PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 30 Mei 2017

Sinopsis Fight My Way Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Bunyi suara jam weker, Ae Ra terbangun dan kembali tidur karena masih ngantuk. Di samping kamarnya Seol Hee terbangun dari tidurnya dengan rambut panjangnya. Di depan rumah, Dong Man yang sudah memulai pagi dengan berolahraga. Sementara Joo Man baru terbangun dari tidurnya seperti masih sangat ngantuk. Mereka berempat tinggal di gedung yang sama. 


[Episode 3 - Jangan Sentuh]
Ae Ra keluar kamar melihat siaran TV cuaca  yang memberitahu cuaca akan dingin dan mengunakan pakaian yang tebal, Ia pun mengejek kalau si penyiar itu malah mengunakan pakaian mini saat menyampaikan berita. Seol Hee yang melihat temannya menyuapi makanan dan menyuruh temanya saja yang mengantikan penyiar itu.
“Kau kesana, dan jadilah seperti dia.” Kata Seol Hee. Ae Ra bertanya apa yang harus dilakukan.
“Aku tahu kau kesal karena sekarang masa-masa perekrutan penyiar.” UcapSeol Hee. Ae Ra tak ingin membahas dan ingin melupakan saja.
“Kenapa lupakan? Jika aku terlahir dengan wajah sepertimu maka aku akan melamar dan menjadi apapun yang kumau.” Kata Seol Hee
“Apa Menurutmu aku bisa lakukan yang kumau?” ucap Ae Ra tak yakin, tapi Seol Hee menyakinkan pasti akan bisa melakukanya.
Seol Hee membuka panci diatas meja memberitahu kalau sup tofu, bukan sup tauge dan meminta agar memberikan pada Dong Man, lalu membahas keduanya yang  sehabis dari penjara kemarin. Ae Ra menegaskan kalau itu bukan penjara dan Seol Hee pun pamit pergi untuk mencari uang lebih dulu. 


Ae Ra membawakan nampan berisi makanan lalu mengedor pintu dengan kaki agar Dong Man membuka pintunya, tapi Dong Man tak juga membukanya. Akhirnya ia masuk ke dalam rumah dengan menekan password dan masuk ke dalam rumah.
Dong Man sedang mandi sambi menyanyi, Ae Ra mendengarnya sambil sambil mengeluh kalau memalukan sekali kalau sampai Dong Man melihatnya. Saat itu Dong Man keluar dengan setengah telanjang menyanyikan nada tinggi dan mengeluh karena tidak bisa mencapai nada tingginya.
“Hei... kenapa kau... Sudah kubilang jangan sembarang masuk kerumahku.” Teriak Dong Man kesal sambil menutupi dadanya.
“Seharusnya kau ubah sandimu, angka 0070 itu mudah di ingat.” Ucap Ae Ra yang sudah ada di dapur dengan wajah gugup. 

Ae Ra ingin mengambil mangkuk dibagian atas, Dong Man tiba-tiba langsung menahan mangkukn yang akan jatuh. Ae Ra terlihat kaget karena tiba-tiba tubuh Dong Man berada didekatnya, lalu membalikan badan, matanya benar-benar bisa menatap badan Dong Man yang masih basah karena baru saja setelah mandi.
“Kau pakai body lotion apa?” ucap Ae Ra menatap Dong Man dengan alis tebalnya.
“Heii.. Memangnya kau Song Seung Heon? Alismu itu...” keluh Dong Man lalu bergegas pergi meninggalkanya. 

Ae Ra makan bersama sambil mengaruk kepalanya, berpikir kalau itu karena tidak keramas. Dong Man meminta agar mereka Jangan ketemuan di pagi hari. Ae Ra ingin tahu alasanya. Dong Man mengaku lebih suka bertemu dengan Ae Ra saat malam hari. Ae Ra mengumpat Dong Man itu aneh.
“Kenapa kau memilih bertemu denganku di malam hari?” teriak Ae Ra berpikir Dong Man mesum.  Dong Man lalu melihat ponselnya yang berdering dan tak mengangkatnya.
“Siapa? Kenapa tak kau angkat?” tanya Ae Ra. Dong Man dengan gugup mengaku hanya Telepon iseng dan mengomel Ae Ra yang selalu ingin tahu.
“Apa wanita itu yang menghubungimu?” ucap Ae Ra. Dong Man mengaku bukan dan menyuruh Ae Ra makan saja tanpa mau dibahas lagi.
“Aku dulu sudah memperingatkannya, kalau aku akan membunuhnyajika dia mendekatimu lagi. Sekarang Lihat saja dengan kesungguhan perkataanku.” Kata Ae Ra mengebu-gebu.

Hye Ran mengemudikan mobil lalu menelp seseorang dengan ramah mengaku pada seniornya kalau sangat merindukan. Lalu menanyakan tentang seseorang namanya Ae Ra, lalu membenarkan kalau nama panjangnya Choi Ae Ra.
“Bukan, kami tidak dekat. Aku rasa dia sudah sepertiku sekarang.” Ucap Hye Ran lalu kaget mengetahui kalau Ae Ra Di pusat perbelanjaan, senyuman liciknya pun terlihat. 

Manager Kim dan Ae Ra menatap sebuah kotak misterius di depan meja informasi. Manager Kim menatap kotak yang sudah ada diatas meja setelah Ae Ra berganti pakaian.  Ae Ra pun bertanya-tanya siapa yang meletakan kotak itu.
“Apa mungkin teroris? Haruskah aku membukanya?” ucap Manager Kim. Ae Ra melarangnya.
“Kenapa? Apa kau punya perasaan buruk juga?” tanya Manager Kim
“Ini dibungkus oleh pakarnya.Bungkusannya sendiri saja terlihat seharga $20. Bagaimana kalau pemiliknya kembali dan meminta ganti rugi?” kata Ae Ra. Manager Kim pun memilih untuk membiarkan saja.
“Aku akan lakukan pengumuman dan bertanya apa ada yang merasa kehilangan. Kita taruh saja dulu disini.” ucap Manager Kim 

Saat itu Dong Man sedang makan di kimbap dalam mobil lalu melihat layar ponselnya bertuliskan “Jangan di angkat” dan membiarkan tak mengangkatnya. Pesan pun akhirnya masuk “Angkat teleponmu, atau aku akan datang ke rumahmu.” Dong Man tetap tak mengubrisnya.
Ae Ra sedang makan ramyun di restoran kecil lalu terkejut meihat seseorang yang masuk dengan kacamata hitam. Hye Ran memesan sepiring Kimbap setelah membuka kacamatanya. Keduanya pun saling menatap dan akhirnya duduk berdua. 

Beberapa orang melihat Hye Ran yang duduk dengan restoran tak percaya kalau sedang memakan kimbap pinggiran sekarang. Ae Ra pun bertanya apakah Hye Ran itu tak makan kimbapnya. Hye Ran mengaku kalau sedang diet. Ae Ra heran untuk apa Hye Ran datang dan memesan kimbap.
“Aku pesan untuk seseorang. Tapi ternyata kita bertemu disini. Ini Sungguh kebetulan.” Ucap Hye Ran
“Apa ini sungguh kebetulan? Park Hye Ran, seorang menantu keluarga tajir muncul di restoran  pinggiran di saat jam makan siangku.  Tidak ada kebetulan di kamusmu.” Ejek Ae Ra sinis merasa itu disengaja.

“Karena kita sudah bertemu, berikan aku nomor telepon Dong Man Atau alamat rumahnya.” Kata Hye Ran
Ae Ra pun bertanya untuk apa memintanya. Hye Ran menegaskan kalau itu bukan urusan Ae Ra dan pasti tah nomor ponselnya. Ae Ra berbohong mengaku tak tahu dan sudah tak saling komunikasi sejak Dong Man menikah lalu pindah.
“Tidak benar rasanya berkomunikasi dengan pria yang sudah menikah. Ini etika yang benar.” Tegas Ae Ra. Hye Ran pun berpura-pura mempercayainya. 
“Etika. Kau masih tahu itu, 'kan?” ucap Ae Ra mengambil segelas air seperti ingin menyiramnya, Hye Ran terlihat ketakutan melihatnya.
“Jangan ganggu Dong Man. Jangan memikirkan dia dan jangan dekati dia.” Tegas Ae Ra setelah meminum habis gelasnya.
“Kau masih suka ikut campur seperti dulu.” Ejek Hye Ran. 


Dong Man mengeluh karena barang-barang yang dibawanya sangat berat, lalu menaruh semuanya di dalam rumah. Ia akhirnya membagi tugas kalau Managernya itu membasmi kutunya, maka ia akan membersihkan bidet dan memfilter.
Manager mengeluh Dong Man yang menyuruh melakukan penyemprotan. Dong Man memberitahu kalau itu tugasnya jadi harus kerjakan tugas  masing-masing supaya cepat selesai. Si Manager menyindir Dong Man yang suka membagi-bagi pekerjaan.
“Asal kau tahu, di Korea kita pengikuti peringkat, kedudukan.” Tegas Manager. Dong Man mengartikan ia harus kerjakan semuanya sendiri. Manager Pikir Dong Man tak perlu membahasnya lagi.
“Kau terdengar seperti tak pernah wamil saja.” Ejek Managernya. Dong Man berpura-pura menyalakan alat dan menyemprotkanya, lalu meminta maaf karena tak mengetahui kalau itu ternyata menyala. 

Beberapa pekerja mengeluh kalau orang marketing itu pelit karena  menyuruhnya makan buah ceri. Tapi Seol Hee mengaku sangat suka seperti waktu istirahat dan menatap Joo Man dari kejauhan.  Manager Choi memberitahu mereka harus menyorot para pekerja yang sedang makan ceri, pastikan terlihat rasa cerinya enak. Semua pun mengerti.
“Dan, campurkan dengan salad dan yogurt juga.” Kata Manager Choi
“Sudah kubilang jangan campurkan yogurt.”keluh Joo Man yang mendengarnya. 

Akhirnya syuting dimulai semua berusaha untuk makan buah ceri dengan wajah bahagia. Manager menyuruh agar makan ceri dengan Youghurt juga, Seol Hee pun mengambi segelas Youghurt,  lalu melihat Joo Man yang berbicara dengan Yee Jin.
“Mereka sedang ngobrol apa? Kenapa mereka tersenyum?” gumam Seol Hee melihat dari bibir keduanya yang bicara “aku juga”
Tiba-tiba Seol Hee tersedak dan tak bisa bernafas, semua panik. Joo Man langsung berlari masuk ke atas panggung dan langsung memeluk Seol Hee dari belakang langsung menekan bagian perut Seol Hee. Saat itu juga sebuah cheri keluar dari mulut Seol Hee.
Joo Man langsung menyingkirkan cheri dari atas meja, semua melonggo melihatnya. Seol Hee langsung dibawa keatas meja, Joon Man memberikan CPR dengan meniupkan udara ke dalam mulut. Yee Jin yang melihatnya tak percaya karena Joo Man tanpa ragu melakukanya. 

Flash Back
Ibu guru menyakinkan Dong Man kalau pasti bisa melakukanya. Beberapa anak lain mengeluh dengan Sul Hee berperan sebagai putri salju. Ae Ra yang mendengarnya langsung membalikan badannya dengan nada marah.
“kau cuma pohon.” Ejek temanya, Ae Ra menegaskan kalau ia  bukan pohon biasa.
“Kau cukup mencium Sul Hee saja.” Ucap  Ae Ra. Dong Man hanya bis menangis mengaku tak bisa  melaukanan karena hidung Seol Hee yang meleher. Seol Hee pun ikut menangis. Ae Ra pun memukul Dong Man yang tak mau melakukanya. 

Joo Man terus memberikan bantuan pada mulut Seol Hee agar bisa sadar. Sementara Seol Hee bergumam dalam hati “Impianku selalu ingin menjadi putri salju. Dan sekarang, akhirnya...aku merasa seperti putri salju sungguhan.” Lalu membuka matanya. Joo Man pun bisa bernafas lega melihatnya.
“Kenapa harus campur ceri ke dalam yogurt? Makan ceri, ceri saja! Jangan campur yogurt! Jika mau, cukup colek yogurt saja!” teriak Joo Man marah. Semua pun hanya diam saja. 

Ae Ra akhirnya minum obat sambil mengeluh karena harus gangguan pencernaan karena Hye Ran. Saat itu terdengar suara pemberitahuan dari pengera suara mall “Bagi siapa saja yang telah meninggalkan baterai dilantai tiga ruang khusus wanita dimohon untuk segera mengambilnya sekarang juga.
Dua pekerja yang lain binggung karena yang berbicara adalah Tuan Kim,salah satunya mengetahui kalau Wanita penyiar berita di mall mendadak ambil cuti selama tiga bulan. Ae Ra bertanya alasanya, temanya pikir kalau si wanita akan menikah.

Ae Ra memberikan sebotol minuman pada Manager Kim yang berjalan dilorong. Manager Kim sampai kaget melihat Ae Ra yang datang menemuinya. Ae Ra merasa kalau Manager Kim itu kelelahan hari ini karena Pekerjaannya sebagai sekretaris ditambah penyiaran.
“Apa itu? Katakan apa maumu” kata Manager Kim
“Aku sudah lama ingin memintanya. Rekomendasikan aku ke bagian penyiaran.” Kata Ae Ra memohon. Manager Kim mengeluh Ae Ra itu wanita yang penuh ambisi juga,
“Anda pasti dibingungkan dengan pengunduran diri secara mendadak. Orang sepertiku haruslah bertindak cepat dalam situasi semacam ini. ” Kata Ae Ra.
Manager Kim binggung apa maksudnya. Ae Ra menegaskan kalau itu yang dimaksud adalah Orang yang berada dipihaknya. 


 Ruangan studio pun berantakan dengan cheri di lantai, Manager memuji Joo Man yang kalau memiliki  penglihatan yang bagus dan seharusnya menjadi dokter, bahkan terlihat seperti melihat istrinya yang sekarat. Seol Hee yang membersihkan cheri di lantai tersenyum bahagia mendengarnya.
“Aku belajar pertolongan pertama tersedak selama latihan.” Kata Joo Man tak ingin membuat kecurigaan.
“Ya, aku harap kau bisa selesaikan bersih-bersihnya.” Ucap si manager lalu membiarkan Joo Man membersihkan sendiri dan pergi.
Yee Jin mendekati Joo Man lalu memujinya kalau sangat keren seperti  ksatria sejati dan jadi berharap kalau saja ia yang memakan ceri itu. Joo Man binggung mendengarnya. Seol Hee terlihat kesal melihat Yee Jin yang terus mendekati Joo Man. 
Manager Kim memberitahu kalau Tidak rumit, hanya Cukup jangan bersendawa di mikrofon itu setelah itu akan menggelar wawancara tak peduli apapun jadi bisa anggap sebagai kesempatannya juga. Ae Ra menatap mic di depanya dengan wajah berbinar-binar.
“Jika kau lolos, maka ini akan menjadi tempatmu.” Ucap Manager Kim. Ae Ra terlihat benar-benar bersemangat mendengarnya. 

Dong Man berkerja sendirian sambil mengomel sendirian kalau ada seorang prajurit biasa menceramahi sersan penembak jitu angkatan bersenjata soal kedudukan. Saat itu ponselnya berdering, lalu mengeluh kalau Ae Ra yang menelp disaat yang tak tepat.
“Apa lagi? Kenapa kau menelponku?” tanya Dong Man, lalu ngomel pada Ae Ra yang berani menyuruhnya datang lalu kaget mendengar kalau ada berita besar. 

Dong Man pun akhirnya datang ke mall mengetahui kalau hari ini Ae Ra yang lakukan penyiaran, lalu heran kenapa memintanya agar datang.  Ae R menjelaskan kalau Dong Man harus ada di mall  untuk menyaksikan momen penuh sejarah serta harus melakukan sesuatu untuknya.
“Siaran pertamaku dimulai pukul 3:30 sore. Itu adalah debut pertamaku, jadi kau harus merekamnya.” Kata Ae Ra
“Kau bilang aku harus Merekam? Ah, yang benar saja. Kau menyuruhku melakukan hal konyol. Kita cuma punya waktu 20 menit lagi sampai siaran langsungnya dimulai. Aku harus bergegas dan menunggu dibawah speaker.” Kata Dong Man. Ae Ra pun memuji Dong Yang yang sudah mengetahui yang harus dilakukan. 

Ae Ra pun akhirnya di ruangan siaran lalu memberitahu  pengumuman untuk semua pelanggan, kalau di counter pakaian sedang diskon di lantai 8, lalu menyebutkan namanya Choi Ae Ra, yang memberikan pengumuman.
Dong Man berdiri di bawah speaker, merekam suara Ae Ra memujinya hebat dan berpikir memang seperti Baek Ji Yeon. Sementara Ae Ra terlihat gugup dengan wajah bahagia menari-nari diruangan. Sementar Manager Kim mendengar pengumuman kesal mendengar Ae Ra yang menyebut namanya. 

Ae Ra kembali mendengarnya siaran pemberitahuanya, lalu tiba-tiba terlihat panik. Dong Man bertanya apakah ada sesuatu yang salah karena  menurutnya sudah terdengar sempurna. Ae Ra masih tetap terlihat panik.
“Aku sangat... sangat bahagia... Bahagia sekali. Aku rasa kita perlu melakukan apapun yang kita inginkan.” Ucap Ae Ra yang merasakan sesuatu dalam dirinya.
“Kau sudah lakukan apa yang kau inginkan,Apa kau senang?” tanya Dong Man, Ae Ra mengaku sangat  Senang setengah mati.

Pengumuman pun di siarakan “Sebuah kotak tak dikenal masih tergeletak di meja informasi di lantai dasar.” Seorang pria sedang berdiri didepan meja informasi dengan topi yang menutupi wajahnya, lalu bertanya tentang Orang yang biasanya menjaga meja informasi.  Si wanita mengetahui yang dimaksud  adalah Ae Ra dan memberitahu kalau Ae Ra sedang memberikan siaran pemberitahuanya,  akhirnya si pria pun  langsung mengambil kotaknya.
Ae Ra pulang dari kerja dengan senyuman bahagia, lalu berjalan dan terhenti merasakan seperti ada seorang yang mengikutinya dari belakang. Ia melirik sebuah mobil seperti mengikutinya dari samping dan teringat kembali saat sengaja mematahkan kaca spion mobil.
Tapi Ae Ra kembali berjalan sampai akhirnya pundaknya di tepuk, Ae Ra langsung melepaskan tasnya dan memukul pria yang menyentuhnya dengan mengumpat cabul. Pintu mobil terbuka, ternyata seorang ibu dan anaknya turun menatap heran melihat Ae Ra yang memukul orang. Ae Ra langsung menyadari kalau dugaanya salah dan orang yang dipukul adalah Moo Bin. 

Moo Bin menghentikan darah di hidunganya setelah dipukul Ae Ra. Akhirnya Ae Ra meminta maaf karena sudah meneriakinya dan kenapa harus membuntutinya. Moo Bin mengaku hanya saja ingin memberikan kotaknya tapi ternyata dianggap barang hilang.
Ae Ra pun bertanya apa isi dari kotak itu. Moo Bin pun membukanya, lalu Ae Ra melihat ada sepasang sepatu dan note diatasnya. “Ae Ra, sepulang kerja, kenakan sepatu ini dan datanglah ke gerbang, aku menunggumu. Dari Moo Bin.”
“Saat kau menendang kaca spion mobil terakhir kali, Sepatu hakmu rusak. Aku beli sepatu ini supaya kau bisa berjalan dengan nyaman. Tak perlu resah disaat kau harus menendang apapun lagi. Ini adalah sepatu sneakers” ucap Moo Bin

“Apa Pikirmu ini menyenangkan? Apa kalian sedang taruhan sepatu kali ini?” kata Ae Ra marah dan tak mau terjebak. Moo Bin mengaku bukan seperti itu.
“Aku teramat sangat tidak nyaman melihat tampangmu. Jadi sudahi leluconnya, dan jangan berjumpa lagi.” Kata Ae Ra
“Aku ingin bersamamu.” Ungkap Moo Bin, Ae Ra binggung maksudnya.
“Aku merindukanmu. Setelah aku bertemu denganmu malam itu, aku selalu teringat denganmu. Aku sudah bermalam-malam memikirkan ide ini... sampai aku datang kemari dan menemuimu. “ kata Moo Bin mengungkapkan semua isi hatinya. 


Moo Bin lalu memberitahu jas yang digunakan  adalah jas mahal, bahkan memotong rambutnya lebih dulu, serta sudah pesan tempat di restoran, lalu mengisi penuh bensin mobilnya. Ae Ra melihat Moo Bin merasa kalau sedikit imut juga.
“Kenapa kau isi penuh bensin mobilmu?” tanya Ae Ra heran. Moo Bin mengaku kalau  hanya berjaga-jaga saja jika Ae Ra ingin berkeliling atau pergi ke gunung Nam. Ae Ra mengeluh kalau itu tak seru.
“Ngomong-ngomong...apa kau punya pacar?” tanya Moo Bin blak-blakan, Ae Ra pun ingin tahu alasan apabila ia tak memiliki pacar.
“Kalau begitu ayo kita kencan 10 kali. Aku sudah cukup yakin dan akan lakukan yang terbaik dalam segala hal.” Kata Moo Bin sangat yakin
Ae Ra kembali mengeluh dengan Moo Bin yang terlalu terus terang mengatakanya. Moo Bin mengungkapkan kalau itu semua karena Ae Ra yang  begitu cantik jadi takut pria lain akan mengincarnya. Ae Ra sempat tersipu tapi akhirnya mengelak kalau dirinya tak cantik.
“Ae Ra, coba sepatu ini dulu. Aku rasa kakimu berukuran sekitar 230mm.” Kata Moo Bin
“Ukuran kakiku 235mm.” Akui Ae Ra. Moo Bin pun senang karena pasti ukuran pas dan ingin Ae Ra mencobanya.
“Pakailah seperti Cinderella memakai sepatu kacanya.” Kata Moo Bin mengeluarkan sepatu diatas kotaknya.
“Ukuran kakiku 245mm. Apa perlu aku mengempiskan kakiku di dalam sepatu ini?” gumam Ae Ra akhirnya mencoba sepatu yang diberikan Moo Bin. 


Dong Man naik bus melihat video tentang pertandingan lalu akhirnya berdiri didepan pusat seni bela diri dengan gugup mondar mandir dan mengingat saat berbicara dengan Ae Ra yang bertanya apakah kau senang Karena sudah melakukan yang diinginkan, Ae Ra pun mengaku Senang setengah mati.
Sementara di dalam ruangan, pelatih Hwang sibuk menuliskan “Sindrom Yo-Yo”di atas karton. Dong Man datang dengan berteriak memanggil pelatihnya. Pelatih Hwang yang mendengarnya mengeluh  Dong Man yang  selalu datang mendadak. Won Bon melihat Dong Man mengejek orang gila yang datang kembali.
“Izinkan aku bertanya satu pertanyaan. Jika, memungkinkan... Aku memutuskan untuk mulai bela diri lagi...” kata Dong Man yang membuat pelatihnya berdiri dari tempat duduknya dan meminta agar Dong Man melanjutkan ucapanya.
“Apa aku bisa dapat banyak uang? Apa aku bisa menghasilkan banyak uang dengan bela diri campuran, meskipun aku sudah tua dan tak bisa bertanding lagi?” ucap Dong Man dengan wajah serius.

“Kenapa kau selalu menyebut uang? Apa hidup hanya masalah uang? Dibanding uang, kau harusnya pikirkan soal impianm dan perasaanmu, serta kerahkan segala kemampuanmu selama hidup.” Kata Pelatih Hwang marah
“Aku perlu uang untuk bermimpi dan memikirkan yang lainnya.” Tegas Dong Man. Pelatih Hwang mengatakan kalau Dong Man itu terlalu muda, terpengaruh oleh dunia.
“Aku...ingin membelikan ibuku rumah Dan mobil mahal untuk ayahku. Itu adalah harapanku, dan semua itu butuh uang. Kata orang uang itu tak penting, tapi kenyataannya uang itu justru yang terpenting. Aku bertanya seperti itu karena aku tak bisa hanya memenuhi impianku saja. Disamping itu, aku juga harus melindungi Dong Hee. Aku tidak bisa menyebut ini kesempatan jika aku gagal.” tegas Dong Man
Pelatih Hwang mengumpat marah, Dong Man bertanya apakah ia bisa meraup banyak uang jika mengikuti bela diri campuran. Pelatihnya menegaskan Dong Man ingin menghasilkan uang, jangan ditempat ini dan menunjukan wajahnya di depanya sekarang, mendorong Dong Man keluar. 

Flash Back
Dong Man mengingat kalau sebelumnya mengaku  ketakutan kalau mungkin ingin melakukannya lagi. Pelatihnya meminta agar Dong Man melupakan saja. Dong Man dan lawan yang sedang bertanding dan Pelatih Hwang berdiri di pinggir lapangan.
“Aku tidak mau. Kau lakukan saja yang harus kau lakukan.” Ucap Tak Soo
“Tak Soo. Kenapa kau jadi keparat seperti ini?” teriak pelatih Hwang marah
Dong Man seperti masih belum bisa melupakan kenangan buruknya masa lalu. 

Ae Ra menelp ayahnya dengan penuh semangat menceritakan hari ini benar-benar melakukan siaran dan akan mengirimkan rekamannya. Tuan Choi sedang makan dengan teman-temanya menanyakan apakah Ae Ra  akan jadi penyiar besok dan seterusnya.
“Jika seperti itu, ayah akan mengunjungimu. Aku akan menutup warung dan kesana.” Kata Tuan Choi
“Aku rasa... Ae Ra pasti berhasil melakukan sesuatu.” Bisik teman nya mendengar Tuan Choi yang sedang berbicara.
“Mana mungkin aku tak mengunjungimu? Putriku... akhirnya melakukan siaran Sudahlah, kita akan makan siang bersama besok. Ayah akan berangkat pagi dan kesana” kata Tuan Choi lalu menyudahi telpnya.
Tuan Choi mengaku sangat bangga pada anaknya lalu meminta agar dibawakan sashimi,  Teman tak percaya Tuan Choi yang punya sahsimi dan seharusnya sudah dihidangkan dari tadi. Tuan Choi tak ingin meminta bayaran karena Segalanya termasuk sashimi ini gratis. Temanya berpikir kalau Ae Ra itu akan menikah. Tuan Choi kesal karena temanya hanya menganggap menikah yang penting. Ia mengaku akan menjadi ayah seorang penyiar pusat perbelanjaan.

Ae Ra setelah menutup telp ayahnya merasa tak perlu datang jauh-jauh ke Seoul, lalu masuk ke bus yang baru datang. Dong Man melihat Ae Ra yang masuk bus langsung pura-pura tertidur pulas dengan mulut terbuka.
Ae Ra mendekat sambil menyenggol kaki Dong Man tapi tetap saja Dong Man berpura-pura tidur. Akhirnya Ae Ra langsung menutup hidung Dong Man sampai tak bisa bernafas, Dong Man pun membuka mata mengumpat kesal Ae Ra itu preman dan terpaksa berdiri memberikan tempat duduknya.
“Haruskah seorang penyiar pulang dengan berdiri di dalam bus?” kata Ae Ra bangga. Dong Man hanya menahan amarahnya. 


Seol Hee pulang dengan wajah khawatir melihat sudah pukul 11 malam, Ae Ra datang memanggilnya bertanya apakah membawa tteokbokki dari simpang tiga. Seol Hee pun menebak kalau tas yang dibawa Ae Ra itu ada bir dalam tas itu serta soju.
“Soju, bir, dan tteokbokki.” Kata keduanya sambil menyanyi dan menari. Dong Man melihat keduanya seperti harus periksa kalau sedang memakai narkoba.
“Periksa narkoba, periksa narkoba.” Kata keduanya kembali menyanyi sambil menari.   Dong Man mengejek keduanya seperti orang linglung.
“Dimana Joo Man?” tanya Ae Ra. Seol Hee mengatakan masih ada ditempat kerja jadi tidak pulang.
Dong Man pun merasa kalau Joo Man sudah semakin sukses bahkan selalu lembur bahkan sudah seperti pekerja kantoran. Seol Hee merasa kalau hari ini dirinya akan free tanpa Joo Man.

Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar