PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 27 Desember 2018

Sinopsis Mama Fairy and the Woodcutter Episode 7 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Ibu Geum kebingungan karena disuruh pergi kesana kemari lalu pergi ke arah lain, tapi kejadian itu terulang. Ia pun merasa haus,  sambil mengeluh karean tidak perlu melakukan ini kalau Yi Hyun yang berulang tahun itu memakan sup rumput laut tadi pagi.
“Aku sangat haus.” Ucap Ibu Geum pergi ke mesin minuman dan memilih minuman tapi tak keluar.
Saat itu Prof Park datang mengambil minum dari mesin, Ibu Geum yang melihatnya langsung memberitahu kalau minuman itu miliknya. Prof Park binggung berpikir kalau itu hanya Tipuan dimainkan wanita tua yang didepanya. Ibu Geum menegaskan kalau minuman itu miliknya.
“Aku sudah membayarnya, tapi minumannya baru saja keluar... Bukankah itu minuman teh hijau?” ucap Ibu Geum
“Aku membayar minuman ini untuk diriku sendiri. Kenapa kau bersikeras minuman ini milikmu?” tegas Tuan Park
“Tadi aku memasukkan uang ke dalam mesin ini. Karena aku dari Provinsi Chunghceong,mesin ini menyesuaikan layanannya dan mengeluarkan minuman beberapa menit kemudian. Kau datang, lalu mengambilnya. Ini tetap milikku.” Jelas Ibu Geum.
“Tadi aku memasukkan uang ke dalam mesin ini. Karena aku dari Provinsi Gyeongsang, mesin ini langsung mengeluarkan minuman karena tahu aku memilihnya. Minuman ini milikku.” Jelas Prof Park
“Benarkah? Keputusan yang cukup bijaksana. Apa kau hakim?” keluh Ibu Geum. Prof Park mengaku kalau dirinya adalah profesor di kampus.
Ibu Geum akhirnya meminum air minum sambil mengejek kalau rasanya enak lalu pamit pergi. Prof Park memanggilnya, Ibu Geum mengeluh dengan memanggilnya seperti karena itu panggilan Orang yang memanggil seperti sudah wafat.
“Apa kau hidup lagi? Apa kau hantu?” ejek Ibu Geum. Prof Park marah karena tidak akan membiarkan ini.
“Benarkah? Kalau begitu, jangan beranjak... Aku akan mengamatimu tahun depan. Kuharap kau tetap di sini dan belum meninggalkan dunia ini.” Ejek Ibu Geum. Prof Park berteriak marah 



Di luar hujan sangat deras, Ok Nam berada dalam kedai kopi lalu matanya seperti menunggu berharap melihat Yi Hyun  tapi ternyata yang lewat bukan orang yang ditunggunya. Akhirnya Ok Nam berlari mengambil papan karena semuanya basah dan Seharusnya memasukkannya lebih awal.
“Apa Kau tidak punya payung? Hujannya cukup deras.” Ucap Yi Hyun datang membawa payung.
“Sebagai peri, aku tidak apa-apa.” Ucap Ok Nam, Yi Hyun langsung meminta maaf soal kesalahpahaman kemarin. Ok Nam pikir tak masalah dan meminta Yi Hyun menunggu.
“Jaket macan.” Gumam Yi Hyun kaget melihat jaket yang dipakai Ok Nam
“Kau meninggalkan ini tempo hari.” Kata Ok Nam memberikan kotak hadiahnya. Yi Hyun mengucapkan terima kasih dan akan pergi.
“Dahulu aku punya suami. Tapi, dia wafat tanpa bisa menjalani hidupnya sepenuhnya. Sejak saat itu, selama ratusan tahun, aku menunggu reinkarnasinya.” Cerita Ok Nam
Flash Back
Ok Nam berdoa dibawa bulan perunah memohon pada  Penguasa Bintang Utara, agar mengirimkan suaminya kepadanya lagi. Ia pun meminta  Saat waktunya tiba agar bisa mengenali dia.

“Setelah banyak bulan purnama berlalu, aku akhirnya bertemu lagi dengan suamiku. Itulah sebabnya aku kemari. Apa kau suamiku? Orang yang selama ini kunantikan. Benarkah kau orangnya?” ucap Ok Nam
Yi Hyun tak banyak bicara hanya melihatnya, saat itu Geum melihat keduanya lalu mendekati Ok Nam memberikan pengisi daya ponselnya lalu pamit. Oh Nam tiba-tiba medekatinya meminta agar menunggu sebentar karena akan membuat kopi hangat untuk dibawa.
“Tidak perlu...Kau Jangan sampai kehujanan. Pakailah payung ini.” Ucap Geum lalu pamit pergi. Ok Nam dan Yi Hyun hanya bisa menatap binggung kepergian Geum. 


Dokter Lee baru masuk ke kampus,  dua mahasiswa mengeluh karena  Hujan turun lagi dan Seharusnya tadi  membeli kopi Karena Profesor Jung membuatny canggung jadi tidak bisa membelinya. Temanya bertanya Ada apa dengannya.
“Aku pergi ke truk kopi dan Prof Jung sedang bicara serius dengan barista tua itu.” Cerita si wanita. Temanya binggung tak mengerti maksudnya. “Bahunya kehujanan, tapi dia memayungi wanita itu. Lalu dia menerima hadiah yang berhias pita.” Cerita si wanita. Diam-diam Dokter Lee mendengarnya.
“Wahh... Luar biasa. Apa Rupanya dia menyukai wanita yang lebih tua?” komentar temanya. 

“Di antara semua wanita, kenapa harus dia? Maksudku, kenapa bukan aku? Kenapa dia tidak...  Tubuhku tinggi dan ramping. Aku pintar, kulitku mulus, dadaku besar, tubuhku proporsional, dan aku seksi. Dasar Bodoh.” Teriak Dokter Lee marah masuk ke dalam toilet.
“Permisi... Ada orang di sini.” Ucap Ibu Geum tapi Dokter Lee tetap berteriak marah karena Jika Ok Nam peri maka ia adalah wanita besi.
“Wajahmu secantik peri, tapi kenapa ucapanmu kejam?” komentar Ibu Geum melihat Dokter Lee keluar dari toilet.
“Apa Anda mengenalku?.” Ejek Dokter Lee. Ibu Geum mengaku sama sekali tidak mengenalnya.
“Aku belum pernah bertemu dengan wanita yang mulutnya sekotor ini selain nenek gila di Gangnam.” Ejek Ibu Geum.
Dokter Lee mengeluh kesal lalu tak sengaja menyenggol makanan yang dibawa Ibu Geum. Ibu Geum panik melihat makanan yang jatuh padaha  Sup rumput laut untuk profesornya Geum lalu mengumpat Wanita kejam itu menumpahkan semuanya.
“Kau sengaja melakukannya, kan? Aku tahu betapa kejamnya kau dengan melihat mata runcingmu.”ucap Ibu Geum marah. Dokter Lee melongo binggung.
“Sejak awal Anda menaruhnya di tepi. Anda yang bersalah.” Kata Dokter Lee
“Aku menaruhnya di tengah. Omong kosong apa yang kau maksud? Sup ini untuk profesornya Geum. Berikan ganti rugi.” Teriak Ibu Geum. Dokter Lee kaget yang dimaksud Kim Geum
“Bagaimana wanita bermulut kotor itu mengenal putraku?”ucap Ibu Geum marah. Dokter Lee tak percaya kalau yang didepanya itu ibunya Kim Geum. Ibu Geum pun menegaskan kalau memang ia adalah ibunya Geum. Dokter Lee pun menyapanya. Ibu Geum binggung karena Dokter Leemendadak bersikap malu-malu. 



Yi Hyun pulang ke rumah terlihat kebingungan lalu melihat ponselnya mati dan menchargernya lalu melihat ada "Pesan baru" Dokter Lee mengirim pesan terlihat marah.
“Hei, kenapa kau tidak menjawab ponselmu? Kudengar kau berulang tahun. Ibunya Geum datang ke kampus membawa sup rumput laut. Aku meneleponmu berkali-kali untuk mentraktirmu hidangan ulang tahun. Di mana kau? Telepon aku saat mendengar ini.”
Yi Hyun berbaring mengingat ucapan Ok Nam “Apa kau suamiku?” akhirnya Yi Hyun tertidur pulas. Tiga orang hantu seperti datang menemui Yi Hyun, mereka ingin tahu apakah Yi Hyun sudah tertidur dan ingin tahu Hari ini Yi Hyun akan memimpikan apa.
“Dia sangat rumit. Dia terlalu lama menyimpan dendam emosional. Aku tidak suka orang seperti ini, tapi suka wajah tampannya.” Komentar si Hantu.
“Dasar Berandal.... “ umpat si wanita, tapi wanita lain berpikir tidak banyak bicara.
Saat itu banyak burung gagak berkumpul didepan sebuah pintu, dalam sebuah ruangan terlihat anak kecil yang kurung dengan badan diikat.
“Aku tidak akan memaafkan orang yang meninggalkanku. Aku membenci mereka. Sekalipun mati di sini dan bereinkarnasi, aku tidak akan memaafkan mereka.” Gumam si anak melihat secercah cahaya. 


Di kampus
Semua mahasiswa menyapa Yi Hyun yang masuk kelas, Yi Hyun menyapa semua anak muridnya. Semua mahasiswa melonggo melihat dasi di pakai oleh Yi Hyun. Akhirnya Yi Hyun mencoba untuk tenang lalu meminta muridnya membuka halaman 140 tapi yang dibawa adalah kotak cornflakes. Semua mahasiswa tak bisa menahan tawanya. 

Geum bersin-bersin di dalam lab, Kyung Sik kaget melihat Geum yang terserang flu menyuruh agar minum teh hangat. Geum pun meminta maaf seperti berpikir Young Sik akan membuatkanya, tapi Young Sik malah menyuruh untuk membuatnya sendiri.
Saat itu Yi Hyun masuk ruangan, Dokter Lee berteriak marah karena Yi Hyun yang meninggalkannya. Geum kaget melihat Yi Hyun melihat dasi dengan corak yang sama dipakai oleh seniornya.
“Aku tidak akan menemuimu lagi jika kau diam lebih dari lima jam.” Ucap Dokter Lee lalu bersikap baik melihat ada mahasiswa yang lainya. Young Sik menyapa Dokter Lee dengan sopan.
“Dasi itu pemberian Bu Peri, kan?” ucap Geum.  Yi Hyun membenarkan dan bertanya apakah dasi yang dipakai Geum juga.
“Apa Dia memberi kalian dasi? Motifnya sangat norak. Aku tidak tahan melihatnya.” Komentar Dokter Lee kesal
“Dasiku lebih spesial. Ada sulaman tangan gambar bunga di belakangnya.” Kata Yi Hyun bangga
“Dasiku diberi sulaman kupu-kupu dengan pola yang lebih sulit.” Balas Geum tak mau kalah
“Berhentilah bertengkar karena dasi yang sangat norak itu. Tapi Apa ibumu cerita dia bertemu denganku?” ucap Dokter Lee pada Geum.
“Ya, dia bilang tidak sengaja bertemu denganmu di toilet.” Ucap Guem. Dokter Lee ingin tahu apakah ibunyamengatakan hal lain
“Dia menanyaiku soal tempat kerjamu.” Kata Geum. Dokter Lee binggung kenapa menanyakan hal itu. Geum mengangkat bahu karena tak tahu.
“Mari membahasnya nanti. Tapi Boleh minta tanda tanganmu di sini? Maaf aku tidak mengenalimu, Jeom Soon si Macan. Maaf aku menganggapmu hanya sebagai asisten pengajar.” Ucap Dokter Lee menyodorkan kertas.
Geum binggung tiba-tiba dokter Lee yan meminta Tanda tangan sambil bergumam kalau tidak tahu tanda tangan Jeom Soon akhirnya hanya menuliskan "Jeom Soon si Macan" Yi Hyun menghela nafas sambil mengejek.
“Wahh... Tanda tanganmu tampak keren...Ini.. Bagus sekali.” puji Dokter Lee. Saat itu Geum kembali bersin.
“Jika kau sakit, pulang dan beristirahatlah.” Teriak Yi Hyun. Geum mengaku baik-baik saja.
“Aku tidak terserang flu. Ini hanya bersin.” Ucap Geum. Yi Hyun mengejek  Geum yang menangis melalui lubang hidungya. Geum pikir inibukan urusannya.
“Aku cemas kamu akan menulari orang lain. Coba Lihatlah dirimu.”keluh Yi Hyun lalu memberikan payung. Geum menolak.
“Di luar hujan. Jangan bersikap keras kepala.” Kata Yi Hyun. Geum tetap menolaknya.
“Dasar Berandal. Aku akan mengantarmu.” Ucap Yi Hyun memitin kepala Geum lalu menarik keluar lab. Geum mengeluh kalau tak perlu, sementara Dokter Lee melihatnya mengeluh Yi Hyun yang pergi tidak berpamitan sambil mengumpat. Young Sik mendengarnya tak percaya ucapan Dokter Lee. 


Yi Hyun mengantar Geum dengan payung yang sama. Geum pikir  hanya kehujanan sedikit jadi Bukan masalah besar. Yi Hyun  mengerti tapi melihat Geum yang terus-menerus bersin jadi cemas kalau Geum akan menumpahkan bahan kimia saat bersin.
“Melihat betapa kikuknya kau, kujamin itu akan terjadi.” Ucap Yi Hyu beralasan.
“Apa Kau mengasihani aku?” tanya Geum, Yi Hyun pikir untuk apa mengasihaninya.
“Atas kejadian kemarin... Kemarin Bu Peri mengatakan sesuatu kepadamu.” Ucap Geum
“Apa Maksudmu soal suaminya yang bereinkarnasi? Semua orang tahu itu omong kosong. Apa Kau mempercayainya?” ucap Yi Hyun
“Kurasa itu bukan omong kosong.” Komentar Geum. Yi Hyun tak percaya mendengarnya.
“Apa Kau percaya ceritanya? Soal peri, makhluk abadi, dan inkarnasi?”ucap Yi Hyun mengejek. Geum juga tak tahu tapi merasa kalau itu memang seperti itu dan mengaku pasti mempercayainya.
“Dalam perspektif apa pun, itu fenomena psikopatologis. Sama seperti Sindrom Ripley.” ucap Yi Hyun mengejek
“Bagaimana kau bisa begitu yakin?Aku percaya. Selain yang kita lihat dan dengar, selain hal yang dengan sombongnya kita merasa mengetahuinya, ada hal yang tidak bisa kita dengar dan lihat.” Ucap Geum
“Meski mempercayai apa yang kita amati dan yang telah terbukti, kita tetap melakukan kesalahan. Kau seorang ilmuwan. Aku tidak menyangka kau akan berpikir begitu.” Komentar Yi Hyun
“Terkadang yang kita lihat bukanlah yang sebenarnya.” Ucap Geum

Saat itu Ok Nam mengatakan pada Geum dan Yi Hyun “Kau hanya memedulikan yang bisa kau lihat. Itu sangat disayangkan.” Yi Hyun mengingatnya terlihat kesal kalau sindrom pahlawan Geum yang kambuh menurutnya Terikat secara emosional pada hal menyedihkan.
“Apakah itu alasanmu memercayai omong kosong semacam itu dan mengintai peri itu?” ucap Yi Hyun
“Bagaimana denganmu? Kau bilang ada masalah dengan patologi otaknya dan semua yang dia katakan adalah omong kosong tanpa bukti. Bukankah itu hanya omong kosong?Apa Kau tidak memercayai ucapannya?” kata Geum. Yi Hyun tak bisa berkata-kata.
“Kau Ambil payung ini... Dua pria dewasa berbagi payung tidaklah masuk akal. Tempatnya tidak cukup dan Terlalu sempit.” Kata Yi Hyun lalu menutupi kepalanya dengan kotak cornflake. s
“Hei.. Kau mau pergi ke mana? Kau bisa terserang flu.” Kata Geum mengejarnya.
“Aku akan mengambil payungku sendiri.Jadi Kau bisa memakainya.” Ucap Yi Hyun. Geum meminta Yi Hyun berhenti sambil mengejarnya. 
Keduanya akhirnya berlari masuk ke rumah, Yi Hyun ingat Ibu Geum  bilang akan menginap di rumah temannya malam ini dan ingin tahu apaah masih punya wiski. Geum mengangguk


Diatas kapal, Tuan Goo dkk terlihat sangat lelah sampai berbaring diatas kapal dengan panas terik. Pegawai vietnam memanggil mengajak makan, Tuan Goo bertanya dengan kapten. Si pegawai memberitahu kapten kapal yang makan sendirian.
“Kami ada di sini karena salahmu. Berani sekali makan ikan? Jika punya hati nurani, kau tidak akan makan sama sekali!” kata Tuan Park marah melihat mantan suami Nyonya Goo. Si pria seolah tak peduli.
“Aish... Kami kemari karena kamu mencuri uang kami! Pencuri macam apa yang menjadi mandor kapal?” teriak Tuan Goo marah mendorong si pria.
“Apa maksudmu? Siapa yang mencuri uang?” tanya si pegawai binggung. Tuan Park memberitahu kalau mandor-nya itu pencuri.
“Kami tidur di luar Stasiun Mokpo bersama merpati...” cerita Tuan Park dan Nyonya Goo langsung memasukan rumput laut agar tak banyak bicara.
Saat itu juga Nyonya Goo memberikan irisan ikan untuk suaminya dimasa lalu. Tuan Goo dan Tuan Park hanya bisa melonggo, Nyonya Goo kembali memberikan irisan ikan saat lauk dimangkuk suaminya kosong. Saat itu kapten berteriak selesai makan mereka harus berkerja lagi.
Tuan Goo mengeluh karena belum selesai makan. Akhirnya mereka mencoba menjemur udang kecil. Tuan Goo memberitahu Tuan Park kalau tidak bisa meluruskan punggungny lagi, sementara Tuan Park berpikir kalau pungungnya sudah tidak berfungsi selamanya
“Tidak bisa begini. Ayo pergi dari sini.” Ucap Tuan Goo. Tuan Park bingung cara mereka bisa kabur di tengah-tengah laut.
“Malam ini. Hanya itu kesempatan kita.” Kata Tuan Goo, Kapten berteriak agar mereka menarik jaring. Tuan Park mengeluh kalau mereka tak akan bisa kabur. Tuan Goo meminta agar Tuan Park agar melihat arus air karena  Hanya itu jalan keluar mereka.



Yi Hyun melakukan push up dan hanya mampu sampai 32. Geum berteriak bahagia karena menang. Yi Hyun mengajak agar mereka  bersaing dengan sains seperti para ilmuwa dengan nyebutkan organisme yang muncul dalam "Origin of Species" berurutan.
“Inilah alasan mahasiswa menyebutmu cabul.” Keluh Geum. Lalu Yi Hyun merasa Push up membuatnya ingin muntah.
“Aku akan mengambilkan kantong plastik... Tapi Muntahlah di luar. Jangan, muntahlah di lantai bawah... Kau Jangan muntah di pot bunga.” Jerit Geum panik.
“Aku tidak akan muntah.” Akui Yi Hyun akhirnya bisa menahannya dan berbaring di lantai bersama,
“Aku bertumbuh di panti asuhan katedral.” Cerita Yi Hyun, Geum mengaku sudah tahu.
Flash Back
“Suster Yesan, Suster Bowon... Kedua biarawati itu mengasuh sekitar 20 anak. Tapi ada yang janggal. Kami semua yatim piatu, tapi aku berbeda. Suatu hari, aku mendengar mereka sedang berbincang. Aku adalah putra Suster Bowon.”
Yi Hyun mendengar ucapan kedua suster itu kaget dan akhirnya Suster Bowon berpikir Yi Hyun ingin pergi dan mati padahal sudah melarang keluar dengan berteriak kalau Seharusnya Yi Hyun  tidak pernah dilahirkan lalu mengunci disebuah ruangan.
“Tahun itu di hari ulang tahunku, Suster Bowon memberitahuku bahwa seharusnya aku tidak dilahirkan. Jadi, aku membenci ulang tahunku.” Cerita Yi Hyun sedih lalu tiba-tiba langsung bangun dan pamit pergi.
“Apa kau Mau pergi ke lantai bawah?” tanya Geum. Yi Hyun berjanji  akan membelikan wiski lagi.
“Ssambab belum berbunga.”ucap Yi Hyun melihat tanaman, Geum mengeluh agar Yi Hyun Jangan meremehkannya seperti itu.
“Dia akan segera berbunga. Selain itu, namanya bukan Ssambab.” Ucap Geum bangga. Yi Hyun ingin siapa namnya. Geum mengaku ada Nama lain.
“Astaga. Aku sama sekali tidak penasaran... Nama Ssambab tidak masalah. Tidurlah yang nyenyak.” Ucap Yi Hyun lalu beranjak pergi. 




Yi Hyun berusaha agar tidur lalu teringat kembali ucapan Ok Nam “Apa kau suamiku? Orang yang selama ini kunantikan. Benarkah ini kau?” Yi Hyun kembali membuka matanya. Sementara Geum juga tak bisa tidur lalu berbicara dengan tananmanya.
“Tidurlah yang nyenyak, Ok Nam.” Ucap Geum lalu tersipu malu dan mencoba untuk tidur.
Geum duduk di awan dengan wajah bahagia, saat itu Ok Nam datang menyapa. Geum kaget melihat Ok Nam lalu mengaku  tidak memakan awannya. Ok Nam mengaku Tidak masalah dan menyuruh untuk makan sepuasnya.
“Tempat ini tampak hangat dan manis.”ucap Ok Nam, Geum memberikan awan agar Ok nama bisa mencicipinya.
“Di mana kita?” tanya Ok Nam binggung. Geum memberitahu kalau mereak  naik perahu bebek.
“Saat masih kecil, aku senang naik ini bersama ibuku. Sepertinya itulah yang membuatku bermimpi menaikinya bersama Anda. Karena ibuku selalu sibuk, itu liburan pertama kami bersama. Aku sungguh bersenang-senang.” Ucap Geum bahagia.
“Apa Aku harus menginjak ini? Wah.... Kita terbang.” Kata Ok Nam senang.
“Bu Peri, jangan menginjaknya terlalu kuat.” Ucap Geum. Ok Nam tak tahu karena menginjaknya terlalu kuat.
“Aku tidak menyangka akan memimpikan hal ini.” Kata Geum senang, Ok Nam tak percaya kalau imajinasi Geum memang indah.
“Tapi aku tidak begitu. Hidupku berubah sejak bertemu dengan Anda. Bangun di pagi hari, tidur saat malam, berjalan, dan makan. Bahkan hal sepele menjadi kebahagiaan dalam hidupku. Anda membuat jantungku berbebar. Menemui Anda setiap hari untuk membeli kopi mengisi sepanjang hariku dengan kebahagiaan.” Ucap Geum bahagia. 



Flash Back
Ok Nam menyapa Geum yang datang ke kedai. Geum mengaku datang untuk membeli kopi. Setiap hari Geum datang menemui Ok Nam dengan wajah bahagia.
Ok Nam mengingat semua sikap Geum wajahnya bersemu merah dan terlihat berbunga.  Geum terlihat binggun melihat ada bunya yang mekar. 

Ok Nam terbangun tak percaya kalau tadi hanya mimpi, saat itu terdengar bunyi ketukan pintu. Ia bertanya-tanya siapa yang datang pagi-pagi, ternyata lalu kaget Saat itu di rumah Geum tersenyum bahagia karena bunganya mekar

 Ternyata Yi Hyun yang datang dan ingin tahu alasannya datang ke rumahnya.
“Kau bertanya apakah aku suamimu... Apakah sudah pasti aku suamimu? Aku tidak tahu apa pun soal reinkarnasi, tapi ada satu hal yang kuketahui. Aku mulai menyukaimu.” Akui Yi Hyun. Ok Nam kaget mendengarnya. 



“Epilog”
[Cinta sepihak Ham Suk, Saat dia menjadi lelakinya]
Dokter Lee dan  Yi Hyun bertabrakan masuk "Laboratorium Onkovirus" Dokter Lee memberitahu kalau Departemennya memakai ruang budaya ini. Yi Hyun tak mau kalah kalau sudah memesannya untuk pukul 14.00 dan sekarang sudah lewat 5 menit.
“Kami juga memesannya untuk pukul 14.00. Apa Kau menyuruhku pergi?” ucap Dokter Lee. Yi Hyun membenarkan.  Dokter Lee langsung mengumpat marah.  Yi Hyun tak bisa terima begitu saja. 
“Sedang apa kalian di sini? Apa Kalian bersaudara? Bertengkarlah di rumah, bukan di kampus.” Ucap petugas yang ada di lab
“Kami tidak bersaudara.” Ucap Kedua. Petugas melihat Mata mereka lebar dan runcing.
“Mataku memang lebar dan runcing, tapi matanya tidak begitu. Itu sebabnya kami bukan saudara.” Ucap Yi Hyun. Dokter Lee hanya bisa menatapnya. 
“Kau angkatan berapa?” tanya petugas. Yi Hyun bertanya apakah ucapannya ada yang salah. Si petugas mengaku ada dan dirinya adalah asisten pengajar.
“Menilai orang berdasarkan penampilannya itu salah.” Ucap Yi Hyun. Dokter Lee terlihat malu-malu kucing
“Kalian seperti saudara yang bermata mirip kucing.” Kata Ass pengajar. Yi Hyun menegaskan Matanya tidak runcing
“Matamu runcing. Bercerminlah.” Ucap Ass pengajar. Saat itu seperti Dokter Lee mulai menyukai Yi Hyun.
Bersambung ke episode 8
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar