PS
: All images credit and content copyright : KBS
Jaksa Kim
melihat File kasus Shinjeong-dong lalu membutuhkan laporan kesimpulan investigasi, buku besar dan
laporan personil yang ditunjuk, serta butuh juga daftar supir yang mabuk. Ketua
polisi mengeluh dengan yang dilakukan Jaksa Kim.
“Kau
hanya perlu melihat file tersangka. Itu sama sekali tidak perlu.” Ucap Kepala
polisi, Jaksa Kim tetap meminta agar membawa itu.
Ketua
Baek pun merasa kalau itu tak penting. Kepala Polisi tak bisa menolak menyuruh
Ketua Baek agar mengambilkan saja.
Wan Seung
masuk dengan nada marah, Ketua Baek menahanya. Wan Seung mengeluh Jaksa Kim
datang tanpa pemberitahuan lalu berpikir jaksa telah berhenti untuk meminta
setiap file yang diinginkan. Jaksa Kim mengeluarkan ponselnya, Ketua Polisi
binggung kenapa Jaksa Kim menelpnya, Jaksa Kim menyuruh Ketua Polisi
mengangkatnya.
“Aku
Jaksa Kim dari Kantor Kejaksaan Distrik Seoul datang untuk melakukan
pemeriksaan.” Ucap Jaksa Kim lalu mengejek agar Wan Seung bisa puas
mendengarnya.
“Jaksa
Kim.. Kau memeriksa laporan kami. Apa Kau tidak bosan? Kami di sini tanpa ada
waktu untuk tidur atau makan, Jadi kami selalu makan roti.” Ucap Wan Seung
“Berikan
semua yang dia inginkan dan cepat suruh dia pergi.” Keluh Kepala Polisi tak
ingin banyak bicara lagi keluar ruangan.
“Jaksa
Kim... Apa lagi yang kau minta? Kau sudah meminta banyak file. Apa kau ingin
aku mencatatnya segala? Aku akan membawa semuanya dan akan ingat.” Kata Ketua
Baek dengan nada menyindir.
“Jaksa Penuntut
Umum di Divisi Pidana bertanggung jawab atas 150 kasus per bulan. Jika polisi
melakukan tugas mereka dengan benar. Mengapa aku harus berada di sini meski
jadwalku sibuk? Lepaskan tersangka yang ditahan secara ilegal” ucap Jaksa Kim
“Dia
hampir membunuh seseorang. Ini percobaan pembunuhan.” Kata Wan Seung
“Kau
bilang Percobaan pembunuhan?Apa kau memiliki buktinya?” kata Jaksa Kim
menantang.
Jaksa Kim
menegaskan kalau ia punya korban, lalu mengingat kembali pesan Ji Won “Yang
membuat Nn. Yoo dalam bahaya adalah kau, bukan Ha dan Jung.” Jaksa Kim menyuruh
Wan Seung agar membawa kesaksian korban. Akhirnya ia hanya bisa meremas ponsel
ditanganya tanpa bisa bicara.
“Kau
tidak memilikinya, 'kan? Jadi Lepaskan dia segera.” Tegas Jaksa Kim. Wan Seung
pikir apakah Jaksa Kim harus melakukan ini
“Ini
bagian dari pekerjaanku untuk melindungi para tersangka dan terus mengawasi
polisi.” Tegas Jaksa Kim, Wan Seung mengumpat marah.
“Detektif
Ha... Apa Kau tahu Pasal 311 KUHP tentang penghinaan? Apa kau ingin dilempar ke
dalam penjara? Aku yakin kau berusaha lebih keras daripada kasus tahanan biasa.
Jadi Bagaimana? Apa kau akan membebaskan penahanan ilegal dan aku akan
mengakhiri pemeriksaan hari ini?” kata Jaksa Kim.
Poster [Konser
Buku Inspektur Woo] dua wanita menatap poster dengan wajah bahagia, kalau itu Inspektur
Woo. Dan berpikir kalau mirip dengan Kyung Mi.
Keduanya
membereskan kotak makan Seol Ok mengatakan sangat ingin pergi ke konser
Inspektur Woo.
“Bisakah
aku libur hari ini saja?” ucap Seol Ok. Kyung Mi mengeluh kalau Seol Ok yang mau pergi ke sana.
“Sebentar
saja... Kita tutup restoran dan pergi kesana bersama.” Kata Seol Ok merengek.
Kyung Mi
mengaku kalau harus setia pada pelanggan yang datang dan Seol Ok bisa
melihat jam tutupnya jadi Toko harus tetap buka sampai saat itu serta Tidak
ada pengecualian bahkan untuk Inspektur Woo.
“Beritahu
Tn. Ha kalau aku akan menangani hal itu. Aku punya banyak kasus lain...Tapi
karena ini bantuan pribadi Aku akan menangani ini dulu, jadi katakan padanya.” Kata
Jaksa Kim berbicara di telp lalu masuk ke dalam mobil.
Sek Tuan
Ha pun memberikan laporan dengan membisik pada Tuan Ha yang sedang makan malam
dengan Kepala Polisi merasa Tuan Ha pasti sibuk. Tapi Tuan Ha merasa kalau
dirinya yang berterima kasih pada Kepala Polisi. Kepala Polisi pun membahas Karena
Tuan Ha yang tidak ada waktu untuk berlatih. Jadi ia menang setiap kali bermain
golf.
“Kau
selalu menang karena kau lebih hebat.” Komentar Tuan Ha, lalu kepala polisi
memanggil anak buahnya.
“Ini Tn.
Ha Jae Ho dari Ha and Jung. Tn. Jang Gi Taek yang bertanggung jawab atas Kantor
Polisi Seodong.” Ucap Kepala Polisi pada Tuan Jang.
“Suatu kehormatan
bertemu dengan anda.” Kata Petugas Jang, Tuan Ha pun menanyakan apakah menyukai
bermain golf. Petugas Jang mengaku menyukainya.
“Kalau
begitu kita harus bermain bersama nanti.” Ucap Tuan Ha seperti berusaha untuk
bernegosiasi.
Seorang
wanita berbicara di telp dengan pacarnya seperti ingin tahu rencananya dan
mengaku ingin menontonnya, lalu mengucapkan Selamat bersenang-senang. Kyung Mi
mengejek si wanita itu kelinci karena
hanya makan sayuran. Si wanita mengaku sedang diet. Seol Ok melihat si
wanta itu sudah kurus.
“Aku ada
kencan buta besok. Ini pertama kalinya bagiku.” Kata Si wanita
“Apa ini Kencan
buta pertamamu?” tanya Seol Ok, Si wanita mengangguk.
“Jika
kita kencan buta... Desas-desus mengenai asal tempat kita pasti tersebar.” Ucap
Seol Ok
“Aku
sangat iri. Kau pasti merasa senang dan bahagia.” Komentar Kyung Mi
“Iya.
Setelah aku pindah ke Seoul, mimpiku adalah Memakai celana pendek dan
berkencan.” Ucap Si Wanita
Seol Ok
binggung kenapa mimpinya ingin pakai Celana pendek. Si wanita mengaku kalau
memakai celana pendek, ayahnya akan memukulnya. Kyung Mi melihat kalau Mimpi Si
wanita akhirnya jadi kenyataan. Si
wanita juga merasa bahagia karena Sekarang mimpinya adalah mendapatkan pacar.
“Aku akan
membeli perasaan itu darimu jika aku bisa. Rasa kegembiraan dan kesenangan.” Ucap
Kyung Mi
“Kau
pasti bosan menunggu temanmu menonton film.” Kata Seol Ok, Si wanita kaget Seol
Ok bisa mengetahuinya.
“Aku bisa
mengetahui psikis seseorang. Jika kau bosan, maukah kau menjaga toko kami?”
kata Seol Ok menawarkanya.
Kyung Mi
mengingatkan kalau Si wanita adalah pelanggan. Si wanita mengatakan kalau itu
tak masalah untuknya, Kyung Mi pun memberikan bayaran untuk memberikan makan
siang gratis. Si wanita mengucapkan terimakasih dan berpikir untuk mengambil
satu lagi. Kyung Mi mengaku kalau hanya itu saja. Si wanita mengangguk
mengerti.
Do Jang
pun pulang dengan menaiki mobil dan bisa menghirup udara bebas. Ketua Baek
memberitahu Wan Seung kalau Jang Do Jang sudah bebas, lalu mengumpat marah
kalau sangat menjengkelkan. Ia pun bertanya Mengapa Seol Ok yang tidak
memberikan kesaksian dan mereka tidak akan pernah bisa menangkap Jang Do Jang
Kecuali jika mereka menangkap basah Do Jang.
“Tapi
kurasa... Kim Ho Cheol melarang dia untuk bersaksi. Apa dia baik-baik saja?
Bagaimana jika Jang Do Jang...” ucap Ketua Baek tapi akhirnya memilih untuk tak
peduli saja.
“Dia tidak
akan menyentuh istri jaksa. Haruskah kita mengajak Dong Gi dan makan sesuatu?”
kata Ketua Baek, Wan Seung sedari tadi diam menyuruh mereka saja dan akan
pergi.
Wan Seung
masuk ke restoran, si wanita menyapa Wan Seung lalu bertanya Apakah sudah
menemukan pencurinya. Wan Seung binggung. Si wanita mengingatkan Pencuri
pakaian dalam. Wan Seung mengatakan kalau akan menangkapnya.
“Aku
kehilangan lagi beberapa hari yang lalu. Akan ku tunjukkan yang mana hilangnya.”
Kata Si wanita
“Tidak
perlu. Tunjukkan saja pada Petugas Hong. Aku sudah dipindahkan kembali. Aku
tidak dapat membantumu menemukannya sekarang. Aku akan menyerahkan kasus ini”
kata Wan Seung.
Si wanita
mengangguk mengerti dengan wajah kecewa. Wan Seung mengingat namanya Mazinger
pink. Si wanita memberitahu kalau namanya Magenta pink. Wan Seung pikir akan
menyampaikan informasi itu.
“Aku
dengar kau detektif yang terkenal Dan mengira kau akan menangkap pencurinya.” Keluh
Si wanita mencari tahu harga CCTV tak percaya kalau semahal itu.
“Dimana
dua Ahjumma itu?” tanya Wan Seung penasaran.
Dua
ahjumma berjalan masuk ke dalam sebuah tempat dan buru-buru duduk di kursi
kosong tempat pertemuan dengan Inspektur Woo. Seol Ok merasa sangat
bersemangat. Inspektur Woo mengatakan Pembunuh
berantai memilih korbannya dengan cara yang sama seperti binatang liar yang
menangkap mangsanya.
“Dari
kawanan herbivora... Mereka memilih individu terlemah. Itulah sebabnya orang
tua. dan wanita yang biasanya menjadi korban. Beberapa pembunuh berantai juga
mengambil uang. Tapi mereka hanya punya satu tujuan.” Ucap Inspektur Woo di Konser
Buku yang diluncurkannya.
“Membunuh.
Dalam rekaman pembunuh, kasus dingin yang aku sebutkan tadi Pembunuh itu tidak
mengambil sesuatu yang berharga. Kalian akan berpikir bahwa Pembunuh berantai
kebanyakan membunuh wanita muda.Tapi banyak juga yang membunuh pria.” Ucap Inspektur
Woo
“Dia
sangat pintar, Dia mencocokkan dasi dan bajunya. Celananya sangat pas.” Bisik
Kyung Mi, Seol Ok sedang serius menyuruh diam.
“Dia
menyebutkan rekaman pembunuh.” Kata Seol Ok.
Sementara
disisi bangku lainya, Wan Seung duduk berkomentar Inspektur berbicara seperti orang
yang benar padahal belum pernah menangkap penjahat dan merasa tak pantas bicara
tentang penyelidikan yang sedang terjadi. Seol Ok pun sadar Wan Seung ada
dideretanya, Wan Seung pun menyapa Seol Ok yang duduk sejajar denganya.
Saatnya
memberikan tanda tangan dan Kyung Mi pun mengantri. Seol Ok dan Wan Seung
berada di pinggir panggung. Wan Seung mengejek kalau Polisi seharusnya menangkap penjahat tapi Wan
Seung itu alah menulis buku seolah dirinya itu spesial dan akan menghasilkan
banyak uang dari itu.
“Kenapa
kau disini?” ucap Seol Ok sambil memanggil Kyung Mi. Wan Seung memberikan
ponsel milik Seol Ok.
“Dimana
kau menemukan ini?” tanya Seol Ok binggung. Wan Seung mengaku kalau itu
ditemukan di dalam mobil.
“Ahh.. Aku
akan mendapatkan ponsel baru hari ini.” Kata Seol Ok tersenyum bahagia.
“Ahjumma,
apa kau ada melihat pria aneh didekatmu?” tanya Wan Seung mengetes. Seol Ok
mengatakan kalau Wan Seung yang paling aneh.
“Syukurlah...
Orang aneh ini akan meninggalkan unit untuk kembali ke kantor polisi.” Kata Wan
Seung
Seol Ok
pun bertanya apakah Wan Seung dipekerjakan kembali dan mengatakan kalau masih
berutang padanya. Wan Seung pikir ia yang harus mengatakan hal itu sudah
menyelamatkan hidup Seol Ok. Seol Ok pikir Wan Seung tidak menyelamatkannya dan
menyelamatkan dirinya di pulau itu. Wan Seung tak peduli dan memilih untuk
pamit pergi dan memberitahu mereka tidak
akan pernah bertemu lagi.
Do Jang
makan daging dengan anak buahnya, lalu membahas tentang Wanita di loker. Anak buahnya mengatakan
kalau Seol Ok itu lebih dekat dari yang
mereka duga. Do Jang pikir harus membayarnya.
Seol Ok
memanggil Wan Seung yang berjalan keluar dari ruangan. Wan Seung mengejek Seol
Ok yang benar-benar cepat. Seol Ok pun menanyakan tentang kesaksiannya, apakah bisa
menangkap Jang Do Jang dengan itu.
“Siapa
yang akan mempercayaimu? Aku meminta itu untuk jaga-jaga, Tapi itu tidak
berguna.” Kata Wan Seung berdalih
“Bagaimana
bisa kesaksian korban tidak berguna?” keluh Seol Ok
“Kau tidak
perlu tahu.” Ucap Wan Seung, Seol Ok pikir kalau Wan Seung tidak pernah
membiarkannya tahu.
“Ahjumma,
jangan ikut campur lagi. Aku akan menangkapmu jika kau ikut campur.” Ucap Wan
Seung memperingatkanya.
Seol Ok pikir
juga sibuk dengan urusannya jadi tidak akan pernah ikut campur dan tak perlu
mengkhawatirnya. Wan Seung menyuruh Seol Ok menghapus nomor ponselnya. Seol Ok pikir akan melakukannya sekarang
juga.
“Ahjumma...Hiduplah
dengan normal dan seperti biasa. Jangan sampai aku menangkapmu lagi.” Kata Wan
Seung
“Kau
lebih baik berharap aku tidak pernah menemuimu karena kau tidak ada gunanya.” Komentar
Seol Ok. Wan Seung mengingat sesuatu.
“Kau
tidak salah. Aku akan menangani kasus yang kau mau. Tidakkah kau ingat taruhan
kita?” kata Wan Seung
Flash Back
Seol Ok
mengajak taruhan kalau memang benar maka meminta agar menunjukan sebuah kasus.
Wan Seung menegaksan kalau dirinya polisi jadi akan mendapatkan tindakan
indisipliner jika menunjukkan sesuatu pada warga sipil.
Seol Ok
masih tak percaya kalau Wan Seung tidak lupa tentang itu. Wan Seung bertanya
Kasus apa yang diinginkan Seol Ok untuknya. Seol Ok mengatakan kalau itu adalah
Pembunuhan sopir taksi Shinim-dong yang Itu terjadi pada tanggal 14 November
2007. Wan Seung menganguk mengerti.
Seol Ok
pikir akan menghapus nomor telpnya, Wan Seung pikir tak perlu karena akan
menelepon Seol Ok jika menemukan sesuatu
lalu berjalan pergi. Seol Ok merasa Wan Seung itu orang yang aneh.
Wan Seung
duduk minum soju, Si bibi heran melihat Wan Seung yang datang sendirian dan
menanyakan keberadan istrinya. Wan Seung mengatakan kalau Mereka semua
selingkuh padanya. Si bibi melihat Wan Seung terlalu banyak minum jadi
menyuruhnya agar pelan-pelan saja.
“Aku
banyak minum malam ini dan masih belum mabuk. Bisakah aku pesan ramyun?” kata
Wan Seung
“Apa Kau
mau ramyun lagi?” ucap si bibi heran, Wan Seung mengaku ingin semua yang dimasak oleh bibi itu.
Flash Back
Wan Seung
menunggu didepan gedung theater, lalu memanggil Hyun Soo yang baru pulang. Hyun
Soo melihat Wan Seung seperti malas karena datang lagi. Wan Seung mengaku Ada
yang ingin dikatakan.
“Aku
tidak tahu apa itu Tapi berhentilah datang.” Ucap Hyun Soo
“Aku suka
noona.” Ungkap Wan Seung mengakui perasaanya blak-blakanya.
“Kau suka
mengalihkan perhatianku, aku jadi tidak
bisa apa-apa.” Ucap Hyun Soo tak peduli lalu pamit pergi.
Esoknya,
Hyun Soo kembali berakting diatas panggung selama ini Wan Seung duduk sebagai
penonton, tapi di hari itu Wan Seung tak ada dibangku penonton. Wan Seung kembali datang menemui Hyun Soo
dengan berlari, Hyun Soo heran kenapa Wan Seung datang lagi.
“Aku...memiliki
ini” kata Wan Seung memperlihatkan sebuah kartu. Hyun Soo binggung apa yang
diberikanya.
“Ini... hanya
hadiah.” Kata Wan Seung, Hyun Soo seperti terharu lalu melihat ada luka
dibagian wajah Wan Seung.
“Ini
hanya tergores saja.” Kata Wan Seung tersipu malu karena Hyun Soo
memperhatikanya.
Hyun Soo
mengajak di dalam kamarnya lalu membuka tutup pancinya, Wan Seung tersenyum
melihat ramyun buatan Hyun Soo untuknya. Hyun Soo mengaku bukan juru masak yang
hebat dan bertanya pakah menyukai ramyun, Wan Seung mengangguk dan berpikir
akan makan semua ini dan mengucapkan Terima kasih.
“Jangan
terluka lagi.” Pintah Hyun Soo memberikan perhatian, Wan Seung mengangguk
mengerti.
Wan Seung
makan dengan cepat ramyun buatan si bibi, seperti melampiaskan rasa rindunya
pada Hyun Soo. Si bibi menyuruh Wan Seung makan perlahan karena akan membakar
mulutnya.
Si wanita
pulang ke rumah di malam hari, lalu merasakan seperti ada orang yang
mengikutinya tapi ketika membalikan badan tak melihat siapapun. Akhirnya Ia
mencoba menelp temanya kalau sedang
dijalan dan hampir sampai di rumah.
“Jangan
tutup teleponnya sampai aku pulang.” Ucap si wanita lalu berjalan cepat sampai
kerumah. Di lantai atas terlihat seorang pria yang mengambil celana dalam merah
miliki si wanita.
Si wanita
sampai dirumah lalu teringat dengan cucianya di atap dan bergegas menaiki
tangga mengambil cucian, tapi seperti merasakan sesuatu lalu kembali masuk ke
dalam rumah dan mengunci pintu. Tapi ternyata si pria itu sudah ada didalam
rumahnya dan langsung menyeretnya dengan menutup mulutnya.
Di kantor
Wan Seung
dengan bangga mengaku tidak mau ada pesta perpisahan, menurutnya tak ada
gunanya karena mereka bisa bertemu lagi. Si Junior pikir Wan Seung tak perlu
khawawtir kalau mereka tidak ada rencana seperti itu. Joon Oh menatap Wan Seung
yang akan kembali.
Terdengar
suara pemberitahuan “Ada seseorang yang sedang mabuk di Baebang-dong. Tolong
datang ke Baebang 4-dong sekarang.” Si junior mengatakan akan mengurus kasus
ini lau memberitahu kalau ada laporan, Wan Seung memberitahu harus kembali ke
kantor utama.
“Aku yang
akan mengurus kasus ini.” Kata Joon Oh lalu berjalan keluar dari kantor.
Joon Oh
siap memakai sabuk pengamanya, Wan Seung masuk ke dalam mobil. Joon Oh bertanya
apakah Wan Seung mau ikut dengannya,
tapi untuk apa. Wan Seung mengaku sudah dipekerjakan kembali. Joon Oh heran Wan
Seung yang harus ikut denganya.
“Aku
minum tadi malam Dan mobilku tertinggal disana. Antar aku ke persimpangan
jalan.” Kata Wan Seung
“Kau
tidak akan nginap lagi dirumah aku malam ini, 'kan?” ucap Joon Oh.
“Ah
benar, aku harus mentransfer sebuah kasus padamu.” Kata Wan Seung dengan
memberikan berkas yang disimpan pada dasbord.
Joon Oh
binggung, Wan Seung memberitahu kalau itu magenta pink. Joon Oh heran melihat
isinya celana dalam merah. Wan Seung memberitahu kalau itu Kasus karena korban
memintanya untuk menangkap pencuri
pakaian dalam.
“Aku
tidak bisa karena harus menangkap ikan yang lebih besar. Ini bukan tugas yang
rendah, tapi pencurian pakaian dalam
bukan kasus berat. Ini akan menjadi pengalaman kerja yang bagus.” Jelas Wan
Seung.
Joon Oh
pikir itu kasus Wan Seung, Wan Seung
melihat Joon Oh yang sangat terbuka dengan mengejek kalau tak perlu menangis
kalau nanti merindukannya. Joon Oh kesal dengan tingkah Wan Seung yang selalu
mengodanya seperti anak kecil.
Terdengar
pemberitahuan dari radio, “Code zero, nomor kasus 4793. Terjadi pembunuhan di
Baebang 4-dong. Ini pembunuhan, bukan kasus mabuk biasa”
Joon Oh
pikir akan menurunkan Wan Seung di pinggir jalan, Wan Seung pikir Joon Oh
sedang bercanda denganya karena Kejahatan kekerasan adalah keahliannya jadi akan
ikut.
Seol Ok
dan Kyung Mi membersihkan kaca lalu melihat Joo Yeon meninggalkan makanannya. Kyung
Mi bertanya apakah itu Gadis yang menjaga toko mereka kemarin. Seol Ok
menganguk dan Kyung Mi merasa makanan akan basi jika ditinggalkan seperti itu.
Seol Ok
pikir akan mengantarkannya. Kyung Mi
setuju karena Seol Ok juga tahu nomor ponselnya dan menyampaikan pesan agar Jo
Yeon datang mencoba kepiting asin. Seol Ok mengangguk mengerti.
Wan Seung
dan Joon Oh masuk ke TKP dengan suasana yang gelap dan hanya bisa melihat
dengan senter. Sementara Seol Ok datang binggung melihat di tempat Jo Yeon
tinggal banyak polisi dan orang berkerumun lalu berpikir ada kemalingan. Jo
Yeon sudah terbujur kaku diatas tempat tidur dengan penuh luka dibagian kakinya.
“Kita
tidak bisa mengidentifikasi dia sampai mendapatkan
rekamannya. Kita harus mengambil mayatnya Dan memeriksa identitasnya selama
autopsi.” Ucap petugas Park dari forensik.
Wan Seung
hanya diam saja dan melihat di kalender bertuliskan kalau hari ini “Kencan buta
pertamaku” lalu berjalan keluar seperti ada rasa penyesalan. Joon Oh pun
berjanji berusaha keras agar kejahatan tidak terjadi lagi.Si wanita pikir Itu
bukan masalahnya tapi menurutnya kasus ini menyeramkan dan belum pernah melihat
keadaan korban sebelumnya.
Wan Seung
diatap rumah bertanya-tanya apakah ia punya
ikan yang lebih besar untuk ditangkap lalu mengumpat marah karena Seharusnya menangkap
pencuri itu. Joon Oh ikut naik keatas lalu menyakinkan Wan Seung kalau ini
bukan salahnya.
“Mengapa
bukan salahku? Aku tidak menyelidikinya karena aku dipekerjakan kembali. Lalu Aku
menyerahkannya padamu.” Kata Wan Seung merasa kalau sudah meremehkanya.
“Detektif
Ha” ucap Joon Oh. Wan Seung merasa tak pantas di panggil “Detektif” karena tidak
bisa mencegah setiap kejahatan.
“Bisakah
kau mengatakannya kepada gadis yang sudah meninggal itu? Dia berumur 23 tahun
dan belum pernah berkencan. Seharusnya hari ini... Seharusnya aku menghentikannya. Seorang
detektif yang baik. pasti sudah menghentikannya.” Ucap Wan Seung dan menyakin diri
akan menangkap si pelaku.
Saat itu
Wan Seung melihat di bawah ada Seol Ok, Seol Ok pun dibuat binggung dengan
banyak orang seperti belum menyadari kalau korban adalah Jo Yeon yang
sebelumnya menjaga toko mereka.
Bersambung
ke episode 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar