Nyonya
Cha akhirnya membuka kacamatanya mengaku penasaran wanita seperti apa yang Sun
Kyeol selamatkan jadi meminta agar Sun Kyol aga jangan salah paham karena hanya
ingin melihat wajahnya. Oh Sol mengerti dan meminta maaf sudah
mengkhawatirkannya.
“Tak
perlu... Aku sedikit khawatir sebelum melihatmu, tapi sekarang sesudah kita
bertemu, aku merasa sangat lega. Aku agak sensitif, dan suka terlalu cepat
menyimpulkan. Aku harap kau mengerti.” Ucap Nyonya Cha
“Menyimpulkan
seperti apa?” tanya Oh Sol. Nyonya Cha pikir Oh Sol sudah tahu maksudnya.
“Kau tahu
bagaimana orang tua mengkhawatirkan anak-anaknya ketika remaja.” Kata Nyonya
Cha.
“Bukan
begitu! Itu benar-benar tak masuk akal.. Jangan khawatir.” Kata Oh Sol
“Benarkan...
Sepertinya imajinasiku lepas kendali untuk sementara waktu. Aku tak percaya Sun
Kyeol meraih atau menyentuh seseorang. Aku khawatir, tapi tentu saja itu tak
mungkin. Aku sangat lega, dia tak akan pernah seintim itu denganmu.” Kata
Nyonya Cha.
“Kenapa
kau pikir itu tak akan pernah terjadi? Kau tak pernah tahu apa yang mungkin
terjadi dalam hidup. Jadi Siapa tahu?” kata Oh Sol dengan tawanya.
“Lihatlah
bocah kecil ini bicara... Kau cantik... Aku suka kejujuran dan keberanianmu, sama
seperti anak-anak muda akhir-akhir ini... Aku harap kau tetap bekerja keras
dengan anakku mulai sekarang.” Ucap Nyonya Cha.
“Tunggu
sebentar... Kenapa kau pikir itu tak akan pernah terjadi? Apa tak boleh
menyukai CEO?” tanya Oh Sol tapi saat itu terdengar suara dari belakang.
“Apa yang
kalian lakukan di sini?” ucap Sun Kyeol marah. Nyonya Cha panik melihat tangan
anaknya tak ingin menyentuhnya.
“Jangan
menyentuh tubuhku... Aku tak tahu urusan apa yang kau miliki dengan
karyawanku.” Kata Sun Kyeol sinis menarik tanganya.
“Kau
menghindari ibumu sendiri seperti ini, dan aku hanya ingin tahu tentang gadis
yang kau selamatkan. Memangnya Kenapa? Kau menyentuh wanita yang bahkan “bukan
siapa-siapa” tapi tak bisa menyentuh ibumu. Penyakit yang kacau sekali Aku tak
bermaksud menyinggung dengan berkata kacau..” komentar Nyonya Cha sinis
“Tarik
kembali ucapan, tentang memanggilnya "bukan siapa-siapa". Kau perlu
memperhatikan kata-katamu.” Ucap Sun Kyeol marah
“Maaf
jika menyinggung... Aku tak bersungguh-sungguh.” Kata Nyonya Cha pada Oh Sol.
“Tak apa,
aku baik-baik saja..Aku tak merasa tersinggung sama sekali. Jangan khawatir.”
Ucap Oh Sol
“Kalian
berdua harus berhenti membuang-buang waktu pada hal-hal yang tak berguna, dan
mulai bekerja. Kalian berdua sama sekali tak ada alasan harus bertemu... Gil O
Sol... tidakkah kau harus pergi bekerja?” ucap Nyonya Cha. Oh Sol pun mengaku harus
pergi.
“Aku
harus pergi, tapi...” kata Oh Sol binggung dengan adanya ibu Sun Kyeol. Nyonya
Cha melihat Sun Kyeol pergi mengeluh anaknya itu anak nakal.
“Bagaimana
dia bisa menyebut dirinya anak laki-laki? Nona, jangan mengencani orang seperti
dia, Kencani pria yang baik padamu.” Pesan Nyonya Cha. Oh Sol menganguk
mengerti.
