PS
: All images credit and content copyright : KBS
Bong Goo
kembali masuk ke dalam ruangan merasa dengan firasatnya kalau Eun Hee yang
memukul Jung Na Mi dengan tas kulit nya jadi secepatnya harus membersih kan
Nama Shim Jae Bok. Sam Kyu bertanya apakah Jae Bok akan dipenjara kalau mereka
tidak membantunya.
“Apa kau
belum menemukan kata sandi nya?” tanya Bong Goo, Sam Kyu kesal kalau Ini bukan
sesederhana yang didengar.
“Aku mau
ketempat Jae Bok dulu” kata Bong Goo berjalan pergi, Sam Kyu berteriak
memanggilnya kalau sudah menemukannya.
Bong Goo
kembali duduk melihat layar komputer bersama dengan Sam Kyu. Akhirnya Bong Goo
keluar dengan memegang tengkuknya seperti merasa sangat terkejut.
Flash Back
Na Mi
yang terbaring dengan mata masih menatap keatas memegang ponslenya dan dengan
hanya menekan satu jari saja bisa mengambil gambar baju yang digunakan Eun Hee
dan akhirnya meninggalkan di tempat.
Nyonya
Choi duduk dikursi goyang sambil mikirnya, lalu bergegas mempersiapkan diri.
Sementara Jin Wook dan Hae Wook duduk dimeja makan, Eun Hee memberikan roti
untuk mereka makan. Ibu Jung Hee berlari menahan Jin Wook sebelum memakanya
mencobanya lebih dulu seperti takut Eun Hee memasukan sesuatu. Eun Hee melirik
sinis karena dicurigai oleh Ibu Jung Hee.
“Apa ibu
pikir aku menempatkan sesuatu yang aneh di dalamnya?” ucap Eun Hee kesal, Ibu
Jung Hee mengelak lalu memberikan roti yang menurutnya aman pada sang cucu lalu
meminta Eun Hee memberikannya jus.
Nyonya
Choi berada dalam kamar terlihat tegang lalu memberitahu Eun Hee kalau mau
keluar sebentar. Eun Hee mengangguk mengerti, tapi merasakan sesuatu tentang
ibunya dan langsung memberikan jus diatas meja dan berlari keluar. Ibu Jung Hee
sampai berteriak kesal karena tak memberikannya gelas.
Nyonya
Choi keluar dari rumah, Eun Hee langsung bertanya apakah ibunya Tidak mau bawa
mobil. Nyonya Choi mengaku kalau ingin udara segar, jadi hanya ingin jalan
jalan. Eun Hee melihat tas yang dibawa oleh ibunya dengan tatapan curiga.
Nyonya Choi mengaku Bukan apa apa
“Apa itu?
Biarku lihat.” Kata Eun Hee ingin memaksa melihatnya. Nyonya Choi berusaha
menahanya kalau bukan apa-apa. Keduanya saling tarik-tarikan sampai akhirnya
Bong Goo datang dengan mobilnya.
“Kau
disini rupanya” komentar Bong Goo melihat Eun Hee sudah ada diluar rumah.
“Lee Eun
Hee.. Kau tidak cemas karena sudah menyingkirkan telepon Na Mi kan. Tapi kau tahu, bahkan jika ponselnya
hilang, Foto yang Na Mi simpan dan dia kirim ke Clouds dan Tersimpan secara
otomatis. Semuanya ada di sana. Kau memukulnya dengan tasmu, mengejarnya, dan
mengancamnya. Itu karena kau memojoki nya dan Na Mi ... Itu sebabnya itu
terjadi padanya.” Kata Bong Goo dan polisi pun datang
“Lee Eun
Hee... Anda berada di tangkap atas pembunuhan Jung Na Mi. Ayo ikut denganku.” Kata
Detektif ingin membawa Eun Hee.
“ Aku
saja... Dia tidak tahu apa-apa... Itu sebabnya aku sekarang akan menyerahkan
diri” kata Nyonya Choi membela anaknya. Eun Hee tak percaya ibunya bisa
menutupi semua kelakukanya.
“Pembohong.
Itu bukan dia. Tapi Eun Hee” kata Bong Goo. Nyonya Choi mengaku kalau punya bukti
dengan memperlihatkan isi tas yang sudah dibawanya.
“Ini pakaian
yang kupakai malam itu dan aku memukul kepala Jung Na Mi dengan tas ini” kata
Nyonya Choi mengeluarkan tas yang dipakai oleh Eun Hee sebelumnya.
Eun Hee
berkaca-kaca melihat ibunya. Bong Goo yakin kalau Nyonya Choi berusaha
mengambil kesalahan putrinya dan itu akan bahaya buatnya. Nyonya Choi akhirnya meminta maaf kalau Seharusnya menahan emosi dan menurutnya Jung Na Mi, penyihir itu, membuatnya sangat
marah dan tidak seharusnya melakukannya
“Aku yang
melakukannya. Aku berkelahi dengan Jung Na Mi ... dan itulah yang terjadi” ucap
Nyonya Choi mengakunya, Eun Hee hanya diam saja, Bong Goo berusaha menahan
emosi karena rencananya tak berhasil.
Jae Bok
baru saja keluar dari sel, melihat Nyonya Choi yang berjalan masuk. Polisi
memberitahu Nyonya Choi sebagai tersangka dalam kasus Jung Na Mi dan sudah
mengaku. Jae Bok yakin kalau bukan Nyonya Choi pelakunya tapi putrinya Lee Eun
Hee.
“Tutup
mulutmu! Kau tidak tahu apa-apa. Jangan menyudutkan putriku” teriak Nyonya
Choi. Polisi meminta Nyonya Choi agar tenang dan meminta agar membawanya ke
dalam sel.
“Detektif
Yoon, Panggil Eun Hee dan interogasi dia Dia mungkin memalsukan bukti. Lee Eun
Hee itu pembunuh!”teriak Jae Bok histeris, Polisi meminta agar tenang dan akan
menyelidikinya
“Mereka
sudah memalsukan semuanya” teriak Jae Bok marah, Bong Goo menahan Eun Hee kalau
akan mengungkap kebenaran jadi meminta agar bisa tenang.
Jung Hee
sedang membahas tentang rencana peluncuran merek baru? akan diberi nama SJ
Village. Ponselnya berdering dari Jae Bok, tapi enggan untuk diangkatnya. Sementara
Jae Bok terlihat kesal merasa kalau mereka pergi ke rumah Lee Eun Hee.
Bong Goo
hanya melihat Jae Bok terlihat tak bisa menahan emosi, Jae Bok ingin membuka
pintu mobil berteriak meminta agar
membuka pintu segera. Bong Goo meminta agar Jae Bok tenang dan ia yang akan
bertemu dengan Jung Hee.
“Bagaimana
aku bisa tenang? Anak-anak ada di rumah Lee Eun Hee. Buka pintunya. Buka
pintunya!! Aku harus kesana!!” teriak Jae Bok dan tiba-tiba langsung pingsan.
Bong Goo panik melihat Jae Bok yang jatuh pingsan.
Nyonya Choi
ada dalam ruangan interogasi mengaku kalau Jung Na Mi, si penyihir itu.. terus
mengancam dan mau uang yang banyak. Itu sebabnya marah dan memukulnya dengan
tasnya. Ia menceritakan kalau Na Mi yang
datang padanya jadi mereka bertengkar dan jatuh dari sana
“Aku
tidak berusaha untuk membunuhnya. Aku sungguh-sungguh.” Ucap Nyonya Choi
menyakinkanya.
“Apa
orang ini... Anda kan?” tanya polisi memperlihatkan foto yang diambil Na Mi
dari ponselnya. Nyonya Choi panik karena itu pakaian yang dipakai Eun He, tapi
mengaku kalau itu dirinya.
“Di mana
ponsel Jung Na Mi?” tanya Polisi, Nyonya Choi sedikit panik lalu mengaku kalau
sudah membuangnya di Sungai. Saat itu Bryan masuk ruang interogasi, Nyonya Choi
kaget melihat anak bungsunya yang datang.
Eun Hee
terdiam mengingat sikap ibunya yang melindungi kalau yang mengaku melakukanya
dan anaknya yang tidak tahu apa-apa
jadi Itu sebabnya mau menyerahkan diri
dengan membawa barang bukti baju yang digunakanya. Saat itu Jung Hee pulang ke
rumah, Eun Hee pun melihat Jung Hee yang pulang lebih awal.
“Apa Ibumu
menyerahkan diri? Apa kau berencana untuk membuatnya ditahan?” ucap Jung Hee
tak percaya Eun Hee bisa melakukan hal itu pada ibunya.
“ Aku
tidak punya pilihan. Ini Tidak masalah. Lagipula itu tidak terlalu buruk. Bryan
yang akan menyelamatkannya” kata Eun Hee santai
“Moon Eun
Kyung. Kau benar benar, wanita yang menakutkan.” Kata Jung Hee mulai marah, Eun
Hee balik berkata kalau Jung Hee juga seperti itu.
“Kau
tahu, tapi kau memilihku Bukankah itu tandanya kau lebih menakutkan?” kata Eun
Hee, Jung Hee hanya bisa diam saja.
Di ruang
interogasi
Bryan dan
ibunya duduk berhadapan, lalu bertanya apakah memang Nyonya Choi yang
melakukannya. Nyonya Choi hanya diam saja, Bryan yakin kalau bukan Nyonya Choi melakukanya.
Flash Back
Nyonya
Choi berbicara di telp lalu mengatakan kalau Tuan Ha yang akan membawanya dan
menyingkirkan mereka dengan nada tenang menyakinkan anaknya Eun Kyung yan tidak
melakukan apa-apa dan tidak melihat siapa pun malam itu, jadi harus kuat.
“Aku
harus meninggalkan buktinya pada CCTV” gumam Nyonya Choi lalu sengaja mengunakan
pakaian milik Eun Hee yang sama dan berjalan di depan rumah agar terekam oleh
CCTV sebagai bukti.
Bryan
kembali menyakinkan kalau bukan Nyonya Choi pelakunya. Nyonya Choi tetap mengaku
kalau itu dirinya yang melakukannya. Ia pikir akan tertangkap kalau membunuh Jung
Na Mi menguntit Jung Hee dan juga hampir
membunuhnya bahkan sudah mengatakan semua pada polisi.
“Pengacara
ibu menunggu di luar. Berhenti mengatakan hal-hal yang tidak penting tanpa
berkonsultasi dengannya Aku akan melakukan yang terbaik sebisaku” kata Bryan
“Jangan
lakukan.. Ini lah yang terbaik... Eun Hee dan kau ... Aku seorang penyihir jahat
yang menyiksa kalian berdua” ucap Nyonya Choi yang mengingat saat memukul
anaknya karena muak.
“Penyihir
yang menjijikkan ... layak untuk dihukum. Aku akhirnya dihukum dan pantas
mendapatkannya. Maafkan, Bryan. Jung Na Mi ... sudah dekat dengan mu.. Maafkan
aku” kata Nyonya Choi merasa menyesal, Bryan sama diam saja.
Bong Goo
menemani Jae Bok yang terbaring di ruang rawat, lalu memegang tanganya saat
tertidur. Saat itu ponselnya berdering telp dari Detekif Yoon dan akhirnya Bong
Goo menutup tirai dan keluar dari ruangan.
“Aku
bilang Lee Eun Hee itu pembunuh, bukan ibunya. Mereka memanipulasi CCTV dari
luar rumah untuk rincian waktunya. Kau
perlu menyelidikinya lebih hati-hati. Sudah kubilang Moon Hyung Sun itu bekerja
sama dengan Lee Eun Hee!” kata Bong Goo kesal dan akhirnya masuk ruangan
dikagetkan dengan Jae Bok sudah tak berbaring.
Jae Bok
sudah ada didepan pintu rumah Eun Hee berteriak meminta agar membuka pintu
karena tak bisa membuka dengan password. Ia terus memanggil dua anaknya agar
membuka pintu, Eun Hee kaget melihat dari interkom dan langsung mematikanya
agar tak terdengar.
Sementara
Jin Wook sedang berlari bermain gitar dengan ayahnya dan Hae Wook membaca buku
tak bisa mendengar teriakan. Jae Bok terus berteriak memanggil dua anaknya agar
bisa membuka pintu untuknya. Jung Hee
melihat ponselnya dan melihat Jae Bok yang menelpnya.
Akhirnya
Jung Hee mengangkat telpnya, Jae Bok berteriak histeris menyuruh Jung Hee agar
membuka pintu. Jung Hee menyuruh agar ja
Bok bisa tenang. Tapi Jae Bok yang kehilangan ankanya mengumpat marah menyuruh
Jung Hee agar membuka pintu segera.
“Jangan
lakukan ini. Kau kan tahu ini hanya akan menyakitimu Kau ditangkap, kondisimu
tidak stabil, dan menyebabkan kerusuhan di rumah Mantan suamimu akan jadi buruk
untukmu di pengadilan.” Ucap Jung Hee mengancam
“Kau...
Koo Jung Hee ... Bagaimana bisa kau.. Aku bilang aku akan menjaga mereka selama
beberapa hari.” Kata Jae Bok tak percaya
Jung Hee
menyuruh Jae Bok agar beristirahat Jae Bok tak percaya Jung Hee bisa melakukan
hal ini padanya dan terus berteriak agar membuka pintu. Jung Hee meminta agar
Jae Bok memikirkan Hae Wook karena pasti tak ingin melihat keadaan ibunya
sekarang dan menyuruhnya diam-diam agar pulang saja. Jae Bok terus berteriak
agar meminta dibuka pintunya memanggil anaknya.
Bong Goo
akhirnya datang melihat Jae Bok yang datang sendirian. Jae Bok terus berteriak
meminta agar membuka pintu rumah. Bong Goo berusaha menariknya, Jae Bok
berteriak meminta agar Bong Goo melepaskanya.
“Tenanglah..
Jangan melakukan apapun, Kau harus tenang.. Kau akan mendapatkan anak-anakmu
kembali. Aku akan membantumu” ucap Bong Goo menenangkanya dengan memeluk Jae
Bok. Jae Bok duduk menangis di bersandar dengan Bong Goo.
“Kita
berdua memang sedang marah dan frustrasi, tapi mari kita bertindak rasional
saja Ada aku disini.” Kata Bong Goo menenangkan.
Jung Hee
membacakan cerita untuk Hae Wook, dan melihat kalau anaknya sudah tertidur
pulas. Lalu pikiran teringat kembali saat Jae Bok berteriak histeris meminta
agar membuka pintu. Setelah bergumam kalau tidak punya pilihan.
“Aku
harus melakukan ini... demi anak-anak.” Ucap Jung Hee yakin.
Bong Goo
menemani Jae Bok di kamar sambil berkerja dengan laptopnya, Jae Bok mengingau
sambil menangis memanggil Hae Wook. Bong Goo sedih melihatnya menghapus air
mata dan juga mengenggam tangan Jae Bok agar tenang.
Bryan
pergi ke tempat pemakaman Na Mi dengan foto yang tersenyum, tatapan seperti
sedih mengingat kenangan dengan orang yang pernah diselamatkan olehnya.
Flash Back
Na Mi
memberitahu kalau sudah keluar sekarang, Bryan kaget karena sebelumnya Na Mi
meminta agar tak memecatnya karena harus
mencari nafkah. Na Mi mengatakan akan mencari nafkah di tempat lain. Bryan
bertanya apakah itu maksudnya Seperti gadis yang baik.
“Kau
harus menepati janjimu.. Kau bilang akan membantu biaya perawatan ibuku” kata
Na Mi. Bryan mengangguk.
“Aku mau
kontrak.” Kata Na Mi, Bryan langsung menuliskan diatas telapak tangan Na Mi
sebagai kontrak dan tanda tangan. Na Mi tertawa geli merasakan sentuhan di
telapak tangan. Keduanya pun tertawa bahagia.
Bong Goo
datang melihat Bryan yang datang, Bryan langsung berjalan pergi. Bong Goo
langsung menyindir Bryan apakah benar-benar punya Hati nurani. Bryan hanya diam
saja. Bong Goo mengumpat melihat Bryan yang sepertinya punya hati nurani.
“Kau
satu-satunya yang bisa menghentikan kegilaan Eun Hee dan mengungkap kebenaran. Kau
harus mengambil langkah itu” ucap Bong Goo menyadarkan Bryan.
“Apa aku
terlihat seperti itu?” balas Bryan sinis.
“Tidak,
aku tidak berpikir kau begitu tapi Na Mi tampaknya berpikir begitu. Karena kau
orang yang baik” kata Bong Goo. Bryan hanya bisa diam saja.
Jae Bok
akhirnya datang ke rumah, Jin Wook dan Hae Wook langsung berlari menghampiri
ibunya terlihat bahagia. Jae Bok memeluk dua anaknya kalau sangat
merindukannya. Hae Wook pun mengeluh ibunya yang melakukan perjalanan bisnis sangat
lama. Jae Bok meminta maaf pada anaknya.
“Apa kau
baik-baik saja? Kau tidak sakit atau apa kan?” tanya Jung Hee, Jae Bok mengaku baik
baik saja. Eun Hee hanya diam di tangga dengan tatapan sinis.
“Eun Hee,
bagaimana dengan ibumu? Dasar anak yang menakutkan” sindir Jae Bok lalu
mengajak Eun Hee pergi.
Hae Wook
menahan sebentar, berbicara pada ayahnya kalau aharus menepati janji untuk
berempat akan pergi ke taman dan akan naik kereta gajah. Jung Hee tak ingin
membuat anaknya kecewa pun berjanji lalu akan mengantarnya pulang, tatapan pada
Eun Hee terlihat sinis dan tak peduli.
Eun Hee
membawakan segelas susu dan mendengar Jung Hee sedang berbicara di telp. Jung
Hee menelp Jin Wook dengan memastikan kalau sudah sampai dirumah dan menanyakan
keadaan Hae Wook. Jin Wook memberitahu kalau adiknya suadh tidur dan ibunya
kerja di ruang tamu.
“Jin
Wook..Kau harus merawat Hae Wook dan Ibu. mengerti?” pesan Jung Hee
“Ayah,
tidak bisa kah ayah hidup bersama dengan ibu lagi? Ini sangat tidak nyaman.” Keluh
Jin Wook
“Maaf... Sebenarnya...ayah
sudah memikirkannya lagi. Ayah mencari cara untuk hidup ... Dengan Jin Wook,
Hae Wook, ibu, seperti dulu. Kadang-kadang, orang dewasa tidak bisa melakukan apa
yang benar-benar ingin mereka lakukan. Begitulah ayah. Seperti katamu, Ayah
akan mencobanya Tunggulah sebentar lagi.. oke?” ucap Jung Hee mengucapkan
terimakasih pada anak yang sangat dicintainya.
Eun Hee
mengingat kembali saat Hae Wook meminta ayahnya yang berjanji kalau berempat
akan pergi ke taman lalu ditelp mengatakan pada Jin Wook “Ayah sedang mencari
cara untuk hidup... bersama Jin Wook, Hae Wook, dan ibu, Seperti dulu Tunggu
sebentar lagi.. oke?” wajah Eun Hee kembali terlihat sangat dingin dan tak
berperasaan.
“Koo Jung
Hee... Apa kau berencana untuk meninggalkanku Lagi? Dia tidak boleh pergi dan Tidak
akan.. Bagaimana kalau dia meninggalkan aku lagi?” ucap Eun Hee sedikit marah
tapi juga panik.
“Shim Jae
Bok... Kalau dia menghilang... Pasti semuanya akan baik baik saja Dia harus
menghilang.” Kata Eun Hee ingin menyelenyapkan Jae Bok.
Eun Hee
mengetahui dari anak buahnya kalau Perjalanan Direktur Koo ke Amerika sudah
disiapkan. Jung Hee menuruni tangga memanggil Eun Hee, memberitahu kalau harus
pergi ke Amerika Serikat untuk bekerja. Eun Hee berpura-pura kaget kalau harus
pergi dengan tiba-tiba.
“Sepertinya
ada masalah disana,Aku mendapat telepon tadi malam. Aku akan segera kembali.” Ucap
Jung Hee.
Akhirnya
Eun Hee mengantar sampai depan rumah dengan senyuman berharap agar calon
suaminya Semoga selamat sampai tujuan. Jung Hee menatap Eun Hee memperingatkan
kalau Jangan melakukan apapun selama dirinya pergi. Eun Hee pun menyakinkan
kalau Jung Hee tak perlu mengkhawatirkannya.
Jae Bok
bergegas pergi karena sudah terlambat lalu meminta Hye Ran agar menjaga anaknya.
Hye Ran menyakinkan kalau akan membawa
mereka ke sekolah. Won Jae bertanya apakah ada perjalanan bisnis lagi. Jae Bok
membenarkan kalau akan pergi ke Daejeon
dan sangat sibuk.
Won Jae
mengkhawatirkan keadaan Jae Bok karena tidak beristirahat setelah kejadian
kemarin. Jae Bok mengaku baik-baik saja, bahkan sangat bersyukur karena bisa
bekerja. Hae Wook keluar dari kamar memanggil ibunya. Jae Bok langsung berpesan
pada anknya agar bisa Bersenang senanglah di TK dan akan bertemu nanti malam.
“Ibu..Cepatlah
pulang. Ayo kita main boneka bersama” pesan Hae Wook. Jae Bok pun berjanji akan
pulang cepat lalu pamit pergi pada anaknya.
Anak buah
Eun Hee pergi ke TKP, lalu menelp dengan melaporkan sudah memeriksa secara menyeluruh, tapi tidak
menemukan apa-apa. Saat itu Bong Goo datang melihat Tuan Ha yang ada di TKP
tempat Na Mi meregang nyawa.
“Kau tahu
aku, kan?” ucap Bong Goo. Tuan Ha mengaku tak mengenalnya.
“Ayolah..
Kau yang mengambil fotoku kan. Apa kau menghapus semua bukti pembunuhan Na Mi?”
kata Bong Goo dan langsung memberikan pukulan dan tendangan pada Tuan Ha.
Jae Bok
menerima telp dari Bong Goo memberitahu
sedang dalam perjalanan. Bong Goo pun berharap Semoga berjalan dengan
baik dan mengatakan kaalu punya hadiah untuk Jae Bok ketika sudah kembali. Jae Bok
binggung hadiah apa yang akan diberikanya.
“Aku hari
ini.. Sudah menangkap ikan yang besar” kata Bong Goo melirik pada Tuan Ha yang
ada ditanganya. Jae Bok pun mengatakan akan segera kesana
Jae Bok
kembali mengemudi tiba-tiba mobil didepan menyalip dan membuatnya harus
menginjak rem. Akhirnya Dua pria pun turun dan Jae Bok mengeluh pada dua pria
seharusnya tidak dapat memotong jalan tiba-tiba seperti itu. Si pria meminta
maaf dan menanyakan keadaan Jae Bok tapi tiba-tiba ia langsung membekap mulut
Jae Bok dan membawanya masuk ke dalam mobil hitam.
Jae Bok
berteriak meminta tolong dengan wajah panik, dan dibawa bawa masuk melalui
loron dan dimasukan ke dalam sebuah ruangan. Seorang perawat mengetahui itu
pasien baru bernama Lee Eun Hee dan suah siap dengan suntikan ditanganya. Jae
Bok berteriak kalau ia bukan Lee Eun Hee tapi
Shim Jae Bok dan meminta agar menelpon seseorang dan meminta agar
seseorang menyelamatkanya. Tapi si perawat tak peduli siap dengan jarum
suntiknya, beberapa orang melihat dari balik jendela berjeruji.
Bersambung ke episode 18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar