PS
: All images credit and content copyright : KBS
Dalam
ruang interogasi, Seol Ok terlihat bahagia melihat Inspektur Woo yang
menurutnya bernar-benar keren. Insp.Woo pun mulai mengaak mereka mulai membahas
kasus. Sementara di luar Kepala Park mengeluh dengan Insperktur Woo yang bahkan mengawasi akses masuk.
“Mengapa
mereka sangat tertutup?” ucap Kepala Park berusaha mendengar dari depan pintu.
Salah seorang anak buahnya memanggil,
“Apa
Detektif Ha dipindahkan ke Hubungan Masyarakat?” tanya Reporter Woo lalu
mengeluh tak akan mendapatkan berita lagi.
“Dia
perlu membuat masalah, jadi aku bisa menulis artikel.” Ucap repoter Woo. Kepala
Park pun langsung mendekat bertanya bagiamana bisa mengetahuinya.
“Apa ada
sesuatu yang terjadi?” tanya Repoter Woo makin penasaran ingin melihat ke dalam
ruangan Kepala Park kembali bertanya bagaimana Reporter Woo mengetahuinya.
Terlihat
selembaraan di papan “Pemberitahuan Pemindahan Anggota yang pertama [Bae Kwang
Tae, Divisi Keselamatan Jalan]. Ketua Bae sudah ada didepan bus untuk Pendidikan
Keselamatan di Jalan bagi Lanjut Usia,
didepanya sudah banyak para nenek dan kakek yang siap mendengarkan
penjelasanya.
“Ada tiga
aturan yang harus kalian ikuti saat menyeberang jalan. Berhenti, Lihatlah kedua
arah itu. Lalu jalan. Apa kalian mengerti?” ucap Ketua Bae, salah satu anggota
penjelasan Ketua Bae tidak menyenangkan.
“Polisi
yang datang terakhir kali menyanyikan sebuah lagu yaitu Lagu trot.” Kata salah
satu anggot. Ketua Bae menolak karena bukan
penyanyi yang bagus.
Tapi
akhirnya demi menyenangkan para nenek dan kakek, Ketua Bae menyanyikan lagi
trot. Mereka pun menari-nari dengan wajah bahagia. Daftar nama kedua [Lee Dong
Gi, Kantor Polisi Sinan, Provinsi Jeonbuk] tanpa terlihat wajahnya hanya ada
ombak yang terlihat di tepi pantai tempat Dong Gi berkejar.
Daftar
nama ketiga [Hong Joon Oh, Divisi Wanita Muda] Semua anak sekolah mengantri
panjang, terkesima dengan Joon Oh yang sangat tampan. Joon Oh pun mewawancari
seorang murid menanyakan tujuanya datang menemuianya.
“Sebenarnya,
aku lagi patah hati. Apa patah hati itu penyakit menular? Mengapa semua orang
patah hati?” ucap si pelajar. Joon Oh pun dengan senyuman melayani semua anak
yang mengajukan keluhan.
Sementara
[Ha Wan Seung, Divisi Humas] Beberapa petugas berbisik tentang Wan Seung yang
dikirim ke Divisi Humas, Mereka tahu Wan Seung sebagai Image dari Polisi
Seodong dan melihatnya berlatih menari di aula. Mereka tak percaya kalau Wan
Seung ikut menari.
Di
pinggir jalan, beberapa polisi menari dengan membawa papan yang bertuliskan
peringatan [Hentikan kekerasan dalam
rumah tangga!] [Kekerasan dalam rumah tangga adalah sebuah kejahatan.] [Katakan
tidak pada kekerasan dalam rumah tangga]
Wan Seung
duduk di samping kelelahan dengan kepala boneka polisi yang dilepaskanya.
Tiba-tiba anak-anak berlari mendekatinya meminta agar bermain bersama. Wan
Seung terlihat sangat kelelahan dengan pekerjaan barunya.
Insp. Woo
mulai memperlihatakn foto kobar Ko Joo Yeon. 23 tahun, seroang pedagang pakaian
di Pasar Seodongmun. Joo Yeon terlihat sedang membujuk pelanggan agar membeli
datangnya.
“3 Mei
adalah hari liburnya, Tapi dia menghadiri acara makan malam dengan rekan
kerjanya.” Ucap Insp Woo. Joo Yeon pun minum-minum bersama dengan
teman-temanya.
Joo Yeon
pun meminta temanya agar mengatur kencannya, akhirnya Joo Yeon pulang dengan
bus, dengan wajah tersenyum karena akan kencan untuk pertama kalinya.
“Setelah
makan malam, dia pulang ke rumah, sekitar jam 00.30 malam dengan menggunakan
bus. Kami memiliki rekaman CCTV. waktu dia turun dari bus di Baebang 4-dong.”
Ucap Insp. Woo. Joo Yeon turun dari bus dan akhirnya menghilang.
“Mayatnya
ditemukan besok paginyasekitar jam 9:30. Yang menemukan mayatnya adalah pemilik
apartemen, Park Kyung Mo.” Ucap Insp. Woo. Tuan Park melihat pintu rumah Jo
Yeon terbuka dan memanggilnya tapi dikagetkan dengan melihat Jo Yeon lalu
berlari keluar mencari pertolongan.
“Dia
berpakaian lengkap. Ada tanda pembelaan diri, Tapi bukan serangan seksual. Pergelangan
tangannya yang memar menunjukkan kalau dia diikat. Satu hal yang perlu
diperhatikan adalah Tubuhnya sudah dibersihkan. Seluruh wajahnya ditutup dengan
lakban searah jarum jam.” Jelas Insp. Woo
Seol Ok
yang melihat mayat Jo Yeon tertunduk sedih melihat korban adalah orang yang
dikenal sebelumnya. Insp Woo melihatnya lalu memutuskan akan istirahat dan
melanjutkannya 10 menit lagi.
Seol Ok
pun dipanggil Insp Woo keluar dari ruangan, Insp. Woo pun bertanya Apa Seol Ok
kenal dengan Ko Joo Yeon. Seol Ok mengangguk dengan wajah sedih. Inspe. Woo langsung menegaskan kalau Seol Ok tidak boleh menangani kasus ini. Seol Ok
langsung kaget mendengarnya.
“Jika kau
melibatkan emosional, Kau akan merusak semuanya.” Ucap Inspe Woo.
“Aku akan
bekerja lebih keras karena itu. Jadi Inspektur Woo, tolong biarkan aku tetap
menjadi bagian ini. Aku akan menangkap penjahat yang membunuh Joo Yeon.” Ucap
Seol Ok menyakinkan.
Sementara
Wan Seong dan Ketua Bae terlihat kelelahan berbaring di sofa dengan wajah
letih. Wan Seung pikir mereka itu harusnya menangkap penjahat dan bertanya
kapan bisa berhenti menari menggunakan kostum.
“Hei, apa
menurutmu... Aku suka menyanyikan lagu di panti jompo? Cobba kau Lihatlah Dong
Gi. Dia berada di pantai Sinan, Berpatroli di tanah garam.” Kata Ketua Bae
“Dong Gi
yang malang. Dia memiliki masalah dengan ususnya.” Ucap Wan Seung merasa
kasihan.
“Aku
tahu, tapi Untungnya dia bisa pergi kemanapun.” Kata Ketua Bae
Wan Seung
pikir Sebenarnya, pantai memang sesuai dengan Dong Gi tapi saat itu sudah
terdengar bunyi dengkuran dari Ketua Bae, sambil menatap Wajah ketua Bae yang sudah
penuh dengan keriput.
Di dalam
ruangan, Inspe. Wook memperlihatakn foto Lee Sung Hee, sebagai Korban
pembunuhan Baebang-dong Dan foto kasus pembunuhan di Pasar Seodongmun. Ia
menjelaskan Dari tahun 2008 sampai 2010 Ada lima kasus pembunuhan disekitar
kawasan Pasar Seodongmun.
“Apa
Kasus pembunuhan berantai? Apa dia mengatakan... Ini kasus pembunuhan menggunakan
lakban yang terkenal itu?” ucap Seol Ok dengan suara perlahan.
“Ini
dikenal sebagai kasus pembunuhan menggunakan lakban. Lebih tepatnya, ini adalah
kasus-kasus pembunuhan di Pasar Seodongmun.” Kata Inspe Woo. Seol Ok seperti
tak percaya mendengarnya.
Wan Seung
duduk diam menatap laptopnya, melihat foto pakaian yang ditumpuk dengan rapih.
Joon Oh datang meminta maaf datang terlambat karena banyak permintaan
konseling. Wan Seung yang melihat seragam Joon Oh mulai mengejeknya.
“Ini Seragam
untuk Divisi Wanita Muda.” Ucap Joon Oh. Wan Seung merasa Joon Oh itu lebih
beruntung daripada dirinya yang harus mengunakan kostum polisi. Ketiganya pun
mulai melakukan rapat.
“Aku masih
menganggap ini mencurigakan. Berapa banyak orang yang akan melipat pakaian
mereka dengan rapi?” ucap Wan Seung
“Bajunya
dilipat sama seperti di lemari.” Kata Joon Oh. Wan Seung merasa kalau Itu sangat berbeda.
“Itu sama
persis... Dia bekerja ditoko pakaian. Aku yakin dia pandai dalam melipat pakaian.”
Kata Ketua Bae
Tapi Wan
Seung merasa yakin kalau Ada yang mencurigakan Ketua Baek menyuruh Wan Seung
agar Berhenti mengatakan sesuatu yang mencurigakan, kalau mereka itu perlu
petunjuk untuk menyelidikinya, seperti Hasil autopsi atau semacamnya. Wan Seung
menegaskan kalau akan menanganinya.
“Bagaimana
aku bisa bicara dengan Ahjumma itu supaya memberikanku hasil otopsinya?” kata
Wan Seung saat itu anak buah lain masuk.
“Detektif
Han... Kau harus mengambil foto untuk poster kampanye.” Ucap anak buahnya. Wan
Seung mengangguk mengerti.
“Apa aku
satu-satunya pria tampan disini?” keluh Wan Seung. Ketua Baek pikir dirinya
yang akan mengantikanya. Wan Seung menolak ingin mengerjakanya sendiri.
Di
ruangan
Inspe Woo
menjelaskan kalau semua korban terlihat
memiliki kemiripan. Seol Ok pun bertanya apakah Boleh mengetahui penyebab kematian mereka. Inspe Woo
menjawab kalau Hasil otopsi bersifat rahasia.
“Lalu apa
mereka memiliki kesamaan dalam penyebab kematiannya?” tanya Seol Ok
“Seperti
yang aku katakan, itu rahasia. Seperti yang kau lihat... Semua tubuh mereka
sudah dibersihkan.” Kata Inspe Woo.
“Apa saja
yang dibersihkan? Apa mereka semua dibersihkan dengan cara yang sama?” tanya
Seol Ok
“Dan
wajah mereka semua dibungkus dengan lakban.” Kata Inspe Woo
“Cara
mereka dibungkus itu berbeda. Dalam kasus Nn. Ko, itu dari kiri ke kanan. Kau
bisa tahu dari cara ia memotong lakbannya. Pelakunya menggunakan tangan kanan.
Namun, korban lainnya... Dibungkus dari kanan ke kiri. Pelakunya itu kidal.
Perbedaan terbesarnya adalah... Bagaimana lakban itu bisa kusut. Lakban Nn. Ko
terlihat bagus. Namun, lakban di wajah korban lainnya sangat kusut.” Kata Seol
Ok
Inspe Woo
seperti tak mengerti dengan ucapan Seol Ok, Seol Ok menjelaskan kalau Penyebab
kematian mereka berbeda Jika melakban
wajah seseorang saat mereka masih hidup pasti akan kusut dan akan mati karena
lemas. Ia melihat Joo Yeon dilakban setelah meninggal, karena tidak mati karena
lemas. Inspe. Woo memperingatinya.
“Inspektur
Woo... Dengan segala hormat Kasus pembunuhan Baebang-dong, Bukan kasus
pembunuhan berantai.” Ucap Seol Ok
“Berhenti
ikut campur dan tolong pergi.” Tegas Inspe Woo
“Ini adalah
pembunuhan tak disengaja. Korban sangat sering kehilangan pakaian dalamnya. Beberapa
pakaian dalamnya juga hilang pada hari itu. Kita harus menangkap pencuri
pakaian dalam itu terlebih dahulu.” Ucap Seol Ok tak peduli dengan ucapan
atasanya.
“Aku
secara khusus memintamu untuk pergi.” Teriak Inspe Woo marah
“Mengapa
kau menyembunyikan hasil otopsinya? Mengapa semua rapatmu harus dirahasiakan?
Mungkinkah... Karena kau sudah tahu ini bukan... ini Kasus pembunuhan berantai?”
kata Seol Ok ingin tahu yang sejelas-jelasnya. Inspe Woo hanya menatap Seol Ok
dengan tatapan sinis.
Seol Ok
akhirnya ada diluar ruangan meminta agar bisa masuk ke dalam ruangan pada
petugas yang berjaga di depan pintu. Ia
pikir Kasus ini tidak akan selesai Jika Inspe Woo terus berpikir kalau ini
pembunuhan berantai dan akan berakhir sebagai kasus yang tidak terpecahkan.
Petugas meminta Seol Ok agar bisa pergi.
“Yoo Seol
Ok.. Kau tidak perlu datang lagi.” Ucap Inspe Woo akhirnya kelua dari ruangan.
Seol Ok ingin tahu alasanya.
“Apa
karena aku mengatakan kebenarannya?” ucap Seol Ok. Inspe Woo mengejek Seol Ok
yang merasa kalau itu Kebenaran.
“Yoo Seol
Ok , apa kau punya hak untuk mengatakan itu? Aku berharap banyak padamu, Karena
kau rekomendasi dari Ketua. Tapi aku kecewa.” Ucap Inspe Woo
“Ini yang
kau mau. Iniah yang bisa kau lakukan untuk membuat Kasus pembunuhan
Baebang-dong menjadi pembunuhan berantai. Kau mendapat ruangan terbesar di
Kantor Polisi Seodong. Kau memiliki semua para ahli, Anggaran yang besar, dan tenaga
kerja yang kau butuhkan. Pasti ini mimpi bagi polisi manapun.” Kata Seol Ok
sinis
“Apa itu
yang kau pikirkan?” kata Inspe Woo. Seol Ok pikir memang seperti itu.
“Kau harus
menangkap pelakunya sendiri. Aku tidak bisa menghentikanmu melakukan itu.” Kata
Inspe Woo lalu kembali masuk ruangan. Seol Ok menegaskan kalau akan menangkap
penjahat itu.
Saat itu
Wan Seung melihat dilorong menemukan Seol Ok lalu berteriak memanggil Pengkhianat.
Seol Ok mengeluh dengan bisa mengetahui suara Wan Seung dan datang disaat
seperti ini. Wan Seung mengejar Seol Ok menuruni tanga memanggil namanya.
“Panggil
saja aku Ahjumma.” Kata Seol Ok lalu menegaskan lebih baik jangan memanggilnya
lagi.
“Bagaimana
kau bisa pelit begini? Beri aku hasil autopsi-nya.” Ucap Wan Seung
“Segala
sesuatu dari Unit Khusus bersifat rahasia.” Tegas Seol Ok. Wang Seung merasa
Seol Ok sedang membual sekarang dan memohon. Seol Ok tak peduli memilih untuk
pergi meninggalkanya.
Para
remaja kembali mengantri sambil memuji Joon Oh yang sangat tampan dan imut.
Salah satu pelajar menceritakan tidak bisa tidur nyenyak Dan juga tidak bisa
makan. Joon Oh pikir itu karena nilainya yang buruk. Si pelajar mengaku kalau itu sudah lama tidak
memikirkannya.
“Aku pikir
ini adalah penyakit hati Lalu aku akan menemukan seorang terapis untukmu.” Cerita
Si anak
“Antriannya
terlalu panjang, jadi Berikutnya.” Kata Joon Oh seperti mencari-cari kesempatan
“Apa
Sudah selesai? Aku sangat membutuhkan konseling ini.” Keluh si anak. Joon Oh
hanya bisa meminta maaf.
Sementara
di luar ruangan, Petugas Jang bertanya pada anak remaja lainya jam berapa
hilangnya. Si wanita hanya diam saja, Petugas Jang pikir si anak itu perlu menangkap pencuri tempat duduk sepeda
ini.
“Bisakah
kau menangkap pencuri yang mencuri hatiku? Coba Lihat wanita itu. Dia
berakting.” Ucap Si wanita melihat Joon Oh digoda oleh wanita lainya.
“Hei,
kapan tempat duduk sepedamu hilang?” tanya Petugas Jang ingin membantu
menemukanya.
“ Itu
bukan masalah sekarang. Luar biasa.” Ungkap Si wanita terkesima dengan Joon Oh
Petugas
Jang melihat ke dalam dan kaget melihat Joon Oh ada di dalam ruangan padahal
berpikir akan ke Divisi Intelijen.
Kyung Mi
menyusun kotak makan sambil mengeluh Seol Ok yang tidak pernah datang karena sibuk. Seol Ok
minta maaf. Kyung Mi bertana Apa menyenangkan bekerja sama dengan Inspektur
Woo. Seol Ok mengaku belajar banyak darinya.
“Tapi aku
tidak begitu yakin dengan Inspektur Woo.” Ucap Seol Ok menatap iklan Inspe Woo.
Wan Seung
berjalan mengetahui Seol Ok lagi tapi pasti pasti ada di rumah atau ditempat
makan siang, menurutnya tak ada tempatnya untuk pergi. Saat itu melihat Do Jang
bertanya-tanya kenapa berdiri di dekat situ, Do Jang melihat Wan Seung langsung
mengumpat kesal dan buru-buru masuk mobil.
Wan Seung berusaha mengejar tapi Do Jang sudah pergi jauh dengan
mobilnya.
Do Jang
menerima telp dari Tuan Kim, mengeluh
khawatir karena tidak meneleponnya. Tuan Kim bertanya keberadaan Do Jang
sekarang. Seo Jang yang sedang ada di
dalam mobil mengaku sedang makan. Tuan Kim menyindir kalau dirinya itu bertanya
karena tak mengetahuinya.
“Ada
wanita yang aku khawatirkan. Semuanya akan jadi rumit jika kau bermain-main
dengannya. Kau tahu itu.” Ucap Do Jang
“Kau
tidak boleh terlibat dengan Wan Seung. Jangan pergi di dekat Kantor Polisi
Seodong. Aku akan menyiapkan kapal untukmu.” Ucap Tuan Kim
“Apa kau
menyuruhku untuk meninggalkan semuanya dan lari?” kata Do Jang terlihat kesal
“Kapal itu
adalah kesempatan terakhirmu.” Tegas Tuan Kim
Salah
seorang masuk ke sebuah kamar lalu meminta anak buahnya agar mencarinya. Lalu
Si Bos menerima telp dengan bahasa jepang meminta maaf kalau Mereka semua sudah
pergi. Lau Wan Seung masuk ruangan yang sama dengan keadaan sudah di obrak
abrik, tak percaya kalau targetnya semua
sudah pergi.
Akhirnya
Wan Seung bertemu dengan ketua Bae. Ketua Bae pikir itu adalah narkoba yang mereka
cari, tapi ternyata Triad dan Yakuza, semuanya mengejarnya,dan Agen perjalanan
Jang Do Jang disebut Global. “Apa kau tahu kemana dia pergi?” tanya Wan Seung.
Ketua Bae sudah bertanya pada semua informannya tapi Tidak ada yang tahu.
“Si Brengsek
itu seharusnya tetap tinggal di penjara.” Keluh Ketua Bae, Joon Oh datang
meminta maaf datang terlambat karena Lalu lintasnya sangat macet.
“Apa ini
makan malam tim?”ucap Joon Oh menerima minuman. Wan Seung mengeluh
mendengarnya.
“Kita
memang bubar, tapi kita masih tim.” Kata Ketua Bae, Joon Oh pun bertanya kenapa
tim mereka dibubarkan.
“Aku juga
tidak tahu. Ini membuatku frustrasi.” Kaya Tuan Baek. Wan Seung dengan sinis
memberitahu kalau itu terjadi setelah Joon Oh bergabung dengan tim.
Wan Seung
terdiam mengingat saat Tuan Ha datang ke kantor, Ketua Jang mereka harus
bergerak cepat sekarang karena Tuan Ha sangat tertarik, seperti tahu kalau itu
pasti pengaruh dari Tuan Ha. Joon Oh mengeluarkan obat kalau itu mencegah
mabuk.
“Tidakkah
kau peduli dengan hatiku juga?” sindir Wan Seung. Joon Oh pun memberikan juga
pada Wan Seung.
Kepala
Park Sung Man duduk diam dalam ruangan. Kepala Jang masuk sambil berteriak Kepala Park memberitahu kalau Ini adalah urusan
Badan Kepolisian Nasional tapi kenapa bawahannya terus mengurusi itu dan
membuat masalah.
“Aku
minta maaf. Aku akan memperingatkan mereka. Aku sudah memberikan mereka
pekerjaan khusus.” Ucap Kepala Park
“Mengapa
mereka masih berusaha menangkap penjahatnya? Mereka harusnya memfokuskan semua
usaha guna mempromosikan kantor ini!” keluh Kepala Jang. Kepala Park pun
meminta maaf.
Joon Oh
pergi ke ruangan Unit Khusus lalu berusaha untuk mengetahui yang terjadi
didalam tapi tidak bisa mendengar apapun.Sementara Wan Seung bertemu dengan
bagian forensik bertanya Apa mereka tidak memiliki hasil otopsi-nya.
“Aku juga
ingin sekali memperlihatkannya padamu. Tapi Bagaimana mereka bisa melarang kita
untuk bekerja? Mereka mengambil semua laporan dan tidak mau berbagi.” Ucap
Petugas juga kesal
“Bisakah
aku tahu apa saja yang kau dapatkan di TKP?” kata Wan Seung. Petugas pun
memberikan amplop berisi sebuah berkas.
Ketua
Baek bertemu dengan kepala Park, seperti ingin merayunya. Kepala Park melihat
anak buahnya mengeluh karena tingkahnya itu sangat menakutkan. Ketua Baek
bertanya apakah tidak memiliki apapun. Ketua Park pun mengatakan tidak punya
apa-apa.
“Aku bahkan
tidak diberi pengarahan oleh atasanku. Aku berkata benar.” Kata Ketua Park
menyakinkan.
“Begini...
Kapten Bae. Bisakah kau meninggalkan kasus ini?” ucap Kepala Park. Kepala Bae
mengeluh kalau dirinya itu seorang
detektif.
“Begitu
aku memiliki sebuah kasus... Aku tidak akan pernah menyerah. Kau tahu itu.”
Ucap Kepala Bae. Kepala Park bisa tahu tapi akhirnya tak bisa berkata-kata.
Wan Seung
dengan wajah penuh amarah memberitahu si bawahanya kalau pernah duduk di
ruangan tapi sekarang tidak bisa masuk ruang konferensi lalu bertanya apakah
itu perintah bos besar. Si anak buah meminta
maaf.
“Aku
seharusnya tidak menangkap pembunuh. Kau seharusnya tidak boleh seperti ini,
kau tahu itu?” kata Wan Seung kesal lalu segera pergi besama dengan Joon Oh.
Seol Ok
berbelanja di minimarket, Bibi bertanya apakah Apa Seol Ok terlibat dalam kasus
itu. Seol Ok menegaskan kalau mereka
akan mengakhiri dan menangkap pembunuhnya. Si Bibi mengaku pernah
melihat gadis itu beberapa kali.
“Dia
tersenyum saat membeli pop mie beberapa hari yang lalu. Aku masih tidak percaya
dia sudah mati. Jadi Tangkap pembunuhnya.” Kata Si bibi. Seol Ok mengangguk
mengerti.
“Ada yang
bilang pencuri pakaian dalam yang melakukannya.” Ucap si bibi. Seol Ok kaget
darimana mendengar hal itu.
“Tidak
ada yang tidak aku ketahui. Apa menurutmu dia yang melakukannya?” kata Si Bibi
penasaran.
Saat itu
di lorong terlihat Wan Seung datang dan memanggilnya, Seol Ok terlihat kesal tapi akhirnya bertanya
apa yang dinginkan sekarang. Wan Seung menegaskan punya tawaran yang tidak
bisa tolak. Seol Ok langsung menolaknya
seperti tak peduli.
“File kasus
Shinim-dong ada di dalamnya.” Kata Wan Seung
“Bagaimana
bisa kau melakukan ini? Kau bilang akan mengurusnya untukku.”keluh Seol Ok
“Kau
bilang tidak akan masuk urusan polisi.” Ucap Wan Seung sambil makan jeli
kacang.
Di depan Supermarket
Masa Kini
Wan Seung
bertanya dimana mereka akan bertemu apakah di
Restoran atau Kafe jadi menurutnya mereka harus membuat kesepakatan,
yaitu Seol Ok yang akan dapat filenya dan Ia akan dapat laporan autopsinya.
“Bagaimana
jika seseorang melihat kita? Mari kita bertemu di sini.” Kata Seol Ok. Wan
Seung pun setuju.
“Tapi Siapa
yang peduli jika ada yang lihat?” keluh Wan Seung heran.
[Kantor Polisi Shinim]
Wan Seung
bertemu dengan rekan kerjanya dengan membawakan secangkir kopi, menyapa temanya
yang tampak sehat. Ia lalu bertanya apakah temanya itu tidak memiliki kasus,
karena terlihat bosan. Teman Wan Seung merasa tidak ingin menyusahkan dirinya
Dan pergi ke unit seperti Wan Seung.
“Aku akan
kembali ke kantor lamaku. Walaupun ada beberapa perubahan.” Kata Wan Seung
yakin. Temanya pun sedikit mengejek.
“Ah
benar, kasus Shinim-dong yang aku tanyakan.” Kata Wan Seung, temanya mengatakan
kalau itu kasus lama jadi
“Filenya
sangat sulit didapat.Ini seperti disembunyikan. Apa kau tahu sesuatu?” tanya
Wan Seung
“Filenya
sudah hilang. Aku tidak bisa menemukannya. Itu kasus lama Dan kami menyimpulkan
itu adalah pasangan bunuh diri. Tidak ada yang peduli. Kau jarang meminta
bantuan. Tapi Maaf aku tidak bisa membantu.” Kata Temanya merasa bersalah. Wan
Seung pikir tak perlu seperti itu lalu mengajak mereka minum nanti.
“Jika kau
menemukan file-nya, hubungi aku.” Kata Wan Seung, temanya pun mengangguk
setuju. Wan Seung pun akhirnya pergi meninggalkan kantor.
Si pria
melihat berkas Kasus Taksi Shinim-dong dengan foto di dalamnya, lalu berkata kalau berharap tidak
bertemu dengan Seol Ok lagi, tapi akhirnya kembali dan sangat tangguh juga.
Akhirnya
Detektif Ko menelp Tuan Kim, telihat poster pemilihan presiden Jung Min Ki. Tuan
Kim yang mendengarnya sedikit kaget mengetahui Kasus Shinim-dong lalu
menurutnyaharus melakukan sesuatu sebelum ini menyebar.
Seol Ok
berjalan mengendap-ngendap, saat itu Inspektur Woo melihatnya langsung menegur
Seol Ok berada di lantai unit khusus dan Kantor Pengawas, padahal Pusat Pelayanan
Publik ada di lantai bawah sementar ini
“Aku
ingin ke kamar kecil. Lantai dibawah sudah penuh, banyak yang antre dan tidak
pernah ada tisu toilet. Yang di lantai ini selalu kosong dan selalu ada tisunya.” Ucap Seol Ok. Inspek. Woo
merasa Seol Ok itu hanya omong kosong dan langsung pergi. Seol Ok hanya bisa
menghela nafas mendengarnya.
Wan Seung
membawa berkas lalu berpikir akan Seol Ok akan memberikannya, tapi menurutnya akan mengambil
hasil otopsi-nya dan lari. Keduanya pun
duduk bersama, Seol Ok menatap berkas ditangan Wan Seung akan langsung kabur
setelah mendapatkanya.
Seol Ok
akhirnya memberikan berkas lebih dulu dan Wan Seung pun juga memberikanya. Seol
Ok langsung mendorong meja dengan kaki dan membuat Wan Seung jatuh terjungkal.
Seol Ok tersenyum membayangkanya.
Wan Seung
yang melihat Seol Ok tersenyum bahagia, berpikir itu karena cuacanya. Seol Ok meminta Wan Seung
memberikan berkasnya lebih dulu., Wan Seung menolak meminta Seol Ok yang
memberikanya lebih dulu.
“Bagaimana
aku bisa mempercayaimu?” ucap Seol Ok. Wan Seung juga berkata yang sama kalau
tak mungkin bisa mempercayai Seol Ok.
“Baik.
Kalau begitu... Kita akan menukarkannya pada saat bersamaan.” Kata Seol Ok. Wan
Seung setuju.
Mereka pun
mulai dengan hitungan sampai ketiga, tapi Seol Ok ingin mengambil berkas dari
Wan Seung tanpa memberikan berkas miliknya. Wan Seung mengejek kalau sudah tahu
pasti Seol Ok seperti itu akhirnya memperingati Seol Ok agar jangan berbohong
kali ini. Seol Ok berjanji.
Mereka
akhirnya bertukar berkas dan sedikit berlari langsung melihat isinya. Wan Seung
melihat isinya langsung berteriak marah pada Seol Ok. Saat itu bibi datang
membentangkan Peta Baebang-dong. Seol Ok bertanya kenapa si bibi membawa itu.
“Aku
menggunakan peta ini untuk pesan antar. Jadi Lihatlah.” Ucap Si bibi. Wan Seung
mengeluh merasa tak ada gunanya berpikir si bibi itu memilki jasa pesan antar.
Seol Ok juga terlihat tak mengerti.
“Orang
yang mencuri pakaian dalam mereka. Pencuri itu pembunuhnya, 'kan? Jadi aku
tanyakan kepada semua pelangganku. Itu bukan sekali.” Kata Bibi menunjuk di
peta yang dibawanya.
Bersambung ke Part 2
Ep 10 nya dmn unnie?
BalasHapusTlg djwb??? 🤔
BalasHapus