PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 20 Desember 2018

Sinopsis Encounter Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Jin Hyuk berjalan tersenyum sendiri di luar hotel, mengingat yang dikatakan Soo Hyun kalau dalam tahap pendekatan. Wajah Jin Hyuk tak bisa menahan rasa bahagia karena Soo Hyun mengatakan "Kami dalam tahap pendekatan."
“Hei.... Jin Hyuk, mari berberes” teriak Tuan Park. Jin Hyuk menganguk mengeti lalu berlari menghampiri seniornya. 

Nyonya Jin bertemu dengan anaknya mengeluh anaknya pasti sudah gila. Soo Hyun pikir  Jika seperti itulah yang  terlihat maka menurutnya biarkan saja. Nyonya Jin mengerti dan membiarkan anaknya yang sempat menjadi gila.
“Telepon Ketua Kim sekarang... Tidak. Kau dan ibu harus  ke rumahnya sekarang juga. Mari ke sana dan meminta maaf. Katakan padanya kau kehilangan akal sehat.” Ucap Nyonya Jin panik
“Aku memang harus hilang akal sehat untuk melakukannya. Orang normal tidak akan bisa menjalani hidup tidak manusiawi itu.” Tegas Soo Hyun yang ingin dikekang oleh Nyonya Kim lagi.
“Ibu sudah memperingatkanmu untuk menjadi anak yang berguna bagiku” ucap Nyonya Jin marah
“Persis seperti itulah cara hidupku hingga kini. Mulai kini, aku akan menjalani hidupku sendiri.” Ucap Soo Hyun lalu melangkah pergi. Nyonya Jin hanya bisa menghela nafas. 


Sun Joo melihat Tuan Nam menunggu di parkiran. Tuan Nam melihat Sun Joo yang masih ada di hotel. Sun Joo mengaku baru saja selesai dan akan pulang lalu mengeluh kalau Semua membuat keributan besar. Tuan Nam pikir kalau CEO Cha sungguh bisa bersikap tegas dan mengaku sangat  suka itu.
“Bagaimana bisa kau tersenyum saat ini? Aku sudah sakit kepala memikirkan apa yang akan terjadi.” Keluh Sun Joo merasa akan ada masalah yang terjadi.
“Kenapa kau sakit kepala? Apa salahnya menyukai seseorang?” ucap Tuan Nam santai.
“Astaga, pikiranmu begitu sederhana. Bagaimana bisa kau begitu positif?” keluh Sun Joo
“Lalu kenapa? Apa Kau tidak suka? Ini Rasanya menyenangkan.” Ungkap Tuan Nam terus tersenyum. 

Sek Jang datang dengan wajah tak karuan, Tuan Nam ingin tahu keberadan Soo Hyun. Sek Jang memberitahu kalau akan datang karena sedang berbincang dengan ibunya. Ia pun mengeluh kalau Hal seperti inilah yang membuatnya sakit kepala.
“Ibunya sudah menjalani hidup yang membuat sakit kepala. Bagaimana ini? Aku tidak tahu cara menangani hal ini.” Keluh Sek Jang
“Aku akan pergi sekarang. Semoga berhasil, Sekretaris Jang.” Kata Sun Joo tak mau memikirkanya. Sek Jang pun melambaikan tangan.
“Bagaimana ini?” tanya Sek Jang panik. Tuan Nam menyuruh Sek Jang untuk Pulanglah saja dan tidur yang cukup.
“Bagaimana bisa aku tidur?” keluh Sek Jang, Tuan Nam mengerti karena Sek Jang pasti akan sulit untuk tidur.
“Ini sungguh mendebarkan.” Ungkap Tuan Nam. Sek Jang mengeluh kalau Sek Jang tak bisa diharapkan sambil menyanyi kalau orang yang pernah jatuh cinta akan tahu rasanya. 

Sun Joo dan tim masuk ke dalam ruangan, Sun Joo tahu kalau mereka lelah, tapi tetap meminta agar membereskan semuanya sebelum pulang karena Akan lebih melelahkan jika melakukan nanti. Semua mengangguk mengerti. Hye In diam-diam terus menatap Jin Hyuk, sementara Jin Hyuk terlihat santai membereskan semua barang-barang yang dibawa dari hotel. 

Soo Hyun dalam ruangan mengingat kembali saat mengatakan “Kami dalam tahap pendekatan.” Lalu melihat ke arah wajah Jin Hyuk seperti tak percaya dan tersenyum bahagia. Ia duduk di sofa menatap nama "Jin Hyuk" di ponselnya dan terlihat ragu, tapi akhirnya memberanikan diri untuk menelp bawahanya. Wajah Jin Hyuk tersenyum bahagia melihat Soo Hyun yang menelpnya.
“Kau di mana?”tanya Soo Hyun. Jin Hyuk berbisik memberitahu  ada di kantor sekarang dan harus membereskan beberapa hal.
“Apa Kau ingin bertemu? Aku akan turun.” Ucap Soo Hyun. Jin Hyuk panik memberitahu kalau Seluruh Tim Humas ada di ruangan.
“Mereka bekerja keras, jadi, aku ingin berterima kasih pada semua. Aku akan turun.” Kata Soo Hyun. 

Tuan Park melonggo melihat Soo Hyun ada didepanya, mereka semua tak percaya melihat Soo Hyun yang datang. Soo Hyun memuji mereka  bekerja keras hingga begitu larut dan mengucapkan terimakasih karena Seremoni pembukaannya berjalan lancar lebih dari harapan.
“Kenapa kau datang kemari? Kau pasti lelah.” Tanya Sun Joo.
“Ada hal yang harus kuurus.” Kata Jin Hyuk. Tuan Park mengaku mereka juga sedang membereskan barang-barang.
“Jangan repot untuk membereskanya. Sekarang sudah terlalu larut. Semuanya, mari pulang saja. Kita bisa bereskan nanti saja.” Ucap Sun Joo
“Tapi tadi Ibu bilang bereskan...” ucap Eun Ji, Tuan Park menyela kalau Sun Joo tak mengatakan hal itu dan mengajak semua pulang. Mereka pun akhirnya meninggalkan Jin Hyuk dan Soo Hyun berdua. 


Jin Hyuk dan Soo Hyun akhirnya berdiri berhadapan. Soo Hyun pikir Pasti menyenangkan bekerja dengan banyak orang karena Ruangannya sangat sunyi. Jin Hyuk mengakku tidak tahu harus berkata apa. Soo Hyun pikir Jin Hyuk Jangan terlalu banyak berpikir.
“Kau bisa saja berkata, "Kamu tadi sangat mengesankan." Kata Soo Hyun seperti ingin menerima pujiany.
“Tadi ada banyak sekali reporter. Mulai sekarang...” ucap Jin Hyuk yang langsung disela oleh Soo Hyun.
“Jin Hyuk... Kenapa kau hanya mengkhawatirkanku?” kata Soo Hyun
“Aku terbiasa mendapat banyak perhatian, tapi kau tidak. Rasanya aku sudah membuat segalanya tidak nyaman bagimu dan hal itu sedikit menggangguku.” Ungkap Jin hyuk
“Kita berdua sibuk saling mengkhawatirkan.” Kata Soo Hyun
“Aku khawatir akan fakta Ibu nanti lebih sering kesulitan.” Akui Jin Hyuk
“Dengar, aku sudah menjalani hidupku dengan identitas yang samar. Putri dari Cha Jong Hyun. Mantan menantu keluarga Grup Taegyeong. Presdir Hotel Donghwa. Tapi ini hari pertamaku. Aku bukan lagi Cha Soo Hyun yang dijual untuk Taegyeong.” Kata Soo Hyun
“Aku bukan lagi Cha Soo Hyun yang gila akan hotel ini. Dan aku bukan lagi Cha Soo Hyun yang membiarkan orang yang dia sukai dikritik tanpa alasan. Untuk kali pertama dalam hidupku, aku merasa tidak terbebani. Rasanya aku sudah melayangkan tinju. Jadi, jangan khawatir.” Ungkap Soo Hyun seperti rasa beban dihatinya bisa hilang.
“Aku lapar. Seharian ini aku tidak makan. Apa Kau sudah makan?” tanya Soo Hyun. Jin Hyuk merogoh kantong jasnya.
“Apakah cumi kering lagi?” ucap Soo Hyun. Jin Hyuk mengeluarkan sebuah coklat dan memberitahu kalau itu dari Tuan Park lagi.
“Tuan Park jugalah yang memberikan cumi-cuminya saat itu.” Kata Jin Hyun. Soo Hyun pun mengaku sangat berterima kasih.
“Jika begini, aku merasa Pak Park adalah penggemar Ibu, bukan aku.” Keluh Jin Hyuk sedih, Soo Hyun langsung memakan habis coklatnya.
“Kupikir Ibu mau berbagi, karena Aku juga lapar.” Keluh Jin Hyuk. Soo Hyun panik berpikir akan mengeluarkan dari mulutnya. Jin Hyuk tertawa karena yang dikatakan itu hanya bergurau. Keduanya tertawa bahagia seperti tak peduli dengan pikiran orang lagi. 




Woo Suk mengingat kembali saat melihat Soo Hyun yang memasangkan dasi untuk Jin Hyuk, lalu dengan berani Soo Hyun mengaku pada wartawan “Kami dalam tahap pendekatan.”  Wajah Woo Suk terlihat sangat gelisah karena tak menyangka Soo Hyun sudah pindah ke lain hati. 

Nyonya Kim bertemu dengan Tuan Choi membahas semua lebih sunyi dari dugaannya,  dan memuji kalau Tuan Cho yang bekerja dengan baik memblokir semua artikelnya. Tuan Choi mengaku lega mendengarnya karena tadinya sangat khawatir.
“Soal reporter yang memberikan pertanyaan bodoh itu...” ucap Nyonya Kim, Tuan Choi terlihat kaget.
“Ya, reporter itu...” kata Tuan Choi seperti ingin berkata jujur tapi dipotong oleh Nyonya Kim.
“Satu malam saja cukup bagiku mencari tahu, siapa yang ada di baliknya.” Kata Nyonya Kim. Tuan Choi mengaku tak mengerti yang dikatakan Nyonya Kim, tapi melihat tatapan atasanya mengaku sudah bisa mengerti.
“Mari anggap bukan kamu orang di baliknya. Kau tetap harus memperbaikinya. Tangani Kim Jin Hyuk. Kirim dia ke cabang lokal, lalu biarkan dia di sana sebentar sebelum mengusirnya.” Perintah Nyonya Kim
“Jika kita tiba-tiba melakukan itu, Bu Cha tidak akan diam saja.” Kata Tuan Choi
“Kau belum membuat rencana mendetail sebelum memikirkan semua ini? Apa kau menusukku dari belakang tanpa sebuah rencana?” sindir Nyonya Kim
“Ketua Kim, aku tidak akan berani melakukan itu.” Ucap Tuan Choi.
“Tepat sekali. Tidak mungkin kau berani. Pastikanlah untuk menanganinya tanpa ada masalah.” Tegas Nyonya Kim. 


Jin Hyuk sibuk dengan pekerjanya, sementara semua rekan kerjanya menatapnya. Jin Hyuk tersadar lalu akhirnya akan pergi dari bangkunya, Tuan Park bertanya mau pergi kemana dan akan membantunya. Jin Hyuk menolak karena hanya akan mengambil air.
“Aku ikut, Aku juga haus... Pak Park, duduklah.” Ucap Eun Ji lalu mengoda Jin Hyuk kalau tidak perlu berterima kasih.
“Anggap saja ini sebagai persahabatan.” Kata Eun Ji lalu mengaku sangat sedih. Jin Hyuk terlihat binggung.
“Jangan terlalu serius jika kau berterima kasih.” Goda Eun Ji pada Jin Hyuk, Tuan Park melihat sikap Eun Ji merasa wanita itu sangat menyebalkan.
“Aku senior yang paling bisa kau andalkan di Tim Humas. Akulah orangnya, Koo Eun Jin. Jangan lupa.” Kata Eun Ji seperti mencari perhatian pada Jin Hyuk
“Jin Hyuk... Ini bukan bekerja. Kau diteror oleh mereka berdua. Materi promosi untuk acara di Sokcho ada di ruang rapat. Bisakah kau buat daftar tamu VIP yang tidak bisa datang? Kita harus kirimkan langsung hadiah promosi pada mereka besok.” Perintah Sun Joo melihat Jin Hyuk yang didekati Tuan Park dan Eun Ji.
Jin Hyuk menganguk mengerti, Tuan Park akan pergi membantu, tapi Eun Jin ikut berdiri mengaku ia sangat cepat jika menyangkut tugas seperti ini. Sun Joo tiba-tiba memanggi Eun Ji untuk duduk dan menyuruh Hye In untuk membantu Jin Hyuk. Hye In pun tak bisa menolak.  Tuan Park mengejek Eun Ji yang sudah bermain licik. Eun Jin membalas Tuan Park yang bisa seseorang berubah drastis.



Jin Hyuk menaruh pita diatas kotak hadiah lalu bertanya pada Hye In apakah mereka harus datang langsung mengantar semua ini. Hye In membenarkan dan Mungkin tampak tidak banyak, tapi seperti inilah tamu VIP diperlakukan.
“Dengan melakukan ini, Memberi tahu mereka bahwa kita peduli pada mereka. Ada banyak hal yang harus dikerjakan Tim Humas.” Ucap Hye In
“Apa Hanya ini daftar kita?” tanya Jin Hyuk, Hye In membenarkan.
“Ibu Cha sangat keren.” Komentar Hye In, Jin Hyuk juga mengaku kalau sangat terkejut.
“Pasti jantungmu berdebar. Tapi Aku sedikit mengkhawatirkan sesuatu.” Akui Hye In. Jin Hyuk terlihat binggung.
“Aku bertemu orang aneh belakangan ini. Entah bagaimana pria itu dapat nomorku, tapi dia menelepon dan bertanya apakah bisa bertemu denganku. Dia bilang ada kaitannya denganmu.” Cerita Hye In. Jin Hyuk binggung karena berhubungan denganya.
“Apakah kau ingat ada unggahan yang memfitnah CEO Cha di papan buletin? Mereka memintaku menuliskannya dan berjanji akan memberiku promosi sebagai gantinya. Tapi Aku tidak menuliskannya. Itu aneh, bukan? Pria itu sudah tahu bahwa orang dalam artikel Bu Cha itu adalah kau.” Kata Hye In
“Lalu Siapa dia sebenarnya?” ucap Jin Hyuk polos. Hye In yakin kalau mereka dari Taegyeong.
“Karena itulah aku khawatir. Aku tidak mau kau terluka. Kau harus berhati-hati. Mereka menakutkan.” Jelas Hye In.
Jin Hyuk pun ingin tahu pendapat Hye In alasan mereka meminta untuk menuliskannya. Hye In pikir karena Jin Hyuk adalah temanya dan Mungkin terlihat tidak puas dengan perusahaan ini. Jin Hyuk terdiam seperti memikirkan sesuatu. 



Soo Hyun duduk diam dalam ruangan, Sek Jang memberitahu kalau  Jadwal makan malamnya dibatalkan dan Direktur mungkin dijadwalkan untuk pertemuan orkestra. Soo Hyun meminta tolong agar jadwalkan waktu lain. Sek Jang menganguk mengerti.
Soo Hyun membuka ponselnya lalu mengetik sesuatu "Mau makan malam" Jin Hyuk membaca pesannya seperti tak percaya kalau Soo Hyun akan makan malam bersama, Saat itu Tuan Park dari jauh bisa melihat kalau Jin Hyuk baru menerima pesan dari Soo Hyun. Jin Hyuk pun berpura-pura tak terjadi apapun. 


Jin Hyuk berdiri di halte, saat itu seorang pria turun dari mobil memastikan kalau Kim Jin Hyuk. Jin Hyuk ingin tahu siapa pria itu.  Sek Kim mengaku sebagai sekretaris Presdir Jung Woo Suk dan meminta agar bisa bertemu sebentar.
“Tolong jadwalkan di hari lain. Aku sudah buat perjanjian.” Kata Jin Hyuk
“Ini tidak akan lama. Bukan berarti kita berkencan. Ada sesuatu yang ingin kucari tahu.” Ucap Woo Suk akhirnya turun dari mobil. Jin Hyuk mempersilahkan Woo Suk agar mengatakanya.
“Mengenai perkataan Soo Hyun di Sokcho... Apakah itu benar?” tanya Woo Suk
“Butuh banyak hal bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan. Itu tidak terjadi begitu saja.” Ucap Jin Hyuk. 
“Maksudmu, hal itu benar.” Kata Woo Suk. Jin Hyuk tak ingin berlama-lama bertanya Apakah sudah memeriksa apa yang dibutuhkan. Woo Suk pikir sepertinya sudah.
“Ada juga satu hal yang ingin kucari tahu darimu. Kenapa menanyakannya padaku?” ucap Jin Hyuk memberanikan diri.
“Kenapa? Itu Kecemasan seorang kakak.” Ucap Woo Suk lalu melangkah pergi


Di dalam mobil
Woo Suk memastikan pada Sek Kim kalau Kakak yang memperhatikan adik perempuannya sama seperti perasaan cinta. Sek Kim pikir sepertinya begitu. Woo Suk seperti sangat binggung dengan keadaanya. 

Di rumah
Sek Jan sedang mengunakan alat kecantikan sambil mengeluh seperti tak ada gunanya merawat diri karena Tidak ada yang menyukainya, Sementara itu, seseorang sedang berkencan. Saat itu pesan masuk ke dalam ponselnya.
“Bagaimana kalau kita bertemu?” Wajah Sek Jang menjerit tak percaya kalau membacanya, wajahnya terlihat sangat bahagia.
“Kalau dia menolak, aku akan hapus akunku.” Kata Dae Chan panik menatap ponselnya. Jin Myung menyuruh Dae Chan agar memberikan waktu.
Saat itu pesan masuk “Aku sibuk, tapi aku akan meluangkan waktu.” Wajah Dae Chan berteriak bahagia karena wanita itu menjawab. Jin Myung pun senang karena seperti yang dikatakan kalau akan berhasil.
“Ini bukan masalah besar, tapi membuat jantungku berdebar. Apa aku perlu berolahraga?” kata Dae Chan. Jin Myung pikir Dae Chan bercukur saja dahulu dan berikan minuman gratis.


Soo Hyun dan Jin Hyuk akhirnya makan malam bersama di sebuah prviate restoran. Soo Hyun yakin Rekan-rekan Jin Hyuk pasti terus menatapnya dengan tatapan iri. Jin Hyuk mengaku temannya terlalu sering menatapnya tapi Tidak seheboh yang dikira.
“Kupikir artikel itu akan membuat kegemparan, tapi sepertinya ada yang terganggu dan mencegah semua artikel keluar. Padahal mungkin saja judul artikel itu keren. "CEO Cha dalam masa pendekatan". Kata Jin Hyuk berharap banyak.
“Aku bukan artis, tapi menyebabkan kegemparan.” Komentar Soo Hyun
“Karena itulah ada yang ingin kutanya, CEO Cha. Sekarang aku mau mengakhiri masa pendekatan ini.” Ucap Jin Hyuk.
“Apa Kau mau berhenti sekarang?” tanya Soo Hyun, Jin Hyuk membenarkan. Soo Hyun heran dengan sikap Soo Hyun yang berani.
“Aku sudah sangat yakin. Saat keraguanku mulai memudar dan yakin bahwa aku menyukaimu, sudah saatnya untuk melangkah maju.” Tegas Jin Hyuk
“Kau boleh melangkah maju, tapi aku tetap di tahap ini.” Komentar Soo Hyun.
“Itu tidak seru. Kita harus mulai bersama.” Keluh Jin Hyuk. Soo Hyun mengeluh Jin Hyuk yang mulai bercanda.
“Baik, aku akan berhenti bercanda... Kalau begitu, mari kita bicara serius, soal langkah kita selanjutnya. Apa yang kau inginkan? Apa Ada yang kau pikirkan?” tanya Jin Hyuk
“Mengunjungi semua restoran terkenal di Mangwon-dong. Sekretaris Jang selalu membanggakan soal itu, tapi tidak mengajakku.” Kata Soo Hyun
“Baik. Lain kali kita pergi bersama. Apa Ibu bisa bermain seluncur es? Sekarang musim dingin, bagaimana jika kita ke area seluncur?” saran Jin Hyuk.
“Aku tidak mahir berolahraga. Aku bukan olahragawan yang baik.” Akui So Hyuk
“Ibu bisa belajar. Ada taman hiburan di sampingnya. Apa kau Mau ke sana?” tanya Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku takut naik wahana apa pun.
“Kalau begitu, kita lewatkan semua aktivitas ekstrem. Ada yang benar-benar ingin kulakukan. Aku ingin ke toko buku dan membaca buku seharian. Kita bisa saling membelikan buku dan bertukar Seperti teman baik.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun mengerti.
 “Tidak masalah jika Ibu tidak mau.” Ucap Jin Hyuk melihat sikap Soo Hyun seperti menolaknya.
“Tidak, bisa kita lakukan semua itu. Kita mungkin tidak bisa lakukan semuanya.” Kata Soo Hyuk. Jin Hyuk ingin tahu alasanya.
“Area berseluncur, taman hiburan. Itu semua...” kata Soo Hyun dan langsung disela oleh Jin Hyuk kalau sudah mengerti.
“Ibu Cha, bagaimana menurutmu soal perasaan menjadi seorang kakak?” tanya Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku tak tahu.
“Apa mungkin mau melindungi seseorang? Kenapa?” kata Soo Hyun. Jin Hyuk kesal Soo Hyun yang berpikir seperti itu
“Seorang kakak pasti selalu mendukung adiknya.” Tegas Jin Hyuk. Soo Hyun heran Jin Hyuk yang malah marah padanya.
Jin Hyuk mengaku bukan seperti itu, Soo Hyun terlihat cemberut, Jin Hyuk pikir Soo Hyun kesal. Soo Hyun mengelak terus memotong steaknya. Jin Hyuk meminta agar memberikan piringnya karena akan memotongkan dagingnya. Soo Hyun menolak karena bisa memotongnya sendiri.
“Kalau begitu, buka mulutmu.” Ucap Jin Hyuk memberikan potongan dagingnya. Soo Hyun pun tak menolak membuka mulutnya.
“Suapi aku juga.” Pinta Jin Hyuk, Soo Hyun mengodanya dengan menjauhkan dagingnya. Jin Hyuk mengeluh melihatnya. Soo Hyun mengoda Jin Hyuk yang tertipu lalu benar-benar menyuapinya. Jin Hyuk terlihat bahagia.
Saat itu pesan masuk dari "Sekretaris Jang - Rapat mendesak dewan direksi diadakan besok. Ibu juga harus datang.” Wajah Soo Hyun terlihat sedikit gugup. 

Nyonya Kim bertemu dengan Tuan Jung kalau sengaja mengundangnya untuk mengatasi semuanya dan memercayainya. Tuan Jung mengaku sudah memeriksa dokumen perceraian sebelum datang dan ingin tahu  Apa yang sebenarnya yang ingin diurus.
“Lebih baik jika semuanya jelas. Soal pasal ketiga dan Bu Cha dari Hotel Donghwa. Hal tidak terduga terjadi, jadi, saatnya mengambil semuanya.” Ucap Nyonya Kim
“Kata "kejadian tidak terduga" adalah istilah subjektif, dan mungkin akan ada persengketaan panjang.” Jelas Tuan Jung
“Aku sudah siap untuk pertarungan panjang. Tapi Pertarungan yang harus kita menangkan.” Tegas Nyonya Kim. Tuan Jung menganguk mengerti.
“Hal ini mungkin juga memengaruhi Anggota Kongres Cha. Apa Kau punya rencana?Pemilihan akan diadakan dalam beberapa bulan.” Ucap Tuan Jung
“ Anggota Kongres Cha juga tidak seperti dahulu, dan itu menggangguku. Kuda pacu yang tidak mau mendengar perintah pemiliknya itu berbahaya. Kata Nyonya Kim
“Haruskah aku juga membuat rencana untuknya?” saran Tuan Jung, Nyonya Kim menolak menurutnya untuk sementara biarkan saja dan akan coba menarik kekangnya lebih keras.


Tuan Park dan Hye In sibuk membuat kopi untuk tim mereka karena menurutnya rapat kali ini pasti lama, Hye In juga tak tahu karena Sun Joo yang tidak bisa diprediksi. Sun Joo melihat berkas mengaku sepertinya ingin mengubahnya. Eun Ji mengeluh kalau Kerja lembur lagi.
“Soal acara akhir tahun. Bukannya hadiah lukisan dan kuartet gesek sedikit basi?” kata Sun Joo.
“Hotel lain pun begitu. Waktu kita tidak banyak lagi. Apa Ibu mau mengulang dari awal?” kata Tuan Park
“Luar biasa, kamu bisa membaca pikiranku. Tapi tetap saja, penampilan carol pansori yang kamu inginkan tampaknya agak... Apa Semuanya sependapat?” kata Sun Joo
“Pak Park, aroma kopinya enak sekali, kan?” kata Hye In mencoba untuk tak mengubrisnya. Tuan Park mengaku kalau sangat enak.
“Maksudku, bagaimana kalau kita membuat proposal baru?” kata Sun Joo. Tuan Park melihat Jin Hyuk hanya diam saja meminta agar fokus.
“Kau bisa saja terus kerja lembur saat tahun baru.” Ucap Tuan park melihat Jin Hyuk ingin memberikan saranya.
“Bagaimana kalau pesta topeng?” kata Jin Hyuk,  Sun Joo terlihat binggung dan semuanya terlihat tak suka.
“Sering dilakukan saat Halloween, Pasti hebat jika dijadikan acara akhir tahun. Pelanggan muda yang tidak tertarik pada acara hotel mungkin juga akan tertarik.” Kata Jin Hyuk.
“Pesta topeng? Bisa kau siapkan proposal mendetailnya?” kata Sun Joo, Jin Hyuk pun dengan penuh semangat akan mengerjakanya. Hye In berbisik kalau Jin Hyuk membuatnya makin rumit.


Soo Hyun duduk dalam ruang rapat seperti sedang disidang, beberapa petinggi mengeluh dengan Sikap yang Soo Hyun perlihatkan di Hotel Donghwa Sokcho bukan sikap yang pantas sebagai presdir hotel. So Hyun pertama kali meminta maaf.
“Aku meminta maaf, karena mengungkap kehidupan pribadiku di acara resmi seperti itu dan membuat kalian cemas. Mohon terima permintaan maaf tulusku.” Ucap Soo Hyun
“Ada banyak pegawai dan artis di acara itu. Rumor akan cepat beredar dan kita perlu tindak pencegahan.” Kata Petinggi lain.
“Aku setuju. Aku yakin kita memerlukan rencana mendasar demi menghentikan munculnya masalah kontroversial seperti ini. Sudah hampir waktunya memperpanjang kontrak CEO Cha sebagai presdir dan aku yakin sudah saatnya bertindak.” Kata Tuan Choi
“Terima kasih atas kecemasanmu. Mulai sekarang, aku tidak akan mempengaruhi perusahaan dengan kehidupan pribadiku atau semacamnya. Aku juga berharap mulai sekarang kalian mengadakan rapat mendesak untuk hal-hal yang benar-benar penting..” Ucap Soo Hyun lalu berjalan keluar ruangan. 

Jin Hyuk sedang ada di pantry, Tuan Lee masuk mengambil air minum membahas kalau Hari ini rapat dewan direksi mendesak diadakan dan yaki kkalau  Masalah yang dibahas mungkin pernyataan calon kekasih CEO Cha, dengan nada menyindir. Jin Hyuk hanya bisa diam.
“Ya, bukan berarti kau melakukan kesalahan. CEO Cha hanya gegabah dan menggali kubur sendiri. Dewan direksi sekarang merasa sangat terganggu. Aku penasaran bagaimana hasilnya.” Ucap Tuan Lee lalu keluar dari ruangan. Jin Hyuk hanya tetap diam. 

Soo Hyun ada diruangan mengingat kembali yang dikatakan Tuan Choi “ Aku yakin kita memerlukan rencana mendasar demi menghentikan munculnya masalah kontroversial seperti ini. Sudah hampir waktunya memperpanjang kontrakmu sebagai presdir dan aku yakin sudah waktunya untuk bertindak.”
Sementara Jin Hyuk dengan sangat serius membuat proposal "Konsep Acara Pesta Topeng, Gambar Konsep Topeng" Saat itu Tuan Choi tiba-tiba datang melihat Jin Hyuk yang kerja lembur.  Jin Hyuk pun langsung berdrii menyapa Tuan Choi memberitahu kalau sedang membuat proposal untuk acara akhir tahun.
“Acara akhir tahun? Apa Kau yakin masih di sini saat akhir tahun? Tidak lama lagi kau akan dipindahkan Kau akan dimutasi ke Hotel Donghwa Sokcho.” Ucap Tuan Choi
“Kenapa tiba-tiba aku dipindahkan?” tanya Jin Hyuk kaget.
“Kau dan Bu Cha yang menyebabkan masalah ini, kenapa tanya alasannya?” ucap Tuan Choi
“Itu tidak ada hubungannya dengan perusahaan.” Tegas Jin Hyk
“Kau pikir alasannya masalah yang berbeda. Kenapa kalian berhubungan? Skandal saat ini tidak baik bagi citra Presdir Cha. Posisinya sebagai presdir terancam. Karena kau, posisi Cha Soo Hyun sebagai presdir sekarang dipertaruhkan.” Tegas Tuan Choi
“Menurutmu siapa yang memutuskan pemindahanmu? Apa Aku? Apa Kau pikir aku punya kuasa melakukannya? Menurutmu berapa persen sahan yang Bu Cha miliki? Dia bisa kehilangan semuamya jika Taegyeong begerak.” Tegas Tuan Choi memperingati.
“Kami memindahkanmu ke Sokcho untuk meredam masalah ini, sebaiknya jaga sikapmu. Jangan mengeluhkan ini tidak adil pada Bu Cha. Kau hanya akan mempersulit keadaannya. Apa Kau masuk ke sini dengan bantuan koneksi?” ucap Tuan Choi. Jin Hyuk mengaku tidak.
“Tapi begitulah yang dikatakan para pegawai. Jadi Kau harus membuktikan kalau mereka salah. Bu Cha tidak lama lagi akan pergi ke Shanghai. Setelah itu proses pemindahanmu dimulai. Kau bisa mematuhi, menolak, atau mengundurkan diri dari sini. Keputusan di tanganmu.” Ucap Tuan Choi memperingati lalu mengejek Jin Hyuk yang masih ingin membuat Acara akhir tahun. 



Jin Hyuk duduk lemas dimeja kerjanya, saat akan pulang wajahnya terlihat sedih dan berubah saat pintu lift terbuka melihat Soo Hyun. Keduanya berada dalam lift dengan senyuman bahagia, Tuan Nam menunggu di parkiran kaget melihat keduanya pulang bersama.
“Astaga. Perutku tiba-tiba sakit... CEO Cha, boleh aku permisi?” ucap Tuan Nam bergegas masuk kembali ke gedung. Soo Hyun panik takut terjadi sesuatu pada Tuan Nam. Jin Hyuk pun hanya bisa melonggo binggung ditinggalkan berdua saja di pakiran.
“Jin Hyuk, aku tidak bisa mengemudi, bisa kau menggantikanku? Astaga, perutku sakit. Aku akan segera kembali. Maaf, tolong antar pulang Bu Cha dan hubungi aku nanti. Aku akan beli obat dan menunggumu di dekat sana. Terima kasih.” Ucap Tuan Nam berpura-pura sakit perut menelp Jin Hyuk dan memuji kalau Aktingny hebat juga.

Akhirnya Jin Hyuk mengemudikan mobil, Soo Hyun bertanya apakah Jin Hyuk tadi lembur. Jin Hyuk memberitahu kalau tadi mengurus acara akhir tahun. Soo Hyun pikir Satu tahun sungguh tidak terasa dan memuji kalau pegawai  rekrutan terbaru Tim Humas sangat sibuk.
“Tapi aku bersenang-senang. Ini menyenangkan.” Ungkap Jin Hyuk bahagia lalu teringat yang dikatakan Tuan Choi
“Menurutmu, berapa persentase saham Bu Cha? Dia bisa kehilangan semuanya jika Taegyeong bertindak. Kita meredakan situasi saat ini dengan memindahkanmu ke Sokcho, jadi, sebaiknya jaga sikapmu.”
“CEO Cha.... Aku pikir orang menjalani hidup mereka dengan mengingat yang baik daripada yang buruk. Sepertinya ini terjadi tiba-tiba.” Ucap Jin Hyuk memulai bicara.
“Ibuku sakit beberapa waktu lalu dan dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan. Itu sangat sulit bagi keluarga kami, tapi jika dipikir kembali, tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda kelelahan, bahkan ibuku yang sakit. Kenangan indah yang kami alami bersama memberi kami kekuatan untuk terus maju. Apa itu juga mungkin bagi kita?” kata Jin Hyuk sedih
“Aku yakin situasi di kantor pasti sulit bagimu.” Ucap Soo Hyun
“Tidak. Ibu tahu bagaimana Tim Humas. Semuanya baik-baik saja.” Kata Jin Hyuk
“Lalu kenapa kau tiba-tiba mengatakan ini?” tanya Soo Hyun heran.
“Ketika saatnya tiba bagi kita untuk menahan rasa sakit, aku ingin kita mengingat kenangan indah kita dan menemukan kekuatan dari situ.” Kata Jin Hyuk
“Tingkahmu hari ini aneh.” Komentar Soo Hyun, Jin Hyuk seperti mencoba mengelak.
Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar