“Tidak,
tak apa... Aku baik-baik saja.” Kata Bong Hee.
“Tapi aku
mabuk.” Ucap Ji Wook. Bong Hee binggung.
Keduanya
duduk disofa dengan Ji Wook yang membawa kompresan es batu dan mengeluh Bong
Hee yang tidak pergi ke RS. Bong Hee pikir hanya terkilir sedikit jadi Tidak
perlu pergi ke Rumah sakit. Ji Wook mengambi kompresan dan ingin membuat Bong Hee. Bong Hee merasa tak enak hati tapi
membuatnya tersenyum melihat perhatian Ji Wook.
“Apa Kau
baik-baik saja?”kata Ji Wook. Bong Hee menganguk dan Ji Wook terus membantu
Bong Hee.
Beberapa
saat kemudian Ji Wook sudah tertidur dengan posisi duduk. Bong Hee menatap Ji
Wook dengan senyuman lalu merasa kalau Ji Wook itu tidak punya insomnia karena
tidur dengan lelap. Ia lalu menyadarkan dirinya kalau Jangan punya perasaan
kepadanya.
Perlahan
Bong Hee menarik kakinya, lalu menyadarkan Ji Wook di sofa setelah itu memberikan
selimut. Ji Wook seperti benar-benar terlelap tak menyadari yang dilakukan Bong
Hee.
Flash Back
Ji Wook
menegaskan Jika Eun Bong Hee tidak bersalah, maka Jaksa Jang akan membayarnya.
Jaksa Jung juga mengatakan Jika sebaliknya, maka yang akan membayarnya. Ji Wook
akan pergi tapi Jaksa Jang lebih dulu bicara.
“Kukira
kau akan berbeda dengan ayahmu. Tapi aku salah.” Komentar Jaksa Jang. Ji Wook
binggung yang dimaksud perkataan Jaksa Jang.
“Aku yakin
kau berpikir bahkan kau melakukan penuntutan dengan cara benar dan adil. Tapi
tidak, itu tidak benar. Kau adalah orang yang melakukan kesalahan besar, Seperti
ayahmu.” Ucap Jaksa Jung
Saat
masuk kecil, terlihat rumah yang terbakar diseluruh ruangan. Tuan Noh berbaring
dilantai seperti terluka, saat itu Ji Wook yang masih kecil hanya bisa
menangis. Tiba-tiba seseorang datang mendekatinya, tapi terlihat jelas
wajahnya.
Ji Wook
terbangun dari tidurnya dan terlihat panik karena bermimpi buruk dan tersadar
kalau tertidur di sofa.
Bong Hee
mencari apartement dari ponselnya, lalu melihat ruangan kecil dan harga mahal
sekali. Ia melihat ruangan yang bagus berharap
bisa tinggal di tempat yang nyaman.
Ia pun
mulai berkhayal ketika keluar dari kamar melihat Ji Wook yang baru selesai
berolahraga minum air. Ia seperti terpana melihat jakun Ji Wook yang bergerak
saat minum membuatnya makin jatuh cinta. Bong Hee tersenyum membayangkan
dirinya satu rumah dengan Ji Wook, tapi akhirnya menyadarkan diri kalau tak
boleh membayangkanya.
Yoo Jung
duduk sendiri di cafe lalu melihat beberapa pria dengan santai mengambil laptop
yang di tinggalkan seseorang diatas meja. Ia pun langsung memperingati si pria
agar Jangan ambil barang milik orang lain semaunya. Salah seorang pria melihat
Yoo Jung tak peduli mengajak pergi saja.
“Jika kau
membawanya, berarti itu tindakan pencurian khusus.” Kata Yoo Jung. Si pria tak
bisa lagi menahan amarahnya dan berkelahi di dalam cafe.
Bong Hee
melihat ke dalam berpikir kalau pria mabuk sedang membuat keributan. Yoo Jung
sendirian berusaha melawan tiga pria. Salah seorang pria ingin memukul Yoo Jung
dari belakang, Bong Hee masuk dengan gerakan taekwondonya menendang si pria
tapi malah membuat kakinya kesakitan karena kemarin juga sempet keseleo.
Ketiga
pria pun dibawa oleh polisi, Bong Hee mengaku tidak tahu Yoo Jung adalah jaksa. Yoo Jung pikir si brengsek itu
tidak beruntung hari ini. Bong Hee setuju lalu memberitahukan kalau dirinya
adalah pengacara dengan pin yang dipakai pada kerah bajunya.
Yoo Jung
terlihat senang melihatnya dan saat itu Bong Hee merasa kesakitan dengan
kakinya.
Akhirnya
mereka keluar dari rumah sakit dengan Kaki Bong Hee yang digips. Bong Hee pikir
Yoo Jung tidak harus mengantarnya. Yoo Jung tak enak hati karena Bong Hee
akibat dirinya. Bong Hee mengaku terluka karena si brengsek itu dan berpikir
kalau bisa jalan sendiri jadi Yoo Jung tak perlu khawatir.
“Aku yakin
kita akan bertemu lagi di pengadilan atau di tempat lain.” Kata Yoo Jung
memberikan kartu namanya. Bong Hee juga pikir seperti itu dan memberikan kartu
namanya juga.
“Kurasa
aku sudah berteman. Aku sungguh suka dengan orang sepertimu, Pengacara Eun.”
Kata Yoo Jung. Bong Hee juga merasakan hal yang sama dengan memangggilnya Jaksa
Cha. Keduanya pun pamit pergi dengan berbeda arah.
Bong Hee
masuk rumah, Ji Wook sedang melihat buku-buka kaget melihat Bong Hee yang masuk
dengan kaki di Gips. Bong Hee menyakinkan kalau tak parah. Ji Wook terlihat
khawatir sambil mengomel kalau sudah mengatakan untuk pergi ke rumah sakit
kemarin. Bong Hee berusaha menjelaskan tapi Ji Wook lebih dulu melihat lukanya.
“Bagaimana?
Apa Tulangmu baik-baik saja? Apa Ada yang patah? ApaTidak sakit?” kata Ji Wook.
Bong Hee mengaku baik-baik saja dan ingin menjelaskan tapi Ji Wook kembali
bicara.
“Aku...
Aku sungguh minta maaf.. Maafkan aku, Eun Bong Hee.” Kata Ji Wook merasa
bersalah. Bong Hee sempat melonggo dan kembali ingin menjelaskan tapi
mengurunkan niatnya.
“Ini
salahmu, tapi aku tak masalah. Kau tidak
usah terlalu merasa bersalah jadi Santai saja.” Kata Bong Hee mencari
kesempatan.
Ji Wook
ingin membantu dengan ingin mengendong Bong Hee, tapi seperti tak bisa akhirnya
mengendong Bong Hee dibelakang. Bong Hee pun naik ke punggung Ji Wook dengan
senyuman. Ji Wook pun bertanya kemana akan dibawa. Bong Hee mengatakan kalau
meminta pergi ke kamarnya.
Ji Wook
menurukan Bong Hee diatas tempat tidur dan menanyakan apa yang dibutuhkan. Bong
Hee meminta air. Ji Wook pun bergegas mengambilnya.
Malam
hari, Ji Wook yang merasa bersalah mengompres kembali kaki Bong Hee. Sementara
Bong Hee kembali mengambil kesempatan dengan meminta Ji Wook mengambilkan kue
diatas meja. Ji Wook pun melayani Bong Hee dengan sabar. Esoknya, Ji Wook juga
menungkan secangkir kopi untuk Bong Hee dikamar. Bong Hee bener-benar terkesima
melihat sikap Ji Wook.
Yoo Jung
makan di kantin, Ji Hae mengikuti dari belakang dan meminta izin untuk duduk
bersama. Yoo Jung dengan dingin kalau
sudah melihat Ji Hae yang mengikutinya seharian. Ji Hae memperkenalkan diri
sebagai junior di sekolah menengah dan universitas yang sama dengannya. Yoo
Jung seperti baru mengenal dan berpikir kalau akan memakai banmal. Ji Hae pikir
seperti itu
“Sebenarnya,
kau adalah role model-ku. Aku ingin menemuimu sebelumnya, tapi kau pergi ke
Amerika untuk mengambil Master Hukum. Aku sedih, tapi mengagumimu juga..”
ungkap Ji Hae dan langsung di sela oleh Yoo Jung.
“Aku tidak
pergi karena aku mau belajar. Tapi Aku ingin menyelamatkan diri dari tempat ini
setelah selingkuh dengan seseorang. Aku jalang tukang selingkuh.” Akui Yoo Jung
mengingat saat ketahuan oleh Ji Wook baru saja tidur dengan seseorang.
“Aku
juga... Aku tidur dengan teman sekelas pacarku.” Akui Ji Hae saat itu baru saja
keluar hotel dengan Hee Joon dan Bong Hee melihatnya. Yoo Jung pun tak percaya
kalau Ji Hae ternyata jahat juga.
“Yah...
Memang” kata Ji Hae tak menyangkalnya. Yoo Jung langsung menanyakan siapa
orangnya. Ji Hae binggung Yoo Jung yang menanyakan blak-blakan.
“Jika ada
jalang jahat, pasti ada bajingan jahat.” Kata Yoo Jung. Ji Hae seperti tak bisa
menjawab lalu mengalihkan dengan bertanya Yoo Jung berselingkuh dengan siapa.
Yoo Jung dengan santai menjawab sudah lupa.
“Wow, kau
keren sekali. Aku tak bisa percaya kau lupa.” Ucap Ji Hae terpana
“Aku
harus lupa jika aku ingin kembali bersamanya.” Kata Yoo Jung, Ji Hae ingin tahu
siapa orangnya.
“Mantan
pacar yang aku khianati. Aku akan berpura-pura lupa, lalu kembali padanya.”
Akui Yoo Jung
“Sunbae memang
benar-benar jalang jahat.” Komentar Ji Hae. Yoo Jung pun tak menampiknya.
“Jadi aku
ingin maaf darinya.” Kata Yoo Jung seperti merasa sangat menyesal.
Salah
seorang pengacara masuk dengan nada marah pada Ji Wook kalau Aku kehilangan
percobaan karena rekan kerjanya itu. Eun Hyuk yang melihatnya mencoba menahanya
agar tak membahas di luar ruangan. Si pengacara menolak karena harus bicara
dengan Ji Wook. Eun Hyuk mendorong temanya agar segera keluar.
“Itu
adalah percobaan yang rumit untuk dimulai. Kau tahu itu dan yang lainnya juga.
Apa Aku salah?” ucap Eun Hyuk membela
“Tapi Bukan
kali ini saja hal ini terjadi. Semuanya tahu dia mengacaukan segalanya!” ucap
si pria
“Heii.. Siapa
yang menyebarkan rumor bodoh itu?” kata Eun Hyuk marah
“Hentikan!
Beraninya kau mengeraskan suaramu?” teriak Tuan Byun melihat keduanya adu
mulut. Ji Wook dari dalam ruangan bisa mendengar pertangkaran keduanya.
Di dalam
ruangan
Tuan Bang
mengumpat kesal pada Jaksa Jang yang brengsek. Eun Hyuk menceritakan kalau Setiap
kali kehilangan percobaan, maka pihak kejakasaan akan menyalahkan Ji Wook. Ji
Wook pikir juga seperti itu karena salahny maka para pengacar tidak kompeten.
“Dan aku
yakin akan jadi salahku juga jika mereka kekuragan bukti dan dokumen. Kenapa?
Karena lebih mudah menyalahkan orang lain daripada menerima kekurangan.” Ucap
Ji Wook. Tuan Byun pun memuji Ji Wook yang pintar.
“Jika kau
tahu itu, kenapa kau sampai mengeluarkan sisi jahat Pengacara Distrik Jang?”
ungkap Tuan Byun kesal dan tiba-tiba merasakan tekanan darahnya naik.
“Kau
selalu terlalu marah.” Komentar Ji Wook santai. Tuan Byun berteriak kalau semua
salah Ji Wook. Ji Wook pun menyuruh agar Tuan Byun lebih banyak makan sayuran.
“Tidak...
Aku takkan makan makanan yang hanya ada daunnya. Sudahlah.. Pergi dan berbaikanlah dengan pengacara lain.
Dekatlah dengan mereka. Minum bersama.” Kata Tuan Byun
Ji Wook
ingin bicara tapi Tuan Byun langsung memperingatkan Ji Wook agar lebih baik
tidak mengatakan apapun. Eun Hyuk pikir dirinya itu dekat dengan semua orang. Tuan Byun
memperingatkan Eun Hyuk agar Berhenti bodohi dirinya sendiri, karena banyak
pengacara juga yang membencinya. Ji Wook seperti tak peduli asik dengan kertas
yang dibuat menjadi burung.
Bong Hee
bicara ditelp dengan pemilik gedung kalau akan mengosongkan ruangan sekarang
dan akan menelepon lagi nanti. Setelah menutup telpnya merasa butuh listrik
untuk komputer dan butuh komputer untuk menemukan kamar. Tapi Pulsa Hpnya tak
cukup jadi tidak bisa pakai data internet.
Ponselnya
kembali berdering, dari Woo Hee Gyu. Dengan sinis Bong Hee menjawa kalau
mengaku sedang tidak senang mendengar sesuatu dari temanya dan ingin tahu
alasanya menelp. Lalu tiba-tiba berubah jadi senang dan mengucapkan terimakasih
pada temanya dengan penuh semangat.
Ji Wook
dan Eun Hyuk minum dengan tiga pengacara lain agar bisa lebih dekat. Eun Hyuk
mencoba mengajak mereka agar bisa bersulang walaupun terlihat tak nyaman. Mereka
ingin bersulang tapi sebelum saling menyentuh gelas, Ji Wook lebih dulu meminum
soju membuat tiga pengacara makin kesal.
Bong Hee
dengan dengan Hee Gyu masuk ke tempat yang sama dengan meja yang berbeda. Eun
Hyuk memberitahu Ji Wook dan Bong Hee langsung memberi kode kalau mengangap
mereka tak saling kenal. Dua pria melihat Bong Hee mengaku kalau lebih cantik
dari yang mereka lihat di TV, bahkan salah satunya mengaku sangat menyukai
wajah Bong Hee yang bersih.
“Kau tidak
kelihatan seperti pembunuh.” Ucap si pria yang membuat Bong Hee terdiam Lalu
berusaha untuk santai.
“Terima
kasih, saya membawa dokumen untuk wawancara ini. Haruskah saya mengenalkan diri
dulu?” kata Bong Hee.
“Tak ada
yang perlu dikenalkan karena kau sudah terkenal. Minum dan santai saja.” Kata
si pria. Bong Hee pun mengerti dan mulai dengan melayani dua pria itu minum.
Ji Wook
dari meja seberang melihat Bong Hee yang menuangkan minuman untuk dua pria dan
juga Hee Gyu melayani dua pria yang dihormatinya. Eun Hyuk mulai berbisik pada
Ji Wook dengan bertanya Apa Pengacara
Eun sedang mencari pekerjaan. Ji Wook pikir tak mungkin mengetahui hal itu.
Eun Hyuk
heran Ji Wook tak mengetahuinya. Ji Wook mengaku tidak penasaran. Eun Hyuk merasa tahu
beberapa hal dari firma hukum dua orang itu lalu mengingat-ingat yang terjadi
tahun lalu. Ji Wook terus menatap kearah Bong Hee. Eun Hyuk langsung mengejek
Ji Wook yang sebelumnya tak penasaran. Ji Wook pun berusaha terlihat tak
tertarik dengan Bong Hee.
“Apa Kau
mau aku memberitahumu?” ucap Eun Hyuk. Ji Wook menolaknya. Eun Hyuk pun mengaku
kalau ia pun tak tahu apapun. Ji Wook langsung mengumpat kesal.
Bong Hee
baru saja keluar dari toilet, Ji Wook langsung memanggilnya. Bong Hee berusaha
santai dengan berkomentar kalau jadi
lebih sering bertemu di di dekat firma hukum, dengan bangga kalau akan jadi
pengacara sukses.
“Omong-omong...
apa yang kau lakukan dengan orang itu?” tanya Ji Wook. Bong Hee pikir tak ada
yan lain karena ini pra-wawancara.
“Hei, kau
pikir masuk akal apa wawancara di bar?”ucap Ji Wook memperingatinya.
“Aku tidak
peduli masuk akal atau tidak, karena aku harus mendapat apapun yang kubisa.”
Ucap Bong Hee.
“Hei,
meskipun begitu, jangan ambil cara bus..” kata Ji Wook dan langsung disela oleh
Bong Hee.
“Bahkan
jika itu busuk... hanya ini caraku sekarang.” Tegas Bong Hee. Ji Wook berusah
menjelaskana bukan itu maksudnya.
“Pengacara
Noh... Aku tidak punya waktu untuk bersantai. Aku berpura-pura semuanya
baik-baik saja dengan tanpa malu tinggal di rumahmu dan membuatmu jadi tidak
nyaman. Aku tidak bisa jadi lintah selamanya. Itulah yang kupikirkan...” tegas
Bong Hee dan bergegas kembali ke meja.
Dua pria
setengah mabuk memberitahu kalau sudah memutuskan untuk memperkerjakan Bong Hee
di kantor mereka. Bong Hee langsung tersenyum bahagia dan membungkuk
mengucapkan terimakasih. Hee Gyu pun mengingatkan kalau Bong Hee berhutang
banyak karena membuatnya mendapatkan pekerjaan. Bong Hee pun mengucapkan
terimakasih pada teman kampusnya.
“Aku suka
kepribadianmu, yaitu Sempurna dan resepsionis. Aku ingin kau memakai baju
mahal, dan yang lebih seksi. Klien kami. suka rok pendek dan atasan yang menarik.”
Ucap dua pria. Bong Hee binggung dengan perkataan dua atasanya.
“aku
yakin kau tahu apa yang resepsionis pengacara lakukan. Ini Tidak terlalu susah.
Kau hanya Pergi saja dan bicara ke klien seperti berkata"Ya, begitukah? Ya."
Hanya itu yang perlu kau lakukan.” Ucap Hee Gyu
Lalu
mereka pun mengajak mereka agar mulai minum, Bong Hee hanya diam saja. Ji Wook
dan Eun Hyuk melihat dari kejauhan. Bong hee terlihat marah pada temanya tak
mengatakan kalau kalau ini wawancara untuk resepsionis pengacara. Hee Gyu pikir
Bong Hee sudah tahu.
“Kau Rok
pendek? Atasan yang menarik? Kau ingin aku melakukan apa?” ucap Bong Hee ingin
menyiram wajah atasanya dengan bir tapi tiba-tiba tangan Ji Wook
menghentikanya.
“Jangan
buang kekuatanmu ke mereka.” Kata Ji Wook lalu merasa sayang kalau dibuang dan
lebih baik diminum, lalu Bong Hee pun berjalan pergi. Eun Hyuk seperti tak
percaya Ji Wook datang menyelamatkan Bong Hee.
Ji Wook
mengejar Bong Hee keluar dari bar. Bong hee jalan dengan cepat mengaku sangat
malu jadi meminta Ji Wook agar tak mengatakan apapun. Ji Wook menahan tangan
Bong Hee dan melihat air mata yang mengalir. Lalu mengaku kalau Bong Hee tidak
membuatnya tidak nyaman.
“Aku
ingin kau kerja untukku lagi dan ingin mempekerjakanmu.” Kata Ji Wook. Bong Hee
binggung apa maksud ucapanya. Saat itu Ji Wook terlihat sudah tak bisa menahan
rasa kantuknya dan langsung jatuh di pelukan Bong Hee. Bong Hee pun binggung
tiba-tiba Ji Wook yang tertidur di pundaknya.
Hee Gyu
dkk sedang berada di toilet membahas Bong Hee yang kelihatan seperti orang yang benar-benat
membunuh orang, lalu merasa tak bersalah dengan sikap Bong Hee yang marah. Hee
Gyu pikir Bong Hee tak tahu tempat yang akan memperkerjanya.
Eun Hyuk
melihat dari depan pintu mendengar pembicaraan ketiganya, lalu berpura-pura
mabuk dengan menabrak ketiganya. Hee Gyu dkk mengeluh karena air seni mereka
akhirnya terkena tangan sendiri. Eun Hyuk pun meminta maaf mengaku punya alergi
lalu pergi sengaja memberikan pelajaran pada ketiganya.
Ji Wook
terbangun dari tidurnya lalu merasakan kepalanya yang sakit, dan melihat sudah
ada dikamar dengan pakaian sudah ada diatas tempat tidur dan panik karena tak
mengunakan apapun. Ia mengingat terakhir kali jatuh dipelukan Bong Hee dan
dibawa pulang.
Bong Hee
membawanya ke kamar dan tiba-tiba seperti mengoda Bong Hee, Ji Wook berada
tepat diatas badan Bong Hee dan ingin menciumnya. Bong Hee seperti gugup dengan
Ji Wook berada diatas badanya.
Ji Wook
makin panik memikirkan apa yang terjadi semalam lalu menyakinkan kalau itu tak
mungkin terjadi padanya.
Ji Wook
mengendap-ngendap menuruni tangga, Bong Hee
lalu menyapa Ji Wook yang sudah bangun dengan wajah tersipu malu. Ji
Wook kesal melihat Bong Hee yang tersipu malu. Bong Hee pura-pura tak tahu
dengan senyuman. Ji Wook menyuruh Bong Hee agar tak bersikap seperti itu.
“Hei, Eun
Bong Hee, soal semalam...” ucap Ji Wook kebingungan untuk mengatakanya.
“Saat
pria dan wanita... Kita tidak melakukannya, kan?” kata Ji Wook mencoba
menyakinan.
“Entahlah.”
Ucap Bong Hee seperti sengaja mengoda Ji Wook. Ji Wook kesal merasa kaalu Ada sesuatu lain yang bisa dikatakan selain
'entahlah'
“Aku
tidak yakin, Kita melakukannya.” Ucap Bong Hee. Ji Wook merasa dirinya sangat
kacau.
Bong Hee
masuk kamar telihat bahagi bisa membuat Ji Wook kesal karena sebelumnya juga
tak mengatakan yang terjadi sebelumnya dan ingin Ji Wook itu merasakan yang
dirasakan sebelumnya. Lalu ia teringat perkataan Ji Wook semalam “Aku ingin kau
bekerja untukku lagi dan ingin mempekerjakanmu lagi.”
Ia pun
bertanya-tanya apa maksud ucapan Ji Wook semalam itu, lalu berpikir kalau Ji
Wook mungkin tidak ingat karena mabuk
jadi lebih baik lupakan saja.
Si pelaku
berjalan sambil menelp tapi sepertinya ponsel yang dituju tak aktif, nama yang
tertera adalah “Pengacara Eun Bong Hee” lalu masuk ke sebuah rumah dengan kartu
akses yang diambil dari kantor Bong Hee.
Ji Wook
mengendap-ngendap akan pergi keluar rumah. Bong Hee sudah ada di ruang tengah
dengan bertanya kemana Ji Wook akan pergi karena tahu takkan bekerja di sore
akhir pekan. Ji Wook dengan ketus mengatakan kalau itu bukan urusan Bong Hee.
“Lalu,
mau kemana kau?” tanya Ji Wook melihat pakaian Bong Hee sangat rapih. Bong Hee
mengaku ada beberapa hal yang harus
diurus di kantor.
“Ada
panggilan tidak terjawab dari petugas analisi DNA. Dia pasti punya hasilnya.”
Kata Bong Hee melihat ponselnya dan bergegas pergi.
Bong Hee
berbicara di telp berkata i lebih suka bicara hasilnya empat mata dan akan
menemuinya di stasiun. Ji Wook pun mengikutinya dari belakang ingin mendengar
pembicaraan di telp. Bong Hee menyuruh Ji Wook segera keluar lebih dulu.
Ji Wook
keluar dari rumah dikagetkan dengan melihat Yoo Jung sudah ada didepan rumah.
Yoo Jung menyapa Ji Wook yang sudah lama tak bertemu. Ji Wook terdiam seperti
rasa sakitnya kembali datang. Bong Hee baru saja selesai menelp dan melihat Yoo
Jung yang dikenalnya, tapi saling bertatapan dengan Ji Wook seperti memiliki
sesuatu hubungan.
Bersambung
ke episode 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar