PS
: All images credit and content copyright : KBS
Mereka
bertiga pun duduk bersama, Wan Seung pun menanyakan pada Bong Hee Apakah
melihat sesuatu. Bong Hee melihat pola mencuri pakaian dalamnya. Wan Seung tahu
kalau Pencuri itu pasti pembunuhnya, Bong Hee menyindir kalau memang bukan maka
mereka tetap harus menangkapnya.
“Tentu. Tangkap
pencuri pakaian dalam yang membuat kita merinding. Dan orang biasanya tidak
melaporkannya.” Kata bibi
“Kau benar.
Joo Yeon melaporkannya. Tapi ada detektif yang tidak menyelidiki kasusnya
dengan serius dan menyerahkan kasus ini ke orang lain. Detektif itu mengatakan
dia harus menyelesaikan kasus yang lebih besar.” Sindi Seol Ok pada Wan Seung.
“Negara
ini berantakan karena detektif semacam itu.” Teriak si bibi kesal. Wan Seung
hanya bisa tertunduk dan pura-pura sibuk.
Polisi
lain datang, Si bibi meminta polisi junior melihat peta karena sudah bertanya kepada setiap pelanggan yang datang
ke tokonya. Petugas Jang berjalan dengan kesal karena rekan kerjanya yang
sebelumnya ingin berpartroli tapi tak bisa melihatnya, bahkan membiarkan kantor
polisi kosong. Lalu matanya kaget melihat polisi muda sedang berkumpul dengan
Seol Ok dkk
“Aku
mendapat laporan dari sini.” Ucap Polisi muda menunjuk ke tempat saat menerima
laporan.
“Apa yang
kau lakukan di sini?” ucap Polisi Senior dan menyapa Wan Seung.
“Kopral
Jang pasti lebih tahu. Kau menghabiskan sebagian besar waktumu di sauna. Di
situlah kau mendapatkan semua rumor itu.” Ucap Bibi. Petugas Jang panik karena
selama ini beralasan kalau pergi patroli.
“Aku
pergi ke sana kadang-kadang saja untuk mandi.” Ucap Petugas Jang lalu bertanya
apa yang sedang mereka lakukan.
“Kami
mencoba menangkap pencuri pakaian dalam Jadi menandai semua laporan pencurian.”
Jelas Si Bibi
“Harusnya
lebih banyak dari ini.” Kata Petugas Jang lalu menunjuk ke bagian tempat yang
diketahuinya. Wan Seung dan Bong Hee melonggo tak percaya melihat tempat-tempat
pencurian.
Bibi tak
percaya kalau Kopral Jang tahu segala
sesuatu tentang kompleks ini. Saat itu seorang wanita menyapa semuanya, Seol Ok mengenal Yeon Hee. Yeon Hee pun
memberitahu Seol Ok kalau Ibu mertuany
sedang mencari.
“Ahjumma,
pulanglah. Ibu mertuamu sedang mencari.” Ucap Wan Seung. Seol Ok pikir tak
masalah untuknya karena ibu mertunya selalu mencarinya.
“Apa
pakaian dalammu pernah dicuri?” tanya si bibi. Yeon Hee mengaku tak pernah.
“Apa Kau
benar-benar tidak pernah kehilangan itu?” ucap Si Bibi heran. Yeon Hee mengelengkan
kepala kalau tak pernah kehilangan pakaian dalamnya.
“Keluargaku
juga tidak pernah kehilangan.” Kata Seol Ok. Wan Seung pikir itu artinya Pencurinya
tinggal di dekat situ.
Wan Seung
membayangkan seseorang yang mengambil pakaian dalam dari jemuran dan itu
terlihat adalah Jaksa Kim dengan kacamatanya. Ia pun langsung berpikir kalau
pelakukanya Kim Ho Cheol. Seol Ok mengumpat Wan Seung itu gila.
“Pencuri
itu bisa jadi pembunuhnya. Kau menyuruhku tidak berprasangka buruk.” Kata Seol
Ok kesal
“Tidakkah
seorang Jaksa bisa mencuri pakaian dalam? Jadi Dia bisa saja.” Ungkap Wan
Seung. Seol Ok makin kesal mendengar Wan Seung yang bisa menuduh suaminya.
Saat itu
ponsel Seol Ok berdering, telp dari ibu mertuanya. Seol Ok pun mengangkat
telpnya, Wan Seung menyuruh Seol Ok lebih baik pulang saja. Seol Ok mengaku
kalau sedang belanja di supermarket. Nyonya Park mengatakan sedang menuju
kesana, karena ingin membeli sesuatu yang manis.
“Aku akan
membelinya.” Ucap Seol Ok panik. Nyonya Park mengatakan kalau hampir sampai.
Seol Ok melihat Nyonya Park sedang berjalan diujung jalan.
“Kita
sedang menandai semua rumah. Kau harus pulang.” Ucap Wan Seung. Seol Ok
memberitahu ibunya kalau berada di supermarket yang lain lalu menutup telpnya
“Aku tahu
tempat yang bagus untuk mengadakan rapat.”kata Seol Ok. Wan Seung menolak
karena ingin tetap di depan minimarket. Seol Ok langsung mengambil peta dan
membawa kabur. Semua berteriak dan langsung mengejarnya.
Seol Ok
masuk lebih dulu ke restoran, Kyung Mi bingung melihat Seol Ok kejar-kejaran
dan masuk berurutan dengan yang lainya. Petugas Jang pun menyapa Kyung Min yang
Bisnisnya berjalan dengan lancar.
Sementara
Ketua Bae berjalan dengan Joon Oh mengeluh karena di minta datang. Joon Oh tahu kalau Wan Seung bilang ada rapat
rahasia. Ketua Bae kesal karena Wan Seung bahkan tidak menceritakan apa itu
padahal itu atasannnya jadi seharusnya yang datang padanya.
“Kau
Jangan seperti dia, Jangan pernah menyuruh atasanmu.” Pesan Ketua Bae. Joon Oh
mengangguk mengerti.
“Yah, aku
memang bukan Kapten lagi.” Ucap Ketua Bae sedih
“Kaulah
Kapten yang pertama dan terakhir bagiku.” Kata Joon Oh memujinya. Ketua Bae pun
merasa beruntung memiliki bawahan
seperti Joon Oh yang sangat menawan.
Kyung Mi
berdiri didepan counter, Si bibi yang bertubuh tambun barusa ja sampai dengan
nafas terengah-engah, lalu bertanya kemana semua orang. Kyung Mi menunjuk arah
kanan. Joon Oh pun masuk bersama dengan Ketua Bae dibelakangnya, belum saja
bertanya Kyung Mi sudah menunjuk arahnya.
“Mengapa
kita bertemu di tempat makan siang?” komentar Kepala Bae lalu masuk mengikuti
Joon Oh.
Diruang
bawah tanah, semua sudah berkumpul membahas peta-peta dengan rumah-rumah yang
hilang pakaian dalamnya. Kyung Mi pun seperti pasrah melihat temanya yang
mengunakan ruangan untuk rapat rahasia.
Inspe Woo
menjelaskan Tersangka memiliki preferensi tertentu dan bergerak dengan pola. Ia
memperlihatkan peta kalau Berdasarkan delapan tempat tinggal tersebut maka mereka
sudah menganalisis waktu dan frekuensi kejahatan.
“Mengikuti
kejahatan terakhir kali yang dilakukannya, Dia melakukan kejahatan ditempat
baru yang berdekatan dengan tempat kejadian awal ditandai di lingkaran berikut.”kata
Inspe Woo memperlihatkan bentuk bulat pada tiap kejadian
“ Berdasarkan
pola dan arah kejahatannya, Dengan margin
kesalahan yang minimum, Kami memprediksi
Tempat berikutnya adalah...” kata Inspe. Woo.
Seol Ok
membuat lingkaran yang sama pada peta, dengan senyuman merasa mereka sudah
berhasil membuat profil geografisnya. Wan Seung pikir Unit Khusus tidak tahu
banyak. Tuan Bae yakin karena mereka orang luar jadi tidak tahu tentang daerah ini.
“Kita
tahu lingkungan kita sendiri.” Kata Seol Ok. Si bibi menyetujuinya karena Tidak
ada yang lebih tahu dari dirinya.
Petugas
Jang juga sama kalau lebih tahu, Kyung Mi juga merasa dirinya cukup tahu.Bibi
setuju karena Semua orang di kompleks ini makan di restoranya. Seol Ok mulai
menatap peta yang sudah yang membentuk pola.
“Seperti
yang Detektif Ha katakan, Pencuri itu tidak mencuri apa pun di sekitar rumahku.
Dia mencuri dalam pola tertentu.” Ucap Seol Ok
“Apa Kau
harus memperhatikan suamimu?” sindir Wan Seung. Seol Ok terlihat kesal. Wan
Seung pun akhirnya berpura-pura kalau tidak bicara dengan Wan Seung.
“Waktu
terjadinya pencurian, Sebelum jam 8 pagi dan setelah jam 7 malam.” Kata Seol
Ok. Joon Oh pikir itu bisa jadi seperti itu.
“Lalu apa
sekarang waktunya?” kata Seol Ok. Wan Seung melihat Seol Ok itu sangat rajin.
“Dia
memakai topeng.” Kata Seol Ok Wan Seung pikir si pencuri yang tidak mencuri
apapun di sekeliling rumahnya.
“Tapi dia
juga tidak pergi terlalu jauh.” Pikir Seol Ok. Wan Seung melihat kalau itu seperti
rutinitas paginya.
“Punyaku
tidak pernah dicuri Tapi di sekitar kompleksku banyak yang dicuri.” Kata si
bibi
“Bahkan Ada
rumah di mana mereka dicuri puluhan kali.”tambah Petugas Jang
Seol Ok
pikir kalau celana dalam mereka dicuri, Wang Seung pikir maka akan terus hilang
lalu berpikir-pikir tentang rumah itu. Seol
Ok melihat kalau Semua rumahnya berada di gang dekat jalan besar. Lalu keduanya
menduga pelakukanya pasti mengunakan mobil.
Semua
terlihat binggung melihat keduanya. Sementara Wan Seung merasa bangga kalau
dengan Seol Ok itu cocok. Kyung Mi merasa Ada sesuatu yang mencurigakan tentang
keduanya. Ketua Bae juga merasa seperti itu.
Seorang
pria dengan masker menaiki sebuah apartement dan mengambil sesuatu. Ruang bawah
tanah, Si bibi mengaku tidak pernah mendengar apapun tentang mobil. Petugas
Jang juga melihat Sebagian besar area ini hanya parkir perumahan saja.
“Jadi jika
dia memarkir mobil, dia bisa saja bertengkar dengan seseorang.” Kata petugas
Jang. Petugas Junior pun pikir kalau ia juga pasti menghentikan perkelahian
itu.
“Sebagian
besar jalan ini memiliki CCTV.” Kata Joon Oh, Wan Seung pikir si pelaku tidak
akan mengekspos mobilnya dengan mudah begitu.
“Jika dia
memarkir mobilnya di suatu tempat...” ucap Seol Ok. Ketua Bae pikir Si pelaku mungkin
memiliki tempat yang ada tamannya.
“Tempat
dimana dia tidak akan bertengkar dengan siapapun. Rumah kosong? Penitipan anak? Panti jompo?”
kata Ketua Baek yakin
“Kau
benar. Tidak ada mobil di sana pada malam hari. Itu berarti dia punya tempat.” Kata
Wan Seung
Seol Ok
langung membuka spidolnya, Si bibi menunjuk rumah-rumah kosong yang baru saja
pindah. Semua pun menunjuk tempat-tempat yang mereka ketahui kalau itu rumah
kosong. Seol Ok akhirnya menunjuk tempat-tempatnya yang ada 5 titik.
Wang
Seung pikir merka akan menangkapnya jika bersembunyi di sana. Ketua Bae
mengajak mereka agar berpencar. Seol Ok
menunjuk ke sebuah tempat, Joon Oh melihat kalau Ini terlalu berbahaya jadi
akan ikut dengan Seol Ok. Semua langsung melirik curiga. Tapi akhirnya mereka
pun membagi tugas di lima titik.
Inspe Woo
keluar dari kantor polisi memberitahu kalau itu adalah mobil SUV hitam, dengan
plat nomor 53G4854, lalu membagi tugas Tim 1, cari di 45-2 Baebang 2-dong, Tim 2,
cari di 69-2 Baebang 3-dong dan Tim 3, cari di 665 Baebang 4-dong. Ia pun
membagi jadi tiga tim dan meminta mereka segera bergegas.
Seol Ok
bersama dengan Joon Oh lalu berpikir si pelaku tak datang tempat mereka
menunggu sekarang. Joon Oh mengeluarkan sebuah kotak dan memberikan pada Seol
Ok, Seol Ok binggung apa yang diberikan itu. Joon Oh meminta agar Seol Ok
melihat saja. Seol Ok melihat isinya kalung berbandul pluit.
