PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 16 November 2018

Sinopsis Fluttering Warning Episode 5 Part 2

PS : All images credit and content copyright : MBN

Poster yang sama ada di restoran Tuan Yoon. Woo Hyun datang berkunjung mengeluh pada Tuan Yoon karena Minumnya terlalu cepat lagi dan menasehati agar ditemani makanan saat minum.
“Waktu kau mengomel, rasanya kau seperti istri yang sudah lama kunikahi.” Keluh Tuan Yoon.
“Sepertinya tiap kali aku datang pembelinya semakin sedikit.” Komentar Woo Hyun khawatir.
“Aku punya banyak pelanggan, jadi tak perlu khawatir.” Ucap Tuan Yoon yakin. Woo Hyun mengaku kalau ayah punya banyak pelanggan.
“Ada apa denganmu? Kenapa belakangan kau sering datang?” keluh Tuan Yoon.
“Aku tak begitu yakin... Hal seperti ini terus terjadi.” Ucap Woo Hyun
“Mempertaruhkannya nyawa demi menyelamatkan orang lain, sangat sulit perbuatanmu hebat.” Puji Tuan Yoon.
“Awalnya aku tak bisa maju selangkah pun, aku tak bisa mendekati api. Tapi tiba-tiba aku teringat ekspresi aya waktu kau menyelamatkanku. Ketika teringat ekspresi itu, maka aku mendapatkan keberanian. Ayah yang sebenarnya menyelamatkan Yoon Yoo Jung.” Ucap Woo Hyun.
Tuan Yoon sedikit melirik ke arah poster dan langsung kembali minum dengan cepat. Woo Hyun kembali mengomel, Tuan Yoon ingin tahu Bagaimana WooHyun bisa pacaran dengan aktris dan apakan akan menikahi juga. Woo Hyun mengaku belum berpikir sejauh pernikahan.
“Berita kalian pacaran tersebar di mana-mana. Bagaimana kalau akhirnya tak menikah?” ucap Tuan Yoon
“Pacaran ya pacaran, menikah ya menikah... Tapi Ayah. Wanita seperti apa yang terbaik untuk dipacari dan seperti apa yang terbaik untuk dinikahi?”tanya Woo Hyun serius.
“Pacaran harus dengan yang kau sukai… Tapi Menikah, dengan orang yang baik. Lalu Bagaimana persiapan pembukaan klinikmu?” tanya Tuan Yoon. Woo Hyun pikir sudah berjalan lancar.
“Apa Kau akan adakan pesta pada hari pembukaan? Kalau butuh makanan, katakan saja... Aku akan urus semuanya.” Kata Tuan Yoon.
“Ayah... Apa boleh aku datang ke sini bersama pacarku?” tanya Woo Hyun. Tiba-tiba Tuan Yoon terlihat marah.
“Kenapa kau ajak dia ke sini? Aku bukan ayah kandungmu, kenapa kau ajak dia? Sudah Keluar sekarang... Kau sibuk, kenapa kau datang kesini?”ucap Tuan Yoon lalu menarik keluar Woo Hyun dan mematikan lampu restoran. 

Woo Hyun binggung melihat sikap Tuan Yoon dan melihat nama restorannya [Sup Pollack Yeong Hee] Akhirnya Woo Hyun mengemudikan mobilnya mengingat kembali yang dikatakan Tuan Yoon.
“Pacaran harus dengan yang kau sukai…Tapi Menikah, dengan orang yang baik.”
“Kenapa dia berkata begitu? Apa karena dia memikirkanku?” kata Woo Hyun binggung. 

Woo Hyun sudah menunggu dirumah sakit, Dokter Kim datang dengan wajah sedih bertanya apakah sudah makan. Woo Hyun mengaku sudah dan bertanya balik. Dokter Kim mengaku tak bisa makan karena terlalu frustasi untuk makan.
“Apa Kondisi ibuku tak baik? Apa Ada yang tak kau katakan padaku?” tanya Woo Hyun
“Banyak yang tak bisa kukatakan padamu.” Akui Dokter Kim.
“Apapun yang belum katakan, yang tak bisa kau katakan, lebih baik katakan semuanya sekarang. Jadi Ibu kenapa? Apa Sebaiknya bawa dia ke rumah sakit lain?” ucap Woo Hyun. Dokter Kim panik
“Waktu pemeriksaan lengkap, terlihat metastasis. Mungkin usianya takkan bertahan lebih dari setahun.” Kata Dokter Kim.
Woo Hyun terdiam wajahnya sedih, lalu masuk menemani ibunya yang sedang tertidur dan melihat ada agenda dibawah bantal [Bucket List - Hal yang harus kulakukan sebelum mati] Mata Nyonya Na mengintip saat anaknya melihat agendanya.
Sementara Yoo Hyun terbangun dengan bunyi pesan masuk ke dalam ponselnya “Kalau kau masih berterima kasih padaku, tolong bantu aku.” Lalu bergegas bangun. 


[Klinik Dermatologi VIP]
Yoo Jung sudah datang. Woo Hyun tahu Yoo Jung  pandai menggambar, dan tulisan tangannya bagus jadi meminta Tolong membuatkan hadiah untuknya. Yoo Jung binggung karena Woo Hyun meminta di atas tembok yang kosong seperti kaget kalau uni bantuan yang diminta.
 Yoo Jung tiba-tiba datang dengan figura besar. Woo Hyun bertanya apa yang dibawannya. Yoo Jung mengaku kalau itu Hadiah yang sudahdisiapkan untuk. Woo Hyun kaget melihat lukisan bunga berwarna biru, Yoo Jung pikir Woo Hyun akan mendapat lukisan dan satu hadiah lagi.
Akhirnya Yoo Jung sibuk menulis diatas lukisanya. Woo Hyun pun memilih untuk memotong kayu dan menerima pesan dari Tuan Yoon yang sudah dianggap sebagai ayahnya.
“Itu takkan membuatmu kelihatan keren. Jangan ajak pacarmu ke restoran. Katakan saja kapan kau mau, akan kubawakan sebanyak kau mau. Selamat atas pembukaan kliniknya." Woo Hyun tersenyum membaca pesan ayahnya. 
Woo Hyun datang dengan membawa makanan, Yoo Jung mencium kalau  aroma makanan seperti sup pollack kesukaannya. Woo Hyun kaget karena sup yang dibawanya juga kesukaannya. Yoo Jung mengaku sangat lapar dan mengajak untuk makan dibawah beralaskan kain.
“Apa Tak masalah makan seperti ini?” tanya Woo Hyun.
“Tentu. Waktu areanya tak memungkinkan karena sedang di tengah-tengah syuting, kadang aku makan di sebelah toilet.” Kata Yoo Jung sudah tak sabar ingin makan. 

Keduanya duduk dilantai makan sup yang dibawa Woo Hyun. Yoo Jung seperti penuh semangat makan merasakan kalau supnya rasanya enak. Ia mengaku Dulu a masih terlalu kecil, tak begitu ingat rasa masakan ibuknya Tapi menurutnya masakan ibunya yang paling enak adalah sup pollack.
“Aku sudah ke banyak restoran terkenal tapi belum bisa menemukan rasa ini. Dan ini sangat mirip!” ucap Yoo Jung penuh dengan rasa bahagia.
“Aku sudah selesai makan. Dan Aku akan beli minuman, santai saja makannya.” Kata Woo Hyun. Yoo Jung menganguk mengerti. 

Woo Hyun kembali ke klinik, bingung karena suasana gelap lalu tak melihat ada Yoo Jung, ia mencari di Ruang Direktur tak menemukan sosok Yoo Jung. Akhirnya sebuah sinar cahaya mengarak ke arah lukisan, Woo Hyun membacanya.
[Angin berhembus, aku terayun,merindukan dia yang berjalan bersamaku. "Bagaimana berjalan di dalam angin" Lee Jung Ha ]
Woo Hyun tersenyum membacanya, didepannya Yoo Jung seperti ingin memberikan suprise untuk Woo Hyun dengan tulisan diatas lukisan. 
Keduanya keluar dari klinik, Yoo Jung berpesan agar Woo Hyun Hati-hati di jalan. Woo Hyun binggung karena Yoo Jung tak masuk mobilnya. Yoo Jung mengatakan akan berlari untuk pulang. Woo Hyun tak percaya Yoo Jung akan berlari pulang pada larut malam.
“Lusa aku ada pemotretan, tadi aku makan terlalu banyak. “ ucap Yoo Jung
“Jadi kau akan lari berpakaian seperti... Tidak, tak boleh! Sudah terlalu malam dan terlalu jauh.” Kata WooHyun khawatir.
“Aku lari karena jalannya cukup jauh untuk olah raga Aku sudah sering begini, jadi tak usah khawatir.” Ucap Yoo Jung lalu bergegas pergi. Woo Hyun kebingungan melihat Yoo Jung berlari sendirian. 

Woo Hyun akhirnya ikut berlari dengan nafas terengah-engah, mengaku tak suka lari. Yoo Jung memastikan kalau Woo Hyun masih baik-baik saja, karena Kalau lelah bisa istirahat dulu dan Wajahnya pucat pasi. Woo Hyun seperti tak ingin diremehkan berusaha untuk terus berlari.
“Tapi aku tak merasa kesepian karena kita lari bersama. Kau yang pertama lari bersamaku seperti ini, Cha Woo Hyun.” Ucap Yoo Jung bangga.
“Orang bertanya, kenapa aku sangat gigih dan harus melakukan ini. Tapi aku… Bagiku juga… Ini pertama kalinya dan terakhir kalinya.” Kata Woo Hyun berlari lebih dulu agar lebih cepat sampai. Yoo Jung pun berteriak meminta untuk menunggu. 

Woo Hyun dan Yoo Jung akhirnya kelelahan sampai rumah. Yoo Joon melihatnya mengejek kalau Woo Hyun bertemu pacar yang tepat, karena melakukan Penderitaan selarut ini lalu memberikan minum. CEO Han juga heran  seberapa banyak yang Yoo Jung makan sampai seperti lari maraton.
“Benar. Kau masih penasaran, kan?” kata Yoo Jung sambil meminum segelas air.
“Apa Kau akan tunjukkan tempat itu padanya?” kata CEO Han kaget.
“Tak sembarang orang bisa ke sana.” Ucap Yoo Joon. Woo Hyun pun terlihat kebingungan. 

Yoo Jung mengajak Woo Hyun ke taman rahasianya, memperlihatkan pohon bongsainya kalau itu satu-satunya pohon yang selamat dari kebakaran dan Ia merasa seperti ibunya meninggalkan pohon itu sebagai hadiah untuknya. Woo Hyun melihat ternyata ada mawar biru.
“Coba kau Tebak apa arti namanya.... Keajaiban.” Ucap Yoo Jung. Woo Hyun seperti baru mendengar artinya Keajaiban.
“Kalau ada yang kau suka, ambil saja. Kuberikan sebagai hadiah untukmu.” Ucap Yoo Hyun
“Kalau ingin lihat, aku akan datang ke sini saja Tapi Begini… aku ingin minta bantuanmu.. Tapi... Kalau tak nyaman, kau bisa tolak saja...  Kesehatan ibuku kurang baik. Saat ini dia dirawat di rumah sakit. Katanya dia ingin bertemu denganmu.” Ucap Woo Hyun gugup.
“Apa kau mau Kutemani menjenguknya? Kapan kita pergi?” tanya Yoo Jung
“Apa Kau setuju tanpa memikirkannya sedikit pun?” kata Woo Hyun kaget. Yoo Jung seperti tak sadar, tapi Woo Hyun langsung mengucapkan Terima kasih. 
Yoo Jung dan Woo Hyun keluar dari rumah, Yoo Jung memutuskan akan bawakan sup pollack karena mulai merasa gugup, karena Sup pollack tadi mungkin sudah dicerna karena baru saja lari marathon.
Saat itu Woo Hyun seperti melihat seseorang sedang mengintip. Yoo Jung menghirup udara merasa kalau di luar menyenangkan. Woo Hyun khawatir menyuruh Woo Hyun agar segera masuk.
“Ya. Hati-hati di jalan... Aku akan datang ke pesta pembukaanmu.” Kata Yoo Jung dengan wajah bahagia. Woo Hyun terus melirik ke arah samping dengan wajah khawatir. 


Sek Hye Joo memberitahu kalau Haesong Electronic sudah menghubungi, mereka akan meninjau tawaran investasi untuk Yoojeong Entertainment. Hye Joo dengan senyuman licik merasa kalau itu sudah bagus. Dan ingin tahu dengan Klinik VIP.
“Itu Sudah kucegat sehingga tak ada peralatan yang dapat masuk.” Ucap Sek
“ Maka klinik takkan bisa buka besok.” Kata Hye Joo bahagia. Sek Hye Joo  pun yakin akan seperti itu.
“Hanya menunggu waktu, Cha Woo Hyeon bergabung dengan Choego Group.” Kata Hye Joo dengan senyuman licik. 


Pagi hari
Hye Joo turun dari mobil, kaget melihat ada banyak bunga ucapan selamat di depan klinik artinya itu memang sudah bisa dibuka, dengan sinis bertanya Bagaimana ini bisa terjadi. Sek juga binggung karena sudah membereskannya dan meminta maaf.
CEO Han dan Yoo Jung turun dari mobil van, Hye Joo yang marah memilih untuk pergi dari klinik karena usahanya gagal.
Dalam klinik, Dokter Ahn bangga karena mereka tinggal menunggu pasien memuji Woo Hyun benar-benar bekerja keras, karena mimpi saja tak mungkin jadi semua berkat adik tirinya membuat klinik yang sangat berbeda.


Saat itu asisten manajer datang mengaku  merasa tak enak makanya datang untuk bicara langsung. Woo Hyun pikir Ass Manager membantu pembukaan dengan sukses jadi tak seharusnya bicara seperti itu. Ass Manager mengaku persetujuan pinjaman mendadak ditunda.
“Lalu bagaimana semua peralatan tetap diantar ke sini?” tanya Woo Hyun kaget.
“Kami menghubungi perusahaan penyedia peralatan, dan rupanya kekasihmu...” kata Ass Manager
Saat itu Yoo Jung datang membawa bunga dalam pot mengucapkan selamat, Woo Hyun menatap sinis, lalu akhirnya mengucapkan Terima kasih sudah datang pada Ass Manager  untuk menjelaskan situasinya dan akan menghubunginya lagi nanti.
“Yoo Jung, kita harus bicara.” Ucap Woo Hyun dengan tatapan dingin. Yoo Jung mengikutinya dengan tatapan bingung.
“Dia membayar biaya peralatan berarti... Jadi hubungan ini 100% asli bukan hubungan palsu?!” kata Dokter Ahn tak percaya. 



Dalam ruangan
Woo Hyun marah karena Yoo Jung yang memutuskan sendiri untuk membereskan masalahnya. Ia kesal karena Yoo Jung tanpa berdiskusi dengan tentang peralatan perawatan. Yoo Jung pikir bukan  Membereskan masalah tapi hanya mengambil tindakan darurat.

Flash Back
Woo Hyun selesai makan jadi akan beli minuman dan meminta Yoo Jung untuk santai saja makannya. Saat itu seorang pria masuk mengaku sebagai Manajer Umum Heoh Jeong Oh mencari Woo Hyun. Yoo Jung memberitahu kalau Woo Hyun sedang keluar dan akan segera kembali.
“Wahh... Aku benar-benar tak bisa mengatakan ini di depannya... kata Jeong Oh dengan wajah kebingungan lalu menerima telp
“Aku sedang di ada  VIP... Pembukaannya besok… Bagaimana baru bilang sekarang tak bisa menyediakan peralatan di sini? Kau juga paham situasinya.” Ucap Jeong Oh
“Kenapa tak bisa menyediakan peralatan mereka?” tanya Yoo Jung
“Karena uang mukanya tak diberikan seperti yang telah disepakati” ucap Jeong Oh
“Seharusnya berapa uang mukanya?” tanya Yoo Jung. Jeong Oh menjawab  15 milyar.
Yoo Jung agak kaget, lalu Jeong Oh sadar setelah melihat Yoo Jung mengerai rambutnya itu adalah artis Yoon Yoo Jun. Yoo Jung bertanya Apa tak ada cara untuk menyelesaikan masalah ini. 



Woo Hyun ingin tahu metode apa yang ditemukan adalah mengirim 15 milyar tanpa berdiskusi dengannya, menurutnya itu Bukan 1,5 juta tapi 15 milyar. Yoo Jung tahu Karena persetujuan pinjaman ditunda dan  akan teratasi kalau pinjaman disetujui jadi ia....
“Itu masalahku. Aku yang harus menilai situasinya dan menyelesaikannya.” Ucap Woo Hyun menyela.
“Cha Woo Hyun yang kukenal adalah dokter yang berdedikasi pada pasiennya. Yang mengganggap janji pada pasiennya sangat penting. Jadi Aku ingin membantumu menepati janji.” Jelas Yoo Jung
“Ini bukan hal yang bisa diabaikan dengan kata-kata dangkal dan berharap aku menerimannya. Memangnya Apa hubungan kita?” kata Woo Hyun. Yoo Jung pun terlihat sakit hati mendengarnya.
“Yah... Benar... Aku punya banyak uang... 15 milyar tak berarti bagiku, hingga bisa kuberikan pada orang yang tak kukenal. Dengan membintangi beberapa iklan atau drama atau film, maka aku langsung bisa menghasilkan banyak uang.” Kata Yoo Jung seperti menahan tangis.  
“Menurutku 15 milyar tak terlalu banyak..Maaf aku lancang dan menyelesaikan masalah sesukaku hanya karena kebetulan aku punya uang.” Tegas Yoo Jung akhirnya berjalan pergi.
“Kita akhiri kontrak hubungan kita... Kurasa itu hal yang tepat.” Kata Yoo Jung lalu keluar dari ruangan. 


Woo Hyun mengemudikan mobil dengan wajah gelisah, bertemu dengan Jeong Oh dikantornya. Jeong Oh memuji kalau Woo Hyun beruntung punya pacar seperti Yoo Jung, karena sebelumnya bilang dunia Woo Hyun  akan runtuh kalau tak bisa menepati janji dengan pasiennya.
“Dia memohon pada kami agar mengantar peralatannya, dan akan mengusahakan uangnya dengan segala cara. Kami mengirimnya setelah dia membayar jaminan uang muka.” Ucap Jeong Oh. Woo Hyun seperti merasa bersalah mendengarnya. 


CEO Han gelisah dalam ruangan, melihat pria HE yang ditemuinya tak percaya kalau Kontrak lisan tetap kontrak tapi sekarang malah Pembatalan total. Ia padahal sudah  menolak semua tawaran investasi lainnya karena mempercayai pria itu.
“Ini Hanya kurang tahap akhir jadi kami juga bingung dengan pembatalan penuh. Apa kau pikir tak kaget? Bahkan aku datang secepat mungkin kesini” ucap si pria.
“Apa mungkin seseorang yang berkaitan dengan Kanghan Group mengambil posisi Yoon Yoo Jung?” kata CEO Han menduga.
“CEO, bagaimana kau tahu? Informasi itu masih rahasia. Kanghan Hotel akan segera renovasi besar-besaran. Mereka setuju menggunakan produk Haeseong electronic di semua kamar.” Jelas si pria.
“Jadi Kanghan Group lagi. Kami sudah mengalami beberapa kali karena mereka. Kali ini aku menolak semua tawaran investasi lainnya. Sepertinya perusahaan kami akan gulung tikar.” Ucap CEO Han. 


Woo Hyun datang ke kantor agensi, CEO Han berbicara ditelp memberitahu kalau semua ulah Kanghan Group lagi, seperti tak percaya kalau mereka akan ditolak Ia pun tak tahu Kanghan Group memiliki dendam apa pada mereka.
“Aku akan menemui orang yang membatalkan iklan Yoo Jeong dan meminta penjelasan.” Kata CEO Han. Saat Woo Hyun mendengar dari depan pintu.
“Cha Woo Hyun. Kenapa kau di sini?” tanya CEO Han. Woo Hyun tak menjawab memilih untuk berjalan pergi. CEO Han memanggilnya dengan wajah binggung. 


Woo Hyun datang menemui Hye Joo membahas kalau Hye Joo beberapa kali menjenguk ibunya di rumah sakit dengan senyuman mengucapkan  Terima kasih. Hye Joo pikir kalau itu sudah seharusnya dilakukan. Woo Hyun tiba-tiba menyindir Hye Joo karena pasti sangat sibuk mengusik kehidupan banyak orang.
“Tapi kau menjenguk ibuku di rumah sakit... Kau bisa berhenti sekarang... Kalau aku tak pernah menjadi bagian dari Choego Group, maka kau tak ada gunanya bagi Ketua Cha.” Ucap Woo Hyun.
“Walau harus mati, aku tak ada niat menjadi bagian dari Choego Group. Itu artinya tak ada gunanya kau dan aku saling terlibat. “ tegas Woo Hyun
“Aku tipe orang yang bisa bernafas lega setelah mendapatkan keinginanku dengan cara apapun. Aku akan melakukan apa saja untuk menjadikanmu milikku, Cha Woo Hyun.” Balas Hye Joo.
“Sepertinya kau belum berpikir sejauh ini, tapi aku bisa membuat kesepakatan dengan Ketua Cha. Aku akan menjadi bagian dari grup dengan syarat tak harus menikah denganmu. Jadi Menurutmu apa yang akan dipilih Ketua Cha?” tegas Woo Hyun. Hye Joo tak bisa berkata-kata. 


Yoo Joon di minimarket membawa dua mangkuk mie instant untuk Reporter Joo juga. Ia mengeluh kalau Harusnya mereka makan yang enak tapi CEO Han tak mau memberi kartu kredit perusahaan. Reporter Joo memukuo Yoo Joon sambil mengejek ini sebabnya anak muda menakutkan.
“Kau sangat tak dewasa.” Ejek Reporter Joo. Yoo Joon mengeluh Reporter Joo yang terus menyerang usianya.
“Kapan terakhir kau pacaran?” tanya Reporter Joo, Yoo Joon dengan sangati menjawab saat ini.
“Hei... Sadarlah!” kata Reporter Joon kesal memukul lengan Yoo Joon yang suka bercanda dan sebuah email masuk [Yoon Yoo Jung dan Cha Woo Hyun adalah Pasangan Rekayasa.]

Reporter Joo menelp Reporter Park Jin Shil menurutnya mereka dapat dengan merilis artikel seperti ini, ia menegaskan kalau tak ada gunanya mengancam dan menyuruh agar melakukan sesukanya saja karena tak peduli.
“Pada akhirnya dia mengejar uang, kan? Meski artikelnya muncul, kita bisa lawan dengan UU Arbitrase Media.” Ucap CEO Han yakin
“CEO. Dari yang kulihat, ada yang mendalangi.” Kata Reporter Joo yakin
“Kenapa seseorang mengincar Yoo Jung dan menyebabkan kekacauan ini?” kata CEO Han bertanya-tanya. 

Yoo Jung menaruh kursi seperti dari Woo Hyun dengan surat yang dikirimkan padanya.
“Maaf aku salah paham. Aku tak bisa jelaskan seluruh situasinya, tapi aku sangat terluka oleh orang yang berusaha mengambil alih dan menghancurkan hidup orang dengan menggunakan uang.”
“Jadi bila ada kejadian yang mengingatkanku pada hal itu, aku jadi sangat sensitif. Sekali lagi aku minta maaf. Tolong terima permintaan maaf bersama hadiah yang kukirimkan untukmu.”
Setelah Yoo Jung menaruh bangku sesuai yang diinginkanya melihat ponsenya yang berbunyi [Alarm Jadwal: Hari ini Bertemu Ibu Cha Woo Hyun] wajahnya terlihat binggung.
Woo Hyun ada dirumah juga melihat alarm yang sama kalau harus bertemu dengan ibunya, tapi ragu untuk menelp Yoo Jung lebih dulu. Pesan dari Yoo Jung masuk “Kuterima permintaan maafmu. Ayo pergi menemui ibumu.” Wajah Woo Hyun tersenyum bahagia membacanya. 

Yoo Jung sudah menunggu depan agency, seorang pria bersembunyi ingin menyerang tapi melihat Woo Hyun yang datang kembali bersembunyi. Woo Hyun turun dari mobil, Yoo Jung mengeluh Woo Hyun yang telat lima menit.Woo Hyun meminta maaf karena Lalu lintas padat.
“Berikan tasmu.” Kata Woo Hyun. Yoo Jung seperti canggung karena sebelumnya mereka adu mulut, lalu membiarkan tasnya dimasukan ke mobil.
Saat itu seorang pria siap menyerang Yoo Jung dengan pisau, Woo Hyun melihatnya mencoba melindungi, dan melakukan perlawanan. Akhirnya pria itu pun pergi, Yoo Jung kaget dengan posisi terjatuh
“Kau berdarah. Darah!” kata Yoo Jung panik melihat dibagian perut.
“Hanya tergores sedikit dan Lukanya tak dalam, tak apa.” Kata Woo Hyun. Yoo Jung kebingungan akan menelp  nomor darurat.
“Tidak perlu.. Tak baik kalau beritanya tersebar, kita ke rumah sakit yang kukenal. Apa Kau bisa menyetir?” tanya Woo Hyun. Yoo Jung mengaku punya SIM.

Yoo Jung menyetir dengan menahan tangisnya, Woo Hyun menelp Dokter Kim memberitahu kalau terluka jadi harus operasi darurat dan dijahit meminta agar menyiapkan ruang operasi ahli bedah dan ahli anestesi. Ia pun meminata agar Dokter Kim untuk memberi persetujuan untuk operasinya. Yoo Jung  langsung menangis.
“Hei... Berhenti. Berhenti menangis... Kalau kita mengalami kecelakaan juga,
aku akan benar-benar...” kata Woo Hyun menahan sakitnya.
“Ini salahku. Semua salahku.” Kata Yoo Jung. Woo Hyun menegaskan ttu tak benar.
“Aku akan ditangani dengan cepat, jadi Aku akan sembuh.” Kata Woo Hyun menyakinkan. Yoo Jung mengemudikan mobilnya dengan cepat karena tahu Woo Hyun pasti kesakitan. 

Yoo Jung menungu di luar ruang operasi dengan wajah gelisah, saat Woo Hyun keluar Yoo Jung langsung menangis.  Woo Hyun bisa membuka matanya meminta Yoo Jung agar menangis dan memberi kode pada Dokter Kim agar menjelaskan keadaanya.
“Operasi berjalan lancar dan lukanya tak dalam. Dia akan segera pulih. Dia masih di bawah pengaruh bius. Waktu bangun mungkin akan pusing, bicara dan gerakannya melamban. Jadi tolong jaga dia dengan baik.” Ucap Dokter Kim yang terlihat sangat terpana dengan kecantikan Yoo Jung.
Yoo Jung menganguk mengerti, Woo Hyun melihat sikap seniornya hanya bisa mengeluh karena tak biasa melihat artis. 

Woo Hyun terbangun dan tak melihat Yoo Jung berpikir kalau sudah pergi, saat akan bangun tubuhnya tak bisa digerakan, sambil mengeluh kalau Setidaknya katakan sesuatu sebelum pergi. Yoo Jung masuk ruangan melihat Woo Hyun sudah bangun.
“Kupikir kau pergi.” Ucap Woo Hyun masih berbaring. Yoo Jung pikir tak mungkin meninggalkan orang yang sedang sakit
“Aku tak apa.” Kata Woo Hyun mencoba untuk bangun, Yoo Jung membantunya tapi tubuh Woo Hyun malah kembali terbaring dan posisi mereka saling menatap. Woo Hyun menatap Yoo Jung tiba-tiba langsung menciumnya.
Bersambung ke episode 6
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... MRS G



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


3 komentar: