PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 27 September 2015

Sinopsis She Was Pretty Episode 4 Part 1

Di depan cafe, Hye Rin menelp kakaknya yang tak mau datang ke cafe, lalu mengancamnya akan datang ke tempat Ha Ri untuk meminta traktir saja. Hye Jin balik mengancam tak boleh datang ke tempat temanya, lalu mengeluh adiknya selalu berbuat semuanya dan akan segera datang.
Sung Joon melihat bukunya itu dengan sampul bertuliskan “more beautiful than flower- Secret Note”. Hye Rin berteriak memberitahu buku yang di pegang Sung Joon itu miliknya. Sung Joon memberikan senyumanya pada Hye Rin yang sangat mirip dengan Hye Jin saat masih remaja. 

Hye Jin baru masih sambil mengumpat adiknya si biang musuh, langsung melotot kaget melihat adiknya sudah berjabat tangan dengan Sung Joon. Ia buru-buru keluar tapi saat itu juga segerombolan orang masuk ke dalam cafe, buru-buru ia bersembunyi dibalik standing banner. Sung Joon membawakan sepotong kue dan minuman, Hye Jin menjerit pelan-pelan, apa yang dilakukan mereka berdua
“Tapi ... kenapa bisa kenal kakakku ? Ahjusshi siapa?” tanya Hye Rin
“Aku teman kakakmu.” ucap Sung Joon, Hye Rin bertanya teman seperti apa maksudnya.
Hye Jin berusaha menyelamatkan diri dengan membawa standing banner ke depan, pelayan yang ada dicafe menegurnya karena banner itu tak boleh dibawa. Hye Jin buru-buru ke depan cafe dan memulangkanya sambil mengucapkan terimakasih. 

Di depan jendela cafe, Hye Jin kembali mengintip apa saja dikatakan keduanya dengan panik. Sung Joon ingin memberitahu tentang hubungan pertemanan dengan Hye Jin, saat itu ponselnya berbunyi.  
“Wakil PemRed. Aku anak magang yang dari tim manajemen Yang selalu bikin masalah. Aku menelepon karena ...Pemimpin Redaksi mencari anda, katanya anda harus segera datang.” ucap Hye Jin berbohong menelpnya.
Sung Joon mengerti lalu menutup telpnya, kembali berbicara dengan Hye Rin, mengatakan masih ingin mengobrol tapi mendadak ada urusan jadi harus pergi. Hye Jin buru-buru bersembunyi dibalik dinding saat Sung Joon lewat didepanya.

Hye Jin berlari masuk ke dalam, Hye Rin malah mengeluh kakaknya yang baru datang padahal sebelumnya ada seorang pria yang mengenal sebagai teman kakaknya. Hye Jin berpikir adiknya memberitahu bahwa orang yang berkerja di gedung depan cafe adalah kakaknya, Hye Rin pin kalau memang seperti itu kenapa. Hye Jin berteriak dirinya akan habis dengan wajah melas. 
“Aku Tidak bilang.” ucap Hye Rin, Kakaknya tak percaya
“Kau sudah pikun ya, sampai tidak dengar ? Kubilang, tidak.” ucap Hye Rin ketus
“Ahh... Syukurlah ! Jangan-jangan ...kau pinjam uang padanya? Sekarang kautidak boleh bicara dengan orang asing” perintah Hye Jin
Hye Rin heran dengan kakaknya padahal Sung Joon itu mengenalnya, Hye Jin menyuruh adiknya tak banyak bicara, lalu memberikan uang untuk membeli burger lalu pulang setelah itu berlari meninggalkan adiknya. Hye Rin mengeluh kakaknya itu hanya memberinya 5,000 won.

Nyonya Kim yang akan keluar dikagetkan dengan Sung Joon tiba-tiba sudah ada didepanya, sambil mencari kesempatan tanganya yang gemetaran ingin dipegang oleh Wakilnya. Sung Joon membicarakan Nyonya Kim yang mencarinya. Nyonya Kim binggung karena merasa tidak memanggilnya.
“Kudengar anda ingin segera bertemu aku.” jelas Sung Joon, Nyonya Kim terlihat bingung apa yang ingin dibicarakan. Hye Jin tiba-tiba datang
“Sepertinya, aku ... melakukan kesalahan dan salah paham. Maaf....” ucap Hye Jin sambil membungkukan badanya.
Nyonya Kim melihat Hye Jin kembali yang masih seperti sebelumnya, lau meminta untuk mengubah gayanya seperti majalan “Most”, Hye Jin mengerti sambil merapihkan rambutnya.

Di ruang rapat, Sung Joon melihat artikel yang ditulis membantingnya begitu saja karena menurutny Proposal Proyek yang kurang layak bahkan menyindir semua timnya itu membuat seperti tulisan anak SD, padahal sebelumnya ia pikir mereka Profesional tapi ternyata cuma amatir yang tidak tahu keputusan 0.03 detik tentang majalah.
“Jika tidak bisa 'menarik pembaca' bahkan menarik hanya dengan 1 kalimat 1 gambar, maka majalah itu menjadi tidak berguna. Mulai sekarang, kita buat proposal yang sama dengan rapat. Aku hanya menerima proyek yang hanya butuh 3 menit untuk dibaca. ,,Dan untuk edisi spesial Ulang tahun ke 20, lupakan semuanya yang kita diskusikan dan mulai dengan lembar baru.” tegas Sung Joon
Semua langsung mengeluh karena harus memulai semuanya lagi dari awal, Ah Reum rasa Ada beberapa topik yang sudah bagus.Sung Joon bertanya berdasarkan apa yang membuat topik itu bagus. Ah Reum merasa itu karena menarik.
“Kata “Bagus" ...itu cuma berarti satu, yaitu "Ini akan terjual laris" Apa kau yakin itu akan terjual laris jika kita gunakan ? Lebih baik dari "New Look" ?” ungkap Sung Joon.

“Tapi laris atau tidak laris ... Bukankah sedikit ...Dan lagi, jika anda terus berkata begini, mana bisa kita berpendapat di lingkungan yang brutal begini?   Kita harus merasa nyaman dan Bebas” kata Shin Hyuk terdengar nyeleneh.
“Kalau mau nyaman, untuk apa bekerja ? Dirumah saja dan "bebas" seperti burung” balas Sung Joon sinis
Shin Hyuk mengeluh kata-kata itu membuatnya sedih, Sung Joon pun meminta  mengadakan rapat lagi setelah ada Konsep baru. Sebelum berpergi bertanya pada Joo Young, apaah ia sudah menelp James Taylor. Joo Young mengatakan sudah mencoba tapi James Taylor punya jadwal yang sangat padahal.
“Sepertinya aku terlalu tinggi menilaimu. Sesuai rencana, kita laksanakan kolaborasi dengan James Taylor untuk edisi ulang tahun ke 20.Aku akan menghubunginya, Singkirkan tanganmu dari tugas ini.” sindir Sung Joon lalu keluar ruangan.
Joo Young yang menerima hinaan didepan semua pegawai, langsung memasang wajah amarah dan  meminta untuk tidak ada yang bicara dengannya. Hye Jin yang melihat sikap Sung Joon bertanya-tanya apa yang terjadi di Amerika sampai membuat sikap Sung Joon berubah drastis.

Sung Joon mengemudikan mobilnya sambil mendengarkan lagu “close to you” saat di lampu merah melihat langit yang sangat cerah dan tampak bagus lalu membuka jendela sengaja untuk mengambil foto dengan ponselnya.
Hye Jin sedang membawa berkas, melihat dari kaca langsung terpana melihat langit yang sangat cerah lalu mengambil gambar, tapi Shin Hyuk tiba-tiba sudah ada didepan camera sambil membuat balon dari permen karet. Hye Jin mengeluh fotonya jadi rusak gara-gara Shin Hyuk.
“Sedang lihat apa ? Apa Ada Iron Man yang terbang ?” ucap Shin Hyuk konyol melihat ke arah langit.
“Hanya melihat saja ... langitnya indah... Cantik sekali.” kaa Hye Jin menatap langit. 

Shin Hyuk tersenyum sambil menatap Hye Jin, teringat dengan sebelumnya.
Flash Back
Shin Hyuk duduk dibangku belakang bus melihat si Jackson,  Hye Jin yang duduk dengan tertidur dibangku depan dengan kepala berputar-putar dengan rambut Sang Mo (Topi berpita panjang yang digunakan petani) lalu mulutnya mengangga-nganga dan tersadar ketika bus mengerem.
Hye Jin melihat seorang nenek yang menaiki bus, dengan baik hati memberikan tempat duduk walaupun sangat lelah. Shin Hyuk yang melihatnya tersenyum.
“Yah.. benar.... Cantik sekali.” ucap Shin Hyuk menatap Hye Jin yang masih terpana dengan langit yang indah. 

Ha Ri pergi ke bagian restoran untuk menanyakan apakah ada yang mencari barang yang hilang seperti mp3,  pelayan mengatakan ada orang yang menanyakan jadi menelp bagian penyimpanan barang dan milik tamu 2024, Ha Ri tahu itu kamar Suite dan akan mengambilkanya.
Sebuah keluarga terlihat sedang merayakan ulang tahun ibunya, mata Ha Ri berkaca-kaca melihatnya.
Flash Back
Ayah dan ibunya merayakan ulang tahun pernikahan bersama, Ha Ri saat itu ada disamping ayahnya mengatakan kalau sudah besar aan menikahi ayahnya, terlihat sangat dekat. Ibunya mengoda bahwa ayahnya itu miliknya. Keduanya berebut untuk memiliki ayahnya. 

Ha Ri duduk diluar dengan pemandangan langit yang sangat indah, ayahnya menelp tapi mengingat kejadian kemarin saat mengadu ibu tirinya yang menjelek-jelekan ibu kandungnya, malah menerima tamparan dari ayahnya. Akhirnya membiarkan ponselnya tanpa mengangkat telp ayahnya.
Beberapa saat kemudian, Pesan dari Sung Joon masuk “Tanganmu sudah baikan ? Langitnya indah.” dengan mengirimkan gambar. Ha Ri melihat langit dan merasakan langitnya memang benar-benar sangat indah. 

Ha Ri yang baru pulang langsung memeluk Hye Jin sebagai Istrinya karena menyambutnya yang baru pulang. Hye Jin menyuruh untuk melepaskanya karena ke depan rumah untuk membuang sampah bukan menyambutnya. Ha Ri pun melepaskan pelukanya.
“Hei....Kenapa memakai rok sekecil kaus kaki ? dengan memakain itu bisa digunjingkan orang.” keluh Hye Jin melihat pakaian Ha Ri
“Ini badanku, hidupku. Yang penting aku senang. Buat apa pikir orang lain? Bodoh sekali.” ungkap Ha Ri tak peduli
Hye Jin mencoba untuk mengerti lalu menyuruh Ha Ri masuk saja karena akan membeli kantung sampah. Ha Ri malah mengoda temanya apa yang akan dibuangnya, Hye Jin mengejek temanya itu habis minum lalu pergi ke minimarket.

Keduanya memakai alat olahraga ditaman, Hye Jin menceritakan harus adiknya karena hampir saja ketahuan. Ha Ri kaget berteriak meminta jangan sampai ketahuan dan tak boleh. Hye Jin setuju, tapi heran terlihat temanya itu sangat bersemangat.
“Maksudku ... kalau kau ketahuan ... kau pasti malu.” kata Ha Ri mencari-cari alasan dengan wajah gugup.
“Tadinya kukira, biarlah ... Perduli apa kalau ketahuan ? tapi saat nyaris terjadi, aku jadi mikir "pasti memalukan sekali" dan jantungku hampir copot.” cerita Hye Jin sambil turun lewat perosotan.
“Apakah Cuma aku yang malu, apa dia juga ? Kalau dia tahu anak magang yang sering dia hina ternyata cinta pertamanya, Kim Hye Jin ... pasti dia akan menderita.” ucap  Hye Jin yang duduk  bersama diayunan.

“Hye Jin ... seandainya ... dari awal, kau langsung menemui dia ? Apa yang akan terjadi ?” tanya Ha Ri yang terlihat tak enak hati menyembunyikan pertemuanya dengan Sung joon.
Hye Jin juga tak tahu tapi menurutnya jika melakukan itu pasti sekarang ada perasaan canggung antara atasan dan bawahan, tapi menurutnya itu lebih baik tak bertemu lalu bertanya alasan Ha Ri menanyakan seperti itu.
Ha Ri beralasan hanya berpikir bagaimana apabila itu terjadi dan ingin membicaran masalah Sung Joon. Hye Jin langsung memberhentikanya karena tak ingin mendengar apapun, karena Tidak ada gunanya dibahas dan lagi pula Sung Joon sudah meremehkan jadi lebih baik tak usah dipikirkan lebih dirinya untuk berjalan diplomasi. Ha Ri tersenyum mengajak Hye Ji makan toppoki dulu sebelum pulang. 

Hye Jin masuk ke dalam kamar mandi kaget melihat dikaca bayangan Nyonya Kim muncul, berkomenta penampilan yang berantakan dan meminta untuk bergaya Most sedikit, ia lalu bertanya-tanya gaya Most itu seperti apa.
Lalu memulai dengan membelah pinggir rambutnya dan membuatnya mengunakan catokan tapi tak berhasil membuatnya lurus. Ia memulai mengunakan foam sampai terlihat benar-benar klimis dan rambutnya tak terlalu kribo. 

Sung Joon baru keluar ruangan dikagetkan dengan Hye Jin yang baru saja datang, lalu bertanya ada perlu apa datang. Hye Jin membungkuk layaknya pada seorang atasan. Sung Joon melihat ID Card bertuliskan nama Kim Hye Jin, lalu mengejek anak buahnya itu ingin melucu datang ke kantor.
Hye Jin memberitahu Pimred Kim menyuruh untuk mengubah gayanyanya. Sung Joon hanya bisa berteria “aarrggh” lalu meninggalkanya. Hye Jin menengok terlihat make up yang tak cocok lalu bertanya apa artinya kata “aarrggh”
“Apa ? Aku datang mau melucu ?! Benar-benar !! Dia jahat sekali. Salah pertumbuhan. Gagal total !” umpat Hye Jin. 

Joon Wo datang dengan terburu-buru memberitahu bahwa Sung Joon bisa mengatur pertemuan dengan James Taylor. Joo Young tak percaya Sung Joon bisa melakukanya.
“Karena ada Pameran Tur Asia, Ia terbang dari Beijing ke Tokyo hari ini. Entah bagaimana Wakil PemRed berhasil, tapi Ia akhirnya setuju mampir di Korea.” cerita Joon Wo dengan nafas terengah-engah, Poong Ho pikir pada pameran waktunya sangat padatt tapi menurutnya hebat.
“Dia akan bertemu sejam di bandara saat transit.” jelas Joon Woo
Han Sul merasa sesuatu yang mustahil bertemu dibandara untukmeminta kolaborasi hanya dalam waktu sejam. Sung Joon tiba-tiba masuk, tak tahu itu mustahil atau tidak tetap akan mengatasi, semua langsung diam.
“Cha Joo Yeong,  serahkan semua materi soal proyek James Taylor. Lalu Asisten redaktur fashion, temukan semua materi terkait dan masukan sepecepatnya. Semuanya. lalu harus ada yang mengantarku, karena Aku perlu mencari materi dalam perjalanan. Jam 2, temui aku di lantai 1.” perintah Sung Joon lalu masuk lagi ke dalam ruanganya. 

Han Sul tak percaya Sung Joon sendiri yang mengerjakan semuanya, lalu bertanya-tanya siapa yang akan mengantarnya. Shin Hyuk memanggil si Jackson memberitahu bajunya berlubang, Hye Jin panik mengangkat lenganya agar memeriksanya.
Semua melihat Hye Jin yang mengangkat tanganya, Shin Hyun tersenyum karena bisa berbuat jahil kembali dengan pegawai magang. Hye Jin berusaha mengelak dengan memberitahu bajunya yang bolong, Shin Hyuk mengaku bukan lubadan matanya salah lihat. Hye Jin hanya bisa menahan rasa kesalnya.
“Reporter Kim, ini bukan waktunya bercanda ! Kenapa kau begini ?” keluh Hye Jin
“Mau sampai kapan kau menghindari Wakil PemRed ? Ini bagus ! Kesempatan bisa dekat dengannya.” ucap Shin Hyuk, Hansul memberikan kunci mobil dengan memuji Hye Jin yang sangat ambisius, Shin Hyuk mengangkat dua jempol dan mengajak semuanya untuk memberikan tepuk tangan. 

Sung Joon masuk ke dalam mobil dan terlihat sibuk mencari materi di tabnya, lalu tersadar si pegawai magang ternyata yang menyetir mobilnya dari kaca spion. Hye Jin memberitahu semua tim sibuk jadi akhirnya ia yang mengantarnya. Sung Joon tak yakin Hye Jin yang bisa menyetir karena semua pekerjaanya hasilnya berantakan.  Hye Jin menegaskan hasil tes SIMNya itu memiliki nilainya sempurna.

Beberapa saat kemudian,  Hye Jin merasa susana sangat canggung lalu melirik melihat ada raket dibangku sebelahnya, mencoba membahasnya, tapi Sung Joon tetap diam , tak menanggapinya.
Hye Jin kembali membahas tentang James Taylor seniman yang populer denga gaun yang berhasil dilukiskanya, Sung Joon meminta Hye Jin untuk bisa berkerjasama karena sedang membaca dalam perjalanan.  Hye Jin pun diam, lalu melirik Sung Joon dari spion.
“kita ke bandara Incheon, kan ?” tanya Hye Jin, Sung Joon tak menjawab, Hye Jin kembali bertanya apakah ke bandara Incheon, Sung Joon tetap diam, Hye Jin menyimpulkan mereka akan pergi ke Incheon.
Mobil mengarah ke jalur Incheon, Sung Joon pun baru sadar melihat petunjuk jalan, lalu memarahi Hye Jin yang mengarah pada Incheon padahal seharusnya ke Gimpo. Hye Jin ikut kesal karena tadi sudah bertanya beberapa kali tapi Sung Joon tetap saja diam. Sung Joon melihat dari map tabnya, ada jalan keluar saat mengarah gerbang tol.

Hye Jin merasa ke jalur tersebut tapi ternyata macet dan tak bergerak, Sung Joon menghela nafas lalu menelp Joo Young meminta untuk ke bandara Gimpo, tapi ternyata Ah Reum yang mengangat telpnya karena Joo Young sedang melakukan pertemuan dan ponselnya tertingga.  
“Siapa yang dikantor sekarang ? Suruh siapapun ke bandara Gimpo segera ...” perintah Sung Joon.
Hye Jin yang melihat sepanjang apa deretan mobil didepanya memilih untuk keluar dari mobil dan berbicara dengan pedagang yang ada di pingir jalan. Sung Joon binggung apa lagi yang dilakukan pegawai magangnya itu. Hye Jin lalu membuka pintu mobil, menyuruh Sung Joon keluar.
Sung Joon tetap diam, Hye Jin melepaskan sabuk pengaman meminta atasanya itu bergerak cepat dan menariknya keluar. Sung Joon melepaskan tangan Hye Jin yang menariknya sambil marah-marah.

Hye Jin meminta uang, Sung Joon tetap tak mengerti, Hye Jin akhirnya mengambil paksa dompet Sung Joon dan memberikan uang pada si pengendara sepeda motor.
Paman itu tahu akan pergi ke bandara Gimpo, Hye Jin meminta untuk tak lebih dari jam empat, setelah itu menyuruh Sung Joon naik karena masih sempat sampai ke bandara Gimpo. Sung Joon menolak, Hye Jin mendorong dan mendudukan dibelakang sambil memasangkan helm. Dijalan raya yang padat merapat, Motor yang dinaiki Sung Joon meliuk-liuk di jalanan menuju ke bandara Gimpo. 

Hye Jin sampai di depan bandara Gimpo, langsung turun melihat Sung Joon yang baru keluar bertanya apakah berhasil bertemu James Taylor dan proyeknya lancar. Sung Joon hanya diam dengan ponselnya, lalu  memberitahu pihak kantor bahwa sudah bertemu dengan James Taylor dan project kolaborasi sudah disetujui. Hye Jin berteriak bahagia.
Sung Joon seperti tak peduli masuk ke dalam mobilnya, tapi tercium bau menyengat didalam. Hye Ji ingat dengan nasi bungkus yang diborong dari si paman agar bisa mengantarkan Sung Joon dan akan menghilangkanya menyemprotnya dengan pewangi ruangan.
“Apa yang kau lakukan ? Apa Kau bodoh atau  kau cacat ? Apa kau tidak bisa benar sekali saja?! Kalau proyek ini gagal, kau mau tanggung jawab ? Bagaimana bisa melakukan kesalahan begitu ?!” teriak Sung Joon memarahi Hye Jin didepan bandara. Hye Jin terlihat malu karena pasti banyak orang yang melihat
“Bukan begitu ... Aku bertanya tujuan kita ...” ucap Hye Jin gugup
“tahu orang seperti apa yang kuanggap pecundang ? Orang yang cuma bisa bekerja keras, tapi tidak menghasilkan dan itu Mirip dirimu.” umpat Sung Joon lalu masuk ke dalam mobil.
Hye Jin terdiam sejenak lalu membuka pintu belakang mengeluarkan semua nasi bungkus, menyuruh Sung Joon pergi saja karena bisa pulang sendiri dan membiarkan pintu terbuka. Sung Joon mau tak mau turun kembali untuk menutup pintu. Hye Jin kembali dengan menahan pintu depan Sung Joon sebelum tertutup. 

“Mau kuberitahu orang macam apa yang paling kubenci ? Orang yang tidak mendengarkan orang lain, yang meremehkan orang karena tidak hebat.\NPersis dirimu Wakil PemRed ! Aku beberapa kali bertanya\N"apa tujuannya Incheon?" tapi kau tidak menjawab. Jadi, seandainya kau tidak meremehkan dan menghinaku setiap saat, ini tidak akan terjadi. Sepertinya, sepertinya anda harus tahu ini.” teriak Hye Jin meluapkan emosinya.
Sung Joon menutup pintu setelah Hye Jin marah-marah melihat dari kaca spin, Hye Jin yang terlihat kesusahan membawa banyak nasi bungkus, tapi akhirnya tak peduli dan meninggalkanya. Hye Jin menghela nafas, mengyesal harus bertemu lagi dengan Sung Joon yang sangat menyebalkan.
Salah seorang polisi bandara melihat Hye Jin yang membawa nasi bungkus, berpikir sedang berjualan. Hye Jin berteriak kalau ia tak berjualan, lalu teringat dirinya yang ta membawa uang dan menjualnya 1000 won saja. 

Ha Ri yang bertemu ayahnya didepan hotel akhirnya makan malam berdua dengan sang ayah. Tuan Min menanyakan pekerjaan anaknya di hotel, Ha Ri menceritakan tak ada masalah tapi hanya saja ada seseorang yang membuatnya kesal. Ayahnya pun meminta maaf  tentang kejadian hari itu, lalu ponselnya bergetar dan mengangkatnya. Ia hanya berbicara melupakan janji makan malam jadi menyuruhnya makam malam duluan
“Sepertinya itu telp dari rumah. Kenapa tidak bilang kalau makan denganku ?” ucap Ha Ri sinis
“Karena masalah itu, jadinya tidak enak. Keluarga kita hanya 3 orang, dan jika hanya kita berdua yang makan, maka tidak perlu menimbulkan kesalahpahaman.” jelas ayahnya

“Tidak akan ada salah paham karena aku dan ayah makan diluar. Kalau kita keluarga sungguhan” ungkap Ha Ri ketus
"Ha Ri, bagaimana kalau kau menelepon dan minta maaf ?” kata ayahnya
“Sepertinya aku harus masuk TK lagi. Mereka mengajari kalau yang salah yang minta maaf. Sepertinya aku salah.” ejek Ha Ri
“Dia wanita malang. Punya banyak luka, seandainya kau membuka hatimu.” cerita ayahnya. Ha Ri langsung berdi memilih pamit pergi dan menyuruh ayahnya makan dengan siapa saja yang dianggapnya sebagai keluarga.  Ayahnya memanggil tapi Ha Ri pergi meninggalkanya. 

Hye Jin baru keluar dari kantor, mendapatkan ucapan terimakasih atas nasi bungkusnya. Ia memberikan senyuman pada pegawai lain lalu murung setelah pegawai pergi dan mengirimkan pesan pada temanya “Ha Ri ? Kau dimana ? Aku sedang kesal. Mau minum denganku ?”
Ketika didepan gedung, hujan turun dengan deras, Hye Jin kembali marah karena hujan adalah yang paling dibencinya sambil mengeluarkan payung. Sung Joon baru keluar melangkah mundur karena hujan sangat deras. Keduanya saling melirik, lalu sama-sama acuh.
Hye Jin memilih untuk membuka payungnya, Sung Joon melihat ada gambar lukisan dibalik payung. Sebelumnya ia pergi ke toko mencari payung dan tak sengaja melihat payung dengan gambar lukisan yang sama lalu memberikan pada Hye Jin (Ha Ri) sebagai hadiah sebelum pergi ke London.
“Gunakan untuk menghindari sesuatu yang kau benci.” pesan Sung Joon saat itu.
Sung Joon memanggil Hye Jin yang meninggalkan gedung dengan payungnya, Hye Jin seperti tak mendengar lalu tersadar dengan gambar dibalik payung itu lukisan yang sama dalam puzzel, mengingat pesan dari Sung Joon yang disampaikan oleh Ha Ri “Katanya "gunakan untuk menghindari yang kau benci"
Ketika membalikkan badannya Sung Joon sudah kembali masuk ke dalam gedung. wajah Hye Jin sedih ternyata Sung Joon benar-benar tak peduli dengan dirinya sekarang dan memilih untuk pergi. Sung Joon terhenti sebelum masuk gedung, melihat Hye Jin yang mengunakan payung yang digunakanya, lalu berusaha untuk tak peduli. Hye Jin pun sampai di warung tenda memesan Soju dan juga sup kerang. 

Ha Ri berenang di kolam renang indoor bolak-balik tanpa henti, lalu ditengah kolam sengaja membuat dirinya tenggelam dan menangis duduk didasar kolam. Ketika mengembalikan kunci loker tak sengaja bertemu dengan Sung Joon, lalu bertanya sedang apa Hye Jin (Ha Ri) disana
Dengan mata masih berkaca-kaca, Ha Ri hanya mengatakan tempat itu dekat dengan hotelnya, Sung Joon juga memberitahu baru saja menjadi anggota di tempat itu karena dekat kantornya, Ha Ri yang menahan tangisnya pamit pergi dengan memberikan ucapan selamat berolahraga.
Ha Ri berjalan sendirian di trotor, Sung Joon ada didalam mobil berteriak agar temanya itu masuk untuk jalan dengannya sebentar. Ha Ri ingin menolak, tapi Sung Joon memaksa Hye Jin ( Ha Ri) untuk cepat masuk saja lebih dulu. Ha Ri melihat senyuman Sung Joon yang mengarahkan padanya. 


Akhirnya Ha Ri sudah duduk disamping Sung Joon yang mengemudikan mobilnya, Sung Joon bertanya kemana mereka akan pergi dan menawarkan diri untuk pergi berjalan-jalan. Ha Ri terlihat hanya diam, Sung Joon pikir Hye Jin tak nyaman karena rok yang pendek membuatnya terlihat.

Ia pun memberikan raket tenis agar menutupnya dengan itu, Ha Ri merasa tak perlu lalu berpikir Sung Joon main tenis. Sung Joon menceritakan baru mendapatkan dari tempat fitnesnya karena baru saja mendaftar.
bersambung ke part 2  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar