PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 21 Mei 2017

Sinopsis Suspicious Partner Episode 8

PS : All images credit and content copyright : SBS
“Tidak, tak apa... Aku baik-baik saja.” Kata Bong Hee.
“Tapi aku mabuk.” Ucap Ji Wook. Bong Hee binggung.
Keduanya duduk disofa dengan Ji Wook yang membawa kompresan es batu dan mengeluh Bong Hee yang tidak pergi ke RS. Bong Hee pikir hanya terkilir sedikit jadi Tidak perlu pergi ke Rumah sakit. Ji Wook mengambi kompresan dan ingin membuat  Bong Hee. Bong Hee merasa tak enak hati tapi membuatnya tersenyum melihat perhatian Ji Wook.
“Apa Kau baik-baik saja?”kata Ji Wook. Bong Hee menganguk dan Ji Wook terus membantu Bong Hee. 

Beberapa saat kemudian Ji Wook sudah tertidur dengan posisi duduk. Bong Hee menatap Ji Wook dengan senyuman lalu merasa kalau Ji Wook itu tidak punya insomnia karena tidur dengan lelap. Ia lalu menyadarkan dirinya kalau Jangan punya perasaan kepadanya.
Perlahan Bong Hee menarik kakinya, lalu menyadarkan Ji Wook di sofa setelah itu memberikan selimut. Ji Wook seperti benar-benar terlelap tak menyadari yang dilakukan Bong Hee. 

Flash Back
Ji Wook menegaskan Jika Eun Bong Hee tidak bersalah, maka Jaksa Jang akan membayarnya. Jaksa Jung juga mengatakan Jika sebaliknya, maka yang akan membayarnya. Ji Wook akan pergi tapi Jaksa Jang lebih dulu bicara.
“Kukira kau akan berbeda dengan ayahmu. Tapi aku salah.” Komentar Jaksa Jang. Ji Wook binggung yang dimaksud perkataan Jaksa Jang.
“Aku yakin kau berpikir bahkan kau melakukan penuntutan dengan cara benar dan adil. Tapi tidak, itu tidak benar. Kau adalah orang yang melakukan kesalahan besar, Seperti ayahmu.” Ucap Jaksa Jung
Saat masuk kecil, terlihat rumah yang terbakar diseluruh ruangan. Tuan Noh berbaring dilantai seperti terluka, saat itu Ji Wook yang masih kecil hanya bisa menangis. Tiba-tiba seseorang datang mendekatinya, tapi terlihat jelas wajahnya.
Ji Wook terbangun dari tidurnya dan terlihat panik karena bermimpi buruk dan tersadar kalau tertidur di sofa. 


Bong Hee mencari apartement dari ponselnya, lalu melihat ruangan kecil dan harga mahal sekali. Ia melihat ruangan yang bagus berharap  bisa tinggal di tempat yang nyaman.
Ia pun mulai berkhayal ketika keluar dari kamar melihat Ji Wook yang baru selesai berolahraga minum air. Ia seperti terpana melihat jakun Ji Wook yang bergerak saat minum membuatnya makin jatuh cinta. Bong Hee tersenyum membayangkan dirinya satu rumah dengan Ji Wook, tapi akhirnya menyadarkan diri kalau tak boleh membayangkanya. 

Yoo Jung duduk sendiri di cafe lalu melihat beberapa pria dengan santai mengambil laptop yang di tinggalkan seseorang diatas meja. Ia pun langsung memperingati si pria agar Jangan ambil barang milik orang lain semaunya. Salah seorang pria melihat Yoo Jung tak peduli mengajak pergi saja.
“Jika kau membawanya, berarti itu tindakan pencurian khusus.” Kata Yoo Jung. Si pria tak bisa lagi menahan amarahnya dan berkelahi di dalam cafe.
Bong Hee melihat ke dalam berpikir kalau pria mabuk sedang membuat keributan. Yoo Jung sendirian berusaha melawan tiga pria. Salah seorang pria ingin memukul Yoo Jung dari belakang, Bong Hee masuk dengan gerakan taekwondonya menendang si pria tapi malah membuat kakinya kesakitan karena kemarin juga sempet keseleo. 

Ketiga pria pun dibawa oleh polisi, Bong Hee mengaku tidak tahu Yoo Jung  adalah jaksa. Yoo Jung pikir si brengsek itu tidak beruntung hari ini. Bong Hee setuju lalu memberitahukan kalau dirinya adalah pengacara dengan pin yang dipakai pada kerah bajunya.
Yoo Jung terlihat senang melihatnya dan saat itu Bong Hee merasa kesakitan dengan kakinya. 

Akhirnya mereka keluar dari rumah sakit dengan Kaki Bong Hee yang digips. Bong Hee pikir Yoo Jung tidak harus mengantarnya. Yoo Jung tak enak hati karena Bong Hee akibat dirinya. Bong Hee mengaku terluka karena si brengsek itu dan berpikir kalau bisa jalan sendiri jadi Yoo Jung tak perlu khawatir.
“Aku yakin kita akan bertemu lagi di pengadilan atau di tempat lain.” Kata Yoo Jung memberikan kartu namanya. Bong Hee juga pikir seperti itu dan memberikan kartu namanya juga.
“Kurasa aku sudah berteman. Aku sungguh suka dengan orang sepertimu, Pengacara Eun.” Kata Yoo Jung. Bong Hee juga merasakan hal yang sama dengan memangggilnya Jaksa Cha. Keduanya pun pamit pergi dengan berbeda arah. 

Bong Hee masuk rumah, Ji Wook sedang melihat buku-buka kaget melihat Bong Hee yang masuk dengan kaki di Gips. Bong Hee menyakinkan kalau tak parah. Ji Wook terlihat khawatir sambil mengomel kalau sudah mengatakan untuk pergi ke rumah sakit kemarin. Bong Hee berusaha menjelaskan tapi Ji Wook lebih dulu melihat lukanya.
“Bagaimana? Apa Tulangmu baik-baik saja? Apa Ada yang patah? ApaTidak sakit?” kata Ji Wook. Bong Hee mengaku baik-baik saja dan ingin menjelaskan tapi Ji Wook kembali bicara.
“Aku... Aku sungguh minta maaf.. Maafkan aku, Eun Bong Hee.” Kata Ji Wook merasa bersalah. Bong Hee sempat melonggo dan kembali ingin menjelaskan tapi mengurunkan niatnya.
“Ini salahmu, tapi aku tak masalah.  Kau tidak usah terlalu merasa bersalah jadi Santai saja.” Kata Bong Hee mencari kesempatan.
Ji Wook ingin membantu dengan ingin mengendong Bong Hee, tapi seperti tak bisa akhirnya mengendong Bong Hee dibelakang. Bong Hee pun naik ke punggung Ji Wook dengan senyuman. Ji Wook pun bertanya kemana akan dibawa. Bong Hee mengatakan kalau meminta pergi ke kamarnya. 


Ji Wook menurukan Bong Hee diatas tempat tidur dan menanyakan apa yang dibutuhkan. Bong Hee meminta air. Ji Wook pun bergegas mengambilnya.
Malam hari, Ji Wook yang merasa bersalah mengompres kembali kaki Bong Hee. Sementara Bong Hee kembali mengambil kesempatan dengan meminta Ji Wook mengambilkan kue diatas meja. Ji Wook pun melayani Bong Hee dengan sabar. Esoknya, Ji Wook juga menungkan secangkir kopi untuk Bong Hee dikamar. Bong Hee bener-benar terkesima melihat sikap Ji Wook. 

Yoo Jung makan di kantin, Ji Hae mengikuti dari belakang dan meminta izin untuk duduk bersama.  Yoo Jung dengan dingin kalau sudah melihat Ji Hae yang mengikutinya seharian. Ji Hae memperkenalkan diri sebagai junior di sekolah menengah dan universitas yang sama dengannya. Yoo Jung seperti baru mengenal dan berpikir kalau akan memakai banmal. Ji Hae pikir seperti itu
“Sebenarnya, kau adalah role model-ku. Aku ingin menemuimu sebelumnya, tapi kau pergi ke Amerika untuk mengambil Master Hukum. Aku sedih, tapi mengagumimu juga..” ungkap Ji Hae dan langsung di sela oleh Yoo Jung.

“Aku tidak pergi karena aku mau belajar. Tapi Aku ingin menyelamatkan diri dari tempat ini setelah selingkuh dengan seseorang. Aku jalang tukang selingkuh.” Akui Yoo Jung mengingat saat ketahuan oleh Ji Wook baru saja tidur dengan seseorang.
“Aku juga... Aku tidur dengan teman sekelas pacarku.” Akui Ji Hae saat itu baru saja keluar hotel dengan Hee Joon dan Bong Hee melihatnya. Yoo Jung pun tak percaya kalau Ji Hae ternyata jahat juga.
“Yah... Memang” kata Ji Hae tak menyangkalnya. Yoo Jung langsung menanyakan siapa orangnya. Ji Hae binggung Yoo Jung yang menanyakan blak-blakan.
“Jika ada jalang jahat, pasti ada bajingan jahat.” Kata Yoo Jung. Ji Hae seperti tak bisa menjawab lalu mengalihkan dengan bertanya Yoo Jung berselingkuh dengan siapa. Yoo Jung dengan santai menjawab sudah lupa.
“Wow, kau keren sekali. Aku tak bisa percaya kau lupa.” Ucap Ji Hae terpana
“Aku harus lupa jika aku ingin kembali bersamanya.” Kata Yoo Jung, Ji Hae ingin tahu siapa orangnya.
“Mantan pacar yang aku khianati. Aku akan berpura-pura lupa, lalu kembali padanya.” Akui Yoo Jung
“Sunbae memang benar-benar jalang jahat.” Komentar Ji Hae. Yoo Jung pun tak menampiknya.
“Jadi aku ingin maaf darinya.” Kata Yoo Jung seperti merasa sangat menyesal. 


Salah seorang pengacara masuk dengan nada marah pada Ji Wook kalau Aku kehilangan percobaan karena rekan kerjanya itu. Eun Hyuk yang melihatnya mencoba menahanya agar tak membahas di luar ruangan. Si pengacara menolak karena harus bicara dengan Ji Wook. Eun Hyuk mendorong temanya agar segera keluar.
“Itu adalah percobaan yang rumit untuk dimulai. Kau tahu itu dan yang lainnya juga. Apa Aku salah?” ucap Eun Hyuk membela
“Tapi Bukan kali ini saja hal ini terjadi. Semuanya tahu dia mengacaukan segalanya!” ucap si pria
“Heii.. Siapa yang menyebarkan rumor bodoh itu?” kata Eun Hyuk marah

“Hentikan! Beraninya kau mengeraskan suaramu?” teriak Tuan Byun melihat keduanya adu mulut. Ji Wook dari dalam ruangan bisa mendengar pertangkaran keduanya. 
Di dalam ruangan
Tuan Bang mengumpat kesal pada Jaksa Jang yang brengsek. Eun Hyuk menceritakan kalau Setiap kali kehilangan percobaan, maka pihak kejakasaan akan menyalahkan Ji Wook. Ji Wook pikir juga seperti itu karena salahny maka para pengacar  tidak kompeten.
“Dan aku yakin akan jadi salahku juga jika mereka kekuragan bukti dan dokumen. Kenapa? Karena lebih mudah menyalahkan orang lain daripada menerima kekurangan.” Ucap Ji Wook. Tuan Byun pun memuji Ji Wook yang pintar.
“Jika kau tahu itu, kenapa kau sampai mengeluarkan sisi jahat Pengacara Distrik Jang?” ungkap Tuan Byun kesal dan tiba-tiba merasakan tekanan darahnya naik.
“Kau selalu terlalu marah.” Komentar Ji Wook santai. Tuan Byun berteriak kalau semua salah Ji Wook. Ji Wook pun menyuruh agar Tuan Byun lebih banyak makan sayuran.
“Tidak... Aku takkan makan makanan yang hanya ada daunnya. Sudahlah..  Pergi dan berbaikanlah dengan pengacara lain. Dekatlah dengan mereka. Minum bersama.” Kata Tuan Byun
Ji Wook ingin bicara tapi Tuan Byun langsung memperingatkan Ji Wook agar lebih baik tidak mengatakan apapun. Eun Hyuk pikir dirinya itu  dekat dengan semua orang. Tuan Byun memperingatkan Eun Hyuk agar Berhenti bodohi dirinya sendiri, karena banyak pengacara juga yang membencinya. Ji Wook seperti tak peduli asik dengan kertas yang dibuat menjadi burung. 



Bong Hee bicara ditelp dengan pemilik gedung kalau akan mengosongkan ruangan sekarang dan akan menelepon lagi nanti. Setelah menutup telpnya merasa butuh listrik untuk komputer dan butuh komputer untuk menemukan kamar. Tapi Pulsa Hpnya tak cukup jadi tidak bisa pakai data internet.
Ponselnya kembali berdering, dari Woo Hee Gyu. Dengan sinis Bong Hee menjawa kalau mengaku sedang tidak senang mendengar sesuatu dari temanya dan ingin tahu alasanya menelp. Lalu tiba-tiba berubah jadi senang dan mengucapkan terimakasih pada temanya dengan penuh semangat. 

Ji Wook dan Eun Hyuk minum dengan tiga pengacara lain agar bisa lebih dekat. Eun Hyuk mencoba mengajak mereka agar bisa bersulang walaupun terlihat tak nyaman. Mereka ingin bersulang tapi sebelum saling menyentuh gelas, Ji Wook lebih dulu meminum soju membuat tiga pengacara makin kesal.
Bong Hee dengan dengan Hee Gyu masuk ke tempat yang sama dengan meja yang berbeda. Eun Hyuk memberitahu Ji Wook dan Bong Hee langsung memberi kode kalau mengangap mereka tak saling kenal. Dua pria melihat Bong Hee mengaku kalau lebih cantik dari yang mereka lihat di TV, bahkan salah satunya mengaku sangat menyukai wajah Bong Hee yang bersih.
“Kau tidak kelihatan seperti pembunuh.” Ucap si pria yang membuat Bong Hee terdiam Lalu berusaha untuk santai.
“Terima kasih, saya membawa dokumen untuk wawancara ini. Haruskah saya mengenalkan diri dulu?” kata Bong Hee.
“Tak ada yang perlu dikenalkan karena kau sudah terkenal. Minum dan santai saja.” Kata si pria. Bong Hee pun mengerti dan mulai dengan melayani dua pria itu minum. 

Ji Wook dari meja seberang melihat Bong Hee yang menuangkan minuman untuk dua pria dan juga Hee Gyu melayani dua pria yang dihormatinya. Eun Hyuk mulai berbisik pada Ji Wook dengan bertanya  Apa Pengacara Eun sedang mencari pekerjaan. Ji Wook pikir tak mungkin mengetahui hal itu.
Eun Hyuk heran Ji Wook tak mengetahuinya. Ji Wook mengaku  tidak penasaran. Eun Hyuk merasa tahu beberapa hal dari firma hukum dua orang itu lalu mengingat-ingat yang terjadi tahun lalu. Ji Wook terus menatap kearah Bong Hee. Eun Hyuk langsung mengejek Ji Wook yang sebelumnya tak penasaran. Ji Wook pun berusaha terlihat tak tertarik dengan Bong Hee.
“Apa Kau mau aku memberitahumu?” ucap Eun Hyuk. Ji Wook menolaknya. Eun Hyuk pun mengaku kalau ia pun tak tahu apapun. Ji Wook langsung mengumpat kesal. 

Bong Hee baru saja keluar dari toilet, Ji Wook langsung memanggilnya. Bong Hee berusaha santai dengan berkomentar kalau  jadi lebih sering bertemu di di dekat firma hukum, dengan bangga kalau akan jadi pengacara sukses.
“Omong-omong... apa yang kau lakukan dengan orang itu?” tanya Ji Wook. Bong Hee pikir tak ada yan lain karena ini pra-wawancara.
“Hei, kau pikir masuk akal apa wawancara di bar?”ucap Ji Wook memperingatinya.
“Aku tidak peduli masuk akal atau tidak, karena aku harus mendapat apapun yang kubisa.” Ucap Bong Hee.
“Hei, meskipun begitu, jangan ambil cara bus..” kata Ji Wook dan langsung disela oleh Bong Hee.
“Bahkan jika itu busuk... hanya ini caraku sekarang.” Tegas Bong Hee. Ji Wook berusah menjelaskana bukan itu maksudnya.
“Pengacara Noh... Aku tidak punya waktu untuk bersantai. Aku berpura-pura semuanya baik-baik saja dengan tanpa malu tinggal di rumahmu dan membuatmu jadi tidak nyaman. Aku tidak bisa jadi lintah selamanya. Itulah yang kupikirkan...” tegas Bong Hee dan bergegas kembali ke meja. 


Dua pria setengah mabuk memberitahu kalau sudah memutuskan untuk memperkerjakan Bong Hee di kantor mereka. Bong Hee langsung tersenyum bahagia dan membungkuk mengucapkan terimakasih. Hee Gyu pun mengingatkan kalau Bong Hee berhutang banyak karena membuatnya mendapatkan pekerjaan. Bong Hee pun mengucapkan terimakasih pada teman kampusnya.
“Aku suka kepribadianmu, yaitu Sempurna dan resepsionis. Aku ingin kau memakai baju mahal, dan yang lebih seksi. Klien kami. suka rok pendek dan atasan yang menarik.” Ucap dua pria. Bong Hee binggung dengan perkataan dua atasanya.
“aku yakin kau tahu apa yang resepsionis pengacara lakukan. Ini Tidak terlalu susah. Kau hanya Pergi saja dan bicara ke klien seperti berkata"Ya, begitukah? Ya." Hanya itu yang perlu kau lakukan.” Ucap Hee Gyu
Lalu mereka pun mengajak mereka agar mulai minum, Bong Hee hanya diam saja. Ji Wook dan Eun Hyuk melihat dari kejauhan. Bong hee terlihat marah pada temanya tak mengatakan kalau kalau ini wawancara untuk resepsionis pengacara. Hee Gyu pikir Bong Hee sudah tahu.

“Kau Rok pendek? Atasan yang menarik? Kau ingin aku melakukan apa?” ucap Bong Hee ingin menyiram wajah atasanya dengan bir tapi tiba-tiba tangan Ji Wook menghentikanya.
“Jangan buang kekuatanmu ke mereka.” Kata Ji Wook lalu merasa sayang kalau dibuang dan lebih baik diminum, lalu Bong Hee pun berjalan pergi. Eun Hyuk seperti tak percaya Ji Wook datang menyelamatkan Bong Hee.


Ji Wook mengejar Bong Hee keluar dari bar. Bong hee jalan dengan cepat mengaku sangat malu jadi meminta Ji Wook agar tak mengatakan apapun. Ji Wook menahan tangan Bong Hee dan melihat air mata yang mengalir. Lalu mengaku kalau Bong Hee tidak membuatnya tidak nyaman.

“Aku ingin kau kerja untukku lagi dan ingin mempekerjakanmu.” Kata Ji Wook. Bong Hee binggung apa maksud ucapanya. Saat itu Ji Wook terlihat sudah tak bisa menahan rasa kantuknya dan langsung jatuh di pelukan Bong Hee. Bong Hee pun binggung tiba-tiba Ji Wook yang tertidur di pundaknya. 


Hee Gyu dkk sedang berada di toilet membahas Bong Hee yang  kelihatan seperti orang yang benar-benat membunuh orang, lalu merasa tak bersalah dengan sikap Bong Hee yang marah. Hee Gyu pikir Bong Hee tak tahu tempat yang akan memperkerjanya.
Eun Hyuk melihat dari depan pintu mendengar pembicaraan ketiganya, lalu berpura-pura mabuk dengan menabrak ketiganya. Hee Gyu dkk mengeluh karena air seni mereka akhirnya terkena tangan sendiri. Eun Hyuk pun meminta maaf mengaku punya alergi lalu pergi sengaja memberikan pelajaran pada ketiganya. 

Ji Wook terbangun dari tidurnya lalu merasakan kepalanya yang sakit, dan melihat sudah ada dikamar dengan pakaian sudah ada diatas tempat tidur dan panik karena tak mengunakan apapun. Ia mengingat terakhir kali jatuh dipelukan Bong Hee dan dibawa pulang.
Bong Hee membawanya ke kamar dan tiba-tiba seperti mengoda Bong Hee, Ji Wook berada tepat diatas badan Bong Hee dan ingin menciumnya. Bong Hee seperti gugup dengan Ji Wook berada diatas badanya.
Ji Wook makin panik memikirkan apa yang terjadi semalam lalu menyakinkan kalau itu tak mungkin terjadi padanya. 

Ji Wook mengendap-ngendap menuruni tangga, Bong Hee  lalu menyapa Ji Wook yang sudah bangun dengan wajah tersipu malu. Ji Wook kesal melihat Bong Hee yang tersipu malu. Bong Hee pura-pura tak tahu dengan senyuman. Ji Wook menyuruh Bong Hee agar tak bersikap seperti itu.
“Hei, Eun Bong Hee, soal semalam...” ucap Ji Wook kebingungan untuk mengatakanya.
“Saat pria dan wanita... Kita tidak melakukannya, kan?” kata Ji Wook mencoba menyakinan.
“Entahlah.” Ucap Bong Hee seperti sengaja mengoda Ji Wook. Ji Wook kesal merasa kaalu  Ada sesuatu lain yang bisa dikatakan selain 'entahlah'
“Aku tidak yakin, Kita melakukannya.” Ucap Bong Hee. Ji Wook merasa dirinya sangat kacau. 


Bong Hee masuk kamar telihat bahagi bisa membuat Ji Wook kesal karena sebelumnya juga tak mengatakan yang terjadi sebelumnya dan ingin Ji Wook itu merasakan yang dirasakan sebelumnya. Lalu ia teringat perkataan Ji Wook semalam “Aku ingin kau bekerja untukku lagi dan ingin mempekerjakanmu lagi.”
Ia pun bertanya-tanya apa maksud ucapan Ji Wook semalam itu, lalu berpikir kalau Ji Wook  mungkin tidak ingat karena mabuk jadi lebih baik lupakan saja. 

Si pelaku berjalan sambil menelp tapi sepertinya ponsel yang dituju tak aktif, nama yang tertera adalah “Pengacara Eun Bong Hee” lalu masuk ke sebuah rumah dengan kartu akses yang diambil dari kantor Bong Hee.
Ji Wook mengendap-ngendap akan pergi keluar rumah. Bong Hee sudah ada di ruang tengah dengan bertanya kemana Ji Wook akan pergi karena tahu takkan bekerja di sore akhir pekan. Ji Wook dengan ketus mengatakan kalau itu bukan urusan Bong Hee.
“Lalu, mau kemana kau?” tanya Ji Wook melihat pakaian Bong Hee sangat rapih. Bong Hee mengaku  ada beberapa hal yang harus diurus di kantor.
“Ada panggilan tidak terjawab dari petugas analisi DNA. Dia pasti punya hasilnya.” Kata Bong Hee melihat ponselnya dan bergegas pergi. 

Bong Hee berbicara di telp berkata i lebih suka bicara hasilnya empat mata dan akan menemuinya di stasiun. Ji Wook pun mengikutinya dari belakang ingin mendengar pembicaraan di telp. Bong Hee menyuruh Ji Wook segera keluar lebih dulu.
Ji Wook keluar dari rumah dikagetkan dengan melihat Yoo Jung sudah ada didepan rumah. Yoo Jung menyapa Ji Wook yang sudah lama tak bertemu. Ji Wook terdiam seperti rasa sakitnya kembali datang. Bong Hee baru saja selesai menelp dan melihat Yoo Jung yang dikenalnya, tapi saling bertatapan dengan Ji Wook seperti memiliki sesuatu hubungan.
Bersambung ke episode 9

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar