PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 04 Mei 2017

Sinopsis Queen Of Mystery Episode 9 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Seorang pria berjalan ke atas panggung memperlihatkan adegannya, yang berbicara sendiri.
“Aku akan tinggal bersamamu di kamar ini. Kau tidak akan kesepian. Saat kau berbaring di tempat tidur... Aku akan berada di sampingmu. Hanya pikiranku yang berjalan pergi. Tubuhku tetap di sini. Jika kau kesepian... Aku akan mengucapkan kata-kata yang baik untukmu. Aku mencintaimu... Aku mencintaimu... .. Aku mencintaimu.” Ucap si pria
Wan Seung muda yang duduk dibangku penonton seperti terpesona dengan penampilan si aktor. Si pria terus bicara diatas panggung
“Di malam hari waktu kau tidak bisa tertidur... Suaraku akan berbisik padamu. Aku akan menguncikan cintaku di kamar ini. Aku akan meninggalkan semua kebahagiaanku disini. Aku akan pergi sebagai jiwa yang kosong. Aku mencintaimu...selamanya. Selamat tinggal.” Setelah itu aktor berjalan pergi dengan menuruni tangga. 

Semua penonton pun keluar ruangan theater, Wan Seung berjalan di bagian belakang panggung melihat di ruang make up. Hyun Soo membuka wig yang digunakan, terlihat rambut panjang yang terurai. Wan Seung kaget ternyata pemeran pria seorang wanita, wajahnya langsung terpesona. Hyun Soo merasa ada orang yang melihat dari belakang, Wan Seung panik dan langsung bergegas pergi.
Wan Seung pulang ke rumah dengan foto bersama Hyun Soo saat masih muda berada di samping tempat tidurnya. Suaranya terdengar sedih mengingat Hyun Soo.
“Hyun Soo... Aku disini... Dimana aku bisa menunggu sekarang?... Hyun Soo...” ucap Wan Seung lalu berbaring di atas tempat tidur. 

Joon Oh membeli minuman diminimarket lalu melihat kotak makanan saat membayar di kasir. Saat itu di dalam ruangan, Si petugas junior memberitahu seniornya kalau Joon Oh datang dan sedang berjalan . Petugas senior mengeluh Joon Oh yang datang lagi ke kantor.
“Mengapa dia datang ke sini ketika ia cuti? Mengapa dia harus punya rumah di dekat sini?” keluh si petugas Senior
“Dia selalu membawa makanan, jadi aku suka dia datang.” Komentar si petugas junior
“Dia hanya memesan untuk kita saja ketika datang. Dia tidak tahu apa-apa.” Komentar Petugas senior sedikit kesal. 

Joon Oh masuk menyapa rekan kerjanya dengan ramah, memberikan makanan untuk keduanya. Petugas Senior merasa Joon Oh  tidak perlu membeli makanan setiap saat. Sementara Petugas Junior langsung mengucapkan Terima kasih.
“Kau tidak bisa membiarkan orang mabuk tidur di sini.” Ucap Joon Oh melihat seseorang yang tertidur dengan selimut koran. Dua petugas binggung menjelaskanya. Joon Oh membangunkan orang mabuk tersebut.
Betapa kagetnya saat membangunkan ternyata Wan Seung yang tidur. Wan Seung terbangun langsung menjerit kesakitan karena kakinya tiba-tiba kram dan meminta Joon Oh membantunya. Joon Oh pun menahan kaki Joon Oh agar tak kram dan bertanya kenapa ada di kantor polisi.
Wan Seung bertanya apakah memang rumah Joon Oh dekat dengan kantor. Joon Oh membenarkan. Wan Seung mengucap syukur karena kakinya itu kram setelah tidur di tempat yang dingin.

