Inspektur
Woo berlari memberikan perintah agar memindahkan semua orang dan apabila
diperlukan mengunakan senjata api. Si pelaku mengemudikan mobil polisi melalui
jalan tempat Inspek. Wook berdiri dibelakang Joon Oh dan Seol Ok mengikutinya
dengan mobil.
Saat itu
terdengar bunyi tembakan peringatan ke udara, Wan Seung kaget mendengarnya dan
berlari di tempat yang berbeda dengan Ketua Bae. Suasana mulai tegang, Inspek. Woo
pikir akan menghentikan semuanya dan mengangkat pistolnya.
Wan Seung
masih terus berlari, Seol Ok ingin keluar mobil. Joon Oh menghentikanya karena
pasti akan sangat berbahaya. Inspek Woo mengingat tentang Jin Young yang
tiba-tiba tak sadarkan diri. Si pelaku tak takut mengemudikan mobilnya, Wan
Seung belari mengambil pistol dari tangan Inspek Woo berpikir kalau akan
membuanuh si pelaku lalu melepaskan tembakan di tempat yang melumpuhkan si
pelaku.
Tapi si
pelaku berusaha untuk kabur dengan mobilnya walaupun bannya sudah di tembak.
Wan Seung mengejar berusaha memecahkan kaca mobil, lalu menarik Sipelaku keluar
dari mobil dan menangkapnya. Mobil polisi pun datang, si pelaku seperti sudah
tak berakal sehat hanya tertawa lepas.
Polisi
lain pun membantu Wan Seung menangkap si pelaku. Joon Oh dan Seol Ok pun pergi
melihat korban. Inspek. Woo hanya menatap si pelaku yang dibawa oleh polisi ke
dalam mobil.
“Kita menangkapnya.
Ini sudah berakhir dan Kasus Jin Young sudah selesai.” Ucap Ketua Bae datang
paling belakang. Seol Ok dan Joon Oh pun mengikuti ke dalam ambulance dengan
korban dan mereka pun semua pergi.
“Coba kau
Lihat? Sudah aku bilang, kita harus melakukan ini bersama-sama. Jangan
melakukan ini sendirian. Kita lakukan bersama, benarkan?” ucap Ketua Bae.
“Apa kau
pikir ini sudah berakhir? Apa ini benar-benar berakhir?” ucap Inspek Woo dengan
tatapan kosong.
Ini belum
berakhir, Tidak ada akhir untuk pekerjaan ini. Ada jutaan orang brengsek yang
harus kita tangkap.” Tegas Woo Seung
Ketua Bae
pun mengajak agar mereka bisa hidup dengan semangat srta tetap makan tiga kali
sehari tidak peduli apapun lalu mengajaknya pergi. Wan Seung memberitahu kalau
dilakukan Inspek Woo itu bukan gayanya tapi menurutnya rekan kerjanya itu ternyata
orang yang berbakat.
“Aku
menarik kembali perkataanku tentang profiler palsu.” Akui Wan Seung. Inspek Woo
pun tak menanggapinya dan berjalan dengan Ketua Bae. Wan Seung mengeluh dengan
rekan kerjanya itu masih saja
menyebalkan dan tidak menyukainya, lalu bertanya pada polisi lain yang ingin pergi
ke Kantor Polisi Seodong.
Inspek
Woo pergi ke pemakaman berdiri di depan nama “Kopral Lee Jin Young” lalu
mengucapkan selama tinggal pada Jin Young dan meminta maaf karena lama
menangkapnya. Setelah itu memberikan hormat dan pergi meninggalkan pemakaman.
Sementara
Ketua Bae dkk minum bersama dalam rangka perayaan keberhasilan mereka menangkap
pembunuh. Ketua Bae pun bertanya sebenarnya tim apa merek karena mereka menangkap
pencuri dan pembunuh berantai.
“Kita
adalah Unit Khusus.” Ucap Wan Seung
bangga dan mengajak mereka bersulang.
“Kalian bertiga
biasanya selalu depresi. Apa yang terjadi hari ini?” ejek si bibi
“Bibi ,
kami menangkap orang yang sangat jahat hari ini. Seorang pria jahat yang bahkan
tidak bisa kau bayangkan.” Kata Wan Seung bangga
“Aigoo.
Kalian idiot. Sudah wajar bagi kalian untuk menangkap orang jahat. Kenapa
sangat bangga?” ejek si bibi. Wan Seung pun mengoda si bibi akan menangkapnya
nanti.
Mereka
akhirnya keluar dari restoran setengah mabuk, Ketua Bae ingin menelp supir
penganti. Joon Oh mengatakan akan mengantarkanya. Ketua Bae merasa beruntung
punya Joon Oh karena Wan Seung yang
tidak pernah memperlakukan seperti atasannya tapi Joon Oh itu sangat hormat
padanya.
“Kau... sangat
pandai merayu orang.” Ucap Wan Seung kesal. Ketua Bae menyuruh Wan Seung untuk
diam saja dan mengajak Joon Oh untuk segera pergi.
“Kau Jadilah
komisaris polisi kalau begitu.” Ejek Wan Seung marah.
Joon Oh
mengemudikan mobilnya lalu berpikir kalau Wan Seung itu punya rumah dan mengeluh kalau rekan kerjanya
terus menginap dirumahnya. Wan Seung pikir Joon Oh tahu alasannya. Joon Oh
kesal Wan Seung yang selalu mengodaya lalu meminta agar menghentikanya.
“Aku
lelah....Bangunkan aku kalau sampai.” Kata Wan Seung menurunkan kursi mobilnya
ingin tidur. Joon Oh hanya bisa mengeluh dan membiarkan Wan Seung tidur.
Seol Ok
duduk diruang tengah pagi hari dengan wajah bahagia karena menangkap pembunuhnya. Ia pun berpikir akan
melakukan pekerjaan rumah tangga hari ini. Ia melihat tak ada baju kotor, lalu
melihat banyak cucian piring yang menumpuk lalu mulai mencucinya.
Setelah
selesai membersihkan rumah dengan vacum cleaner dan menjemur semua selimut
dengan cahaya matahari yang cukup terik.
Sementara
Joon Oh tertidur dengan pulas, saat bangun binggung dengan tempat tidurnya
karena semalam ingin tidur di rumah Joon Oh.
Lalu dikagetkan dengan melihat calon tunanganya ada didepan matanya
sedang memasak didapur.
“Kenapa
aku disini? Mengapa kau di sini?” tanya Wan Seung heran. Ji Won tahu kalau Wan
Seung pasti tak mengingatnya. Wan Seung bertanya-tanya apa yang harus di
ingatnya.
Joon Oh
mengemudikan mobil dan mendengar ponsel Wan Seung terus saja berdering, dan
melihat nama “Jung Ji Won” lalu mengeluh dengan nada dering dan mengangkannya.
“Bukankah
ini ponsel Ha Wan Seung?” ucap Ji Won heran mendengar bukan suara Wan Seung.
“Ya, ini
ponsel hidung anjing, maksudku... ponsel Detektif Ha Wan Seung.” Kata Joon Oh
melirik pada Wan Seung yang tertidur pulas.
Wan Seung
pun mengerti kalau Joon Oh yang meninggalkan pada Ji Won saat tertidur pulas setelah
minum banyak. Ji Won pun heran karena Wan Seung malah tidur dirumah orang lain.
Wan Seung dengan sinis kalau itu bukan urusanya lalu mengumpat kesal pada rekan
kerjanya.
Joon Oh
tidur dengan wajah bahagia karena bangun tanpa ada Wan Seung dirumahnya, lalu
ingin mencari sesuatu di dalam kulkas. Kulkas pintarnya memberitahu kalau Sistem
notifikasi makanan sudah aktif dan memberitahu Kerang, kadaluarsa tanggal 18
Mei.
Ia pun
akan makan dengan cepat kerang sebelum kadaluarsa, lalu berpikir untuk membuat
apa akhirnya ia meminta agar di tunjukan
resep pasta kacang rebus dan Cara memasak. Saat membaca resep di layar
kulkas, telpnya masuk.
Wan Seung
mulai mengeluh dengan Joon Oh yang meninggalkan ada seorang wanita melirik pada
Ji Won sedang masak. Joon Oh pun menjelaskan kalau Ji Won itu tahu rumahnya
jadi sengaja mengantarnya pulang, lalu berkomentar kalau rumah Joon Oh memang
bagus dan kenapa harus menginap di rumahnya.
“Aku
tidak bisa tidur karena kau mendengkur seperti anjing.” Keluh Joon Oh. Wan
Seung kesal mendengar Joon Oh malah menemuinya dengan Ji Won.
“Sampai
ketemu di kantor polisi. Aku akan menghancurkanmu.” Ancam Wan Seung
Ji Won
selesai masak merasa pasti punya bakat memasak dan menurutnya itu menyenangkan.
Lalu bertanya apakah ingin memasak untuknya. Wan Seung dengan ketuas
mengatakantidak tertarik pada seseorang yang pandai memasak dan ingin tahu
alasan datang ke rumahnya.
“Bukankah
kau di sini karena suruhan ayahku?” ucap Wan Seung sinis
“Dia
bilang kau harus pulang kerumah sekarang.” Kata Ji Won
“Jika dia
mengembalikanku ke tim-ku” balas Wan Seung lalu meminta aga meningalkan
kuncinya dan pergi. Tanpa sadar dibawah kursi ada alat penyadap.
“Seo Hyun
Soo sudah meninggal. Kau harus melupakannya. Apa Kau pikir... Jang Do Jang yang
membunuhnya?” ucap Ji Won. Wan Seung terdiam mendengarnya.
Ji Won
pikir dirinya tak salah karena itu salah satu alasan Wan Seung terobsesi dengan
Do Jang dan memberitahu kaalu sekarang sudah 17 tahun lamanya dan juga tidak
ada aktivitas sama sekali, menurutnya tak mungkin Hyun Soo itu bisa hidup tanpa
menggunakan ATM, Bank, ponsel atau rumah sakit di Korea.
“Aku akan
menunjukkan padamu kalau dia sudah mati.” Kata Ji Won yakin
“Hyun
Soo... Dia masih hidup...” ucap Wan Seung yakin.
Ji Won
mengeluarkan ponselnya lalu meminta seseorang agar menangani Jang Do Jang serta menemukan nya
tidak peduli apapun. Bahkan Dapatkan semua informasi tentang Jang Do Jang. Ia
ingin tahu keberadan Do Jang dan informasi yang dibutuhkannya.
Jaksa
Jung mendengar suara percakapan yang sengaja disadap dari rumah Wan Seung lalu
bertanya-tanya siapa Jang Do Jang. Lalu ia pun menelp seseorang agar mencari
seseorang untuknya.
Nyonya
Park baru saja akan masuk ke sebuah rumah, tapi tiba-tiba salah satu temanya
merasakan lehernya kesakitan dan kejang lalu jatuh pingsan. Teman lain datang
melihat sosok ibu terjatuh di teras, Nyonya Park yang panik meminta temanya
agar memanggil ambulance.
Kyung Mi
masak oseng tahu dengan bentuk yang cantik, lalu melihat ke arah Seol Ok yang
ikut masak lalu memberitahu agar Jangan buat bubur tahu tapi lebih baik membuat
saja mapo tahu. Seol Ok berdalih dengan tahunya sangat lembek. Kyung Mi
memberitahu kalau tahu itu lembut. Saat itu Wan Seung masuk restoran.
“Kau
seharusnya menangkap pembunuh. Mengapa kau..” ucap Seol Ok da langsung disela
oleh Wan Seung melihat masakanya.
“Apa ada yang
sakit? Mengapa buat bubur?” ejek Wan Seung. Seol Ok memilih balik bertanya
kenapa datang ke restoran temanya.
“Aku
datang untuk bekerja. Itu kantor tim kita.” Ucap Wan Seung lalu masuk lebih
dulu.
Joon Oh
masuk menyapa Seol Ok dengan senyumanya, Seol Ok pun menyapa Joon Oh dengan
menawarkan sarapan pagi. Joon Oh menolak lalu memberikan semangat dan masuk ke
ruangan bawah tanah.
Saat itu
ketua Bae masuk melihat Kyung Mi yang masak langsung merasa khawatir dan
mengantikanya, menurutnya pengorengan itu dan akan menyakiti pergelangan
tangannya. Kyung Mi pikir kalau bisa melakukan itu. Ketua Bae melarang
mengambil alih kalau akan memasaknya, Seol Ok melihat Ketua Bae yang memberikan
perhatian pada temanya.
Joon Oh
dan Wan Seung duduk di ruang bawah tanah sambil menonton CCTV saat kejadian
teman Nyonya Park yang jatuh kejang-kejang. Wan Seung tahu kalau tempa itu Pusat senior dan akan ke sana sekarang, tapi
menurutnya Joon Oh juga harus melihat itu.
“Kopral
Park tidak bisa karena patroli.” Ucap Joon Oh
“Apa Kau
masih belum kembali?” tanya Seol Ok akhirnya datang menemui Joon Oh dan Wan
Seung
“Tidak.
Aku bilang kepada mereka bahwa ini bukan hanya hubungan masyarakat...jadi perlu
bantuanku.” Kata Wan Seung membanggakan diri.
“Kenapa
kau mengadakan pertemuan disini?” tanya Seol Ok dengan nada menyindir
Wan Seung
mengajak Joon Oh pergi ke TKP karena menurutnya jawabannya selalu ada di TKP.
Seol Ok pun bertanya Ada kejadian apa.
Wan Seung menjawab kalau itu bukan urusan Ahjumma dan menyuruh agar
Pergi membuat bubur. Seol Ok kesal karena masakannya itu bukan bubur.
“Bukankah
kau pekerja paruh waktu disini? Aku belum pernah melihatmu bekerja.” Ejek Wan Seung.
Seol Ok membela diri kalau ia berkerja.
“Kapan
itu? Aku rasa kau memang tidak pernah bekerja.” Balas Wan Seung.
“Ada
wanita yang muntah setelah minum di pusat senior.” Ucap Joon Oh memberitahu.
Wan Seung memperingati.
“Tapi Mengapa
seseorang memasukkan pestisida ke dalam minumannya?” kata Wan Seung heran. Seol
Ok pun bertanya dimana tepatnya Pusat senior
“Itu di
Baebang Peace.” Kata Joon Oh. Seol Ok kaget mengetahui Ibu mertuanya sering
pergi kesana. Joon Oh mengajak untuk pergi bersama.
“Aku sibuk.
Aku harus pulang karena ini hari ulang tahun pernikahanku.” Kata Seol Ok
mencari alasan.
“Ooh
begitu...Kau dan Ho Cheol... melakukannya dengan baik. Itulah kenapa kau
memakai baju polkadot.” Ejek Wan Sung.
“Jangan
begitu pada suamiku.” Ucap Seol Ok membela.
Wan Seung merasa tak ada salah karena itu bukan bukan suaminya.
Joon Oh
berjalan masuk ke TKP sambil berharap ingin
cepat menjadi orang dewasa, dengan Kerja lembur maka bisa menjadi orang yang
berpengalaman dan bijak. Wan Seung dengan mengejek kalau Joon Oh tak perlu
khawatir karena akan membantunya cepat menua.
“Akhir-akhir
ini, aku cepat menua gara-garamu.” Keluh Joon Oh dan Wan Seung yang masuk ke
TKP lebih dulu. Salah seorang petugas sedang memeriksa bagian taman.
“Petugas
Na... Kau sampai di sini dengan cepat.” Ucap Joon Oh menyapa bagian forensik.
Keempat
Ahjumma termasuk Nyonya Park duduk dengan wajah tegang. Joon Oh dan Wan Seung
duduk di depan mereka, lalu Wan Seung
bertanya Siapa nama Ahjumma di rumah sakit itu. Joon Oh berbisik
memberitahu namanya adalah Ko Mal Sook.
“Ya, dia
manajer pusat senior ini.” Kata Nyonya Park. Wan Seung mengucap syukur karena
kesehatan bibi Ko baik-baik saja. Semua pun mengucap syukur bersama.
“Tapi kenapa
dia masih di rumah sakit?” tanya salah satu bibi. Joon Oh mengatakan kalau bibi
Ko akan segera pulang.
“Hei, Apa
kau tahu? Kita sepertinya pernah melihat dia.” Ucap Nyonya Park menunjuk ke
arah wajah Wan Seung.
“Ingatanmu
payah. Kita 'kan menontonnya bersama. Kau bilang "Aku akan
menangkapmu." Apa kau tidak ingat?” kata si bibi menahan tawa.
Joon Oh
dan yang lainya pun ikut tertawa. Wan Seung memarahi Joon Oh yang masih bisa
tertawa pada saat seperti ini dan menyuruhnya agar bisa berKonsentrasi. Joon Oh
pun meminta maaf sambil menahan tawa.
“Nyonya Kim,
ingatanmu sangat bagus. Bagaimana kau bisa tahu dengan melihatnya sekali?” ucap
Bibi lainya.
“Tidak
sekali. Dia sering muncul di berita.” Kata bibi lainya. Wan Seung membenarkan
sudah muncul di berita utama.
Petugas
Na mengambil gambar bukti sebuah sarung tangan, Wan Seung membuka kulkas dan
melihat Ada lima botol yang sama dengan Ko Mal Sook, Song Mi Soon, Park Gyung
Sook. Petugas Na memberitahu kalau Mereka
bertengkar sebelumnya karena minuman ini.
Joon Oh
heran petugas Na bisa mengetahuinya.
Petugas Na berbisik kalau Tempat
ini lebih rumit dari yang di duga dan Ini sudah kejadian ketiga kalinya.
Flash Back
Bibi Ko
membuka kulkas lalu berteriak marah bertanya Siapa dari mereka yang minum teh
ginseng merahnya.
Joon Oh
melihat nama di botol Kim Hye Ran,
ginseng merah, cuka telur, jelai, plum. Nyonya Park memberitahu kalau
menantunya sudah membuat
botol-botol dengan nama-nama. Bibi Kim
mengaku tidak bisa minum apapun dengan botol murah jadi tidak meminum apapun
dari sana.
“Ginseng
merah, Ko Mal Sook. Apa ini punya manajer?” tanya Wan Seung mengambil salah
satu botol
“Ya
benar. Itu teh ginseng merahnya yang berharga” kata Nyonya Park. Nona Kim heran
karena menurutnya Itu bahkan bukan ginseng liar tapi kenapa ginseng merah
sangat berharga baginya.
“Bagaimana
dengan ekstrak ginseng liar yang kuberikan padamu?” tanya Nyonya Kim pada
temanya. Si bibi mengaku merasa bersemangat saat bangun di pagi hari.
“Jadi,
manajer muntah... setelah minum ini?” tanya Wan Seung. Nyonya Park tak tak tahu
apa yang diminum tapi hanya melihat Bibi Ko yang sudah muntah saja.
Bibi lain
yang bersama Nyonya Park juga melihatnya. Wan Seung binggung jadi siapa yang
mengatakan kalau bibi Ko minum. Nyonya Kim mengangkat tangan kalau ia yang
melihat bersama bibi yang duduk didepanya, walaupun terlihat gugup.
Joon Oh
dan Wan Seung duduk di ruangan sambil berpikir. Joon Oh mengetahui Nn. Park
berkelahi dengan Bibi Ko ketika kalah bermain kartu. Saat itu mereka main Go
Spot bersama, Nyonya Park bisa menemukan kartu yang disembunyikan bibi Ko untuk
berbuat curang.
Sementara
Nyonya Kim memberikan sogokan pada Nyonya Park dengan makanan agar mau
mendukungnya. Nyonya Park dengan sinis ingin menolaknya, tapi Nyonya Kim
melayani rekanya agar mau mendudungnya. Nyonya Park pun makan roti dan makanan
yang dibawakan oleh temanya bahkan meminta agar menari. Nyonya Kim pun langsung
menari didepan temanya.
“Dia
bertengkar dengan korban untuk menjadi Ketua berikutnya.” Ucap Joon Oh cerita
tentang para Ahjumma.
Sementara
Bibi Ko meminta dukungan juga pada Nyonya Park agar memilihnya dengan
menyuapinya mochi. Nyonya Kim tak mau kalah dengan memberikan roti pada Nyonya
Park.
“Nn. Song
bertengkar dengannya karena uang iuran.” Kata Joon Oh
Bibi Ko
memarahi Nyonya Soo yang belum membayar uang iuran. Nyonya Kim pikir itu tidak
banyak, lalu mengeluarkan uang dari dompetnya kalau akan membayarnya. Nyonya
Song seperti tak enak hati.
“Jadi Nn.
Kim membayarnya maka Dia terlihat diintimidasi oleh Nn. Kim.” Ucap Wan Seung
Nyonya
Song yang sudah di bayarkan iuran akhirnya melayani Nyonya Kim bahkan
mengipasinya yang kepanasan. Sementara Joon On tahu kalau Nyonya Lee tertangkap
sedang minum ginseng merah manajer.
Nyonya
Lee membuka kulkas dan dengan sengaja meminum ginseng dari botol. Bibi Ko
memergokinya dan langsung berteriak marah. Nyonya Lee membela diri kalau tak
ada yang salah kalau ingin minum sedikit.
“Jika kau
pikir lagi, mereka semua bertengkar dengan korban. Menurutmu siapa pelakunya di
antara keempat itu?” kata Wan Seung
“Aku
pikir bukan salah satu dari mereka yang mencampurkan pestisida ke dalam
minumannya. Aku pikir itu orang luar.” Kata Joon Oh
“Benar.
Petugas Na bilang itu sudah terjadi beberapa kali.” Kata Wan Seung lalu meminta
agar Joon Oh berKonsentrasi.
Keduanya
berjalan menuruni tangga merasa kalau Ini kasus yang bisa diatasi Ahjumma. Joon
Oh pikir kalau meminta bantuannya Wan Seung memikirkan untuk meminta bantuan
Seol Ok lalu teringat kalau ahjumma yang sibuk karena ulang tahun
pernikahannya.
“Kalau
begitu kita harus melakukan ini. Jika dia benar-benar ingin bergabung dengan
kita itu boleh saja... Ahh.. Maksudku, dia sering menyusahkan kita. Tapi aku
merasa tidak enak karena dia sangat suka menyelidiki.” Ungkap Wan Seung
“Baik.
Dia akan segera kesini jika aku menelponnya.” Kata Joon Oh bergegas pergi
dengan penuh semangat.
Seol Ok
menjepit ponsel dengan pundaknya sambil memindahkan kotak makan, sambil berkata
kalau tentang kasus pusat senior dengan menolak kalau sedang sibuk di tempat
makan siang dan meminta minta maaf.
“Kita
tidak sibuk kali ini saja dan memang selalu sibuk.” Sindir Kyung Mi mendengar
temanya bicara di telp
“Aku
sangat penasaran.” Ungkap Seol Ok. Kyung Mi ingin tahu alasan Seo Ok tidak
pergi.
“Ini
kasus di Baebang Peace dan Ibuku sering kesana.” Jelas Seok Ok. Kyung Mi
berkomentar kalau itu kabar buruk.
“Itu
bukan tempat yang aman buatmu.” Kata Kyung Mi dan Seol Ok merasa sangat penasaran dengan wajah sedih.
Wan Seung
ingin tahu apa yang dikatakan Seol Ok apakah tidak mau datang. Joon Oh heran
dengan Seol Ok padahal sudah memberinya
kesempatan besar dan Sepertinya dia sangat sibuk di tempat kerja. Wan Seung
kesal mendengarnya.
“Hei,
jangan pernah membahas kasus ini dengan Ahjumma itu.” Kata Wan Seung marah.
Joon Oh binggung kenapa tak boleh.
“Tidak
boleh. Jangan mengucapkan sepatah
katapun padanya. mengerti?” kata Wan Seung. Joon Oh pun menanyakan alasan Wan
Seung yang terlihat sangat marah
“Aku
tidak marah. Memangnya dia siapa? Kau mempermalukanku karena menelponnya”kata
Wan Seung menyangkal lalu berjalan pergi. Joon Oh mengeluh dengan Wan Seung
yang sangat jahat
Tuan Kim
menerima telp bertanya siapa yang menelpnya. Jaksa Jung terlihat bahagia akhirnya
bisa berbicara dengan tuan Kim karena lebih sulit didapat daripada VIP di Blue
House. Tuan Kim pun menanyakan alasan Jaksa Jung mencarinya.
“Aku
menelepon pakai ponsel tak terdaftar, tapi kau tahu siapa aku. Kau memang
sesuatu.” Kata Tuan Kim
“Aku juga
tahu...mengapa kau meneleponku.” Kata Tuan Kim
“Kau tahu
kalau aku memiliki sedikit masalah.” Ungkap Jaksa Jung
“Kau
mengalami masalah karena wanita dan minuman keras.” Kata Tuan Kim
“Itulah
sebabnya aku tidak bisa mengkhianati orang. Aku terlalu banyak kekurangan. Mari
kita sering bicara seperti ini.” Ucap Jaksa Jung lalu menutup telpnya.
Seol Ok
binggung mengetahui Suaminya yang akan terlambat, Jaksa Kim pikir tidak bisa
pulang jadi jangan menunggunya. Seol Ok pun menanyakan baju ganti. Jaksa Kim
pun meminta agar Seol Ok mengantar Kemeja,
celana dalam, dan kaus kaki.
Seol Ok
sedih melihat kalender tertulis tanda “Ulang tahun pernikahan” lalu membahas
dengan bertanya apakah suaminya itu tidak melupakan sesuatu. Jaksa Kim pikir
juga butuh dasi. Seol Ok Pun mengangguk
mengerti dengan wajah sedih kalau akan meninggalkannya di ruang petugas
keamanan.
“Tapi... Hari
ini... “ kata Seol Ok mencoba kembali membahasnya.
“Aku
sibuk sekarang. Apa yang baru saja kau katakan?” kata Jaksa Kim memotong.
Akhirnya Seol Ok memilih untuk tak membahasnya dan meminta maaf karena mengganggunya
yang sedang berkerja.
“Aku akan
pulang besok.” Kata Jaksa Kim setelah menutup telp berusaha mengingat-ingat.
Ia
berpikir kalau hari ini adalah hari ulang tahun istrinya, tapi teringat kalau Kemarin
sudah merayakannya, tapi akhirnya mengingat kalau hari ini adalah Ulang tahun
pernikahan.
Bersambung
ke part 2
episode 10 sama 12 di mana mbak??
BalasHapusepisode genapnya ada di mana y mba? ini project duet y
BalasHapus