku
dengar ada lukisan baru, jadi aku ingin mengejutkanmu.” kata Woo Chul
berbohong, Yi Jin tersenyum bahagia.
“Ngomong-ngomong,
Yi Jin...Kau agak sensitif hari ini. Apa terjadi sesuatu?” tanya Woo Chul
mencoba mencari tahu
“Sepertinya
aku juga punya batas. Aku punya murid yang sudah tua.Hari ini dia menerima
kiriman bunga di kampus, Dia belum menikah dan Sepertinya dia baru kuliah
karena harus menghidupi keluarga, tapi Dia lembut dan cantik.” cerita Yi Jin,
Woo Chul kaget ternyata No Ra adalah anak muridnya dan dikenal lembut dan
cantik.
Woo Chul pulang
kerumah melihat No Ra yang sudah tertidur pulas dikamar, lalu seperti mengajak
istrinya bicara walaupun sedang tertidur.
“No Ra....
Tolong berhenti kuliah... Apa sulitnya berhenti kuliah? Tolong berhentilah
kuliah.” pinta Woo Chul lalu menyakinkan diri bahwa istrinya akan berhenti
kuliah, setelah itu keluar dari kaamr sambil memegang kepalanya yang pusing.
Ponsel No
Ra sudah ada di atas meja rumah Hyun Suk, terlihat dilayar tulisan “suami” yang
menelpnya. Hyun Suk terlihat membiarkan saja dengan membahas project dan
meminta Sang Ye menghubungi persatuan aktris korea untuk memeriksa latar
belakang aktor arena kemungkian cerita
yang dikirim palsu. Sang Ye tak menyangka pendaftarnya akan sebanyak itu, Woo
Chul menyuruh mencari orang untuk membantu mereka juga. .
Sang Ye
berbisik menurutnya Hyun Suk keterlaluan tentang Hpnya No Ra yang berdering.
Hyun Suk melihat ponsel No Ra membaca pesan yang masuk “Sepertinya kau tak ingin mengangkatnya, Ayo makan berdua.Telpon aku.”
“Kenapa
dia telpon berkali-kali? Bagaimana ini Sang Ye? Kim Woo Chul terus menelpon Ha
No Ra. Apa yang ingin dia bicarakan?” kata Hyun Suk binggung
“Itulah
maksudku, sunbaenim. Harusnya kau kembalikan HP itu kemarin. Kau terus
mengganggunya seperti anak kecil.” komentar Sang Ye
“Aku tak
punya pilihan. Kau lihat sendiri kan? Matanya melotot, dan dia mengejekku. Harusnya
aku diperlakukan lebih baik ketimbang pada suaminya.” kata Hyun Suk membela
diri
Sang Ye
memberitahu bahwa bukan No Ra yang membohonginya, Hyun Suk mengaku dirinya yang
salah tapi menurutanya tak ad cara lain karena No Ra seperti tak peduli dengan
kesalahan suaminya.Tapi ketakutan datang apabila Woo Chul tak menghubunginya
bahkan keduanya tak saling bicara, akhinya memutuskan untuk mengembalikanya. Sang
Ye pikir Hyun Suk tak tahu keberadaan No Ra, Hyun Suk menegaskan No Ra itu
selalu dalam gengamanya.
Ketika
keluar, Hyun Suk dan No Ra saling bertabrakan karena sama-sama terburu-buru. No
Ra ingin marah tapi Hyun Suk menyuruh No Ra menunda marahnya lalu memberikan
ponselnya karena suaminya menelp 3 kali dan juga mengirim pesan.
No Ra binggung
melihat “ayah Min Soo” menelpnya. Hyun Suk masih terengah-engah menyuruh No Ra
cepat menelp suaminya. Tapi Woo Chul sudah kembali menelpnya, ia pun berjalan
pergi. Hyun Suk yang melihatnya berpikir No Ra itu sangat senang.
Di
restoran
Woo Chul
sudah memesan makanan sebelum istrinya datang dan mengajaknya makan lebih dulu
sebelum bicara, No Ra menolak menyuruh Woo Chul cepat bicara saja.
“Aku
mengaku kalah. Sifat keras kepalamu membuatku, Kim Woo Chu, menyerah. Aku tak
tahu perasaanmu padaku masih sebesar ini. Keinginanmu untuk kuliah, supaya
tingkatan kita sama. Sungguh mengagumkan. Jadi, masalah kuliah...” ucap Woo
Chul lalu mengeluarkan selembar kertas, No Ra melihat itu formulir pengunduran
diri dari kampus.
“Berhentilah
kuliah Dan akan kubatalkan perceraian kita. Aku sudah pernah bilang. Kampus itu
adalah tempat yang paling penting untuk pekerjaanku dan tempat hidupku. Dari
pada menghabiskan waktuku melihatmu disana. Lebih baik aku melihatmu dirumah.”
kata Woo Chul terdengar meremehkan, No Ra ingin Woo Chul menegaskan saja apa
sebenarnya yang dinginkan.
Woo Chul
memberitahu apabila No Ra berhenti kuliah maka akan membatalkan perceraian. No
Ra seperti tak percaya lalu menegaskan dirinya akan melajutkan perceraaian dan
tetap kuliah. Woo Chul hanya bisa melonggo terdiam mendengar keputusan
istrinya.
bersambung ke episode 8
Keren no ra udah berani menegaskan sikapnya gumawo mba dyah
BalasHapusThanks ya onnie gk sabar nunggu lanjutanya semangat
BalasHapusAku pengen lihat min so menyadari bahwa ibu nya lebih sayang minso daripada ayahnya
BalasHapusMakasi chingu lanjut sinopsisnya yah
BalasHapusTrims dyah!! Smangat..
BalasHapusWuaaa sukaaa bgt, makasi ya lanjutan sinopsisnya. Kereeeeen bgt bahasanya. Semangat ya
BalasHapusNo ra sudah mengambil keputusan yang tepat dgn tetap kuliah,, :-D
BalasHapus