Oh Sol
mengantar Nyonya Cha sampai ke depan mobil. Sek Kim pikir Nyonya Cha yang datang
ke sini untuk mengintimidasi wanita itu, tapi
tampaknya lebih terguncang.
Nyonya Cha tak banyak komentar memilih untuk masuk saja ke dalam mobil.
“Senang
bertemu denganmu... Sampai jumpa di lain waktu.” Ucap Sek Kim pada Oh Sol
“Apa kau
benar-benar berpikir aku melakukannya karena aku menyukaimu?” ucap Sun Kyeol
mendekati Oh Sol setelah ibunya pergi.
“Tidak,
sungguh tidak seperti itu.. Aku hanya marah, jadi kukira kau mendengar
semuanya.” Kata Oh Sol
“Astaga,
kau akan terlambat bekerja. Jika kau terlambat tiga kali, maka kau keluar.”
Ucap Sun Kyeol mengancam. Oh Sol tak percaya mendengarnya.
“Aku
pulang lebih awal hari ini..Tapi Tunggu, CEO” kata Oh Sol menahan Sun Kyeol
pergi.
“Aku tak
akan memberimu tumpangan. Jadi Cari saja bus atau taksi. Terserahmu.” Tegas Sun
Kyeol sebelum Oh Sol bicara.
“Tidak,
bukan itu yang akan kukatakan... Aku terlambat karena harus bertemu ibumu. Tidakkah
seharusnya kau membuat pengecualian untuk...” kata Oh Sol
“Aku tak
pernah menyuruhmu untuk bertemu dengannya. Kau seharusnya menolaknya.” Tegas
Sun Kyeol
“Kita
semua diajarkan untuk bersikap sopan kepada orang tua. Bagaimana aku harus
menolak kepada ibu bosku? Mereka bilang bahkan anjing bosmu adalah bosmu.” Kata
Oh Sol. Sun Kyeol tak percaya dianggap “Anjing bosnya”
“Aku
hanya... Itu... Tanganmu... Terima kasih banyak atas semuanya kemarin. Jika
bukan karenamu, aku akan berakhir dalam situasi yang buruk. Aku tak tahu
bagaimana cara membalasnya. Jika butuh bantuan apa pun, pastikan beritahu aku. Aku
akan melakukan apapun untuk membantumu. Aku merasa bersalah dengan apa yang
sudah terjadi.” Ucap Oh Sol
“Gil O
Sol.. Ada sesuatu yang ingin kuperiksa... Bisakah kau sinikan tanganmu...” kata
Sun Kyeol mengulurkan tanganya.
Tapi saat
itu Oh Sol melihat busnya, lalu berlari mengejarnya memberitahu Sun Kyeol untuk
bertemu tempat kerja. Sun Kyeol tak percaya kalau Oh Sol pergi begitu saja
tanpa membuktikan. Oh Sil tetap berlari mengejar bus sebelum tertinggal.
Sek Kwon
melihat tangan Sun Kyeol akhirnya
mendapatkan gips. Sun Kyeol pikir walaupun akan tak nyaman, tapi memutuskan untuk
menghadapinya sehingga efisiensi mereka tak terganggu. Sek Kwon mengaku terkesan. Sun Kyeol dengan bangga itu pasti
karena Ia adalah CEO yang kompeten.
“Aku tak
membicarakan itu. Kau membantu seseorang, meski tahu kau mungkin terluka. Bukankah
ini pertama kalinya?” ucap Sek Kwon
“Seperti
yang kukatakan, Aku...CEO yang hebat.” Kata Sun Kyeol bangga lalu masuk ke
dalam lift.
Sun Kyeol
ingin mencuci tangan tapi merasa kesusahan dan mengingat ucapan Sek Kwon “Kau
membantu seseorang, meski tahu kau mungkin terluka. Bukankah ini pertama
kalinya?”
Oh Sol
mengaku penasaran Seperti kata Jae Min,
kalau Dong Hyun adalah mata-mata. Dong Hyun heran dianggap seperti ini,
Oh Sol pikir mereka ada di perahu yang sama Ketika mereka tak di kantor, maka bisa mengata-ngatai
perusahaan sedikit hanya untuk melepaskan rasa lelah.
“Kau
membuatku merasa malu.” Ungkap Oh Sol sambil membuang sampahnya.
“Apa yang
harus dibicarakan?” keluh Sun Kyeol, Oh Sol pkir Ada banyak hal. Pertama...lalu
panik melihat sosok ayahnya dan bersembunyi.
Dong Hyun
terlihat binggung dan melihat Tuan Gil sedang membagikan selembaran. Tuan Gil
menemui Dong Hyun memberikan stiker layanan cuci mobil dan akan datang ketika
mereka menelpnya. Dong Hyun mengangguk
akhirnya Tuan Gil pun pergi.
“Apa Kau
mengenalnya?” tanya Dong Hyun melihat Oh Sol akhirnya keluar dari persembunyianya.
“Dia
ayahku.” Akui Oh Sol. Dong Hyun heran Oh Sol yang bersembunyi
“Dia tak
tahu kalau ini pekerjaanku. Lalu Apa itu?” tanya Oh Sol. Dong Hyun memberikan
stiker yang diberikan Tuan Gil sebagai layanan pencuci mobil.
Dokter
Choi membahas Sun Kyeol memeluk wanita itu terjadi walauoun dipenuhi keringat
Dengan tangan kosong dan ini yang pertama kalinya. Ia menyimpulkan Sun Kyeol Menyentuh
seseorang selain dirinya sendiri. dengan tangan kosong, sesudah mendapat gejala
OCD.
“Dan Apa kau masih baik-baik saja? Penglihatan tak
menjadi kabur, dan juga tak menyebabkan sesak nafas. Kau tak mengalami
ketakutan yang ekstrim. Itu kan?”tanya Dokter Choi
“jangan
katakan omong kosong seperti lovesickness. Tolong beri penjelasan yang bisa
kumengerti. Yang aku tanyakan adalah, bisakah gejala ocdku tiba-tiba meningkat
entah dari mana? Bisakah kondisi membaik tanpa alasan? Apa Ada kasus serupa?”
ucap Sun Kyeol
“Tidak.
Sejauh yang aku tahu, belum ada kasus seperti itu. Gejala OCD timbul karena
alasan psikologis, jadi jika kondisimu membaik, pasti ada alasan di balik itu.”
Jelas Dokter Choi
“Tapi apa
alasannya?” tanya Sun Kyeol. Dokter Choi mengaku tak tahu.
“Kau
harus punya gagasan yang lebih baik. Kalau begitu ayo coba ini. Kita akan
melakukan tes sederhana. Ayo kita cari tahu apa kau baik-baik saja dengan hanya
menyentuh orang itu. atau orang lain juga. Itu akan membantu menentukan
alasannya.” Ucap Dokter Choi. Sun Kyeol memikirkan tentang tes.
“Coba
sentuh barang orang lain. Jika kau bisa melakukannya,maka kita harus merayakan
pemulihanmu.”
Sun Kyeol
melonggo ke ruangan pegawainya mengingat apa yang dikatakan Dokter Choi. Ia
melihat ruangan pantry yang kosong, lalu berusaha menyentuh gelas tanpa
mengunakan sarung tangan, tapi tak bisa melakukanya.
Ia
mencoba dua gelas untuk disentuh, tapi tak berhasil akhirnya memilih gelas
merah berlabel nama [The Love] Tiba-tiba
terdengar suara Jae Min dkk masuk ruangan, Sun Kyeol panik buru-buru mengambil
gelas dan bersembunyi dibalik dingin.
Jae Min
membahas kalau Tempat di Sangwol-dong itu, menjadi rumah prostitusi. Sementara
Oh Sol terlihat sedih memikirkan tentang ayahnya yang berusaha mencari uang.
Jae Min menawarkan kopi, Oh Sol pikir ia saja yang membuatkanya.
“Tapi Ke
mana cangkirku?” ucap Oh Sol bingung mencari cangkirnya. Sun Kyeol berusaha
agar terus sembunyi.
“Apa
seseorang membuangnya? Kau seharusnya cepat mencucinya.” Keluh Jae Min
“Aku
ingat menaruhnya di sini.” Kata Oh So heran. Jae Min yakin seseorang
membuangnya jadi menyuruh mengunakan gelas miliknya saja.
Young Sik
mengambil botol minum dikulkas tak sengaja menjatuhkan tutup botolnya, lalu
bergelinding ke arah kaki Sun Kyeol. Saat itu keduanya saling menatap lalu
menjerit kaget, Young Sik heran melihat Sun Kyeol ada diruanganya. Ketiganya kaget
melihat Sun Kyeol Yang bersembunyi.
“Apa yang
kau bicarakan? Aku... alasanku di sini... Bubuk kue itu! Jae Min, lihat bubuk
kue itu... Jika melihat serangga di kantor ini,maka seluruh staf harus
membersihkan seluruh tempat... Mengerikan, bukan? Hati-hati. Kalian semua harus
bekerja lebih keras. Jaga kebersihan kantor. Ayo lakukan lebih baik dari ini!”
ucap Sun Kyeol marah sambil menyembunyikan gelas yang berhasil di pegangnya.
“Apa dia
berkeliling ketika kita tak di sini? Aku tak bisa percaya padanya.” Ucap Jae
Min heran. Oh Sol pun dibuat binggung.
Sek Kwon
melihat Sun Kyeol ada di lorong, Sun Kyeol bergegas menyembunyikan gelas
dibelakang badanya. Sek Kwon ingin tahu Kapan
Sun Kyeol dapat mengkonfirmasi permintaan pembelian? Sun Kyeol dengan gugup
menjawab kalau Sekarang juga akan ke ruanganya dan segera konfirmasikan.
“Dia
bertingkah aneh akhir-akhir ini.” Kata Sek Kwon penasaran.
Choi Gun
pergi ke sebuah tempat, tapi sebuah kedai seperti tutup dengan pintu terkunci.
Saat itu si wanita keluar dari rumah bertanya Ada perlu apa kemari. Choi Gun
menatap si wanita peramal ternyata ada di dalam rumah.
“Jika
mengalami insomnia, kenapa kau minum kopi? Dan ini juga kopi palsu... Ini Tak
baik untuk kesehatanmu.” Komentar Choi Gun melihat Si peramal.
“Abaikan...
Lagipula hidupku palsu... Bisakah hidup seseorang palsu juga? Aku menipu orang.
Itu sebabnya palsu... Jika kopimu sudah habis, kau harus pergi. Aku tak butuh
perawatan lagi.” Kata Si wanita.
“Kenapa?
Apa Kau pikir aku juga palsu?” ucap Choi Gun. Si wanita mengaku bukan seperti
itu.
“Perawatan
takkan mengambalikan semangatku. Dan juga... Aku merasa tak enak diurus secara
gratis setiap waktu.” Kata si peramal
“Ini tak
gratis... Kau membuatkanku kopi yang luar biasa ini. Aku mungkin tak dapat membantu
mengembalikan semangatmu, tapi mungkin ada sesuatu yang bisa kulakukan dengan
lubang di hatimu. Bagaimana? Maukah kau memberiku kesempatan lain?” ucap Dokter
Choi
“Kau
harus mengatasi kecelakaan itu juga. Ini... Sudah enam tahun. Padahal bukan kau
yang menyebabkan kecelakaan itu.” Ucap si peramal.
“Kecelakaan
itu? Aku tak mengerti yang kau bicarakan.”kata Choi Gun seperti ingin
melupakan.
“Ketika
rumahku runtuh, rasanya seperti seluruh hidupku berantakan. Berpikir mungkin
akan hidup dijalanan, rasanya seperti ada batu besar yang terjebak di hatiku.
Aku tak bisa makan bahkan minum pun tak bisa. Aku hampir mati. “ cerita Si
peramal.
“Dan kau
datang menghampiri untuk mendengarkan cerita kamilalau memberi kita semangat
hidup. Yang kau lakukan benar-benar menakjubkan. Bahkan sesudah menjadi dokter
yang hebat, kau masih belum melupakan kami.” Ungkap si peramal bangga.
“Ya,
memang benar aku dokter, tapi entah aku hebat atau tidak.” Ucap Choi Gun
seperti tak pernah dianggap sebagai dokter.
Si
peramal ingin tahu apakah Choi Gun sudah bertemu siswi itu. Choi Gun ingin tahu
siapa yang dimaksud. Si peramal
mengatakan kalau Gadis yang dianggap sudah mengubah hidupnya, menurutnya
sekarang bukan siswi lagi dan ingin tahu
apakah sudah menjadi wanita cantik sekarang.
“Dia
menjadi wanita cantik. Dia tampaknya lebih kuat dari yang kuduga.” Ungkap
Dokter Choi dengan senyuman bahagia.
Oh Sol
baru turun dari bus, Oh Do mengirimkan pesan meminta agar dibelikan ayam goreng
dengan saus yang banyak. Oh Sol mengeluh
adiknya yag selalu menyuruh dan tak pernah melakukan apa pun.
Saat itu ia lewat di toko daging sapi tertulis
[Kaki tulang sapi untuk kesehatan
tulang] akhirnya masuk ke toko. Oh Dol melihat kakaknya pulang menanyakan
titipan ayamnya. Oh Sol memberikan bungkusanya. Oh Dol kesal melihat isinya
adalah kaki sapi.
Tuan Gil
menyambut Oh Sol sebagai anak gadis satu-satunya yang sudah pulang. Oh Dol
mengeluh kakaknya yang tak bawa ayam, Tuan Gil memarahi anaknya karena harus
memperhatikan berat badannya karena harus turun ke 72kg.
“Kenapa
kau membeli tulang kaki sapi? Terlihat seperti kaki depan.” Ucap Tuan Gil
mengikuti anaknya masuk dapur.
“Ya.
Seharusnya bagus untuk tulang.” Kata Oh Sol memasak air dalam panci.
“Apa itu
untuk Oh Dol? Itu ide yang bagus. Kompetisinya akan tiba. Wah.. Kau baik
sekali.” komentar Tuan Gil
“Bukan
untuk Oh Dol.” Kata Oh Sol. Tuan Gil pun bertanya-tanya untuk siapa dengan
wajah bahagia kalau itu untuknya.
“Ayah,
apa kau bekerja lagi? Aku ada rapat di luar kantor sore ini. Di sekitar sana,
aku menemukan ini... Itu nomor telepon Ayah, jadi aku mengambilnya.” Kata Oh
Sol melihat ayahnya yang terlihat gugup.
“Ini Hanya
untuk memanfaatkan waktu.” Kata Tuan Gil. Oh Sol pikir kalau ini pasti
melelahkan.
“Itu tak
sulit... Ayah masih kuat... Apa Kau lihat otot-otot ini? Awalnya mungkin sulit,
tapi sesudah mendapatkan pelanggan tetap, itu bisa sangat menyenangkan. Tak
perlu modal untuk memulainya, dan dapat mengatur waktu dengan bebas. Ini
sebenarnya cukup bagus. Coba kau lihat Kartu bisnisku luar biasa.” Ucap Tuan
Gil bangga.
“Ya! Aku
akhirnya punya pekerjaan di mana aku membutuhkan kartu nama. Gadisku, telepon
Ayah jika butuh bantuan, dan Ada pancake kimchi di atas meja. Kau suka, kan? Aku
juga memasukkan daging ke dalamnya. Ini rasanya luar biasa.” Kata Tuan Gil
Oh Sol
akhirnya duduk di meja makan mengeluh karena seharusnya memberitahu kalau
membuat kimchi pancake karena akan membeli makgeolli dalam perjalanan pulang.
Tuan Gil mengeluh anaknya yang makan dengan tangan dan menyuruh untuk
mengunakan sumpit.
“Kenapa
tak membuat lebih banyak? Terlalu sedikit, kan?” keluh Oh Sol
“Sebelum
kita menghabiskannya, bawakan sedikit ke si Choi.” Kata Tuan Gil Oh Sol mengeluh
kalau dirinya yang disuruh.
“Dia
membantu membagikan kartu namaku hari ini.
Dia tak pernah mengeluh sekali pun. Bukankah seharusnya berterimakasih?
Jadi Aku akan ambil piring.” Kata Tuan Gil.
Oh Sol
akhirnya pergi ke atap berteriak memanggil “Penghuni rumah atap!” tapi tak ada
sahutan dari dalam rumah, berpikir Tak ada orang di rumah ada ada di kafe buku
komik lagi, padahal pancakenya itu tak
akan enak ketika dingin.
“Kenapa
kau melihat-lihat kamar pria di malam hari?” ucap Choi Gun. Oh Sol kaget
melihat Choi Gun ada dibelakangnya.
“Kapan
kau datang?” tanya Oh Sol, Choi Gun mengaku sudah mengawasinya.
“Apa Kau
benar-benar cabul? Ini dari ayahku.” Ucap Oh Sol. Choi Gun bahagia melihat Pancake
Kimchi
“Chef Gil
yang terbaik. Mana makgeollinya? ApaTak ada makgeolli? Saat makan Pancake
kimchi, belum lengkap tanpa minum makgeolli.” Kata Choi Gun. Oh Sol mengeluh
karena Choi Gun tak tahu diri, tapi akhirnya menyetujuinya. Choi Gun pun senang
mendengarnya.
Keduanya
pun minum arak beras dan makan kimchi pancake, Oh Sol membahas Choi Gun yang
membantu ayahku hari ini jadi mengucapkan
Terima kasih. Choi Gun pikir Tak
perlu mengucapkan terima kasih di antara mereka.
“Tapi, bukankah
kau punya keluarga?” kata Oh Sol. Choi Gun heran kenapa tiba-tiba bertanya
keluarganya.
“Aku
hanya berpikir saatnya bagimu untuk menerima perawatan dari keluargamu...”
jelas Oh Sol
“Aku... Aku
cukup umur untuk hidup tanpa perhatian keluargaku sekarang.” Kata Choi Gun
“Apa
hubungannya usia dengan itu? Kau harus bergantung pada mereka kapan pun itu
sulit.” Ucap Oh Sol. Choi Gun membenarkan.
“Kau
harus bergantung padaku ketika itu sulit untukmu juga. Bukankah kita bagaikan
keluarga sekarang? Kita makan bersama, tidur bersama...” kata Choi Gun. Oh Sol
mengeluh Choi Gun mengatakan hal itu lagi dan berkata seenaknya.
“Hidup
sebagai orang dewasa, itu sulit bagi siapa pun. Jangan membawa semua beban itu
sendiri, bersandarlah pada orang lain.” Ucap Choi Gun
“Bolehkah
kita saling menceritakan rahasia? Rahasia hanya di antara kita berdua.” Kata Oh
Sol. Choi Gun menyakinkan kalau hanya mereka berdua saja akhirnya
menyetujuinya. Oh Sol pun akan lebih dulu bicara.
“Sejujurnya,
aku bekerja di agen pembersih.” Akui Oh Sol. Choi Gun tak percaya kalau itu
rahasia Oh Sol
“Bagaimana
itu bisa menjadi rahasia? Ada apa dengan agen pembersih?” keluh Choi Gun dengan
suara nyaring.
“Wah.. Serius,
Apa kau tak tahu arti rahasia? Kau meneriakkannya kepada semua tetangga kita.” Ucap
Oh Sol kesal
“Maaf.
Aku hanya berpikir kau sedang bercanda.” Kata Choi Gun, Oh Sol menegaskan kalau
yang dikatakan bukan candaan.
“Ayahku
akan mengamuk jika tahu. Ayahku menjadi pekerja pembersihan selama hidupnya. Jadi
dia berharap O Dol dan aku tak pernah melakukan pekerjaan yang serupa. Dia bilang
kepada kami untuk bekerja di kantor yang hangat dan sejuk, tak peduli seberapa
kecil itu.” Cerita Oh Sol
“Dia bilang
kepada kami untuk menjalani kehidupan normal seperti yang lain. Tapi itu tak
semudah kelihatannya. Hidup seperti orang lainlah yang paling sulit. Tapi...kupikir
pekerjaan ini cocok untukku. Pada awalnya, aku akan berhenti segera sesudah
menabung, tapi ini cukup menyenangkan.” Ungkap Oh Sol
“Yang
kulakukan hanyalah bekerja keras dan berkeringat. Aku menyukainya karena merasa
seperti sedang berolahraga. Sekarang giliranmu. Katakan padaku rahasiamu.” Kata
Oh Sol
“Rahasiaku
adalah bahwa ada seseorang yang kusuka Aku sudah memperhatikannya cukup lama.” Kata
Choi Gun dengan senyuman bahaia.
“Astaga,
apa itu semacam cinta? Apa kau Sudah menyatakan perasaanmu?”tanya Oh Sol.
“Belum...
Aku sangat berhati-hati.. Ini bukan waktunya untuk menunjukkan diri.” Kata Choi
Gun.
“Lagi
pula... Selalu sulit untuk menemukan waktu yang tepat. Ini Pasti sulit untukmu.
Menyukai seseorang diri bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Lalu Orang macam
apa dia? Orang yang kau suka.” Kata Oh Sol. Choi Gun hanya diam saja. Oh Sol pikir
terlalu banyak bertanya.
“Dia
orang yang sangat pintar dan cantik. Itu sebabnya aku ingin melindunginya. Agar
orang yang kucintai selalu tersenyum.” Kata Choi Gun dengan senyuman bahagia
menatap Oh Sol. Oh Sol pun membalasnya.
Choi Gun
masuk rumah melihat yoghurt dalam kulkas, seperti mengingat sesuatu.
Flash Back
Ada banyak
spanduk bertuliskan [Hentikan Pembangunan Ulang Ini Segera!] [Konstruksi AG
Tidak Pantas Berada di Sini] Seorang pria terlihat lelah duduk disamping puing,
Choi Gun duduk lalu makan dari nasi box. Tiba-tiba sesorang datang memberikan
yoghurt. Choi Gun hanya diam saja.
“Apa Kau
tak suka yogurt? Ini benar-benar enak.” Kata Oh Sol yang memakai baju seragam. Choi
Gun menerimanya.
“Apa
Ahjusii mahasiswa? Kerja paruh waktu? Aku melihatmu dalam perjalanan ke
supermarket. Kau terus membaca buku. Ibuku memberitahuku para pekerja yang meruntuhkan
area ini juga menentang keinginan mereka. Dia bilang kepadaku untuk tak
mengabaikan ketika melihat mereka
bekerja keras. Apa aku terlalu usil?” ucap O Sol.
Choi Gun
hanya diam saja, saat itu seorang memanggil Oh Sol dari kejauhan. Oh Sol
memberitahu kalau itu ibunya dan meminta agar Choi Gun Minum Yoghurt saat
dingin lalu berlari menemui ibunya.
Saat itu
terlihat Ibu Oh Sol yang sedang demi sementara Choi Gun bertugas untuk
menghancurkan gedung. Seperti keadaannya bertolak belakang, dan saat itu Choi
Gun mulai jatuh cinta dengan Oh Sol.
Sun Kyeol
menatap gelas milik Oh Sol mengeluh karena
membawa pulang dan melihat label nama [Cinta] Akhirnya Ia memilih untuk menonton TV,
yang sedang membahas tentang cinta.
“Socrates
mengatakan, cinta adalah keinginan irasional yang melumpuhkan penilaian
rasional. Plato mengatakan, keputusan akan cinta adalah urusan ilmiah dan area
yang tak dapat ditentukan oleh manusia."
“Nietzche
mengatakan, cinta selalu menghasilkan kekacauan mental. Tapi kurangnya penilaian
adalah opsional, dan kebanyakan hanya relevan dengan perasaan untuk orang yang
dicintai. Cinta dimulai ketika berpikir orang tertentu adalah istimewa.Misalnya,
orang ini mungkin dapat melakukan sesuatu yang orang lain tak bisa lakukan."
“Lakukan
sesuatu yang tak bisa dilakukan orang lain? Astaga, tak masuk akal.” Komentar Sun
Kyeol
“Yah.. Benar...
Yang kau katakan "Tak masuk akal" sebenarnya mulai terjadi... Sama
seperti keajaiban... Kau tampaknya kurang dalam hal menilai.” Komentar Wanita
ada di layar.
“Program
mengerikan apa ini? Kurang dalam hal menilai apa itu!!! Kenapa aku mendengarkan sampah ini?” keluh
Sun Kyeol kesal sendiri.
“Kau
sedang jatuh cinta sekarang.” Ucap Si wanita dan saat itu Oh Sol berbicara yang
sama dengan gaya imut. Sun Kyeol makin panik berpikir lebih baik mandi.
Oh Dol
keluar dari kamar kaget melihat kakaknya sudah bangn dan berpir kalau hari istimewa karena keramas. Oh Sol mengelak
kalau selalu berkeramas. Oh Dol lalu
mencium bau sesuatu dan berpikir kalau sedang memasak sesuatu. Oh Sol teringat
dengan Sup tulang sapinya lalu bergegas pergi.
Sementara
Sun Kyeol terbangun dengan suara alarm, wajahnya seperti tak tidur nyenyak lalu
akhirnya duduk diatas tempat tidurnya dengan wajah malas.
“Bangun,
Jang Sun Kyul... Sadar... Itu hanya acara TV... Bukan masalah besar” ucap Sun
Kyeol menyadarkan dirinya.
Sun Kyeol
akhirnya masuk kantor sambil mengeluh dengan Program TV tadi malam, membuatnya tak
bisa tidur karena terlalu banyak pikiran dan membuatnya sangat kesal. Ia pun
berharap Program TV itu bangkrut, karena Karma akan membalasnya.
“Hei..
Kau nonton program TV kemarin? Daebak sekali. Itu film dokumenter tentang
cinta.” Ucap Young Sik pada Jae Min
Saat itu
Sun Kyeol datang, keduanya pun menyapa CEO dan bertanya apakah kebetulan
menonton. Sun Kyeol dengan sinis mengaku
tak melihatnya dan tak ada alasan menonton sampah seperti itu lalu
memeriksa bagian pantry.
“Kenapa
sangat berantakan di sini? Jika tak membersihkan bubuk makanan, kuman akan
berkembang biak dalam waktu singkat. Semua kuman dan bakteri, mati. Enyahlah,
virus. Aku bilang kepada semua orang untuk membersihkan secara menyeluruh
setiap waktu... Besok, kita akan membersihkan kantor... Ini pasti dipenuhi
kuman saat ini. Tak ada yang tahu cara membersihkan dengan benar.” Ucap Sun
Kyeol mengomel.
Keduanya
hanya bisa langsung mengangukkan kepala. Saat itu Oh Sol datang menyapa Sun
Kyul. Sun Kyeol panik melihat Oh Sol seperti mengatakan “Kau sedang jatuh
cinta.” Ia akhirnya langsung
menyemprotkan spraynya.
“Tidak!
Tak mungkin! Tak mungkin, aku benar-benar tak jatuh cinta. Aku tidak. Aku sedang
tak dalam keadaan baik?” jerit Sun Kyeol. Oh Sol terbatuk-batuk karena spray.
Sek Kwon dan Dong Hyun melihatnya hanya menatap binggung.
Bersambung ke episode 6
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar