PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 06 Desember 2018

Sinopsis Encounter Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Jin Hyuk sedang membaca buku "Strategi Pemasaran Hotel" dalam kamar lalu mendengar telpnya berbunyi. Tuan Nam menelp, Jin Hyuk terkejut dan langsung duduk dengan sikap sopan. Tuan Nam sambil mengemudikan mobil  memberitahu kalau akan melakukan perjalanan bisnis.

Jin Hyuk sudah ada di depan rumah, Tuan Nam menyapa Jin Hyuk saat turun mobil karena tak menyangkaada di rumah pada akhir pekan. Jin Hyuk bertanya Kenapa tiba-tiba ada perjalanan bisnis. Tuan Nam meminta maaf bertanya apakah Jin Hyuk bisa mengemudi.
“Sebenarnya, ayo kita bicara di jalan, CEO pasti akan bosan.” Kata Tuan Nam. Jin Hyuk pun menurut masuk ke dalam rumah. 

Jin Myung menemui Dae Chan di kedai siputnya, seperti merengek sesuatu. Tapi Dae Chan mengeluh karena adik Jin Hyun itu baru saja keluar dari militer. Jin Myung berjanji akan melayani Dae Chan sebagai mentornya mulai sekarang.
“Aku akan membuka toko kedua dari Siput Bulan Chan.” Ucap Jin Myung  Dae Chan menegaskan tak punya niat untuk menyetujuinya.
“Hyung, seorang pengusaha harus bermimpi besar... Kau bisa menjadi pemilik toko kedua...Aku akan menjadi manajer saja.” Rengek Jin Myung. Dae Chan tetap menolak.
“Kita akan bicara lagi nanti.. Pertama, beri tahu aku resep rahasiamu itu.” Kata Jin Myung terus berusaha
“Aku lebih suka kau lari ke rumahmu sekarang.” Kata Dae Chan. Jin Myung mengambil sapu dari tangan Jin Myung untuk membantu.
“Wah, kau menyebalkan dan Kau membuatku gila. Apa Kau akan terus menggangguku?” keluh Dae Chan.
“Tolong ajari aku resepnya. Aku butuh pekerjaan sekarang.” Rengek Jin Myung. Dae Chan tak peduli memilih masuk rumahnya. Jin Myung pun berusaha membuka pintu agar Dae Chan bisa mengajari resep masakanya. 


Tuan Nam dan Jin Hyuk akhirnya sampai dihotel memberitahu kalau K dari kantor Seoul dan punya sesuatu untuk CEO Cha. Pegawai memberitahu CEO Chatak ada di hotel dan melihat sedang pergi jalan-jalan.
“Bisakah kau menunggunya di sini? Aku harus menjalankan tugas untuk temanku. Aku tak akan lama pergi.” Ucap Tuan Nam. Jin Hyuk pun setuju akan menunggu di sekitar hotel. 

Jin Hyuk mengambil foto dengan kameranya, di tepi pantai mulai dari mercusuar. Saat itu Soo Hyun berjalan menuruni tangga melihat sosok dari belakang yang dikenalnya lalu memanggil Jin Hyuk untuk memastikanya. Jin Hyuk menengok dan memberikan senyuman. Keduanya pun duduk dibangku taman.
“Aku di sini dalam perjalanan bisnis dengan Tuan Nam” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun yakin artikel itu mengejutkan Jin Hyuk.
“Aku terkejut dengan komentar jahat tentangmu.” Ungkap Jin Hyuk khawatir. Soo Hyun pikir  itu Sudah terbiasa untuknya.
“Maaf karena tak mengatakan apa-apa. Aku bahkan tak bisa menelepon  karena kau akan terganggu jika sampai bocor.” Kata Soo Hyun
“Aku takkan terganggu oleh itu, jangan khawatir.” Ucap Jin Hyuk lalu memberikan sebuah buku. Soo Hyun binggung apa itu. 
Jin Hyuk memberikan buku berjudul "Aku Melihatmu Saat Aku Memandang Bunga" dan ada foto Soo Hyun yang terselip didalamnya.  Ia mengaku sangat gugup karena Soo Hyun terlihat lebih cantik secara langsung. Soo Hyun memuji hasil foto Jin Hyun yang bagus.
“Silahkan baca jika ada waktu... Ini adalah buku puisi yang kusuka. Dan Yang itu favoritku.” Kata Jin Hyuk menunjuk puisi berjudul  "Kerinduan"
“Tampaknya kau pecinta sastra, Kim Jin Hyuk.. Kau suka novel, suka puisi juga.” Komenta Soo Hyun
“Aku menghabiskan banyak waktu sendirian waktu masih kecil. Teman-temanku pulang untuk makan malam, tapi orang tuaku sibuk di toko. Bermain gim arcade juga membosankan. Jadi aku pergi ke perpustakaan untuk menghabiskan waktu. Begitulah ...” cerita Jin Hyuk
Soo Hyun menerima telp dari Tuan Nam berbicara kalau tak ada yang bisa dilakukan jadi menyuruh santai saja dan Tak perlu tergesa-gesa. Jin Hyuk bertanya apakah Tuan Nam akan datang terlambat. Soo Hyun membenarkan.
“Ya, dia punya beberapa hal untuk diselesaikan dengan temannya.” Kata Soo Hyun
“Kalau begitu, kenapa kita tak pergi berkendara? Akan pengap berdiam diri di hotel, apalagi sekarang sedang di Sokcho.” Ucap Jin Hyuk
“Aku di sini untuk urusan bisnis.” Tegas Soo Hyun. Jin Hyuk tahu dari Tuan Nam
“Yang bisa kau lakukan hanyalah menunggu Pelukis Jang, jadi lebih cari saja udara segar mumpung disini... Aku ingin naik mobil mewah itu lagi.” Ucap Jin Hyuk mengoda. 

Jin Hyuk mengemudikan mobil bosnya, Soo Hyun terlihat gugup lalu meminta izin untuk membuka jendala mobil. Jin Hyuk pikir ini mobil Soo Hyun jadi Terserah mau melakukan apa, lalu membuka jendela mobil.  Ia memperingatkan kalau akan membiarkannya terbuka hanya satu menit.
“Di luar cuaca sangat dingin,  Jika masuk angin, obatpun tak akan cukup.” Ucap Jin Hyuk
“Kau tampaknya punya cara tersendiri untuk mengatakan sesuatu. Mungkin karena kau banyak membaca.”komentar Soo Hyun
“Anggap saja aku sangat sensitif. Aku penasaran apa ada tempat di Sokcho Yang menjual roti dan kopi yang lezat. Haruskah kita mencari di web? Kita masih punya waktu.” Kata Jin Hyuk
“Sepertinya enak karena kita berada di Kuba.” Ucap Soo Hyun . Jin Hyuk pikir Itu tak masuk akal.

Jin Hyuk membaca kopi dan makanan ke dalam mobil, karena Soo Hyun menunggu. Ia memberitahu kalau saat ada di Provinsi Gangwon, harus minum kopi  dengan kue beras kentang. Soo Hyun tersenyum karena ayahnya suka kue beras kentang.
“Sungguh? Ayahku juga suka itu. Sepertinya kita banyak kesamaan dalam banyak hal.” Ucap Jin Hyuk penuh semangat.
“Bukankah agak jauh untuk bilang kita banyak kesamaan  hanya karena kue beras?”komenta Soo Hyun
“Maka aku tarik kembali perkataanku.” Kata Jin Hyuk lalu melihat wajah Soo Hyun mulai makan kue dengan wajah sedih berpikir tak suka.
“Terakhir kali aku makan itu waktu masih di SD. Aku mengerti kenapa ayahku sangat suka ini. Aku tak tahu ini saat masih remaja, tapi rasanya cukup enak.” Ucap Soo Hyun memulainya.
“Rasanya.. Aku tak tahu..” komentar Jin Hyuk saat mulai makan.  Soo Hyun pikir ini kali pertama Jin Hyuk mencicipinya. Jin Hyuk membenarkan.
“Tapi kau membuatnya terdengar seperti kau sudah terbiasa memakannya.” Komentar Soo Hyun
“Aku? Yang kukatakan, Provinsi Gangwon terkenal dengan ini.”kata Jin Hyuk. Soo Hyun ingat kalau Jin Hyuk yang mengatakan kalau ayahnya menyukai kue beras.
“Hari ini adalah hari pertama kita.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun ingin tahu Harinya dengan siapa dengan wajah gugup.
“Hari pertamaku ... dengan kue beras kentang ini.” Kata Jin Hyuk lalu kembali makan kue beras. Soo Hyun pun memikirkan Tuan Nam yang akan telat datang.
“Sepertinya kau punya hubungan yang sangat nyaman dengan Tuan Nam” ucap Jin Hyuk
“Tuan Nam, dulu bekerja sebagai reporter dengan ayahku di stasiun penyiaran. Dia orang yang paling bisa dipercaya ayahku.Dan bagiku, dia seperti teman.” Cerita Soo Hyun. 


Saat itu di sebuah restoran, seorang bibi menyuruh suaminya agar membangukan Tuan Nam untuk cepat pulang padahal sedang tak mambuk tapi tidur nyenyak. Si pria terlihat gugup membangunkan Tuan Nam yang tertidur lelap setelah makan.
“Dimana aku?” ucap Tuan Nam panik saat bangun. Si pria memberitahu kalau berada di restoran sashimi.
“Astaga, aku tak boleh ketiduran... Jam berapa sekarang? Wah, aku terlambat.” Kata Tuan Nam lalu bergegas membayar makananya. Si pria memberitahu kalau ada kembalian. Tuan Nam menyuruh mengambilnya. Si pria seperti bahagia karena banyak kembalian yang di dapatkanya. 

Tuan Nam menelp CEO Cha ingin tahu keberadaanya dan mengaku baru selesai mengurus urusannya dan ingin tahu apakah menikmati... lalu mengubah kalimatnya kalau pasti sudah menunggu begitu lama, seperti Tuan Nam sengaja membiarkan Soo Hyun dan Jin Hyuk berduaan.
“Apa kau di hotel sekarang?” tanya Tuan Nam. Soo Hyun mengaku berada di restoran sashimi tepi laut mengaku bisa melihatnya. Tuan Nam binggung dan melihat Soo Hyun sudah berjalan dibelakangnya bersama Jin Hyuk.
“Apa kau sudah selesai mengurus apa yang temanmu minta?” tanya Soo Hyun. Tuan Nam terlihat gugup menjelaskanya. Soo Hyun kesal dan Jin Hyuk hanya bisa terdiam.
“Aku sudah memberitahumu berkali-kali, aku jauh lebih sensitif daripada yang terlihat.” Akui Tuan Nam. Jin Hyuk bertanya apakah Tuan Nam  sudah makan.
“Perutku akan meledak ... maksudku.. Aku tak berselera makan.” Akui Tuan Nam
“Pasti sudah makan banyak, melihat kau tak berselera.” Ejek Soo Hyun. Tuan Nam pikir karena ada di laut jadi dibolehkan untuk makan makanan yang enak.
“Aku lapar, Ahjussi” ungkap Soo Hyun. Tuan Nam memberitahu kalau  Restoran itu membuat sup ikan pedas terbaik. Ketiganya akhirnya tertawa. 


Woo Suk melihat dress bunga-bunga yang digantung, pegawai bertanya apakah Woo Suk melihatnya. Woo Suk pikir dress itu bagus jadi akan membelinya. Pegawai meminta maaf tak bisa karena orang lain sudah memesan gaun itu.
Tiba-tiba Woo Suk memilih semua dress yang ada disekelilingnya,  lalu bertanya apa ukuran yang dipakai pegawai itu. Si pegawai pikir wanita itu badanya sama ukuran denganya.
“Aku ingin semua yang kupilih sesuai ukuranmu, dan kau bisa mengambilnya. Lalu untuk gaun ini kau bisa berikan untukku. Katakan saja pada orang yang pesan, ada orang gila  yang mencurinya, Bahkan Kau dapat memakai namaku jika mau.” Ucap Woo Suk memberikan kartu kreditnya.
“Ini permintaan yang sulit.. Tapi Aku akan menyiapkannya.” Kata si pegawai akhirnya menerima kartu Woo Suk. 

Akhirnya Woo Suk membawa gaun yang diinginkanya dan menaruh didalam mobil, lalu ingin menelp Soo Hyun tapi terlihat ragu. Akhirnya Ia menelp Sek Jung yang sedang ada di tempat penyewaan komik. Sek Jung dengan wajah malas memberitahu kalau Soo Hyun  tak ada di Seoul sekarang.
“Apa dia Sedang dalam perjalanan bisnis?” tanya Woo Hyun
“Aku tak yakin kalau itu kata yang tepat untuk menggambarkannya. Lukisan yang seharusnya kami terima  untuk hotel di Sokcho tiba-tiba dibatalkan. Jadi dia melanjutkan pengintaian ke studio Pelukis Jang” ucap Sek Jwang sinis
“Seperti ada sesuatu memberitahuku, ibumu ada hubungannya dengan ini. Tapi Jika tidak, aku minta maaf.” Ucap Sek Jung sinis. Woo Suk kaget ingin tahu keberadaan Soo Hyun.
“Berkat ibumu,  dia mungkin bingung menunggu di hotel yang belum dibuka.” Kata Sek Jung

Ketika berjalan di tepi pantai, Tuan Nam mengajak Soo Hyun untu bermain pasir karena mereka sering memainkannya ketika Soo Hyun kecil lalu berpikir pasti  khawatir orang-orang mungkin mengenalinya.
“Tidak masalah... Tidak ada yang tertarik pada kita.”ucap Soo Hyun. Tuan Nam terlihat kaget.
“Jadi kalian saja yang harus bermain, karena Lututku sakit hari ini.” Ucap Tuan Nam. Soo Hyun langsung mengajak untuk kembali ke hotel saja.
“Aku akan main dengan CEO, Aku dikenal sebagai Si Penggali dari Hongjae-dong.” Kata Jin Hyuk penuh semangat

Akhirnya mereka bermain pasir dengan menancapkan tusuk sate dibagian tengah dan siap yang menjatuhkan akan kalah. Tuan Nam melihat dari kejauhan, seperti Jin Hyuk bisa meleburkan suasana dengan Soo Hyun yang agak sedikit dingin.
“Hei, bagaimana kabar Soo Hyun?” tanya Tuan Cha di telp. Tuan Nam melihat Soo Hyun baik-baik saja.
“Kau harus menghiburnya. Dia lebih membutuhkanmu daripada aku  setiap kali dia menangis.” Kata Tuan Cha. Tuan Nam sudah tahu.
Jin Hyuk dan Soo Hyun terlihat seperti pasangan yang berusaha untuk saling mengalahkan. Wajah Soo Hyun terlihat sangat bahagia dan bisa tertawa.
“Sepertinya, sekarang aku tak harus lagi menjadi orang yang menghiburnya  setiap kali dia menangis.. Aku merasa sangat lega.” Ungkap Tuan Nam melihat Soo Hyun bisa tertawa dengan Jin Hyuk.
Jin Hyuk bisa memenangkan games pertama karena Soo Hyun menjatuhkan tusuk sate. Soo Hyun memohon agar bisa mengulangi sekali lagi, karena tak mau kalah. Jin Hyuk awalnya menolak tapi akhirnya mengalah untuk bermain lagi.
Soo Hyun mencoba untuk menang, tapi tetap saja tusuk sate jatuh saat sedang mengambil tanah dengan tanganya. Jin Hyuk pun menang untuk kedua kalinya. Keduanya tertawa bersama. 


Di dalam kedai siput
Dae Chan sibuk membawakan pesanan pada pelanggan cafenya, Semenatra Jin Myung sibuk mencatat sesuatu di depan meja kasir. Dae Cha mengeluh kalau Jin Myung itu bemalas-malasan bukan belajar. Jin Myung mengaku sdang mencari tahu arus di cafe Dae Chan.
“Kau membutuhkan menu sampingan. Menu Siput bulan tak cukup.” Komentar Jin Myung. Dae Chan tak peduli menyuruh Jin Myung cuci piring saja.
“Aku selalu melayani tentara di dapur.” Keluh Jin Myung, Dae Chan menegaskan kalau saat itu semua orang memulainya.
“Kita harus melanggar kebiasaan seperti itu.” Ucap Jin Myung. Dae Chan menyuruh Jin Myung keluar saja. Akhirnya Jin Myung menurut akan mencuci piring. 

Hye In datang menyapa Jin Myung, Wajah Jin Myung terlihat bahagia memanggil Hye In sebagi Dewinya. Hye In senang melihat Jin Myung Sudah keluar dari wamil. Jin Myung menganguk dan membahas Hye In yang bekerja dengan kakaknya.
“Apa Dia tak memberitahumu informasi penting ini?” ucap Jin Myung kesal. Lalu Hye In bertanya dimana kakaknya
“Dia sedang dalam perjalanan bisnis. Apa kau yakin kalian berdua bekerja di perusahaan yang sama?” kata Jin Myung
“Ini akhir pekan. Perjalanan bisnis apa?” tanya Hye In. Jin Myung merasa kalau Baunya amis berpikir kakaknya punya pacar
“Jin Hyuk berkencan dengan buku di perpustakaan.” Kata Dae Chan yakin. Hye In ingin tahu apakah Dae Chan tak tahu kemana Jin Hyuk pergi
“Tidak. Dia sudah dewasa. Siapa yang peduli kemana dia pergi?” kata Dae Chan dan mengoda Hye In dengan menawarkan bir.
Hye In langsung menolakn dan mengajak Jin Myung minum lain kali. Jin Myung heran melihat Hye In langsung pergi begitu saja. Hye In mengaku  hanya lewat lalu pamit pergi. Jin Myung pun melambaikan tangan.
“Apa ini? Dia harus meningkatkan penjualanku jika dia datang jauh-jauh ke sini.” Kata Dae Chan
“Maka dari itu, dia harus mentraktirku... Ngomong-ngomong, dia makin cantik.” Bisik Jin Myung. Dae Chan marah menyuruh Jin Myung keluar saja. Jin Myun bergegas mencuci piring. 



Tuan Nam mengantar koper Soo Hyun sampai ke kamar meminta agar ikut saja ke Seoul dengannya. Soo Hyun pikir Pelukis Jang sedang tidak dalam perjalanan bisnis tapi ia yang sedang dihindari jadi akan pergi besok dan pada hari Senin juga.
“Aku akan tetap bersamamu.”kata Tuan Nam. Soo Hyun tahu kalau  besok  ulang tahun kematian ayah Tuan Nam .
“Aku yakin kau belum menyiapkan apapun. Aku sudah memesan makanan untuk upacara pemakaman. Dan Ini akan dikirimkan ke rumahmu Kata Soo Hyun. Tuan Nam tak percaya kalau Soo Hyun sudah melakukanya.
“Kalau begitu, haruskah aku tinggal ... Ah...kurasa tak boleh begitu.” Ucap Jin Hyuk melihat tatapan Tuan Nam seperti melarangnya.
“Aku baik-baik saja. Bahkan Aku bersenang-senang sepanjang hari ini.” Ucap Soo Hyun menyakinkan. Tuan Nam mengambil obat tidur daritangan Soo Hyun
“Kau harus meninggalkan itu bersamaku.” Kata Soo Hyun memohon. Tuan Nam yakin Soo Hyun akan tidur nyenyak malam ini karena mereka tadi bermain dengannya.
“Kau harus berhenti minum pil tidur.” Kata Tuan Nam. Soo Hyun mengaku  sangat membutuhkan itu.
 Apa tak ada radio di sini? CEO.. Kau harus mencoba mengunduh aplikasi radio. Mereka akan memainkan banyak musik yang bagus.” Saran Jin Hyuk yang terlihat khawatir.
“Aku punya satu miliar hal yang harus dilakukan. Dan Aku menunda pekerjaan hari ini. Jadi Kalian harus segera pergi.” Ucap Soo Hyun. Tuan Nam akhirnya hanya menaruh satu pil diatas meja lalu bergegas pergi. 


Jin Hyuk didalam mobil terlihat gelisah, Tuan Nam menyuruh Jin Hyuk agar mengmbil penutup mata karena Perjalanan mereka masih panjang. Jin Hyuk pikir kalau ia saja yang menyetir dan mereka bisa berhenti di rest area.
“Kau menyetir dalam perjalanan kesini, jadi Kau harus pulang dengan nyaman.”kata Tuan Nam. Jin Hyuk pun terdiam dengan wajah gelisah.
“Dia akan baik-baik saja... Dia terbiasa menghabiskan waktu sendirian sejak remaja.” Cerita Tuan Nam mengetahui Jin Hyuk mengkhawatirkan Soo Hyun.
“Apa dia menghabiskan waktu atau dia hanya melewatinya?” kata Jin Hyuk khawatir. Tuan Nam tak bisa berkata-kata. Jin Hyuk lalu melihat kalau  Di luar sangat gelap.

Woo Suk akhirnya kembali kerumah membaringkan tubuhnya di sofa sambil mengingat yang dikatakan Sek Jung.
“Kau tak akan ke hotel Sokcho, kan? Mungkin kelewatan, tapi biarkan aku mengatakan ini. Jika kau tak bisa  melindunginya, tolong jangan tanya bagaimana keadaannya.”
Jin Hyuk sudah masuk kamar,  Jin Myung masuk mengajak kaaknya makan ramyeon bersama. Jin Hyuk tak percaya kalau adiknya akan makan jam 3 pagi. Jin Myung memberitahu kalau melayani restoran siput bulan sampai jam 2 pagi.
“Itu lebih tangguh daripada di tentara. Jadi Ayo makan ramyeon.” Ajak Ji Myung. Jin Hyuk sangat lelah menyuruh adiknya untuk tidur saja.

Jin Hyuk akhirnya menyalakan radio sebagai pengantar tidurnya, suara penyiar terdengar lembut.
“Ini cerita yang dikirim oleh 3927... Ya Benar. Semakin kesepian saat kau sendirian  sesudah bermain dengan teman-teman. Pendengar 3927 mengatakan, ini adalah pertama kalinya dia mengirimkan sebuah cerita. Inilah lagu yang di minta... Cobalah membujuk kesendirianmu dengan kerinduan. Ini adalah "Si Llego a Besarte" milik Omara Portuondo.”
Jin Hyuk terbangun dan  tahu kalau itu adalah Soo Hyun karena lagu itu yang diputar saat melihat matahari terbenam di Cuba. 


Soo Hyun belum tidur melihat foto dirinya dan buku yang diberikan oleh Jin Hyuk berjudul "Aku Melihatmu Saat Aku Memandang Bunga" lalu membaca puisi yang berjudul "Kerinduan"
"Ada jalan yang ingin kuambi, Ketika aku diberitahu untuk tidak, Ada orang yang ingin kutemui, Ketika kita sepakat untuk tidak, Banyak hal yang ingin kulakukan, Ketika aku diberitahu untuk tidak, Itu adalah hidup dan kerinduan, Itu dirimu..."
Ponselnya terlihat mendengarkan radio. 

Jin Hyuk sudah mengunakan jaketnya mengedor pintu rumah Dae Chan berteriak meminta agar bangun. Dae Chan seperti dalam mimpi bangun langsung menyapa pelangganya. Jin Hyuk terus mengedor pintu meminta Dae Chan agar bangun
“Hyung.... Pinjami aku mobil.” Ucap Jin Hyuk. Dae Chan bingung apakah selarut ini dan berpikir kalau mobil ayah Jin Hyuk rusak.
“Tidak, aku harus pergi ke suatu tempat.” Kata Jin Hyuk bergegas masuk rumah mengambil kunci mobil.
“Kau Mau kemana? Dasar gila... Hei! Bawa kembali besok pagi. Aku harus beli bahan makanan” teriak Dae Chan.
Jin Hyuk yang belum tidur mengemudikan mobil bak terbuka milik Dae Chan. 


Soo Hyun tertidur pulas disofa. Jin Hyuk akhirnya sampai di depan pintu kamar hotel dan terlihat gugup, lalu akhirnya menekan bel kamar. Soo Hyun terbangun, Jin Hyun seperti tak enak hati kalau membangunkan Soo Hyun. Soo Hyun melihat dari depan pintu kaget melihat Jin Hyun datang.
“Kim Jin Hyuk... kenapa kau datang kembali?” tanya Soo Hyun kaget.
“Aku tahu restoran haejangguk yang enak di dekat sini, tapi aku tak bisa pergi kemarin. “ucap Jin Hyun dengan cepat.
“Tapi kau pasti lelah. Apa kau datang jauh-jauh ke sini  hanya untuk memakan itu?” kata Soo Hyun heran
“Kau akan mengerti begitu sudah mencicipinya Ini Lezatnya luar biasa.” Ucap Jin Hyuk menyakinkan, keduanya tiba-tiba terlihat canggung.
“Aku akan mencicipinya. Untuk melihat apa aku bisa mengerti atau tidak.” Ucap Soo Hyun
“Enaknya bukan main. Kau mungkin ingin dua mangkuk begitu mencicipinya.” Ucap Jin Hyuk dengan senyuman lebar. 


Jin Hyuk mengunci pintu mobil baknya lalu mengajak Soo Hyun untuk naik mobilnya. Soo Hyun mengajak naik mobil truk saja, Jin Hyuk pikir  Truk ini tak nyaman dan tak akan menjadi perjalanan yang menyenangkan. Soo Hyun mengaku ingin mencoba menaikinya.
“Baikah... Lakukan saja apa yang kau inginkan.”kata Jin Hyuk lalu membuka pintu untuk Soo Hyun
Soo Hyun mencoba untuk naik, Jin Hyuk memberikan tanganya agar Soo Hyun bisa berpegangan padanya. Soo Hyun pun memegang lengan Jin Hyun untuk naik ke dalam truk. Saat truk keluar dari hotel, Mobil Woo Suk masuk dalam hotel.
Woo Suk pergi ke bagian receptionis yang mencoba menelp kamarnya, tapi tak ada yang mengangkat. Pegawai itu pikir kalau CEO Han sedang kelaur. Woo Suk terlihat kecewa. 

Keduanya makan di restoran, Soo Hyun mengaku Tidak cukup baik untuk mengerti apa yang dimaksud ucapan Jin Hyuk kalau rasanya enak. Jin Hyuk pikir ini pertama kalau Soo Hyun makan itu had seharusnya lebih baru  daripada ramyeon.
“Aku sudah mencobanya dengan  Sek Jang dengan soju. Kupikir tempat di Euljiro sedikit lebih enak.” Komentar Soo Hyu n
“Itu menyakiti harga diriku ketika ada restoran yang lebih baik daripada yang kupikirkan. Apa Mereka benar-benar membuat irisan daging babi seperti tempat ini?” kata Jin Hyuk.
“Ya. Bahkan lebih berair dan kenyal”komentar Soo Hyun. Jin Hyuk terihat kecewa.
“Kim Jin Hyuk... Aku menghargai ini, tapi kenapa kau datang lagi kesini?” tanya Soo Hyun.
“Aku mendengar musik yang indah dan itu membangunkanku dalam tidur. Musik yang kita dengarkan bersama diputar di radio.” Ungkap Jin Hyuk. Soo Hyun mencoba mengalihkan pembicaran dengan berkomentar Kaldunya terasa lebih enak di tempat ini.
“CEO ... Kita, ... hubungan seperti apa yang kita miliki?” tanya Jin Hyuk memberanikan diri.
“Kita...Kau dan aku sebatas bos dan karyawan.” Ucap Soo Hyun. Jin Hyuk mengau juga memikirkannya dalam perjalanan ke sini.

“Kenapa aku datang jauh-jauh ke sini untuk berjumpa dengan CEO perusahaanku? Aku dibesarkan sebagai putra yang bertanggung jawab  dan aku menjadi dewasa sesudah wamil. Tapi kenapa aku bergegas menemuimu? Hubungan kita tampak sedikit tak jelas.” Kata Jin Hyuk,
“Kim Jin Hyuk... Kata-katamu ...” kata Soo Hyun gugup.
“Aku datang karena rindu... Aku ingin melihatmu.” Akui Jin Hyuk.Soo Hyun terdiam mendengarnya.
"Ada jalan yang ingin kuambil ketika aku diberitahu untuk tidak, Itulah hidup .dan kerinduan Itulah dirimu"
“Itulah sebabnya aku datang.” Ucap Jin Hyuk, Soo Hyun menatap Jin Hyuk dengan mata berkaca-kaca.
Bersambung ke episode 4

 Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar