Bong Hee
melihat Ji Wook yang tertidur pulas dalam hatinya bergumam kalau terkadang tidak kelihatan menderita insomnia. Ji Wook
yang sudah tertidur pulas terbangun dan melihat Bong Hee yang tertidur di
depanya.
“Inilah definisi
dari kata "permulaan". Langkah pertama dari perilaku dan perkara. Atau
langkah pertama dari emosi.” Gumam Ji Wook
Saat itu
kepala Bong Hee sampai terjatuh dan Ji Wook langsung menopang tanganya agar
Bong Hee tak terjatuh.
[Episode 11 - Permulaan yang Belum Dimulai]
Ji Wook berusaha
agar membuat kepala Bong Hee tak terjatuh, tapi Bong Hee tiba-tiba membuka mata
saat tangan Ji Wook sedang memegang pipinya. Ji Wook buru-buru melepaskan
tangan dan terlihat gugup menjelaskanya.
“Jangan
salah paham.” Kata Ji Wook. Bong Hee bertanya kenapa dan tak tahu apa maksud
kata 'jangan' tadi. Ji Wook makin kesal dengan pertanyaan Bong Hee.
“Aku tak
tahu apa yang kau pinta untuk tidak kulakukan.” Kata Bong Hee binggung.
“Aku
hanya menyuruhmu untuk tidak salah paham karena ini bukan apa-apa. Jika kau
menanyakan itu, aku tak tahu cara meresponnya.” Kata Ji Wook kesal
“Menggodamu
asik sekali.” Goda Bong Hee melihat Ji Wook salah tingkah.
Ji Wook
berdiri dari tempat duduknya dengan kesal meraasa kalau sudah terlalu baik kepadanya. Bong Hee pikir
tak juga. Ji Wook merasa Bong Hee kalau berpikir dirinya gampang. Bong Hee
mengaku kalau dirinya itu nyaman dengan
Ji Wook.
“Aku
CEO-nya dan kau itu tidak lebih dari pegawaiku saja.”tegas Ji Wook
“Aku lupa
sebentar kalau kau menginjak orang dengan statusmu.” Balas Bong Hee Ji Wook
“Biarkan
aku menyegarkan ingatanmu... pada saat kau masih jadi trainee Aku akan
berlakukan sekarang.” Tegas Ji Wook. Bong Hee pun berjanji kalau akan bersikap
baik.
“Kau
bersikap kurang baik” balas Ji Wook. Bong Hee akhirnya meminta maaf karena
melewati batas dan bersikap berlebihan.
“Apa Kau
mabuk? kenapa kau berlebihan?” ucap Ji Wook heran
“Aku tak
mabuk. Aku merasa berlebihan karena suasana hatiku baik. Aku belum
berterimakasih dengan baik. Terima kasih..” Ungkap Bong Hee sambil gumam dalam
hati.
“Kau selalu
menyelamatkanku saat aku di ambang kematian” gumam Bong Hee.
Ji Wook
meminta agar membalasnya dengan kerja keras. Bong Hee berjanji akan lakukan
yang terbaik. Ji Wook pun memastikan agar Bong Hee bisa melakukan yang terbaik
lalu berjalan pergi ke kamarnya.
“Pastikan
kau mengunci pintumu. Aku mungkin tidak
sengaja masuk.” Goda Bong Hee. Ji Wook menatap dingin. Bong Hee pun mengaku
kalau ia hanya bercanda dan bersikap berlebihan. Ji Wook mengumpat kesal dengan sikap Bong Hee
yang terus bersikap berlebihan.
Bong Hee
masuk kamar lalu menuliskan dalam buku agendanya [Selamat karena telah dipekerjakan dan
menjadi jaminan.] wajahnya pun tersenyum bahagia.
Ji Wook
masuk ruangan mengatakan kalau ini adalah rapat pertama mereka sambil bergumam
kalau Permulaannya selalu menegangkan. Bong Hee, Tuan Bang, Tuan Byun dan Eun
Hyuk sudah berada didalam ruangan. Tuan Byun mengeluh Ji Wook yang tak mau memecat Bong Hee. Bong Hee langsung
menatap sinis pada Tuan Byun.
“Kenapa
kau menatapku? Nona Kurang Bukti.” Keluh Ketua Byun. Bong Hee pun hanya bisa
tertunduk dia,
“Kita
merasa sengit dari awal, kan?” ucap Eun Hyuk tertawa bahagia.
“ Haruskah
aku beritahu kau tentang rekrutmen? Kita butuh sekretaris, juru tulis...” kata
Tuan Bang.
“Kita
punya sekretaris, Nona Kurang Bukti.” Kata Tuan Byun menunjuk Bong Hee. Bong Hee menegaskan kalau ia sebagai
pengacara dengan lisensi.”
“Kau
harus lakukan keduanya. Jika tidak suka ini, bayarlah untuk posisimu. Memang
siapa yang mau bayar posisi dalam kerja? Kau harus lakukan itu karena kau akan
membawakan efek negatif terhadap firma ini.” Ucap Tuan Byun
“Aku akan
membuat laba, Ketua Byun.” Kata Eun Hyuk bangga. Tuan Byun pun memuji kalau
hanya Eun Hyuk satu-satunya harapan mereka.
“Karena
itulah kau harus membuatku jadi partner bernama. Daripada "Firma Hukum No
Ji Wook", lebih baik "Firma Hukum Ji and No".” Kata Eun Hyuk. Ji
Wook melirik sinis
“Apa mau
"No and Ji" saja?” kata Eun Hyuk. Tuan Byun pikir kalau Harusnya
"Byun and No".
“Ketua
Byun, namanya harus "No, Ji, and Byun".”kata Eun Hyuk. Bong Hee pikir
mereka juga harus memasukan namanya.
“Namanya
jadi "No, Ji, Byun, Eun, and Bang". Aku menambahkan akhir namaku
juga.” Kata Tuan Bang tak mau kalah.
Eun Hyuk
akhirnya mengajak mereka agar membahas agenda selanjutnya. Tuan Byun memotong
dengan melihat dua wajah Eun Hyuk dan Ji Wook yang babak belur berpikir kalau
keduanya baru saja berkelahi. Eun Hyuk mengaku kalau memberi pelajaran kepada 20
atau 30 anak SMA.
“Sama
juga denganku, aku memenangkan perkelahian melawan 37 orang dengan tanganku
sendiri.” Kata Tuan Byun bangga. Bong Hee tertawa mengejek
“Apa Kau
barusan menertawakanku? Itu malam dengan hujan.Ada 37 preman di lingkunganku.”
Cerita Tuan Byun bangga
“Permulaannya...
sedikit terlalu ceroboh. Tapi ini... lebih dari ceroboh.” Gumam Ji Wook seperti
berusaha menahan amarah.
“Ini
adalah kesia-siaan! Bekerjalah!” teriak Ji Wook kesal karena tak ada yang
serius dalam rapat pertamanya lalu keluar dari ruangan.
Ji Wook
minum di dapur, Tuan Byun mendekat dan bertanya apa hubungan dengan Bong Hee.
Ji Wook binggung apa maksud pertanyaan. Tuan Byun mengaku kaalu sudah cmelihat
semuanya tadi.
Flash back
Tuan Byun
berbaring di lantai mengeluh Ji Wook yang tak mendengar ancamanya, agar
memPekerjakan Eun Hyuk. Ji Wook tak peduli dan pergi begitu saja. Saat itu Bong
Hee keluar dari kamarnya dan kaget melihat dua pria tua sudah ada diruang
kerja. Tuan Bang binggung kenapa Bong hee keluar dari kamar bawah.
“Apa Kau
tinggal serumah dengannya?” kata Tuan Byun heran.
“Dia
tidak punya tujuan untuk pergi, jadi aku biarkan dia tinggal di sini.” Jelas Ji
Wook. Tuan Byun merasa tak masalah dengan hal itu.
“Kau bisa
jujur denganku. Apa Benar tidak ada apa-apa di antara kalian?” kata Tuan Byun
seperti tak yakin. Ji Wook membenarkan.
Bong Hee
baru saja kembali, Eun Hyuk tiba-tiba memanggilnya dan bertanya darimana saja.
Bong Hee mengakan kalau sedang menjalankan tugas kecil dari Kepala Bang dan
juga harus mendapatkan sesuatu lalu pamit pergi.
“Hei... Kau
tahu apa yang terjadi antara aku dengan Ji Wook, kan?” kata Eun Hyuk membuat
Bong Hee terdiam mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Bong Hee
bertanya Siapa yang harus dicela. Ji Wook mengatakan kalau itu adalah temanya
yaitu Teman yang bersama Yoo Jung dimalam
itu dan itu yang dimaksud adalah Eun Hyuk yang berada dalam kamar Yoo Jung
sedang memakai kemejanya.
Bong Hee
merasa kalau Eun Hyuk itu sungguh pintar dan cermat. Eun Hyuk mengaku kalau Itulah
kekuatan juga kelemahannya, yaitu
Orang-orang tidak suka kalau dirinya pintar dan cermat. Keduanya pun
duduk dibangku taman bersama.
“Ji Wook
memanggilku untuk berterima kasih kepadaku. Dia mau aku melindungi kasusmu.”
Cerita Eun Hyuk
“
Kurasa... Aku menjadi tersangka pembunuhan demi menyelamatkan kalian... kembali
berhubungan.” Pikir Bong Hee.
“Benar.
Aku sungguh tidak bisa cukup berterima kasih kepadamu.” Kata Eun Hyuk dengan
tawa candanya.
“Aku tahu
kau benci padaku.., tapi jangan terlalu benci.” Ucap Eun Hyuk
“ Itu
bahkan bukan urusan cintaku. Aku tak punya hak untuk membencimu. Tapi Aku
sungguh tidak suka bajingan dan jalang... Aku sungguh tidak suka orang yang selingkuh.
Tapi kenapa kau selalu bercanda dan tertawa?” komenta Bong Hee heran
Eun Hyuk
mengaku kala ia tidak bercanda maka tak
mungkin bisa menemui Ji Wook dan ia tidak
tahu cara lainnya. Bong Hee mengaku kalau ia memang ditakdirkan jadi pengacara
dan sungguh tidak bisa menggambarkan dirinya sebagai jaksa maupun hakim.
“Daripada
menuduh dan menghakimi orang dengan tindak kriminal mereka.., maka aku tipe orang
yang memohonkan belas kasih. Aku lebih cocok jadi pengacara.” Komentar Bong
Hee.
“Ini
karena kau berhati baik.” Kata Eun Hyuk memuji.
“Teman
kuliahku akan tertawa jika dengar apa yang kau katakan tadi. Aku pembunuh dan orang
yang membunuh orang lain.” Ungkap Bong Hee dengan tawanya.
Ji Wook
sedang menikmati kopi di balkon atas melihat keduanya yang sedang mengobrol
sambil tertawa. Eun Hyuk membahas Bong Hee yang berani menendang si pria mesum
yang menganggunya. Saat itu Tuan Bang ikut melihat disamping Ji Wook.
“Mereka
terlihat dekat.” Ungkap Tuan Bang. Ji Wook dengan sinis berkomentar kalau Tidak
mungkin.
“Apa Kau
cemburu?” ejek Tuan Bang, Ji Wook mengelak kalau yang dikatakan itu tidak masuk
akal.
“Jika Bong
Hee masih waras.., maka dia takkan pernah berteman dengan brengsek seperti Eun
Hyuk. Ada apa dengan semua orang hari ini?” keluh Ji Wook. Tuan Bang hanya bisa
tertawa. Ji Wook kesal melihat Tuan Bang tertawa mengejek.
Beberapa
saat kemudian, Ji Wook sengaja menyiram air ke tanam yang membuat keduanya
panik karena basah semuanya. Bong Hee ingin pergi lebih dulu karena membawa
barang-barang yang baru dibelinya. Eun Hyuk pun menjerit agar Ji Wook
menghentikanya. Ji Wook tak memperdulikanya kalau terus menyiramnya.
Nyonya
Park sudah menyelesaikan pelatihannya. Pegawai
lain memberitahu kalau bos mereka datang. Nyonya Park pun bersiap-siap dan
membungkuk memberikan salam serta mengucapkan Terima kasih karena Tak ada yang
mau mempekerjakanny pada usia senja. Tapi saat melihat wajah Nyonya Hong,
umpatan dari mulutnya pun keluar.
“Senang
bertemu Anda.” Ucap Nyonya Park mengubah ucapanya lebih dulu.
“Kau
bilang "Sial. Senang bertemu Anda?"” ejek Nyonya Hong sebagai bosnya.
“Aku jadi
suka menyumpah jika gugup.” Ungkap Nyonya Park menahan amarahnya.
“Apa kau
yakin kita tidak pernah bertemu sebelumnya? Ahjumma. Lihat aku dengan matamu
dan jawab aku. Apa benar kau pertama kali bertemu denganku?” ucap Nyonya Hong
sengaja ingin mengujinya.
“Aku
merasa... sudah terlahir lagi.” Kata Nyonya Park tak mengingat dengan Nyonya
Hong.
Nyonya
Hong mulai mengejek Nyonya Park yang bayi yang baru terlahir dan seharusnya
menangis seperti bayi saja, yaitu Bayi yang punya keriput serta bayi tua dan kurang ajar
dan meminta agar memberikan tepuk tangan. Nyonya Park pun hanya bisa diam saja.
“Ahjumma..,
lebih baik kau waspada. Aku adalah jelmaan dari pembalasan.” Ucap Nyonya Hong
“Astaga,
ini membuat frustrasi. Tapi aku akan membiarkannya kali ini.” Kata Nyonya Park
ingin marah melepaskan celemek setelah itu mengikatnya kembali
“Aku
adalah pekerja yang sangat disiplin. Aku mungkin tua, tapi aku akan berusaha
untuk terus rapi.Aku hidup dari tangan hingga mulut, apa Anda tahu. Aku tidak mampu
kehilangan gaji bulananku. Suamiku tidak menghasilkan uang dan terbaring di
kasur.Tapi aku harus melayaninya karena dia adalah suamiku."cerita Nyonya Park
" Puteriku mencoba
yang terbaik.., tapi dia belum punya pekerjaan yang stabil. Sebagai orang tua,
yang setidaknya bisa kulakukan adalah melayani diriku sendiri. Karena itulah
aku berubah pikiran... dan memutuskan untuk tetap bekerja.” Tegas Nyonya Park
menceritakan tentang kehidupanya.
Nyonya
Hong yang memiliki hati halus merasa kalau Nyonya Park itu sangat menyedihkan. Ia mengakui kalau merasa
bersalah kepadanya tapi merasa jengkel juga dan itu membuatnya binggung. Nyonya Park juga mengaku ingin jadi orang
sombong tanpa jadi menyedihkan Seperti seseorang yang dikenal. Nyonya Hong
berteriak kesal karena yang dimaksud adalah dirinya.
“Apa yang
harus kulakukan terlebih dahulu?” tanya Nyonya Park. Nyonya Hong berteriak
menyuruh pegawai barunya itu menemukan yang bisa dilakukan.
“Astaga,
Anda pasti banyak makan ayam dan pizza. Karena Anda memiliki suara yang keras.”
Ejek Nyonya Park . Nyonya Hong dengan bangga kalau pizza miliknya itu sangat
enak.
Nyonya
Park berjalan mengambil menu berpikir kalu Ayah dan Ibu. mengawasi anaknya dari
atas sana tapi sekarang malah mengirimkan untuk berkerja di tempat Nyonya
Hong.
Seorang
pelanggan sedang melihat ponselnya membahas kalau polisi belum menangkap pelakunya. Teman yang lain
pun merasa kalau keadaan ini sangat Menakutkan sekali. Nyonya Park ingin
mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan.
Si pelaku
melihat berita ["Kematian Koki Terkenal Meninggalkan Tekanan Besar bagi
Semua Orang"] dengan tatapan dingin. Lalu mengingat saat berbicara dengan
Bong Hee.
Flash Back
Bong Hee
ingin tahu alasan Kenapa seseorang
membunuh orang lain. Si pelaku juga ga tahu dan merasa tiap orang memiliki
situasi dan alasan masing-masing. Bong Hee pun bertanya Situasi macam apa yang
menyebabkan membunuh.
Si pelaku
duduk di dalam rumahnya, lalu menjawab pertanyaan Bong Hee yaitu Balas dendam pada
si wanita, yaitu Hukuman yang masuk akal.
Flash Back
Saat si
wanita masuk ke rumah dikagetkan dengan
koki yang sudah terbunuh di lantai dengan luka ditubuhnya. Setelah
menjerit histeris melihat sesuatu di depan TV yang membuatnya panik dan kagett
melihat ada tulisan dengan darah di foto Koki [Deuteronomy 22:25 -Buku kelima
dari Alkitab]
"Namun jika seorang pria...bertemu
dengan wanita dan berjanji untuk menikah dan memperkosanya.., maka hanya pria
yang harus mati." Deuteronomy 22:25.
Si wanita
seperti bisa menebak seseorang, lalu panik dan akhirnya berpikir kalau akan
membuat seperti Perampokan dengan sengaja membuat ruangan jadi berantakan
seperti baru saja di rampok dan dibunuh.
Ia pun berpikir kalau Sesuatu yang mahal pasti hilang.
Saat itu
Jung Hyun Soo yang ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap Yang Jin Woo
serta punya hak untuk pengacara dan menentang penangkapan yang tidak sah. Hyun
Soo pun sudah mengunakan pakaian tahanan dibawa masuk ke kantor jaksa, dengan
banyak wartawan yang menganggapnya sebagai pembunuh sesungguhnya.
“Kudengar
kau selalu menyangkal saat diinterogasi polisi. Ada saksi mata yang melihatmu
saat itu. Kau mengirim paket untuk warga di Dong A Building One. Karena itu,
salah satu warga... langsung menyadarimu.” Kata Yoo Jung.
“ Dia
adalah kurir pria dan” kata Nenek yang melihat seseorang keluar dari rumah mengunakan
topi.
“Bukan hanya itu. Dari jejak kaki yang ada di
TKP sampai bukti dan DNA, semuanya menuju padamu. Yang ingin aku katakan adalah
menyangkal tidak ada gunanya. Aku menuntutmu atas perampokan dan pembunuhan.”
Ucap Yoo Jung
“Apa kau
masih mau menggunakan hakmu untuk diam? Kupikir kau mendengarkan saat mereka
membacakan peringatan Miranda. [ hak untuk diam]” kata Yoo Jung
“Kau takkan
percaya jika aku mengatakan yang sebenarnya kan? Kau langsung melompat ke
kesimpulan tanpa mencoba terlebih dulu. Aku sangat tahu itu. Jadi Aku
mengakuinya.” Ucap Hyun Soo.
“Aku
tidak percaya kepadamu Jung Hyun Soo” ucap Yoo Jung
“Akankah
semua orang bisa mengerti dan mempercayaiku?” komentar Hyun Soo seperti pasrah
kalau tak mungkin ada orang yang mempercayainya.
Bong Hee
mengemudikan mobilnya dengan wajah bahagia sambil bernyanyi, saat sampai di
parkiran dengan bangga kalau Pengemudi yang andal harus bisa memarkirkan
mobilnya dan ia berhasil dengan satu percobaan.
Ternyata
Bong Hee bertemu ibunya. Nyonya Park tak percaya anaknya dapat mobil perusahaan
menurutnya itu Tempat kerja yang bagus sekali. Bong Hee dengan bahagia
mengatakan kalau bisa memakainya untuk bekerja. Nyonya Park juga tak mau kalah
kalau bisa makan pizza semaunya. Akhirnya keduanya pun menikmati pizza bersama.
“Ketuanya
bernama Byun Young Hee. Suaranya keras, pemikirannya sempit. Kau takkan percaya
betapa kecil dan sempitnya itu. Membuat otakku meledak saja. “ keluh Bong Hee
tentang Tuan Byun.
“Aku akan
mengenalkan si ular berbisa. Setiap kata yang dikatakan bosku seperti bisa. Setiap
kata yang diucapkannya seperti bom. Bahkan matanya kelihatan jahat. Mata bosku
kelihatan berantakan. Wanita itu dingin sekali. Kau bisa merasakan energi
dinginnya dari jarak 15 meter...” ungkap Nyonya Park terdiam karena merasakan
Energi dingin.
Nyonya
Hong sudah berdiri dibelakang pegawainya lalu bertanya apakah Bong Hee itu
anaknya dengan nada sinis, lalu mengejak kalau tidak tahu tiap orang bisa jadi pengacara
jaman sekarang. Bong Hee merasa tersindir mendengarnya.
“Ibu. Baru-baru
ini, ada keputusan yang memuat pelecehan di tempat kerja dapat diartikan
sebagai kecelakaan di tempat kerja. Jadi Ingat itu. Dan Kementrian Buruh...menempatkan
bersama rekomendasi untuk menghapuskan pelecehan di tempat kerja.” Kata Bong
Hee sengaja menyindir
“Kau
bicara itu untukku kan?” ucap Nyonya Hong kesal. Bong Hee mengelak kalau tak
ada alasan mengatakannya.
“Setelah
mencela seperti itu, kau mengatakan hal itu untuk... “ ucap Nyonya Hong dan
dihentika karena ponsel Bong Hee dering dengan bangga kalau itu telp dari pekerjaan.
“Halo... Pengacara
Eun Bong Hee sedang berbicara.” Kata Bong Hee. Ji Wook yang berbicara di telp
sudah tahu karena ia yang menelpnya.
“Pengacara
Noh! Ada apa? Langsung ke intinya.” Kata Bong Hee. Ji Wook kesal Bong Hee
memanggilnya Pengacara Noh.
“Hei,
berhenti jadi konyol dan cepat kembali ke sini.” Ucap Ji Wook. Bong Hee pun
mengaku lupa kalau ada meeting dengan
klien dan akan segera datang.
Ji Wook
yang mendengar perkataan Bong Heee merasa sudah gila. Sementara Ibu Bong Hee
melihat anaknya seperti sangat keren. Bong Hee pun mengingatkan ibunya dengan
perkataan tadi kalau Pelecehan di tempat
kerja dapat diartikan sebagai kecelakaan di tempat kerja. Nyonya Hong yang
mendengarnya mengumpat kesal mendengarnya.
Bong Hee
dkk menonton berita “Polisi, yang menginvestigasi Tn. Jung yang ditangkap atas
pembunuhan terhadap Koki Yang Jin Woo.., mengirim Tn. Jung untuk disidang hari
ini...atas perampokan dan pembunuhan. Orang yang berada di persidangan mengatakan.
menyangkal semua tuduhan dan bahwa detail-detailnya...
“Jadi Tersangka,
Tn. Jung, mau aku mengambil kasusnya?” kata Bong Hee binggung, Semua hanya diam
saja.
Bong Hee
teringat dengan klien sebelumnya yang meminta pembelaan kalau mendengar Bong Hee
yang membunuh pacarnya. Seorang Napi pun merasa Bong Hee punya jalan sendiri karena tahu cara untuk
keluar dari tuduhan pembunuhan.
“Orang-orang
membicarakan itu dari waktu ke waktu. Mereka mengira aku sama dengan mereka
karena aku pelaku pembunuhan.” Ucap Bong Hee.
“Kau
berguna ternyata, Nona Kurang Bukti. Ini bisa digunakan untuk mempromosikan
firma kita. “ kata Tuan Byun. Tuan Bang juga tahu kalau ada seluruh media
“Firma
kita nanti akan dikenal.” Ucap Eun Hyuk mengebu-gebu.
Tuan Byun
mengatakan sebuah pepatah "Menjadi terkenal..dan mereka akan memberikanmu
tepuk tangan saat kau muncul." Eun Hyuk menebak itu ucapan Andy Warhol. Ji
Wook menegaskan kalau bukan Dia yang mengatakan hal itu.
“Coba
lihat.. Bahkan sesuatu yang tak kau katakan jadi terkenal saat kau juga
terkenal.” Kata Tuan Bang. Eun Hyuk pun
setuju.
“Astaga,
siapa yang tahu ternyata Nona Kurang Bukti bisa berguna? Pengacara yang pernah
ditangkap polisi.” Kata Tuan Byun bahagia.
“Kau bisa
berbagi ceritamu di sel tahanan.” Kata Tuan Bang
“ Pengacara
yang dapat mengerti perasaan seorang pembunuh.” Ucap Tuan Byun. Bong Hee
langsung menolak karena tak paham dengan mereka.
“Mereka
terus memanggilku Nona Kurang Bukti.” Keluh Bong Hee kesal.
Bong Hee
melihat Ji Wook yang sedang berbiacara di telp, setelah menutup telp mengetuk
untuk masuk dan bertanya apakah terjadi sesuatu terjadi. Ji Wook menceritakan
kalau ada Wanita muda menghina ibunya tadi.
Bong Hee hanya mengeluh kalau wanita itu kasarnya. Ji Wook langsung bertanya
apa yang dibutuhkanya.
“Aku mau
menemui Jung Hyun Soo. Haruskah aku pergi sendiri?” ucap Bong Hee.
“Apa Kau
tahu kenapa aku keluar dari firma dulu dan membuka praktek?” tanya Ji Wook.Bong
Hee mengelengkan kepala
“Ini
Untuk membuat yang lainnya melakukan semua pekerjaan. Itulah yang dilakukan
CEO, Mereka terjebak dalam kehidupan pekerja.” Kata Ji Wook. Eun Hyuk pun
akhirnya menawarkan diri untuk pergi bersama Bong Hee.
Ji Wook
tak ingin Eun Hyuk bersama Bong Hee, akhirnya ikut bersama dengan Bong Hee.
Bong Hee pun tersenyum bahagia bisa pergi bersama dengan Ji Wook.
Sesampai
di kanto kejaksaan bertemu dengan seorang petinggi, mereka pun menyapanya. Si
petinggi mengaku kalau mendapat mimpi buruk semalam karena akan menemuinya
seperti ini. Bong Hee memilih untuk pamit masuk lebih dulu. Ji Wook merasa
kalau lebih benci melihat mantan atasanya.
“Hei, Apa
kau membawa dia kemana-mana?kenapa? ” kata si atasanya dingin.
“Aku
bahkan tidak tahu.” Ucap Ji Wook lalu pamit pergi.
Di lorong
Bong Hee
tak sengaja bertemu dengan Yoo Jung dan menyapanya lebih dulu dengan nanyakan
kabarnya. Yoo Jung mengaku Tidak baik dan bertanya balik. Bong Hee menjawab
kalau sangat baik.
“Aku akan
langsung saja. Apa Kalian benar-benar pacaran?” tanya Yoo Jung
“Apa aku
harus menjawab itu?” komentar Bong Hee. Yoo Jung pikir punya hak untuk tahu.
“Kau
bicara mengenai hak itu saat kau sedang dalam kerugian.” Tegas Bong Hee. Yoo
Jung mengeluh kalau Ini Menjengkelkan. Bong Hee juga jengkel.
“Aku
sungguh menyukaimu saat pertama bertemu denganmu Kenapa harus kau?.” Kata Yoo
Jung. Saat itu Ji Hae melihat keduanya bicara dan sengaja bersembunyi untuk
melihatnya.
“Itu yang
ingin kukatakan. Aku juga menyukaimu. Dan kenapa dia harus mengencani wanita
yang cantik? Itu membuatku marah.” Keluh Bong Hee. Ji Hae yang melihatnya heran
dengan yang dikatakan oleh Bong Hee semua hanya omong kosong dan pergi.
“Jadi Kau
tak mau katakan kepadaku? Aku bertanya apa kalian benar pacaran.” Kata Yoo Jung
Bong Hee
terlihat gemetar dengan mata yang tak fokus mengaku kalau memang berpacaran.
Yoo Jung melihat mata Bong hee kalau itu bohong. Bong Hee mengelak kalau yang
dikatakan benar.
“Aku tahu
itu. Dengan ada di sekitarku, Ji Wook takkan pernah...” ucap Yoo Jung dan saat
itu Ji Wook datang.
Ji Wook
mengaku kalau memang ada disekitar Yoo Jung dan memilih Bong Hee dengan memeluk
lenganya. Bong Hee kaget tiba-tiba Ji Wook memeluknya. Ji Wook pun mengajak Bong Hee untuk pergi.
Yoo Jung menatap sedih karena melihat keduanya pergi.
Bong Hee
terlihat tegang sampai tak bisa bergerak. Ji Wook melihat Bong Hee kaget dan
memastikan kalau keadaanya baik-baik saja karena Wajahnya aneh sekali. Bong Hee
terlihat masih shock mengaku terkadang lupa bernafas dan bisa menghembuskan
nafasnya.
“Bagaimana
bisa kau lupa bernafas?” keluh Ji Wook heran
“Kau
barusan memberiku waktu sulit dengan bertingkah seolah aku pacarmu. Apaan itu?”
ucap Bong Hee binggung.
“Yah, kau
tahu. Aku tak bisa membiarkan pekerjaku jadi pembohong.Ah.. Bagaimana
mengatakannya? Apa Aku harus menuai benih yang kau tabur?” kata Ji Wook.
Bong Hee
mengejek tak peduli dan berjalan pergi. Ji Wook pun berpikir kalau dirinya itu
gampangan. Bong Hee membenarkan. Ji Wook pikir kalau sudah terlalu lemah
lembut.Bong Hee melihat jamnya kalau sudah terlambat untuk wawancaranya dari
tadi.
Di ruang
interogasi
Bong Hee
bertemu dengan Jin Woo membahas kalau Ada lebih dari 20.000 pengacara di negara
Korea sekarang tapi Kenapa memilihnya padahal banyak pengacara yang lebih baik?
“Jika kau
berencana untuk bertanya bagaimana caranya keluar dari tuduhan pembunuhan atau
menanyai hal mengenai kurangnya bukti...” ucap Bong Hee yang membuat Jin Wook
tiba-tiba tertawa. Bong Hee pun binggung kenapa tiba-tiba si pria malah
tertawa.
“Aku
membunuhnya, menusuknya. Inikah jawaban yang kau cari? Apa tidak ada cara lain
daripada membuat tuduhan yang salah dan tawar menawar saja?” kata Jin Woo. Bong
Hee hanya bisa terdiam.
“Pengacara
Eun... Kupikir kau adalah satu-satunya harapanku.” Ucap Ji Won. Bong Hee
terdiam mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Bong Hee
berbicara pada Ji Wook kalau pasti mempercaya kepadanya. Ia yakin kalau Ji Wook itu percaya kepadanya.
Ia merasa kalau Ji Wook adalah harapanya.
“Aku
seorang kurir. Aku bahkan tidak bisa menghitung berapa kali aku memasuki
lingkungan itu dan rumah itu. Karena Begitu seringnya aku ke sana. Mereka
bilang itu buktinya... Itu bukti dari pembunuhannya.Begitulah cara mereka
menangkapku dan membuatku duduk di sini.” Ucap Jin Woo
“Aku masih
tidak mengerti kenapa aku duduk di sini sekarang. Aku bahkan tidak mengerti
bagaimana bisa ini terjadi padaku. Sejujurnya, aku sangat kesepian dan Situasi
ini membuatku takut.” Kata Jin Woo dengan menahan tangisnya.
Bong Hee
terus menatapnya seperti bisa mengerti perasaan Jin Woo. Jin Woo pun mulai
berpikir kalau pasti ada yang akan mengerti dan percaya padanya. Ia yakin Pasti ada tempat dimana bisa bergantung.Bong
hee kembali mengingta saat bicara dengan Ji Wook.
Flash Back
“Aku tak
tahu kenapa ini terjadi padaku. Aku tak bisa percaya kenapa ini terjadi, aku takut
juga. Tapi hanya kau yang bisa kuandalkan.” Ucap Bong Hee.
Ji Hae
binggung karena menerima pertanyaan apakah Bong Hee sungguh membunuh anak
Pengacara Distrik. Yoo Jung merasa Bong Hee tidak kelihatan seperti orang yang
mau melakukan itu. Ji Hae menegaskan kalau sudah jadi jaksa selama beberapa
tahun.
“Aku
bertemu banyak kriminal yang melakukan pembunuhan. Kesimpulanku... semua orang
bisa membunuh. Tentu, beberapa orang dilahirkan untuk jadi psikopat dan menjadi
brengsek gila. Kecuali mereka.., orang normal membunuh orang lain juga.” Jelas
Ji Hae.
“Mereka
membunuh karena tidak dapat menahan kemarahan yang tiba-tiba. Orang bisa mati
dengan pukulan sederhana. Mereka membunuh karena kecelakaan. Beberapa orang
membunuh untuk keluar dari kebencian dan karena uang. Oleh karena itu,
jawabanku... Ya, Bong Hee membunuhnya. Ini bukan hanya berdasarkan perasaan
pribadiku.., tapi juga karena keraguan yang masuk akal.” Jelas Ji Hae
“Aku
tidak tahu inilah yang kau pikirkan tentangnya.” Pikir Yoo Jung masih tak
percaya.
Ji Hae
mengaku kalau membiarkan ini terjadi sesuai
kehendak hatinya tapi suatu hari pasti akan menangkapnya. Yoo Jung mengaku kalau
dikatakn Jae Hae itu membantu atas perasaan bersalahnya. Ji Hae binggung, tapi
Yoo Jung tak ingin membahasnya.
Jin Woo
menceritakan Pada sore saat insiden terjadi karena cuacanya bagus maka jalan-jalan
ke taman. Ia duduk di bangku taman dengan banyak anak yang lalu lalang, Bong
Hee dan Ji Wook mendengarkan dengan wajah serius.
“Anak
perempuan bermain riang dengan balonnyadan berlarian. Mereka sangat lucu. Aku
ingat bahwa film "The Usual
Suspects" dirilis. Jadi aku pergi ke bioskop untuk nonton.” Cerita Jin Woo
sudah siap membeli tiket.
“Aku
kembali lagi karena jam tayangnya tidak cocok denganku. Dan... aku makan
makanan kaki lima hari itu. Aku makan tteokbokki. Aku minum kopi juga. Aku
makan tteokbokki dan minum caffe mocha, serta menambahkan whipped cream
diatasnya. Lalu aku minum di bar yang terkadang aku kunjungi.” Cerita Jin Woo
yang makan toppoki ditaman dan pergi ke bar.
“Aku
biasanya minum sendirian. Omong-omong, di bar.. ada pasangan yang sedang merayakan
ulang tahun di sana.” Ungkap Jin Woo yang mengingat saat itu ada beberapa orang
berkumpul dan selfie. Sementara Jin Woo duduk dibagian belakang mereka
sendirian.
“Mereka
membeli roti ultah dengan lilin di atasnya.” Cerita Jin Woo mengingat tentang
alibinya. Ji Wook menatap klienya seperti ingin melihat apakah benar cerita
bohong atau tidak.
Bersambung
episode 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar