PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 12 Desember 2018

Sinopsis Fluttering Warning Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBN

Yoo Jung akhirnya terbentur di dinding dan kaget melihat Woo Hyun datang berpikir akan bertemu dengan Hye Joo, Hye Joo langsung merangkul lengan Woo Hyun sengaja membuat Hye Joo agar percaya dengan ucapanya. Woo Hyun berusaha melepaskan.
Saat itu Sung Hoon datang melihat Hye Joo merangkul lengan Woo Hyun dan langsung memberikan pukulan diwajahnya. Woo Hyun terjatuh, Yoo Jung ingin melihatnya tapi Hye Joo mendorongnya agar menjauh. Akhirnya Sung Hoon menarik Yoo Jung keluar dari ruangan.
“Kang Hye Joo, hentikanlah... Berbuat seperti ini takkan mengubah apapun.” Ucap Woo Hyun memperingati lalu melangkah pergi. Hye Joo hanya diam saja.

Yoo Jung terus diajak berlari dengan Sung Hoon keluar dari ruangan, Sung Hoon mengaku tak sanggup melihatnya lagi. Yoo Jung membela kalau bukan seperti itu  yang dilihat.  Sung Hoon tak peduli tetap mengajaknya pergi. Saat itu Woo Hyun keluar mencari Yoo Jung tapi tak menemukanya. 
Reporter Nam berbicara ditelp, setelah itu duduk didepan CEO Han. Tapi CEO Han menerima telp dari Joo Won dan kaget mengetahui tentang Yoo Jung lalu mengatakan akan menelp lagi nanti.  Reporter Joo ingin tahu apakah terjadi esuatu.
“Kang Hye Joo akan berbuat sejauh apa sampai bertindak seperti itu?”keluh CEO Han kesal
“Apa Kang Hye Joo membuat masalah lagi?” tanya Reporter Joo, CEO Han pikir seperti itu.
“CEO, Apa perlu kuselidiki riwayat Kang Hye Joo?” ucap Reporter Nam
“ Apa Kau akan baik saja? Kang Hye Joo bukan wanita normal.” Ucap CEO Han
“Aku tak sampai sejauh ini, hanya dengan diam saja jadi Akan kucoba.” Kata Reporter Nam. CEO Han mengucapkan berterima kasih.
“Aku harus pergi menemui Yoo Jung.” Kata CEO Han. Reporter Joo terlihat sangat serius. 

Pegawai bertemu dengan pelanggan baru, Perawat lain memberitahu ada pekerja baru yaitu Perawat Kim Eun Hye. Istri Dokter Ahn pun menyapa pegawai barunya. Dokter Ahn mengeluh kalaru merasa Capek sekali dan Badannya kaku jadi terasa sakit.
“Direktur Ahn, hari ini kau hanya menangani lima pasien.” Sindir Istrinya. Dokter Ahn tak yakin karena menurutnya lima puluh orang. Istrinya langsung menatap sinis. Dokter Ahn mengaku kalau Cuma bercanda.
Saat itu Seorang pria masuk ke dalam gedung, tak percaya kalau mereka  masih menjalankan usaha karena Pemilik gedung bilang sudah kosong. Dokter Ah binggung karena gedungnya dibilang kosong.
“Aku sudah selesai berunding dengan pemilik gedung. Mereka penyewa baru.” Ucap si pria menunjuk sepasang pria dan wanita melihatnya.
“Kami belum dengar soal itu dan saat ini masih menjalankan usaha.”  Dokter Ahn.
“Tapi Kami sudah selesai berunding.” Ucap si pria. Dokter Ahn tak peduli mendorong mereka agar keluar dari gedungnya karena harus menjalankan usahanya.
“Apa kita benar-benar harus pergi?” tanya Istri Dokter Ahn panik.
“Pergi apanya? Di kontrak masih satu tahun lagi. Biar mereka menempuh jalur hukum!” kata Dokter Ahn. Istrinya tak yakin dengan hukum.
“Bagi kalangan yang di bawah percuma saja. Kalau pemilik gedung menggunakan kekuatannya, kau pikir kita bisa menghentikannya? Kalau kau tak bisa, aku akan memberitahunya.” Ucap Istri Dokter Ahn. Dokter Ahn melarang.
“Aku yang akan memberitahunya.” Kata Dokter Ahn menyakinkan. 


Reporter Nam membawa makanan, Reporter Joo sibuk mengambil foto dari rumah Hye Joo.  Reporter Nam mengeluh karena bekerja tanpa makan dan mereka harus makan lalu memberikan burger walaupun usdah mengantri satu jam membelinya.
“Kau sangat berterima kasih, kan?” kata Reporter Nam ingin dipuji tapi Reporter Joo seperti tak peduli.
“Bagaimana situasi saat ini?” tanya Reporter Nam, Reporter Joo mengaku Belum banyak yang terjadi.
“Tapi ada yang mencurigakan dari Kanghan Group... Ada yang tak beres dengan mereka. Kalau aku dapat membongkarnya,maka akan jadi terobosan besar dalam sepuluh tahun karier reporterku.” Ucap Reporter Joo yakin
“Sunbae. Di mata kami, kau legenda... Kau panutan kami” puji Reporter Nam. Reporter Nam mengeluh juniornya itu bicara manis sekali.
Sambil makan Reporter Joo menerima telp, lalu dibuat kaget seperti ulah dari Reporter Park. Reporter Nam pun terlihat marah . 


CEO Han masuk ke dalam rumah memastikan Yoo Jung baik-baik saja. Wajah Yoo Jung terlihat pucat dan memastika kalau Yoo Jung  tak bisa benar-benar mengakhiri hubungannya dengan Cha Woo Hyun. Yoo Jung hanya bisa diam.
“Kang Hye Joo dapat menghancurkanmu dan Yoojeong Entertainment dalam sekejap mata.” Tegas CEO Han
“Apa Kita sangat tak berdaya? Apa kita harus diam dan menderita gara-gara mereka?” ucap Yoo Jung marah
“Mereka memiliki dunia mereka sendiri. Kalau mereka sudah memutuskan, mereka dapat mengendalikan orang seperti kita, Yoo Jung.” Jelas CEO Han. Yoo Jung tak mengerti maksud ucapan CEO Han.
Yoo Jung... Kita lupakan saja semuanya. Lupakan Cha Woo Hyun, Kang Hye Joo, dan hidup bahagia hanya memikirkan pekerjaan seperti dulu lagi, Yoo Jung.” Pinta CEO Han.
Saat itu Reporter Joo menelp, seperti memberitahu sesuatu. CEO Han menatap Yoo Jung dan mengatakan kalau akan bicara di kantornya. 


Yoo Jung memikikan kejadian saat di tempat pemotretan, Hye Joo yang merangkul lengan Woo Hyun, walupun Woo Hyun yang menolaknya lalu Sung Hoon yang memukulnya lalu menariknya pergi tapi Woo Hyun hanya diam menatapnya tanpa mengejarnya.
Woo Hyun juga tak bisa tidur memikirkan saat Yoo Jung ditarik pergi oleh Sung Hoon didepan matanya. Keduanya seperti gelisah dengan keadaan masing-masing dan kehilangan rasa percaya satu sama lain. Woo Hyu pun tetap duduk dalam kamarnya, tanpa sadar matahari sudah terbit. 


[Klinik Dermatologi dan Bedah Plastik VIP]
Di ruang receptionist, Istri Dokter Ahn terlihat gelisah. Woo Hyun masuk kantor tanpa tidur, Istri Dokter Ahn menyapanya. Dokter Ahn pun keluar ruangan. Istrinya menyuruh agar suaminya masuk dan memberitahu Woo Hyun. Dokter Ahn terlihat gugup dan berpikir harus ke toilet.
“Dasar! Kita bisa gawat kalau terus seperti ini!.. Cepat masuk sana.” Ucap Istri Dokter Ahn. Istrinya akan ikut juga.  Dokter Ahn menegaskan kalau bisa sendiri. Istrinya pun membuka pintu dan langsung mendorongnya masuk ke ruangan Woo Hyun.
“Ada apa?” tanya Woo Hyun melihat Dokter Ahn yang gugup malah memainkan tempat penanya.
“Itu... sepertinya klinik kita akan tutup... Bagaimana ini?” ucap Dokter Ahn. Woo Hyun binggung karena tiba-tiba harus tutup.
“Kita dapat pemberitahuan Pengusiran dan pemilik gedung terus menelepon dan menaikkan sewanya.” Akui Dokter Ahn. Woo Hyun kaget dan mengeluh karena tak memberitahunya.
“Aku tahu kau sedang dalam kesulitan. Aku tadinya berusaha menyelesaikannya sendiri, tapi aku tak bisa menyelesaikannya.” Ucap Dokter Ahn.
“Baik, aku mengerti... Aku akan mengurusnya.” Ucap Woo Hyun menahan emosinya. Dokter Ahn meminta maaf pada Woo Hyun merasa tak berguna.
“Itu tak benar, hyung... Ini... masalah yang harus kuselesaikan.” Ucap Woo Hyun.



Yoo Jung tak bisa tidur seperti demam dan tubuhnya lemah, Saat itu Joo Won menekan bel tapi tak ada yang membuka pintunya, akhirnya menelp So Ra karena Yoo Jung tak menjawab telp dan membuka pintu jadi meminta agar memberitahu password rumah.
“Ya, So Ra. Aku sudah masuk... Apa Kamar di sebelah kiri TV?” ucap Joo Won lalu mengedor pintu kamar Yoo Jung.
“Yoo Jung, kau terlambat berangkat syuting.... Yoo Jung! Apa ada masalah?” teriak Joo Won panik mengedor-gedor pintu tapi Yoo Jung sangat lemah tak bisa bangun dari tempat tidur.

CEO Han berbicara di telp membahas  syuting iklan Yoo Jung dan akan menjadwalkan kembali. So Ra masuk dengan wajah panik, CEO Han meminta So Ra agar diam dulu lalu kembali berbicara ditelp. So Ra makin panik karena tak bisa menunggu lebih lama.
“Kau tahu Yoo Jeong sangat menyukai gaun-gaunmu. Terima kasih. Aku akan bertanggung jawab dan mengatur jadwal syutingnya.” Ucap CEO Han kembali berbicara ditelp
“Ada apa?” taya CEO Han setelah dan menutup telpnya. So Ra meberitahu kalau Yoo Jung pingsan. CEO Han kaget dan bertanya kenapa bisa pingsan.
“Dia sakit sampai tak bisa bergerak. Demamnya sangat tinggi.” Cerita So Ra.
“Apa Kau tak memanggil ambulans atau pergi ke rumah sakit?!” tanya CEO Han.
“Yoo Jung Eonni bilang tak usah.” Ucap So Ra. CEO Han pun meminta So Ra akan menemui Yoo Jung lebih dulu. So Ra menganguk mengerti.
CEO Han sibuk menelp Sutradara membahas tentang Yoo Jung, kalau sedang sakit dan saat ini sedang diinfus jadi tak bisa syuting. Ia pikir kalau adegannya Yoo Jung penting jadi kondisinya harus baik saat syuting dan meminta agar memakluminya.
“Kenapa kejadian datang bertubi-tubi? Bagaimana ini bisa terjadi?” ucap CEO Han pusing sendiri. 


Hye Joo mengucapkan terima kasih pada Tuan Kang yang mau menemuinya, karena ada yang ingin dikatakan. Ketua Kang bertanya tentang apa. Hye Joo tahu Ketua Cha sedang memilih penerus Choego Group, antara Cha Woo Hyun dan Cha Seo Hyun.
“Berbeda pendapat dengan ketua, kau mendukung Cha Se Hyun. Benar, kan?” ucap Hye Joo. Tuan Kang mengaku tak paham maksudnya.
“Kepala Kang, kuharap kau ingat kata-kataku. Apa Kau pikir aku takkan bisa menikah dengan Woo Hyun? Woo Hyun sekarang adalah orangku, jadi Pilih pihakmu dengan baik.” Ucap Hye Joo. Tuan Kang terlihat binggung.
“Kepala Direktur Lee dan Ketua Cha tak bisa mengalahkan ayahku, ketua Kanghan Group atau aku, dan Aku mempertaruhkan nyawaku. Jadi kepala Kang, bergabunglah bersamaku... Segera tarik investasimu di Yoojeong Entertainment.” Kata Hye Joo. Tuan Kang makin kaget. 


CEO Han masih berbicara di telp saat Reporter Joo datang. Reporter Joo memberitahu kalau CEO Han  kalau mereka punya peluang yaitu Peluang untuk membalas Kanghan Group. CEO Han ingin tahu apa itu seperti tak sabar.
“Aku dapat informasi.” Ucap Reporter Joo, CEO Han memastikan kalau Reporter Joo yakin dengan hal itu.
“Tentu. Reporter Park sejak dulu terkenal menerima suap untuk menulis artikel. Aku tak bisa bertindak karena tak ada bukti kuat. Jadi Aku sangat yakin soal ini, CEO.” Kata Reporter Joo yakin.
“Kang Hye Joo bukan lawan yang mudah, jadi Kita harus berhati-hati.” Kata CEO Han. Reporter Joo menganguk setuju. CEO Han pun memikirkan darimana memulainya. 

Hye Joo masuk kedalam ruangan Woo Hyun tanpa peduli dengan sekeliling klinik. Dokter Ahn dan istrinya binggung ingin melihat apa yang terjadi didalam ruangan. Hye Joo mengaku Hari ini datang sebagai pasien lalu berkomentar kalau Yoon Yoo Jung lebih kasar dari dugaanya.
“Kang Hye Joo... Apapun yang kau akan lakukan, tolong hentikan sekarang.” Ucap Woo Hyun.
"Woo Hyun... Kau harus berhenti dan Cukup itu saja.” Balas Hye Joo. Akhirnya Woo Hyun membuka pintu ruanganya.
“Maaf, ada pelanggan yang akan keluar.” Kata Woo Hyun yang dianggap seperti mengusir. Hye Joo sangat marah akhirnya keluar dengan wajah sinis. Suasana terlihat tegang. 

Dokter Ahn bertanya-tanya Suasana macam apa ini dan berpikir kalau wanita itu tak bisa masuk ke klinik lagi.  Tapi Istrinya malah berkomentar kalau Hye Joo itu sering datang. Dokter Ahn pikir istrinya tak tahu  dengan situasi Woo Hyun saat ini.
“Apa Kau tak tahu situasi kita saat ini? Dia pasien VIP termahal kita.” Ucap Istri Dokter Ahn.
“Dia tetap tak boleh datang kalau membuat Woo Hyun tak nyaman. Walau pasien VIP.” Tegas Dokter Ahn.
“Apa Kau punya satu miliar?” tanya Istrinya, Dokter Ahn mengaku tak punya.
“Maka kau harus mendapatkannya... Kalau begitu kita harus mendapatkan banyak anggota VIP, kan?” ucap Istrinya. Dokter Ahn mengaku kalau itu memang harus dilakukan.
“Dan orang itu anggota VIP.” Kata Istri Dokter Ahn, tapi Dokter Ahn tak setuju kalau Hye Joo datang.
Istri Dokter Ahn dengan geram kembali bertanya apakah memiliki uang 1 milliar, Dokter Ahn mengeleng dan Istri menegaskan kalau Hye Joo itu adalah anggot VIP mereka. Dokter Ahn tetap tak ingin Hye Joo masuk ke dalam klinik.
“Kita ulangi dari awal lagi?!” ucap Istri Ahn menahan amarah, Dokter Ahn pikir tak perlu karena membuatnya binggung.
“Tak bisa begini. Bagaimana ini? Aku tak tahan lagi. Aku harus memastikan dia tak bisa bertemu Woo Hyun, tapi...” kata Dokter Ahn bingung. Istrinya tak bisa menahan amarah menyuruh suaminya agar berpikir ditempat yang lain. 


Woo Hyun terlihat gelisah dalam mobil akhirnya mencoba menelp Yoo Jung tapi ponsel Yoo Jung tergeletak dikamar, sementara pemiliknya tak ada dikamar.  Akhirnya Woo Hyun memilih untuk turun dari mobil, Yoo Jung masuk kamar melihat ada 1 Panggilan tak terjawab dan itu dari Woo Hyun, lalu kembali menelpnya, tapi ponsel Woo Hyun tertinggal di dalam mobil. 

Seong Ho masih tak percaya kaalu Kekuasaan Choego Group di media melampaui dugaannya karena  tak seorangpun tertarik. Woo Hyun pikir  satu-satunya cara adalah menciptakan masalah dari dalam. Seong Ho pikir Itu takkan mudah.
“Ini karena hampir tak mungkin mengacaukan sistem internal bisnis terbaik di industri ini.” Tapi bila ada yang membayangi Ketua Cha, kurasa memungkinkan... Ah... Tidak, ini berbahaya untukmu.” Kata Seong Hoo. Woo Hyun tak berkata-kata
“Ahh.. Benar. Direktur Kang Hye Joo datang menemuiku. Tapi Jangan khawatir. Dia hanya ingin tahu yang sedang kita kerjakan.” Ucap Seong Hoo, tapi Woo Hyun terlihat sangat khawatir. 

Yoo Jung duduk diam dalam kamarnya lalu melihat cincin yang masih disimpanya. Ia teringat kembali saat pertemuan dengan ayahnya yang diajak oleh ayahnya. Tuan Yoon menanyakan kabar anaknya.
“Bukankah kita sudah sepakat untuk tak bertemu selama sisa hidup kita?” ucap Yoo Jung sinis.
Yoo Jung terlihat sangat frustasi dengan hubungan ayahnya. 

Woo Hyun duduk di dalam  kamarnya teringat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Se Hyun membakar kertas diruang bawah tanah, tapi malah membuat api menyambar ke sekeliling ruangan. Se Hyun panik berteriak meminta tolong, Woo Hyun datang menolong meminta agar meraih tanganya untuk bisa bangun, tapi Se Hyun terlihat tak bisa meraihnya.
“ Hyung, raih tanganku!”ucap Woo Hyun kembali dan Se Hyun pun meraih tangan adiknya, tapi malah mereka kembali terjebak dengan api ada didepan mereka.
Saat itu Nyonya Goo masuk ruangan, Keduanya meminta tolong. Tapi Nyonya Goo malah menarik Se Hyun untuk pergi, Woo Hyun meminta agar ditolong tapi Nyonya Goo tak peduli walaupun Se Hyun memohon. Woo Hyun ketakutan hanya bisa menangis.
Tuan Yoon sebagai pemadam kebakaran datang menolong, Woo Hyun yang pingsan mencoba disadarka dengan memberikan alat bantu oksigen. Saat itu Woo Hyun menarik kalung milik Tuan Yoon yang menyelamatnya.
Setelah itu Tuan Yoon jatuh lemas melihat istrinya yang sudah meninggal disaat bertugas. Yoo Jung pun karena Ayahnya abru datang dan menurutnya kalau sang ayah datang lebih dulu maka ibunya bisa selamat. Tuan Yoon seperti sangat menyesal.
Saat itu Woo Hyun dengan botol infusnya melihat Tuan Yoon yang kehilangan istrinya saat sedang menolaknya. 
Yoo Jung duduk didalam mobil melihat ayahnya yang sedang duduk sendiri sambil minum Soju, air matanya tak bisa ditahan.
“Aku sedang menderita. Tapi tak ada tempat untuk bersandar. Ayah.. Aku harus bagaimana?” gumam Yoo Jung menangis.  Tuan Yoon pun tak sadar kalau anaknya melihat dari depan toko.

Bersambung ke part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar