Seorang
pria berjalan ke atas panggung memperlihatkan adegannya, yang berbicara
sendiri.
“Aku akan
tinggal bersamamu di kamar ini. Kau tidak akan kesepian. Saat kau berbaring di
tempat tidur... Aku akan berada di sampingmu. Hanya pikiranku yang berjalan pergi.
Tubuhku tetap di sini. Jika kau kesepian... Aku akan mengucapkan kata-kata yang
baik untukmu. Aku mencintaimu... Aku mencintaimu... .. Aku mencintaimu.” Ucap
si pria
Wan Seung
muda yang duduk dibangku penonton seperti terpesona dengan penampilan si aktor.
Si pria terus bicara diatas panggung
“Di malam
hari waktu kau tidak bisa tertidur... Suaraku akan berbisik padamu. Aku akan menguncikan
cintaku di kamar ini. Aku akan meninggalkan semua kebahagiaanku disini. Aku
akan pergi sebagai jiwa yang kosong. Aku mencintaimu...selamanya. Selamat
tinggal.” Setelah itu aktor berjalan pergi dengan menuruni tangga.
Semua
penonton pun keluar ruangan theater, Wan Seung berjalan di bagian belakang
panggung melihat di ruang make up. Hyun Soo membuka wig yang digunakan,
terlihat rambut panjang yang terurai. Wan Seung kaget ternyata pemeran pria
seorang wanita, wajahnya langsung terpesona. Hyun Soo merasa ada orang yang
melihat dari belakang, Wan Seung panik dan langsung bergegas pergi.
Wan Seung
pulang ke rumah dengan foto bersama Hyun Soo saat masih muda berada di samping tempat
tidurnya. Suaranya terdengar sedih mengingat Hyun Soo.
“Hyun
Soo... Aku disini... Dimana aku bisa menunggu sekarang?... Hyun Soo...” ucap
Wan Seung lalu berbaring di atas tempat tidur.
Joon Oh
membeli minuman diminimarket lalu melihat kotak makanan saat membayar di kasir.
Saat itu di dalam ruangan, Si petugas junior memberitahu seniornya kalau Joon
Oh datang dan sedang berjalan . Petugas senior mengeluh Joon Oh yang datang
lagi ke kantor.
“Mengapa
dia datang ke sini ketika ia cuti? Mengapa dia harus punya rumah di dekat
sini?” keluh si petugas Senior
“Dia
selalu membawa makanan, jadi aku suka dia datang.” Komentar si petugas junior
“Dia
hanya memesan untuk kita saja ketika datang. Dia tidak tahu apa-apa.” Komentar
Petugas senior sedikit kesal.
Joon Oh
masuk menyapa rekan kerjanya dengan ramah, memberikan makanan untuk keduanya.
Petugas Senior merasa Joon Oh tidak perlu
membeli makanan setiap saat. Sementara Petugas Junior langsung mengucapkan Terima
kasih.
“Kau
tidak bisa membiarkan orang mabuk tidur di sini.” Ucap Joon Oh melihat
seseorang yang tertidur dengan selimut koran. Dua petugas binggung
menjelaskanya. Joon Oh membangunkan orang mabuk tersebut.
Betapa
kagetnya saat membangunkan ternyata Wan Seung yang tidur. Wan Seung terbangun
langsung menjerit kesakitan karena kakinya tiba-tiba kram dan meminta Joon Oh
membantunya. Joon Oh pun menahan kaki Joon Oh agar tak kram dan bertanya kenapa
ada di kantor polisi.
Wan Seung
bertanya apakah memang rumah Joon Oh dekat dengan kantor. Joon Oh membenarkan.
Wan Seung mengucap syukur karena kakinya itu kram setelah tidur di tempat yang
dingin.
Keduanya
pun berjalan bersama di malam hari.
“Apa kau
benar-benar menangkap No Du Gil sendirian?” tanya Joon Oh tak percaya. Wan
Seung mengejek Joon Oh yang tidak melihat berita?
“Aku Sudah
melihatnya. Itu sebabnya aku bertanya dan juga lihat Guru Yoo di sana.
Wan Seung
pura-pura tak tahu kenapa Seol Ok ada disana, lalu melihat ada bangunan
didekatya memastikan kalau itu rumah dengan memuji kalau terlihat bagus. Joon
Oh menahan Wan Seung sebelum masuk, dengan memastikan kalau ingin tidur
dirumahnya.
“Diluar
dingin sekali jadi Lantai berapa itu?” kata Wan Seung menerobos masuk. Joon Oh
hanya bisa menahan amarah sambil mengumpat memberitahu di Lantai tiga.
Mereka
sampai lantai tiga, Wan Seung bertanya yang mana kamarnya. Joon Oh menyuruh Wan
Seung minggir dan berdiri tepat di pintu kamar dekat tangga. Wan Seung mencoba
ingin mengintip password rumah Joon Oh, tapi Joon Oh bisa menutupinya agar Wan
Seung tak bisa sembarangan masuk ke dalam rumahnya.
Wan Seung
masuk melihat kamar Joon Oh yang rapih lalu menyarankan agar seharusnya menikah
saja. Joon Oh memberitahu akan mandi lebih dulu. Wan Seung mempersilahkan dan
menganggap saja dirumah sendiri. Joon Oh mengingatkan kalau itu rumahnya jadi
pasti akan merasa nyaman.
Akhirnya
Wan Seung melihat kamar mandi dan langsung membukanya, lalu bisa mencium bau
harum didalamnya dan sangat Rapi sekali. Ia melihat ada jubah mandi yang
digantung, Joon Oh langsung mengambilnya dengan wajah sinis mengatakan Lebih
nyaman memakai jubah itu daripada pakai handuk.
“Lebih
nyaman juga jika mukamu tidak begitu. Jadi orang-orang memakai ini.” Komentar
Wan Seung lalu bertanya apa yang ada ditangan Joon Oh
“Ini Piyama.”kata
Joon Oh. Wan Seung merasa Joon Oh memang
sangat luar biasa lalu menyuruh agar mandi saja.
“Jangan
sentuh apapun.” Pesan Joon Oh, Wan Seung mengangguk mengerti dan Joon Oh pun
masuk ke dalam kamar mandi.
“Apa dia
berkencan dengan seseorang? Rumahnya sangat rapi.” Komentar Wan Seung melihat
sekeliling kamar Joon Oh.
Joon Oh
pun mandi dengan mencuci rambutnya, lalu terdengar suara berisik dari luar dan
bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Wan Seung diluar saja. Saat keluar
dari kamar mandi kaget melihat Wan Seung sibuk mengeluarkan nasi dari panci
dengan bertanya apakah hanya makan nasi merah. Joon Oh memberitahu kalau
perutnya sangat lemah jadi harus makan nasi merah.
“Aku
hanya makan nasi putih dan Ini matang dengan bagus.” Komentar Wan Seung yang
masak nasi.
“Itu bajuku.”
Ucap Joon Oh sadar Wan Seung sudah mengunakan bajunya tanpa mengatakan lebih
dulu.
“Ini
sangat nyaman. Aku pikir bisa tidur nyenyak dengan ini dan Sekarang, aku mengerti
mengapa kau memakai ini.” Komentar Wan Seung, Joon Oh pun tak bisa berkata-kata
lagi dan membiarkan lalu mengambil baju didalam lemarinya.
“Apa kau
sering membeli pakaian yang sama?” ucap Wan Seung melihat Joon Oh punya baju
yang sama.
“Ini beli
1 gratis 1. Aku tidak akan membiarkan diskon begitu saja.” Kata Joon Oh sinis.
Wan Seung
mengejek kalau mereka itu memakai baju yang serasi. Dan Joon Oh pun sibuk di
sisi lainya mengunakan pakaianya. Wan Seung makan dan melihat kotak makan
diatas meja bertuliskan “Restoran Makan Siang Dong Ho”
“Hei, aku
menangkapmu... Aku mencium sesuatu yang mencurigakan.” Komentar Wan Seung, Joon
Oh mengejek kalau Wan Seung itu yang membuat bau dan menyuruh agar membersihkan
makannya nanti.
“Hei, aku
hidung anjing Seodong. Aku tahu hal ini. Aku tahu ada sesuatu yang terjadi saat
kau membiarkan Ahjumma itu ikut campur. Kau disuap, 'kan?” ucap Wan Seung
menuduh. Joon Oh melonggo binggung.
“Ini
harganya di atas 30 dolar. Apalagi yang di lemari es. Kau melanggar tindakan
anti-penyuapan dan korupsi. Tidakkah kau tahu betapa seriusnya kasus penyuapan?
Banyak yang masuk penjara karena ini.” Komentar Wan Seung
“Itu
semua totalnya 28 dolar dan aku membayarnya sendiri. Apa kau Puas?” balas Joon
Oh. Wan Seung seperti tak percaya
“Dia
sangat murahan. Kau membantunya. Bagaimana dia bisa meminta uang padamu? Ya
ampun.” Komentar Wan Seung mengejek Seol Ok
Joon Oh
menjelaskan kalau makanan Itu akan berserakan jika memakannya tidak pakai
kotak. Wan Seung merasa kalau restoran Kyung Min memang membuat makanan yang
enak dan menyuruh mencobanya. Joon Oh pun duduk di meja makan dengan menatap sayuran dipiring
dengan rapih.
“Hei... Maukah
kau menikah denganku?” goda Wan Seung melihat cara makan Joon Oh.
“Apa Kau
tidak mau pergi? Semuanya berantakan karena aku bertemu denganmu.” Keluh Wan
Seung
“Tapi...beras
merah tidak buruk juga. Aku suka masakan ditempat itu. Dan kita juga mengenal
mereka. Ini enak.” Komentar Wan Seung.
Joon Oh
akhirnya menyerah menyuruh Wan Seung makan saja semuanya, lalu bergegas pergi
dengan cepat menyembunyikan lembaran berkas “Investigasi dengan ahli sipil”
didalam lemari, seperti bisa bernafas lega Wan Seung tak melihatnya.
Setelah
makan keduanya tidur, Joon Oh tidur dengan nyenyak di kasurnya sementara Wan
Seung seperti masih gelisah tidur di sofa yang empuk, pikiran seperti masih
mengingat sosok Hyun Soo.
Ji Won
masuk kantor, petugas didepan pun menyapa Ji Won yang datang lebih pagi. Ji Won mengaku kalau Banyak yang harus
dilakukan. Si petugas pun mengucapkan Selamat atas pertunangan Ji Won dan Wan
Seung. Ji Won berdiri didepan lift merasa si petugas tidak tahu beritanya. Si
petugas pun dibuat binggung. Saat Ji Won
masuk, seorang pria bertato menahan pintu lift.
“Pengacara
Jung... Kenapa kau tidak mengangkat teleponmu? Dia khawatir.” Ucap si pria anak
buah dari Do Jang
“Ooh. Aku
sibuk dengan kehidupan pribadiku.” Kata Ji Won, Si pria menjelaskan kalau Dia dipenjara...
“Aku tahu
itu...Dia ditangkap karena percobaan pembunuhan.” Kata Ji Won
“Iya. Dia
sepertinya tidak bisa tidur nyenyak di sana. Dia ingin kau segera
mengunjunginya.” Ucap Si pria menjelaskan
“Tidak
ada yang perlu dilakukan lagi. “ ucap Ji Won ingin menutup pintu lift, tapi
saat itu juga si pria dan anak buahnya masuk ke dalam lift.
Seol Ok
mengintip dari depan pintu kamar, suaminya sedang tertidur lelap lalu
bertanya-tanya Apa saja yang diketahui suaminya itu. Jaksa Kim sedikit membuka
matanya, Seol Ok langsung mendekat menyuruh suaminya mandi dan makan bersama.
“Sudah
lama aku tidak tidur nyenyak begini.” Kata Jaksa Kim seperti enggan untuk
bangun. Tapi Seol Ok menyuruh suaminya agar bergegas lalu keluar dari kamar.
Jaksa Kim
baru saja selesai mandi dan melihat istrinya yang sibuk masak di dapur, lalu
bergegas masuk kamar dengan wajah sedikit tegang. Ia mengingat kembali saat
malam hari melihat tiket perjalanan [Dari Pulau Daeja ke Pulau Sunhae]
Lalu Ia
bergumam di depan pintu kalau tahu istrinya itu
pergi ke Pulau Sunhae. Sementara Seol Ok saat tidur bisa melihat
suaminya dari kaca menemukan tiket perjalananya ke pulau Sunhae.
“Tiket
saja tidak bisa membuktikan kalau aku pergi ke pulau itu.” Gumam Seol Ok lalu
berpura-pura tak tahu dengan alasan Kyung Mi dan Dong Ho sedang melakukan
perjalanan ke pulau itu dan baru saja meminjam tas dari temanya.
“Oppa
selalu percaya apapun yang kukatakan padanya.” Ucap Seol Ok yakin.
Jaksa Kim
akhirnya sudah memakai setelah kemeja, Seol Ok masih sibuk menyiapkan makan dan
memberikan segelas air untuk suaminya.
“Penjahat
tidak mengakui kejahatannya bahkan ketika ada bukti. Jika Gyung Mi adalah
alasannya, pasti ada sesuatu. Pria yang mabuk saat malam selalu bilang ayah
teman mereka meninggal dunia.” Gumam jaksa Kim melihat istrinya.
“Nasinya
sebentar lagi matang.” Kata Seol Ok membuyarkan lamunan Jaksa Kim.
Di
penjara
Do Jang
bertanya kapan Jaksa Jung datang. Si
anak buahnya menyampaikan kalau Ji Won bilang tidak mau. Do Jang kaget
mendengarnya.
Flash
Back
Di dalam
lift, Ji Won memberitahu kalau Detektif adalah saksi Dan jika korban bersaksi, maka
tidak akan ada pertolongan. Menurutnya Do Jang memang seharusnya di penjara.
Do Jang
yang mendengarnya terlihat marah.
Seol Ok
terus sibuk bolak balik menyiapkan makan sambil bergumam kalau Terlalu
berbahaya untuk menggunakan Kyung Mi sebagai alasan Karena tidak tahu seperti
apa percakapan keduanya saat ibu
mertuanya di tempat makan siang.
Ia pun
membawakan panci sup diatas meja, Jaksa Kim merasa kalau Bau makanan istrinya
enak. Nyonya Park mengeluh kalau Selalu begitu dan Hanya baunya saja yang enak
jadi meminta anaknya agar Jangan mengandalkan bau saja.
Jaksa Kim
membela kalau makanan buatan istrinya itu memang terlihat enak.Saat itu Nyonya
Park mencoba dan merasa kalau sayurnya asin dan Jaksa Kim pun merasakan hal
yang sama.
“Aku tidak
bisa membiarkan diriku patah semangat.” Gumam Seol Ok mengingat kembali saat
kembali pulang kerumah
Jaksa Kim
yang membuka pintu lalu sadar dengan sepatunya terkena lumpur dan suaminya
pasti yakin berada di pulau itu. Seol Ok berdiri didepan suaminya dengan
membawa lauk lain, Jaksa Kim menatapnya. Seol Ok terlihat gugup dan berusaha
menghilangkan dengan berteriak memanggil adik iparnya untuk sarapan.
Di
penjara
Do Jae berteriak
marah kalau itu sama saja menyuruhnya untuk membusuk di penjara.
Flash Back
Ji Woon
pikir Do Jang tidak harus pergi ke pengadilan dan Seorang pengacara yang
kompeten tidak akan menyuruhnya pergi ke pengadilan. Ia mendengar Tn. Jang
adalah seorang epicure *penggemar makanan dan minuman, jadi pasti bisa
makan gourmet malam ini.
“Aku
tidak perlu mengunjunginya dan Kau tidak bisa datang dan pergi sesukamu. Jangan
menghalangi jalan seseorang. Itu kasar. Jika kau mau menjumpaiku, maka buatlah
janji.” Tegas Ji Won memperingati saat keluar dari lift.
Do Jang
mengerti dengan penjelasan anak buahnya. Anak buahnya yakin Do Jang akan keluar
hari ini. Do Jang pun bertanya tentang
wanita di loker itu. Si anak buah mengaku sudah menyuruh anak-anak buah lainya untuk
memeriksanya.
“Aku
tidak bisa mengandalkan pengacara saja. Cari tahu semua tentang wanita itu. Kau
tidak pernah tahu kapan dia akan mengganggu kita.” Pesan Do Jang. Anak buahnya
berkata kalau akan mengurusnya.
“Pengacara
yang tidak akan membebaskanku. Ini berlebihan.” Komentar Do Jang
Ho Soon
keluar dari kamar mengaku tidak sarapan. Nyonya Park memberitahu mereka semua
berkumpul di meja makan jadi anak bungsunya harus ikut makan bersama dan
menyuruhnya duduk.
“Oppa,
kenapa kau masih dirumah jam segini? Apa Kau dipecat?” sindir Ho Soon. Nyonya
Park meyuruh Ho Soon menjaga mulut.
“Aku akan
memeriksa Kantor Polisi Seodong hari ini. Mereka tidak suka kalau aku datang
pagi-pagi.” Ucap Jaksa Kim
“Apa ?? Kantor
Polisi Seodong? Mengapa hari ini? Aku berjanji untuk bersaksi hari ini.” Gumam
Seol Ok binggung.
Di depan
kantor
Ketua
Baek gelisah karena Seol Ok belum juga datang, Wan Seung pikir mereka bisa
menunggu dan yakin pasti akan datang sambil mengeluh Ketua Baek itu tidak
sabaran. Ketua Baek mengeluh kalau Wan Seung
juga orang yang mudah marah.
“Kepala polisi
menggangguku untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan.” Kata Ketua Baek
“Dia akan
tiba setelah masak untuk sarapan pagi. Jadi Sabar dan Tenang.” Kata Wan Seung,
Ketua
Baek makin kesal di suruh untuk tenang. Saat itu ponsel Wan Seung berdering dan
langsung berbicara dengan Ji Won kalau sudah tahu pasti menelp karena Do Jang
dan menurutnya Tapi ini sudah terlambat karena Do Jang sudah tamat.
“Ini
usaha pembunuhan.” Tegas Do Jang. Ji Won bertanya apakah itu Karena kesaksian
Yoo Seol Ok
“Aku
tidak perlu melapor ke Pengacara.” Tegas Wan Seung. Ji Won menyuruh agar
menghentikan kesaksian Seol Ok. Wan Seung mengumpat Ji Won itu gila dan merasa
tak ada alasa harus melakukanya dan langsung menutup telpnya.
Wan Seung
akhirnya menerima foto saat bersama dengan Seol Ok di mercusuar dan menelp Ji
Won kembali. Ji Won memberitahu kalau
Tn. Jang adalah kliennya jadi pasti tahu
apa yang akan dilakukan Ha and Jung dengan foto itu.
“Jangan
membuatnya terlibat dengan masalah ini.” Ucap Wan Seung memperingatkan.
“Kalau
begitu, ambillah keputusan. Aku hanya mengatakan kepadamu bagaimana situasi
saat ini. Pilihannya ada ditanganmu sekarang. Jika kau pergi terlalu jauh, maka
Dia tidak akan aman. Apa kau mencoba untuk mendapatkan kesaksiannya meskipun
begitu?” ucap Ji Won langsung menutup telp.
Wan Seung
kali ini memanggil Ji Won dan langsung bergegas pergi. Ketua Baek berteriak
memanggil Wan Seung bertanya mau pergi kemana dan mengumpat kesal kesal di
tinggalkan begitu saja.
Di rumah
Jaksa Kim
ingin tahu alasan Ho Soo yang harus pergi ke pulau untuk tesisnya. Ho Soon
panik dan binggung. Jaksa Kim lalu
bertanya apakah mereka pergi pergi berdua. Seol Ok pun memikirkan apakah
suaminya tahu atau hanya menebak saja, tapi menurutnya Ini tanda-tanda bahaya.
“Kami
pergi bersama Detektif Ha.” Akui Seol Ok sambil makan lobak, Jaksa Kim seperti
tak percaya mendengar pengakuan Seol Ok.
Wan Seung
menaiki mobilnya sambil menelp Ji Won memberitahu sedang menuju ke sanan dan mengajaknya bicara
dan memperingatakan kalau membiarkan Seol Ok kalau tidak maka tidak akan
tinggal diam. Ji Won langsung menutup telpnya, Wan Seung mengumpat kesal Ji Won
menutup teleponnya dan melajukan mobilnya lebih cepat lagi.
Di rumah
Nyonya
Park menanyakan Siapa Detektif Ha. Seol Ok memberitahu akalu Wan Seung itu Dia
bawahan suaminya yang membantu mengerjakan tesis sepanjang hari dan Berkat Wan
Seung mendapatkan ponselnya yang hilang. Jaksa Kim bertanya Apa Wan Seung mengatakan hal lain, Misalnya tentang
kesaksian.
“Aku
mengatakan kepadanya kalau suamiku seorang jaksa penuntut. Jadi aku pikir dia
meminta bantuanku. Tapi istri jaksa seharusnya tidak membantu siapapun.” Ucap
Seol Ok
“Dia
tidak berkedip untuk melihat apakah Oppa mempercayai kata-katanya. Mengapa?
Karena dia berbohong. Apa yang sedang terjadi?” gumam Ho Soon melihat Seol Ok
berusahan menahan matanya tapi akhirnya tetap saja tertunduk dengan mata
berkedip.
“Hati-hatilah.
Dia adalah detektif yang jahat.” Komentar Jaksa Kim yang gelisah memegang
bagian lehernya.
“Saat kapiler
tiba-tiba berkembang...Kau akan merasa gatal. Itu berarti... Dia tidak akan
bohong lagi.” Gumam Ho Soon melihat tingkah kakaknya.
Jaksa Kim
mengaku sangat mengkhawatirkan istrinya di jalan. Seol Ok pikir mungkin akan
bertemu dengannya di jalan. Jadi tidak akan keluar untuk sementara waktu,
menurutnya Wan Seung itu terlihat sangat menakutkan. Ho Soon bisa tahu Seol Ok
itu menggunakan otak kirinya, serta menggunakan imajinasinya.
“Kebohongan
Dia berjanji tidak akan pernah ketahuan lagi.” Gumam Ho Soon bisa menilai hanya
dari ucapan Seol Ok
“Tapi kau
harus pergi ke toko Gyung Mi. Ini bukan tentang uang. Tidak nyaman untuk tetap
di rumah sepanjang hari.” Komentar Nyonya Park. Seol Ok pun akhirnya mengangguk
mengerti.
“Ibu
bertindak begitu untuk menyembunyikan rasa malunya. Bohong.... Kau butuh uang
saku.” Gumam Ho Soon melihat ketiganya seperti menyembunyikan kebohongan.
Ho Soon
akan beranjak pergi, ibunya bertanya mau kemana anaknya itu. Ho Soon
memberitahu kalau tidak pernah sarapan sejak SMA. Saat masuk kamar Ia pun
mengeluh karena harus melihat kelakuan mereka semua dan menurutnya sangat
Melelahkan dan seharusnya mengganti jurusannya saja.
Wan
Seung menemui Ji Won di ruanganya, dan
ingin tahu apa sebenarnya yang ingin dilakukan. Ji Won menegaskan kalau Tn. Jang adalah kliennya dan ia sebagai
pengacaranya jadi hanya melakukan yang terbaik. Wan Seung ingin tahu apakah
hanya itu saja.
“Aku
ingin bertanya kepadamu. Mengapa kau di sini? Jika kau ingin menangkap Tn.
Jang...maka Kau bisa membuatnya bersaksi. Tapi Kenapa kau ragu? Apa ada sesuatu
yang terjadi?” ucap Ji Won menyindir
“Tidak
mungkin. Itu omong kosong. Mengapa aku melibatkan dia?” keluh Wan Seung
“Berikan
ini pada Nn. Yoo... Aku bertanya-tanya mengapa dia meninggalkan ponsel itu di
mobilku. Kudengar dia istri Jaksa Kim. Ini mengejutkan. Kupikir dia belum
menikah.” Ucap Ji Won bergegas meninggalkan ruangan.
Wan Seung
mengejar Ji Won karena belum selesai bicara. Ji Won merasa sudah selesai. Wan
Seung memberitahu kaalu Seok Ok itu hanyalah warga negara tidak bersalah dan ymenginginkan
keadilan jadi tidak bisa membiarkannya masuk ke dalam bahaya.
“Kalau
begitu kau harus memilih. Apa akan membantu Tn. Jang atau Nn. Yoo?” tegas Ji
Won, Wan Seung kaget mendengarnya.
“Tn. Jang
sedang memeriksa latar belakang Nn. Yoo. Jika kau khawatir... Jangan buat dia
bersaksi. Aku juga tidak ingin dia berada dalam bahaya. Aku sungguh-sungguh. Aku
tidak ingin rasa bersalah Atau apapun itu berlama-lama di dalam hatimu. Jadi sebelum
dia melakukan apapun... Apa kau pikir tidak apa-apa membawanya bersaksi? Apa
menurutmu Ha And Jung itu lelucon?” ucap Ji Won memperingatinya.
“Apa yang
bisa dilakukan Ha and Jung? Kami memiliki korban dan saksi mata.” Kata Wan
Seung menantang.
“Aku
tidak tahu mengapa kau sangat ingin memenjarakan Tn. Jang, Tapi yang membuat
Nn. Yoo dalam bahaya adalah kau... Bukan Ha and Jung. Coba Lihatlah apa yang
terjadi dengan Seo Hyun Soo. Apa Kau lupa?” kata Ji Won, Wan Seung terdiam.
Seol Ok
membersihkan bagian jas belakang suaminya sambil bertanya apakah akanpergi ke
kantor polisi. Jaksa Kim membenarkan, Seol Ok bertanya kapan akan selesai,
Jaksa Kim heran kenapa Seol Ok menanyakan hal itu berpikir ada yang harus
dilakukan disana.
“Tidak,
aku bertanya kapan sebaiknya membuat makan malam.”ucap Seol Ok mencari alasan.
“Jangan menunggu
dan makanlah tanpa aku. Aku mungkin akan kemalaman.”ucap Jaksa Kim
“Pasti
ini hari yang sulit bagimu... Aku mengatakan ini akan menjadi hari yang sulit
bagimu.” Komentar Seol Ok, Jaksa Kim mengaku baik-baik saja dan mengucapkan
selamat tinggal pada istrinya.
“Aku
tidak bisa pergi ke kantor polisi hari ini. Apa yang harus aku lakukan?” ucap
Seol Ok kebingungan.
Seol Ok
akhirnya merekam suaranya dengan ponsel “Jang Do Jang Mencoba menusukku dengan pisau ketika di loker.
Aku telah bersaksi untuk Detektif Ha, Kalau aku sudah ditusuk. Dengan ini aku
konfirmasikan semua yang aku katakan adalah kebenaran. Yoo Seol Ok dari 104-2
Baebang-dong, Seodong-gu, Seoul.”
Ho Soon
yang berbaring di tempat tidur berpikir Seol Ok itu berselingkuh denganny. Seol
Ok balik bertanya apakah itu maksudnya dengan si idiot Wan Seung menurutnya itu
gila dan tak mungkin melakukanya. Ho Soon pikir kalau memang tidak yah sudah.
“Bagaimana
bisa kau mengatakan aku selingkuh dengan orang idiot seperti dia? Luar
biasa...” keluh Seol Ok. Ho Soon pikir kalau Seol Ok yang mengatakannya tadi
“Aku
hanya merekam kesaksian ini sebagai istri seorang jaksa. Ini akan membantu Oppa
untuk dipromosikan...” ucap Seol Ok dengan nada sedikit tinggi.
“Bohong...
Ciri keempat dari wanita Korea yang berbohong adalah suara mereka semakin
keras.” Komentar Ho Soon.
“Suaraku
tidak keras Dan tidak sopan mengatakan orang berkata jujur atau bohong setiap
kali bicara. Orang yang berkata benar malah dibilang berbohong. Jika kau
mengatakan kepada mereka itu adalah wajah kebohongan maka Kau akan membuat
mereka malu. Dan Kau tidak ada sopan santunnya.” Ucap Seol Ok kesal lalu
mengembalikan ponsel dan keluar dari kamar.
“Apa dia
mengeluh karena aku tahu dia berbohong?” kata Ho Soon heran
Di depan
kantor
Wan Seung
menerima file “Kesaksian Yoo Seol Ok” di ponselnya dan mengingat kembali ucapan
Ji Won “Lihatlah apa yang terjadi dengan Seo Hyun Soo. Apa Kau lupa?”
Ketua
Baek menelp Wan Seung menyuruhya jangan
kembali ke kantor. Wan Seung binggung, Ketua Baek memberitahua Kim Ho Cheol ada
di kantor dan mencari tahu semuanya. Wan Seung mengumpat Jaksa Kim itu pria
licik itu.
“Dia
pasti disana karena Jang Do Jang.” Ucap Wan Seung marah
“Iya.
Jadi jangan datang kesini untuk menimbulkan masalah, Pergilah ke unit.” Kata Ketua
Baek
“Itu kantorku.
Ke mana lagi aku pergi? Jadi Aku akan kesana.” Kata Wan Seung tak peduli.
Bersambung
ke part 2
Episode 8 nya mana
BalasHapusepisode 8 nya mana kak?? kok langsung 9??
BalasHapusjadi yang 8 gimana kak?
BalasHapusapa kerjasama dengan bloger lain?
iyaa... sama mbak dian yah..... Mbak dian-nya lagi sakit jadi sabar menunggu yahh
BalasHapusemang mbak dian itu yg alamat blognya apa??
BalasHapus