Di depan
cafe, Hye Rin menelp kakaknya yang tak mau datang ke cafe, lalu mengancamnya
akan datang ke tempat Ha Ri untuk meminta traktir saja. Hye Jin balik mengancam
tak boleh datang ke tempat temanya, lalu mengeluh adiknya selalu berbuat
semuanya dan akan segera datang.
Sung Joon
melihat bukunya itu dengan sampul bertuliskan “more beautiful than flower-
Secret Note”. Hye Rin berteriak memberitahu buku yang di pegang Sung Joon itu
miliknya. Sung Joon memberikan senyumanya pada Hye Rin yang sangat mirip dengan
Hye Jin saat masih remaja.
Hye Jin
baru masih sambil mengumpat adiknya si biang musuh, langsung melotot kaget
melihat adiknya sudah berjabat tangan dengan Sung Joon. Ia buru-buru keluar
tapi saat itu juga segerombolan orang masuk ke dalam cafe, buru-buru ia
bersembunyi dibalik standing banner. Sung Joon membawakan sepotong kue dan
minuman, Hye Jin menjerit pelan-pelan, apa yang dilakukan mereka berdua
“Tapi ...
kenapa bisa kenal kakakku ? Ahjusshi siapa?” tanya Hye Rin
“Aku
teman kakakmu.” ucap Sung Joon, Hye Rin bertanya teman seperti apa maksudnya.
Hye Jin
berusaha menyelamatkan diri dengan membawa standing banner ke depan, pelayan
yang ada dicafe menegurnya karena banner itu tak boleh dibawa. Hye Jin
buru-buru ke depan cafe dan memulangkanya sambil mengucapkan terimakasih.
Di depan
jendela cafe, Hye Jin kembali mengintip apa saja dikatakan keduanya dengan
panik. Sung Joon ingin memberitahu tentang hubungan pertemanan dengan Hye Jin,
saat itu ponselnya berbunyi.
“Wakil
PemRed. Aku anak magang yang dari tim manajemen Yang selalu bikin masalah. Aku
menelepon karena ...Pemimpin Redaksi mencari anda, katanya anda harus segera
datang.” ucap Hye Jin berbohong menelpnya.
Sung Joon
mengerti lalu menutup telpnya, kembali berbicara dengan Hye Rin, mengatakan
masih ingin mengobrol tapi mendadak ada urusan jadi harus pergi. Hye Jin
buru-buru bersembunyi dibalik dinding saat Sung Joon lewat didepanya.
Hye Jin
berlari masuk ke dalam, Hye Rin malah mengeluh kakaknya yang baru datang
padahal sebelumnya ada seorang pria yang mengenal sebagai teman kakaknya. Hye
Jin berpikir adiknya memberitahu bahwa orang yang berkerja di gedung depan cafe
adalah kakaknya, Hye Rin pin kalau memang seperti itu kenapa. Hye Jin berteriak
dirinya akan habis dengan wajah melas.
“Aku Tidak
bilang.” ucap Hye Rin, Kakaknya tak percaya
“Kau
sudah pikun ya, sampai tidak dengar ? Kubilang, tidak.” ucap Hye Rin ketus
“Ahh... Syukurlah
! Jangan-jangan ...kau pinjam uang padanya? Sekarang kautidak boleh bicara
dengan orang asing” perintah Hye Jin
Hye Rin
heran dengan kakaknya padahal Sung Joon itu mengenalnya, Hye Jin menyuruh
adiknya tak banyak bicara, lalu memberikan uang untuk membeli burger lalu
pulang setelah itu berlari meninggalkan adiknya. Hye Rin mengeluh kakaknya itu
hanya memberinya 5,000 won.
Nyonya
Kim yang akan keluar dikagetkan dengan Sung Joon tiba-tiba sudah ada didepanya,
sambil mencari kesempatan tanganya yang gemetaran ingin dipegang oleh Wakilnya.
Sung Joon membicarakan Nyonya Kim yang mencarinya. Nyonya Kim binggung karena
merasa tidak memanggilnya.
“Kudengar
anda ingin segera bertemu aku.” jelas Sung Joon, Nyonya Kim terlihat bingung
apa yang ingin dibicarakan. Hye Jin tiba-tiba datang
“Sepertinya,
aku ... melakukan kesalahan dan salah paham. Maaf....” ucap Hye Jin sambil
membungkukan badanya.
Nyonya
Kim melihat Hye Jin kembali yang masih seperti sebelumnya, lau meminta untuk
mengubah gayanya seperti majalan “Most”, Hye Jin mengerti sambil merapihkan
rambutnya.
Di ruang
rapat, Sung Joon melihat artikel yang ditulis membantingnya begitu saja karena
menurutny Proposal Proyek yang kurang layak bahkan menyindir semua timnya itu
membuat seperti tulisan anak SD, padahal sebelumnya ia pikir mereka Profesional
tapi ternyata cuma amatir yang tidak tahu keputusan 0.03 detik tentang majalah.
“Jika
tidak bisa 'menarik pembaca' bahkan menarik hanya dengan 1 kalimat 1 gambar, maka
majalah itu menjadi tidak berguna. Mulai sekarang, kita buat proposal yang sama
dengan rapat. Aku hanya menerima proyek yang hanya butuh 3 menit untuk dibaca. ,,Dan
untuk edisi spesial Ulang tahun ke 20, lupakan semuanya yang kita diskusikan
dan mulai dengan lembar baru.” tegas Sung Joon
Semua
langsung mengeluh karena harus memulai semuanya lagi dari awal, Ah Reum rasa Ada
beberapa topik yang sudah bagus.Sung Joon bertanya berdasarkan apa yang membuat
topik itu bagus. Ah Reum merasa itu karena menarik.
“Kata “Bagus"
...itu cuma berarti satu, yaitu "Ini
akan terjual laris" Apa kau yakin itu akan terjual laris jika kita
gunakan ? Lebih baik dari "New Look" ?” ungkap Sung Joon.
“Tapi
laris atau tidak laris ... Bukankah sedikit ...Dan lagi, jika anda terus
berkata begini, mana bisa kita berpendapat di lingkungan yang brutal begini? Kita
harus merasa nyaman dan Bebas” kata Shin Hyuk terdengar nyeleneh.
“Kalau mau
nyaman, untuk apa bekerja ? Dirumah saja dan "bebas" seperti burung”
balas Sung Joon sinis
Shin Hyuk
mengeluh kata-kata itu membuatnya sedih, Sung Joon pun meminta mengadakan rapat lagi setelah ada Konsep
baru. Sebelum berpergi bertanya pada Joo Young, apaah ia sudah menelp James
Taylor. Joo Young mengatakan sudah mencoba tapi James Taylor punya jadwal yang
sangat padahal.
“Sepertinya
aku terlalu tinggi menilaimu. Sesuai rencana, kita laksanakan kolaborasi dengan
James Taylor untuk edisi ulang tahun ke 20.Aku akan menghubunginya, Singkirkan
tanganmu dari tugas ini.” sindir Sung Joon lalu keluar ruangan.
Joo Young
yang menerima hinaan didepan semua pegawai, langsung memasang wajah amarah
dan meminta untuk tidak ada yang bicara
dengannya. Hye Jin yang melihat sikap Sung Joon bertanya-tanya apa yang terjadi
di Amerika sampai membuat sikap Sung Joon berubah drastis.
Sung Joon
mengemudikan mobilnya sambil mendengarkan lagu “close to you” saat di lampu
merah melihat langit yang sangat cerah dan tampak bagus lalu membuka jendela sengaja
untuk mengambil foto dengan ponselnya.
Hye Jin
sedang membawa berkas, melihat dari kaca langsung terpana melihat langit yang
sangat cerah lalu mengambil gambar, tapi Shin Hyuk tiba-tiba sudah ada didepan
camera sambil membuat balon dari permen karet. Hye Jin mengeluh fotonya jadi
rusak gara-gara Shin Hyuk.
“Sedang
lihat apa ? Apa Ada Iron Man yang terbang ?” ucap Shin Hyuk konyol melihat ke
arah langit.
“Hanya
melihat saja ... langitnya indah... Cantik sekali.” kaa Hye Jin menatap langit.
Shin Hyuk
tersenyum sambil menatap Hye Jin, teringat dengan sebelumnya.
Flash Back
Shin Hyuk
duduk dibangku belakang bus melihat si Jackson,
Hye Jin yang duduk dengan tertidur dibangku depan dengan kepala berputar-putar
dengan rambut Sang Mo (Topi berpita panjang yang digunakan petani) lalu
mulutnya mengangga-nganga dan tersadar ketika bus mengerem.
Hye Jin
melihat seorang nenek yang menaiki bus, dengan baik hati memberikan tempat
duduk walaupun sangat lelah. Shin Hyuk yang melihatnya tersenyum.
“Yah..
benar.... Cantik sekali.” ucap Shin Hyuk menatap Hye Jin yang masih terpana
dengan langit yang indah.
Ha Ri
pergi ke bagian restoran untuk menanyakan apakah ada yang mencari barang yang
hilang seperti mp3, pelayan mengatakan
ada orang yang menanyakan jadi menelp bagian penyimpanan barang dan milik tamu
2024, Ha Ri tahu itu kamar Suite dan akan mengambilkanya.
Sebuah
keluarga terlihat sedang merayakan ulang tahun ibunya, mata Ha Ri berkaca-kaca
melihatnya.
Flash Back
Ayah dan
ibunya merayakan ulang tahun pernikahan bersama, Ha Ri saat itu ada disamping
ayahnya mengatakan kalau sudah besar aan menikahi ayahnya, terlihat sangat
dekat. Ibunya mengoda bahwa ayahnya itu miliknya. Keduanya berebut untuk memiliki
ayahnya.
Ha Ri
duduk diluar dengan pemandangan langit yang sangat indah, ayahnya menelp tapi
mengingat kejadian kemarin saat mengadu ibu tirinya yang menjelek-jelekan ibu
kandungnya, malah menerima tamparan dari ayahnya. Akhirnya membiarkan ponselnya
tanpa mengangkat telp ayahnya.
Beberapa saat kemudian,
Pesan dari Sung Joon masuk “Tanganmu sudah baikan ? Langitnya indah.” dengan
mengirimkan gambar. Ha Ri melihat langit dan merasakan langitnya memang
benar-benar sangat indah.
Ha Ri
yang baru pulang langsung memeluk Hye Jin sebagai Istrinya karena menyambutnya
yang baru pulang. Hye Jin menyuruh untuk melepaskanya karena ke depan rumah
untuk membuang sampah bukan menyambutnya. Ha Ri pun melepaskan pelukanya.
“Hei....Kenapa
memakai rok sekecil kaus kaki ? dengan memakain itu bisa digunjingkan orang.”
keluh Hye Jin melihat pakaian Ha Ri
“Ini
badanku, hidupku. Yang penting aku senang. Buat apa pikir orang lain? Bodoh
sekali.” ungkap Ha Ri tak peduli
Hye Jin
mencoba untuk mengerti lalu menyuruh Ha Ri masuk saja karena akan membeli
kantung sampah. Ha Ri malah mengoda temanya apa yang akan dibuangnya, Hye Jin
mengejek temanya itu habis minum lalu pergi ke minimarket.
Keduanya
memakai alat olahraga ditaman, Hye Jin menceritakan harus adiknya karena hampir
saja ketahuan. Ha Ri kaget berteriak meminta jangan sampai ketahuan dan tak
boleh. Hye Jin setuju, tapi heran terlihat temanya itu sangat bersemangat.
“Maksudku
... kalau kau ketahuan ... kau pasti malu.” kata Ha Ri mencari-cari alasan dengan
wajah gugup.
“Tadinya
kukira, biarlah ... Perduli apa kalau ketahuan ? tapi saat nyaris terjadi, aku
jadi mikir "pasti memalukan sekali" dan jantungku hampir copot.”
cerita Hye Jin sambil turun lewat perosotan.
“Apakah Cuma
aku yang malu, apa dia juga ? Kalau dia tahu anak magang yang sering dia hina
ternyata cinta pertamanya, Kim Hye Jin ... pasti dia akan menderita.” ucap Hye Jin yang duduk bersama diayunan.
“Hye Jin
... seandainya ... dari awal, kau langsung menemui dia ? Apa yang akan terjadi
?” tanya Ha Ri yang terlihat tak enak hati menyembunyikan pertemuanya dengan
Sung joon.
Hye Jin
juga tak tahu tapi menurutnya jika melakukan itu pasti sekarang ada perasaan
canggung antara atasan dan bawahan, tapi menurutnya itu lebih baik tak bertemu
lalu bertanya alasan Ha Ri menanyakan seperti itu.
Ha Ri
beralasan hanya berpikir bagaimana apabila itu terjadi dan ingin membicaran
masalah Sung Joon. Hye Jin langsung memberhentikanya karena tak ingin mendengar
apapun, karena Tidak ada gunanya dibahas dan lagi pula Sung Joon sudah
meremehkan jadi lebih baik tak usah dipikirkan lebih dirinya untuk berjalan
diplomasi. Ha Ri tersenyum mengajak Hye Ji makan toppoki dulu sebelum pulang.
Hye Jin
masuk ke dalam kamar mandi kaget melihat dikaca bayangan Nyonya Kim muncul,
berkomenta penampilan yang berantakan dan meminta untuk bergaya Most sedikit,
ia lalu bertanya-tanya gaya Most itu seperti apa.
Lalu
memulai dengan membelah pinggir rambutnya dan membuatnya mengunakan catokan
tapi tak berhasil membuatnya lurus. Ia memulai mengunakan foam sampai terlihat
benar-benar klimis dan rambutnya tak terlalu kribo.
Sung Joon
baru keluar ruangan dikagetkan dengan Hye Jin yang baru saja datang, lalu
bertanya ada perlu apa datang. Hye Jin membungkuk layaknya pada seorang atasan.
Sung Joon melihat ID Card bertuliskan nama Kim Hye Jin, lalu mengejek anak
buahnya itu ingin melucu datang ke kantor.
Hye Jin
memberitahu Pimred Kim menyuruh untuk mengubah gayanyanya. Sung Joon hanya bisa
berteria “aarrggh” lalu meninggalkanya. Hye Jin menengok terlihat make up yang
tak cocok lalu bertanya apa artinya kata “aarrggh”
“Apa ? Aku
datang mau melucu ?! Benar-benar !! Dia jahat sekali. Salah pertumbuhan. Gagal
total !” umpat Hye Jin.
Joon Wo
datang dengan terburu-buru memberitahu bahwa Sung Joon bisa mengatur pertemuan
dengan James Taylor. Joo Young tak percaya Sung Joon bisa melakukanya.
“Karena
ada Pameran Tur Asia, Ia terbang dari Beijing ke Tokyo hari ini. Entah
bagaimana Wakil PemRed berhasil, tapi Ia akhirnya setuju mampir di Korea.”
cerita Joon Wo dengan nafas terengah-engah, Poong Ho pikir pada pameran
waktunya sangat padatt tapi menurutnya hebat.
“Dia akan
bertemu sejam di bandara saat transit.” jelas Joon Woo
Han Sul
merasa sesuatu yang mustahil bertemu dibandara untukmeminta kolaborasi hanya
dalam waktu sejam. Sung Joon tiba-tiba masuk, tak tahu itu mustahil atau tidak
tetap akan mengatasi, semua langsung diam.
“Cha Joo
Yeong, serahkan semua materi soal proyek
James Taylor. Lalu Asisten redaktur fashion, temukan semua materi terkait dan
masukan sepecepatnya. Semuanya. lalu harus ada yang mengantarku, karena Aku
perlu mencari materi dalam perjalanan. Jam 2, temui aku di lantai 1.” perintah
Sung Joon lalu masuk lagi ke dalam ruanganya.
Han Sul
tak percaya Sung Joon sendiri yang mengerjakan semuanya, lalu bertanya-tanya
siapa yang akan mengantarnya. Shin Hyuk memanggil si Jackson memberitahu
bajunya berlubang, Hye Jin panik mengangkat lenganya agar memeriksanya.
Semua
melihat Hye Jin yang mengangkat tanganya, Shin Hyun tersenyum karena bisa
berbuat jahil kembali dengan pegawai magang. Hye Jin berusaha mengelak dengan
memberitahu bajunya yang bolong, Shin Hyuk mengaku bukan lubadan matanya salah
lihat. Hye Jin hanya bisa menahan rasa kesalnya.
“Reporter
Kim, ini bukan waktunya bercanda ! Kenapa kau begini ?” keluh Hye Jin
“Mau
sampai kapan kau menghindari Wakil PemRed ? Ini bagus ! Kesempatan bisa dekat
dengannya.” ucap Shin Hyuk, Hansul memberikan kunci mobil dengan memuji Hye Jin
yang sangat ambisius, Shin Hyuk mengangkat dua jempol dan mengajak semuanya
untuk memberikan tepuk tangan.
Sung Joon
masuk ke dalam mobil dan terlihat sibuk mencari materi di tabnya, lalu tersadar
si pegawai magang ternyata yang menyetir mobilnya dari kaca spion. Hye Jin
memberitahu semua tim sibuk jadi akhirnya ia yang mengantarnya. Sung Joon tak
yakin Hye Jin yang bisa menyetir karena semua pekerjaanya hasilnya berantakan. Hye Jin menegaskan hasil tes SIMNya itu
memiliki nilainya sempurna.
Beberapa
saat kemudian, Hye Jin merasa susana
sangat canggung lalu melirik melihat ada raket dibangku sebelahnya, mencoba
membahasnya, tapi Sung Joon tetap diam , tak menanggapinya.
Hye Jin
kembali membahas tentang James Taylor seniman yang populer denga gaun yang
berhasil dilukiskanya, Sung Joon meminta Hye Jin untuk bisa berkerjasama karena
sedang membaca dalam perjalanan. Hye Jin
pun diam, lalu melirik Sung Joon dari spion.
“kita ke
bandara Incheon, kan ?” tanya Hye Jin, Sung Joon tak menjawab, Hye Jin kembali
bertanya apakah ke bandara Incheon, Sung Joon tetap diam, Hye Jin menyimpulkan
mereka akan pergi ke Incheon.
Mobil
mengarah ke jalur Incheon, Sung Joon pun baru sadar melihat petunjuk jalan,
lalu memarahi Hye Jin yang mengarah pada Incheon padahal seharusnya ke Gimpo.
Hye Jin ikut kesal karena tadi sudah bertanya beberapa kali tapi Sung Joon
tetap saja diam. Sung Joon melihat dari map tabnya, ada jalan keluar saat
mengarah gerbang tol.
Hye Jin
merasa ke jalur tersebut tapi ternyata macet dan tak bergerak, Sung Joon
menghela nafas lalu menelp Joo Young meminta untuk ke bandara Gimpo, tapi
ternyata Ah Reum yang mengangat telpnya karena Joo Young sedang melakukan
pertemuan dan ponselnya tertingga.
“Siapa
yang dikantor sekarang ? Suruh siapapun ke bandara Gimpo segera ...” perintah
Sung Joon.
Hye Jin
yang melihat sepanjang apa deretan mobil didepanya memilih untuk keluar dari
mobil dan berbicara dengan pedagang yang ada di pingir jalan. Sung Joon
binggung apa lagi yang dilakukan pegawai magangnya itu. Hye Jin lalu membuka
pintu mobil, menyuruh Sung Joon keluar.
Sung Joon
tetap diam, Hye Jin melepaskan sabuk pengaman meminta atasanya itu bergerak
cepat dan menariknya keluar. Sung Joon melepaskan tangan Hye Jin yang
menariknya sambil marah-marah.
Hye Jin
meminta uang, Sung Joon tetap tak mengerti, Hye Jin akhirnya mengambil paksa
dompet Sung Joon dan memberikan uang pada si pengendara sepeda motor.
Paman itu
tahu akan pergi ke bandara Gimpo, Hye Jin meminta untuk tak lebih dari jam
empat, setelah itu menyuruh Sung Joon naik karena masih sempat sampai ke
bandara Gimpo. Sung Joon menolak, Hye Jin mendorong dan mendudukan dibelakang
sambil memasangkan helm. Dijalan raya yang padat merapat, Motor yang dinaiki
Sung Joon meliuk-liuk di jalanan menuju ke bandara Gimpo.
Hye Jin
sampai di depan bandara Gimpo, langsung turun melihat Sung Joon yang baru
keluar bertanya apakah berhasil bertemu James Taylor dan proyeknya lancar. Sung
Joon hanya diam dengan ponselnya, lalu
memberitahu pihak kantor bahwa sudah bertemu dengan James Taylor dan
project kolaborasi sudah disetujui. Hye Jin berteriak bahagia.
Sung Joon
seperti tak peduli masuk ke dalam mobilnya, tapi tercium bau menyengat didalam.
Hye Ji ingat dengan nasi bungkus yang diborong dari si paman agar bisa
mengantarkan Sung Joon dan akan menghilangkanya menyemprotnya dengan pewangi
ruangan.
“Apa yang
kau lakukan ? Apa Kau bodoh atau kau
cacat ? Apa kau tidak bisa benar sekali saja?! Kalau proyek ini gagal, kau mau
tanggung jawab ? Bagaimana bisa melakukan kesalahan begitu ?!” teriak Sung Joon
memarahi Hye Jin didepan bandara. Hye Jin terlihat malu karena pasti banyak
orang yang melihat
“Bukan
begitu ... Aku bertanya tujuan kita ...” ucap Hye Jin gugup
“tahu
orang seperti apa yang kuanggap pecundang ? Orang yang cuma bisa bekerja keras,
tapi tidak menghasilkan dan itu Mirip dirimu.” umpat Sung Joon lalu masuk ke
dalam mobil.
Hye Jin
terdiam sejenak lalu membuka pintu belakang mengeluarkan semua nasi bungkus,
menyuruh Sung Joon pergi saja karena bisa pulang sendiri dan membiarkan pintu
terbuka. Sung Joon mau tak mau turun kembali untuk menutup pintu. Hye Jin
kembali dengan menahan pintu depan Sung Joon sebelum tertutup.
“Mau
kuberitahu orang macam apa yang paling kubenci ? Orang yang tidak mendengarkan
orang lain, yang meremehkan orang karena tidak hebat.\NPersis dirimu Wakil
PemRed ! Aku beberapa kali bertanya\N"apa tujuannya Incheon?" tapi
kau tidak menjawab. Jadi, seandainya kau tidak meremehkan dan menghinaku setiap
saat, ini tidak akan terjadi. Sepertinya, sepertinya anda harus tahu ini.”
teriak Hye Jin meluapkan emosinya.
Sung Joon
menutup pintu setelah Hye Jin marah-marah melihat dari kaca spin, Hye Jin yang
terlihat kesusahan membawa banyak nasi bungkus, tapi akhirnya tak peduli dan
meninggalkanya. Hye Jin menghela nafas, mengyesal harus bertemu lagi dengan
Sung Joon yang sangat menyebalkan.
Salah
seorang polisi bandara melihat Hye Jin yang membawa nasi bungkus, berpikir
sedang berjualan. Hye Jin berteriak kalau ia tak berjualan, lalu teringat
dirinya yang ta membawa uang dan menjualnya 1000 won saja.
Ha Ri
yang bertemu ayahnya didepan hotel akhirnya makan malam berdua dengan sang
ayah. Tuan Min menanyakan pekerjaan anaknya di hotel, Ha Ri menceritakan tak
ada masalah tapi hanya saja ada seseorang yang membuatnya kesal. Ayahnya pun
meminta maaf tentang kejadian hari itu,
lalu ponselnya bergetar dan mengangkatnya. Ia hanya berbicara melupakan janji
makan malam jadi menyuruhnya makam malam duluan
“Sepertinya
itu telp dari rumah. Kenapa tidak bilang kalau makan denganku ?” ucap Ha Ri
sinis
“Karena
masalah itu, jadinya tidak enak. Keluarga kita hanya 3 orang, dan jika hanya
kita berdua yang makan, maka tidak perlu menimbulkan kesalahpahaman.” jelas
ayahnya
“Tidak
akan ada salah paham karena aku dan ayah makan diluar. Kalau kita keluarga
sungguhan” ungkap Ha Ri ketus
"Ha Ri,
bagaimana kalau kau menelepon dan minta maaf ?” kata ayahnya
“Sepertinya
aku harus masuk TK lagi. Mereka mengajari kalau yang salah yang minta maaf. Sepertinya
aku salah.” ejek Ha Ri
“Dia
wanita malang. Punya banyak luka, seandainya kau membuka hatimu.” cerita
ayahnya. Ha Ri langsung berdi memilih pamit pergi dan menyuruh ayahnya makan
dengan siapa saja yang dianggapnya sebagai keluarga. Ayahnya memanggil tapi Ha Ri pergi
meninggalkanya.
Hye Jin
baru keluar dari kantor, mendapatkan ucapan terimakasih atas nasi bungkusnya.
Ia memberikan senyuman pada pegawai lain lalu murung setelah pegawai pergi dan
mengirimkan pesan pada temanya “Ha Ri ? Kau dimana ? Aku sedang kesal. Mau
minum denganku ?”
Ketika
didepan gedung, hujan turun dengan deras, Hye Jin kembali marah karena hujan
adalah yang paling dibencinya sambil mengeluarkan payung. Sung Joon baru keluar
melangkah mundur karena hujan sangat deras. Keduanya saling melirik, lalu
sama-sama acuh.
Hye Jin
memilih untuk membuka payungnya, Sung Joon melihat ada gambar lukisan dibalik
payung. Sebelumnya ia pergi ke toko mencari payung dan tak sengaja melihat
payung dengan gambar lukisan yang sama lalu memberikan pada Hye Jin (Ha Ri)
sebagai hadiah sebelum pergi ke London.
“Gunakan
untuk menghindari sesuatu yang kau benci.” pesan Sung Joon saat itu.
Sung Joon
memanggil Hye Jin yang meninggalkan gedung dengan payungnya, Hye Jin seperti
tak mendengar lalu tersadar dengan gambar dibalik payung itu lukisan yang sama
dalam puzzel, mengingat pesan dari Sung Joon yang disampaikan oleh Ha Ri “Katanya "gunakan untuk menghindari
yang kau benci"
Ketika
membalikkan badannya Sung Joon sudah kembali masuk ke dalam gedung. wajah Hye
Jin sedih ternyata Sung Joon benar-benar tak peduli dengan dirinya sekarang dan
memilih untuk pergi. Sung Joon terhenti sebelum masuk gedung, melihat Hye Jin
yang mengunakan payung yang digunakanya, lalu berusaha untuk tak peduli. Hye
Jin pun sampai di warung tenda memesan Soju dan juga sup kerang.
Ha Ri
berenang di kolam renang indoor bolak-balik tanpa henti, lalu ditengah kolam
sengaja membuat dirinya tenggelam dan menangis duduk didasar kolam. Ketika
mengembalikan kunci loker tak sengaja bertemu dengan Sung Joon, lalu bertanya
sedang apa Hye Jin (Ha Ri) disana
Dengan
mata masih berkaca-kaca, Ha Ri hanya mengatakan tempat itu dekat dengan
hotelnya, Sung Joon juga memberitahu baru saja menjadi anggota di tempat itu
karena dekat kantornya, Ha Ri yang menahan tangisnya pamit pergi dengan
memberikan ucapan selamat berolahraga.
Ha Ri
berjalan sendirian di trotor, Sung Joon ada didalam mobil berteriak agar
temanya itu masuk untuk jalan dengannya sebentar. Ha Ri ingin menolak, tapi
Sung Joon memaksa Hye Jin ( Ha Ri) untuk cepat masuk saja lebih dulu. Ha Ri
melihat senyuman Sung Joon yang mengarahkan padanya.
Akhirnya
Ha Ri sudah duduk disamping Sung Joon yang mengemudikan mobilnya, Sung Joon
bertanya kemana mereka akan pergi dan menawarkan diri untuk pergi
berjalan-jalan. Ha Ri terlihat hanya diam, Sung Joon pikir Hye Jin tak nyaman
karena rok yang pendek membuatnya terlihat.
Ia pun
memberikan raket tenis agar menutupnya dengan itu, Ha Ri merasa tak perlu lalu
berpikir Sung Joon main tenis. Sung Joon menceritakan baru mendapatkan dari
tempat fitnesnya karena baru saja mendaftar.
bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar