PS
: All images credit and content copyright : KBS
Jung Hee
mendengar bunyi bel rumah dan menuruni tangga, Eun Hee keluar dari ruangan
bawah tanah sediki panik melihat Jung Hee yang ada diruang tengah. Jung Hee
bertanya apa yang dilakukan Eun Hee disana. Eun Hee mengaku sedang membersihkan
ruang bawah tanah, karena sangat kotor. Keduanya pun melihat interkom.
“Kenapa
Kang Bong Goo datang Jam segini ?” tanya Jung Hee heran lalu menekan tombol
menanyakan ada apa. Jae Bok langsung terlihat di layar.
“Apa ini?
Kau ada dirumah rupanya. Lalu, kenapa kau tidak menjawab teleponku?” ucap Jae
Bok, Jung Hee dengan sinis bertanya kenapa menelpnya.
“Aku
mengkhawatirkanmu. Tentang yang aku katakan sebelumnya denganmu Apa kau yakin
semuanya akan baik-baik saja?” kata Jae Bok.
Jung Hee
melirik pada Eun Hee seperti tak ingin terlihat gelisah, lalu mengeluh Jae Bok
yang jadi terlalu sensitif akhir-akhir ini. Bong Goo kesal dengan sikap Jung
Hee dengan membela Jae Bok padahal sengaja datang karena mengkhawatirkanya. Jung Hee tak banyak
berkata lagi menyuruh Jae Bok pulang saja dan Jangan membuat keributan, lalu
menutup layar interkom.
Bong Goo
mengumpat marah melihat sikap Jung Hee yang marah dan menegaskan pada Jae Bok
kalau Jung Hee dalam keadaan baik-baik
saja. Jae Bok duduk lemas melihat sikap Jung Hee meminta waktu agar bisa duduk
sebentar saja 1 menit.
Di dalam
rumah
Eun Hee
merasa tak enak hati karena Jae Bok yang sudah datang jauh-jauh, seharusnya
menyuruhnya masuk. Jung Hee langsung menanyakan alasan Eun Hee yang membersihkan
ruang bawah tanah pada malam hari. Eun Hee sedikit gugup lalu mengatakan kalau
ia tidak bisa tidur.
“Apa Kau
tidak bisa tidur? Kau harus tidur dengan baik. Jadi Pergilah tidur.” Ucap Jung
Hee. Eun Hee pun mengucapkan selamat malam pada Jung Hee dan Jung Hee naik
lebih dulu dengan ke lantai atas.
Eun Hee
melihat kembali ke bagian interkom dan terlihat Jae Bok sedang berjalan pulang
dengan Bong Goo menaiki mobil, terlihat ada wajah lega. Jung Hee
ingin mengirimkan pesan pada Jae Bok untuk memastikan kalau pulang dengan selamat, lalu meminta maaf
dengan sikapnya. Tapi akhirnya mengurungkan niatnya karena ingin melindungi Eun
Hee.
Jae Bok
bertemu dengan Tuan Lee bersama Bryan didekatnya, Ia tahu kalau Tuan Lee yang
menekan rumah sakit untuk melepaskan Lee Eun Hee dan meminta agar mengirim kembali
Eun Hee ke rumah sakit karena putrinya itu harus diobati secepatnya. Tuan Lee
hanya diam saja dengan memalingkan badanya.
“Ketua.. Saya
paham kalau Anda ingin melakukan sesuatu untuknya dari rasa bersalah karena
Anda tidak bisa membesarkannya. Aku bisa mengerti karena aku juga orang tua
seperti Anda. Tapi, ini bukan yang terbaik untuk anak Anda.” Ucap Jae Bok
mencoba menyakinkan Tuan Lee
“Lee Eun
Hee sekarang sedang sakit keras. Dia tidak tahu bagaimana atau kenapa, Selain
kesakitan. Dia mungkin berharap Kalau seseorang akan menghentikannya. Anda harus
melakukan sesuatu untuknya. Jika... putri Anda melakukan sesuatu yang ekstrim,
maka anak-anakku mungkin akan kehilangan ayah mereka Apa Anda benar-benar tidak
peduli?.” Ucap Jae Bok sambil menangis. Tuan Lee menatap dingin pada Jae Bok,
Bryan pun tak tega melihat Jae Bok yang menangis.
“Tolong
rasional lah dan pikirkan... apa cara terbaik untuk mencintai putri Anda. AKu
mohon... Sekali lagi aku mohon padamu... Tolong berikan Lee Eun Hee perawatan Dan
itu akan mencegah anak-anakku menjadi terluka.
kata Jae Bok. Tuan Lee seperti tak peduli memanggil pengawal dan menyuruh Jae Bok keluar. Jae Bok pun keluar dengan air mata mengalir.
kata Jae Bok. Tuan Lee seperti tak peduli memanggil pengawal dan menyuruh Jae Bok keluar. Jae Bok pun keluar dengan air mata mengalir.
Jae Bok
berjalan dengan wajah sedih sambil menelp, Bong Goo menerima telp dengan
memanggil Jae Bok dengan panggilan kesayangan “Paman” lalu memberitahu kalau
sekarang Ada di TKP kecelakaan Na Mi. Jae Bok bertanya apakah Bong Goo
menemukan sesuatu. Bong Goo mengaku Tidak banyak.
“Kenapa kau
terdengar sangat lemah begini? Apa terjadi sesuatu? Apa itu sebabnya kau
meneleponku? Kau ingin mendengar suara ku untuk menghiburmu” ucap Bong Goo
mengoda
“Keponakanku
juga terdengar lemah hari ini” balas Jae Bok
“Tidak
mungkin. Aku merasa ber energik karena kau menelponku Sekarang, Datanglah ke
kantor dalam waktu 30 menit” ucap Bong Goo
“Oh
benar.. Kita harus menyiapkan bahan argumen kan? “kata Jae Bok, Bong Goo
mengaku bukan itu tapi karena ingin melihat Jae Bok karena mereka berdua harus
saling menghibur.
Jung Hee
menuruni tangga melihat Eun Hee yang sudah menunggu dibawah, senyumanya pun
terpaksa diperlihatkan, Eun Hee menanyakan apakah tidur dengan nyenyak. Jung
Hee mengangguk lalu Eun Hee mengajak sarapan.
“Dia
pergi bolak-balik karena maniaknya dan depresinya” gumam Jung Hee melihat sikap
Eun Hee
Sementara
di dapur, Ibu Jung Hee mengomel melihat bagian freezer yang ditumpuk begitu
saja. Eun Hee meminta maaf pada ibu mertuanya dan akan membersihkanya. Ibu Jung
Hee dengan ketus menolak dan melihat ikan yang sudah lama masih disimpan.
“Kau
harus memasaknya duluan” ucap ibu Jung Hee terus mengomel. Eun Hee meremas
bagian pintu seperti menahan amarahnya.
Malam
harinya, Eun Hee mencincang daging dengan pisaunya tatapan kosong, seperti
melampiaskan amarahnya pada daging agar tak menyakiti orang yang ada didepanya.
Jung Hee melihat dari kejauhan.
“Seperti
sebelumnya, Dia memang tidak mengungkapkan kemarahanny tapi aku bisa merasakan
kalau kegilaan nya menjadi lebih berkembang.” Gumam Jung Hee.
Eun Hee
mendengarkan musik diruangan duduk di kursi goyang seperti ingin menenangkan
diri. Jung Hee mengintip dari pintu. Eun Hee pun jogging ditaman dan Jung Hee
menatap foto berlibur bersama dengan anak-anak yang disayanginya.
“Aku takut
karena kegilaannya, tapi tidak ada piliha untuk melindungi anak-anakku dan menebus
apa yang sudah kulakukan pada Jae Bok, Maka aku harus menghentikan Lee Eun Hee.
Jika bukan aku, tidak ada orang lain bisa melakukannya.” Gumam Jung Hee.
Jung Hee
akan masuk ke dalam ruang bawah tanah yang di kunci, saat itu Eun Hee baru
pulang kaget melihat Jung Hee ada didepan pintu ruang bawah tanah. Jung Hee mengaku merasa penasaran dengan
ruang bawah tanah dan kemarin bilang kalau sudah membersihkannya
“Aku
pikir mungkin kita bisa memindahkan ruang audio ke sana.” Ucap Jung Hee santai
“Tidak,
ini akan dipakai untuk sesuatu yang lain.” Kata Eun Hee langsung berdiri di
depan pintu. Jung Hee pun bertanya untuk apa ruangan itu.
“Entahlah.
Aku harus memikirkannya dulu” kata Eun Hee lalu merasa lapar setelah olah raga
dan bergegas untuk membuatkan makanan untuk Jung Hee.
“Itu
sebabnya aku merindukan anak-anakku seperti orang gila. Kenapa aku tidak
menyadarinya? Hari-hari yang sangat bahagia.” Tulis Jung Hee pada buku
harianya.
Ia
mengingat saat makan bersama anaknya yang tak bisa memesan makanan lebih tapi
Jae Bok yang akhirnya menambahkan porsi makanan dengan membayarnya. Wajah Jin
Wook dan Hae Wook pun terlihat bahagia. Jung Hee merasa kalau saat-saat itu
yang sangat berharga, setelah itu menaruh kembali di kotak rahasianya.
Hae Wook
mengambar tentang ayahnya, lalu tiba-tiba menghela nafas. Jin Wook bertanya
pada adiknya kenapa harus menghela nafas. Hae Wook bercerita kalau sangat
merindukan Ayah. Jin Wook pikir mereka bisa menelp ibu dan bertanya apakah bisa
melihat ayah mereka. Hae Wook pikir ibu mereka pasti nanti akan marah. Jin Wook
pun mengetahuinya. Keduanya pun akhirnya duduk di halte
“Apa kau
benar-benar tahu dimana tempat kerja Ayah?” tanya Hae Wook pada kakaknya.
“Tentu
saja aku tahu. Percayakan saja padaku.” Ucap Jin Wook yakin
Saat itu
Che Ri datang bertanya mau kemana mereka berdua, Hae Wook memberitahu kalau mau
bertemu dengan ayah. Jin Wook melihat bus sudah datang dan mengajak adiknya
pergi. Che Ri ingin ikut dengan mengandeng tangan Hae Wook karena pasti akan
cemas kalau mereka berdua saja yang pergi.
Eun Hee
merapihkan kamar Jung Hee lalu mencari-cari sesuatu diatas tempat tidur sampai
akhirnya mencari dibagian laci dan menemukan foto Jung Hee dan anak-anaknya
yang masih disimpan.
Flash Back
Eun Hee
mengajak Jung Hee ke kamar rahasianya, lalu memperlihatka foto Jung Hee yang
sudah di tempel kembali seperti obsesinya dulu, dengan meminta pendapat. Jung
Hee mengaku menyukainya dan mengucapkan terimakasih pada Eun Kyung.
“Kau
satu-satunya wanita yang mencintai segala sesuatu tentangku” ungkap Jung Hee
memuji Eun Hee
“Jung
Hee... Kau akhirnya mengerti bagaimana perasaanku, Aku sangat bahagia.” Kata
Eun Hee memeluk Jung Hee
Jung Hee
melihat foto ia dan anak-anaknya lalu mengambilnya dan memintar agar memikirkan
dirinya saja tak perlu ada yang lainya. Eun Hee pun seperti bahagia. Tapi Eun
Hee melihat Jung Hee yang menyimpan foto yanak-anaknya seperti merasakan
sesuatu.
Jung Hee
bergegas pergi ke lobby, Dua anaknya dan Che Ri sudah menunggu. Jin Wook dan
Hae Wook bahagia melihat ayahnya. Che Ri pun menyapa Jung Hee. Jin Wook
memberitahu ayahnya kalau Hae Wook sangat merindukan ayahnya.
“Apa
Hanya Hae Wook saja? Jin Wook juga selalu berbicara tentang Ahjussi. Dia sangat
merindukanmu” ucap Che Ri mengejek saat itu terlihat Eun Hee datang ke lobby.
“Beraninya
kalian datang ke sini? Apa ini taman bermain? Bagaimana bisa kalian
mengunjungiku tanpa pemberitahuan?” ucap Jung Hee memarahi anaknya. Hae Wook
menangis, Jin Wook berkaca-kaca mendengar ayahnya yang malah marah.
Ketiganya
binggung melihat Jung Hee yang memarahi ketiganya. Eun Hee menyapa dua anak Jung Hee yang lama
tak bertemu, Che Ri langsung menyapa Ahjumma
"Enyahlah" dengan bertanya Bagaimana bisa keluar dari rumah sakit
secepat ini. Eun Hee gugup menjawabnya.
“Aku
dengar kalau penyakitmu tidak dapat disembuhkan dengan cepat. Apa kau benar
benar sudah sembuh?” ucap Che Ri yang berbicara blak-blakan. Eun Hee pun
terdiam
“Eun
Hee... Kenapa ke kantor?” tanya Jung Hee. Eun Hee mengaku kalau hanya lewat dan
ingin melihat Jung Hee.
Jung Hee
kembali memarahi anaknya agar jangan datang ke kantornya lagi, lalu bergegas
menghindari Eun Hee agar tak bertemu dengan anaknya menyuruh menunggu di lantai
atas dan akan mengantarnya pulang. Eun Hee pikir mereka bisa makan karena sudah
lama tak bertemu. Jung Hee langsung melarangnya dan mengajaknya pergi.
Eun Hee
menatap dingin seperti tahu Jung Hee seperti menghindari anak-anak darinya,
lalu berjalan-jalan diruangan Jung Hee seperti mencari-cari sesuatu lalu
melihat laci tempat buku diary yang disimpan.
Di mobil
Hae Wook
duduk sedih dibangku belakang dengan Che Ri, Jin Woo tak ingin menatap ayahnya
dan hanya menatap keluar jendela. Jung Hee tak enak hati melihat anaknya yang
kecewa karena sikapnya.
Akhirnya
ia menghentikan mobil menatap keduanya anaknya, Jin Wook meminta maaf karena
datang ke kantor ayahnya. Akhirnya Jung Hee memeluk anaknya meminta maaf. Che Ri
melihat ketiganya saling berpelukan ikut sedih karena tak memiliki ayah.
“Jin Wook
dan Hae Wook... Ayah mencintai kalian, tapi ayah minta maaf. Mulai sekarang ,
Jangan datang ke kantor lagi, mengerti?” pesan Jung Hee tak ingin membuat
anaknya celaka.
Jung Hee
akhirnya masuk ruangan meminta maaf pada Eun Hee yang menunggunya, Eun Hee
bertanya apakah Jung Hee sudah membawa anak-anaknya pulang. Jung Hee
mengangguk, lalu mengajak mereka untuk pergi jalan-jalan.
“Tidak,
Hari ini..kita makan di rumah saja, Ada sesuatu yang harus kulakukan di rumah.”
Ucap Eun Hee. Jung Hee binggung bertanya
apa yang ingin dilakukanya.
“pekerjaan
rumah tangga “ kata Eun Hee lalu pamit pergi. Jung Hee hanya diam saja.
“Jung
Hee... Ayo kita menikah, Tidak perlu dipestakan besar besaran. Kita bisa
sedikit orang saja di rumah kita . Bagaimana menurutmu?” kata Eun Hee. Jung Hee
sempat terdiam mendengarnya.
“Jika itu
yang ingin kau lakukan, maka lakukanlah” kata Jung Hee.
Eun Hee
langsung memeluk Jung Hee mengatakan akan mempersiapkannya satu per satu lalu
kembali mengungkapkan kalau sangat mencintainya. Jung Hee pun membiarkan Eun
Hee melakukan sesuatu padanya tapi tidak pada Jae Bok ataupun anaknya. Eun Hee
merasa tak percaya kalau mereka benar-benar akan menikah.
Che Ri
duduk sendirian mengingat saat Jung Hee meminta maaf pada anaknya sebagai ayah,
dan mengaku sangat mencintai anaknya dan meminta kembali meminta maaf atas
sikapnya. Ia mengingat sikap Jung Hee bertanya-tanya apakah seorang ayah
seperti itu. Saat itu Sam Kyu datang menyapa Che Ri.
“Kenapa
kau ingin bertemu denganku?” tanya Sam Kyu. Che Ri pun mengajak Sam Kyu duduk
didepanya.
“Ahjussi,..
apa pendapatmu tentang ibuku? Apa kau menyukainya atau hanya pura pura saja?”
kata Che Ri blak-blakan yang membuat Sam Kyu kaget.
“Kau
bilang Pura pura? Che Ri... Kau tidak boleh mengatakan sesuatu ...” kata Sam
Kyu langsung disela oleh Che Ri
“Kau
mungkin sudah tahu, ibuku menyukaimu. Aku rasa Ahjussi juga tertarik dengannya”
kata Che Ri seperti orang dewasa, Sam Kyu membenarkna.
“Kalau
begitu Ahjussi harus menjaganya, Lakukan saja.” Kata Che Ri, Sam Kyu binggung
apa yang harus dilakukanya dan binggung anak seperti Che Ri bisa mengatakan hal
seperti itu.
“Ibuku
sangat pintar dalam belajar, tapi dia benar-benar mengerikan dalam berkencan. Aku
ingin Ibu bertemu seseorang yang baik dan
menjadi bahagia.” Kata Che Ri
Sam Kyu
tak percaya karena Che Ri menganggap dirinya itu Orang yang baik lalu memuji walaupun masih
kecil, tetapi punya mata yang tajam. Che Ri mengaku kalau itu hanya setengah
keyakinannya. Ia pun meminta apabila ada sesuatu hal yang harus diperbaiki,
maka ia berharap Sam Ky lebih bertanggung jawab secara finansial dan perlu
belajar untuk menjadi jantan
“Akan
sangat baik jika kau membaca banyak buku” saran Che Ri yang mengetahui sangat
suka baca buku dan membuatnya jadi pintar.
“Kau
bilang Tanggung jawab finansial, Kejantanan, dan buku?” ucap Sam Kyu mengingat
nasehat Che Ri
“Dan
juga, akan baik jika Ahjussi bisa ...menyelesaikan semuanya dengan Hye Ran
Ahjumma. Aku akan suka jika Ahjussi menjadi ayahku.” Ungkap Che Ri yang
mengingikan sosok ayah. Sam Kyu seperti makin tersentuh dengan Che Ri dan
mengucapkan terimakasih.
Bong Goo
sedikit mengeluh karena Ada banyak tugas yang harus dilakukan dengan kasus menyangkut hak paten. Jae Bok
pikir mereka harus lebih teliti, karena membantu pedagang kecil. Bong Goo
memanggil Jae Bok dengan wajah serius.
“Ada yang
ingin aku lakukan jika kita memenangkan kasus ini. Apa Kau akan melakukannya?” ucap Bong Goo.
Jae Bok yang sibuk dengan perkerjaanya bertanya apa itu.
“Katakan
saja" aku akan melakukannya."” Kata Bong Goo. Jae Bok setuju tapi
kali ini merek harus bekerja dulu
“Sam Kyu
selalu meninggalkan pekerjaan lebih awal. Dasar...”keluh Bong Goo melihat
bangku rekan kerjanya yang kosong
“Dia
pasti gugup karena Che Ri memanggilnya.” Kata Jae Bok lalu mengingat dengan
anak-anaknya.
Jae Bok
memberitahu Jin Wook kalau harus bekerja lembur malam ini lalu kaget mengetahui
sesuatu dari anaknya. Jin Wook
menceritakan kalau Hae Wook sangat merindukan Ayah begitu juga dirinya.
“Kenapa
kalian pergi kesana? Itu berbahaya.” Ucap Jae Bok khawatir, Jin Wook meminta
maaf pada ibunya.
“Lalu Apa
kau bertemu dengannya?” tanya Jae Bok. Jin Wook pun mencari tahu semuanya.
“Apa?!! Dia
hanya bilang kalian harus pergi?” ucap Jae Bok kaget.
Eun Hee
berjalan di toko gaun pengantin wajahnya terlihat bahagia memilih sesuatu, lalu
teringat kembali saat Jung Hee membawa pergi anaknya.
Jae Bok
dan Jung Hee bertemu di kantor. Jung Hee pikir Jae Bok sudah mendengar cerita
dari Jin Wook dameminta agar anak mereka
tidak datang ke kantor lagi. Jae Bok yakin kalau Jung Hee itu melakukan dengan sengaja.
“Apa kau
pikir aku tidak mengenalimu? Bahkan jika seseorang berubah, Kau tidak akan
pernah dingin, Terutama dengan Jin Wook dan Hae Wook” kata Jae Bok
“Shim Jae
Bok, apa kau masih tidak tahu ? Aku sudah menusukmu dari belakang.” Ucap Jung
Hee seperti ingin Jae Bok membencinya. Jae Bok pin ingin tahu apa yang ingin
dilakukan Jung Hee sekarang.
“Apa kau
tidak tahu? Aku tidak ingin jadi seseorang yang tidak berguna.” Kata Jung Hee
“Kau.. melakukan
ini hanya untuk melindungi kami. Aku tidak akan menyerah itu berarti aku tidak
akan membiarkan kau melemparkan diri ke
dalam api.” Tegas Jae Bok
Eun Hee
memilih salah satu jas mengatakan ingin membelinya, pegawai meminta agar
membawa calon pengantin pria, Eun Hee pikir tak perlu karena tahu jas itu cocok
dengan calon suaminya.
Jae Bok
yakin Bahkan jika Eun Hee bertobat dan tenang sekarang, menurutnya selamanya
tidak akan begitu. Ia yakin Eun Hee akan tahu apa yang dipikirkan dan mungkin
saja sudah tahu, jadi meminta agar segera pergi dari rumah itu dan akan
membantunya.
“Sebelum
itu, ada sesuatu yang harus aku lakukan. Pada hari Jung Na Mi meninggal, Lee Eun
Hee bertemu dengan Jung Na Mi. Jadi pasti ada bukti di suatu tempat di rumah
itu. Orang obsesif seperti dia tidak bisa membuang hal-hal apapun dengan
mudah tidak peduli apa yang mereka dapat.”
Ucap Jae Bok
“Jika kau
berbicara omong kosong, aku akan pergi.” Kata Jung Hee akan bergegas pergi.
“Ayah Jin
Wook.. Hubungi aku ketika kau pergi. Aku akan menunggumu” pesan Jae Bok.
Jung Hee
melihat ibunya yang sudah siap berangkat,
Ibu Jun Hee mengatakan akan pergi penerbangannya malam lalu memuji Eun
Hee karena berkat calon mantunya itu bisa melakukan perjalanan ke Eropa dan
sangat beruntung, dengan kaca mata hitamnya mengajak pergi.
“Tapi
bagaimana ini? Aku pikir ibu akan berangkat besok, jadi aku minum wiski tadi”
kata Jung Hee. Ibu Jung Hee pun binggung.
“Kalau
begitu,, aku yang akan mengantar ibu” kata Eun Hee. Ibu Jung Hee pun setuju,
Eun Hee mengantar ibu Jung Hee pergi seperti sedikit gugup.
Sebelum
pergi Ibu Jung Hee kembali mengeluh Eun Hee yang tak membersihkan kulkas. Eun Hee mengaku akan
melakukanya nanti. Sementara Jung Hee terdiam mengingat perkataan Jae Bok “Pada
hari Jung Na Mi meninggal, Lee Eun Hee bertemu dengan Jung Na Mi. Seharus ada
buktinya di rumah itu.”
Ia juga
mengingat saat pergi Ibunya yang selalu mengeluh pada Eun Hee yang bersih tapi
melihat bagian freezernya berantakan.
Jung Hee akhirnya mencari di dalam freezer dan menemukan dibagian
belakang sebuah bungkus coklat dan isinya adalah sepasang sepatu dan juga
ponsel.
Jung Hee
pergi ke kamarnya menyalakan ponsel dan melihat wallpaper Na Mi, air matanya
pun kembali mengalir karena mengetahui Na Mi yang meninggal akibat Eun Hee.
Won Jae
masuk kamar bertanya pada Jae Bok apakah sudah bicara dengan Jung Hee. Jae Bok
mengangguk dan memberitahu kalau Jung Hee masih tidak mau mendengarkannya. Won
Jae makin merasa membuatnya sangat gugup.
“Oh iya,
Aku dengar Che Ri benar-benar melakukannya kali ini ... dia meminta Sam Kyu
menjadi ayahnya.” Kata Jae Bok
“entahlah..
Di mana dia belajar begitu?”keluh Won Jae
“Dimana
lagi menurutmu? Dia belajar darimu. Kau dulu selalu menjodoh jodohkan orang di
sekolah, tapi tidak pernah untuk dirimu sendiri.” Kata Hye Ran ikut masuk kamar
temanya.
“Betul.. Bahkan
ketika Jung Hee dan aku bertengkar dan kami hampir putus, Kim Won Jae bekerja
keras untuk menyatukan kami kembali bersama-sama.” Kata Jae Bok
“Na Hye
Ran. Aku sungguh tidak menyukai Hong Sam Kyu.” Ucap Won Jae berusaha mengelak.
Hye Ran
tiba-tiba menerima telp dari Han Kyul dan berkata besok malam untuk mengajaknya
menonton Film lalu keluar dari kamar karena berpikir rekan kerjanya itu
mengajaknya berkencan.
“Hei. Dia
sudah punya pria baru, Dia itu pelatih seksi. Kau harus berhenti merasa
bersalah dan berkencanlah dengan Hong Sam Kyu. Kau juga menyukainya. Cinta itu
tentang waktu, oke?” pesan Jae Bok. Won Jae hanya diam saja.
Di luar
Hye Ran berbisik berbicara pada Han Kyul, mengatakan kalau waktunya tepat
sekali dan mengucapkanTerima kasih,lalu mengatakan kalau tadi perkataan hanya
pura-pura menonton film dan langsung menutup telpnya.
Eun Hee
baru pulang ke rumah lalu melihat Jung Hee yang tertidur di kursi pijat, lalu buru-buru
memeriksa lemari es, Jung Hee tiba-tiba datang membuat Eun Hee panik. Jung Hee
pun bertanya pakah Eun Hee kembali ke rumah. Eun He balik bertanya kenapa Jung
Hee belum tidur.
“Aku baru
saja bangun tidur. Bisa buatkan aku teh?” kata Jung Hee. Eun Hee mengangguk dan
akan membawanya ke atas.
Eun Hee
merasakan sesuatu lalu mengecek bungkusan coklat dan melihat isinya bongkahan
daging bukan sepatu dan juga ponsel milik Na Mi. Ia pun bisa tahu kalau Jung
Hee itu menemukan barang bukti miliknya.
Eun Hee
memperlihatkan sebuah jas pada Jung Hee sebagai hadiah, karena mereka
sebelumnya sudah sepakat untuk pernikahan kecil kecilan di rumah. Jung Hee
membenarkan. Eun Hee pun menanyakan pendapat calon suaminya tentang jas
pilihaanya. Jung Hee dengan terpaksa mengaku jasnyanya itu bagus.
“Kapan
pernikahannya?” tanya Jung Hee. Eun Hee pikir
hari Sabtu ini. Jung Hee kaget mendengarnya.
“Kenapa?
Apakah itu terlalu mendadak? Itu kan hanya kita berdua” kata Eun Hee. Jung Hee
pun langsung menyetujuinya mereka yang melaksanakan pernikahannya
Jae Bok
dan Bong Goo terlihat bahagia masuk ke ruangan, karena memenangkan kasusnya. Jae Bok pikir Karena
mereka memenangkan kasus yang sulit,jadi
yakin akan ada rumor menyebar tentang Bong Goo yaitu Ikon kemenangan.
“Aku
tidak melakukan apa-apa. Kita memenangkan kontrak rahasia!” komentar Bong Goo
dengan gaya konyolnya.
“Aku melakukannya dengan baik, kan?” ucap Jae
Bok bangga, Bong Goo pun memberikan tanda jempol sebagai pujianya.
“Kalau
begitu, tepati janjimu yang kemarin” kata Bong Goo. Jae Bok mengingat saat Bong
Goo mengatakan “Jika
kita memenangkan kasus ini. aku akan melakukan sesuatu. Kau akan melakukannya
untukku kan?”
“Ayo kita
berkencan dengan resmi” ucap Bong Goo, Jae Bok tak percaya Jung Hee bisa
mengatakan hal itu dan ingin mengatakan sesuatu, tapi Bong Goo lebih dulu
menyela.
“Jika kau
hendak mengatakan ... "Kau tidak mengerti, itu terlalu cepat," atau hal-hal
seperti itu, itu tak ada dalam kamusku. Aku hanya ingin kata "yes".
Sebagai gantinya.. Aku akan memberimu waktu
dan aku pergi ke suatu tempat. Aku tidak mengatakan kau harus mempertanyakannya. Aku membiarkanmu memikirkan
cara keren untuk menerimanya.”ucap Bong Goo lalu pamit pergi. Jae Bok hanya
bisa diam saja.
Bersambung
ke part 2
Terima kasih mbk dyah
BalasHapusDitunggu part selanjutnya...
Sehat terus ya..