“Mengapa
kau memberikan ini padaku?” tanya Seol Ok melihat kalung yang lucu.
“Karena
kau terlibat dengan kami, maka Aku pikir kau akan menemukan banyak bahaya. Tapi
itu bukan sesuatu yang aneh.Aku akan mengambil pistol gas atau pistol setrum
Tapi mereka sangat berbahaya Dan itu bisa membuatmu jika berada dalam bahaya.” Jelas
Joon Oh. Seol Ok pun melihat kalung yang cantik, lalu mengucapakan terimakasih
dan memakainya.
Wan Seung
menelp Joon Oh memberitahu agar cepat datang karen si pelaku sudah datang. Seol
Ok dan Joon Oh datang bertemu dengan Wan Seung. Seol Ok melihat kalau itu
memang tempat yang tepat untuk memarkirkan mobilnya. Wan Seung juga Tidak ada
lampu jalan atau CCTV Dan ada tempat parkir dengan rumah kosong dan mengajak
mereka bergegasnya.
Seorang
pria terlihat sedang melihat pakaian dalam hijau, Wan Seung langsung mendekat
mengunakan senter. Joon Oh langsung
memborgolnya dengan menangkapnya karena pencurian dan memiliki hak untuk
menyewa seorang pengacara. Si pelaku binggung tiba-tiba di tangkap polisi.
“Aku
bukan pencuri. Aku hanya membawa beberapa celana dalam.” Ucap Si pelaku. Wan
Seung langsung mengejeknya padanya tidak pernah mengatakan celana dalam.
Wan Seung
pun melihat ada celana dalam di saku jaket si pria. Seol Ok pikir pasti tidak
sedikit. Wan Seung membuka koper, Seol Ok kaget ada banyak tumpukan celana
dalam di dalam koper.
Seol Ok
menatap wajah pria. Wan Seung pun bertanya apakah Seol Ok mengenalinya. Seol Ok
mengangguk kalau itu adalah Tetangga sebelah rumahnya. Ia mengingat saat itu pernah
menyapa tetangganya, yang selalu pulang lebih awal.
“Aku tahu
dia tinggal di sekitar sana. Aku pikir kau tidak mencuri di daerah kompleksmu. Tapi
kurasa dia bukan pembunuhnya.” Ucap Seol Ok yakin. Wan Seung menyindir Seol Ok
yang memihak tetangga
“Kita
bahkan belum menyelidikinya. Bagaimana kau bisa tahu? Dia membawa semuanya dan
Kau punya benang dan pisau. Jadi Kau mungkin mengikat korban dengan ini. Apa
kau mengancamnya dengan ini? Itu sebabnya tidak ada yang mendengar dia menjerit
Dan kau membungkus wajah korban dengan lakban ini. Itu kau, 'kan? Kau membunuh
Ko Joo Yeon.” Kata Wan Seung yakin melihat isi mobil.
Si pria
menyangkalnya saat itu Inspe Woo datang, Wan Seung menegaskan kalau akan membawa dan menangkapnya terlebih
dahulu. Inspe Woo tak peduli menyuruh menangkap Wan Seung yang melanggar
aturan.
“Apa
sebuah kejahatan bagi seorang detektif untuk menangkap penjahat?” keluh Wan
Seung
“Akulah
yang memborgolnya.” Kata Joon Oh tak ingin Wan Seung ditangkap
“Yoo Seol
Ok , kau ditangkap karena mengungkapkan informasi rahasia.” Kata Inspe Woo.
Seol Ok binggung tiba-tiba ditangkap.
Dua
polisi berjalan sambil mengeluh dengan Wan Seung yang sudah menangkapnya di tempat itu
padahal memilih tempat itu sebelum Wan
Seung melakukannya. Polisi Junior juga merasa kalau sudah memilih tempat itu
duluan. Si bibi mengeluh melihat keduanya adu mulut dan binggung karena banyak
orang yang bergerombol.
“Kau
bilang Mengungkapkan informasi rahasia? Aku bahkan tidak berada di Unit Khusus.
Bagaimana aku bisa mengetahui informasi rahasia?” ucap Seol Ok. Wan Seung pun
baru mengetahui kalau Seol Ok itu sudah dipecat.
“Lalu
bagaimana kau tahu penjahatnya parkir di sini?” tanya Inspe Woo. Bibi datang
membeitahu kalau ia yang menebaknya.
“Kau
harus membawaku.” Ucap Si bibi. Polisi senior tak mau kalah akalu ia yang
menduga tempat itu.
“Inspektur
Woo.. Kau mungkin tahu bahwa ini bukan pembunuhan berantai dan dia bukan
pembunuh sebenarnya. Mengapa kau sampai sejauh ini?” kata Seol Ok
Tuan Bae
yang baru datang binggung melihat ada banyak orang yang berkumpul. Inspe. Woo
pun menyapa seniornya. Tuan Bae mengetahui Inspe Woo sebagai Kepala Unit Khusus.
Joon Oh menegaskan kalau Seol Ok yang
tidak mencuri rahasianya dan Tuan Bae bisa bersaksi atas itu. Tuan Bae
binggung, Joon Oh akhirnya memberitahu dengan berbisik.
“Akulah
yang menyebutkan lokasi ini. Tangkap aku sebagai gantinya.” Kata si bibi.
Polisi senior meminta si bibi diam saja. Seol Ok dan Inspe Woo saling menatap.
“Kau biasanya
sangat teliti dan tidak pernah membuat kesalahan.” Ucap Tuan Bae
“Kau tidak
berhak untuk menyelidikinya. Ini peringatan terakhirku. Jika kau mengganggu
penyelidikan kami lagi, maka kau harus membayarnya.” Kata Wan Seung
memperingatinya. Seol Ok ingin tahu alasan Wan Seung melakukan ini.
“Kalau
begitu beritahu kami apa yang sedang kau selidiki. Kami perlu tahu apa yang
harus dihindari. Kau menyimpan semua file dan tidak membagikannya. Apa kau mau
pamer?” ucap Wan Seung marah, Kepala Bae yang meminta anak buahnya agar menahan
amarahnya.
Inspektur
Woo menegaskan akan membawanya, Wan Seung menegaskan mereka juga perlu mengajukan pertanyaan
padanya. Inspe Woo menyuruh Wan Seung untuk Fokus saja pada promosi kantor
polisinya. Joon Oh menegaskan mereka yang menangkap penjahatnya terlebih
dahulu.
“Ini bukan
kasus seorang konselor SMA.” Kata Inspe Woo
“Ini juga
bukan untuk Unit Khusus. Karena... Dia bukan pembunuh.” Ucap Seol Ok.
Saat itu
seorang polisi masuk ke sebuah rumah kosong, Si pria mengaku dan bersumpah
kalau tidak pernah membunuh siapa pun dan hanya mencuri beberapa pakaian dalam untuk
bersenang-senang. Seol Ok memperlihatkan sebuah benang didalam mobil.
“Benang
plastik, Tidak ada tanda-tanda kalau ini sudah dipakai. Lalu Lakban di dalam
kotak itu juga berdebu. Tidak ada sidik jari di atasnya. Kemungkinan besar dia
tidak memakainya. Kau juga bisa tahu karena dia membeli lakban yang baru. Pria
ini... Bukan pembunuh Joo Yeon.” Kata Seol Ok yakin
Si bibi
pun bertanya apakah memang pria itu bukan pelakunya. Petugas Jang juga tak
tahu. Inspe Woo pun akhirnya melihat isi mobil,
Lakban, benang plastik, pisau dapur kecil menurutnya Bahkan jika pria itu
tidak melakukan pembunuhan.
“Itu
adalah bukti bahwa dia sedang berusaha. Dia menjadi bringas dan kejam. Pada
akhirnya, dia akan melakukan pemerkosaan dan pembunuhan.” Kata Inspektur Woo.
“Walaupun
demikian, Dia belum melakukan pembunuhan.” Ucap Seol Ok
Seorang
polisi membuka penutup mobil dan terlihat sebuah mobil polisi yang tersembunyi.
Si pria yang dituduh pelaku menyakinkan dengan yang dikatakan Seol Ok, ia
menjelaskan kalau hanya mencuri beberapa
celana dalam untuk bersenang-senang.
“Lalu
kenapa kau membeli semua ini?” tanya Inspe. Woo.
“Untuk
jaga-jaga jika aku membutuhkannya di rumah.” Kata si pria
“Kalau
begitu, itu seharusnya ditaruh di rumah. Semua yang ada di mobilmu, berhubungan
dengan kasus ini. Rumahmu dan mobil. Seorang pencari nafkah yang setia dan
pencuri pakaian dalam. Dua identitas yang tidak kita sadari.” Kata Inspe. Woo
“Tidak,
aku tidak pernah menyakiti siapapun.” Kata si pria menyakinkan.
“Pembunuhan
pertama memang tidak mudah. Tapi pada akhirnya, kau akan menjadi pembunuh
berantai. Kau akan menjadi monster. Itu tidak bisa dihentikan.” Ungkap Inspe
Woo.
Sementara
di rumah kosong, mobil polisi pun melaju meninggalkan rumah kosong.
“Jadi Mari
biarkan dia dan Kau bisa menangkapnya. Dia bukan pembunuh berantai yang kami
cari. Kami tidak punya waktu untuk penjahat kelas kecil.” Kata Inspe Woo
menyerahkan pada Wan Seung.
“Apa ada
beberapa kejahatan yang lebih penting dari ini?” ejek Wan Seung seperti
diremehkan.
“Bukankah
kau sudah tahu ini semua?”kata Seol Ok. Inspe Woo tak mengubrisnya memilih
untuk pergi.
Wan Seung
tak percaya melihat Inspe Woo seorang manusia menjadi menjijikkan begitu. Seol
Ok pun bertanya-tanya siapa sebenarnya yang membunuh Joo Yeon.
Si pria
yang mengunakan mobil polisi melihat seorang wanita duduk sendirian di pinggir
jalan, seperti ingin mencari mangsa. Tapi beberapa saat kemudian seorang pria
membawa si wanita mabuk.
Wan Seung
menyuruh Seol Ok agar segera pulang dan Jangan berbohong kepada ibu mertuanya serta harus kekantor besok pagi dan ia akan mendapatkan
kesaksiannya. Seol Ok menganguk mengerti. Si pelaku yang dibawa Joon Oh
memanggil Seol Ok.
“Tolong
jangan... Beritahu istriku... Aku mohon... Istriku tidak tahu aku melakukan
ini.” Kata Si Pelaku mohon. Seol Ok hanya menatapnya.
Pria
mengemudikan mobil polisi melihat wanita di seberang jalan yang tak mendapatkan
taksi. Seol Ok pulang berjalan kaki, lalu tak sengaja bertemu dengan Yeon Hee
istri dari si pria yang mengambil pakaian dalam. Yeon Hee melihat Seol Ok yang pulang terlambat.
Ia pun merasa aneh karena suaminya juga belum pulang sambil mengendong anaknya.
Seol Ok
seperti tak tega melihat wajah istri yang menunggu suaminya, Yeon Hee menceritakan suaminya yang tidak
mengangkat teleponnya dan tidak pernah seperti ini. Seol Ok tak ingin banyak
bicara memilih untuk pamit masuk ke dalam rumahnya.
Si polisi
gadungan mengentikan mobilnya didepan halte, si wanita yang menunggu bus pun
mendekat. Si polisi memberitahu Bus terakhir sudah berangkat. Si wanita
binggung karena Tidak ada taksi. Polisi memberitahu
kalau Tempat halte busnya cukup jauh sekitar 30 menit.
Ruang interogasi
Wan Seung
pikir mereka harus melupakan omong kosong profiling karen masih mencurigai si
pria dan merasakan bau yang diciumnya dan menyakinkan kalau pria itu punya
sesuatu. Si pria mengaku kalau Sebenarnya....
Wan Seung bisa tahu pria tidak hanya mencuri pakaian dalam dan ingin tahu apa
lagi selain itu.
“Aku
melihatnya... Malam itu.” Ucap si Pria. Wan Seung binggung malam apa yang
dimaksud apakah Malam pembunuhan itu.
“Aku
tidak bisa mengatakannya karena takut tertangkap
sedang mencuri.” Ucap si pria ketakutan. Wan Seung meminta agar Si pria
melanjutkan saja.
“Apa kau
melihat pembunuhnya?” tanya Wan Seung penasaran.
Si wanita
akhirnya menaiki mobil polisi mengucapkan
Terima kasih telah memberinya tumpangan. Si polisi merasa kalau melakukan
apa yang seharusnya dilakukan sebagia seorang polisi. Saat itu mobil melaju
dengan cepat, si waniat binggung kaalu itu halte busnya. Si polisi langsung
mengunci pintu dan terlihat senyuman dinginya. Si wanta tahu kalau diculik dan
berusaha untuk keluar dari mobil.
Bersambung
ke episode 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar