PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 20 Desember 2018

Sinopsis Encounter Episode 7 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Jin Hyuk berada dikamarnya, menatap foto keluarganya teringat dengan perkataan ibunya yang sangat bangga kalau Ia telah diterima di perusahaan terkenal dan tidak pernah mengalami kesalahan apapun tapi Jin Myung  membuatnya datang ke sekolah hampir setiap hari.
“Tapi hari ini hari pertamaku. Dan aku bukan lagi Cha Soo Hyun yang membiarkan orang yang dia sukai dikritik tanpa alasan.”
Jin Hyuk mengingat kembali yang dikatakan Soo Hyun setelah pernyataan pada wartawan kalau hubungan mereka sedang dalam masa pendekatan. 

Akhirnya Jin Hyuk duduk di atas tempat tidurnya mengetik keyword  "Dari Seoul ke Sokcho, Rute tercepat" dan hasilnya adalah "Dua setengah jam" wajah Jin Hyuk sedih karena itu sudah yang paling cepat.  Akhirnya ia mengukur jarak peta dengan jarinya lalu menyakin kalau tidak terlalu jauh yaitu beberapa centi saja. 

Tuan Nam berjalan pulang lalu berbicara di telp dengan Ji Yu,  Ji Yu menanyakan keberadaan Tuan Nam sekarang dan apa sedang bersama ibunya. Tuan Nam mengaku tidak, lalu keduanya bertemu di taman bermain. Wajah Ji Yu terlihat sedih sementara Tuan Nam bahagia bermain ayunan.
“Kenapa wajahmu muram?” tanya Tuan Nam, Ji Yu mengungkapkan perasaanya kalau berpikir ayahnya berselingkuh. Tuan Nam langsung menghentikan ayuanna dan terlihat kaget.
“Aku melihat foto-foto itu. Dia bersama wanita lain dengan cara mencurigakan. Aku melihat semuanya.” Ucap Ji Yu
“Berpura-puralah tidak melihat apa pun.” Kata Tuan Nam
“Aku bahkan tidak berani untuk tidak melakukannya.” Ucap Ji Yu, Tuan Nam tak bisa berkata-kata. 

Tuan Cha sedang dalam ruangan, terlihat nama "Istri"di ponsel yang berdering dengan wajah menahan malas mengangkat telp memberitahu kalau akan rapat sebentar lagi dan berbicara nanti.  Nyonya Jin meminta suaminya agar mengosongkan jadwalnya untuk malam ini.
“Tidak bisa. Aku bertemu dengan partaiku. Yang aku rencanakan jauh lebih penting dari itu.” Ucap Tuan Cha
“Aku akan kirimkan alamatnya lewat pesan, jadi, temui aku di sana.” Ucap Nyonya Jin
“Aku harus seberapa marah agar kau berhenti?” kata Tuan Cha menahan amarahnya.
“Aku juga ingin berhenti menjadi ibunya akhir-akhir ini. Apa kau akan membiarkan dia dihabisi oleh Ketua Kim?” tegas Nyonya Jin 

Jin Hyuk sibuk menahan layar komputernya, Tuan Park memberikan minu agar JinHyuk bisa istirahat karena bekerja seolah-olah tidak ada hari esok. Jin Hyuk mengaku biasa tenggelam dalam kesibukanku bekerja dan meminum kopi dari Tuan Park
“Kenapa bekerja sangat keras ketika kamu punya dukungan? Kaulah orang yang didengarkan presdir kita.” Bisik Tuan Park. Jin Hyuk hanya diam saja.
“Kau Cemburu, kan? Apa kau cemburu pada Jin Hyuk karena dia memenangi hatinya?” sindir Tuan Lee
“Aku tahu kau juga cemburu.” Balas Tuan Park. Jin Hyuk pun memilih untuk pergi fotocopy saja.
“Kau tidak pernah tahu sampai akhir. Buahnya mungkin manis, tapi bisa juga pahit.” Komentar Tuan Lee. Hye In terus mendengarkanya.
“Apa kau belajar ungkapan belakangan ini?” ejek Tuan Park.
“Kenapa aku harus belajar bila ini cukup mudah bagi putraku yang masih muda untuk memahaminya?” kata Tuan Lee
“Aku hanya bercanda. Jangan dianggap serius.” Ucap Tuan Lee. Eun Jin berkomentar Mungkin karena Tuan Park yang kelihatan bodoh.
“Aku mengikuti ujian masuk untuk mendapatkan pekerjaan di sini. Bagaimana aku dipromosikan? Hei, hentikan.. Berhenti membunyikan lidahmu.” Kata Tuan Park tapi Eun Jin terus mainkan lidahnya. 


Seorang Pria duduk didepan Nyonya Kim merasa  Anggota Kongres Cha akan terkejut jika tahu kalau ada Restoran juga, memasikan kalau Tuan Cha memang akan datang. Nyonya Kim pikir mereka harus gunakan kesempatan ini untuk memulai penggabungan kedua partai.
Saat itu Tuan Cha datang melihat ada orang lain di dalam ruangan memilih untuk segera keluar ruangan.
“Bukankah tidak sopan untuk pergi begitu saja? Semua orang di sini sama sibuknya sepertimu. Kami semua meluangkan waktu untuk datang, jadi, makanlah.” Ucap Nyonya Kim
“Mungkin aku puasa saja karena penggabungan tidak masuk akal yang kau terus paksakan kepadaku. Kenapa aku harus makan bersamamu?” komentar Tuan Cha akan keluar dari ruangan.
“Soo Hyun. Putrimu membuatmu kehilangan suara, jadi, kau harus mengisi itu dan memenangi lebih banyak suara dengan menggabungkan kedua partai?” kata Nyonya Kim mencoba merayu
“Tidak ada yang bisa memprediksi apakah putriku pada akhirnya akan membuatku kehilangan suara atau memenangi suara.” Tegas Tuan Cha lalu keluar dari ruangan.
“Aku khawatir kita akhirnya memperburuk situasi hari ini.” Ucap si pria khawatir
“Sashimi-nya sangat segar hari ini. Kau harus makan dengan tenang.” Kata Nyonya Kim tenang.
Tuan Cha keluar dari restoran ternyata sudah banyak wartawan yang menunggu, Ia hanya bisa mengelengkan kepala karena dijebak. Mereka ingin tahu apakah merencanakan rapat ini karena Tuan Kim dari Partai Hwamin memasuki dan bertemu untuk menyetujui penggabungan kedua partai.
“Kami menyimpulkan bahwa tidak memiliki niat untuk menggabungkan partai kami. Aku pamit.” Tegas Tuan Cha berani mengungkapkan pada wartawan. 



Jin Hyuk berlari di pinggir sungai han, seperti ingin menenangkan diri lalu teringat kembali yang dikatakan Tuan Choi “Siapa menurutmu yang memutuskan untuk merelokasimu?” setelah itu ucapan dari Nyonya Choi sebelumnya “Apa kamu menerima pelatihan yang buruk atau kau bertingkah karena CEO Cha mendukungmu?”
“Kita meredakan situasi saat ini dengan memindahkanmu ke Sokcho, jadi, sebaiknya jaga sikapmu.” Tegas Tuan Choi
“Hotel itu diberikan kepadaku sebagai tunjangan, tapi bagiku, itu adalah segalanya.” Cerita Soo Hyun lalu pertama kalinya berani merangkul lenganya dan keduanya berjalan bergandengan tangan.
“Kau lihat, aku menjalani hidupku dengan identitas yang samar. Tapi ini hari pertamaku.” Akui Soo Hyun setelah mengaku pada wartawan tentang hubungan mereka
“Aku ingin mengakhiri masa pendekatan kita sekarang.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun kaget karena Jin Hyuk ingin berhenti sekarang
“Aku sudah yakin. Ketika keraguanku mulai memudar dan aku yakin bahwa aku menyukaimu, inilah saatnya untuk melangkah maju.” Ucap Jin Hyuk
Jin Hyuk berhenti teringat kenangan saat bersama dengan Soo Hyun, mulai dari hotel di Sokcho lalu pameran lukisan dibawah jembatan dan terakhir kali Soo Hyun menerima hadiah ulang tahun darinya.
“Aku sangat merindukannya. Aku tidak percaya.. aku tidak memiliki foto wanita yang aku suka.” Keluh Jin Hyuk menahan kesedihan akhirnya ia mengetik di peta, “Menuju 3-gil 22, Hannam-dong" dengan Durasi. 1 jam 40 menit" menurutnya jarak yang dekat. 


Jin Hyuk berlari dengan udara yang cukup dingin, nafasnya sampai mengeluarkan asap  karena dingin sampai diujung jalan terlihat kebingungan karena tak tahu rumah Soo Hyun.  So Hyun terlihat akan pulang kaget melihat Jin Hyuk.
“Lingkungan Ibu tidak terlalu jauh dari rumahku. Jarak yang pas untuk jogging.” Ucap Jin Hyuk
“Aku harus mencoba joging ke lingkunganmu kapan-kapan.” Kata Soo Hyun
“Tidak, ini mungkin terlalu jauh untuk Ibu.”kata Jin Hyuk tak ingin melihat Soo Hyun kelelahan.
“Apa kau ingin air karena kamu datang jauh-jauh ke sini?” tanya Soo Hyun. Soo Hyun mengaku tidak haus sama sekali.

Jin Hyuk langsung menghabiskan satu botol minuman kedalam mulutnya. Soo Hyun menahan tawa mengejek Jin Hyuk yang sebelumnya mengaku tidak haus. Jin Hyuk mengaku kalau Rasa airnya enak sekali. Soo Hyun pikir Jin Hyuk ingin minum lagi dan akan mengambilnya. Jin Hyuk menolak tapi Soo Hyun sudah pergi ke dapur.
Soo Hyun masuk ke dapur akan mengambil botol minum terlihat sangat gugup. Sementara Jin Hyuk melihat sekeliling ruangan dan wajahnya tersenyum melihat ada barang pemberian darinya yang ditaruh diatas meja.
“Tidak ada yang bisa kuberikan kepadamu.” Kata Soo Hyun akhirnya bergegas kembali
“Aku pasti membuatmu bingung dengan muncul tiba-tiba.” Komentar Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku tidak
“Tapi ini kali pertama bagiku. Ini kali pertamaku ada seseorang datang ke rumahku, jadi, aku tidak tahu harus berbuat apa. Sekretaris Jang datang sesekali, tapi aku tidak pernah bertanya padanya apa dia butuh sesuatu.” Ucap Soo Hyun
“Ibu dapat melakukan hal yang sama kepadaku.” Kata Jin Hyuk, Soo Hyun pun tersenyum. 


Soo Hyun akhirnya membagi minuman dalam cup ke dalam gelas. Jin Hyuk yang duduk diruang tengah berkomentar kalau Rumah Soo Hyun lebih baik daripada rumah model karena belum pernah masuk ke rumah yang begitu bagus menurutnya Rumah Soo Hyun besar, tapi tidak hangat sama sekali.
“Apa Ibu tidak bosan? Ibu tinggal sendirian di rumah besar ini.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku tak tahu.
“Waktu berlalu ketika aku sedang bekerja. Sekarang katakan kepadaku. Apa yang membuatmu joging ke sini padahal di luar sangat dingin?” ucap Soo Hyun
“Pada awalnya, aku hanya akan berlari sampai aku mencapai Sungai Han. Tapi begitu aku sampai di sana, aku teringat pada Ibu. Jadi, aku melihat ponselku, tapi ternyata aku tidak memiliki satu pun foto Ibu. Aku pikir jika aku berlari ke lingkungan Ibu, akhirnya aku lelah dan menyerah di tengah jalan.” Cerita Jin Hyuk
“Jadi, aku mulai berlari lagi. Aku sangat lelah, tapi aku merasa makin merindukan Ibu. Tapi kurasa langit kasihan padaku karena Ibu tiba-tiba muncul. Bukankah itu luar biasa?” ucap Jin Hyuk penuh semangat.
“Selalu kau yang berlari menghampiriku. Kau datang ke Sokcho dan rumahku.” Ejek Soo Hyun
“Apa aku tampak seperti penguntit?” komentar Jin Hyuk.
“Anggap saja kau seperti kekasih... Seorang kekasih.” Goda Soo Hyun. Jin Hyuk tersenyum mendengarnya.
“Tiba-tiba terasa hangat seperti musim semi.. Itu sebabnya kita harus berfoto” kata Jin Hyuk. Soo Hyun kaget kalau harus foto dirumahnya.
“Ya. Kita tidak punya foto bersama. Itu sebabnya aku datang ke sini.” Ucap Jin Hyuk sudah duduk disamping Soo Hyun. Soo Hyun ingin melihat wajahnya di cermin.
“Tidak perlu. Kau terlihat cantik.” Puji Jin Hyuk. Soo Hyun merasa kalau Jin Hyuk tidak bisa ditebak. Mereka pun akhirnya foto bersama, Wajah Soo Hyun terlihat tersenyum bahagia disamping Jin Hyuk.
“Kau memotret banyak sekali.” keluh Soo Hyun, Jin Hyuk mengaku  ingin menyimpan banyak foto. 



Jin Hyuk melihat foto-foto dengan Soo Hyun dengan wajah bahagia teringat kembali yang dikatakan pacarnya “Selalu kau yang berlari menghampiriku. Ke Sokcho, dan juga ke rumahku.” Lalu membandingkan ruangan kamarnya dengan rumah mewah milik Soo Hyun yang berbading terbalik.
“Ini yang kamu sebut ketidakcocokan.... Tapi Ini sebuah kolaborasi.” Ucap Jin Hyuk menyakinan sambil menatap boneka pemberian dari Soo Hyun lalu berbaring di tempat tidur.

Soo Hyun menatap bola merah pemberian dari Jin Hyuk teringat saat Ia mengatakan Anggap saja Jin Hyuk seperti kekasih lalu Jin Hyuk berkomentar “Tiba-tiba terasa hangat seperti musim semi.” Wajah Soo Hyun tak bisa menutupi rasa bahagianya.
Jin Hyuk berbaring di tempat tidur seperti mendapatkan ide, lalu buru-buru membuka komputer dan mengetik "Proposal Pesta Akhir Tahun 2018 Tujuan untuk Pesta Topeng Akhir Tahun, Konsep. Berdiri..."


Woo Suk duduk diam dalam ruangan, wajahnya terlihat masih sangat gelisah.
Flash Back
Soo Hyun duduk diam di meja makan, Nyonya Kim memberitahu kalau Soo Hyun ada kelas memasak hari ini, Soo Hyun membenarkan. Nyonya Kim menyurh Soo Hyun agar menata rambutnya di salon Nyonya Kim, lalu kenakan pakaian yang mereka siapkan.
“Sejak artikel keluar, semua orang di kelas itu menunggu untuk melihat wajahmu. Suamimu berselingkuh, dan semuanya berantakan. Mereka akan penasaran untuk melihat penampilanmu. Kau harus lebih tenang dalam situasi seperti ini, dan juga  Senyum. Tapi jangan terlalu banyak tersenyum.” Perintah Nyonya Kim. Soo Hyun mengerti.
Saat itu Woo Suk pulang seperti baru saja mabuk dan langsung duduk dimeja makan. Pelayan ingin memberikan mangkuk nasi tapi Woo Suk menolaknya.
“Ada banyak mata di sekelilingmu. Jika kau memiliki jadwal seperti ini lagi, pergilah langsung ke kantor.” Ucap Nyonya Kim. Soo Hyun hanya diam saja.
“Soo Hyun, mari kita bercerai... Aku meminta tolong kepadamu...” kata Woo Suk lalu berjalan pergi. Soo Hyun kaget mendengarnya. Woo Suk seperti sengaja melakukan agar Soo Hyun tak tertekan dengan sikap ibunya. 


Woo Suk pergi menemui wanita yang dipacarinya lalu memberikan sebuah kotak cincin. Si wanita pikir hari ini bukan ulang tahunnya jadi untuk apa memberikan hadiah. Woo Suk mengaku ingin berhenti bertemu dalam kondisi tidak nyaman.
“Terima kasih atas semua bantuanmu. Anggap saja kita memiliki perbedaan kepribadian.” Kata Woo Suk.  Si wanita mengerti lalu mengembalikan kotak cincin.
“Aku akan teringat hari ini setiap kali melihatnya. Lagi pula, ini tetaplah perpisahan.” Ucap Si wanita. Woo Suk tak bisa berkata-kata hanya bisa minum winenya.

Tuan Nam dan Tuan Cha  minum dalam sebuah kedai kecil, Tuan Cha menegakasn kalau Hari ini mari minum masing-masing sebotol. Tuan Nam mengaku minum di siang hari selalu membuatnya gelisah dan yakin Tuan Cha pasti marah soal artikel itu karena tidak pernah minum saat siang.
“Untuk apa aku kesal karena artikel konyol? Aku harus bertemu denganmu. Apa sebaiknya kita duduk di kafe sambil pakai penyuara telinga?” kata Tuan Cha mengoda.
“Pria minum kopi bersama itu aneh.” Kata Tuan Nam tertawa lalu melihat Sun Joo datang dan menyuruhnya untuk masuk.
“Kenapa kau memanggilku di akhir pekan?” keluh Sun Joo akhirnya duduk disamping Tuan Nam. Tuan Cha menyapa Sun Joo yang Lama tidak berjumpa.
“Kau fotogenik... Kau tampak lebih tua jika dilihat langsung.” Ejek Sun Joo. Tuan Nam meminta Tuan Lee maklum kalau Sun Joo bersikap kasar.
“Kita menua bersama. Haruskah aku bersikap formal?” ucap Sun Joo
“Jika bilang kita menua bersama, kau yang rugi.” Ejek Tua Nam. Sun Joo ingin tahu Apa tema pertemuan ini.
“Apa orang-orang tahu aku bercerai?” kata Sun Joo, Tuan Cha kaget. Tuan Nam mengeluh dengan ucapan Sun Joo
“Kalian berdua bertanggung jawab untuk memenuhi tugas kalian. Apa ucapan kakakku saat tiada? Dia meminta kalian mengurusku dengan baik. Itu tertulis di wasiatnya. Kalian tidak berhati nurani. Kalian tidak menjagaku.” Kata Sun Joo merengek seperti anak kecil.
“Masing-masing kita butuh lebih dari satu botol.” Kata Tuan Cha tak banyak komentar mengajak mereka mulai minum.
“Benarkah kau akan menggabungkan partai? Kakakku pada akhirnya akan minum-minum di alam sana.” Keluh Sun Joo
“Jangan membahas politik. Bahas hal lain saja.” Ucap Tuan Nam. Sun Joo pikir tak ada yang salah.
“Sebenarnya, andai kakakku tidak bertindak dan akhirnya wafat, kau tidak mungkin melakukan mogok makan melawan penindasan pada pers.” Ejek Sun Joo. Tuan Nam kesal Sun Joo membahas itu
“Benar... Begitulah aku menjadi pembawa berita yang dipuji, lalu direkrut ke dalam politik... Ucapannya benar.” Ungkap Tuan Cha
“Kau lebih buruk... Setidaknya dia melawan menggantikan kakakku. Pak Nam Myung Sik, kau berhenti sebagai wartawan dan menghilang.” Ejek Sun Joo dan ingin minum. Tuan Nam menolak menyuruh Sun Joo untuk Minum soda saja.
“Tuangkan untuknya karena dia menua bersama kita.” Kata Tuan Cha. Sun Joo mengeluh Tuan Nam itu menaruh dendam kepadanya. 



"Toko Buah Jangsoo"
Jin Hyuk datang membantu ayahnya mengangkut dus buah. Tuan Kim mengeluh anaknya datang ke toko padahal Cuacanya dingin. Jin Hyuk mengaku sengaja datang agar Ayah tidak kerja saat dingin dan bisa pulang lebih awal lalu bertanya apakah Ayah sudah minum obat flu
“Ayah merasa mendingan setelah disuntik.” Kata Tuan Kim, Jin Hyuk pun mengucap syukur.
“Bagaimana pekerjaanmu?” tanya Tuan Kim, Jin Hyuk mengaku itu  Menyenangkan. Tuan Kim pikir kalau Wajah Jin Hyuk berkata lain.
“Ayah... Novelis yang pernah kusukai menulis, "Jika mencintai seseorang, kita harus berusaha." Tapi pada kenyataanya Melakukannya sangatlah sulit.” Ucap Jin Hyuk
“Memang begitulah sebuah usaha... Tidak selalu berhasil. Kita harus berjuang.” Kata Tuan Kim. Jin Hyuk mengaku kalau itu sulit.
“Apa itu berarti putraku jatuh cinta kepada seseorang? Begitukah artinya? Kau harus berusaha keras dan berjuang dalam segala hal. Orang tuamu tidak bisa membantumu dengan baik. Ayah selalu menyesalinya.” Kata Tuan Kim
“Hei... Apa maksud Ayah? Aku yakin terlahir kaya.” Kata Jin Hyuk bangga
“Apa Kau tidak cukup terpelajar untuk sadar tidak kaya?” komentar Tuan Kim.
“Kau salah... Ayah... Sebagian anak sulit membayar uang kuliah. Ada banyak teman yang harus membayar pinjaman mahasiswa. Mereka masih harus membayar pinjaman, tapi  Ayah membiayaiku saat aku kuliah, membuatkanku makanan, dan menyediakan tempat tinggal. Aku putra yang sangat beruntung.” Ungkap Jin Hyuk bangga.
“Ayah dan ibumu melahirkan putra yang luar biasa.” Kata Tuan Kim tak percaya bisa mendengarkan ucapan itu dari anaknya.
“Ayah... Aku dipindahkan ke Sokcho.” Ucap Jin Hyuk. Tuan Kim kaget medengarnya dan berpikir Kenapa jauh sekali
“Begitulah Tim Humas. Kami harus tahu situasi setiap tim dan sering berpindah-pindah.” Jelas Jin Hyuk menenangkan.
“Tetap saja, kau baru bekerja di perusahaan itu. Ibumu akan terkejut.” Kata Tuan Kim khawatir.
“Itulah alasanku memberi tahu Ayah dahulu. Ayah harus membantuku.” Kata Jin Hyuk. Tuan Kim mengerti akan membantu semampunya. 


Ibu Jin Hyuk melonggo di ruangan tengah, Jin Hyuk tahu kalau Ibunya pasti terkejut. Ibunya pikir kalau Ini lelucon. Jin Hyuk pikir kenapa harus bercanda dengan berita ini karena bahkah tidak lucu. Ibu Jin Hyuk masih tak percaya kalau anaknya harus pindah.
“Kau baru bekerja di perusahaan ini.” Kata Ibu Jin Hyuk.
“Hotel di Sokcho sangat populer dan kurasa mereka butuh tambahan pegawai. Jadi, beberapa pegawai baru dipindahkan ke sana. Kami akan berkumpul dari seluruh negeri.” Jelas Jin Hyuk
“Apa kau berbuat salah?” ucap Ibu Jin Hyuk, Jin Hyuk kaget seperti naluri seorang ibu bisa menebak dari yang disembunyikan anaknya.
“Jangan konyol.” Ucap Tuan Kim membela, Ibu Jin Hyuk pikir kalau  Ini sangat aneh.
“Apa maksud sepatu wanita di kamarmu? Kupikir itu hadiah untukku dan coba memakainya, tapi tidak pas. Apa kau  berbohong soal dipindahkan agar bisa membuka bisnis sepatu di suatu tempat?” ucap Ibu Jin Hyuk
Jin Hyuk tak bisa menaha tawa medengar dugaan ibunya,  berkomentar kalau imajinasi Ibunya luar biasa menurutnya tak ada alasan  membuka bisnis. Tuan Kim menyakinkan anaknya hanya pandai menjual buah. Ibunya ingin tau Sepatu wanita apa itu. Jin Hyuk terlihat binggung.
“Itu... Sepatu itu dari koper liburanku ke Kuba. Nanti aku akan memakainya sebagai perlengkapan foto.” Akui Jin Hyuk. Ibu Jin Hyuk seperti yakin.
“Ibu membayangkan berbagai hal. Aku hanya membantu untuk sementara di Sokcho.... Jangan cemas, Ibu.” Ucap Jin Hyuk menyakinkan
“Tempat itu sangat jauh. Pasti ada ikatan mendalam antara kau dan daerah itu. Kau juga bertugas militer di Provinsi Gangwon.” Kata Ibu Jin Hyuk. Jin Hyuk seperti baru menyadarinya. Tuan Kim mengedipkan mata memberi kode kalau misi menyakinkan berhasil 


Pagi hari
Sun Joo kaget membaca email tentang "Pengangkatan Personel, Kim Jin Hyuk, Hotel Sokcho" Eun Jin bertanya-tanya  Kenapa Jin Hyuk mendadak dipindahkan dan berpikir kalau sudah diusir ke Sokcho. Tuan Park menyuruh Eun Jin untuk diam saja dan terlihat sangat shock.
“Apa CEO Cha tahu soal ini?” ucap Tuan Park. Eun Jin mengatakan CEO Cha dalam perjalanan bisnis.
“Waktunya sangat janggal.” Kata Tuan Park, Hye In hanya diam dan terus mendengarkan.
“Jin Hyuk... Sejak kapan kau tahu?” tanya Sun Joo memanggil. Jin Hyuk pura-pura tak tahu bertanya Soal apa
“Soal kau dipindahkan ke Sokcho.” Kata Sun Joo terlihat frustasi. Jin Hyuk mengaku baru mengetahuinya tadi pagi.
“Wajahmu berkata lain. Lalu Apa Selama ini kau ingin menyelesaikan proposal ini dan bekerja lembur sebelum pergi?” ucap Sun Joo
“Aku ingin menyelesaikan tugasku dengan sukses. Itu tugas pertamaku di perusahaan ini.” Ucap Jin Hyuk dengan senyuman tanpa terlihat masalah.
“Kapan pun mengetahuinya, kau seharusnya membahasnya denganku dahulu.” Keluh Sun Joo
“Tempatnya tetap Hotel Donghwa. Aku akan pergi dan belajar semampuku.” Kata Jin Hyuk santai. 


Hye In keluar mengikuti Sun Joo lalu meminta izin agar bisa meminjamkan ponselnya karena ini urusan penting. Sun Joo pun memberikan ponselnya, Hye In meminta agar membuka passwordnya. Sun Joo melihat kalau  Sikap Hye In aneh.
Hye In seperti mencari sesuatu dan langsung menelpnya, Sun Joo ingin mengambil ponselnya tapi Hye In menjauhkanya dan berjanji akan mebuat permintaan maaf resmi.. Di dalam mobil, Soo Hyun menerima telp dari  Sun Joo bertanya ada apa.
“Halo. Aku Cho Hye In dari Tim Humas... Maaf mendadak menelepon.” Ucap Hye In. Soo Hyun bertanya ada apa menelpnya.
“Ada yang harus CEO Cha didengarkan.” Ucap Hye In. Soo Hyun mendengarnyak wajahnya terlihat tegang lalu mengucapakan Terima kasih dan menutup telpnya. 

Soo Hyun mengingat saat terakhir kali berkomentar kalau Pegawai baru Tim Humas pasti sibuk. Jin Hyuk dengan senyuman bahagia mengaku menyenangkan dan menikmatinya.
“Jin Hyuk, kenapa kau hanya mencemaskan aku?” gumam Soo Hyun sedih
“Kurasa orang hidup dengan mengingat yang baik daripada yang buruk. Apa itu juga mungkin untuk kita? Jika tiba saatnya kita menanggung penderitaan, aku ingin kita mengingat kenangan indah kita dan mencari kekuatan darinya.” Ucap Jin Hyuk saat menyetir mobil.
Jin Hyuk mengaku sengaja datang ke rumah Soo Hyun karena tidak punya satu pun fotonya, mereka pun foto bersama.
“Aku hanya cemas jika akan membuatmu mengalami kesulitan.” Gumam Soo Hyun lalu meminta Tuan Nam  untuk kembali ke perusahaan.

Soo Hyun berjalan masuk ke lobby, Tuan Park melonggo melihat CEO Cha kembali lalu masuk ruangan dengan penuh semngat kalau melihat sesuatu sungguh luar biasa.
“Aku terkejut melihat CEO Cha kembali ke perusahaan. Ini luar biasa. Dia sungguh mengagumkan. Apa kau Bisa memercayai ini, Jin Hyuk? Kau sudah tidak perlu cemas. CEO Cha akan mengurus semuanya.” Kata Tuan Park penuh semangat memberikan pujian dengan jempolnya. Jin Hyuk kaget lalu bergegas pergi. 
Sementara diruangan, Sek Jang kaget karena semua  mengira Soo Hyun terbang menuju Shanghai. Soo Hyun dengan sikap ingin meminta agar menghubungi Tuan Choi. Sek Jang meminta agar Soo Hyunharus tenang dahulu. Soo Hyun tak peduli meminta agar segera menghubungi Tuan Choi.
Jin Hyuk berjalan dilorong dengan wajah tegang, seperti tak ingin Soo Hyun membantunya. Dan terlihat gambaran wajah mereka yang terlihat sama saat sedang marah, tersenyum dan bahagia. 


"Epilog"
“Halo, ini Kim Jin Hyuk dari Tim Humas Hotel Donghwa. Aku tidak ingin menambahkan apa pun. Ada urusan mendadak dan sepertinya aku tidak bisa menyelesaikan acaranya.” Ucap Jin Hyuk
“Ya. Aku juga menyayangkannya. Namun, aku menerima persetujuan untuk proposal kedua dan akan mengirimimu berkas presentasi beserta detailnya. Hubungi aku jika ada masalah atau jika ingin bertanya.” Kata Jin Hyuk
“Baik. Aku akan terus menghubungi untuk memeriksa situasinya... Kalau begitu, semoga acaranya sukses... Terima kasih.” Kata Jin Hyuk
Ia melihat lembaran  "Daftar Perusahaan Undangan untuk Acara Pesta Topeng, Kami menyambutmu dengan tulus, Untuk menjadi keluarga Donghwa" dan menyimpan dibawah keyboard meja kerjanya.
Bersambung ke episode 8
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar