Jae Bok
bermain komidi putar bersama dengan anak-anaknya dan juga Jung Hee, keluarga
mereka terlihat sangat bahagia. Sampai akhirnya Jae Bok tersadar kalau hanya
duduk sendirian lalu berteriak memanggil anaknya.
Tiba-tiba
ia terbangun membuka mata melihat mainan bebekan didepan wajahnya, seorang
wanita menyapanya. Jae Bok kaget bertanya siapa wanita itu, si pasien menyuruh
Jae Bok agar diam memberitahu kalau ada mikrofon di telinganya, Jae Bok
binggung.
“Aku ada dimana?”
tanya Jae Bok panik melihat sekeliling lalu ingatanya kembali teringat saat di
hadang oleh dua orang pria lalu ditarik masuk ke dalam mobil.
“Buka
pintunya! Permisi! Buka pintunya! Aku harus keluar.” Teriak Jae Bok langsung
mengedor pintu ruangan
“Jangan
lakukan itu. Mereka akan memberikanmu suntikan lagi” kata Si teman pasien Jae
Bok. Jae Bok berteriak marah kalau dirinya harus ada diruangan putih itu lalu
mencari ponselnya.
Ponselnya
terjatuh di jalan saat akan dibawa masuk mobil, lalu meminta agar meminjamkan
ponselnya. Si pasien menyindir kalau dirinya itu di kurung jadia mana mungkin
memilik ponsel, lalu merasa Jae Bok iu belum juga mengerti.
“Tembok
putih. Kita berdua memakai gaun putih, Pintunya terkunci. Coba kau tebak Di
mana kita?” kata si pasien. Jae Bok menjawab kalau dirinya ada dirumah sakit
jiwa.
“Kau
melakukannya dengan sangat baik!” komentar Si pasien lalu bertingkah layaknya
orang yang tak waras. Jae Bok hanya bisa menangis mengetahui keadaanya.
Bong Goo
pergi ke kantor polisi menanyakan mobil Shim Jae Bok sudah ditemukan. Detektif
Yoon pun memperlihatkan foto kalau mobil Jae Bok Ditemukan di Yongin dan hendak
pergi perjalanan bisnis. Bong Goo pun melihat mobil Jae Bok lalu bertanya dengan
Blackbox.
“Itu
Sudah menghilang, Semua CCTV di daerah itu juga rusak.” Kata detektif Yoon
“Bukankah
Kita punya Ha Dong Soo?” ucap Bong Goo masih punya cara.
Bong Goo
berada di ruang kontrol melihat Tuan Ha duduk diruang interogasi, Detektif Yoon
memberitahu Tuan Ha yang tidak mau bertemu siapapun selain pengacaranya. Bong
Goo langsung masuk ruang interogasi dengan mengumpat marah sambil mencengkram
lehernya. Tuan Ha tersenyum menyapa Bong
Goo karena sudah ada yang membelanya.
“Kemana
kau membawa Shim Jae Bok? Di mana kau menyembunyikannya? Katakan
padaku,brengsek!” teriak Bong Goo benar-benar marah
“Pengacara
Kang, Kau tidak bisa melakukan ini.” Ucap Tuan Ha berteriak marah. Detektif
Yoon langsung menarik Bong Goo sebelum terjadi kekuatan.
Eun Hee
bicara di telp kalau mengaku tidak tahu apapun, menurutnya kalau ia terus
terusan menyudutkannya maka... Bong Goo langsung merampas ponsel dari tangan
Eun Hee dengan menanyakan alasan tak mengangkat telpnya.
“Apa yang
kau lakukan dengan Shim Jae Bok? Kau yang menculiknya, kan?” ucap Bong Goo
dengan nada penuh amarah. Detektif Yoon mencoba menahan amarah Bong Goo.
“Aku
memperingatkanmu. Kau akan berakhir” kata Bong Goo memperingatinya. Eun Hee
terlihat sedikit panik setelah mendengarnya lalu meminta ibunya agar
mengambilkan air.
Tapi ia
pun sadar kalau hanya sendirian dirumah dengan Ibunya yang ada di penjara dan
Jung Hee yang sedang ada di Amerika. Lalu ia pun merasa kalau semua harus dijalani sebagai pilihanya.
Sam Kyu
kaget bertanya apa yang terjadi. Bong Goo sambil mengemudikan mobilnya
memberitahu kalau polisi menemukan mobil Shim Jae Bok, tapi Blackbox nya
menghilang dan Tidak ada jejak sedikitpun. Sam Kyu mengumpat marah.
“Hyung,
Mungkin saja ada kasus kecelakaan yang baru saja dilaporkan..coba periksa lagi”
pinta Bong Goo
“Oke,
Baiklah. Aku akan menyewa beberapa orang
untuk mencari dimana keberadaan Shim Jae Bok” kata Sam Kyu
Bong Goo
mengumpat kesal dimana keberadan “Paman” (panggilan Jae Bok) untuknya. Saat menatap ke arah arah tempat duduknya
sampingnya membayangkan Jae Bok yang duduk disampingnya sambil tersenyum, tapi
semua hanya khayalanya.
Jae Bok
duduk diam sambil menenangkan diri agar bisa tetap teguh dan menyakinkan alau
harus keluar dari rumah sakit dan bertemu dengan Jin Wook dan Hae Wook. Ia
menyakinkan harus keluar dan memikirkan caranya. Akhirnya ia mengajak bicara
dengan pasien yang sekamar denganya.
“Oh iya.
Aku belum memperkenalkan diri. Aku Shim Jae Bok. Siapa namamu?” ucap Jae Bok
“Aku...
Yoo Ri.... Lee Yoo Ri.” Ucap Yo Ri, Jae Bok panik mengetahui kalaunya sama
dengan nama Lee Eun Hee.
“Nama
yang indah” komentar Jae Bok berusaha tenang. Yo Ri mengaku kalau namanya
memang indah tapi nama Jae Bok tidak indah
“walaupun
begitu, aku suka namaku” ungkap Jae Bok lalu mulai bercerita kalau ayahnya
terlambat memberikan nama itu.
“Hei.
Tapi nama asliku bukan itu, coba Tebaklah” kata Yo Ri, Jae Bok ingin tahu
namanya. Yo Ri menyebut namanya Yun Mi Jung. Jae Bok terlihat ketakutan
mengetahui kalau Yo Ri punya dua nama juga.
“Yun Mi
Jung juga nama yang indah Aku iri padamu.” Komentar Jae Bok berusaha untuk
tenang.
“Tapi Yun
Mi Jung itu.. Nama yang kugunakan saat menguntit penguntit Suk Oppa”cerita Yu Ri, Jae Bok
makin pank mengetahui kalau Yu Ri itu
seperti Lee Eun Hee.
Eun Hee
menelp Jung Hee menanyakan Apa semuanya
berjalan lancar di cabang AS. Jung Hee yang sedang berada di hotel kalau sudah
berjalan lancar. Eun Hee mangaku kalau sangat merindukan Jung Hee dan ingin
pergi ke AS juga.
“Apa semuanya
baik-baik saja di sana? “ tanya Jung Hee
“Semuanya
baik-baik saja di sini. Karena Kau tidak disini..perasaanku kosong tanpamu”
ungkap Eun Hee
“Apa
benar tidak ada yang terjadi?” tanya Jung Hee kembali menanyakan. Eun Hee
mengaku kalau tak ada terjadi.
“Karena
kau sudah menasehatiku..aku sudah lebih baik sekarang” ungkap Eun Hee. Jung Hee
mengaku kalau harus pergi sekarang.
“Jung
Hee-Ssi. Pastikan kau makan bahkan kalau kau sedang sibuk dan ...” kata Eun Hee
tapi Jung Hee sudah menutup telpnya lebih dulu.
Jung Hee
duduk di meja kerja menelp dengan telp hotel,
dan menanyakan pada Bong Goo Apa yang terjadi dengan Jae Bok. Bong Goo
mengaku kalau masih mencarinya. Bong Goo ingin tahu Apa yang Lee Eun Hee
katakan. Jung Hee mengaku tidak banyak. Bong Goo bisa tahu kalau itu tak
mungkin dikatakan oleh Eun Hee.
“Itu sebabnya
dia mengirimmu pergi jauh” komentar Bong Goo
“Apa kau
mau bertemu dengannya?” tanya Jung Hee
“Apa
gunanya? Dia hanya akan menyangkalnya dan hanya membuatku marah Aku bertemu
seseorang yang bisa mempengaruhinya” kata Bong Goo melirik pada Bryan yang
sudah ada didepanya.
Jung Hee
menutup telp bertanya-tanya kemana keberadan Jae Bok sekarang.
Bong Goo
bertemu dengan Bryan, Bryan mengetahui kalau Kakaknya menculik Shim Jae Bo dan
menanyakan apakah memiliki bukti. Bong Goo pikir kalau Bryan itu melindunginya
karena keluarganya, Bryan pikir Bahkan
jika apa yang dikatakan Bong Goo itu benar.
“Apa kau
pikir aku akan melaporkan kakakku sendiri?” kata Bryan
“Hei
Nak.. Na Mi meninggal karena ibumu. Apa kau tidak merasa bersalah dengan itu?
Apa kau tidak merasa bersalah? Yang terjadi dengan Na Mi ... “ teriak Bong Goo
benar-benar marah, Bryan pun ingin tahu apa yang ingin dikatakan.
“Kakakmu
bisa ditangkap karena membunuh Shim Jae Bok
sama seperti ibumu.” Tegas Bong Goo lalu memperlihatkan foto Jae Bok
dengan anak-anak dalam ponselnya.
“Shim Jae
Bok ... ibu dari anak-anak ini . Dia hanya seorang Ahjumma Bagaimana dengan
anak-anaknya? Ini semua karena Kakakmu yang psikopat itu! Harus anak-anak ini
hidup dengan rasa sakit selama sisa
hidupnya?” teriak Bong Goo benar-benar marah
“Hentikan...
Tidak ada yang bisa aku lakukan untukmu” ucap Bryan tak peduli. Bong Goo merasa
Bryanmemang gila dan seharusnya tak perlu mengharapkan sesuatunya karena sama
seperti kakaknya.
“Aku akan
pergi bertemu dengan Lee Eun Hee. Aku akan mengancam dia atau memukulinya. Aku
akan mencari tahu sendiri.” Kata Bong Goo berjalan pergi.
Flash Back
Bryan
bertemu dengan kakaknya memohoan agar meminta agar kakaknya berhenti dan itu
sebagai permintaanya. Eun Hee hanya diam
saja, Bryan mengingatkan kalau Ibu mereka sudah pergi dan jika sesuatu terjadi
pada kakaknya maka iabenar-benar tidak akan bisa hidup
“Karena itulah
aku membutuhkan bantuanmu, Tolong Singkirkan Jae Bok. Kau kan punya kekuatan.
Seperti kau menyelamatkan Jung Na Mi, Laporkan kalau dia sudah mati atau kunci
dia di suatu tempat. Tolong bantu aku,Bryan.” Ucap Eun Hee sambil merengek.
“Jangan
lakukan ini kakak. Kalau kau terus begini, Tidak ada jalan lain...selain mengirimkanmu
ke rumah sakit.” Ucap Bryan sedikit mengancam.
Eun Hee
tiba-tiba seperti tersenyum mendengar kata Rumah Sakit, lalu merasakan tidak
memikirkan itu lalu tersenyum bahagia.
Bryan
seperti mengingat sesuatu dengan wajah kakaknya yang berseri, sementara Eun Hee
sibuk masak sup daging dengan telur dan melihat ponselnya berdering dari Kang
Bong Goo lalu sengaja tak mengangkatnya. Eun Hee mencicipi masakan dan berharap
Semoga Jung Hee menyukainya.
Bong Goo
kesal karena Eun Hee tidak akan mengangkatnya. Bryan mendekati Bong Goo
mengatakan kalau seperti mengetahui keberadaan Jae Bok.
Bong Goo
berbicara dengan Sam Kyu kalau mengirim seseorang ke tempat Psikiater pasti
memerlukan persyaratan dan Eun he tidak akan bisa mengirim Jae Bok kesana. Sam
Kyu mengerti kalau akan mencari tahu apa
ada Bangsal psikiater tanpa surat izin.
“Hei, Kau
dimana sekarang?” tanya Sam Kyu
“Bryan
memberiku nama-nama tempatnya, Aku akan mencari nya kesana dulu” ucap Bong Goo
lalu berkata agar Jae Bok, sang paman agar bisa tetap hidup.
Sementara
Jae Bok yang berbaring dikamarnya menyakinkan diri agar sabar dan memikirkan
anak-anaknya. Ia meminta agar jangan lemah, lalu mulai menyanyi. Tiba-tiba ia
merasakan anaknya menyanyikan dengan tawa seperti mengejek, Jin Wook dan Hae
Wook terlihat tertawa mengejeknya.
Pikiran
Jae Bok seperti mulai tak waras melihat dirinya yang ikut bernyanyi sambil
menyindir. Tiba-tiba dua petugas datang melihat dari depan pintu, seperti ingin
melakukan penjagaan.
“Pasien
disini ada Lee Yoo Ri dan Lee Eun Hee.” Kata pegawai senior. Pegawai
juniormengaku kalau masih baru, jadi tidak
tahu.
“Yang
pakai kacamata Lee Yoo Ri dan Yang rambutnya diikat Lee Eun Hee. Dia Pasien
baru.cSebenarnya, Lee Eun Hee tidak ada gangguan mental... Ayo kita pergi ke
kamar sebelah.” Kata Si petugas senior. Jae Bok bisa mendengar pembicaraan dan
langsung tersadar kalau dirinya memang tak gila.
Eun Hee
menempelkan foto-foto Jung Hee yang sudah menjadi direktur dengan wajah
bahagia.
“Shim Jae Bok ada di bangsal psikiater, Semua
anak-anak juga sudah pergi. Sekarang, Hanya ada Jung Hee dan aku, Kami akan
bahagia bersama-sama.” Ungkap Eun Hee bahagia dan memuji Jung Hee yang sangat
tampan.
Sementara
Bong Goo pergi ke sebuah rumah sakit memberitahu namanya Shim Jae Bok dan ingin
tahu apakah memang tak ada di rumah sakit itu. Petugas mengaku kalau memang tak
ada nama Shim Jae Bok dan tidak membawa pasien baru minggu ini. Bong Goo
terlihat kebingungan.
Jin Wook
datang menemui Won Jae yang duduk sendiri, Won Jae kaget melihat Jin Wook yang
bangun pagi-pagi. Jin Wook mengetahui kalau
sesuatu terjadi dengan ibunya. Won Jae berusah mengelak kalau tak
terjadi apapun.
“Katakan
padaku yang sebenarnya. Ahjumma.. Aku bukan anak kecil lagi. Tolong beritahu
aku.” Kata Jin Wook terlihat marah, Won Jae memohon pada Jin Wook kalau suaranya bisa membangunkan Hae Wook.
“Ibu, Ibu
harus mengatakannya, Katakan pada kami yang sebenarnya” kata Che Ri akhirnya
ikut meminta pada ibunya. Won Jae seperti tak bisa berbuat apa- apa lagi.
Jin Wook
akhirnya menangis mengetahui keadaan ibunya, Che Ri yang menemani meminta agar
Jin Wook berhenti menangis karena Hae Wook nanti bangun dan Sebagai kakak akan
membiarkan adiknya melihatnya menangis dan mengingatkan dirinya itu seorang
Oppa
“Che Ri.
Aku ... Aku sangat menyesal.. Aku tidak tahu betapa sedih nya Ibu.... Aku selalu
melindungi Eun Hee Ahjumma.. Aku sangat jahat dengannya” akui Jin Wook sambil
menangis.
“Kalau
kau menyesal, minta maaf ketika dia pulang dan mulai sekarang bersikap baiklah dengan ibumu. Ibuku mengatakan ... Menyesal adalah sesuatu yang
paling membuatmu menderita Kalau menurutmu yang kau lakukan itu salah, maka Saat
itu juga Kau bisa mulai lagi” kata Che Ri menasehati temanya.
“Ibuku...
akan kembali, kan?” ucap Jin Wook ingin diyakinkan oleh temanya.
“Tentu
saja.... Jae Bok Ahjumma itu sangat kuat dan berani... Aku percaya dengannya, Kau
harus percaya juga. Dia kan ibumu” ucap Che Ri
Jin Wook
mengerti tapi tetap saja menangis, Che Ri akhirnya ikut menangis juga seperti bisa
merasakan kesedihan Jin Wook. Jin Wook terus menangis meraung-raung memanggil
ibunya.
Di
ruangan Yo Ri seperti tak percaya kalau bisa bertemu dengan Suk Oppa. Jae Bok
menyakinkan, seperti yang dikatkan Yoo
Ri kalau orang-orang disekitarnya tidak akan membiarkan Yo Ri mendekatinya jadi
kalau ia pergi dari rumah sakit bisa bertemu dengannya
“Aku akan
pergi dan menyampaikan perasaanmu, Jadi.. Bisakah kau membantuku keluar dari
sini.” Ucap Jae Bok. Yo Ri menanyakan caranya.
“Kau
bilang hari ini kau ada konseling, kan?” ucap Jae Bok. Yo Ri mengangguk.
Eun Hee
sudah selesai memasak lalu menatap dua buah mangkuk nasi diatas meja dan
membayangkan dirinya yang makan dengan sangat mesra bersama Jung Hee bahakan
calon suaminya itu sempat memberikan ciuman padanya. Eun Hee tersenyum bahagia
hanya membayangkanya.
Petugas
masuk ke ruangan dengan nama pasien “Lee Yoo Ri, Lee Eun Hee” lalu memanggil
Yoo Ri karena waktunya untuk Konseling. Yoo Ri berjalan keluar sambil tertunduk
dengan kacamatanya. Setelah pintu tertutup, Yo Ri mengelurkan kepala dari balik
selimut, ternyata Jae Bok yang mengantikan dirinya.
Keduanya
berjalan di lorong dan akan masuk ruangan lain, Jae Bok melihat ada kesempatan
karena pintu terbuka dan berusaha untuk kabur. Petugas pun panik mengejar Jae Bok yang
disangka Yoo Ri dan memintaa agar perawat menangkapnya. Jae Bok berhasil bersembunyi dibalik pintu
dan berusaha segera keluar dari rumah sakit.
Bong Goo
menelp Sam Kyu memberitahu kalau akan memeriksa tempat terakhir dan Kalau dia
tidak ada disana maka harus mencarinya keluar negeri. Sam Kyu benar-benar
binggung karena menurutnya Semakin lama akan
semakin berbahaya.
Jae Bok
melihat ada sebuah truk membawa kain dan naik ke atasnya dengan menutupi
tubuhnya mengunkan selimut. Saat itu mobil Bong Goo pun masuk ke Rumah Sakit
Terbaik Psychiatric berpapasan dengan truk yang dinaiki oleh Jae Bok.
“Apa Kau
benar-benar tidak tahu?” tanya Bong Goo pada petugas dengan memperlihatkan foto
Jae Bok. Si penjaga mengaku Tidak tahu
“Kami
tidak pernah mendengar pasien dengan nama Shim Jae Bok.” Kata sei pria
“Kau
harus dengar. Aku ini seorang pengacara. Kau tahu bahwa penculikan dan
membatasi .seseorang yang bukan pasien itu kejahatan besar, kan? Haruskah aku
melaporkanmu?” ucap Bong Goo sedikit mengancam
“Pasien
yang lolos Lee Eun Hee, bukan Lee Yoo Ri.” Kata seorang perawat masuk ruangan.
Bong Goo pun mendengar nama Lee Eun Hee kaget.
Pengemudi
truk berhenti di tengah jalan karena ingin buang air kecil, saat itu Jae Bok
berusaha kabur. Si pengemudi yang melihatnya berusaha untuk mengejarnya tapi
Jae Bok bisa bersembunyi di tempat yang tepat dan akhirnya si pengemudi pun
pergi.
Si
pengemudi kembali ke truk bertanya-tanya dimana sebenarnya Jae Bok bersembunyi,
Saat itu Bong Goo datang dengan tatapan seperti mengetahui sesuatu. Jae Bok
melihat sekeliling merasa kebingungan karena sepertinya sudah melewati jalan
ini.
“Sadarlah,
Shim Jae Bok.... Tetaplah Fokus” ucap Jae Bok menyakinkan lalu berlari cepat
seperti ketakutan ada orang yang mengikutinya.
Seseorang
menariknya dari belakang, Jae Bok berteriak memohon agar tak menyakitnya. Bong
Goo memanggil Jae Bok agar sadar, Jae Bok pun mengangkat wajahnya dan sadar
kalau ternyata itu Bong Goo dan langsung memeluknya sambil menangis dengan
menenangkanya.
Jae Bok
melakukan Video Call dengan dua temanya, Won Jae dan Hye Ran langsung berteriak
dengan wajah sedih memanggil temanya yang terlhat sangat kurus dan menanyakan
keadaanya, Jae Bok mengaku kalau dirinya baik-baik saja.
“Hei, aku
terlalu pusing untuk berkendara jadi akan kembali besok pagi-pagi. Bagaimana
anak-anak?” tanya Jae Bok.
Jin Wook
dan Hae Wook serta Che Ri pun datang mendekati layar ponsel, menyapa Jae Bok.
Jin Wook terus menangis memanggil ibunya karena merasa bersalah lalu minta maaf
mengaku kessalahanya.
“Jin
Wook... Kenapa kau menangis? Hae Wook disampingmu..kau tidak boleh begitu” ucap
Jae Bok
“Bu, aku
merindukanmu... Aku mencintaimu ibu.” Ucap Jin Wook dan Hae Wook
“Sekarang,
Akhirnya kau bilang "mencintaiku" Ibu juga sangat mencintaimu.” Kata
Jae Bok mengoda anaknya yang sudah besar masih seperti bayi.
“Ibu
kapan pulang?” tanya Hae Wook polos, Jae Bok mengaku kalau akan pulang besok pagi-pagi,
“Hae
Wook, Apa kau mendengarkan Ahjumma Hye Ran dan Ahjumma Won Jae dengan baik kan?”
kata Jae Bok. Hae Wook mengaku kalau sangat berani,Tapi kakaknya yang sangat
cengeng. Jae Bok pun memuji Hae Wook
sudah dewasa dan meminta ciuman. Bong Goo yang baru sampai tersenyum melihat
Jae Bok berbicara dengan anaknya.
Hye
Ran terlihat kesal dengan usulan Won Jae
kalau mereka harus mencebloskan Lee Eun
Hee ke penjara secepatnya dan akan menelpon Hong Sam Kyu. Won Jae pikir hanya
perlu bersantai di saat seperti ini dan baru saja berbicara dengan Pengacara
Kang.
“Bahkan
jika kita sangat marah, kita harus berhati-hati saat berurusan dengan Lee Eun
Hee. Jika kita mencebloskan dia ke penjara sekarang, dia akan dibebaskan karena
kita kekurangan bukti bukti” ucap Won Jae
“Lalu apa
yang harus kita lakukan?” tanya Hye Ran
“Jae Bok
dan Pengacara Kang sedang mempersiapkan rencana.” Kata Won Jae. Hye Ran ingin
tahu Sebuah rencana dan ponselnya berdering, telp dari Koo Jung Hee
Jung Hee
duduk di sebuah cafe menunggu, Hye Ran dengan sinis datang mengaku kalau tidak
ingin membuat keributan di rumah. Jung Hee menanyakan keadaan Jae Bok
karena tidak bisa menlepon Kang Bong Goo
dan ingin tahu keberadaan Jae Bok.
“Di rumah
sakit jiwa. Eun Hee menculiknya dan menempatkannya di sana lalu Pengacara Kang
menemukannya.” Kata Hye Ran, Jung Hee benar-benar kaget mengetahuinya.
“Apa dia
baik-baik saja? Apa dia terluka?” tanya Jung Hee pank
“Dia
bilang dia baik-baik saja, tapi wajahnya mengatakan "tidak"
Bagaimanapun juga, Aku datang untuk memberitahumu bahwa kau tidak boleh melihat
anak-anakmu” tegas Hye Ran
“Hye Ran,
tidak bisakah kau membiarkan aku melihat mereka sebentar?” kata Jung Hee
memohon.
“Tidak,
Kau tidak punya hak untuk itu. Terakhir kali..Kami membiarkanmu membawanya tapi
kali ini tidak lagi. Pergi dan mencoba melakukannya lewat jalur hukum. Kami tidak
akan tinggal diam”ucap Hye Ran dan beranjak pergi
“Tolong
ubahlah sikapmu itu. Apa kau tidak tahu ini semua terjadi karena mu? Apa perlu
aku menyadarkanmu?” sindir Hye Ran lalu berjalan pergi.
“Jae Bok...
Maafkan aku.. Aku minta maaf.” Ucap Jung Hee menangis sendirian.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar