Wan Seung
berjalan dan kaget melihat Do Jang sudah tergeletak dengan tubuh penuh darah
dan tak sadarkan diri. Saat itu polisi datang, Detektif Ko pun memperingatkan
agar Jangan bergerak, lalu tersadar kalau itu
Ha Wan Seung. Wan Seung pun sadar
kalau itu adalah detektif Ko yang datang.
“Detektif
Ha. Apa kau membunuh Jang Do Jang?” ucap Detektif Ko, Wan Seung hanya diam.
Detektif Ko pun memerintahkan agar menankap Wan Seung segera.
“Itu
semua telah direncanakan sejak awal.” Gumam Wan Seung
Wan Seung
mengingat Detektif Ko mengatakan kalau File kasus-nya hilang, bahkan tidak bisa
menemukannya. Ia pun menyaki kalau Kasus itu adalah 100 persen bunuh diri.
“Hyungnim,
bagaimana kau bisa tahu? Instingmu sangat bagus. Bagaimana kau bisa tahu akan
terjadi sesuatu di sini?” kata Wan Seung sudah tahu kalau jebakan.
“Kenapa
kau membunuh Jang Do Jang?” tanya Detektif Ko
“Kau bilang
susah melihat jarak jauh tapi kau ternyata memiliki penglihatan yang bagus. Kau
bisa mengenali Jang Do Jang dari sana.” Sindir Wan Seung yang bisa mengetahui
kelemahan.
Detektif
Ko tak ingin terjebak, lalu menyuruh anak buahnya agar menangkapnya. Wan Seung
mengajak mereka untuk melihat apakah Detektif Ko yang mematuhi peraturan. Semua mengangkat
pistolnya. Wan Seung tahu kalau Yang pertama pasti peluru kosong dan berusaha
kabur. Detektif
Ko berteriak agar segera menangkapnya, Wan Seung langsung masuk mobil dan pergi
meninggalkan TKP, tapi kakinya terkena serempet peluru.
Detektif
Ko tak bisa mengejar Wan Seung lalu menelp Tuan Kim. Tuan Kim sangat marah
karena sudah menyiapkan semuanya tapi Wan Sung bisa kehilangannya. Detektif Ko
berjanji akan menangkapnya hari ini tidak peduli apapun. Tuan Kim
memperingatkan kalau harus tangkap hari ini juga.
“Jika
lebih lama lagi... maka Tn. Ha akan bergerak.” Tegas Tuan Kim saat itu juga
Tuan Ha menelp.
“Beraninya
kau membuat anakku menjadi pembunuh?” kata Tuan Ha marah
“Aku
sedang mengurusnya, tapi... anakmu menuangkan minyak diatas api.” Tegas Tuan
Kim. Tuan Ha pun bertanya yang akan dilakukanya.
“Seperti
yang anda ketahui... Aku hanya mengikuti perintah dari atasanku.Aku harus
mematuhi mereka. Apa lagi yang bisa aku lakukan? Sudah waktunya... bagimu untuk
memutuskannya. Sudah 17 tahun waktu yang lama. Aku tidak bisa berada dibelakangmu
lagi.” Kata Tuan Kim. Tuan Ha mengerti
“Ketua...
Hidup anda dan aku sedang dipertaruhkan.” Kata Tuan Kim. Tuan Ha tahu
menegaskan kalau akan mengurus semuanya jadi Tuan Kim lebih baik diam saja.
Seol Ok
menatap foto ayah ibunya di atas rak, lalu mulai berbicara pada orang tuanya.
“Kalian
pasti sangat kesal. Aku pikir kita akan segera menangkap pelakunya, karena Ho
Cheol seorang jaksa penuntut. Aku akan menangkap pelakunya sendiri. Aku tidak
akan bergantung pada Oppa lagi.” Ucap Seol Ok yakin
Seol Ok
duduk di meja melihat artikel yang sudah dikumpulkan dengan judul berita [Sopir
taksi Shinim-dong dan istrinya bunuh diri] [Polisi menyimpulkan kasus ini sebagai
pasangan bunuh diri]
Flash back
Garis
polisi sudah terbentang di depan sebuah taksi yang sedang di ambil gambarnya
oleh pihak Forensik. Seol Ok berteriak histeris memanggil ayah dan ibunya ingin
mendekat, dua orang polisi menahan Seol Ok agar tak mendekati TKP.
“Itu
taksi ayahku! Itu ayahku! Mengapa kau menahanku?”teriak Seol Ok histeris.
“Hei... Mereka
berdua sudah meninggal.” Kata Detektif Ko. Seol Ok tak percaya kalau itu Bohong.
“Ayahku...
tidak pernah sakit. Ibuku selalu minum obatnya.” Ucap Seol Ok menahan tangis.
“Mereka
bunuh diri.” Ucap Detektif Ko. Seol Ok makin menangis histeris memanggil dua
orang tuanya yang meninggal bersamaan.
Seol Ok
dengan tubuh gemetar seperti masih merasa trauma, menyakinkan kalau orang
tuanya bukan bunuh diri. Ponselnya berdering dari nomor yang tak dikenal, Seol
Ok mengangkat dan bertanya siapa yang menelpnya. Wan Seung memanggilnya meminta
maaf karena sudah larut malam tapi harus bertemu dengannya.
Seol Ok
binggung Wan Seung yang tiba-tiba menelpnya pada Ahjumma yang sudah menikah larut malam
begini. Wan Seung menegaskan akalu tidak
punya waktu dan harus bertemu. Seol Ok bertanya keberadaanya dan akan kesana. Wan Seung mengatakan sudah ada Di
depan toko makan siang.
Seol Ok
kaget dan langsung keluar balkon, Wan Seung binggung kenapa Seol Ok ada di
lantai atas. Seol Ok pun balik bertanya apa yang dilakukan Wan Sung di depan
restoran, lalu tersadar kalau kakinya yang berdarah.
“Pelurunya
sedikit mengenai kakiku. Aku baik-baik saja.” Kata Wan Seung. Seol Ok kaget
mendengar peluru.
“Apa Kau
gila? Ayo ke rumah sakit.” Ucap Seol Ok. Wan Seung mengaku tidak bisa pergi ke rumah sakit.
Akhirnya
Seol Ok pun membersihkan luka sambil mengeluh Wan Seung yang keras kepala
sekali. Ia mengoleskan obat dengan bertanya apakah tidak terasa sakit. Wan
Seung mulai mengaduh dan meminta agar pelan-pelan.
“Kau tadi
berjalan dengan kaki berdarah seperti ini. Dasar Kau seorang detektif yang
berpengalaman.” Ucap Seol Ok terus membersihkan dan mengoleskan obat.
Wan Seung
terdiam mengingat saat Seol Ok yang membersihkan lukanya sebelumnya dengan
teliti, seperti sangat terpana.
“Kenapa
kau selalu terluka? Apa Kau tahu berapa kali aku melihatmu terluka?” keluh Seol
Ok
“Kurasa
aku terluka karenamu.” Ejek Wan Seung. Seo Ok pun hanya memintaa agar Wan Seung
itu jangan terluka lagi karan Itu membuatnya semakin marah.
“Pelan-pelan.
Nanti sirkulasi darahku tidak jalan.” Kata Wan Seung saat Seol Ok memberikan
perban. Seol Ok memberitahu kalau itu
cara mengikatnya dan memberikan salep
“Aku akan
sering menggunakannya untuk mencegah infeksi.” Kata Wan Seung menyimpan pada
saku bajunya. Seol Ok melihat Wan Seung yang
jauh lebih baik sekarang.
“Apa kau
sedang menungguku, dan berpura-pura itu kebetulan?” komentar Wan Seung sedikit
mengoda. Seol Ok menegaskan kalau ruangan ini
tempat kerjanya.
“Ini
bukan jam kerja.” Balas Wan Seung. Seol Ok mengaku kalau sedang menunggu Wan
Seung semalaman. untuk melihat apakah
detektif yang berharga didiepanya akan mampir kesini agar rekan kerjanya itu
puas.
“Apa aku
pernah memberitahumu? Aku adalah pria jahat.” Ejek Wan Seung lalu melihat
artikel diatas meja [Sopir taksi
Shinim-dong dan istrinya bunuh diri]
Wan Seung
akhirnya berbicara kalau mereka itu saling
terikat. Seol Ok memilih untuk tak membahasnya lagi karena Ini terlalu
membebaninya menerima perhatian dari anak laki-laki cantik seperti Wan Seung.
Wan Seung
memberika sebuah berkas diatas meja. Seol Ok melihat itu adalah Kasus bunuh
diri supir Shinim-dong. Wan Seung memberitahu kalau itu adalah berkas kasus
file orang tuanya.
Detektif
Ko dan anak buahnya masuk ke rumah yang
gelap, tapi saat masuk ternyata tak ada orang. Detektif lain merasa kalau Wan
Seung itu tak ada dirumah. Detektif Ko bertanya apakah anak buahnya itu sudah melacak ponselnya. Anak buahnya mengatakan
kalau Ponselnya mati. Detektif Ko
mengumpat kesal lalu menyuruh yang lain agar mencari tempat lain.
Seol Ok
membaca fotokopian tulisan ayahnya dengan menahan tangis “Tujuh tahun yang lalu... Aku membunuh seorang
wanita yang naik taksi.Aku mengikat tubuhnya dengan beban berat dan
melemparkannya ke laut. Aku dan istriku tidak bisa hidup dengan rasa bersalah
seperti ini. Aku akan membayar dosaku dengan kematian. Tolong jaga putriku.” Akhirnya Seol Ok pun menangis membaca suratnya.
“Layanan Forensik
Nasional mengatakan... itu tulisan tangan Ayahmu.” Ucap Wan Seung. Seo Ok juga tahu kalau memang tulisan tangan
Ayahnya tapi yakin bukan kemauannya.
“Dia
menulis sendiri...tapi itu bukan kemauannya. Dia hanya menyalin apa yang
ditulis orang lain. Ini sudah jelas pembunuhan.” Kata Seol Ok yakin
Ketua Bae
menerima telp dari Ketua Bae seperti ingin mengetahui keberadaan Wan Seung.
Ketua Bae pikir kalau memang tidak ada
di rumah dan tak ada dikantor berarti ada di tempat makan siang, Tapi menurutnya ini sudah larut malam.
Detektif
Ko berada didalam mobil pun tersenyum, ketua Bae pikir bisa membantu. Detektif
Ko menolak menurutnya Ketua Bae tak menelp Wan Sung karena akan menelponnya
sendiri. Ketua Bae pikir keadaan mendesak, Detektif Ko mengaku kalau tidak ada yang mendesak sertak berjanji akan
mengunjunginya nanti.
Seol Ok
pikir Ucapan dan tulisan seperti sidik jari. Wan Seun heran Seol Ok berpikir
Sidik jari lagi. Seol Ok menjelaskan kalau Artinya ada kosa kata yang diubah
dari kebiasaan menulis.Ia tahu kalau
Ayahnya tidak pernah menggunakan kata "chega" dan selalu
menggunakan kata "choga".
“Dan
ayahku selalu salah ejaannya. Dia selalu menulis dengan ejaan yang salah. Tapi
ini terbilang sangat sempurna.” Cerita Seol Ok
Flash Back
Ayah Seol
Ok menuliskan note diatas taksinya [Choga "Aku" akan menyingkirkan
mobil ini dengan cepat] yang salah mengea seharusnya “Chega”
Wan Seung
juga yakin kalau Ini agak aneh, karena
biasanya Sebelum seseorang meninggal, mereka
biasanya akan menceritakan kehidupannya. Tapi Ayah Seol Ok hanya menulis
tentang mengapa dan kapan membunuhnya serta di mana membuang mayatnya.
“Ini
pasti rencana pembunuhnya. Ini bukan kemauannya, tapi Ini sebuah laporan. Dan
juga dia tidak tahu kata-kata seperti "UU Pembatasan"... Itulah yang
biasa dikatakan detektif.” Kata Seol Ok. Wan Seung terdiam mengingat ucapan
Detektif Ko
Flash Back
Detektif
Ko mengaku kalau Kasus filenya sudah hilang dan tidak dapat menemukannya di
mana pun.
“Detektif
yang menyelidiki kasus ini sangat mencurigakan.” Ucap Seol Ok
“Dialah
orang yang menunggu untuk menangkapku. Sangat aneh Jang Do Jang tiba-tiba mengubah
tempat pertemuannya.” Cerita Wan Seung
Wan Seung
mengingat saat menerima pesan darai Do Jang “Kita ganti tempatnya. Datanglah sendiri ke Pabrik Muju yang
kosong di Shinim-dong.”
Ia pun
tahu kalau itu tempat Detektif Ko, yaitu Shinim-dong. Seol Ok pikir kalau Detektif
Ko tidak pernah meninggalkan Kantor Polisi Shinim jadi Pasti ada sesuatu yang
sedang terjadi, yaitu Ada seseorang di atasnya.Wan Seung pikir mereka tidak
bisa menginvestigasi ulang hanya dengan menggunakan berkas itu.
“Kita
membutuhkan bukti yang konkret.” Tegas Wan Seung. Seol Ok mengaku kalau
memiliki Bukti konkret itu.
Detektif
Ko akhirnya sampai depan restoran. Wan
Seung bertanya bukti apa. Seol Ok mengatakan kalau itu Sidik jari. Wan Seung heran
karena Tidak ada sidik jari yang
ditemukan. Seol Ok juga berpikiran yang
sama, kenapa sampai tak ada sidiki jari yang tertinggal.
“Bagaimana
bisa tidak ada sidik jari di taksi? Ratusan orang masuk dan turun.” Kata Seol
Ok
“ Tidak
masuk akal walaupun itu bukan ditaksi. Sidik jari orang yang membunuh harusnya
ada di sana.” Kata Wan Seung.
“Bagaimana
jika orang itu memakai sarung tangan?” pikir Seol Ok
“Sarung
tangan itu seharusnya ada di mobil. Tapi ternyata tidak. Mereka juga tidak
menemukannya.” Ucap Wan Seung
“Pasti ada
yang menghapus sidik jarinya. Dan juga ...coba kau lihat Briket ini. Hanya
setengah yang dibakar dan Setengahnya telah dibuang. Dengan gas sebanyak ini, Wan Seung pikir seseorang tidak akan mati.
“Mereka
tidak mati di dalam taksi tapi dipindahkan setelah meninggal.” Ucap Seol Ok
“Kita
bisa tahu dari bintik-bintik ungu di tubuh mereka.” Kata Wan Seung melihat Bintik-bintik
ungu muncul di tubuh orang mati dan melihat
Tidak ada hasil otopsi.
“Bukti di
sini hanya mengarah pada bunuh diri. Mereka menyembunyikan hasil otopsi yang
paling penting. Detektif Ha, dari mana kau mendapatkan file kasus ini?” tanya
Seol Ok
Flash Back
Ji Won
memberikan sebuah hadiah terakhir yang bisa diberikan yaitu Pembunuh Seo Hyun
Soo ada dalam berkas itu.Wan Seung mengingat Ji Won yang memberikan sebelum
keluar.
“Detektif
Ha, apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?” tanya Seol Ok menatap curiga pada
Wan Seung yang hanya diam saja.
Detektif
Ko berusaha untuk membuka pintu restoran dengan paksa. Anak buahnya memperingatkan Detektif Ko kalau tidak
bisa masuk tanpa surat perintah. Detektif Ko menegaskan kaalu bukan itu
masalahnya sekarang dan mereka tidak tahu kapan pembunuhnya akan lari, lalu
menyuruh anak buahnya agar minggir.
“Aku
membacanya di majalah. Itu seorang detektif hebat di Kantor Polisi Seodong. Aku
belajar banyak tentangmu melalui itu. Tepat setelah... Seo Hyun Soo hilang, 26
Februari 2001, kau masuk ke Universitas Kepolisian. Kau memulai nya dari divisi
intelijen untuk menemukan Seo Hyun Soo.” Ucap Seol Ok berdiri.
“21 Maret
2007... Kau melamar untuk divisi keselamatan lalu lintas... untuk menemukan
taksi yang dinaiki Nn. Seo. 10 tahun yang lalu.. Kau menemukan kalau supir
taksinya, bahwa Yoo In Sang adalah Ayahku. Pada tanggal 13 November 2007, Kalian
berdua akan bertemu di Shinim-dong.” Ucap Seol Ok
Flash Back
Wan Seung
mengunakan pakaian patroli menelp Tuan Yoo
bertanya apakah Pria itu punya tato di lengannya. Tuan Yoo mengatakan
kalau ia memiliki tato ekor ular dan tanda silet di lengannya.
“Kau
bilang Tanda silet di lengannya? Apa dia pecandu narkoba?” kata Wan Seung. Tuan
Yoo pun tak tahu
“Bisakah
anda ceritakan lebih detail secara langsung?” ucap Wan Seung. Tuan Yoo pun
menyanggupinya karena memiliki ingatan
yang bagus.
“Kau tidak
bisa menemui supir taksi itu, bahkan Tidak pernah. Lalu Kau bergabung dengan divisi
narkotika di tahun 2009 untuk menemukan pria dengan tato ekor ular dan tanda
silet.” Cerita Seol Ok. Wan Seung tahu kalau itu Jang Do Jang.
Flash Back
Tuan Yoo
menerima bayaran taksinya dan meliat tangan Do Jang terlihat gambar ular dan
banyak goresan. Di sampingnya terlihat Hyun Soo yang diculik dengan mulut
ditutup lalu dibawa keluar dari taksi.
“Ayahku
meninggal pada hari itu, saat dia akan menemuimu. Apa ini sebuah kebetulan?”
kata Seol Ok
“Aku
minta maaf. Jika saja, aku tidak mengajaknya bertemu maka Ayahku tidak akan
seperti ini.” Ucap Wan Seung merasa menyesal. Saat itu terdengar suara berisik
dibagian atas.
Detektif
Ko sudah berhasil masuk dan memeritahkan agar memeriksa bagian dapur. Wan Seung
tahu kalau mereka itu polisi dan sedang mengejarnya. Seol Ok binggung kenapa
polisi mengejar polisi. Wan Seung
memberitahu kalau dituduh membunuh Jang Do Jang. Seol Ok kaget.
Detektif
Ko masuk ke ruang bawah tahan, tiba-tiba terdengar suara. Anak buahnya
memberitahu kalau itu alarm keamanan dan
kantor polisi sudah tahu. Detektif Ko mengumpat kesal lalu bergegas keluar.
Seol Ok dan Wan Seung keluar dari tempat persembunyinya.
“Orang
yang membunuh orang tuaku... pasti ada hubungannya dengan kasus Seo Hyun Soo,
'kan? Aku akan menangkap pelakunya tidak peduli apapun.” Ucap Seol Ok. Wan
Seung akan pergi.
“Apa Kau
punya tempat tujuan?” tanya Seol Ok seperti khawatir. Wan Seung memilih untuk
segera pergi dari restoran.
Wan Seung
menunggu didepan tangga melihat Joon Oh akhirnya pulang. Joon Oh kaget melihat
kaki Wan Seung yang terluka. Wan Seung tak ingin Joon Oh jangan banyak yanya
lebih baik membantunya untuk berjalan. Joon Oh pun mendekat untuk merangkulnya.
“Aku
memintamu untuk memberiku kode sandinya.” Keluh Wan Seung berjalan masuk. Joon
Oh piki tak ada alasan harus memberitahu.
“Kau
harus kasih tahu aku. Aku mungkin saja akan kemari lagi.” Ucap Wan Seung lalu
masuk ke rumah Joon Oh dan berbaring sofa.
“Hei, kau
harus pulang lebih awal. Berbahaya di luar sana.” Ucap Wan Seung
“Kau
benar. Sangat berbahaya bahkan bagi seorang polisi. Ini sangat mengerikan.”
Kata Joon Oh
Wan Seung
meminta agar mengambil piyamanya, Joon
Oh binggung kenapa piyama Wan Seung ada di rumahnya. Wan Seung memberitahu
kalau mereka memiliki piyama pasangan.
Itu sangat nyaman dan ingin tahu membeli dimana. Saat itu terdengar suara
ketukan pintu.
Keduanya
terlihat panik, saat itu juga Ketua Bae masuk ke dalam. Ketua Bae melihat Wan Seung ada ditempat Joon
Oh dan melihat kakinya terluka. Wan Seung menegaskan kalau akan baik-baik saja. Selama Joon Oh tidak menendangnya keluar.
“Apa
maksudmu aku akan menendangmu keluar? Aku akan memberimu piyama nya.” Kata Joon
Oh kesal
“Katakan
padaku yang sebenarnya. Apa kau benar-benar membunuh Jang Do Jang?” ucap Ketua
Bae. Joon Oh pun kaget kaalu seniornya
membunuh Jang Do Jang.
“Kapten,
aku seorang detektif. Aku tidak perlu susah payah untuk membunuhnya.” Jelas Wan
Seung
Ketua Bae
menjelaskan bukan seperti itu tapi Kenapa
mereka mengatakan kalau Wan Seung membunuh Jang Do Jang. Wan Seung pun juga
berpikir seperti itu. Ketua Bae pun menanyakan apa yang akan dilakukannya
sekarang. Wan Seung menegaskan kalau akan menangkap pembunuh sebenarnya.
Saat itu
terdengar bunyi suara pintu terbuka, Detektif Ko masuk dengan anak buahnya.
Ketua Bae menelp, bertanya apaka sudah bertemu dengan Detektif Ha, karena anak
buahnya itu sedang menuju ke rumahnnya. Detektif Ko seperti heran kenapa Wan
Seung ingin ke rumah Ketua Bae.
Wan Seung
terlihat gugup, Ketua Bae pikir kalau Wan Sung itu ingin meminjam uang jadi harus datang
kerumahnya jika ingin bicara dengannya.
Detektif Ko pun memutuskan mereka akan ke rumah Kapten Bae. Joon Oh pun
bisa mendengar kalau polisi sudah pergi.
Ketua Bae
memberitahu Wan Seung kalau punya waktu
satu jam dan Jangan gunakan ponselnya karena Mereka akan melacaknya. Wan Seung
sudah tahu hal itu akhirnya keluar menuruni tangga ingin keluar dari rumah Joon
Oh. Tapi tiba-tiba Detektif Ko masih menunggunya.
“Detektif
Ha... Kau ditangkap karena membunuh Jang Do Jang.” Ucap Detektif Ko lalu
membawa Wan Seung pergi. Wan Seung pun
tak melawanya.
Di ruang
interogasi
Detektif
Ko mengatakan kalau Wan Seung tertangkap CCTV datang ke TKP itu, selain itu Percakapan
terakhir Jang Do Jang diponselnya juga dengan Wan Seung, ditambah lagi telah
lama mengejarnya. Selain itu Wan Seung menangkapnya setiap kali melarikan diri.
“Kalian
berdua punya sejarah panjang. Jadi Mengakulah. Itu demi kebaikanmu.” Kata
Detektif Ko
“Dia
bilang kalau dia tidak melakukannya. Apa yang tidak ia lakukan itu? Dia akan
menceritakan semuanya padaku. Tapi dia meninggal saat hendak menceritakannya Dan
kau datang tepat waktu untuk menangkapku. Hyungnim. Apa mungkin kau kenal Seo
Hyun Soo?” kata Wan Seung, saat itu seseorang datang membisikan sesuatu.
Tuan Ha
melihat anaknya lalu berkomentar terlihat sangat menyedihkan. Wan Seung pikir
ayahnya itu harus Minta izinlah terlebih dahulu jika ingin bertemu dengannya.
Tuan Ha memberitahu kalau Orang-orang
sedang melihatnya jadi menyuruhnya agar segera Pergi ke AS dan akan menyiapkan
semuanya.
“Firma
Hukum Ha and Jung sangat luar biasa. Bisa membiarkan tersangka pembunuhan
terbang ke luar negeri.” Kata Wan Seung mengejek
“Berkat
Ha and Jung kau masih hidup. Tanpa Ha and Jung. Maka kau bukan apa-apa.” Ucap
Tuan Ha
“Hal yang
sama juga berlaku untuk Ayah.” Balas Wan Seung
“Apa
menurutmu Ayah menyombongkan diri karena merasa hebat? Ini kesempatan
terakhirmu.” Tegas Tuan Ha
“ Aku
tidak dalam kondisi yang memungkinkan jadi aku tidak bisa mengantarmu keluar.”
Ucap Wan Seung
[Kantor Polisi Shinim]
Seol Ok
mengunjungi Wan Seung memberitahu Detektif
Ko mulai bekerja di Shinim-dong, Wan Seung tahu kalau tepat sebelum Hyun Soo
hilang. Seol Ok yakin kalau Semuanya sudah direncanakan. Wan Seung mengingat
kalau Ji Won mengatakan kalau Itu semua sudah direncanakan dari awal.
“Semuanya
dimulai di Shinim-dong.” Kata Wan Seung
“Detektif
Ko mungkin mengancam ayahku. Bahkan jika kau tidak menemukannya maka Dia pasti
sudah... Aku akan menyelamatkanmu, Detektif Ha.” Ucap Seol Ok
“Ahjumma,
aku sendiri yang akan membersihkan diri
dari tuduhan palsu ini. Jangan main-main. Ini berbahaya. Kau tidak memiliki
seseorang yang bisa menyelamatkan hidupmu sekarang.” Kata Wan Sung
“Aku juga
ingin menjadi sombong sepertimu.” Balas Seol Ok
“ Tuduhan
palsu dan hidupmu tidaklah sama. Kau sebaiknya pergi. Seorang Ahjumma seharusnya
tidak datang ke sini.” Kata Wan Seung seperti tak ingin membuat Seol Ok ikut
dengan kasusnya.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar