Hyun Suk berdiri dibalkon sambil memegang agenda miliik
No Ra sambil mengingat tulisan didalamnya.
“Aku minta maaf karena tidak pernah memberitahumu
sebelumnya. Aku
akan menunggu sampai usiamu
20 tahun . Aku
juga ingin mencoba menjalani
hidupku sendiri. Hanya
untuk tiga bulan.”
Lalu teringat sebelumnya No Ra berbicara akan memberikan
kejutan pada bulan Juni jadi suaminya itu tak akan pernah tahu, Hyun Suk
mengumpat semua itu sangat konyol lalu membalikan badanya, dan kembali teringat
tulisan No Ra.
“Itulah mengapa aku pergi kuliah tanpa kau tahu. Meskipun aku kuliah dengan
perasaan tidak nyaman. Hanya
tiga bulan, mungkin aku akan meninggalkan
kampus, berpisah dengan teman-temanku.”
Hyuk Suk mengingat sebelumnya, pertama kali bertemuberteriak-teriak saat No Ra bertanya ruangan admin, lalu mempermalukan dikelas
pertamanya dan memintanya untuk tak merengek-rengek lagi padanya.
Akhirnya ia duduk dibangku, dengan wajah sedikit binggung
bertanya-tanya apakah No Ra itu benar-benar akan mati dalam 3 bulan lagi.
“Jadi tidak apa-apa dan semua baik-baik saja, Dokter. , aku tidak akan mati, kan? Kau bilang aku tidak mengidap kanker pankreas tahap akhir?”
tanya No Ra meyakinkan
“Hasil pemeriksaanmu sangat baik dan Kau tidak mengidap penyakit
apapun jadi Kau akan hidup sampai seratus
tahun.” Ucap Dokter melihat hasil dari layar komputernya.
No Ra berdiri didepan halte bus, seperti melihat kembali
bayangan dirinya saat menangis sendirian karena mengetahui akan meninggal 6
bulan lagi, lalu ia tersenyum malu karena semua adalah kesalahan dan masih bisa
hidup. Beberapa orang yang berdiri dihalte menatap heran pada No Ra yang
senyum-senyum sendirian.
No Ra menerima telp dari Yoon Young lalu berteriak “Dokter
bilang, aku tidak akan mati!” tiba-tiba Yoon Young
keluar dari mobil ikut berteriak tak percaya. Lalu keduanya seperti anak kecil
berputar-putar dengan tertawa bahagia di halte.
“Rumah sakit harus segera
mengirimkan hasil
pemeriksaanya.Kita menderita tanpa alasan!” ucap Yoon
Young
“Tidak, tidak. Jika aku tahu dari awal, aku
tidak akan tahu. Sekarang Aku
ingin melakukan segala hal,sebelum aku mati.” Kata No Ra
lalu mencari buku harian dalam tas tapi betapa paniknya tak menemukan buku
harian ada didalam tas.
Sang Ye datang mengeluh Hyun Suk yang masih
saja tidak berubah dan mengingatkan ada Acara
jam 7 di TVR . Hyuk Suk menaiki tangga menyuruh untuk
membatalkan dan Sang Ye bisa pergi. Sang Ye heran melihat Hyun Suk yang
baik-baik saja tapi ingin membatalkan aca.
“Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya Sang Ye
Ya.
Ada sesuatu yang konyol. Jadi...” kata Hyuk
Suk lalu berhenti karena ada telp masuk
No Ra menelpnya meminta maaf karena sebenarnya tak ingin
menganggu lagi, tapi ia ingin bertanya apakah diarynya tertinggal disana. Hyuk Suk berteriak “Mengapa
kau sangat ceroboh?” No Ra masih bertanya apakah
diarynya tertinggal, Hyuk Suk kembali berteriak mengatakan tak tahu lalu
menutup telpnya. Sang Ye yang melihatnya
terlihat binggung.
No Ra heran dengan Hyuk Suk yang selalu marah-marah kalau
berbicara denganya, lalu mengingat-ngingat terakhir kali mengingat memegang
diarynya. Ia sangat butuh diary itu untuk dibawa kuliah. Yoon Young yang
menikmati ayam mozzarela bertanya apakah No Ra akan tetap melanjutkan kuliah.
“Tentu saja.Aku sempat di vonis
segera mati, dan sekarang
aku dinyatakan hidup lagi.Jadi, aku
harus lebih semangat.Masih banyak yang harus aku lakukan.” Kata No Ra bersemangat
“Bagaimana jika Min Soo dan
ayahnya tahu?” kataYoon Young
“Jangan khawatir. Aku tak akan ketahuan. Min Soo kuliah di jurusan politik
dan ekonomi, jadi dia
pasti selalu di tempat ini. Setelah itu Dia
punya jadwal main golf, sementara Kelasku
ada di sini dan Aku makan di kantin sebelah sini jadi Apapun alasannya kami tidak akan
pernah bertemu begitupun juga ayahnya” jelas No Ra yang
sudah mengambar peta jalur di kampus
Yoon Young bertanya tentang perceraiannya, karena No Ra
sudah menandatangani surat perjanjian tapi menundanya sampai bulan Juni. No Ra rasa akan
memikirkan saat waktunya sudah tiba.
“Aku banyak belajar dari Cha Hyun
Suk. Mau tiga
bulan, lima tahun, atau sepuluh tahun kemudian...Aku tidak peduli. Yang
terpenting sekarang adalah Right Now” jelas No Ra sambil meperlihatkan satu buku, Yoon Young
tak percaya temannya belajar banyak dari Hyun Suk
“Hari kemarin biarkan berlalu, biarkan itu menjadi cerita. Oleh karena itu, jika selalu
khawatir. Masa lalu akan meninggalkan
kepedihan. Tapi,
jika hari ini kau ingin hidup lebih baik ..itu akan menghapus masa lalumu, maka akan datang hari penuh
bahagia.Sekarang, Aku hanya ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan.” Kata No Ra sambil memakan ayam mozzarelanya.
“Wow.... Kau telah menjadi pemberani
seperti 20 tahun
yang lalu.” Puji Yoon Young bahagia
No Ra merasa seperti bangkit dari kematian, selama ini
anaknya dan mantan suaminya itu selalu makan dirumah jadi ia harus keluar rumah
agar bisa kuliah, setelah menulis otobiografinya ternyata ia tidak
pernah hidup untuk dirinya sendiri jadi ia ingin mencoba melakukan semuanya.Yoon Young ikut bahagia lalu mengajaknya supaya minum bir
bersama.
No Ra pulang kerumah dengan wajah bahagia, melihat
anaknya yang baru pulang langsung memanggilny dan memeluknya. Min Soo yang
ketus pada ibunya langsung mengomel. No Ra mengatakan sangat senang melihat
anaknya, Woo Chul yang baru pulang binggung melihat raut wajah No Ra yang
berbeda dari biasanya.
“Apakah kau sudah minum?” tanya Min Soo melihat ibunya yang memang tak seperti
biasanya.
“Ya,
karena Aku ingin merayakan sesuatu, jadi kau minum satu
botol bir yang
dibelikan oleh Bibi Yoon Young.” Cerita No Ra
Min Soo melihat ayahnya baru juga pulang, No Ra pun
berjalan lebih dulu mengajaknya masuk, Woo Chul dan Min Soo binggung melihat No
Ra yang terlihat sangat bahagia dan bersemangat tak seperti biasanya.
Pagi hari
No Ra dicegat ole Dae Sung dkk, menanyakan apakah ia
sudah meminta maaf pada Prof Sung, No Ra mengakui belum melakukannya karena
menurutnya itu hanya salah paham. Hyun Suk melihat dan mendengar pembicaraan No
Ra dengan senior di jurusan sastra.
“Itu bukan sesuatu yang baik, Kau harus menemui profesor.” Perintah ketua jurusan
“Aku akan memikirkannya, Sebelumnya Aku berpikir untuk
melakukannya dan mungkin harus meminta maaf padanya. Sepertinya aku telah melakukan sesuatu yang sulit untuk
semuanya. Aku akan
minta maaf karena Menegur
profesor di depan semua mahasiswa memang
tindakan yang salah Tapi,
dia yang melakukan kesalahan terlebih dahulu. Kalian semua tahu itu tidaklah
dibenarkan.” Jelas No Ra
No Ra kembali mengingat ucapan Hyun Suk tentang perasaan
mahasiswa lainnya jadi tak boleh menghinanya. Setelah itu ia berjalan pergi, Si
pria jurusan memanggil Joo Hyuk memerintahakn menyiapkan ruangan untuk
melakukan pertemuan bagi semua mahasiswa baru. Hyun Suk terdiam, terlihat
Seung Hyun yang ikut mendengar ada disana terlihat gugup dan akhirnya ikut
pergi.
Hye Mi dkk mendapatkan berita dari grup kalau akan ada
pertemuan dan tahu pasti ada yang akan dikeluarkan dari kelas. Hye Mi binggung dengan
sikapnya karena No Ra sebenarnya sudah menyelamatkan mereka dari dosen mesum,
Prof Sung.
Tapi mahasiswa yang lain kalau para senior sangat marah
pada No Ra karena melakukan kesalahan yang fatal, No Ra yang sedang berjalan
terlihat diacuhkan begitu saja oleh Hye Mi dkk.
Di lantai lain, Song Ye sedang bersama asisten dosen
lainnya membicarakan tentang Hyuk Suk yang mungkin sedang berkencan. Tapi mata
Song Ye melihat kejendela, terlihat Hyun Suk yang berjalan dibelakang No Ra
seperti sengaja sedang mengikutinya.
Hyuk Suk yang mengikuti No Ra, heran karena seharusnya
teman SMAnya itu ada jam kuliah sebentar lagi tapi malah pergi ke tempat lain
Soon Nam sedang ada diruangan Dance, mendengar cerita
dari juniornya kalau jurusan sastra sengeja membuat chat room baru dan ternyata
membicarakan tentang wanita tua itu. No Ra masuk ke dalam ruangan dance, Soon
Nam pun menyuruh juniornya untuk keluar.
“Apa yang kau butuhkan sekarang?” tanya Soon Nam
“Aku di sini karena mau
menyelesaikan tugas, lalu kira
kau akan makan siang, jadi bisa
mengambil gambarmu saat kau makan dan ini
mungkin ide yang bagus.” Kata No Ra
“Aku sudah makan dan harus menelepon dulu sebelum
datang.” Keluh Soon Nam
No Ra tahu Soo Nam itu pasti tak akan mau kalau
menelpnya, Soon Nam kesal karena No Ra yang mengambil gelang tangan miliknya.
No Ra pikir seharusnya Soon Nam itu menjadi seorang penari, karena pabila ia berusia 20 tahu pasti ia akan
mengambil jurusan tari.
Soon Nam bertanya apakah No Ra itu seorang penari, No Ra
mengangguk walaupun sudah lama sekali lalu menghubunginya apabila ada waktu
lalu pamit pergi. Soon Nam terlihat mengerutkan dahinya mendengar cerita No Ra.
Hyun Suk dengan kaca mata hitamnya mengintip No Ra yang
baru keluar dari ruangan, lalu membeli makan di minimarket. Akhirnya ia
buru-buru ketaman dan dengan sengaja
menaruhnya dibangku, tapi takut terlalu ketahuan ia pun membuangnya begitu saja
di dekat tanaman.
Setelah keluar dari taman, Hyun Suk melihat No Ra yang
sedang berjalan menuju taman. Tapi betapa kagetnya ia melihat Woo Chul yang
sedang berjalan dengan dosen lain didepannya dan pasti akan berpapasan dengan
No Ra.
Akhirnya Hyun Suk dengan cepat menarik No Ra dan langsung
menutupinya dengan jaket, No Ra berteriak apa yang dilakuan temannya itu. Hyun
Suk berbisik kalau ada suaminya. No Ra pun panik mendekap Hyun Suk, saat Woo
Chul lewat dengan sengaja Hyun Suk menutup wajahnya dengan jaket, seperti
keduanya sedang berbuat sesuatu.
Hyun Suk mengintip melihat apakah Woo Chul sudah pergi
menjauh dari mereka. Dua mahasiswa yang sedang berjalan melihat Hyun Suk
langsung mengambil foto. No Ra berbisik menanyakan apakah suaminya itu sudah
pergi, Woo Chul memberitahu Woo Chul sudah pergi.
“Jika dia sudah pergi, biarkan aku
juga pergi.” Bisik No Ra
“Tetapi ada mahasiswa yang
mengambil gambar kita.” Kata Hyun Suk
No Ra makin panik apa yang harus mereka lakuka sekarang,
Hyun Suk pun meminta No Ra setelah hitungan ketiga untuk lari dan belok kearah kanan. Setelah menghitung sampai tiga,
Hyun Suk menarik tangan No Ra untuk berlari kearah taman.
Di belakang pohon, Hyun Suk dan No Ra bersembunyi dengan wajah tegang lalu Hyun Suk ingin melihat apakah
dua mahasiswa itu mengikutinya. No Ra rasa Hyun Suk itu bukan seoran idola.
Hyun Suk melihat No Ra dengan wajah panik menanyakan keadaanya. No Ra binggung
dengan pertanyaan Hyun Suk.
“Apakah kau bisa bernapas? Kau tadi berlari.” Kata Hyun Suk, lalu keduanya tersadar kalau tangan
mereka bergandengan, dengan cepat langsung melepaskanya.
“Mengapa kau melakukan ini?” tanya No Ra melihat sikap Hyun Suk yang berbeda
“Seharusnya kau berterima kasih
padaku dulu. Aku sudah
membantumu untuk
terhindar dari suamimu” kata Hyun Suk, No Ra pun
mengucapkan terimakasih dan rasa syukur.
Hyun Suk pun menyarankan No Ra untuk tak melalui
gedung jurusan ekonomi apabila akan ke taman. No Ra
mengerti lalu pamit pergi, lalu matanya melihat buku diarynya yang ada di dekat
pohon, Hyun Suk tersenyum sambil mengejek temanya itu masih saja terlihat
canggung.
No Ra mengatakan baik-baik saja dan tak terlihat
cangggung, Hyun Suk melihat tas No Ra yang banyak barang sampai tak bisa tertutup
lalu membawanya dan menyuruh untuk mengikutinya. Tapi sebelum pergi, ia juga
menyuruh No Ra membuka jaketnya karena mereka harus menyamar agar tak terlihat
orang lain.
Di depan loker
No Ra tak percaya ia bisa mengunakan loker itu. Hyun Suk
mengembalikan tas yang sudah kosong karena sudah menyusun semua buku didalam
loker dan menyuruh No Ra agar meninggalkan barang-barang itu diloker miliknya.
“Mengapa kau membiarkanku
menggunakan ini?” tanya No Ra
“Karena aku kesal.” Ucap Hyun Suk sambil memberikan kunci loker pada No Ra
“Apakah aku boleh menggunakan
loker ini?” tanya No Ra meyakinkan.
Hyun Suk bertanya apa yang dibawa NoRa dalam plastiknya.
No Ra memberitahu itu makan siangnya yang baru saja dibeli diminimarket. Hyun
Suk menyuruhnya pergi dan makan saja. No Ra balik bertanya apakah Hyun Suk tak
ingin makan siang juga. Hyun Suk kembali ketus menyuruh No Ra pergi saja.
Akhirnya No Ra pun pergi dan Hyun Suk memandangi punggung No Ra yang semakin
jauh pergi.
Sang Ye melihat dari belakang, Hyun Suk ingin menelp Woo
Chul tapi niatnya diurungkan saat berbalik melihat Song Ye yang menatap curiga
padanya. Sang Ye bertanya apakah semua itu karena No Ra, karena Hyun Suk
menolak sponsor dari Komite WCU padahal proyeknya telah
merencanakannya selama sepuluh tahun.
“Aku tahu kau tidak ingin
melibatkan pihak kampus dan
tidak ingin Kim Woo Chul menjadi konsultannmu. Tapi tidak seharusnya menyerah
kepada mimpi
panjang selama sepuluh tahun. Aku
telah mengenalmu selama lima tahun. Tapi Aku belum pernah melihatmuu
membiarkan perasaan pribadi mempengaruhi
pekerjaanmu seperti ini.” kata Sang Ye sedih
“Shin Sang Ye, Dia adalah suaminya...Profesor Kim Woo Chul adalah suami Ha No Ra.” Kata Hyun Suk, Sang Ye kaget dan berpikir yang
aneh-aneh.
Hyun Suk menyuruh Sang Ye tak berpikir yang aneh-aneh
lalu memberikan sebuah contoh apabila ia akan mati dalam 6 bulan lalu menyimpan
rahasia itu sendiri. Sang Ye pikir sikap seperti itu tak masuk akal. Hyun Suk juga
merasa Tidak ada satupun yang ingin ditinggal mati oleh orang yang kita cintai. Sang Ye bertanya siapa orang yang dimaksud Hyun Suk itu.
Woo Chul melonggo mengetahui Hyun Suk yang langsung membatalkan perjanjian dengan sponsor bahkan membatalkan proyek, karena tak ingin ia menjadi
konsultannya. Yi Jin tahu Hyun Suk akan seperti itu tapi tak menyadari akan
bertindak sejauh itu.
“Seperti yang aku bilang. Mengapa kau tidak berbicara
dengannya, Yi Jin?” ucap Woo Chu kesal
“Aku ingin mengejutkanmu dengan kabar baik.” Kata Yi Jin
“Ini sesuatu yang buruk dan Kau lebih sensitif dan rapuh dari seekor capung. Ini suatu penghinaan untukku.” Komenta Woo Chul
Yi Jin bisik semua dilakukan agar Woo Chul bisa membangun
kampus maka ia harus melakukan proyek bersama dengan Produser Cha. Woo Chul tahu karena sedang menunggu kesempata tapi
ternyata Hyun Suk itu sangat keras kepala. Yi Jin juga tak percaya Hyun Suk itu terlihat sombong.
“Bagaimana bisa ia membatalkan
sponsor yang sudah lima tahun ia tunggu? Kebanggaan seseorang tidak bisa
dinilai dari
ambisi seseorang.” Kata Woo Chul tak percaya.
Salah seorang mahasiswa masuk begitu saja ke alam kelas,
Yi Jin langsung berpura-puras sedang ada pertemuan untuk acara pengembangan budaya, Woo Chul terlihat gugup,. Mahasiwa itu memberitahu ruangan akan
digunakan oleh komite peninjau. Yi Jin mengatakan sudah tahu dan akan segera keluar.
Ponsel Woo Chul berdering, ia langsung panik melihat nama
Hyun Suk yang muncul. Yi Jin pun langsung menyuruh cepat mengangkatnya, Woo
Chul memperlihatkan wibawanya saat mengangkat telp.
“Profesor Kim, ini Cha Hyun Suk. sesuatu yang ingin aku bicarakan
denganmu.. Kapan kau
punya waktu? Sekarang
atau besok...” kata Hyun Suk
“Aku ingin bertemu denganmu,
sekarang.” Ucap Woo Chul cepat
“Kau tidak ada jadwal mengajar,
kan? Jika kau
tidak sibuk,aku akan ke kantormu.” Kata Hyun
Suk
Woo Chul menolak dengan alasan sedang berada didekat kantornya
dan akan melakukan pertemuan 30 menita lagi. Hyun Suk pun akan menunggu Woo
Chul datang ke kantornya saja.
Hyun Suk membuatkan kopi, sementara Woo Chul melihat
ruangan sambil berbicarakan Hyun Suk yang telah menerima banyak cerita dari
orang-orang dan pasti sebagian
besar bercerita
mengenai kematian di keluarga mereka. Hyun Suk
memuji Woo Chul itu orang berkompeten
“Perasaan sedih karena kematian
keluarga, perasaan
trauma. Kau tidak
bisa membandingkan kerugian
lain yang ada di dunia.Sekarang, dunia penuh dengan peristiwa-peristiwa besar.” Cerita Woo Chul dengan melipat tangannya didada.
“Suatu perpisahan tanpa
pemberitahuan...itu sangat
menyakitkan.” Kata Hyun Suk sambil memberikan segelas
kopi pada Woo Chul
“Bermain dalam pikiran, Bagaimana pendapatmu mengenai bertahan hidup dengan pasangan
hidup,seperti yang terjadi dalam cerita suatu drama?” kata Woo Chul Hyun Suk tak percaya Woo Chul mengatakan
pasangan hidup.
“Seperti Kecelakaan kereta bawah tanah di
Daegu, dan
jatuhnya pesawat Korea Air,Runtuhnya
Holy Water Bridge, Swalayan Sampoongdan bahkan Kapal Ferry Sewol.Dengan kecelakaan
seperti itu seluruh bangsa
merasa kehilangan, seolah-olah mereka semua adalah anggota keluarga. Jadi...” cerita Woo Chul seperti didramatisir, Hyun Suk menyela
dengan mengajak Woo Chul duduk.
Woo Chul pun mengeluarkan berkas tentang beberapa data internasional. Hyun Suk merapihkan berkas diatas meja dan tak sengaja
pulpen milik Yi Jin terselip diatas bekas Woo Chul. Sementara Woo Chul
mengeluarkan agenda dan juga pulpennya disebelah kanannya.
Hyun Suk langsung bertanya pendapat Woo Chul apabila
istirnya itu tiba-tiba saja meninggal. Woo Chul pikir mereka akan membahas
kasus perkasus saja.
“Suatu pasangan yang menikah
adalah satu kesatuan. Karena
kau berpikir dengan cara yang sederhana, maka Kau
perlu berkonsultasi dengan
seorang yang ahli sepertiku.” Ucap Woo Chul bangga
lalu mengambil pulpen yang ada dibawah berkasnya dan mencorat-coret dikertas,
Hyun Suk yang melihat Woo Chul salah mengambil pulpen
membiarkanya laluberpikir dirinya itu harus menerima kematian apabila masih ada
hubungan darah Kecuali pasangan yang sudah menikah. Woo Chul menjelaskan jika Hyun Suk memiliki keluarga
yang masih hidup dan ikut dalam cerita makaakan bisa
bermanfaat dalam masyarakat.
Setelah itu Woo Chul ingin memasukan pulpennya ke dalam
jasnya, Hyun Suk sempet menegur tapi Woo Chul mengatakan kalau itu pulpen
pemberian. Hyun Suk melihat pulpen yang sama, mengingat kembali saat berbicara
dengan Yi Jin sebagai putri Ketua terlibat dalam kegiatan kampus dan menjatuhkan pulpenya.
Lalu pertemuan pertama kalinya, Yi Jin memberitahu mereka
membutuhkan Woo Chul dikampus karena tidak memiliki hubungan
akademis dengan
Universitas Woocheon.
“Jika mau membaca tesis dari
Stanford, kau akan
menyadarinya.” Jelas Woo Chul kembali bebicara.
“Ini tidak akan berhasil. Terutama buatku, Aku tidak memiliki rencana berfokus
terutama pada orang-orang yang mengalami kecelakaan
besar. Sepertinya
kau dan aku memiliki perspektif yang berbeda dalam menghadpi proyek ini.” komentar Hyun Suk
“Apakah kita ingin mencoba untuk
mencocokkan perspektif
kita? Kalau
begitu, kenapa kita tidak mendengar apa perspektifmu?” kata Woo Chul mencoba mencari jalan tengah.
Hyun Suk berdalih berpura-pura
akan ada janji penting. Woo Chul pun keluar ruangan dengan wajah menahan
amarah.
Hyun Suk mengambil pulpen milik Woo Chul dengan
mengartikan “W” itu adalah Woo Chul jadi Yi Jin itu mencintai
Woo Chul. Sementara diluar, Woo Chul mengomel
karena Hyun Suk yang menelp duluan dan akan membicarakannya. Sementara Hyun Suk
menatap dari jendela sambil mengumpat Woo Chul si pria brengsek
No Ra yang duduk sendirian dikelas kaget melihat Hyun Suk
yang datang langsung mengomel
“Hei Ha No Ra, Dimana otakmu? Apakah penuh dengan batu? tidak tahu jika suamimu
berselingkuh dan kau
menyembunyikan penyakit kankermu darinya? Apakah kau akan terus seperti
ini? Kau
meninggalkan neneku dan impianmu.
Semua untuk dia! Bagaimana
bisa kau dibohongi sampai
hari kematianmu? Dibohongi
sampai hari kematianmu !!!” teriak Hyun Suk sampai suaranya akhirnya mengema.
Hyun Suk sudah berada didepan pintu untuk keluar, ternyata sebelumnya adalah khayalannya untuk memberitahu No Ra yang sebenarnya tentang
Woo Chul.
“Kenapa kau kembali sebagai seseorang yang sangat
menyedihkan? Ini sangat menjengkelkan.” Kata Hyun Suk sambil mengela nafas melepaskan tangannya
dari gagang pintu.
Min Soo menegur Hye Mi yang duduk dibangku perpus
miliknya karena bisa saja ayahnya melihat. Hye Mi bertanya minuman apa yang ada
dimejanya itu. Min Soo memberitahu satu kali atau dua kali dalam
seminggu,seseorang meninggalkan ini di mejanya dan ia
tak tahu siapa yang memberikanya tapi mungkin seniornya.
“Hei,
kenapa senior perempuan sangat banyak menyukaimu?” keluh
Hye Mi, Min Soo binggung dengan ucapan Hye Mi tapi Hye Mi berpura-pura
melupakanya
Flash Back
Hye Mi mengeluh karena mereka harus pergi ke perpus
padahal belum terdaftar. Temannya memberitahu kalau mereka bisa masuk walaupun
belum terdaftar dan ada seorang pria disana
yang mendapatkan masalah besar saat orientasi, Hye Mi pikir ada banyak orang tampan yang ikut.
Temannya meminta Hye Mi melihat fotonya lebih dulu baru
bicara, Hye Mi melihat Min Soo seperti Jin Goo
Yeo. Temannya pikir itu malah mirip Song
Joong-ki dan menceritakan pria itu tidak
menunjukkan ketertarikan pada perempuan.
Keduanya akhirnya pergi ke perpus melihat Min Soo duduk
dan seorang anak senior memberikan segelas kopi tapi dengan sopan Min Soo
mengembalikannya. Saat itu juga Hye Mi seperti langsung jatuh cinta dengan
sikap Min Soo.
Ketika Min Soo berkumpul dengan senior lainnya dan harus
minum bergelas-gelas, Hye Mi mengintip dari luar dan memuji Min Soo itu punya
mental yang luar biasa kuat dan memutuskan untuk
masuk ke dalam ruangan. Ia pun berpura-pura sebagai mahasiswa baru dan akan
mengantikan Min Soo minum bir sebanyak empat gelas untuk mencari simpati.
Min Soo kembali bertanya apa maksud Hye Mi tentang
senior perempuan. Hye Mi baru sadar dari
lamunanya, merasa mereka tidak harus berkencan secara
rahasia lagi jadi tak ada orang yang akan melakukan lagi
padanya.
“Bagaimana jika mereka masih
melakukannya bahkan
setelah mereka tahu? Apa
yang akan kau lakukan?” ucap Min Soo
“Haruskah aku datang ke
perpustakaan dan duduk
tepat di sebelahmu?” pikir Hye Mi
Min Soo langsung menolak dengan tegas karena tak mungkin
berhasil, Hye Mi rasa sengaja datang kesana hanya untuk berjaga-jaga saja. Min
Soo berjanji kalau memang bisa menemukan orang yang memberikan minuman itu
padanya akan memberitahu kalau ia sudah memiliki pacar.
“Aku tidak memiliki kepentingan dengan perempuan di Universitas Woocheon, kecuali
kau. Apakah
kau tidak tahu itu?” ucap Min Soo sambil
memegang tangan pacarnya. Hye Mi pun menganguk mengetahuinya.
“Aku mau cerita,sekarang. Ketika aku ditolak oleh Universitas Yeonshin, aku
bertekad, Untuk tidak pernah mau kalah
lagi. Aku
bertemu denganmu lalu berkencan, Jadi jangan selalu datang”
pinta Min So dan mereka bisa berbicara dengan saling mengirim pesan lalu pamit
pergi karena harus menghadiri wawancara di club. Hye Mi pun hanya bisa
memberikan semangat agar wawancaranya berhasil.
bersambung ke part 2
Di tunggu part 2 ny,makasiiih.
BalasHapusSemangat!
Hwaiting ahjummaaaaa!
BalasHapus