Keduanya pun berjalan bersama di malam hari.
“Apa kau benar-benar menangkap No Du Gil sendirian?” tanya Joon Oh tak percaya. Wan Seung mengejek Joon Oh yang tidak melihat berita?
“Aku Sudah melihatnya. Itu sebabnya aku bertanya dan juga lihat Guru Yoo di sana.
Wan Seung pura-pura tak tahu kenapa Seol Ok ada disana, lalu melihat ada bangunan didekatya memastikan kalau itu rumah dengan memuji kalau terlihat bagus. Joon Oh menahan Wan Seung sebelum masuk, dengan memastikan kalau ingin tidur dirumahnya.
“Diluar dingin sekali jadi Lantai berapa itu?” kata Wan Seung menerobos masuk. Joon Oh hanya bisa menahan amarah sambil mengumpat memberitahu di Lantai tiga.
Mereka sampai lantai tiga, Wan Seung bertanya yang mana kamarnya. Joon Oh menyuruh Wan Seung minggir dan berdiri tepat di pintu kamar dekat tangga. Wan Seung mencoba ingin mengintip password rumah Joon Oh, tapi Joon Oh bisa menutupinya agar Wan Seung tak bisa sembarangan masuk ke dalam rumahnya. 


Wan Seung masuk melihat kamar Joon Oh yang rapih lalu menyarankan agar seharusnya menikah saja. Joon Oh memberitahu akan mandi lebih dulu. Wan Seung mempersilahkan dan menganggap saja dirumah sendiri. Joon Oh mengingatkan kalau itu rumahnya jadi pasti akan merasa nyaman.
Akhirnya Wan Seung melihat kamar mandi dan langsung membukanya, lalu bisa mencium bau harum didalamnya dan sangat Rapi sekali. Ia melihat ada jubah mandi yang digantung, Joon Oh langsung mengambilnya dengan wajah sinis mengatakan Lebih nyaman memakai jubah itu daripada pakai handuk.
“Lebih nyaman juga jika mukamu tidak begitu. Jadi orang-orang memakai ini.” Komentar Wan Seung lalu bertanya apa yang ada ditangan Joon Oh
“Ini Piyama.”kata Joon Oh. Wan Seung merasa Joon Oh memang  sangat luar biasa lalu menyuruh agar mandi saja.
“Jangan sentuh apapun.” Pesan Joon Oh, Wan Seung mengangguk mengerti dan Joon Oh pun masuk ke dalam kamar mandi.
“Apa dia berkencan dengan seseorang? Rumahnya sangat rapi.” Komentar Wan Seung melihat sekeliling kamar Joon Oh. 

Joon Oh pun mandi dengan mencuci rambutnya, lalu terdengar suara berisik dari luar dan bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Wan Seung diluar saja. Saat keluar dari kamar mandi kaget melihat Wan Seung sibuk mengeluarkan nasi dari panci dengan bertanya apakah hanya makan nasi merah. Joon Oh memberitahu kalau perutnya sangat lemah jadi harus makan nasi merah.
“Aku hanya makan nasi putih dan Ini matang dengan bagus.” Komentar Wan Seung yang masak nasi.
“Itu bajuku.” Ucap Joon Oh sadar Wan Seung sudah mengunakan bajunya tanpa mengatakan lebih dulu.
“Ini sangat nyaman. Aku pikir bisa tidur nyenyak dengan ini dan Sekarang, aku mengerti mengapa kau memakai ini.” Komentar Wan Seung, Joon Oh pun tak bisa berkata-kata lagi dan membiarkan lalu mengambil baju didalam lemarinya.
“Apa kau sering membeli pakaian yang sama?” ucap Wan Seung melihat Joon Oh punya baju yang sama.
“Ini beli 1 gratis 1. Aku tidak akan membiarkan diskon begitu saja.” Kata Joon Oh sinis.
Wan Seung mengejek kalau mereka itu memakai baju yang serasi. Dan Joon Oh pun sibuk di sisi lainya mengunakan pakaianya. Wan Seung makan dan melihat kotak makan diatas meja bertuliskan “Restoran Makan Siang Dong Ho”
“Hei, aku menangkapmu... Aku mencium sesuatu yang mencurigakan.” Komentar Wan Seung, Joon Oh mengejek kalau Wan Seung itu yang membuat bau dan menyuruh agar membersihkan makannya nanti.
“Hei, aku hidung anjing Seodong. Aku tahu hal ini. Aku tahu ada sesuatu yang terjadi saat kau membiarkan Ahjumma itu ikut campur. Kau disuap, 'kan?” ucap Wan Seung menuduh. Joon Oh melonggo binggung.
“Ini harganya di atas 30 dolar. Apalagi yang di lemari es. Kau melanggar tindakan anti-penyuapan dan korupsi. Tidakkah kau tahu betapa seriusnya kasus penyuapan? Banyak yang masuk penjara karena ini.” Komentar Wan Seung
“Itu semua totalnya 28 dolar dan aku membayarnya sendiri. Apa kau Puas?” balas Joon Oh. Wan Seung seperti tak percaya
“Dia sangat murahan. Kau membantunya. Bagaimana dia bisa meminta uang padamu? Ya ampun.” Komentar Wan Seung mengejek Seol Ok 


Joon Oh menjelaskan kalau makanan Itu akan berserakan jika memakannya tidak pakai kotak. Wan Seung merasa kalau restoran Kyung Min memang membuat makanan yang enak dan menyuruh mencobanya. Joon Oh pun duduk di  meja makan dengan menatap sayuran dipiring dengan rapih.
“Hei... Maukah kau menikah denganku?” goda Wan Seung melihat cara makan Joon Oh.
“Apa Kau tidak mau pergi? Semuanya berantakan karena aku bertemu denganmu.” Keluh Wan Seung
“Tapi...beras merah tidak buruk juga. Aku suka masakan ditempat itu. Dan kita juga mengenal mereka. Ini enak.” Komentar Wan Seung.
Joon Oh akhirnya menyerah menyuruh Wan Seung makan saja semuanya, lalu bergegas pergi dengan cepat menyembunyikan lembaran berkas “Investigasi dengan ahli sipil” didalam lemari, seperti bisa bernafas lega Wan Seung tak melihatnya.
Setelah makan keduanya tidur, Joon Oh tidur dengan nyenyak di kasurnya sementara Wan Seung seperti masih gelisah tidur di sofa yang empuk, pikiran seperti masih mengingat sosok Hyun Soo. 


Ji Won masuk kantor, petugas didepan pun menyapa Ji Won yang datang lebih pagi.  Ji Won mengaku kalau Banyak yang harus dilakukan. Si petugas pun mengucapkan Selamat atas pertunangan Ji Won dan Wan Seung. Ji Won berdiri didepan lift merasa si petugas tidak tahu beritanya. Si petugas pun dibuat binggung.  Saat Ji Won masuk, seorang pria bertato menahan pintu lift.
“Pengacara Jung... Kenapa kau tidak mengangkat teleponmu? Dia khawatir.” Ucap si pria anak buah dari Do Jang
“Ooh. Aku sibuk dengan kehidupan pribadiku.” Kata Ji Won, Si pria menjelaskan kalau  Dia dipenjara...
“Aku tahu itu...Dia ditangkap karena percobaan pembunuhan.” Kata Ji Won
“Iya. Dia sepertinya tidak bisa tidur nyenyak di sana. Dia ingin kau segera mengunjunginya.” Ucap Si pria menjelaskan
“Tidak ada yang perlu dilakukan lagi. “ ucap Ji Won ingin menutup pintu lift, tapi saat itu juga si pria dan anak buahnya masuk ke dalam lift. 

Seol Ok mengintip dari depan pintu kamar, suaminya sedang tertidur lelap lalu bertanya-tanya Apa saja yang diketahui suaminya itu. Jaksa Kim sedikit membuka matanya, Seol Ok langsung mendekat menyuruh suaminya mandi dan makan bersama.
“Sudah lama aku tidak tidur nyenyak begini.” Kata Jaksa Kim seperti enggan untuk bangun. Tapi Seol Ok menyuruh suaminya agar bergegas lalu keluar dari kamar.
Jaksa Kim baru saja selesai mandi dan melihat istrinya yang sibuk masak di dapur, lalu bergegas masuk kamar dengan wajah sedikit tegang. Ia mengingat kembali saat malam hari melihat tiket perjalanan [Dari Pulau Daeja ke Pulau Sunhae]
Lalu Ia bergumam di depan pintu kalau tahu istrinya itu  pergi ke Pulau Sunhae. Sementara Seol Ok saat tidur bisa melihat suaminya dari kaca menemukan tiket perjalananya ke pulau Sunhae.

“Tiket saja tidak bisa membuktikan kalau aku pergi ke pulau itu.” Gumam Seol Ok lalu berpura-pura tak tahu dengan alasan Kyung Mi dan Dong Ho sedang melakukan perjalanan ke pulau itu dan baru saja meminjam tas dari temanya.
“Oppa selalu percaya apapun yang kukatakan padanya.” Ucap Seol Ok yakin. 
Jaksa Kim akhirnya sudah memakai setelah kemeja, Seol Ok masih sibuk menyiapkan makan dan memberikan segelas air untuk suaminya.
“Penjahat tidak mengakui kejahatannya bahkan ketika ada bukti. Jika Gyung Mi adalah alasannya, pasti ada sesuatu. Pria yang mabuk saat malam selalu bilang ayah teman mereka meninggal dunia.” Gumam jaksa Kim melihat istrinya.
“Nasinya sebentar lagi matang.” Kata Seol Ok membuyarkan lamunan Jaksa Kim. 


Di penjara
Do Jang bertanya kapan Jaksa Jung datang.  Si anak buahnya menyampaikan kalau Ji Won bilang tidak mau. Do Jang kaget mendengarnya.
Flash Back
Di dalam lift, Ji Won memberitahu kalau Detektif adalah saksi Dan jika korban bersaksi, maka tidak akan ada pertolongan. Menurutnya Do Jang memang seharusnya di penjara.
Do Jang yang mendengarnya terlihat marah. 

Seol Ok terus sibuk bolak balik menyiapkan makan sambil bergumam kalau Terlalu berbahaya untuk menggunakan Kyung Mi sebagai alasan Karena tidak tahu seperti apa percakapan keduanya  saat ibu mertuanya di tempat makan siang.
Ia pun membawakan panci sup diatas meja, Jaksa Kim merasa kalau Bau makanan istrinya enak. Nyonya Park mengeluh kalau Selalu begitu dan Hanya baunya saja yang enak jadi meminta anaknya agar Jangan mengandalkan bau saja.
Jaksa Kim membela kalau makanan buatan istrinya itu memang terlihat enak.Saat itu Nyonya Park mencoba dan merasa kalau sayurnya asin dan Jaksa Kim pun merasakan hal yang sama.
“Aku tidak bisa membiarkan diriku patah semangat.” Gumam Seol Ok mengingat kembali saat kembali pulang kerumah
Jaksa Kim yang membuka pintu lalu sadar dengan sepatunya terkena lumpur dan suaminya pasti yakin berada di pulau itu. Seol Ok berdiri didepan suaminya dengan membawa lauk lain, Jaksa Kim menatapnya. Seol Ok terlihat gugup dan berusaha menghilangkan dengan berteriak memanggil adik iparnya untuk sarapan. 

Di penjara
Do Jae berteriak marah kalau itu sama saja menyuruhnya untuk membusuk di penjara.
Flash Back
Ji Woon pikir Do Jang tidak harus pergi ke pengadilan dan Seorang pengacara yang kompeten tidak akan menyuruhnya pergi ke pengadilan. Ia mendengar Tn. Jang adalah seorang epicure *penggemar makanan dan minuman, jadi pasti bisa makan  gourmet malam ini.
“Aku tidak perlu mengunjunginya dan Kau tidak bisa datang dan pergi sesukamu. Jangan menghalangi jalan seseorang. Itu kasar. Jika kau mau menjumpaiku, maka buatlah janji.” Tegas Ji Won memperingati saat keluar dari lift. 

Do Jang mengerti dengan penjelasan anak buahnya. Anak buahnya yakin Do Jang akan keluar hari ini.  Do Jang pun bertanya tentang wanita di loker itu. Si anak buah mengaku sudah menyuruh anak-anak buah lainya untuk memeriksanya.
“Aku tidak bisa mengandalkan pengacara saja. Cari tahu semua tentang wanita itu. Kau tidak pernah tahu kapan dia akan mengganggu kita.” Pesan Do Jang. Anak buahnya berkata kalau akan mengurusnya.
“Pengacara yang tidak akan membebaskanku. Ini berlebihan.” Komentar Do Jang 

Ho Soon keluar dari kamar mengaku tidak sarapan. Nyonya Park memberitahu mereka semua berkumpul di meja makan jadi anak bungsunya harus ikut makan bersama dan menyuruhnya duduk.
“Oppa, kenapa kau masih dirumah jam segini? Apa Kau dipecat?” sindir Ho Soon. Nyonya Park meyuruh Ho Soon menjaga mulut.
“Aku akan memeriksa Kantor Polisi Seodong hari ini. Mereka tidak suka kalau aku datang pagi-pagi.” Ucap Jaksa Kim
“Apa ?? Kantor Polisi Seodong? Mengapa hari ini? Aku berjanji untuk bersaksi hari ini.” Gumam Seol Ok binggung. 

Di depan kantor
Ketua Baek gelisah karena Seol Ok belum juga datang, Wan Seung pikir mereka bisa menunggu dan yakin pasti akan datang sambil mengeluh Ketua Baek itu tidak sabaran. Ketua Baek mengeluh kalau Wan Seung  juga orang yang mudah marah.
“Kepala polisi menggangguku untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan.” Kata Ketua Baek
“Dia akan tiba setelah masak untuk sarapan pagi. Jadi Sabar dan Tenang.” Kata Wan Seung,
Ketua Baek makin kesal di suruh untuk tenang. Saat itu ponsel Wan Seung berdering dan langsung berbicara dengan Ji Won kalau sudah tahu pasti menelp karena Do Jang dan menurutnya Tapi ini sudah terlambat karena Do Jang sudah tamat.
“Ini usaha pembunuhan.” Tegas Do Jang. Ji Won bertanya apakah itu Karena kesaksian Yoo Seol Ok
“Aku tidak perlu melapor ke Pengacara.” Tegas Wan Seung. Ji Won menyuruh agar menghentikan kesaksian Seol Ok. Wan Seung mengumpat Ji Won itu gila dan merasa tak ada alasa harus melakukanya dan langsung menutup telpnya. 
Wan Seung akhirnya menerima foto saat bersama dengan Seol Ok di mercusuar dan menelp Ji Won kembali. Ji Won memberitahu kalau  Tn. Jang adalah kliennya jadi pasti tahu  apa yang akan dilakukan Ha and Jung dengan foto itu.

“Jangan membuatnya terlibat dengan masalah ini.” Ucap Wan Seung memperingatkan.
“Kalau begitu, ambillah keputusan. Aku hanya mengatakan kepadamu bagaimana situasi saat ini. Pilihannya ada ditanganmu sekarang. Jika kau pergi terlalu jauh, maka Dia tidak akan aman. Apa kau mencoba untuk mendapatkan kesaksiannya meskipun begitu?” ucap Ji Won langsung menutup telp.
Wan Seung kali ini memanggil Ji Won dan langsung bergegas pergi. Ketua Baek berteriak memanggil Wan Seung bertanya mau pergi kemana dan mengumpat kesal kesal di tinggalkan begitu saja. 



Di rumah
Jaksa Kim ingin tahu alasan Ho Soo yang harus pergi ke pulau untuk tesisnya. Ho Soon panik dan binggung.  Jaksa Kim lalu bertanya apakah mereka pergi pergi berdua. Seol Ok pun memikirkan apakah suaminya tahu atau hanya menebak saja, tapi menurutnya Ini tanda-tanda bahaya.
“Kami pergi bersama Detektif Ha.” Akui Seol Ok sambil makan lobak, Jaksa Kim seperti tak percaya mendengar pengakuan Seol Ok. 

Wan Seung menaiki mobilnya sambil menelp Ji Won memberitahu  sedang menuju ke sanan dan mengajaknya bicara dan memperingatakan kalau membiarkan Seol Ok kalau tidak maka tidak akan tinggal diam. Ji Won langsung menutup telpnya, Wan Seung mengumpat kesal Ji Won menutup teleponnya dan melajukan mobilnya lebih cepat lagi.
Di rumah
Nyonya Park menanyakan Siapa Detektif Ha. Seol Ok memberitahu akalu Wan Seung itu Dia bawahan suaminya yang membantu mengerjakan tesis sepanjang hari dan Berkat Wan Seung mendapatkan ponselnya yang hilang. Jaksa Kim bertanya Apa Wan Seung  mengatakan hal lain, Misalnya tentang kesaksian.
“Aku mengatakan kepadanya kalau suamiku seorang jaksa penuntut. Jadi aku pikir dia meminta bantuanku. Tapi istri jaksa seharusnya tidak membantu siapapun.” Ucap Seol Ok
“Dia tidak berkedip untuk melihat apakah Oppa mempercayai kata-katanya. Mengapa? Karena dia berbohong. Apa yang sedang terjadi?” gumam Ho Soon melihat Seol Ok berusahan menahan matanya tapi akhirnya tetap saja tertunduk dengan mata berkedip.
“Hati-hatilah. Dia adalah detektif yang jahat.” Komentar Jaksa Kim yang gelisah memegang bagian lehernya.
“Saat kapiler tiba-tiba berkembang...Kau akan merasa gatal. Itu berarti... Dia tidak akan bohong lagi.” Gumam Ho Soon melihat tingkah kakaknya.
Jaksa Kim mengaku sangat mengkhawatirkan istrinya di jalan. Seol Ok pikir mungkin akan bertemu dengannya di jalan. Jadi tidak akan keluar untuk sementara waktu, menurutnya Wan Seung itu terlihat sangat menakutkan. Ho Soon bisa tahu Seol Ok itu menggunakan otak kirinya, serta menggunakan imajinasinya.
“Kebohongan Dia berjanji tidak akan pernah ketahuan lagi.” Gumam Ho Soon bisa menilai hanya dari ucapan Seol Ok
“Tapi kau harus pergi ke toko Gyung Mi. Ini bukan tentang uang. Tidak nyaman untuk tetap di rumah sepanjang hari.” Komentar Nyonya Park. Seol Ok pun akhirnya mengangguk mengerti.
“Ibu bertindak begitu untuk menyembunyikan rasa malunya. Bohong.... Kau butuh uang saku.” Gumam Ho Soon melihat ketiganya seperti menyembunyikan kebohongan.
Ho Soon akan beranjak pergi, ibunya bertanya mau kemana anaknya itu. Ho Soon memberitahu kalau tidak pernah sarapan sejak SMA. Saat masuk kamar Ia pun mengeluh karena harus melihat kelakuan mereka semua dan menurutnya sangat Melelahkan dan seharusnya mengganti jurusannya saja. 



Wan Seung  menemui Ji Won di ruanganya, dan ingin tahu apa sebenarnya yang ingin dilakukan. Ji Won menegaskan kalau  Tn. Jang adalah kliennya dan ia sebagai pengacaranya jadi hanya melakukan yang terbaik. Wan Seung ingin tahu apakah hanya itu saja.
“Aku ingin bertanya kepadamu. Mengapa kau di sini? Jika kau ingin menangkap Tn. Jang...maka Kau bisa membuatnya bersaksi. Tapi Kenapa kau ragu? Apa ada sesuatu yang terjadi?” ucap Ji Won menyindir
“Tidak mungkin. Itu omong kosong. Mengapa aku melibatkan dia?” keluh Wan Seung
“Berikan ini pada Nn. Yoo... Aku bertanya-tanya mengapa dia meninggalkan ponsel itu di mobilku. Kudengar dia istri Jaksa Kim. Ini mengejutkan. Kupikir dia belum menikah.” Ucap Ji Won bergegas meninggalkan ruangan. 

Wan Seung mengejar Ji Won karena belum selesai bicara. Ji Won merasa sudah selesai. Wan Seung memberitahu kaalu Seok Ok itu hanyalah warga negara tidak bersalah dan ymenginginkan keadilan jadi tidak bisa membiarkannya masuk ke dalam bahaya.
“Kalau begitu kau harus memilih. Apa akan membantu Tn. Jang atau Nn. Yoo?” tegas Ji Won, Wan Seung kaget mendengarnya.
“Tn. Jang sedang memeriksa latar belakang Nn. Yoo. Jika kau khawatir... Jangan buat dia bersaksi. Aku juga tidak ingin dia berada dalam bahaya. Aku sungguh-sungguh. Aku tidak ingin rasa bersalah Atau apapun itu berlama-lama di dalam hatimu. Jadi sebelum dia melakukan apapun... Apa kau pikir tidak apa-apa membawanya bersaksi? Apa menurutmu Ha And Jung itu lelucon?” ucap Ji Won memperingatinya.
“Apa yang bisa dilakukan Ha and Jung? Kami memiliki korban dan saksi mata.” Kata Wan Seung menantang.
“Aku tidak tahu mengapa kau sangat ingin memenjarakan Tn. Jang, Tapi yang membuat Nn. Yoo dalam bahaya adalah kau... Bukan Ha and Jung. Coba Lihatlah apa yang terjadi dengan Seo Hyun Soo. Apa Kau lupa?” kata Ji Won, Wan Seung terdiam. 


Seol Ok membersihkan bagian jas belakang suaminya sambil bertanya apakah akanpergi ke kantor polisi. Jaksa Kim membenarkan, Seol Ok bertanya kapan akan selesai, Jaksa Kim heran kenapa Seol Ok menanyakan hal itu berpikir ada yang harus dilakukan disana.
“Tidak, aku bertanya kapan sebaiknya membuat makan malam.”ucap Seol Ok mencari alasan.
“Jangan menunggu dan makanlah tanpa aku. Aku mungkin akan kemalaman.”ucap Jaksa Kim
“Pasti ini hari yang sulit bagimu... Aku mengatakan ini akan menjadi hari yang sulit bagimu.” Komentar Seol Ok, Jaksa Kim mengaku baik-baik saja dan mengucapkan selamat tinggal pada istrinya.
“Aku tidak bisa pergi ke kantor polisi hari ini. Apa yang harus aku lakukan?” ucap Seol Ok kebingungan. 

Seol Ok akhirnya merekam suaranya dengan ponsel “Jang Do Jang Mencoba menusukku dengan pisau ketika di loker. Aku telah bersaksi untuk Detektif Ha, Kalau aku sudah ditusuk. Dengan ini aku konfirmasikan semua yang aku katakan adalah kebenaran. Yoo Seol Ok dari 104-2 Baebang-dong, Seodong-gu, Seoul.”
Ho Soon yang berbaring di tempat tidur berpikir Seol Ok itu berselingkuh denganny. Seol Ok balik bertanya apakah itu maksudnya dengan si idiot Wan Seung menurutnya itu gila dan tak mungkin melakukanya. Ho Soon pikir kalau memang tidak yah sudah.
“Bagaimana bisa kau mengatakan aku selingkuh dengan orang idiot seperti dia? Luar biasa...” keluh Seol Ok. Ho Soon pikir kalau Seol Ok yang mengatakannya tadi
“Aku hanya merekam kesaksian ini sebagai istri seorang jaksa. Ini akan membantu Oppa untuk dipromosikan...” ucap Seol Ok dengan nada sedikit tinggi.
“Bohong... Ciri keempat dari wanita Korea yang berbohong adalah suara mereka semakin keras.” Komentar Ho Soon.
“Suaraku tidak keras Dan tidak sopan mengatakan orang berkata jujur atau bohong setiap kali bicara. Orang yang berkata benar malah dibilang berbohong. Jika kau mengatakan kepada mereka itu adalah wajah kebohongan maka Kau akan membuat mereka malu. Dan Kau tidak ada sopan santunnya.” Ucap Seol Ok kesal lalu mengembalikan ponsel dan keluar dari kamar.
“Apa dia mengeluh karena aku tahu dia berbohong?” kata Ho Soon heran 



Di depan kantor
Wan Seung menerima file “Kesaksian Yoo Seol Ok” di ponselnya dan mengingat kembali ucapan Ji Won “Lihatlah apa yang terjadi dengan Seo Hyun Soo. Apa Kau lupa?”
Ketua Baek menelp Wan Seung  menyuruhya jangan kembali ke kantor. Wan Seung binggung, Ketua Baek memberitahua Kim Ho Cheol ada di kantor dan mencari tahu semuanya. Wan Seung mengumpat Jaksa Kim itu pria licik itu.
“Dia pasti disana karena Jang Do Jang.” Ucap Wan Seung marah
“Iya. Jadi jangan datang kesini untuk menimbulkan masalah, Pergilah ke unit.” Kata Ketua Baek
“Itu kantorku. Ke mana lagi aku pergi? Jadi Aku akan kesana.” Kata Wan Seung tak peduli.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted
                                                                                                                                                                                  

5 komentar:

  1. episode 8 nya mana kak?? kok langsung 9??

    BalasHapus
  2. jadi yang 8 gimana kak?
    apa kerjasama dengan bloger lain?

    BalasHapus
  3. iyaa... sama mbak dian yah..... Mbak dian-nya lagi sakit jadi sabar menunggu yahh

    BalasHapus
  4. emang mbak dian itu yg alamat blognya apa??

    BalasHapus