Di depan
rumah, Tae Hyun langsung di perkenalan seorang penjaga keamanan yang akan
mengurusnya, ia pun hanya bisa tertawa
karena merasa tidak perlu penjaga. Sek Min meminta untuk meninggalkan
mereka sebentar. Tae Hyun mengejek bahwa jarak mereka itu hanya beberapa
langkah saja dari penjaga.
“Apa kau
sudah terbiasa dengan panggilan “Tuan”? Sebelum kau melangkah masuk kesana... Aku
ingin berbicara dengan Dr. Kim Tae Hyun untuk terakhir kalinya. Apa kau
mengizinkan aku?” ucap Sek Min, Tae Hyun pun mengangguk.
“Selamat!
Kau telah menjadi salah satu orang yang berkuasa. Tapi tidak peduli siapa yang
berkuasa, dia pasti akan lemah pada seseorang, setidaknya pada Presdir. Kemudian
kau bisa menggunakan kekuasaanmu pada kita semua.” ucap Sek Min
“Jangan
khawatir. Aku tidak ingin menggunakan kekuasaanku pada siapapun.” kata Tae Hyun
Sek Min
langsung meminta maaf karena prilakunya yang kasar, Tae Hyun terlihat makin
kesal karena mengetahui Sek Min itu minta maaf dan tak sungguh-sungguh. Sek Min
hanya tersenyum lalu mengajak Tae Hyun untuk masuk ke dalam rumah.
Tae Hyun
merasa di dalam Rumah sangat tenang. Sek Min memberitahu bahwa memang untuk
saat itu tenang tapi untuk berjaga-jaga agar Tae Hyun merasa tak nyaman makan
mereka akan memulangkan semua pegawai, lalu pamit pergi.
“Selamat
datang.... Presdir sedang menunggu di dapur.” ucap Kepala Pelayan yang terlihat
sinis. Tae Hyun pun sempat bergidik lalu mengikuti arah kepala Pelayan.
Di depan
pintu dapur, Tae Hyun tersenyum melihat Yeo Jin sambil membaca Tab menyuruh
koki agar memasukan ikan ke dalam air mendidih
setelah itu menambahkan pasta kacang kedelai, Koki melihat Tae Hyun yang
sudah berdiri melihat Yeo Jin yang masak tapi Tae Hyun meminta supaya Koki tak
bicara.
Koki itu
pelan-pelan meninggalkan dapur dan Yeo Jin sibuk melihat resep dari tabnya,
merasa semua itu mudah dan baru sadar kalau kokinya tak ada lagi didapur.
Tae Hyun
sudah berdiri dibelakang Yeo Jin lalu memeluknya dengan erat dan keduanya
tersenyum bahagai. Ia memberitahu bahwa memasak sup itu tidak akan sesederhana
yang dipikirkanya. Yeo Jin rasa tae Hyun sudah bisa melihat seberapa hebatnya
ia sekarang. Tae Hyun pun mengakuinya.
Yeo Jin
membalikan badanya lalu memeluk Tae Hyun sambil mengucapkan selamat datang, Tae
Hyun mencium kening Yeo Jin seperti ingin membuat pacarnya itu tak khawatir,
keduanya berpelukan didapur dengan sangat erat.
Chae
Young memilih untuk minum dibar, ketika akan pergi tak sengaja menumpahkan
minumannya pada seorang pria yang berjalan. Pria itu pun memanggilnya Ahjumma
dengan nada marah, Chae Young tak terima dipanggil Ahjumma.
“Ya,
wanita tua. Wanita tua, jika kau membuat kesalahan...” teriak Si pria, Chae
Young ingin membalas tapi ditahan oleh bartender
“Pak,
tolong tenang. Kami akan membayar untuk pencucian pakaianmu.” ucap Bartender
“Hei, apa
kau tahu siapa aku?” teriak Chae Young tak terima
Pria itu
bertanya siapa Chae Young itu, Chae Young diam dan baru menyadari statusnya
sekarang bukan lagi sebagai istri Do Joon, si pewaris HanShin Grup dan dirinya
itu bukan apa-apa lagi sekarang.
Yeo Jin
duduk diatas meja mengatakan bahwa ia bisa melakukanya sendiri, tapi Tae Hyun
tetap sibuk memasak didapur, Koki dan salah satu pelayan tersenyum melihat Tae
Hyun yang sangat lihat memotong bahan-bahan dan mengiris daun bawah, terlihat
Kepala pelayan juga melirik sindir.
“Aku
ingin kau merasakan kedelai rebus ibuku, jadi Tunggu saja.” ucap Tae Hyun
“Aku
ingin membuatnya untukmu.” kata Yeo Jin
“Ketika
kau selesai terapi fisikmu, maka kau bisa membuatkannya untukku, oke?” balas Tae
Hyun lalu mencari-cari sesuatu
Yeo Jin
menanyakan apa yang dibutuhkannya sekarang,
Tae Hyun memberitahu bahwa membutuhkan Sentuhan Ibunya. Yeo Jin binggung
dari mana sentuhan ibu Tae Hyun itu. Tae Hyun tersenyum memberitahu bahwa ia
butuh MSG dan tak ada di dapur.
“Haruskah
aku mendapatkannya untukmu?” ucap Yeo Jin
“Tidak
Perlu, Siapa yang akan kau panggil untuk
tugas ini pada jam segini?” kata Tae Hyun lalu kembali sibuk memasak, Yeo Jin
tersenyum melihat Tae Hyun.
Di ruang
interogasi
“Dalam
pekerjaan teknik sipil, kita bisa melakukan ledakan. Tetapi ketika kau meledakkan
sesuatu dengan dinamit, tanah kadang-kadang akan benar-benar terguncang. Maka
semua tikus akan bersembunyi ke dalam lubang mereka sendiri.” kata Presdir Go
berbicara omong kosong dengan tertawa licik, Detektif Lee yang mendengarnya
memilih untuk makan permen.
“Tapi tak
lama...ketika mereka menyadari bahwa langit tidak terbalik... lalu semua tikus akhirnya
akan merangkak keluar. Apa kau tahu kenapa? Mereka ingat... di mana mereka
harus pergi untuk mendapatkan makanan.” kata Presdir Go menunjuk kepalanya
sendiri.
Detektif
Lee masih saja diam, Predir Go menyandar tubuhnya sambil bercerita bahwa sudah
menjalani bisnis konstruksi selama 40 tahun dan melalui setiap kesulitan, menurutnya
ketika orang meninggal dari keruntuhan bangunan yang dibangun atau jembatan
yang di bangun hampir runtuh, tapi ia masih tetap ada dunia dan baik-biak saja.
Detektif Kim masuk memberitahu bahwa pengacara untuk Presdir Go sudah datang.
Presdir Go sengaja mengejek bhawa pengacaranya datang lebih cepat dari yang
diduga.
Sup
kacang kedelai sudah selesai, Tae Hyun sengaja mengunakan mangkuk besar untuk
mengambil nasi dan menaruh sup diatasnya. Yaeo Jin heran kenapa mereka tak
duduk diatas meja makan saja. Tae Hyun pikir lebih lezat duduk didapur, Yeo Jin
seperti belum terbiasa makan tanpa lauk lainnya.
“Memanggil
seseorang untuk menemukan lauk dan mengatur meja pada jam segini? Tidak ada
yang menyukainya. Mereka akan menggunjing dibelakang kita.” komentar Tae Hyun
“Sekarang
aku melihat kau punya sopan santun. Aku mempelajarinya selama kelas etika
ketika masih kecil.” kata Yeo Jin memuji dengan nada mengejek. Tae Hyun
membalas Yeo Jin sudah mempelajari
banyak hal tapi menurutnya hal seperti itu sudah sangat jelas
“Beberapa
orang tidak memperhatikannya bahkan setelah mereka belajar.” ucap Yeo Jin
Tae Hyun
menyuapi Yeo Jin nasi dengan sup kacang kedelai buatanya, Yeo Jin menyuruh Tae
Hyun untuk mencobanya lebih dulu tapi Tae Hyun bersikukuh agar Yeo Jin
mencicipinya lebih dulu. Yeo Jin mencobanya dan langsung mengungkapkan rasanya
supnya enak.
Setelah
selesai makan, Tae Hyun langsung mencuci mangkuk bekas mereka makan. Yeo Jin
menyuruh Yeo Jin untuk membiarkan saja, Tae Hyun merasa apabila pelayan melihat
ada piring kotor menumpuk dipagi hari maka pelayan tak akan menyukainya. Koki
dan pelayan yang melihat seperti terkesima dengan tingkah laku Tae Hyun yang
sangat rendah hati dan juga tampan.
“Ngomong-ngomong,
kapan kita akan melakukan upacara pernikahan?” tanya Yeo Jin
“Upacara
pernikahan? Kita sudah mendaftarkan pernikahan kita. Dan kau tahu berapa banyak
biaya untuk melakukan pernikahan?” kata Tae Hyun yang mengingat ucapan seperti
itu dari seseorang.
“Lalu,
aku tidak bisa mengenakan gaun pengantin?” keluh Yeo Jin, Tae Hyun membenarkan
Yeo Jin
cemberut karena para pria itu tak tahu keinginan seorang wanita. Tae Hyun
memegang tangan Yeo Jin, sambil menyuruh melakukan apapun yang dinginkan dan ia
akan menurutinya dengan panggilan “sayang” diakhir kalimat. Ye Jin langsung
tersenyum lalu tersadar Tae Hyun memanggilnya dengan panggilan “sayang”
Tae Hyun
pun kembali memanggil Yeo Jin dengan panggilan “sayangku” dengan nada mengoda.
Yeo Jin merasa dirinya merinding saat Tae Hyun memanggil seperti itu, lalu
mengelus wajah Tae Hyun yang terlihat lelah karena Memasak bahkan mencuci
piring, jadi mengajaknya untuk istirahat.
“Kau
pasti juga lelah. Ngomong-ngomong, dimana kamar kita?” ucap Tae Hyun.
“Kamar
Kita??? Apa yang sedang kau pikirkan?” balas Yeo Jin
Tae Hyun
balik bertanya apa yang sedang dalam pikiran Yeo Jin dengan nada mengoda, Yeo
Jin dengan melipat tanganya mereka tidak melakukan pesta pernikahan, jadi....
Tae Hyun memotong sudah mengerti karena Yeo Jin belum sehat dan mengingatkan
bahwa ia bisa menunggu sampai Yeo Jin terbebas dari masa lalu yang menyakitkan.Yeo Jin
sempat tertawa lalu mengucapkan Terima kasih, lalu mengatakan alasanya bukan
karena itu dengan menceritakan bahwa
Masa lalunya yang menyakitkan telah menghilang.
Tae Hyun
mengajak Yeo Jin pergi sekarang dengan mengendongnya keluar dari dapur. Di
ruang tengah, sudah menunggu pelayan dan kepala pelayan, Tae Hyun menurunkan
dan membantunya duduk diatas kursi.
Yeo Ji
mengucapkan selamat malam dan meminta kepala pelayan memberitahu kamar untuk
Tae Hyun tidur. Kepala pelayan berjalan keluar untuk mengantar Tae Hyun tapi
kakinya menubruk dinding dan berusaha tetap berjalan seperti biasa tanpa mengeluh
sakit.
Tae Hyun
melihat mencoba mengoyang-goyangkan tanganya disamping kepala tapi terlihat
kepala Pelayan tak mengubrisnya. Kepala Pelayan meminta Tae Hyun untuk naik
mobil yang biasanya digunakan untuk golf. Tae Hyun bertanya kemana mereka akan
pergi.
“Tempat
tinggalmu berada di Gedung Timur. Para tamu selalu tinggal di Gedung Timur.” ucap
Kepala Pelayan, Tae Hyun hanya mengangguk mengerti dirinya dianggap sebagai
tamu.
Di ruang
interogasi
Pengacara
Kim memberitahu bahwa Keluarga Presdir Go tampaknya sangat khawatir, Terutama
anaknya lalu memberikan selembar kertas. Presdir Go kaget membaca pesan dari
anaknya, lalu bertanya apa yang harus dilakukanya sekarang. Pengacara Kim
merasa Presdir Go harus membuat penilaiannya sendiri.Detektif Lee masuk
memberitahu bahwa waktunya sudah habis, Predir Go pun menyembunyikan kertasnya.
“Semua
orang akan memberitahumu bahwa kau sudah bekerja keras untuk sampai ke titik
ini. Jadi serahkan saja aku ke Kantor Kejaksaan.” ucap Presdir Go
“Begitu
surat perintah dikeluarkan, aku akan meninjau legalitas penangkapan.” Kata
pengacara Kim keluar ruangan.
“Silakan
lakukan dan Tolong masukkan kata-kata bagus untuk bos. Jadi Mereka tidak perlu
khawatir.” ucap Presdir Go
Setelah
itu Presdir Go meminta sup daging sapi,
karena harus makan dulu sebelum pergi. Kepala Tim melihat Presdir Go itu
seperti ular, Detektif Kim menanyakan apa yang harus mereka lakukan karena ia
sudah diperintah untuk menyerahkannya sekarang. Kepala Tim pun menyuruh
Detektif Kim untuk memberikan semangkuk sup sapi dan menyerahkan pada pihak
kejaksaan.
Kepala
Pelayan membawa Tae Hyun ke kamar yang cukup luas dan akan memberi sarapan
apabila memberitahunya 30 menit lebih awal. Sebelum pergi, Tae Hyun menyuruh
Kepala perawat untuk duduk dan melihat
ada bekas luka memar dibagian dengkul dan pahanya.
“Tutup
satu mata dengan tanganmu dan lihat hidungku.” pinta Tae Hyun, Kepala Pelayan
sempat binggung, Tae Hyun dengan sopan menaruh tangan Kepala Pelayan untuk
menutup mata kanannya.
Ia
mengerakan tangannya dengan meminta Kepala Pelayan memberitahu berapa jari yang
ditunjukan padanya. Kepala Pelayan hanya diam lalu bertanya apa sebenarnya yang
dilakukan Tae Hyun padanya.
“Ini
adalah kelainan di kelenjar hipofisis. Ketika ada tumor di kelenjar hipofisism,
maka itu menekan pada saraf dan menyebabkan penglihatan menyempit. Itu sebabnya
kau tidak bisa melihat dalam penglihatan periferalmu dengan baik dan kau memiliki
begitu banyak memar pada kakimu.” jelas Tae Hyun
Penjaga
yang dibelakang ikut mencoba menutup satu matanya, Tae Hyun meminta Kepala
Pelayan tak usah khawatir dan menyuruhnya untuk datang kerumah sakit. Lau
apabila memang dugaannya itu benar maka harus dilakukan operasi karena kalau
tidak maka Penglihatannya akan makin
menyempit. Kepala Pelayan terlihat gugup dengan kebaikan Tae Hyun, mengangguk
mengerti.
Di ruang
interogasi, Presdir Go menyantap sup daging sapi sementara Detektif Kim dan
Kepala Tim memilih makan jajangmyun di ruang kontrol. Detektif Lee yang
terlihat kesal merasa tak nafsu makan dengan keadaan seperti ini.
Presdir
Go baru saja menghabiskan setengah mangkuk sup sapinya, melihat kembali kertas
yang diberikan pengacara Kim lalu tertawa. Setelah itu sengaja menuangkan kuah
sup diatas nampanya. Dengan tangan gemetar dan mata merah ia melempar mangkuk
di dinding.
Detektif
Kim yang melihatnya dari CCTV, berpikir membiarkan saja setelah makan akan membereskanya.
Tapi Kepala tim melihat Presdir Go mengambil pecahan mangkuk dan langsung
menyayat lehernya sendiri.
Keduanya
berteriak dan langsung berlari masuk ke dalam ruangan interogasi. Detektif Lee
yang baru datang kaget melihat keduanya yang masuk ke dalam ruang interogasi.
Presdir Go sudah berlumuran darah dan kertas diatas meja bertuliskan [Ayah, tolong selamatkan aku.] Detektif
Lee terlihat kesal karena tak bisa menghalanginya, Predir Go terlihat sudah
muntah darah dengan memegang kertas dari anaknya.
Yeo Jin
memasangkan anting-anting ditelinga sambil berbicara pada pelayan karena ingin tahu apakah Tae Hyun nyaman di
kamarnya. Pelayan merasa Yeo Jin tak perlu khawatir karena mereka bisa
mendengar dengkuran Tae Hyun melalui lorong. Yeo Jin sempat tersenyum tapi
berpikir bantal yang digunakan Tae Hyun tak nyaman jadi membuatnya mendengkur.
Tae Hyun
sudah bangun akan keluar kamar, Kepala pelayan memintanya untuk sarapan. Tae
Hyun menolak karena tak ingin sarapan dan berpesan agar kepala Pelayan untuk
bertemunya dirumah sakit.
“Tapi Mereka
akan kecewa.” ucap Kepala Pelayan yang menahan Tae Hyu untuk pergi. Tae Hyun
binggung siapa mereka, Kepala Pelayan memberitahu itu adalah Staf dapur.
Tae Hyun
masuk ke dalam ruang makan, langsung
melonggo melihat berbagai jenis masakan ada diatas meja untuk sarapan. Ia pun
duduk dan koki dengan senang hati meminta untuk mencoba masakanya. Tae Hyun
menolak dengan senyuman karena sudah benar-benar kenyang dan sudah terlambat.
Yeo Jin
datang bertanya apakah tidurnya nyenyak, Tae Hyun mengangguk dan bertanya balik,
tapi ia menyuruhnya untuk tidur lagi saja. Yeo Jin beralasan seorang istri
harus melihat suaminya berangkat kerja.
Tae Hyun
sempat terkejut lalu tersenyum karena Yeo Jin mengakuinya sebagai suaminya. Yeo
Jin binggung melihat semua masakan yang ada diatas meja, Tae Hyun tersenyum
lalu melihat jam karena harus segera pergi dan memeluk Yeo Jin terlebih dulu
sebelum meninggalkan rumah.
“Apa
sekarang ini sarapan disiapkan sebanyak ini?” tanya Yeo Jin binggung, Koki dan
pelayan tersenyum, sepertinya mereka sengaja membuatkan masakan hanya untuk Tae
Hyun yang tampan dan baik hati.
Tae Hyun
memejamkan matanya saat ada diperjalanan, Penjaganya merasa Tae Hyun seharusnya
duduk dibelakang, Tae Hyun merasa lebih
nyaman duduk di depan. Penjaga mengerti dan akan menyiapkan mobil yang lebih
besar besok.
“Aku
tidak mengatakan apa-apa!!, Jadi Tidak usah.” keluh Tae Hyun yang merasa
hidupnya langsung berubah. Penjaga sedikit tersenyum tapi kembali membuat
wajahya terlihat dingin seperti perjaga lainya.
Yeo Jin
didorong dengan kursi roda oleh Sek Min sampai ke rumah tempat biasa Do Joon
berkerja, beberapa petinggi langsung memberikan hormat, didepan pintu ia
meminta Sek Min berhenti lalu berjalan ke tempat duduknya. Dengan santai Yeo
Jin merasa kursinya itu harusnya lebih dekat dengan pintu karena kakinya masih
gemetar berjalan sejauh itu dan mengusulkan mereka harus bertemu di ruangan
kecil.
Semua
yang ada di ruangan tertawa dengan lelucon yang dibuat Yeo Jin, Wakil Presdir
pun mengungkapnya sangat senang melihatnya dalam kondisi yang baik. Yeo Jin
mengaku keadannya tak begitu baik Setelah berbaring di tempat tidur selama tiga
tahun, semua otot-ototnya berhenti berkembang bahkan tidak bisa berjalan dengan
baik dan sulit untuk hidup dengan lengannya, sambi mengambil minum diatas meja.
“Kau akan
lebih baik segera. Jangan terburu-buru. Luangkan waktumu dengan terapi fisik. Jika
kau menyerahkan pekerjaan pada kami...” ucap Wakil Presdir
“Aku
berada di tempat tidur selama tiga tahun sementara tubuhku memburuk tapi tidak
ada yang membangunkanku. Bahkan ketika aku ingin bunuh diri...Aku tidak punya
kekuatan di lenganku, jadi aku tidak bisa memotong tenggorokanku.” cerita Yeo
Jin yang menyindir dengan tertawa, Semua yang ada diruangan hanya bisa
tertunduk diam.
“Aku
melihat rencana restrukturisasi Han Do Joon tadi malam, Beberapa bagian masuk
akal. Dan setelah melihat semuanya, Aku bisa menebak mengapa kalian di sini.”
jelas Yeo Jin,
“Presdir...
Aku dapat berbicara berdasar giliran, tapi aku ingin mengatakan sesuatu. Para Presiden
yang berkumpul di sini hari ini adalah orang-orang yang mendukungmu. Ikatan
antara Presdir Han dan Presiden Go masih kuat Dan kau belum melakukan rapat
umum resmi. Tapi jika kau menekan kami seperti ini, aku percaya itu tidak akan
membantumu melawan kekuatan dari Presdir Han dan Presiden Go nantinya.” jelas
Wakil Presdir
Yeo Jin
melirik sinis membenarkan hal itu, Wakil presdir tersenyum lalu meminta untuk
menutupi masa lalu diam-diam dan membahas
masa depan dengan mereka. Semua petinggi tertawa sebagai tanda setuju
Salah
satu Petinggi menerima pesan dari ponselnya [Presiden Go meninggal di kantor polisi tadi malam.] semua akhirnya
bersamaan menerima pesan yang sama tak percaya bahwa Presdir Go meninggal. Wakil Presdir dibisikan bahwa Presdir Go sudah meninggal.
“Apa yang
sedang terjadi? Apa seseorang mati tadi malam atau sesuatu?” kata Yeo Jin
seperti pura-pura tak mengerti.
Lalu ia
bertanya apakah harus melanjutkan rapatnya, Wakil presdir mempersilahkan dengan
nada gugup. Yeo Jin pun bertanya-tanya bagaimana mereka harus merencanakan
untuk masa depan yang cerah, dari saku bajunya memperlihatkan USB bentuk kunci
lalu memasangkan di laptop, Wakil Presdir terlihat panik melihat USB ditangan
Yeo Jin.
“Ya.
Ayahku memberikannya padaku, Haruskah kita melihat, siapa yang akan menjadi
Presiden Go selanjutnya?” kata Yeo Jin menatap laptopnya.
Semua
petinggi hanya bisa tertunduk dan merasa tak berdaya, Sek Min mengeluarkan
kursi roda dari ruangan dan menutup kembali pintu. Mata Yeo Jin seperti elang
yang sudah siap menang untuk melawan Do Joon dan semua orang yang jahat
padanya.
Semangat mbak dyah keep writing terimakasih untuk sinopsisnya
BalasHapussuka suka
BalasHapusKesungguhan cinta blm terlihat, bgtupn perlawanan doo jon,,, kita tunggu aja
BalasHapusFighting mbk dee,, ;-)
BalasHapusSeru seru seru...
BalasHapusYeo Jin sama Tae Hyun romantis lucu wkwkwk
Ditunggu sinopsisnya selanjutnya. Semangat!