PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 10 Mei 2017

Sinopsis Ms Perfect Episode 20 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS 

Jung Hee mendengar bunyi bel rumah dan menuruni tangga, Eun Hee keluar dari ruangan bawah tanah sediki panik melihat Jung Hee yang ada diruang tengah. Jung Hee bertanya apa yang dilakukan Eun Hee disana. Eun Hee mengaku sedang membersihkan ruang bawah tanah, karena sangat kotor. Keduanya pun melihat interkom.
“Kenapa Kang Bong Goo datang Jam segini ?” tanya Jung Hee heran lalu menekan tombol menanyakan ada apa. Jae Bok langsung terlihat di layar.

“Apa ini? Kau ada dirumah rupanya. Lalu, kenapa kau tidak menjawab teleponku?” ucap Jae Bok, Jung Hee dengan sinis bertanya kenapa menelpnya.
“Aku mengkhawatirkanmu. Tentang yang aku katakan sebelumnya denganmu Apa kau yakin semuanya akan baik-baik saja?” kata Jae Bok.
Jung Hee melirik pada Eun Hee seperti tak ingin terlihat gelisah, lalu mengeluh Jae Bok yang jadi terlalu sensitif akhir-akhir ini. Bong Goo kesal dengan sikap Jung Hee dengan membela Jae Bok padahal sengaja datang  karena mengkhawatirkanya. Jung Hee tak banyak berkata lagi menyuruh Jae Bok pulang saja dan Jangan membuat keributan, lalu menutup layar interkom.

Bong Goo mengumpat marah melihat sikap Jung Hee yang marah dan menegaskan pada Jae Bok kalau Jung Hee dalam keadaan  baik-baik saja. Jae Bok duduk lemas melihat sikap Jung Hee meminta waktu agar bisa duduk sebentar saja 1 menit.

Di dalam rumah
Eun Hee merasa tak enak hati karena Jae Bok yang sudah datang jauh-jauh, seharusnya menyuruhnya masuk. Jung Hee langsung menanyakan alasan Eun Hee yang membersihkan ruang bawah tanah pada malam hari. Eun Hee sedikit gugup lalu mengatakan kalau ia tidak bisa tidur.
“Apa Kau tidak bisa tidur? Kau harus tidur dengan baik. Jadi Pergilah tidur.” Ucap Jung Hee. Eun Hee pun mengucapkan selamat malam pada Jung Hee dan Jung Hee naik lebih dulu dengan ke lantai atas.
Eun Hee melihat kembali ke bagian interkom dan terlihat Jae Bok sedang berjalan pulang dengan Bong Goo menaiki mobil, terlihat ada wajah lega. Jung Hee ingin mengirimkan pesan pada Jae Bok untuk memastikan kalau  pulang dengan selamat, lalu meminta maaf dengan sikapnya. Tapi akhirnya mengurungkan niatnya karena ingin melindungi Eun Hee.

Jae Bok bertemu dengan Tuan Lee bersama Bryan didekatnya, Ia tahu kalau Tuan Lee yang menekan rumah sakit untuk melepaskan Lee Eun Hee dan meminta agar mengirim kembali Eun Hee ke rumah sakit karena putrinya itu harus diobati secepatnya. Tuan Lee hanya diam saja dengan memalingkan badanya.
“Ketua.. Saya paham kalau Anda ingin melakukan sesuatu untuknya dari rasa bersalah karena Anda tidak bisa membesarkannya. Aku bisa mengerti karena aku juga orang tua seperti Anda. Tapi, ini bukan yang terbaik untuk anak Anda.” Ucap Jae Bok mencoba menyakinkan Tuan Lee

“Lee Eun Hee sekarang sedang sakit keras. Dia tidak tahu bagaimana atau kenapa, Selain kesakitan. Dia mungkin berharap Kalau seseorang akan menghentikannya. Anda harus melakukan sesuatu untuknya. Jika... putri Anda melakukan sesuatu yang ekstrim, maka anak-anakku mungkin akan kehilangan ayah mereka Apa Anda benar-benar tidak peduli?.” Ucap Jae Bok sambil menangis. Tuan Lee menatap dingin pada Jae Bok, Bryan pun tak tega melihat Jae Bok yang menangis. 
“Tolong rasional lah dan pikirkan... apa cara terbaik untuk mencintai putri Anda. AKu mohon... Sekali lagi aku mohon padamu... Tolong berikan Lee Eun Hee perawatan Dan itu akan mencegah anak-anakku menjadi terluka.
 kata Jae Bok. Tuan Lee seperti tak peduli memanggil pengawal dan menyuruh Jae Bok keluar. Jae Bok pun keluar dengan air mata mengalir. 


Jae Bok berjalan dengan wajah sedih sambil menelp, Bong Goo menerima telp dengan memanggil Jae Bok dengan panggilan kesayangan “Paman” lalu memberitahu kalau sekarang Ada di TKP kecelakaan Na Mi. Jae Bok bertanya apakah Bong Goo menemukan sesuatu. Bong Goo mengaku Tidak banyak.
“Kenapa kau terdengar sangat lemah begini? Apa terjadi sesuatu? Apa itu sebabnya kau meneleponku? Kau ingin mendengar suara ku untuk menghiburmu” ucap Bong Goo mengoda
“Keponakanku juga terdengar lemah hari ini” balas Jae Bok
“Tidak mungkin. Aku merasa ber energik karena kau menelponku Sekarang, Datanglah ke kantor dalam waktu 30 menit” ucap Bong Goo
“Oh benar.. Kita harus menyiapkan bahan argumen kan? “kata Jae Bok, Bong Goo mengaku bukan itu tapi karena ingin melihat Jae Bok karena mereka berdua harus saling menghibur.

Jung Hee menuruni tangga melihat Eun Hee yang sudah menunggu dibawah, senyumanya pun terpaksa diperlihatkan, Eun Hee menanyakan apakah tidur dengan nyenyak. Jung Hee mengangguk lalu Eun Hee mengajak sarapan.
“Dia pergi bolak-balik karena maniaknya dan depresinya” gumam Jung Hee melihat sikap Eun Hee
Sementara di dapur, Ibu Jung Hee mengomel melihat bagian freezer yang ditumpuk begitu saja. Eun Hee meminta maaf pada ibu mertuanya dan akan membersihkanya. Ibu Jung Hee dengan ketus menolak dan melihat ikan yang sudah lama masih disimpan.
“Kau harus memasaknya duluan” ucap ibu Jung Hee terus mengomel. Eun Hee meremas bagian pintu seperti menahan amarahnya.

Malam harinya, Eun Hee mencincang daging dengan pisaunya tatapan kosong, seperti melampiaskan amarahnya pada daging agar tak menyakiti orang yang ada didepanya. Jung Hee melihat dari kejauhan.
“Seperti sebelumnya, Dia memang tidak mengungkapkan kemarahanny tapi aku bisa merasakan kalau kegilaan nya menjadi lebih berkembang.” Gumam Jung Hee.
Eun Hee mendengarkan musik diruangan duduk di kursi goyang seperti ingin menenangkan diri. Jung Hee mengintip dari pintu. Eun Hee pun jogging ditaman dan Jung Hee menatap foto berlibur bersama dengan anak-anak yang disayanginya.
“Aku takut karena kegilaannya, tapi tidak ada piliha untuk melindungi anak-anakku dan menebus apa yang sudah kulakukan pada Jae Bok, Maka aku harus menghentikan Lee Eun Hee. Jika bukan aku, tidak ada orang lain bisa melakukannya.” Gumam Jung Hee. 
Jung Hee akan masuk ke dalam ruang bawah tanah yang di kunci, saat itu Eun Hee baru pulang kaget melihat Jung Hee ada didepan pintu ruang bawah tanah.  Jung Hee mengaku merasa penasaran dengan ruang bawah tanah dan kemarin bilang kalau sudah membersihkannya
“Aku pikir mungkin kita bisa memindahkan ruang audio ke sana.” Ucap Jung Hee santai
“Tidak, ini akan dipakai untuk sesuatu yang lain.” Kata Eun Hee langsung berdiri di depan pintu. Jung Hee pun bertanya untuk apa ruangan itu.
“Entahlah. Aku harus memikirkannya dulu” kata Eun Hee lalu merasa lapar setelah olah raga dan bergegas untuk membuatkan makanan untuk Jung Hee.

“Itu sebabnya aku merindukan anak-anakku seperti orang gila. Kenapa aku tidak menyadarinya? Hari-hari yang sangat bahagia.” Tulis Jung Hee pada buku harianya.

Ia mengingat saat makan bersama anaknya yang tak bisa memesan makanan lebih tapi Jae Bok yang akhirnya menambahkan porsi makanan dengan membayarnya. Wajah Jin Wook dan Hae Wook pun terlihat bahagia. Jung Hee merasa kalau saat-saat itu yang sangat berharga, setelah itu menaruh kembali di kotak rahasianya. 


Hae Wook mengambar tentang ayahnya, lalu tiba-tiba menghela nafas. Jin Wook bertanya pada adiknya kenapa harus menghela nafas. Hae Wook bercerita kalau sangat merindukan Ayah. Jin Wook pikir mereka bisa menelp ibu dan bertanya apakah bisa melihat ayah mereka. Hae Wook pikir ibu mereka pasti nanti akan marah. Jin Wook pun mengetahuinya. Keduanya pun akhirnya duduk di halte

“Apa kau benar-benar tahu dimana tempat kerja Ayah?” tanya Hae Wook pada kakaknya.
“Tentu saja aku tahu. Percayakan saja padaku.” Ucap Jin Wook yakin
Saat itu Che Ri datang bertanya mau kemana mereka berdua, Hae Wook memberitahu kalau mau bertemu dengan ayah. Jin Wook melihat bus sudah datang dan mengajak adiknya pergi. Che Ri ingin ikut dengan mengandeng tangan Hae Wook karena pasti akan cemas kalau mereka berdua saja yang pergi.

Eun Hee merapihkan kamar Jung Hee lalu mencari-cari sesuatu diatas tempat tidur sampai akhirnya mencari dibagian laci dan menemukan foto Jung Hee dan anak-anaknya yang masih disimpan.
Flash Back
Eun Hee mengajak Jung Hee ke kamar rahasianya, lalu memperlihatka foto Jung Hee yang sudah di tempel kembali seperti obsesinya dulu, dengan meminta pendapat. Jung Hee mengaku menyukainya dan mengucapkan terimakasih pada Eun Kyung.
“Kau satu-satunya wanita yang mencintai segala sesuatu tentangku” ungkap Jung Hee memuji Eun Hee
“Jung Hee... Kau akhirnya mengerti bagaimana perasaanku, Aku sangat bahagia.” Kata Eun Hee memeluk Jung Hee
Jung Hee melihat foto ia dan anak-anaknya lalu mengambilnya dan memintar agar memikirkan dirinya saja tak perlu ada yang lainya. Eun Hee pun seperti bahagia. Tapi Eun Hee melihat Jung Hee yang menyimpan foto yanak-anaknya seperti merasakan sesuatu. 

Jung Hee bergegas pergi ke lobby, Dua anaknya dan Che Ri sudah menunggu. Jin Wook dan Hae Wook bahagia melihat ayahnya. Che Ri pun menyapa Jung Hee. Jin Wook memberitahu ayahnya kalau Hae Wook sangat merindukan ayahnya.
“Apa Hanya Hae Wook saja? Jin Wook juga selalu berbicara tentang Ahjussi. Dia sangat merindukanmu” ucap Che Ri mengejek saat itu terlihat Eun Hee datang ke lobby.
“Beraninya kalian datang ke sini? Apa ini taman bermain? Bagaimana bisa kalian mengunjungiku tanpa pemberitahuan?” ucap Jung Hee memarahi anaknya. Hae Wook menangis, Jin Wook berkaca-kaca mendengar ayahnya yang malah marah.
Ketiganya binggung melihat Jung Hee yang memarahi ketiganya.  Eun Hee menyapa dua anak Jung Hee yang lama tak bertemu,  Che Ri langsung menyapa Ahjumma "Enyahlah" dengan bertanya Bagaimana bisa keluar dari rumah sakit secepat ini. Eun Hee gugup menjawabnya.
“Aku dengar kalau penyakitmu tidak dapat disembuhkan dengan cepat. Apa kau benar benar sudah sembuh?” ucap Che Ri yang berbicara blak-blakan. Eun Hee pun terdiam
“Eun Hee... Kenapa ke kantor?” tanya Jung Hee. Eun Hee mengaku kalau hanya lewat dan ingin melihat Jung Hee.
Jung Hee kembali memarahi anaknya agar jangan datang ke kantornya lagi, lalu bergegas menghindari Eun Hee agar tak bertemu dengan anaknya menyuruh menunggu di lantai atas dan akan mengantarnya pulang. Eun Hee pikir mereka bisa makan karena sudah lama tak bertemu. Jung Hee langsung melarangnya dan mengajaknya pergi.
Eun Hee menatap dingin seperti tahu Jung Hee seperti menghindari anak-anak darinya, lalu berjalan-jalan diruangan Jung Hee seperti mencari-cari sesuatu lalu melihat laci tempat buku diary yang disimpan. 


Di mobil
Hae Wook duduk sedih dibangku belakang dengan Che Ri, Jin Woo tak ingin menatap ayahnya dan hanya menatap keluar jendela. Jung Hee tak enak hati melihat anaknya yang kecewa karena sikapnya.
Akhirnya ia menghentikan mobil menatap keduanya anaknya, Jin Wook meminta maaf karena datang ke kantor ayahnya. Akhirnya Jung Hee memeluk anaknya meminta maaf. Che Ri melihat ketiganya saling berpelukan ikut sedih karena tak memiliki ayah.
“Jin Wook dan Hae Wook... Ayah mencintai kalian, tapi ayah minta maaf. Mulai sekarang , Jangan datang ke kantor lagi, mengerti?” pesan Jung Hee tak ingin membuat anaknya celaka. 

Jung Hee akhirnya masuk ruangan meminta maaf pada Eun Hee yang menunggunya, Eun Hee bertanya apakah Jung Hee sudah membawa anak-anaknya pulang. Jung Hee mengangguk, lalu mengajak mereka untuk pergi jalan-jalan.
“Tidak, Hari ini..kita makan di rumah saja, Ada sesuatu yang harus kulakukan di rumah.” Ucap Eun Hee. Jung Hee binggung  bertanya apa yang ingin dilakukanya.
“pekerjaan rumah tangga “ kata Eun Hee lalu pamit pergi. Jung Hee hanya diam saja.
“Jung Hee... Ayo kita menikah, Tidak perlu dipestakan besar besaran. Kita bisa sedikit orang saja di rumah kita . Bagaimana menurutmu?” kata Eun Hee. Jung Hee sempat terdiam mendengarnya.
“Jika itu yang ingin kau lakukan, maka lakukanlah” kata Jung Hee.
Eun Hee langsung memeluk Jung Hee mengatakan akan mempersiapkannya satu per satu lalu kembali mengungkapkan kalau sangat mencintainya. Jung Hee pun membiarkan Eun Hee melakukan sesuatu padanya tapi tidak pada Jae Bok ataupun anaknya. Eun Hee merasa tak percaya kalau mereka benar-benar akan menikah. 


Che Ri duduk sendirian mengingat saat Jung Hee meminta maaf pada anaknya sebagai ayah, dan mengaku sangat mencintai anaknya dan meminta kembali meminta maaf atas sikapnya. Ia mengingat sikap Jung Hee bertanya-tanya apakah seorang ayah seperti itu. Saat itu Sam Kyu datang menyapa Che Ri.
“Kenapa kau ingin bertemu denganku?” tanya Sam Kyu. Che Ri pun mengajak Sam Kyu duduk didepanya.
“Ahjussi,.. apa pendapatmu tentang ibuku? Apa kau menyukainya atau hanya pura pura saja?” kata Che Ri blak-blakan yang membuat Sam Kyu kaget.
“Kau bilang Pura pura? Che Ri... Kau tidak boleh mengatakan sesuatu ...” kata Sam Kyu langsung disela oleh Che Ri
“Kau mungkin sudah tahu, ibuku menyukaimu. Aku rasa Ahjussi juga tertarik dengannya” kata Che Ri seperti orang dewasa, Sam Kyu membenarkna.
“Kalau begitu Ahjussi harus menjaganya, Lakukan saja.” Kata Che Ri, Sam Kyu binggung apa yang harus dilakukanya dan binggung anak seperti Che Ri bisa mengatakan hal seperti itu.
“Ibuku sangat pintar dalam belajar, tapi dia benar-benar mengerikan dalam berkencan. Aku ingin Ibu bertemu seseorang yang baik  dan menjadi bahagia.” Kata Che Ri

Sam Kyu tak percaya karena Che Ri menganggap dirinya itu  Orang yang baik lalu memuji walaupun masih kecil, tetapi punya mata yang tajam. Che Ri mengaku kalau itu hanya setengah keyakinannya. Ia pun meminta apabila ada sesuatu hal yang harus diperbaiki, maka ia berharap Sam Ky lebih bertanggung jawab secara finansial dan perlu belajar untuk menjadi jantan
“Akan sangat baik jika kau membaca banyak buku” saran Che Ri yang mengetahui sangat suka baca buku dan membuatnya jadi pintar.
“Kau bilang Tanggung jawab finansial, Kejantanan, dan buku?” ucap Sam Kyu mengingat nasehat Che Ri
“Dan juga, akan baik jika Ahjussi bisa ...menyelesaikan semuanya dengan Hye Ran Ahjumma. Aku akan suka jika Ahjussi menjadi ayahku.” Ungkap Che Ri yang mengingikan sosok ayah. Sam Kyu seperti makin tersentuh dengan Che Ri dan mengucapkan terimakasih. 

Bong Goo sedikit mengeluh karena Ada banyak tugas yang harus dilakukan  dengan kasus menyangkut hak paten. Jae Bok pikir mereka harus lebih teliti, karena membantu pedagang kecil. Bong Goo memanggil Jae Bok dengan wajah serius.
“Ada yang ingin aku lakukan jika kita memenangkan kasus ini.  Apa Kau akan melakukannya?” ucap Bong Goo. Jae Bok yang sibuk dengan perkerjaanya bertanya apa itu.
“Katakan saja" aku akan melakukannya."” Kata Bong Goo. Jae Bok setuju tapi kali ini merek harus bekerja dulu
“Sam Kyu selalu meninggalkan pekerjaan lebih awal. Dasar...”keluh Bong Goo melihat bangku rekan kerjanya yang kosong
“Dia pasti gugup karena Che Ri memanggilnya.” Kata Jae Bok lalu mengingat dengan anak-anaknya.

Jae Bok memberitahu Jin Wook kalau harus bekerja lembur malam ini lalu kaget mengetahui sesuatu dari anaknya.  Jin Wook menceritakan kalau Hae Wook sangat merindukan Ayah begitu juga dirinya.
“Kenapa kalian pergi kesana? Itu berbahaya.” Ucap Jae Bok khawatir, Jin Wook meminta maaf pada ibunya.
“Lalu Apa kau bertemu dengannya?” tanya Jae Bok. Jin Wook pun mencari tahu semuanya.
“Apa?!! Dia hanya bilang kalian harus pergi?” ucap Jae Bok kaget.
Eun Hee berjalan di toko gaun pengantin wajahnya terlihat bahagia memilih sesuatu, lalu teringat kembali saat Jung Hee membawa pergi anaknya. 

Jae Bok dan Jung Hee bertemu di kantor. Jung Hee pikir Jae Bok sudah mendengar cerita dari Jin Wook dameminta agar anak mereka  tidak datang ke kantor lagi. Jae Bok yakin kalau Jung Hee itu  melakukan dengan sengaja.
“Apa kau pikir aku tidak mengenalimu? Bahkan jika seseorang berubah, Kau tidak akan pernah dingin, Terutama dengan Jin Wook dan Hae Wook” kata Jae Bok
“Shim Jae Bok, apa kau masih tidak tahu ? Aku sudah menusukmu dari belakang.” Ucap Jung Hee seperti ingin Jae Bok membencinya. Jae Bok pin ingin tahu apa yang ingin dilakukan Jung Hee sekarang.
“Apa kau tidak tahu? Aku tidak ingin jadi seseorang yang tidak berguna.” Kata Jung Hee
“Kau.. melakukan ini hanya untuk melindungi kami. Aku tidak akan menyerah itu berarti aku tidak akan membiarkan kau melemparkan diri  ke dalam api.” Tegas Jae Bok
Eun Hee memilih salah satu jas mengatakan ingin membelinya, pegawai meminta agar membawa calon pengantin pria, Eun Hee pikir tak perlu karena tahu jas itu cocok dengan calon suaminya. 
Jae Bok yakin Bahkan jika Eun Hee bertobat dan tenang sekarang, menurutnya selamanya tidak akan begitu. Ia yakin Eun Hee akan tahu apa yang dipikirkan dan mungkin saja sudah tahu, jadi meminta agar segera pergi dari rumah itu dan akan membantunya.
“Sebelum itu, ada sesuatu yang harus aku lakukan. Pada hari Jung Na Mi meninggal, Lee Eun Hee bertemu dengan Jung Na Mi. Jadi pasti ada bukti di suatu tempat di rumah itu. Orang obsesif seperti dia tidak bisa membuang hal-hal apapun dengan mudah  tidak peduli apa yang mereka dapat.” Ucap Jae Bok
“Jika kau berbicara omong kosong, aku akan pergi.” Kata Jung Hee akan bergegas pergi.
“Ayah Jin Wook.. Hubungi aku ketika kau pergi. Aku akan menunggumu” pesan Jae Bok.


Jung Hee melihat ibunya yang sudah siap berangkat,  Ibu Jun Hee mengatakan akan pergi penerbangannya malam lalu memuji Eun Hee karena berkat calon mantunya itu bisa melakukan perjalanan ke Eropa dan sangat beruntung, dengan kaca mata hitamnya mengajak pergi.
“Tapi bagaimana ini? Aku pikir ibu akan berangkat besok, jadi aku minum wiski tadi” kata Jung Hee. Ibu Jung Hee pun binggung.
“Kalau begitu,, aku yang akan mengantar ibu” kata Eun Hee. Ibu Jung Hee pun setuju, Eun Hee mengantar ibu Jung Hee pergi seperti sedikit gugup.
Sebelum pergi Ibu Jung Hee kembali mengeluh Eun Hee yang tak  membersihkan kulkas. Eun Hee mengaku akan melakukanya nanti. Sementara Jung Hee terdiam mengingat perkataan Jae Bok “Pada hari Jung Na Mi meninggal, Lee Eun Hee bertemu dengan Jung Na Mi. Seharus ada buktinya di rumah itu.”
Ia juga mengingat saat pergi Ibunya yang selalu mengeluh pada Eun Hee yang bersih tapi melihat bagian freezernya berantakan.  Jung Hee akhirnya mencari di dalam freezer dan menemukan dibagian belakang sebuah bungkus coklat dan isinya adalah sepasang sepatu dan juga ponsel.
Jung Hee pergi ke kamarnya menyalakan ponsel dan melihat wallpaper Na Mi, air matanya pun kembali mengalir karena mengetahui Na Mi yang meninggal akibat Eun Hee. 


Won Jae masuk kamar bertanya pada Jae Bok apakah sudah bicara dengan Jung Hee. Jae Bok mengangguk dan memberitahu kalau Jung Hee masih tidak mau mendengarkannya. Won Jae makin merasa membuatnya sangat gugup.
“Oh iya, Aku dengar Che Ri benar-benar melakukannya kali ini ... dia meminta Sam Kyu menjadi ayahnya.” Kata Jae Bok
“entahlah.. Di mana dia belajar begitu?”keluh Won Jae
“Dimana lagi menurutmu? Dia belajar darimu. Kau dulu selalu menjodoh jodohkan orang di sekolah, tapi tidak pernah untuk dirimu sendiri.” Kata Hye Ran ikut masuk kamar temanya.
“Betul.. Bahkan ketika Jung Hee dan aku bertengkar dan kami hampir putus, Kim Won Jae bekerja keras untuk menyatukan kami kembali bersama-sama.” Kata Jae Bok
“Na Hye Ran. Aku sungguh tidak menyukai Hong Sam Kyu.” Ucap Won Jae berusaha mengelak.
Hye Ran tiba-tiba menerima telp dari Han Kyul dan berkata besok malam untuk mengajaknya menonton Film lalu keluar dari kamar karena berpikir rekan kerjanya itu mengajaknya berkencan.
“Hei. Dia sudah punya pria baru, Dia itu pelatih seksi. Kau harus berhenti merasa bersalah dan berkencanlah dengan Hong Sam Kyu. Kau juga menyukainya. Cinta itu tentang waktu, oke?” pesan Jae Bok. Won Jae hanya diam saja.
Di luar Hye Ran berbisik berbicara pada Han Kyul, mengatakan kalau waktunya tepat sekali dan mengucapkanTerima kasih,lalu mengatakan kalau tadi perkataan hanya pura-pura menonton film dan langsung menutup telpnya. 


Eun Hee baru pulang ke rumah lalu melihat Jung Hee yang tertidur di kursi pijat, lalu buru-buru memeriksa lemari es, Jung Hee tiba-tiba datang membuat Eun Hee panik. Jung Hee pun bertanya pakah Eun Hee kembali ke rumah. Eun He balik bertanya kenapa Jung Hee belum tidur.
“Aku baru saja bangun tidur. Bisa buatkan aku teh?” kata Jung Hee. Eun Hee mengangguk dan akan membawanya ke atas.
Eun Hee merasakan sesuatu lalu mengecek bungkusan coklat dan melihat isinya bongkahan daging bukan sepatu dan juga ponsel milik Na Mi. Ia pun bisa tahu kalau Jung Hee itu menemukan barang bukti miliknya. 

Eun Hee memperlihatkan sebuah jas pada Jung Hee sebagai hadiah, karena mereka sebelumnya sudah sepakat untuk pernikahan kecil kecilan di rumah. Jung Hee membenarkan. Eun Hee pun menanyakan pendapat calon suaminya tentang jas pilihaanya. Jung Hee dengan terpaksa mengaku jasnyanya itu bagus.
“Kapan pernikahannya?” tanya Jung Hee. Eun Hee pikir  hari Sabtu ini. Jung Hee kaget mendengarnya.
“Kenapa? Apakah itu terlalu mendadak? Itu kan hanya kita berdua” kata Eun Hee. Jung Hee pun langsung menyetujuinya mereka yang melaksanakan pernikahannya


Jae Bok dan Bong Goo terlihat bahagia masuk ke ruangan, karena  memenangkan kasusnya. Jae Bok pikir Karena mereka  memenangkan kasus yang sulit,jadi yakin akan ada rumor menyebar tentang Bong Goo yaitu Ikon kemenangan.
“Aku tidak melakukan apa-apa. Kita memenangkan kontrak rahasia!” komentar Bong Goo dengan gaya konyolnya.
 “Aku melakukannya dengan baik, kan?” ucap Jae Bok bangga, Bong Goo pun memberikan tanda jempol sebagai pujianya.


“Kalau begitu, tepati janjimu yang kemarin” kata Bong Goo. Jae Bok mengingat saat Bong Goo mengatakan “Jika kita memenangkan kasus ini. aku akan melakukan sesuatu. Kau akan melakukannya untukku kan?”
“Ayo kita berkencan dengan resmi” ucap Bong Goo, Jae Bok tak percaya Jung Hee bisa mengatakan hal itu dan ingin mengatakan sesuatu, tapi Bong Goo lebih dulu menyela.
“Jika kau hendak mengatakan ... "Kau tidak mengerti, itu terlalu cepat," atau hal-hal seperti itu, itu tak ada dalam kamusku. Aku hanya ingin kata "yes". Sebagai gantinya.. Aku akan memberimu waktu  dan aku pergi ke suatu tempat. Aku tidak mengatakan kau harus  mempertanyakannya. Aku membiarkanmu memikirkan cara keren untuk menerimanya.”ucap Bong Goo lalu pamit pergi. Jae Bok hanya bisa diam saja.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

1 komentar:

  1. Terima kasih mbk dyah
    Ditunggu part selanjutnya...
    Sehat terus ya..

    BalasHapus