PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 08 Desember 2018

Sinopsis Encounter Episode 4 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Jin Hyuk melihat Soo Hyun pasti pasti terkejut dan mengajak ke rumah sakit. Soo Hyun mengaku baik-baik saja jadi tak perlu melakukanya. Jin Hyuk menanyakan keberadan Tuan Nam sekarang.  Soo Hyun mengaku bekerja hingga larut malam di kantor jadi Tuan Nam sudah menyuruhnya pulang.
“Ayo kuantar pulang.”kata Jin Hyuk. Soo Hyun menegaskan kalau  baik-baik saja. Jin Hyuk terlihat kesak melihat Soo Hyun yang keras kepala.
“Sepertinya CEO butuh bantuan.” Kata Jin Hyun. Soo Hyun meminta agar Jin Hyuk mendengarkan ucapanya sekarang.
“Jangan bicara sembarangan padahal kau tak mengenalku.”keluh Soo Hyun dengan nada amarah.
“Izinkan aku menambahkan satu hal lagi. Aku lebih suka melihatmu pulang dengan selamat.” Kata Jin Hyuk lalu mendorong Soo Hyun untuk duduk dibangku penumpang.
“Kau boleh marah padaku nanti.” kata Jin Hyuk di depan pintu mobil dengan wajah serius. , Soo Hyun pun tak bisa menolak 

“Malam ini, kau harus menuruti perintahku. Jadi Tidurlah selagi aku mengantar pulang.” Kata Jin Hyuk mulai melonggarkan dasinya untuk bersiap-siap mengemudi mobil.
“Dasi itu unik sekali.” komentar Soo Hyun tak bisa menahan diri karena lucu.
“Ini Lucu, kan? Dasi ini membuat CEO tertawa, jadi ini patut dipuji.” Kata Jin Hyuk bangga. Ketegangan sebelumnya di luar mobil akhirnya bisa jadi tertawa karena dasi milik Jin Hyuk. 

Hye In bertemu pria yang tadi menelpnya tentang Jin Hyuk terlihat kaget. Si pria meminta agar menuliskan Tentang Jin Hyuk dan CEO Cha Di papan buletin dan Jika Hye In melakukan itu, mka akan dipromosikan menjadi Asisten Manajer Departemen Perencanaan hotel.
“Tidak... Aku tak tertarik menulis soal CEO Cha dan aku tak akan melakukan apa pun yang dapat menyakiti Kim Jin Hyuk.” Tegas Hye In menolak
“Kau bisa menjamin keselamatannya tergantung caramu menulisnya.” Kata si pria
“Dia akan menderita apa pun yang terjadi Dan aku tak bisa melakukan itu kepada temanku.” Kata Hye In tetap menolak
“Terlepas dari seberapa serius hubungan mereka, bukankah kau tak senang melihat mereka bersama?” ucap si Pria memperlihatkan foto Jin Hyuk dan Soo Hyun pergi bersama. Hye In kaget melihatnya.
“Kalian kurang ajar... Jangan merusak reputasi mereka. Entah itu masuk akal atau tidak, kita tak berhak ikut campur. Lagi pula, itu tak benar.” Tegas Hye In tetap menolak. 

Jin Hyuk menghentikan mobil di pinggir jalan. Soo Hyun memberitahu kalau Wartawan masih sering datang ke rumahnya jadi harus mengendarai mobil dari jalan ini. Ia juga mengingatkan ketika pengemudi tadi menelepon, meminta agar menelp Sek Jang. Jin Hyuk tiba-tiba meminta tunggu sebentar.
“Kim Jin Hyuk, Apa kau sakit? Apa tubuhmu tak bisa digerakkan?” kata Soo Hyun. Jin Hyuk meminta agar menunggu sebentar melihat detik pada jam di dalam mobil hampir menuju ke angka 12.
“Selamat ulang tahun... Ini hadiah untuk mu, Aku ingin membelikan sesuatu untuk ulang tahun CEO, Kudengar orang kaya menerima barang mewah cukup banyak, sedangkan aku hanya pegawai baru.” Ungkap Jin Hyuk memberikan sebuah hadiah kotak kecil
“Aku akan terlihat bodoh jika aku bangkrut karena mencoba membelikan barang mewah. Ada gambar model yang memakai lipstik ini, tapi aku membelinya karena kupikir itu lebih cocok untukmu” kata Jin Hyuk penuh semangat.
“Terima kasih sudah mengucapkan selamat ulang tahun. Aku menghargai kebaikanmu, tapi aku tak bisa menerimanya.” Ucap Soo Hyun. Jin Hyuk pikir hadiahnya terlalu biasa.
“Bukan begitu... Kim Jin Hyuk.. Sejujurnya, aku tak ingin menjalin hubungan denganmu lagi. Aku tak terbiasa dengan hal ini dan itu membuatku tak nyaman.” Ungkap Soo Hyun
“Aku pasti terlalu bersemangat.” Kata Jin Hyuk lalu pamit pergi dengan mengambil hadiahnya kembali.
Soo Hyun melihat Jin Hyuk berjalan pulang dari kaca spionya, lalu membunyikan klaksonya. Jin Hyuk menengok, Soo Hyun mengeluarkan tanganya. Jin Hyuk mendekatinya terlihat binggung. Soo Hyun meminta agar Jin Hyuk memberikan hadiahnya.
“Aku tak ingin bersikap kasar.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk memberikan hadiahnya dan mengucapkan Selamat ulang tahun.
Soo Hyun duduk di rumahnya menatap hadiah dari Jin Hyuk seperti tak menyangka kalau Hasilnya ternyata seperti ini lagi karena tak bisa menolak pemberian dari Jin Hyuk. Saat itu terdengar suara bunyi bel rumahnya. Sek Jang datang meminta agar membuka pintu untuk merayakan ulang tahun temanya.

“Coba Lihatlah lipstik ini... Sepertinya ini masih baru.” Komentar Sek Jang melihat lipstik diatas meja.
“Itu hadiah.”akui Soo Hyun, Sek Jang inginn tahu darimana dan merasa ada yang mencurigakan.
“Aku akan mempersingkat pestanya jika kau terus mengeluh.” Ancam Soo Hyun sudah mempersiapkan meja.
“Semua ini membingungkan. Kapan kau bertemu dengannya? Apa Dalam mimpimu?” tanya Sek Jang
“Aku mengalami kecelakaan mobil. Jadi kau urus tagihannya ketika Kim Jin Hyuk menelepon besok.”kata Soo Hyuk. Sek Jang terlihat kaget.
“Ada apa dengan kecelakaan mobil ini dan kenapa namanya disebut lagi? Wah.... Kepalaku pusing.” Ungkap Sek Jang
“Itu Terjadi begitu saja dan Hanya tabrakan ringan. Orang itu kebetulan berada di tempat kejadian. Dia memberikan kartunya ke pengemudi lain itu, hanya itu.” Jelas Soo Hyun ingin memperlihatkan kalau mereka tak punya hubungan.
“Lalu apa dia memberimu lipstik ini?” kata Sek Jang . Soo Hyun menegaskan kalau Itu hadiah ulang tahun. Sek Jang berpikir kalau Jin Hyuk itu penguntit. 


Jin Hyuk sudah naik bus duduk dengan wajah  bahagai, lalu berharap Semoga Soo Hyun tak menganggapnya sebagai penguntit karena Seharusnya bercerita bagaimana tahu kalau hari ini hari ulang tahunnya. Sementara di rumah, Sek Jang tahu kalau Tuan Nam yang mengajak Jin Hyuk .
“Apa dia mengaku?” tanya Soo Hyun. Sek Jang mengaku sudah menginterogasinya.
“Ahjussi hanya ingin membuatmu bahagia. Tapi Dia tak peduli dengan konsekuensinya.” Keluh Sek Jang
“Aku sangat aneh belakangan ini, kan?” pikir Soo Hyun. Sek Jang juga tak mengerti.
“Ini aneh. Belakangan ini, sepertinya kau sudah kembali menjadi dirimu sebelum ayahmu mulai terjun ke bidang politik.” Komentar Sek Jang. Soo Hyun tak mengerti maksudnya.
“Maksudku kau kembali menjadi Cha Soo Hyun gila yang cerdas seperti dahulu.” Ucap Sek Jang.
“Apa kau memanggilku orang gila?” keluh Soo Hyun marah. Sek Jang memperhalus perkataan kalau Soo Hyun sedikit eksentrik. Soo Hyun mengeluh kalauItu sama saja.
“Hei, ketika aku bolos sekolah dan pergi ke konser, kau menyelamatkanku dari hukuman wali kelas kita. Apa kau Tak ingat? Siapa yang akan membayangkan bahwa Cha Soo Hyun, siswa terbaik, akan melewatkan kelas untuk pergi ke konser? Mereka membiarkannya demi kau.” Cerita Sek Jang. Soo Hyun tak percaya mendengarnya.
“Itu bukan sesuatu yang biasanya kulakukan dan Tak biasa.” Ungkap Soo Hyun. Sek Jang tiba-tiba meminta Soo Hyun agar menghentikanya.
“Aku memikirkan itu sejak di Kuba. Tapi terus bertemu dengannya.” Cerita Soo Hyun mengerti maksud dari ucapan temanya.
“Apa perlu kubantu mengembalikan lipstik ini? Aku bahkan mengembalikan hadiah Woo Suk mewakilimu. Ayo kita kembalikan, oke?” kata Sek Jang memegang lipstik dari Jin Hyuk. Soo Hyun hanya diam saja.
“Apa yang terjadi? Kenapa matamu gemetar?” ucap Sek Jang. Soo Hyun menyangkal lalu mengambil lipstik dan masuk kamar. Sek Jang hanya bisa menghela nafas tak percaya dengan sikap temanya. 


Nyonya Kim bertemu dengan Nyonya Jin dengan memberikan hadiah dan meminta agar diberikan kepada Soo Hyun. Nyonya Jin mengaku tak percaya Nyonya Kim yang masih ingat hari ulang tahun anaknya. Nyonya Kim pikir  Akan lebih baik jika Soo Hyun tahu bagaimana perasaan mereka itu karena sulit untuk membuat Soo Hyun bisa tahu.
“Aku berbicara banyak hal dengannya.” Kata Nyonya Jin
“Kau juga harus membicarakan hal ini dengan suamimu. Kudengar dia menentang penyatuan kedua pihak.” Komentar Nyonya Kim. Nyonya Jin pikir itu tak mungkin.
“Kuharap semuanya berjalan lancar sehingga keluarga kita mendapatkan apa yang kita inginkan.”ucap Nyonya Kim. Nyonya Jin setuju.
“Dengan jumlah orang di Partai Moonhwa mereka tak akan bisa memenangkan pemilihan presiden. Meski kedua pihak disatukan, dia akan tetap menjadi pemimpinnya Dan dia akan mencalonkan diri tanpa perlawanan untuk pemilihan.” Tegas Nyonya Kim. Nyonya Jin mengucapkan  Terima kasih.
“Kau bisa memperlakukanku seperti mertuamu.” Kata Nyonya Kim, Nyonya Jin menganguk mengerti. 


Soo Hyun menatap rambutnya dengan hairdryer seperti sisir. Sek Jang mengejek kalau Orang-orang mungkin berpikir Soo Hyun pergi ke salon kecantikan dan meminta agar bisa menata rambutnya juga. Soo Hyun mengejek Soo Hyun agar mencuci muka dahulu.
“Apa kau akan pergi ke rumah orang tuamu?” tanya Sek Jang
“Ya, hadiah ulang tahun terbaik adalah tak menggangguku. Tapi ibuku tak tahu soal itu. Apa Kau mau ikut? Kau sudah lama tak bertemu ayahku.” Ajak Soo  Hyun.
“Tak usah. Aku ingin sekali bertemu ayahmu,tapi tidak dengan ibumu. Lagipula Aku punya janji di sore hari.” Ucap Sek Jang 
Tuan Cha duduk makan bersama dengan anaknya. Nyonya Jin memberikan hadiah pada Soo Hyun mengaku itu dari ibu mertuanya, sengaja dititipkan karena anaknya yang selalu bersikap dingin. Soo Hyun hanya menatap sinis. Ibunya mengeluh meminta anaknya bisa bersikap lebih lembut.
“Hubungan kita bukan untuk saling bertukar hadiah. Kenapa menerimanya?” keluh Soo Hyun
“Karena mengingat sifatmu, aku yang akhirnya sibuk.” Ungkap Nyonya Jin. Soo Hyun ingin tahu artinya hadiah ini.
“Itu berarti dia menyukaimu dan kau lebih baik menjaga sikap.” Tegas Nyonya Jin kesal
“Kenapa kau memarahi dia di hari ulang tahunnya? Dia akan sakit perut.” Keluh Tuan Cha membela lalu kembali duduk memberikan hadiah untuk anaknya.
“Apa Ayah juga suka penyair ini?” tanya Soo Hyun, Tuan Cha membenarkan dan bertanya balik apakah Soo Hyun menyukainya juga.
“Aku mulai menyukainya.” Akui Soo Hyun melihat judul buku yang sama dengan milik Jin Hyuk   [Aku Melihatmu Saat Memandang Bunga]

Jin Hyuk sedang menyusun buah didepan toko membantu ayahnya. Saat itu telpnya berdering. Sek Jang menelp meminta untuk bertemu sebentar dan akan pergi ke dekat rumah Jin Hyuk di tempat yang tenang. Jin Hyuk memikirkan sebuah Tempat yang tenang.
“Kenapa dia ingin menemuiku di sini?” keluh Sek Jang heran melihat restoran Siput Bulan Chan's
“Apa dia ingin minum bersamaku jam segini?” komentar Sek Jang lalu masuk melihat tak ada orang didalam dan memanggilnya.
Dae Chan masuk restoran melihat ada tamu langsung memberikan buku menu, Sek Jang bertanya apakah punya kopi. Dae Chan mengaku tak ada karena bisa melihat sendiri mereka hanya menyediakan alkohol. Sek Jang dengan nada dingin meminta cola saja. Dae Chan mengaku punya.
“Tapi ini bukan kafe.” Kata Dae Chan seperti kesal dengan sikap Sek Jang. Sek Jang mengerti.
“Kenapa dia ingin bertemu di tempat seperti ini? Ini bahkan bukan kafe. Menurutmu tempat apa ini? Makan siput di siang hari tidaklah begitu cocok.” Komentar Sek Jang sinis.
“Ya, kau benar. Aku penasaran kenapa kau datang. Aku tak percaya kau pelanggan pertamaku hari ini. Jadi Dengarkan kalau kau Keluar dari sini, belok kiri, dan melaju lurus sejauh 100 meter. Kau akan melihat kafe bagus, Pergilah ke sana dan minum kopi.. Astaga, tak ada yang memintamu datang.” Ucap Dae Chan dengan nada sinis.
“Dia memintaku datang ke sini.” Kata Sek Jang melihat Jin Hyuk masuk cafe. 


“Jin Hyuk, apa kau mengundang dia?” bisik Dae Chan. Jin Hyuk membenarkan.
“Maaf terlambat. Toko ayahku sedang agak ramai. Kita bisa pergi ke tempat lain jika merasa tak nyaman.” Ucap Jin Hyuk, Sek Jang pikir tak perlu karena tak akan lama dan meminta cola untuk minum. Dae Chan dengan sinis menganguk mengerti.
“Apa dia Hyung-mu?” tanya Sek Jang. Jin Hyuk mengaku Dae Chan sudah dianggap Hyung dan mengaku penasaran apa mereka bisa bicara berdua saja. Sek Jang melirik seperti tak ingin Dae Chan mendengar.  
“Tidak masalah,Dia Lagi pula tak tertarik padaku. Jadi Kenapa kau ingin menemuiku di akhir pekan?”ungkap Jin Hyuk
“Langsung ke intinya saja.. Aku ingin kau berhenti berhubungan dengan CEO Cha.  Ini mungkin peristiwa kecil untukmu, tapi tak begitu bagi dia.” Tegas Sek Jang. Jin Hyuk mengerti.
“CEO mungkin terlihat tegar di luar, tapi sebenarnya tidak.” Ungkap Sek Jang. Jin Hyuk mengaku punya pertanyaan. Sek Jang mempersilahkan.
“Apa CEO sama sekali tak punya kuasa atas hidupnya?” tanya Jin Hyuk. Sek Jang menjawab kalau CEO memilikinya.
“Apa perlu sekretaris CEO turun tangan untuk memutus hubungan dengan temannya?” tanya Jin Hyuk
“Tak ada yang akan menulis artikel jika kalian memang berteman. Untuk orang seperti kita, orang yang berhubungan dengan kita hanya memengaruhi kehidupan pribadi, tapi hal itu tak berlaku untuk CEO. “ kata Sek Jang
“Aku juga belum terbiasa dengan hal itu. Bahkan tabrakan mobil pun bisa menjadi masalah besar untuknya.” Akui Sek Jang memperlihatkan ponselnya.
Jin Hyuk melihat fotonya di SNS saat tabrakan “ Kemarin aku bertabrakan dengan mobil di depanku dan pemilik mobil itu adalah Cha Soo Hyun dari Hotel Donghwa. Dia sangat cantik, tapi aku tak bisa mendapatkan nomornya karena sekretaris prianya yang mengurus semuanya.”
“Seperti inilah situasinya. Syukurlah dia menyebutmu sebagai sekretaris pria. Mungkin kau senang karena ini pengalaman baru bagimu dan hal itu memancing rasa penasaranmu. Tapi, baginya sedikit kesalahan pun bisa berdampak besar. Aku harus sangat berhati-hati dan kuharap kau paham.” Tegas Sek Jang lalu keluar restoran tanpa pamit. 



Jin Hyuk hanya diam saja, Dae Chan datang dengan dua botol cola bertanya apakah terjadi masalah karena melihat Sepertinya Sek Jang tak berperasaan. Jin Hyuk tak banyak bicara memilih untuk keluar restoran. Dae Chan bertanya kemana Jin Hyuk akan pergi dan bersyukur karena tak membuka penutup botol minumnya jadi bisa disimpan kembali. 

Jin Hyuk berlari menemui Sek Jang mengaku  tak menikmati pengalaman baru ini tapi Setiap hari merasa khawatir. Ia mengaku sadar dunia mereka sangat berbeda dan itu sangat mengejutkan. Sek Jang hanya bisa terdiam.
“Aku tak akan menyebabkan masalah lain dengan perasaanku,tapi... perasaanku bukan berdasarkan rasa penasaran. Membiarkan orang masuk ke hati kita walau untuk sesaat, aku yakin hal itu sangatlah berarti. Hati-hati di jalan.” Kata Jin Hyuk lalu bergegas pergi.
Sek Jang tetap diam seperti tak bisa berkata apapun, dari kejauhan. Hye In melihat keduanya terlihat gugup. 

Esok pagi
Semua orang kaget melihat berita "Waktunya Cha Soo Hyun Berhenti" mereka tak percaya kalau Soo Hyun sedang dalam bahaya. Beberapa pegawai tak percaya melihat Buletin perusahaan, yag menurutnya masalah besar.
"Kudengar pria yang terlihat dalam artikel terbaru sebenarnya pegawai subkontraktor Hotel Donghwa. CEO Cha seharusnya tak mengganggu pegawai dengan keinginan pribadinya. Sebagai pegawai subkontraktor, dia tak akan bisa menolak ajakan bertemu CEO. Dia seharusnya memikirkan posisi sulit pegawai tersebut. Dia memaksa pegawai yang lemah dengan kehormatan dan kekuasaannya. Sikap itu tak tepat sebagai CEO Hotel Donghwa. Saatnya dia kembali menjadi Daepyo wanita yang terhormat."
Semua orang melihat berita yang tersebar dalam buletin, Soo Hyun terdiam diruanganya. Jin Hyuk terlihat gelisah, Sementara Hye In kaget melihat berita yang tersebar dan bertanya-tanya siapa yang menulis itu karena ia yang sudah menolak untuk menuliskanya. 

Sek Jang memberitahu Soo Hyun kalau Tuan Choi terus meminta untuk bertemu dengannya dan Ia mengatakan mereka harus membiarkan artikel itu, tapi Tuan Choi ingin membahas masalah ini. Soo Hyun tahu kalau Tuan Choi pasti senang.
“Dia harus berdiskusi dengan mantan ibu mertuaku. Aku tak perlu membahas masalah yang begitu sepele dengannya. Jadi Sampaikan pesanku.” Komentar Soo Hyun lalu terlihat tegang melihat Papan Buletin  dengan penulis “Anonim”

Di ruangan Jin Hyun
Tuan Park membaca komentar   [Sudah kuduga ini akan terjadi karena dia sangat cantik, Apa dengan begini rumor soal dia pergi ke bar terbukti? Siapa pun orangnya, dia pasti merasa tak nyaman. Menolak berarti dipecat.] Jin Hyuk benar-benar panik melihatnya. Hye In pikir  Ini sungguh gila dan yakin Soo Hyun pasti hampir pingsan.
“Kira-kira siapa penulisnya? Mereka mengacaukan kehidupan CEO” keluh Tuan Park. Sun Joo menyuruh anak buahnya agar Berhentilah bergosip.
“Kalian mengenal CEO, Jangan terpengaruh artikel itu.” Kata Sun Joo. Hye In terus menayap Jin Hyuk yang terlihat gelisah.
“Kita tak pernah tahu pikiran orang sesungguhnya.” Komentar Tuan Lee sinis. Semua tim menatapnya.
“Semua orang merasa iri. Kebanyakan orang memusuhi orang yang kompeten.” Kata Tuan Park
“Kita tak sebanding dengannya. Dia punya uang, penampilan, dan sangat kompeten. Aku tak bisa mengalahkan dia Tapi aku lebih muda. Itu tak membuatku merasa lebih baik. Akan tetapi, benarkah dia pergi ke bar? Dia pasti sangat kesepian terus bekerja. Kudengar orang-orang di bidang politik bermuka dua.” Kata Eun Ji yang terdengar seperti netizen yang iri.  
“Apa Kau pernah melihat dia? Apa Kau pernah melihat orang-orang di bidang politik pergi ke bar saat merasa kesepian?” tanya Sun Joo
“Aku hanya mendengar rumor...” kata Eun Ji gugup. Sun Joo menegaskan kalau itu asumsi dan prasangka.
“Hal itu sangat berbahaya.” Tegas Sun Jo, Eun Ji meminta maaf. Jin Hyuk hanya bisa menghela nafas. Tuan Lee menatap dari kejauhan dengan tatapan dingin 

Flash Back
Tuan Choi membawa Tuan Lee mengaku menghormati anak buahnya itu dan menyakinkan kalau Tuan Lee  cerdas. Anak Buah Nyonya Kim menegaskan kalau Tuan Lee  juga harus bisa menjaga rahasia. Tuan Lee menyuruh agar menyerahkan padanya.  
“Aku akan menunjukkan kesetiaanku kepada Taegyeong.” Ucap Tuan Lee menyakinkan
Ia melakukan perintah dengan menuliskan di buletin  [Kudengar pria yang terlihat dalam artikel terbaru...] setelah itu wajahnya tersenyum bahagia. 


Nyonya Kim bertemu Tuan Kim mengaku sedih  melewatkan acara bagus di Hotel Donghwa yang menurutnya situasi di sana menjadi seru. Tuan Choi yakin mereka akan segera rapat, dan meminta Cha Soo Hyun bertanggung jawab karena mencemarkan reputasi hotel.
“Kau juga harus bersiap. Kau sudah terlalu lama menduduki jabatan itu. Sepertinya kau akan segera menjadi CEO” kata Nyonya Kim yakin
“Woo Suk akan sangat kesal begitu melihat artikel itu. Cintanya tulus. Namun, dia harus tahu soal ini.” Kata Nyonya Kim. 


Woo Suk membaca  [Papan Buletin Anonim] wajahnya terlihat sangat marah. Sek-nya masuk ke dalam ruangan,  Woo Suk membahas Artikel yang memfitnah CEO diunggah di papan buletin Hotel Donghwa dan ingin tahu penulisnya. Sek menjawab akan menyelidikinya.
“Cari juga peretas untuk menutup situs web itu agar tak ada orang lain yang membaca unggahan itu. Aku akan membayar sesuai keinginan mereka, jadi kau harus cepat mencarinya” tegas Woo Suk. Sek mengerti lalu keluar ruangan. 

Di kantin perusahan
Beberapa wanita berkomentarkalau mereka bukan perusahaan perjodohan pernikahan dan Bintang rumor itu seorang CEO jadi mau dianggap apa pegawainya. Mereka juga tak menyangka CEO Cha, dan memiliki firasat Tipe orang seperti CEO Cha menakutkan saat menyukai sesuatu.
“Mungkin dia jatuh cinta dengan orang yang lebih muda. Kira-kira siapa pria itu? Katanya dia subkontraktor, kan?” ucap Pegawai wanita
“Dia tak mungkin mengaku. Begitu dia bicara, maka dia harus berhenti dari pekerjaannya.”komentar Pegawai lainya.
Jin Hyuk diam-diam mendengar pegawai yang membicarakan Soo Hyun. Tuan Park ingin mendengarnya mengeluh para pegawai yang terdengar sangat antusias dan mengeluh karena mengonsumsi banyak hal selain makanan. Jin Hyuk hanya mengaduk-ngaduk nasinya.
“Kenapa tak makan?” tanya Tuan Park. Jin Hyuk tersada lalu mengaku merasa kurang sehat.
“Aku juga tak berselera makan, jadi Ayo pergi.” Kata Tuan Park. Jin Hyuk menganguk mengerti. 

Jin Hyuk kembali membaca komentar   [Saatnya dia kembali menjadi presdir wanita yang terhormat] wajahnya terlihat kesal dan memikirkan sesuatu.
Sek Jang memberitahu Soo Hyun harus pulang jadi akan menyiapkan mobil. Soo Hyun pikir Tak perlu karena tak perlu bersembunyi.
“Semua orang heboh... Kau harus menghindar di waktu seperti ini.” Kata Sek Jang khawatir.
“Tak apa-apa, Aku akan diremehkan jika menghindar.” Tegas Soo Hyun yakin. 

Semua orang bergegas untuk pulang kantor,  Tuan Park mengajak untuk  minum-minum agar meredakan situasi yang mengkhawatirkan ini. Soo Jung mengaku tak merasa khawatir lalu bergegas memakain jaketnya untuk pergi. Hye In menyadarkan Jin Hyun agar segera pulang.
Soo Hyun akan pulang saat itu Tuan Choi sudah menunggu di lobby, Tuan Choi bertanya Apa ada di kantormu tadi, padahal sudah menelepon untuk bertanya apa mereka bisa berdiskusi, tapi Soo Hyun tak merespons jadi membuatnya sulit. Soo Hyun pikir Tak ada yang perlu didiskusikan.
“Aigoo, CEO... Kau membuat semua orang di kantor menjadi panik. Kenapa kau bilang kita tak perlu berdiskusi?” sindir Tuan Choi. Semua pegawai akan pulang berkumpul di lobbby. 

“Ucapanmu terlalu kasar... Dia harus pergi dan terlambat menghadiri rapat.” Kata Sek Jang akan mengajak pergi.
“Ah.. Begitu rupanya. Karena kau sibuk, jadi aku katakanlah sekarang. Semua orang di sini ingin mendengar penjelasanmu.” Kata Tuan Choi.
Soo Hyun pikir Tak ada yang perlu dijelaskan. Semua pegawai berkomentar kalau berita itu benar. Tuan Nam baru datang melihat Tuan Choi berbicara dengan Soo Hyun. Jin Hyuk dkk melihat Soo Hyun di lobby dengan wajah tegang.
“Kau harus mengumumkan posisimu sebagai CEO Hotel Donghwa. Soal pria pegawai subkontraktor atau meski aku malu mengatakan ini, benarkah dia pria dari bar sesuai dalam komentar? Aku sungguh berharap dia hanya sepupumu.” Ucap Tuan Choi menyindir
“Pertanyaanmu tak perlu dijawab.” Kata Soo Hyun tak perlu menjawab
“Ada artikel dan komentar di papan buletin. Tak sepantasnya kau terus pura-pura tak tahu apapun. Reputasi perusahaan kita sangat tercemar. Sekarang, beri kami penjelasan.” Kata Tuan Choi. Soo Hyun menahan amarah dengan mengepalkan kepalanya.
Semua pegawai makin berpikir kalau Rumor itu benar dan membuatnya merinding. Tuan Nam datang  mengajak Soo Hyun untuk pergi,  tiab-tiba Jin Hyun memanggil CEO Cha Soo Hyun dengan sangat lantang. Sek Jang panik, Hye In pun kaget.
“CEO, Apak kau akan pulang sekarang?” tanya Jin Hyuk berani menemui Soo Hyun.
“Mulai sekarang, jalani saja hidupmu. Jangan mendekatiku lagi” ucap Soo Hyun
“Aku sudah memutuskan. Aku akan memasuki kehidupan yang kau jalani seorang diri.” Gumam  Jin Hyuk melangkah maju mendekati Soo Hyun.
“Aku punya uang... Hari ini aku yang mentraktir. Bagaimana jika kita beli ramyeon?” kata Jin Hyuk. Soo Hyun terlihat kaget.
“Apa Ternyata pria itu Kim Jin Hyuk? Apa Dia pria ramyeon itu?” ucap Tuan Park kaget. Hye In terlihat benar-benar tak mengerti dengan pikiran Jin Hyuk.
“Jalan menuju Rest-Area macet. Bagaimana jika hari ini kita makan mi gelas di toserba?” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun berkaca-kaca mendengarnya dengan senyumanya. Jin Hyuk pun juga tersenyum.
“Jangan menanyaiku soal perasaan ini. Aku pun belum tahu.  Saat ini, Aku tak mau membiarkanmu sendirian dan kesepian.”gumam Jin Hyuk.
Bersambung ke episode 5

 Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar