PS
: All images credit and content copyright : KBS
Chan Soo
bertanya-tanya kalau memang bukan pacar atau hanya teman apa lagi selain itu.
Ae Ra ingin membisikan sesuatu. Dong Man yang berjalan dibelakang mengeluh
omong kosong apa yang akan dikatakan sekarang Ae Ra itu.
“Dia
menyukaiku” ucap Ae Ra. Chan Soo yang mendengarnya menyuruh Ae Ra tak perlu
berbohong.
“Apa kau
menolaknya? Dia tampan dan seorang dokter. Aku melihat jas putihnya.” Kata Chan
Soo melihat pria yang mengunakan jas putih adalah dokter. Ae Ra hanya tersenyum melihat temanya yang
dianggap dokter dengan jas putih.
“Kau tidak
kencan dengan dia kan?” ucap Chan Soo seperti ingin mengambil Dong Man.
“Kuingatkan
lagi. aku peduli tentang penampilan mereka. Wajahnya cukup tampan... Aku rasa
dia terlihat biasa saja” ucap Ae Ra
“Tidak
mungkin. Lalu, pacarmu yang pengangguran itu ...” ejek Chan Soo. Ae Ra mengaku
pacarnya yang terbaik dan yang membuatnya jadi gila.
“Ketika
aku melihat dia, semua kelelahanku hilang. Ketika kau pacaran dengan seorang
pria, bukankah itu yang paling penting.” Ungkap Ae Ra bangga.
Dong Man
duduk direstoran dengan wajah bahagia bernyanyi “Sudah lama aku tidak makan
daging sapi. Daging, daging.” Tiga pria yang duduk disampingnya menatap heran
seperti orang norak yang tak pernah makan daging. Dong Man pun meminta Ae Ra
agar pindah tempat duduk dengan alasan kalau Matahari terlalu terang. Akhirnya
Ae Ra pun pindah tempat duduk dan melihat Chan Soo melihat mereka dari luar
restoran.
“Hei,
bisakah kau mengelus kepalaku atau rambut ku? Ketika kau menonton drama,
Seorang pria mengelus kepala wanita itu.. lakukan itu untukku” ucap Ae Ra. Dong
Man langsung menolak tegas.
“Jika kau
ingin matamu rusak, lakukan cepat!.” Ancam Ae Ra.
“Dasar.
Kau sangat kotor dan kejam” keluh Dong Man akhirnya memegang kepala Ae Ra
dengan jijik. Chan Soon yang melihatnya terlihat sangat kesal karena Dong Man
memegang kepala Ae Ra seperti memang benar-benar menyukainya.
“Hei..
Apa kau tidak mencuci rambutmu? Kenapa kau menyuruhku mengelus kepalamu?” keluh
Dong Man malah membuat rambut Ae Ra berantakan karena ditarik olehnya.
“Kubilang
elus kepalaku bukannya menjambak rambutku” ucap Ae Ra kesal.
Ae Ra
lalu bertanya apakah tinggi Dong Man itu sekitar 185cm. Dong Man mengaku
185.6cm. Pelayan datang menanyakan pesanan. Ae Ra memesan 3 porsi iga sapi.
Dong Man yang mendengar pesanan berpikir kalau pacar AeRa baru saja lulus
ujian. Ae Ra pun memesan juga pesan bir dan Soju. Dong Man yang mendengarnya
yakin kalau hasilnya gagal. Ae Ra membenarkan.
“Aku akan
memanjakan diriku dan bekerja selamanya. Jika ia tidak lulus ujian, aku harus
pensiun.” Ucap Ae Ra
“Aigoo,
Dia sangat brengsek. Kenapa dia tidak membayar kembali depositmu?” kata Dong
Man kesal
“Yah ...
Dia akan mengembalikannya, pacarnya sudah varises di usianya .dan berdiri
sepanjang hari di tempat kerja untuk mendukungnya secara finansial.” Ungkap Ae
Ra sedih
“Dia
pasti tidak waras” ucap Dong Man dongkol. Ae Ra membela pacarnya agar Jangan sembarangan bicara tentang Moo Ki
“Jika dia
orang yang baik, dia akan bekerja dengan fisiknya”kata Dong Man
“ Aku
tidak akan membiarkan dia melakukan itu.” Ucap Ae Ra. Dong Man pun mengejek Ae
Ra itu wanita yang baik hati.
“Pergilah,
aku tidak jadi mentraktirmu” kata Ae Ra kesal. Dong Man pun hanya diam saja.
Ae Ra
melihat sebuah sepeda dengan tatapan sangat teliti dan detail, seorang pegawai
menyurh Ae Ra agar Jangan berlebihan menatapnya dan bertanya apakah mau
membelinya. Ae Ra meminta diskon lagi. Si pegawai memberitahu kalau sudah
memberikan diskon 50% jadi tak mungkin bisa memberikan lagi.
Akhirnya
Ae Ra pun menuntun sepeda yang baru dengan memiliki 8 gigi, sampai ke halte
bus. Saat bus datang ia pun mengantri
menaikinya, sopir bus yang melihat Ae Ra membawa sepeda menyuruhnya agar menaiki
taksi saja.
Si pria
terbirit-birit masuk ke ruang makan menyuruh agar mereka menaruh lobak dikamar
208, semua pun bergegas dan mengendor kamar Moo Ki agar membersihkan semuanya.
Ketika Ae
Ra masuk, Moo Ki baru keluar dari kamar terkejut melihat pacarnya datang dan
bertanya kenapa datang. Ae Ra mengeluh Moo Ki yang tak mengangkat telpnya. Moo
Ki mengaku kalau sedang tidur. Ae Ra tak percaya Moo Ki bisa tidur dengan
kegagalan kesekian kalinya.
“Jangan
hanya berdiri di sana. Ambil ini.”ucap Ae Ra memberikan sepedanya. Moo Ki
binggung sepeda apa yang diberikan.
“Aku
pikir kau mau keliling ke kesana kemari.Jangan bilang kau bakal naik sepeda
rongsokanmu itu dan Jangan membuatku jadi janda.”kata Ae Ra
“ Benar...
Kau tidak perlu membelikannya, Giginya hanya ada delapan” kata Moo Ki seperti
kecewa tapi merasa senang diberikan oleh pacarnya, lalu membawanya.
“Kenapa
celanamu terbalik?” ucap Ae Ra melihat Moo Ki mengunakan celana traning
terbalik. Keringat Moo Ki seperti butiran jagung karena panik.
“ Kau
bilang kau tertidur, Yahh.. Lakukanlah semua hal dengan benar, oke?” ucap Ae Ra
seperti bisa mengerti. Moo Ki pun bisa bernafas lega.
Saat
pergi ke meja makan Ae Ra melihat Ahjumma dari lobak dan Barley beras dan
menyapanya, beberapa anak pun sedang makan bersama. A Ra pun bertanya apa menu
masakan si bibi hari ini. Si bibi mengaku kalau sedang berusaha untuk mencari
nafkah.
“Apa kau
membawa seluruh piringnya untuk mereka? Kau tidak akan mendapat keuntungan jika
kau memberikan mereka banyak hal. Bagaimana bisnismu? Dan kimchi lobakmu yang
terbaik.” Kata Ae Ra lalu ingin mencobanya.
“Tidak...
Jangan.. Kau bisa merusak pakaianmu. Jangan gunakan tanganmu.” Ucap Si bibi
memberikan sumpit dengan tangan gemetar.
“Kenapa
tanganmu gemetaran?” tanya Ae Ra. Si bibi pikir karena berhenti merokok.
Ae Ra
lalu melihat kebagian ikat rambut dan itu bergambar mickey mouse,dan yakin itu
miliknya. Moo Ki di ujung dapur mulai panik begitu juga si bibi.
“Tapi
Kenapa celana Moo Ki seperti 1 set dengan pakaianmu?” kata Ae Ra curiga dan
mulai mencium jaket yang digunakan si bibi lalu mengetahui bau Menthol yaitu bau rokok Moo Ki.
Moo Ki
berusaha untuk kabur tapi Ae Ra bisa menahan dan memberikan pelajaran. Sampai akhirnya
keadaan ruangan makan berubah berantakan dengan semua makanan yang berceceran.
Moo Ki membersihkan makana yang jatuh dengan wajah dan pakaian yang terkena
lemparan makanana.
“Moo Ki. Kau
memberiku tas ini tahun lalu dan mengatakan ... kita akan menikah” ucap Ae Ra
dengan mata berkaca-kaca
“Benar,
Tapi... Aku selalu gagal.” Ucap Moo Ki. Ae Ra mengaku kalau tas yang diberikan
Moo Ki adalah tas bermerek pertama yang dimilikinya.
“Aku
berteriak denganmu saat kau membelinya dan memarahimu karena membuang-buang
uang. Setelah kupikir-pikir. Kau membelinya dengan uang saku dan tabunganmu,
hatiku sangat sakit. Aku merasa sangat bersyukur dan mempercayaimu” ungkap Ae
Ra merasa kecewa.
“Maafkan
aku, Ae Ra.” Kata Moo Ki tak bisa berkata-kata lagi.
“Aku tahu
kau tidak punya perasaan. Jika kau gagal lagi kali ini, Aku orang pertama yang
akan menyuruhmu menyerah. Jika kau gagal lagi, Aku tidak tahu apa yang akan
kulakukan denganmu” kata Ae Ra. Si bibi menyuruh Moo Ki agar berlutut pada Ae
Ra.
“Apa kau
tahu berapa banyak aku dibayar bekerja di meja informasi? Karena aku membayar
depositmu dan memberimu uang saku, Apa kau pikir aku dibayar jutaan? Apa kau
pikir aku tidak punya mimpi? Apa kau pikir itu sebabnya aku mendukungmu?” ucap
Ae Ra marah
“Aku
sangat menyesal dan meminta maaf” kata Moo Ki
Ae Ra
merasa Moo Ki itu bodoh, karena seharusnya selingkuh dengan seseorang yang
lebih muda .atau seseorang yang benar-benar kaya, dan itu tak akan membuatnya keberatan.
Tapi ia melihat si bibi yang sudah tua dan hanya seorang pemilik restoran
kecil. Si Bibi mengak kalau Sebenarnya, itu tidak kecil.
Ae Ra
hanya bisa melonggo melihat sebuah restoran Lobak Kimchi dan Barley Beras
dengan cukup besar dan ada antrian. Si bibi dengan rendah hati kalau restoranya
itu tidak kecil.
“Dia
bukan masak di sebuah restoran kecil tapi memiliki pelanggan yang mengantri
karena sebuah acara televisi. Dia ratu lobak kimchi dan Moo Ki tidak bodoh sama
sekali.” Ucap Ae Ra
Saat itu
ada sebuah spanduk “Bepergian ke seluruh Korea dan Lobak Kimchi dan Barley
Beras. Moo Ki keluar dengan pakaian lengkap dan juga sepeda. Si bibi
menghampiri dengan memastikan kalau sudah mengemas semuanya. Moo Ki mengangguk
akan pergi.
“Aku
sudah memesan semua akomodasi, jadi kau harus pergi.” Ucap Si Bibi. Moo Ki
merasa kalau Sepeda itu sudah cukup jadi
tidak perlu meminjamkan mobilnya.
“Tidak masalah.
mobil itu tidak penting karena Kaulah yang lebih penting.” Kata si bibi
mengoda.
Ae Ra
sedari tadi hanya melihat keduanya lalu berpikir kalau sepeda yang dibawa pacarnya
itu Punya 18- gigi, Moo Ki memberitahu sepeda itu memiliki 28- gigi. Si Bibi
mendekati Ae Ra yang terlihat menahan amarah.
“Aku
sudah lama ingin memberikan ini kepadamu. Ini deposit untuk kamar Moo Ki. Aku
sudah menambahkan 300 dolar” kata Si Bibi. Ae Ra terlihat kesal karena itu
dianggap bayaran sebagai kompensasinya. Moo Ki pun meminta agar Ae Ra
menerimanya saja.
“Apa kau
perlu tumpangan? Kau harus membawa sepeda dan itu berat.” Ucap Moo Ki. Si bibi
pun juga setuju.
Tiba-tiba
Ae Ra mendekat seperti ingin membalas dendam dengan menarik rambut Si bibi,
tapi tanganya menarik ikat mickey mouse miliknya. Si bibi merasa kalau Ae Ra
bisa mengatakan saja dari pada membuat takut. Ae Ra dengan kesal berteriak
memanggil taksi untuk pulang dengan amplop ditanganya.
Moo Ki
dan si bibi ingin naik mobil lalu melihat sesuatu didepanya. Sopir taksi
berusaha memasukan sepeda ke dalam bagasi tapi tak muat dan menyuruh agar Ae Ra
lebih baik naik truk saja dengan sepedanya. Ae Ra hanya bisa menghela nafas
panjang. Sopir taksi pikir Ae Ra bisa naik sepeda sampai ke rumah. Ae Ra
mengaku tidak tahu cara naik sepeda.
Seorang pria
sedang memotong hati sapi dalam truk makanan. Dong Man datang mengatakan kalau ingin
makan sundae bukan hati. Pelatih Hwang mengatakan kalau Dong Man harus makan
makanan yang be-protein untuk ototnya dan
Jangan yang berkarbohidrat
“Itu
bukan protein. Ini cuma lemak.” Ucap Dong Man ketus. Pelatih Hwang kesal dengan
sikap Dong Man.
“Mantan
pelatih, selamanya tetap pelatih. Mantan seniman bela diri, tetaplah seniman
bela diri. Sebuah persaingan akan tetap berbentuk kompetisi jika kau ingin
kembali” kata Pelatih Hwang
“Siapa
bilang aku mau kembali lagi?” kata Dong Man seperti tak ingin jadi atlet.
“Biarkan
bertanya sesuatu Kenapa kau terus datang ke sini?” tanya Dong Man. Pelatih
Hwang mengaku kalau untuk menjual sondae.
“Apa
masuk akal kau bekerja disini..mengganggu orang saja” keluh Dong Man
“Ini
David vs Goliat. Aku pelatih yang melatih, Pria dengan tinggi 185.6cm, dengan
Berat 64kg” kata Pelatih Hwang
Dong Man
memperingatkan Jika mencoba untuk mengajaknya kembali, lebih baik menyerahlah,
karena tidak pernah melakukan taekwondo lagi. Ia bahkan akan segera berumur 30
jadi tidak bisa membuat tim nasional. Pelatih Hwang mengatakan kalau ini bukan
masalah tentang taekwondo?
“Choo
Sung Hoon lahir tahun 1975. Dalam dunia bela diri, kau masih muda. Apa Kau akan
membuang-buang bakatmu? Apa kakimu tidak gatal untuk menendang? Kau orang pertama
di Korea yang punya tendangan super. Apa kau tidak mau menghajar orang-orang
yang lebih buruk daripada kau di sana?” ucap Pelatih Hwang
“Aku
tidak akan melakukan olahraga apapun lagi. Nomor 1, tendangan bangsal lokomotif
meninggal November 3, 2007. Jadi biarkan aku sendiri. Biarkan aku hidup.” tegas
Dong Man seperti sangat marah.
“Apa Kau
masih tidak bisa melupakannya? Jadi Lupakanlah sekarang.” Ucap Pelatih Hwang
dengan wajah memelas.
“ Aku
tidak akan melakukan olahraga lagi. Olahraga tidak pernah membuatku bahagia.
Setiap hari terasa memalukan dan menjijikkan. Aku tidak akan pernah
melakukannya lagi. Tak pernah!” tegas
Dong Man melakukan sesuatu yang disukainya. Dong Man hanya diam saja. Pelatih
Hwang memberikan sebungkus makanan lalu menyuruh Dong Man pergi. Dong Man pun
pergi dengan wajah penuh amarah.
Akhirnya dua
sepeda ada diatas mobil. Moo Ki menanyakan apakah Ae Ra sudah tertidur. Si bibi
melirik dan melihat Ae Ra sudah tertidur adn lebih baik abaikan saja. Ae Ra
dengan memejamkan mata bisa melihat keduanya yang duduk didepannya.
“Aku
sangat terhina dan merasa tersakiti” ungkap Ae Ra kesal .Sementara di radio
terdengar berita boyband BSS menggelar
konser tadi malam dan puluhan ribu orang berdatangan.
“Kenapa
aku... sangat menyedihkan bahkan setelah perpisahanku ini?” gumam Ae Ra.
Di radio
memberitahu kalau ada sebuah berita sedih.”Park Hye Ran, yang telah pensiun
akan menikah, setelah mengumumkan pernikahannya yang berakhir setelah tiga
tahun lalu.”
Dong Man
berdiri di pinggir jalan dengan tatapan kosong, sepasang pria dan wanita
membahas tentang gosip Park Hye Ran yang selalu menikah dengan keluarga
konglomerat mereka pun ingin tahu apa yang terjadi. Saat itu lampu hijau untuk
pejalan kaki menyala. Dong Man yang melamun hanya diam saja.
Ae Ra
yang mendengar berita ingin melihat dari ponsel si bibi, keduanya pun saling
tarik menarik. Moo Ki ingin merelainya sampai akhirnya si bibi berteriak
melihat ada orang menyeberang didepan mereka. Dong Man kaget karena baru
menyeberang di detik terakhir dan jatuh tersungkur.
Moo Ki
mengerem mendadakan lalu memegang perut si bibi untuk memastikan baik-baik
saja. Ae Ra melihat tangan Moo Ki merasakan sesuatu. Akhirnya si bibi dan Moo
Ki turun dari mobil melihat Dong Man yang hampir tertabrak.
“Apa kau
tidak melihat lampu merah?” ucap Si Bibi melihat keduanya. Dong Man melihat Moo
Ki ternyata yang ikut turun.
“Apa kau
di sini untuk melihat Ae Ra? Apa kau membeli mobil baru? Dengan uang apa?” kata
Dong Man. Moo Ki terlihat binggung. Si bibi pun menanyakan apakah Moo Ki
mengenalnya. Moo Ki pun mengangguk.
“Apa kau
kau baik-baik saja? Apa aku menabrak mu dengan keras?” tanya Moo Ki. Dong Man
mengaku baik-baik saja dantidak menabraknya.
Ae Ra
turun dari mobil menyuruh Dong Man segera Hubungi perusahaan asuransi dan
meminta ganti rugi. Dong Man kaget melihat Ae Ra ternyata bersama dengan Moo
Ki, menurutnya karena mereka sudah seperti keluarga jadi Tidak perlu ...
“Hentikan
omong kosong itu... Telepon polisi dan perusahaan asuransi... Bilang kalau kau
ditabrak”kata Ae Ra penuh amarah
“Apakah
kalian berdua bertengkar?” bisik Dong Man heran, Si Bibi akhirnya berusaha
menjelaskan.
Dong Man
bertanya siapa wanita itu dan berpikir kalau itu bibi dari Moo Ki. Si bibi
mengelengkan kepala. Ae Ra langsung mengatakan kalau bibi itu ibu dari bayinya. Dong Man berpikir kalau itu
maksudnya ibu Moo Ki dan langsung menyapanya dengan sopan.
Keadaan
makin membinggungkan, Ae Ra memjelaskan
kalau Didalam perut Ahjumma, ada bayi si brengsek itu. Ia memberitahu kalau Moo
Ki menggunakan uang yang diberikan untuk
makan di restoran Ahjumma ini, dengan Makan daging dan kemudian keduanya. Dong Man makin binggung dengan yang dikatakan
Ae Ra.
“Mereka
punya bayi” ucap Ae Ra. Dong Man langsung mencengkram Moo Ki dengan penuh
amarah. Si Bibi mencoba menenangkan Dong Man agar tak emosi.
“Apa kau
manusia, brengsek? Aku akan membunuhmu!” teriak Dong Man benar-benar marah. Si
Bibi tak terima ikut mencengkram baju Dong Man dengan kekuatanya.
“Jika kau
menyentuhnya, aku akan membunuhmu! Jangan main-main dengan ku!” teriak si bibi
dengan mata melotot.
Dong Man
dan Ae Ra berjalan di tangga penyebrangan. Ae Ra pikri Dong Man itu seharusnya
pergi. Dong Ma memegang wajahnya berpikir kalau ada yang terluka. Ae Ra
menyuruh Dong Man memeriksa bagian giginya takut ada yang copot.
“Apa itu
Ahjuma itu Atlet atau apa? Dia sangat kuat.” Keluh Dong Man
“Dia
mencetak 1 juta dolar, Hanya dengan tangannya untuk membuat lobak kimchi. Mengapa
kau harus menyerang dia? Dasar Idiot. Apa kau benar-benar atlet taekwondo?”
ejek Ae Ra
“Haruskah
aku mengeluarkan tendanganku untuk wanita hamil? Tapi kau.. Sekarang, apa kau
dicampakkan oleh seseorang yang masih belajar?” kata Dong Man dengan nada
mengejek.
Ae Ra
kesal menyuruh Dong Man memberitahu semua orang saja sekalian, kalau ia yang
mencampakkannya. Dong Man melihat Ae Ra itu sangat frustasi. Ae Ra menyuruh
Dong Man saja yang mengkhawatirkan dirinya. Dong Man mengaku kalau ia baik-baik
saja.
“ Park
Hye Ran... Dia bercerai.” Ucap Ae Ra. Dong Man seperti tak ingin membahasnya
dan pergi lebih dulu menuruni tangga
Ae Ra
mengikutinya dari belakang, tapi terjatuh dan melihat sepatu heelsnya terlepas.
Ia mengumpat kesal kalau hari ini menjadi hari yang terburuk baginya.
“Sudah
Kubilang berhenti membeli barang palsu. Ada banyak barang yang berkualitas ,
Harganya terjangkau.” Kata Dong Man mengomel. Ae Ra hanya bisa menangis.
“Berhenti
lah menangis.” Ucap Dong Man sambil melempar sepatu Ae Ra. Ae Ra makin kesal
karena Dong Man yang menendang sepatunya.
Si bibi
mengemudikan mobilnya sambil bertanya apakah Apakah AeRa itu punya seorang “Oppa”.
Moo Ki memberitahu kalau Dong Man bukan saudaranya.
Si Bibi binggung bertanya siapa sebenarnya Dong Man. Moo Ki dengan ketus
mengatakan kalau Dong Man pacar 20 tahun yang lalu
“Maksudku, teman prianya. Dia tinggal di seberang
rumahnya” kata Moo Ki. Si Bibi mengumpat Ae Ra si gadis licik.
“Apa
Hanya teman prianya? Aku seharusnya tidak memberikan uang itu padanya. Tapi Moo Ki, Apa kau membeli barang-barang
bermerek untuk nya?” ucap si bibi
“Aku
tidak punya uang dan Itu barang palsu.” Kata Moo Ki. Si Bibi pun memuji Moo Ki
yang sangat hemat.
Keduanya berjalan
pulang, tas Ae Ra jatuh lalu mengeluh kalau akan ada goresan. Moo Ki menyuruh
Ae Ra membuangnya saja dan kenapa masih menyimpan
barang pemberian dari brengsek itu. Ae Ra masih percaya kalau tas itu asli.
“Ini
barang asli jadi Aku akan memperbaikinya besok.” Ucap Ae Ra
“Jadi,
kau tetap akan membawa sesuatu yang diberikan brengsek itu?” tanya Moo Ki
“Aku akan
memperbaikinya dan menjualnya lalu minum denganmu.” Kata Ae Ra. Moo Ki mengeluh
Ae Ra itu bodoh lalu mengajak untuk pergi mengikutinya.
Di sebuah
toko kecil
Moo Ki
menyuruh Ae Ra memilih saja, Ae Ra binggung Moo Ki yang ingin membelikan sebuah
tas. Moo Ki akhirnya memilih salah satu tas kain yang cukup besar dan kuat,
bahkan harganya 22 dolar dan baru.
“Ini tas
baru yang paling mahal di luar sana.” Kata Ae Ra.
“ Ini
jauh lebih tahan lama dari tasmu itu. Mulai sekarang kau bisa memukul orang
dengan ini Dan ketika kau mau memukul Moo Ki, maka Letakkan batu di dalam sana
dan pukul dia. Ini tidak akan rusak.” Ucap Dong Man.
“Hei, Ko
Dong Man... Aku akan membawa tas ini sampai aku mati.” Ucap Ae Ra bahagia.
“Kau tidak
perlu membawanya sampai mati, sekarang Pilihlah sepasang sepatu” ucap Dong Man
melihat Ae Ra yang satu kakinya hanya beralaskan kantung plastik. Ae Ra pun
memilih sepatu gantinya. Dong Man dengan gayanya berpikir bisa membayar dengan
kartu kredit.
Di sebuah
mobil
Hye Ran
memegang sebuah note bertuliskan nama Dong Man, lalu sedikit menghapus lipstik
di bibirnya. Ae Ra dan Dong Man baru saja pulang dan Hye Ran melihatnya dari
dalam mobil. Ae Ra memuji Dong Man yang
punya mata yang baik karena sekarang bisa mengunakan sepatu yang nyaman
serta tas ini sangat bagus.
“Aku bisa
membawa 5 sampai 6 botol Soju di sini.” Kata Ae Ra. Dong Man menegaskan kalau
tas itu bukan untuk membawa alkohol.
“Aku
membelikanmu Bukan untuk itu” tegas Dong Man seperti tak ingin Ae Ra banyak
minum.
“Ko Dong
Man, Aku tidak tahu kalau kau mau membeli tas untuk wanita.” Ucap Ae Ra memuji
Dong Man dengan jempolnya.
Don Man
tersenyum melihatnya lalu mengelus kepala Ae Ra, Ae Ra menegaskan kalau seperti
ini yang dinginkan kemarin, kalau seperti ini membuat jantung orang berdebar. Akhirnya
Dong Man bersandar di sepeda sambil mengelus kepala Ae Ra.
“Apa ini
membuat jantungmu berdebar?” ucap Dong Man
“Kenapa
jantungku berdebar denganmu?” kata Ae Ra heran. Dong Man memegang wajah Ae Ra.
“Lalu
mengapa wajah mu merah begitu? Ini seperti kau sedang salah tingkah” kata Dong
Man.
Ae Ra
juga tak tahu kenapa wajahnya memerah. Dong Man tiba-tiba memegang dagu Ae Ra
lalu meminta agar berhenti minum lalu membawa sepeda masuk rumah. Ae Ra mulai
memikirkanya lalu berlari mengikuti Dong Man yang mulai menaiki tangga.
Epilog
Siara berita
“PON kali ini yang diselenggarakan di Gangnam kemarin, lebih menarik daripada
pertandingan dari PON sebelumnya. Kami akan mengakhiri berita olahraga dengan
video terakhir kami.”
Terlihat dikamera,
Ae Ra yang sedang berkelahi dengan Bo Ram dengan saling menjambak. Dong Man pun
merelai keduanya agar tak berkelahi, saat
Bo Ram berusaha mencakar Ae Ra.
“Hei.
kenapa kau mencakarnya? Itu curang.” Ucap Dong Man yang lebih membela Ae Ra
bahkan memastikan kalau baik-baik saja.
“Kenapa
kau memulai perkelahian kalau kau saja tidak bisa menang? Kita harus pergi ke
dokter, sekarang Ikut denganku” ucap Dong Man membawa Ae Ra pergi, padahal baru
saja mengutarakan perasaan pada Boo Ram.
Bersambung ke episode 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar