Sung Joon
yang melihat Hye Jin ( Ha Ri ) dari kaca spion langsung turun dari mobil dan
masuk ke dalam hotel menarik Hye Jin. Ha Ri kaget melihat Sung Joon yang bisa
menemukanya sedang berkerja di dalam hotel. Sung Joon binggung melihat Hye Jin ada
ditempat itu dengan seragam hotel.
Ha Ri
langsung memeluk Sung Joon dan melepaskan nama tagnya dan membuangnya
kebelakang, pegawai lain yang berdiri tak jauh dari Ha Ri merasakan sakit
dibagian kepalanya. Ha Ri berpura-pura terkejut bertemu dengan Sung Joon dan
bertanya balik, sedang apa Sung Joon ditempat itu. Sung Joon pikir harusnya ia
bertanya seperti itu karena Ha Ra bukan ada diluar negeri.
Pegawai
melihat nama tag yang jatuh terkena kepalanya, melihat itu nama milik Min Ha
Ri, kepalanya menoleh lalu memanggil Ha Ri. Sementara Ha Ri yang mendengar
namanya di panggil langsung mendorong Sung Joon untuk berbicara di tempat lain.
Di depan
hotel, petugas meminta Sung Joon untuk memindahkan mobilnya karena menghalangi
mobil yang keluar dari hotel. Sung Joon meminta maaf dan pergi untuk
memarkirkan kembali mobilnya, Pegawai yang menemukan name tag Ha Ri datang
mengembalikan name tag milik managernya. Ha Ri menjerit histeris kebingungann.
Kaki Ha
Ri terlihat bergoyang-goyang karena gugup sambil meminum jusnya dengan cepat,
mata Sung Joon menatap dengan pandangan terlihat sangat marah. Ha Ri pun
memberitahu sebelumnya akan pergi belajar diluar negeri, Sung Joon tahu karena
Hye Jin mengirimkan foto saat ada disana.
“Lalu,
menurutmu kenapa aku di sini?” kata Ha Ri sambil tertawa mengajak bercanda tapi
Sung Joon menatapnya dengan tatapan dingin dan tak bergeming.
“Aku
pergi, tapi... Tak lama kemudian aku dapat telepon dari Korea. Aku dapat kesempatan
kerja di hotel ini, dan jadi serakah. Akhirnya aku segera pulang ke Korea.”
cerita Ha Ri berbohong sambil mengoyang-goyangkan kakinya, lalu memberikan
wajah manisnya. Sung Joon tetap saja diam sambil menatap tanpa berkomentar.
“Harusnya
kau menelponku kalau kau sudah kembali. Aku hampir saja mau pergi saat
melihatmu tadi karena aku pikir kau masih di London.Aku pikir aku salah lihat.”
ungkap Sung Joon tersenyum.
Ha Ri
berhenti mengoyangkan kakinya memperlihatkan tanganya yang merinding, lalu
berdalih akan menelpnya nanti malam tapi ternyata mereka bertemu di tempat itu.
Sung Joon juga merasa senang bisa bertemu karena sebelumnya merasa sedih karena
harus berpisah dan tak percaya Hye Jin (Ha Ri) bisa berkerja di sebuah hotel.
“Aku juga
tidak pernah berfikir kau akan jadi Wakil Pemimpin Redaksi majalah fashion.”
ungkap Ha Ri, Sung Joon binggung bagaimana bisa Hye Jin (Ha Ri) mengetahui hal
itu.
“Kau
memberitahuku saat kita bertemu kemarin!” ucap Ha Ri berbohong, Sung Joon
seperti mengingat-ingat tapi melupakanya karena merasa senang bisa bertemu
dengan teman lamanya.
Di kantor
the most, suara ponsel terus berdering tertulis nama “SUAMI” dan tak ada yang
mengangkat. Joo Young berteriak menyuruh mengangkat ponsel yang terus
berdering. Shin Hyuk akhirnya mengangkat dengan menyebut namanya, tapi jeritan
Ha Ri mengalahkan suaranya.
“Heiiii
!!!!!! Bagamaa ini? Apa kau tahu aku
baru bertemu siapa? Ya Tuhan...Kau pasti akan terkejut saat dengar...” teriak
Ha Ri
“Yang
harusnya kaget tidak bisa mendengarnya saat ini.” ucap Shin Hyuk
Ha Ri
binggung mendengar suara pria yang mengangkat ponsel Hye Jin lalu bertanya
siapa itu. Shin Hyuk memberitahu namnya lalu mengatakan apabila ada cerita yang
menarik maka bisa menceritakan padanya dan bisa menyampaikan pesan itu. Ha Ri
pun mengatakan akan menelpnya kembali lalu menutup telpnya.
“Ada apa
ini? Dia menyerahkan surat pengunduran diri atau tidak?” ucap Ha Ri heran, Shin
Hyuk juga menatap ponsel Hye Jin dengan tatapan heran.
Ha Ri
sudah menunggu Hye Jin dirumah dengan sangat gugup, ketika Hye Jin pulang
langsung nyerocos tentang yang terjadi saat di hotel. Hye Jin yang datang
dengan penuh amarah meminum air langsung dari botolnya, lalu berteriak
mengumpat. Ha Ri yang kaget menyebut baru saja bertemu dengan bajingan.
“Aku
tidak akan pernah berhenti kerja!” teriak Hye Jin lalu masu ke dalam kamarnya,
Ha Ri binggung apa sebenarnya yang terjadi.
“Kau
tidak berikan surat pengunduran diri? Kau bilang mau berhenti.” ucap Ha Ri
masuk ke dalam kamar Hye Jin
“Kenapa
aku harus berhenti? Aku akan berubah! Lihat saja.” tegas Hye Jin menganti
celana lalu duduk dengan muka masam diatas tempat tidurnya.
Ha Ri
setuju tapi binggung siapa bajingan yang dimaksud temanya itu. Hye Jin
berteriak bajingan itu adalah Ji Sung Joon. Ha Ri tak percaya dipagi hari Hye
Jin masih menyebut bahwa hubungan mereka itu special tapi dimalam hari malah
mengumpatnya.
Hye Jin
menceritakan tentang ejekan Sung Joon dengan gonggongan anjing yang lewat
didepan rumah. Ha Ri tak percaya karena melihat Sung Joon terlihat sangat baik
dan hangat. Hye Jin melihat Sung Joon itu psikopat yang berkepribadian ganda
dan berteriak cinta pertamanya itu lebih baik berikan saja pada anjing. Ha Ri
masih binggung apa sebenarnya yang terjadi.
Hye Jin
pergi kamar mandi, dengan menatap kaca merasa bahwa kebohongan Ha Ri pergi ke pergi
keluar negeri itu seperti sudah rencana Tuhan. Menurutnya apabila ia
menyerahkan surat pengunduran diri karena takut dan bodoh maka akan menyesal.
Ha Ri duduk diatas tutup kloset sambil mengigit bibirnya mencoba menjelaskan
tapi Hye Jin yang marah terus menyerocos.
“Amarahnya
seperti setan dan cara bicaranya sangat gila. Kenapa menurutmu dia dapat
julukan "Joon Sinting" pada hari pertamanya?Dia pasti berkeinginan
untuk mencariku.” ucap Hye Jin mengingat ucapan Ha Ri sebelumnya.
“Dia mungkin punya alasan datang ke
Korea, dan Dia tidak punya pacar saat itu. Haruskah aku bertemu dan menjemput
wanita tercantik di sekolahku?”
Hye Jin
mengulang kata-kata yang diucapkan Ha Ri sebelumnya, Ha Ri dengan wajah
polosnya merasa pernah mendengar kalimat itu sebelumnya. Hye Jin memutuskan
semuanya sudah berakhir dan tak aka memikirkan orang seperti itu dan hanya mau
sibuk bekerja, lalu meminta Ha Ri untuk tidak pernah membicarakan Sung Joon
didepananya lagi lalu keluar dari kamar mandi.
“Kenapa
situasinya jadi seperti itu? Lalu haruskah aku beritahu mengenai pertemuan
dengan Ji Sung Joon atau tidak?”ucap Hye Jin binggung
“Oh iya.
Kau ingin memberitahu apa yang terjadi di hotel tadi? Ada apa? Kau bilang aku
pasti terkejut.” kata Hye Jin kembali membuka pintu kamar mandi. Ha Ri
berpura-pura terkena penyakit pikun dan tak ingat, Hye Jin mengeluh itu karena
temanya yang terlalu banyak minum tapi mengajak Ha Ri minum untuk terakhir
kalinya.
“Benar.
Dia bertekad untuk terus bekerja, jadi dia akan khawatir kalau aku beritahu. Aku
akan menyelesaikan masalah ini dengan baik.” ucap Ha Ri
Alat
pemberitahu coffee Americano Ristretto sudah siap dan bisa diambil tapi Sung Joon masih sibuk
dengan tab tanpa mendengarnya. Akhirnya pelayan mengantarkan ke meja Sung Joon,
tapi Sung Joon tetap tak bergeming menatap tabnya. Sampai akhirnya pelayan
mengetuk meja memberitahu kopinya sudah jadi.
Sung Joon
mengucapkan terimakasih kembali menatap tabnya, tanganya ingin memegang gelas
coffee tapi yang diambil malah vas bunga dan langsung meminumnya tanpa ada
merasakan ada keanehan. Pelayan yang melihatnya binggung.
Akhirnya
Sung Joon. keluar dari cafe dan kembali menabrak pintu kaca, ia pun pindah ke
sisi kaca lainnya sambil menekan tombol agar pintu terbuka, beberapa orang yang
melihat tersenyum menahan tawa, seorang pengunjung masuk, Sung Joon baru sadar
salah berdiri dan langsung keluar dari cafe.
Di Perempatan
jalan, Sung Joon menunggu lampu jau untuk pejalan kaki, saat lampu hijau
terlihat teriakan “Oh? Ayo jalan!” mata Sung Joon langsung melotot kaget
mendengar teriakan itu lalu mencari kesekeliling. Di bagian depan, terlihat Hye
Jin berjalan dengan pejalan kaki lainnya.
Flash Back
Hye Jin
berteriak dengan kata-kata yang sama saat lampu hijau pejalan kaki
menyala. Sung Joon bertanya kenapa Hye
Jin yang menyebut lampu hijau yaitu "Ayo jalan" . Hye Jin menjelaskan
itu karena mereka harus jalan. Sung Joon bertanya bagaimana dengan lampu merah,
Hye Jin mengatakan lampu merah tetap lampu merah. Sung Joon merasa itu sangat
aneh.
“Keluargaku
selalu bilang begitu Tapi setelah dengar perkataanmu, jadi sedikit aneh.” jelas
Hye Jin lalu pergi begitu saja.
Sung Joon
masih terdiam melihat orang yang lalu lalang menyeberang jalan.
Hye Jin
menyeberang jalan menyakinkan dirinya untuk memikirkan gaji bulanan sambil
menyeberang jalan. Pundak Hye Jin tiba-tiba ditepuk, Shin Hyuk menyapanya dan
menawarakan kimbap segitiga yang sudah dimakan, Hye Jin memilih untuk pergi
meninggalkanya. Shin Hyuk mengejarnya sambil mengigit kimbap dimulutnya.
Ha Ri
yang sedang memakai lipstik panik melihat nama Sung Joon yang menelpnya dipagi
hari. Sung Joon menelp Hye Jin ( Ha Ri) ingin tahu keberadaanya. Ha Ri memberitahu
sedang ada dirumah dan balik bertanya alasan Sung Joon menenyakan itu.
“Aku
hanya ingin tanya, apa kau mau berangkat ke kantor.” ucap Sung Joon
“belum.....Tapi
kenapa kau bertanya?” tanya Ha Ri
“Bukannya
apa-apa. Tapi apa kau ingat dulu saat kau menyebrang jalan... Tapi Lupakan
saja. Bersiaplah unyuk kerja, lebih baik kita bicara nanti. Aku akan menelponmu
lagi.” kata Sung Joon, Ha Ri berteriak agar Sung Joon tak menutup telpnya.
“Kau ada
waktu? Ada yang ingin kukatakan padamu. Ayo bertemu.” kata Ha Ri
Han Sul
yang ingin tahu anak dari Ketua Ji Sung memperlakukan Poong Ho, Joon Wo dengan
memberikan segelas kopi dipagi hari, padahal Poong Ho tak suka minum kopi
dipagi hari. Shin Hyuk yang baru masuk bersama Hye Jin pun mendapatkan segelas
kopi.
Shin Hyuk
pikir Han Sul ingin meminjam uang jadi menyuruhnya untuk meminjam uang pada
yang lain saja. Han Sul dengan senyuman tawanya berpikir Shin Hyuk sedang
bercanda lalu pergi meninggalkanya. Shin Hyuk binggung melihat Han Sul yang
terlihat baik.
Sung Joon
masuk ke dalam kantor, tiga dara langsung saling mengirim message dalam grup
bahwa “si Joon
gila sudah datang” Eun Young membalas “Sepertinya dia akan menembak dengan lidah jahatnya hari
ini ****” Sun Min ikut
menuliskan “Aku
pikir hidupnya akan penuh dengan sumpah serapah” lalu pesan Sung Joon masuk ke dalam semua pegawai “10 menit lagi kita akan ada pertemuan.”
“3 bulan
itu cepat. Bahkan jika kau digantung terbalik, Tim Editor masih tetap ada. Aku tidak
akan takut lag dan akan menjadi kartu as
di Tim Manajemen. Akan aku tunjukkan seberapa pintarnya aku ini.” tegas Hye Jin
sambil memberikan tanda silang pada agendanya yang sudah lewat dan matanya
melotot memegang pensil sampai patah.
Di dalam
rapat, Hye Jin hanya bisa tertunduk dengan wajah melonggo mendengar penjelasan
Ah Reum yang akan menuliskan tentang Grooming Men [Perawatan Pria]" dan
merk cosmeceutical. Hye Jin
bertanya-tanya apa nama merek yang sebut itu matanya melihat sekeliling seperti
mengerti dengan penjelasan Ah Reum.
“Apa ini di bumi? Semua orang
bicara bahasa alien, kan? Aku tidak mengerti satu pun.” gumam Hye
Jin binggung.
“Ini
bukan topik yang belum pernah kita tangani, Jadi, kita lakukan pendekatan
dengan cara baru, bukan hanya mendaftar keseluruhan produk.” jelas Sung Joon
lalu meminta dari tim fashion dengan memutar jarum pasirnya.
“Aku
berpikir untuk menulis tentang tren setiap periode\Ndan menghubungkannya dengan
pakaian di film. Seperti Garconne yang mewakili fashion Eropa pada tahun
1920-an,” jelas Joo Young,
Hye Jin
bertanya-tanya siapa itu “Garconne”, sementara yang ada didalam ruangan
mengangguk-angguk mengerti, Sun Min duduk didekat Sung Joon melihat dengan
teliti atasannya mengulung kemeja saat mendengarnya penjelasan Joo Young.
Lalu Joo
Young meminta Hye Jin agar menghidupkan layar agar bisa melihat video klip yang
sudah dibuatnya. Hye Jin binggung memilih remote yang berjejer didepanya, tapi
yang dipencet adalah lampu untuk menunjuk saat presentasi dan mengenai wajah Sung
Joon.
Shin Hyuk
yang melihatnya menahan tawanya, Hye Jin binggung dan tak menyadari kalau
lampunya mengenai wajah Sung Joon, dengan gugup meminta maaf dan memilih remote
yang lain tapi yang terjadi lampu yang sangat terang langsung menyala.
“Sepertinya
aku sudah pernah bilang padamu kalau aku sangat benci membuang waktuku dengan
percuma.” tegas Sung Joon, akhirnya Hye Jin pun hanya bisa diam.
Selesai
presentasi Joon Young dengan proyektor, Sung Joon mengatakan akan mengembangkan
item yang mereka bicara di pertemuan berikutna lalu bertanya siapa yang
mencatat agenda rapat. Hye Jin mengangkat tanganya, Sung Joon menghela nafas
lalu menyuruh Hye Jin agar memberikan padanya apabila sudah selesai.
Hye Jin
membereskan semua remote, tiba-tiba Shin Hyuk mengikuti nada suara Sung Joon
yang membuat Hye Jin panik, Shin Hyuk pun tertawa karena Hye Jin bisa tertipu
olehnya.
“Tapi,
apa kau takut terhadap Wakil Pemimpin Redaksi?” ucap Shin Hyuk melihat wajah
Hye Jin
“Ke-ke...
kenapa aku harus takut begitu?” balas Hye Jin menutupi rasa takutnya.
“Aneh
sekali! Kau biasanya pintar bicara dan bekerja, Tapi saat kau melihat Wakil
Pemimpin Redaksi, kau menjadi gugup dan terburu-buru. Ada apa? Kau bertingkah
seperti akan terjadi masalah besar kalau sampai ketahuan.” dugaan Shin Hyuk
dengan mata melotot
“Omong
kosong apa itu! Apa maksudmu ketahuan? Lucu sekali!” ujar Hye Ji buru-buru
keluar ruangan dan berpura-pura tertawa. Shin Hyuk melihat Hye Jin itu bukan
orang biasa.
Hye Jin
mengetik laporan agenda rapat tapi bener-benar tak mengerti dengan
istilah-istilah fashion dalam rapat. Lalu ingin bertanya pada Eun Yong
didepanya tapi si gadis kacamata langsung pergi begitu saja.
Ia pun
mendatangi Han Sul untuk menanyakan apakah itu “cosmos” yang mereka bicarakan
saat pertemuan tadi. Han Sul langsung mengatakan dirinya sibuk menfotocopy.
Poong Ho
berjalan sambil mengunakan pengaruk badanya, Hye Jin memanggil ingin menanyakan
sesuatu. Tapi Poong Ho pikir Hye Jin bisa bertanya nanti karena sudah sangat
lelah.
Joo Young
lewat, Hye Jin ingin bertanya tapi seniornya malah memberikan berkas untuk
menerjemahkanya sekarang. Hye Jin ingin menanyakan tentang "ga loo
seong" yang disebut saat pertemuan tadi, Joo Young yang sibuk menerima
telp pergi keluar ruangan.
Sung Joon
melihat laporan Hye Jin langsung melemparnya dan menduga bahwa ia itu kiriman
dari atasan, seperti nepotisme. Hye Jin memceritakan masuk kemari dengan
mengikuti tes dan Berdasarkan kemampuannya. Sung Joon menduga Hye Jin memiliki
dua pekerjaan. Hye Jin mengaku hanya punya satu.
“Itu juga
bukan. Lalu kenapa ...kau ada di sini, di perusahaan ini? Di atas semua itu,
kau ada di Tim Editing tapi kau tidak tahu istilah dasarnya?” ucap Sung Joon
heran
“Aku
tiba-tiba dipindahkan dari Departemen Manajemen Layanan ...jadi aku masih belum
belajar istilah dasar itu.” jelas Hye Jin
“Jadi
maksudmu, aku harus membiarkanmu begitu saja? Kau tidak masalah hanya dengan
menghabiskan waktumu di sini dan memperoleh gaji?” sindir Sung Joon.
“Tidak.
Bukan begitu maksudku, Pekerjaan di sini sangat berbeda dengan Departemen
Manajemen Layanan. Semua orang sibuk, jadi tidak ada yang mengajari...” kata
Hye Jin yang langsung di potong
“Tempat
ini bukan tempat di mana kau belajar dari orang lain. Kau harus melakukannya
sendiri. Aku pikir bukan urusanku kau berasal dari mana. Aku hanya berusaha
kerja secara profesional.Jika kau terus bertingkah, aku bisa membuatmu keluar
dengan kekuasaanku sekarang. Dan aku tidak peduli dengan kemampuan komputermu,
jadi ... rapikan saja catatannya dengan benar. Jangan hanya menghiasinya saja.”
tegas Sung Joon lalu melempar laporan Hye Jin kelantai.
Hye Jin
terlihat menahan tangisnya melihat Sung Joon yang mengomel dan mencoba membela
diri. Sung Joon pikir lebih bagus lagi kalau Hye Jin sadar ktiak akan
memecatnya tapi ungkapa dirinya yang sedang bosan lalu menyuruh Hye Jin segera
keluar. Hye Jin ingin berbicara tapi Sung Joon sudah memegang tabnya.
“Sudah
berapa kali aku bilang? Aku sangat benci membuang waktuku dengan percuma.”
teriak Sung Joon menatap tabnya, Hye Jin hanya bisa diam membawa kembali laporan
rapat yang dibuatnya. Sung Joon mengeluh karena ada orang yang menyarankan Hye
Jin bergabung dalam timnya. Hye Jin menarik nafas mendengarnya lalu keluar
ruangan.
Hye Jin
menarik nafas kaget melihat ada banyak barang yang berjejer, Han Sul
memberitahu mereka harus mengembalikan semua barang yang sudah dipakai, lalu
meminta Hye Jin membantunya. Hye Jin pun duduk walaupun dengan wajah binggung
Han Sul memberikan
perintah untuk Mulailah dengen memisahkan sesuai dengan merk dan mereka akan
letakkan di tempat yang sama, jadi akan mengkategorikan sesuai merk nya. Hye
Jin membaca merek dalam botol terlihat kesusahan, Han Sul melirik dengan wajah
melonggo.
Hye Jin
kembali membaca merek lain tapi tetap merasa kesusahan menyebutnya, Han Sul
berpikir Hye Jin itu penderita disleksia, Hye Ji mengaku baru Pertama kali
lihat semuanya.
“Apa?? Pertama
kali melihat merk ini? Apa Kau tidak membeli kosmetik?” tanya Han Sul, Hye Jin
mengaku membelinya di pasar.
Han Sul
lalu meminta Hye Jin memberikakan Brush. Hye Jin binggung yang mana dimanakan “brush”
Han Sul tak percaya Hye Jin tak tahu yang mana
namanya “brush” lalu memperlihatkan CC Cream, blush On, Primer. Hye Jin
hanya melonggo mendengar nama-nama kosmetik. Sung Joon yang sedang lewat
melihatnya, Hye Jin hanya bisa memasang wajah sedih karena dimata Sung Joon
nilainya nol besar.
Hye Jin
yang baru selesai dipanggil oleh Joo Young untuk mengambilkan “BK Corduroy
Blouson” Hye Jin binggung dengan istilah BK, berpikir itu seperti jenis warna
biru lalu mengambil salah satu pakaian. Joo Young memberitahu bagian deretan
yang ketiga dari kanan, tapi Hye Jin terlihat kebinggungan.
Joo Young
berteriak menyuruh untuk mengambil dibagian kiri akhirnya mengambil sendiri
pakaian yang diinginkanya, Hye Jin melihat Sung Joon dan Sung Joon hanya
memalingkan wajahnya dengan menghela nafas menganggap remeh.
Hye Jin
membanting kepalanya sendiri diatas meja karena frutasi merasa tak cocok di
majalah, tiba-tiba kepala sakit karena sebungkus mie ada dibawahnya. Shin Hyuk
tersenyum jahil karena Hye Jin bisa memecakan mie dengan kepalanya.
“Kau sedang
menghancurkan sel otakmu karena kau punya banyak? Tapi kau terlihat tidak
begitu pintar. Apa kau Mau?” ucap Shin Hyuk, Hye Jin memegang kepalanya yang
sakit lalu pergi meninggalkanya.
“Sepertinya
dia sangat jengkel pada seseorang, tapi Siapa?” kata Shin Hyuk lalu makan
mienya tanpa rasa bersalah.
Kepala
Boo dn Kwang Hee melonggo melihat Hye Jin yang mengepel lantai ruangan. Hye Ji
berteriak meminta pekerjaan karena akan menyelesaikan dengan mudah, lalu dengan
penuh semangat mengajak semua tim management untuk makan bersama selesai pulang
kantor.
“Kenapa
dia?” tanya Kepala Boo binggung
“Benar.
Dia sangat bersemangat.” kata Kwang Hee, Seul Bi merasa selera makannya jadi
hilang. Hye Jin terus bersemangat agar bisa makan bersama.
Kepala
Boo menarik ID Card Hye Jin kembali ke bagian majalah Most, Hye Jin berjalan
mundur enggan untuk masuk ke dalam lagi. Kepala Boo mendorong Hye Jin sampai
didepan pintu, meminta juniornya itu sadar karena waktu 3 bulan tak lama jadi
menyuruhnya untuk masuk.
Hye Jin
meminta Kepala Boo tak melupakannya setelah 3 bulan, saat pintu terbuka Kepala
Boo langsung mendorong masuk ke dalam ruangan most. Ketika sampai didalam Hye
Jin benar-benar di tarik untuk membawa barang kosmetik pakaian, dengan sigap
memberikan kopi pada semua pegawai dimalam hari.
Ia juga
dengan cepat membuat kopian berkas dan mengerjakan perintah dari Poong Ho,
semua berteriak memanggil Hye Jin untuk meminta pertolongan. Ketika pulang
menaiki bus, Hye Jin sampai tertidur dengan mulut menganga.
Seorang
pria sudah menunggu didepan gang untuk meminta maaf dengan membawa bunga. Ha Ri
acuh melihat pria yang mencemooh Hye Jin, tapi pria it merasa Ha Ri berlebihan
karena hanya kesalahan kecil.
“Kesalahan
kecil? Kau masih belum sadar, kan? Haruskah aku membuatmu sadar lagi?” ucap Ha
Ri siang mengangkat kakinya, pria itu pun ketakutan dan Ha Ri pun meninggalnya
begitu saja.
“Hanya dengan
sekali lihat, kau pasti sangat kacau.” ucap seorang anak kecil yang wajahnya
mirip saat Hye Jin masih kecil, pria itu kaget melihat anak kecil yang
tiba-tiba muncul.
“Ajussi,
kau bersalah pada Unnie-ku, kan?” ucap si anak kecil, Pria itu tak percaya anak
itu adalah adik dari Ha Ri
“Kau
tidak lihat seberapa cantiknya aku? Haruskah aku beri tips bagaimana caranya membuat
Unnie-ku merasa lebih baik?” ucap Anak kecil itu, Pria itu langsung merasa
seanang, anak kecil itu lalu mengajak pria itu pergi ke cafe untuk makan cheese
cake dan minum smoothie strawberry.
Hye Jin
datang langsung menjewer anak tersebut, lalu meminta pria itu pergi karena anak
itu seorang penipu. Anak kecil itu menjerit kesakitan karena jeweran Hye Jin.
Pria itu terlihat binggung melihat Hye Jin ada ditempat itu, Hye Jin
memberitahu bahwa anak itu bukan adik dari Ha Ri. Pria itu kesal karena anak
itu ternyata bukan adik dari Ha Ri lalu memilih untuk meninggalkanya.
“Sudah
kubilang jangan kemari sesukamu!” teriak Hye Jin
“Lepas!
Aku datang bukan untuk melihatmu. Aku ingin bertemu Ha Ri Unnie!” teriak si
anak kecil
“Dasar
kau ini! Kalau kau berani memanfaatkan pria yang mengikuti Ha Ri itu, mak aku
akan melemparmu! Bisa-bisanya kau datang ke rumah kami begini? Cepat pergi!”
balas Hye Jin mengusir
“Karena
kau jelek membuatku jadi jijik!” teriak si anak kecil
Hye Jin
melotot ingin mencengkramnya tapi anak itu lebih dulu menginjaknya dan berlari
pergi sambil mengumpat kembali kejelakan wajahnya itu membuatnya jiji. Hye Jin
memanggil nama anak itu “Kim Hye Rin” dan mengeluh bukan seperti adiknya tapi
menjadi musuhnya.
Ha Ri
baru keluar dari kamar mandi dikagetkan melihat Hye Jin yang berbaring didepan
pintu, lalu berjongkok menanyakan apa yang dilakukan temanya itu berbaring
didepan pintu dan mengajaknya masuk dan tidur didalam.
“Ha Ri,
kau tahu apa itu BK Corduroy Blouson atau semacamnya?” tanya Hye Jin.
“Iya, aku
beli satu minggu lalu.” ucap Ha Ri, Hye Jin langsung duduk tak percaya temanya
tahu dengan BK Corduroy Blouson.
Hye Jin
makan cemilan diatas meja sementara Ha Ri melakukan gerakan Yoga, Hye Jin
mengeluh dengan pergantian nama jaket hitam korduroi menjadi bahasa alien, BK
Corduroy Blouson, menurutnya mengapa mereka mengunakan bahasa asing apabila
bahasa korea itu lebih indah, menurutnya baju dan kosmetik itu sama saja.
Ha Ri
terlihat masih konsetrasi dengan senam yoganya, Hye Jin terus mengoceh semua
itu hanya pamer lalu mengeluh sebelumnya akan menunjukan kemampuanya pada Sung Joon tapi malah melanggarnya sendiri
padahal dirinya itu adalah kartu AS di tim manajement.
“Kau
memang salah. Kenapa kau pikir itu pamer? Mereka adalah istilah teknis yang
digunakan dalam bidang industri. Sikap yang mengatakan bahwa fashion dan
kecantikan itu tidaklah penting, dan merendahkannya dengan mengatakan semua itu
hanya sebatas pamer. Bukankah itu kau? Bukankah hal alami atasan memarahi
bawahannya bahkan ketika mereka tidak punya akal sehat?” kata Ha Ri.
“Hei, Min
Ha Ri. Kau ada di pihak mana? Aku juga ingin melakukan yang terbaik. tapi...itu
karena aku baru melihat dan mendengarnya untuk pertama kalinya.” ucap Hye Jin
membela diri
“Terus, Apa
kau sudah berusaha? Kau hanya berlarian dan memikirkan Ji Sing Joon saja. Setelah
kau ada di Tim Editing, Apa kau pernah melihat dan membaca majalah mereka? Jadi
kau mengatakan pamer atau apapun, aku pikir itu tidak benar.” komentar Ha Ri,
Hye Jin terlihat kesal lalu memilih untuk masuk kamar dan tidur lebih dulu.
Hye Jin
mengumpat temanya itu wanita jahat yang tak mau berpihak padanya, lalu teringat
kembali ucapan Ha Ri.
“Sikap yang mengatakan bahwa
fashion dan kecantikan itu tidaklah penting, dan merendahkannya dengan
mengatakan semua itu hanya sebatas pamer Bukankah itu kau?Terus, kau sudah
berusaha?”
Hye Jin
berusaha untuk melupakanya dan memiringkan tubuhnya, tapi kata-kata Ha Ri
semaki teringiang-ngiang dalam pikiranya “Setelah kau ada di Tim Editing, kau pernah melihat dan
membaca majalah mereka?”
Hye Jin
akhirnya masuk ke dalam gudang melihat ada deretan majalah yang terjejer rapih
lalu terselip sebuah note disana,
“Dipikir-pikir, semua yang
kukatakan benar, kan? Sangat menggangguku kalau kau berlarian dan di marahi orang-orang.
Beri tanda yang kau tidak tahu. Kau tahu aku sering membaca majalah fashion
daripada buku, kan? Aku, sebagai orang profesional, akan menjelaskan padamu!”
Hye Jin
membaca tulisan temanya tersenyum bahagia, semalaman ia memberi tanda
bagian-bagian yang tak diketahuinya dan mencorat-coret majalah Most, setelah
itu Ha Ri memberikan note untuk menjelaskan dari note juga.
Di Pagi
hari, Hye Jin pergi ke kantor sambil mengingat penjelasan Ha Ri dengan note
yang tertempel dalam majalah. Tiba-tiba bus mengerem mendadak, Hye Jin yang tak
berpegangan harus duduk dipangkuan seorang pria tambun. Sang Pria tambun pun tersenyum tapi setelah melihat wajah Hye Jin
langsung melipat tangannya didada terlihat sangat kecewa.
bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar