PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 27 Desember 2018

Sinopsis Mama Fairy and the Woodcutter Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Ok Nam memandang lain, saat itu suaminya datang ingin tahu  kenapa ada diluar. Kim Geum dimasa lalu ternyata menjadi suami Ok Nam, tiba-tiba memeluk istrinya dari belakang. Ok Nam bertanya ada apa dengan suaminya itu.
“Aku merasa kau akan meninggalkanku dan pergi jauh.” Ucap Kim Geum 

Geum melakukan hal yang sama di masa lalu memeluk Ok Nam dari belakang. Ok Nam bingung bertanya ada apa dengan Geum yang memeluknya.  Geum mengaku tak tahu karena  hanya merasa Ok Nam akan meninggalkannya. Saat itu si paman pemilik toko berteriak kalau punya stok dasi luar biasa.
“Apa yang terjadi? Sekarang dia mirip wanita muda dan pasangan kekasih... Wah.. Aku bahkan menjual legging kepada nenek-nenek di panti jompo... Ini tidak boleh membuatku menyerah.” Ucap si paman binggung karena melihat Ok Nam yang terlihat muda. 

Geum duduk ditaman dengan wajah gugup, meminta maaf karena membuatnya terkejut. Ok Nam bertanya Apa terjadi sesuatu. Geum mengaku tak juga, tapi Entah kenapa berpikir tadi Ok Nam akan pergi.
“Apa Kau cemas aku akan pergi tanpa membayar bajunya?” ucap Ok Nam polos. Geum bingung lalu mengaku bukan seperti itu.
“Lagi pula, uangku cukup untuk membayarnya.” Kata Geum. Ok Nam mengejek kalau Sepertinya tidak begitu.
“Aku hendak membayar bajunya.” Kata Geum. Ok Nam mengejek kalau Geun yang mengikat tali sepatu saat berada di kasir
“Kau butuh waktu lama untuk melakukannya.” Ucap Ok Nam. Geum tak percaya mendengarnya.
“Aku hanya bercanda. Sulit kupercaya kau begitu serius.” Ejek Ok Nam, Geum tak percaya mengeluh kalau Ok Nam itu menyebalkan.


Yi Hyun mengeluh kepalanya pusing, dan berpikir Mungkin seharusnya membeli kopi dari Nona Cho karena ingin minum kopi. Ia lalu melihat surat diatas meja dan "Lembaga Penelitian Mikrobiologi" dan wajahnya tegang melihat surat dari "Katedral Yesan"
Dengan wajah penuh amarah membaca surat dari gereja  "Yi Hyun, Selamat Ulang Tahun, dari Ibu" Yi Hyun terlihat kesal mencoba untuk membaca bukunya tapi terlihat tak konsentrasi akhirnya melihat jendela dan terlihat Ok Nam dan Geum sedang mengobrol.
Akhirnya Yi Hyun pergi ke minimarket membeli wine ukuran besar, Kasir melihat Yi Hyun menyapa karena berpikir akan pulang. Yi Hyun mengaku Kelas malam sudah cukup sulit dan melihat mahasiswanya  ternyata bekerja paruh waktu juga.
“Aku sudah terbiasa. Apa Anda akan mengadakan pesta? Anda bukan tipe orang yang makan sosis atau minum wiski.” Komentar kasir.  Yi Hyun hanya tersenyum membeli minumanya. 


Geum sudah selesai bekerja lalu akan pergi. Kyung Sik bertanya apakah Geum akan pergi. Geum mengaku Laporannya belum selesai, tapi lebih baik mengerjakannya di rumah.
“Mungkin rumah tidak terasa nyaman bagimu.” Ucap Kyung Sik. Geum ingin tahu kenapa
“Kau bekerja di laboratorium ini seharian, tapi Profesor Jung ada di rumah.” Kata Kyung Sik
“Ruangan kami ada di lantai yang berbeda. Dia tidak pernah membuatku stres atau membahas pekerjaan.” Ucap Geum dengan senyuman
“Apa kau mengalami sesuatu? Akhir-akhir ini, kau tersenyum dengan aneh.Apa Kau berpacaran?”ejek Kyung Sik

“Tersenyum tidak selalu berarti berpacaran. Aku memang berwajah ramah.” Kata Geum menyakinkan
“Aku juga mencium kolonye. Aku merasakan feromon di sekujur tubuhmu.” Kata Kyung Sik mengedus
“Dasar Berandal. Apa Kau pikir aku serangga? Feromon apanya.” Keluh Geum tersenyum menghindar.
“Benarkah kau mengencani seseorang? Kita harus melajang bersama.” Kata Kyung Sik. Geum memilih untuk pamit pergi.
“Hei... Kenapa kau tidak menjawab? Jangan berpacaran sendiri demi tim kita. Cepat jawab aku... Itu tidak benar, kan?!!” teriak Kyung Sik. Geum memilih untuk pergi. 


Jeom Soom melihat Ibunya menyulam gambar bunga di dasi bermotif bunga. Ok Nam pikir Karena kedua dasi ini mirip, jadi sengajak menambahkan sulaman untuk membedakan menurutnya Makin banyak bunga maka makin bagus.
“Ibu, dalam hal mode, lebih bagus jika bunganya makin sedikit.” Komentar Jeom Soon. Ok Nam memberikan sebuah tas untuk anaknya agar bisa mencobanya.
“Jangan bilang ini milikku.” Kata Jeom Soon mengeluh melihat baju motif bunga-bunga. Ok Nam menyuruh agar memilih salah satu.
“Salah satu? Lalu Baju siapa yang satunya ?” tanya Jeom Soon. Ok Nam mengaku Baju itu untuk Nona Cho.
“Ibu malu bertemu dengannya karena kau terus merusak bajunya.” Akui Ok Nam
“Tidak masalah jika Ibu pergi sendiri saat membelikan dia baju, tapi ajaklah aku saat membelikan baju untukku.” Saran Jeom Soon yang tak suka model yang dipilihkan ibunya.
“Pak Geum menemani ibu.” Akui Ok Nam. Jeom Soon kaget mendengarnya.
“Jangan belanja dengannya kecuali kebutuhan sehari-hari. Selera mode yang buruk.” Keluh Jeom Soon.
Ok Nam pikir tak ada masalah karena Geum yang  baik dan membantu. Jeom Soon pikir Sepertinya sang ibu senang berjalan-jalan dengan Geum hari ini. Ok Nam heran anaknya yang mengatakan hal itu.  Jeom Son pikir Suasana hati Ok Nam bagus sepanjang hari ini. Ok Nam seperti tak percaya mendengarnya.
“Bermain dengannya memang seru. Entah kenapa terasa seru, padahal dia sama sekali tidak humoris.” Akui Ok Nam lalu mengingat yang dikatakan Jeom Soon.

“Entahlah... Aku hanya merasa Anda akan meninggalkanku.” Ucap Geum dan tiba-tiba Ok Nam seperti merasakan terbatuk-batuk.
Jeom Soon pikir Tenggorokannya sakit dan akan mengambilkan air minum. Ok Nam menolak,  lalu meminta Jeom Soon memikirkan motif bagus selain bunga dan Jeom Soon pikir ibunya memilih motif yang tidak norak untuk Geum. Ok Nam tak peduli memilih tetap motif bunga. 

Geum melihat Yi Hyun baru pulang dan melihat kalau membeli minuman, bertanya Dalam rangka apa membelinya. Yi Hyun bertanya apakah Geum ingin minum. Geum pun dengan senang hati akan minum bersama kalau akan Pesta soju. Yi Hyun membelikan wishki untuk ibu Geum.
“Baiklah. Dia sedang tidur. Aku akan memberikannya besok.Apa Kau tahu? Hari ini aku pergi belanja bersama Bu Peri. Dia memilih-milih baju dan itu sangat menyenangkan. Ternyata seleranya sama dengan selera ibuku.” Ucap Geum dengan wajah bahagia.
“Apa itu lucu? Bagiku itu tidak lucu.” Komentar Yi Hyun sinis.
“Dia akhirnya membeli benda yang sangat menarik. Kau akan tahu saat bertemu dengannya... Wah.. Sosis ini mengingatkanku akan dia. Ini kesukaan Jeom Soon... Andai Bu Peri juga ada di sini.. Kita tidak bisa menghubunginya karena dia tidak punya ponsel.” Ucap Geum
“Untuk apa kau menelepon dia selarut ini?” keluh Yi Hyun
“Kau tidak tahu betapa seru menghabiskan waktu bersamanya. Hari ini aku mempelajari hal lain tentang dia. Saat fokus pada sesuatu, dia tampak sangat cantik. Dia juga pandai menemukan arah. Aku sering tersesat di pasar besar, tapi dia mengingat semuanya dengan cepat.” Cerita Geum bangga
“Saat dia mencoba baju, aku menyadari kakinya jenjang. Apa karena dia peri? Kau tahu bagaimana dia bicara dengan bahasa kuno, kan? Aku melihat dia bicara dengan pemilik toko baju dan dia tampak menggemaskan.” Cerita Geum dengan wajah bersemangat.
Yi Hyun menatap Geum yang sedang makan sosis, lalu teringat mimpinya ketika Ok Nam mengatakan “ Kita suami istri. Aku mencintaimu dalam waktu lama.” Lalu berkata pada Geum agar berharap menjauhi wanita itu. Geum ingin tahu alasanya.
“Berpikirlah secara rasional. Dia mengaku sebagai peri. Bukankah itu agak aneh? Itu mencurigakan.” Ucap Yi Hyun menyakinkan
“Benarkah? Tapi Bukankah orang biasanya menyebutnya khusus atau unik?” komentar Geum
“Apa Kau menggurui aku?” keluh Yi Hyun. Geum mengaku tidak.
“Seharusnya kau lebih bijaksana, bukannya mengkritikku. Kau tahu maksudku,kan?” ucap Yi Hyun. Geum menegaskan akan mengurusnya sendiri.
“Dasar Berandal. Kenapa kau mendadak bicara seperti orang dewasa?” komentar Yi Hyun 
Flash Back
"Tiga tahun yang lalu"
Geum membawa banyak buku dan tak sengaja bertabrakan dengan Yi Hyun. Yi Hyun membantunya lalu melihat Geum yang meminjam buku dari perpustakaan. Geum mengaku kalau hendak mengembalikannya lalu berpikir kalau Yi Hyun itu mahasiswa.
“Kenapa mereka masih menyimpan buku yang belum diperbarui?” ucap Yi Hyun melihat buku ditanganya.
“Kenapa? Aku senang membacanya” ucap Geum
“Penulis buku ini orang pertama yang mengkritik saat seorang sarjana Universitas Ludger mengklaim bahwa parasitologi harus dipelajari dalam perspektif ekologis. Buku lama ini mendukung hipotesis konyol seperti teori parasitologi spontan.” Jelas Yi Hyun
“ Kau yang menempel catatan ini,kan? Apa Kau dari jurusan biologi? Aku membaca pembaruan cermatmu tentang buku ini. Bagaimana jika nanti kau bergabung dengan laboratorium kami? Aku sedang kuliah S2 tahun ini.” Ucap Geum penuh semangat.
Saat itu dua mahasiswa menyapa Yi Hyun dengan panggilan “Profesor Jung” Geum kaget kalau Yi Hyun yang dipikir mahasiswa ternyata seorang profesor. Dua mahasiswa berkomentar tak percaya kalau Yi Hyun adalah prof ditunjuk tahun ini karena sangat menggemaskan.
“Di mana laboratoriumnya?” tanya Yi Hyun santai. Geum terlihat panik akhirnya menunjuk letak lab. 


Geum memanggang cumi-cumi bertanya bagiaman cumi-cumi yang disukai Yi Hyun apakah Sedang atau matang. Yi Hyun menjawab ingin dibuat setengah matang. Geum membawakan cumi bakar,  Yi Hyun merasa cumi itu selezat ssam daun teratai. Geum tak mengerti maksudnya.
“Itu sesuatu yang kau tidak tahu. Hal yang tidak bisa kau impikan.”  Jika kupikir-pikir, kau bahkan tidak bisa bermimpi. Aku juga bermimpi setiap hari.” Ucap  Yi Hyun yang terlihat sudah mulai mabuk.
“Apa Kau menyombongkan mimpi burukmu?” ejek Geum. Yi Hyun mengelak.
“Wanita cantik muncul di mimpiku akhir-akhir ini. Kau Jangan terkejut... Dia istriku.” Kata Yi Hyun bangga.
“Bermimpi cabul akan membuat tubuh kita menjadi lemah.” Ejek Geum.
“Dasar Berandal. Jangan salah paham... Omong-omong, Geum. Apa Hari ini kau tidak menulis novel erotis?” ucap Yi Hyun mengejek. Geum meminta Yi Hyun agar Jangan ikut campur.
“Cerita ini "The Young Master's Secret Window" .... "Alang-alang berdesir tertiup angin. Tuan Muda pergi ke suatu tempat sambil terengah-engah" ucap Yi Hyun membaca cerita yang dianggap ditulis oleh Geum. 

Dalam sebuah adegan, si pria kaya memanggil si pria miskin meminta berhenti, keduanya saling menatap tanpa bicara, tapi hanya dari mata seperti keduanya sudah berbicara.
“Penutup kepala Tuan Muda basah karena keringat. Dia mengatur napasnya dan berdiri di sana." Ucap Yi Hyun sengaja bicara dengan nyaring.
“Jangan membacanya dengan lantang.” Jerit Geum kesal
“Haruskah dia berkeringat?... Ah. Lupakan saja. Dalam genre ini, keringat adalah keharusan.” Ucap Yi Hyun. Geum meminta agar  Jangan membacanya. Yi Hyun tetap ingin membacanya.
Adegan cerita
"Apa Kau lupa bahwa kau budak keluargaku?" ucap Tuan Muda. Si pria mengaku kalau sudah tahu.
“"Tuan mengutusku untuk pergi. Apa yang bisa kulakukan?" kata si pria miskin.
“Apa ini arus sungai? Aku terhanyut dalam kisah ini... Geum, novelmu sangat mencekam... Bacalah sedikit lagi.” Ucap  Yi Hyun mengejek
"Aku akan menyesal seumur hidup karena tidak bisa mendampingi Anda. Aku merasa lebih tersiksa karena terlahir sebagai rakyat jelata. Aku dari keluarga rendahan yang tidak bisa mengagumi Anda. Aku akan menyesali ini seumur hidupku. Ini bahkan lebih sulit daripada meraih bulan. Aku bahkan tidak berani menyentuh Anda. Maafkan aku." Ucap Yi Hyun berperan sebagai pria miskin
“Aku menangis... Ini Sangat menyedihkan. Apa novelmu membuat tubuhku hangat? Kenapa aku berkeringat?” ejek Yi Hyun
“Apa Kau kepanasan? Aku tidak merasa begitu.” Keluh Geum kesal
“Aku bosan... Apa kau Mau mendinginkan tubuh?” kata Yi Hyun. 



Geum membalikan tubuhnya, mereka pergi ke taman bermain bersama lalu Geum berteriak meminta tolong karena ingin muntah tapi tak bisa mengangkat tubuhnya. Yi Hyun pun ingin membantu Geum untuk bangun tapi malah ingin muntah karena terlalu mabuk.
“Bulan purnama... Mari menemui Bu Peri.” Ucap Geum melihat dilangit.
“Menemui dia selarut ini pasti tidak sopan.” Kata Yi Hyun. Geum seperti tak peduli.
“Aku ingin memberikan ponselku kepadanya.”ucap Geum turun dari permainan.
“Apa kau mau menemuinya? Sebaiknya kita pergi. Ayo!”ucap Yi Hyun penuh semangat. 

Keduanya sudah ada didepan rumah Ok Nam lalu mengetuk pintu, Jeom Soon membuka pintu. Geum dan Yi Hyun menyapanya, Jeom Soon pun mengeong. Yi Hyun mengeluh karena Jeom Soon memandang dengan tatapan remeh
“Sekarang sudah larut, kan? Maaf, Jeom Soon.” Ucap Geum ramah. Saat itu  Ok Nam datang menyapa keduanya.
“Kenapa kalian kemari malam ini?” tanya Ok Nam, Geum melihat Ok Nam ternyata baru saja dari luar.
“Karena ada bulan purnama, aku berdoa kepada Penguasa Bintang Utara. Bertemu kalian di malam seindah ini sangat menyenangkan.” Ucap Ok Nam
“Bu Peri, aku kemari untuk memberikan ini kepadamu.” Kata Geum ingin memberikan ponselnya. Yi Hyun melotot kaget karena ternyata Geum memang cumi-cumi.
“Ah.... Bukan.. tapi ponsel ini” ucap Geum memberikan ponselnya.
“Benda yang sudah berhari-hari Jeom Soon minta.” Gumam Ok Nam melihat Jeom Soon mendekatinya.
“ Terima kasih, tapi aku tidak butuh benda seperti ini.” Kata Ok Nam
“Aku membutuhkannya... Aku ingin menelepon Anda... Maaf mengganggu selarut ini... Semoga tidur Anda nyenyak.” Kata Geum akan pergi menarik Yi Hyun pergi. Tapi Yi Hyun tak ingin disentuh oleh Geum.
“Ini belum begitu larut... Kalian Masuklah untuk minum kopi. Aku akan menyeduhkan kopi yang akan membantu kalian tidur.”ucap Ok Nam ramah. 



Yi Hyun langsung masuk ke dalam rumah lalu heran melihat gambar stopkontak dan bertuliskan “Mal-tae-tap” seperti tulisan jaman dulu lalu yakin kalau kamar macan tempo hari. Ok Nam sibuk membuat kopi dengan cara tradisional.
Jeom Soon tiba-tiba masuk ke dalam kotak sepatu, saat tiba-tiba angin berhembus dan mematikan lilin dalam ruangan. Yi Hyun dan Geum sedang minum kopi terlihat binggung.
“Saat hanya ada sinar bulan purnama yang menyinari suatu ruangan, terkadang kebenaran yang tersembunyi menjadi terlihat.” Gumam Yi Hyun lalu kaget melihat seorang anak kecil dengan ekor macan
“Apa aku mabuk?”gumam Yi Hyun binggung. Saat itu Geum melihat sosok Yi Hyun berubah menjadi Peri Yiji.
“Apa angin memadamkannya? Aku pasti punya korek api.” Ucap Ok Nam mencari korek.
Saat itu Peri Yiji menyalakan kembali lilin disampingnya, Geum melonggo binggung karena Yi Hyun yang berubah jadi wanita. Ok Nam kembali karena Lilinnya menyala lagi. Yi Hyun pun juga binggung karena bisa menyalakannya dan berpikir kalau pasti sedang mabuk.
“Ahh... aku Hampir lupa. Syukurlah kau kemari... Aku membeli hadiah untukmu... Semoga kau menyukainya.” Ucap Ok Nam pada Yi Hyun. 


Yi Hyun menerima hadiah mengingatkan surat dari "Katedral Yesan" dan seorang wanita terlihat marah karena sudah melarang keluar Yi Hyun dan mengucapkan seharusnya tidak pernah dilahirkan. Yi Hyun akhirnya dikurung dalam ruangan dan berteriak mengedor pintu.
“Bagaimana kau tahu ulang tahunku? Apa Kau mencari informasi soal aku? Aku tidak mau menerima ini. Ulang tahunk bukanlah hal yang kurayakan.” Ucap Yi Hyun dan pamit pergi. Ok Nam mengaku Bukan begitu.
“Cincin giok... Apa Kau memakai ini untuk masuk ke dalam mimpiku? Kenapa kau mengganggu mimpiku? Aku peringatkan. Jangan pernah masuk ke dalam mimpiku lagi. Rasanya tidak menyenangkan.” Tegas Yi Hyun lalu berjalan pergi. Geum pun mengikutinya. 


Geum berlari bertanya Apa maksud semua itu, saat Yi Hyun membalikan badanya melihat sosok Geum berubah menjadi peri dengan rambut panjang.
Flash Back
Beberapa peri berteriak panik melihat Penguasa Bintang Utara, yaitu Fiji yang didorong pergi oleh Ketua Peri lalu menyuruh mereka untuk menjauh. dan menegaskan kalau Makhluk itu telah meninggalkan kayangan.
“Fiji, Peri dari Mizar, kamu melanggar peraturan kayangan dan menentang perintah alam. Kau diusir dari kayangan!” ucap Ketua peri.
“Bausae dari Dubhe mengkhianati aku.” Kata Fiji marah melihat Bausae. Saat itu Bausae hanya tersenyum bahagia dengan kipasnya. 

Yi Hyun binggung karena teringat seseorang saat melihat Geum dengan wajah lain. Geum pikir kalau Yi Hyun sudah bersikap egois menurutnya Bahkan tidak berhak bersikap kejam kepada orang lain karena ibu Peri tidak tahu ulang tahunnya
“Akhir-akhir ini dia gajian dan ingin membelikanmu sesuatu, maka aku membantunya memilih hadiah untukmu, Aku mendapat benda yang sama. Andai aku menjadi kau, aku akan meminta maaf kepadanya besok.” Ucap Geum marah 

Yi Hyun akan mulai tidur, lalu teringat kembali yang dikatakan pada Ok Nam dengan nada sinis. “Bagaimana kau tahu ulang tahunku? Apa Kau memakai cincin Giok ini untuk masuk ke dalam mimpiku? Jangan pernah lagi masuk ke dalam mimpiku. Rasanya tidak menyenangkan.”
“Apa sikapku terlalu kejam?” ucap Yi Hyun merasa bersalah dan akhirnya tertidur tapi teringat dengan ucapan Geum.
“Bukankah kau bersikap egois? Bahkan kau pun tidak berhak bersikap kejam kepada orang lain. Andai aku menjadi kau, aku akan meminta maaf kepadanya besok.” Ucap Geum marah
“Akhir-akhir ini dia mengguruiku. Minta maaf? Tidak. Kenapa harus minta maaf?” ucap Yi Hyun enggan. 


Di tengah laut, terdengar teriakan “Saatnya bekerja” Tiga peri masih tertidur di dalam perahu. Pegawai taiwan membangunkan tiga peri untuk segera keluar karena Kapten sangat menakutkan saat marah. Akhirnya tiga peri keluar dan kaget melihat mantan suami Nyonya Oh ditampar oleh kapten.
“Bergegaslah! Bekerjalah dengan cepat.” Teriak Mantan istri Nyonya Oh. Mereka berempat pun langsung bersama-sama menari jala yang ada di pingir kapal.
“Tolong jadikan ini mimpi!” teriak Tuan Park marah. Semua masih terus menarik jala. 

Ibu Geum menyanyi didapur, lalu memanggil Geum untuk sarapan bersama Profesor Jung, tapi tak melihat Yi Hyun dalam kamar berpikir kalau Hari ini berangkat kerja lebih awal padahal harus makan sup rumput laut di hari ulang tahunnya.
“Geum... Ke mana dia pergi?” ucap Ibu Geum binggung karena tak melihat anaknya dalam kamar.
Geum sudah ada di lab mencoba memanggil Kyung Sik untuk meminjam ponselnya. Kyung Sik mengeluh agar Jangan ganggunya karena hanya tidur selama delapan jam semalam. Akhirnya Geum meminta maaf lalu mengambil ponsel Kyung Sik lalu mencari namanya, tapi tak ada namanya ternyata namanya "Kim Kim"
“Halo, Bu Peri... Aku Kim Geum.” Tulis Geum pada ponsel Young Sik.  Ok Nam melihat ponsel Geum baru tahu kalau ada yang muncul di layar.
“Maaf soal gangguan tadi malam.” Tulis Geum. Ok Nam pikir Geum hatinya sangat lembut dan tak tahu caranya membalasnya.
“Jeom Soon, ibu ingin mengirim pesan balasan. Apa Kau tahu cara melakukannya?” ucap Ok Nam
“Bukalah menu pesan.” Kata Jeom Soon, Ok Nam menyentuh dengan asal. Jeom Soon kesal karena untuk menu pesan. Ok Nam binggung karena Layar ponselnya gelap.
“Nyalakan layarnya dahulu... Gerakkan jari Ibu atau aku akan melakukannya.”keluh Jeom Soon kesal. Ok Nam mengerti meminta anaknya Tidak perlu membentak.
Saat itu suara wanita  terdengar “Hari ini aku senang. Inilah yang kau minta.” Ok Nam panik karena Ada seseorang di perangkat ini. Jeom Soon meminta ibunya agar tenang lalu bertanya siapa yang bicara. Suara wanita terdengar “Aku Google Assistant-mu.”
“Astaga. Apa terjadi sesuatu?” ucap keduanya panik
“Tenanglah dan katakan apa yang kamu butuhkan.” Ucap si wanita. Lalu ponselnya mati
“Ponselnya mati. Apa Ibu punya pengisi daya? Apa Ibu menerima pengisi daya dari Pak Kim?” tanya Jeom Soon. Ok Nam mengaku tidak tahu cara kerjanya.

Bersambung ke part 2

Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar