Tahun 2006
Seorang
pria melakukan teknik Muay Thai dan diikuti oleh dua pelajar sampai akhirnya
suara buku yang dijadikan samsak untuk memukul dan terdengar sampai keseluruh
ruangan.
Guru yang
menjelaskan di depan kelas bisa mendengarnya, lalu menyuruh dua muridnya untuk
bangun. Ko Dong Man dan Kim Joo Man tertunduk dan pura-pura tak terjadi
sesuatu. Si guru pun bertanya apakah tak
ada yang mengaku. Keduanya tetap diam tak ingin mengaku sampai akhirnya sebuah
kapur terlempar ke arah duanya. Keduanya pun akhirnya berdiri
“Hei... Lihatlah
seragam kalian. Apa kalian Ahjumma yang mau hiking? Apa kau mencoba untuk menampilkan
semua warna pelangi?” ucap Guru
“Pak,
Kami hanya punya satu kata... Maafkan kami.” Kata Dong Man
“Dong Man
dan Joo Man. Man Brothers.. Jika kalian menjawab pertanyaannya, bisakah aku
memukul kalian?” kata guru
“Jangan
membuat kesepakatan dengan siswa. bermurah hatilah sedikit Saya berpikiran sama”
kata Joo Man.
“Baiklah,
ku pukul saja kalian. Majulah.” Ucap gurunya geram. Dong Man akhirnya setujua akan
mencobanya
“Kalian
dengarkan baik baik, Ada 20% kemungkinan kau akan tahu pertanyaannya. Kau punya
peluang 40% untuk menjawab salah. Jadi berapa persen kau akan aman?” ucap
Gurunya.
Dong Man
mengeluh dengan pertanyaan seperti itu dan ingin mengulanginya, gurunya
langsung melirik sinis. Dong Man akhirnya langsung menjawab dengan perasaanya
kalau jawabanya 50%. Guru pun meminta anak murid lainya agar memberikan tepuk
tangan pada keduanya.
“Aku akan
memberikan kalian hadiah. Majulah.” Ucap Guru. Dong Man tersenyum bahagia
karena akan maju untuk hadiahnya
“Kalian
berdua, berbalik.. Karena kalian yakin jawabannya 50, aku akan memukul kalian
50 kali.” Ucap Guru. Senyuman keduanya pun hilang.
“Aku rasa
kami punya 1%” kata Joo Man berusaha mengurangi pukulan. Guru menyuruh keduanya segera berbalik dan
menanyakan adakah yang mengetahui jawabanya. Park Moo Bin berdiri dan
mengangkat tangannya.
“Jawabanya
11%” ucap Moo Bin setelah menghitung dengan cepat. Guru pun membenarkan. Joo
Man mengeluh dengan Moo Bin yang berkicau lagi. Keduanya pun akhirnya
mendapatkan pukulan dari guru mereka.
[SMA
Wanita Pungwoon, Seosan 2006]
Choi Ae
Ra dan Baek Seol Hee kena omel oleh guru mereka. Guru memarahi keduanya seperti
orang yang ingin tampil orang-orang. Ae Ra memberitahu kalau immimpinya untuk
menjadi penyiar. Si guru melihat Seol Hee yang berdandan meminta agar
memberikan bando padanya.
“Tidak
bisakah Anda membiarkannya sekali saja? Kalau aku jadi penyiar, aku akan
mencari ibu acara ... dan Cari jodoh.” Ucap Ae Ra
“ Ae
Ra... Kau harus... Belajar giat dulu jika ingin menjadi penyiar.” Kata gurunya.
Seol Hee membela kalau temanya sudah belajar dengan giat
“Kemarin
dia rangking 29 Dari 35 siswa” kata Seol Hee membela
“Apa kau
mau jadi penyiar juga seperti Ae Ra?” ucap Gurunya murka. Seol Hee mengaku mau
jadi ibu rumah tangga yang baik.
“Sudah
cukup bicaranya. Bersihkan auditorium jika kalian tidak ingin barang-barang
kalian disita.” Kata gurunya. Ae Ra
panik meminta agar tak meminta melakukan hari ini. Gurunya seperti tak peduli.
Seorang
wanita mengingat rambutnya dan siap bermain dengan membalikan koin. Seorang
pria yang kalah ingin mengambil satu koin, Si wanita langsung memperingati
kalau akan mematahkan tanganya. Seorang wanita datang memberitahu kalau
seorang. Moo Bin datang memanggil Boo Ram lalu memberikan kopi susu kotak yang
sudah dibeli di luar sekolah.
“Jangan
lakukan ini lagi. Ibumu akan memarahiku lagi.” Ucap Boo Ram kesal melihat ada
nama di kotak minumanya.
“Kau akan
datang hari ini, kan?” ucap Moo Bin
“Tidak
bisa. Aku mau bolos sekolah untuk pergi ke Gangnam.” Kata Boo Ram. Moo Bin
kagetm menanyakan alasan Boo Ram pergi kesana.
“Itu
bukan urusanmu.” Kata Boo Ram sinis dan melihat Dong Man berjalan dengan Joo
Man bersama buru-buru melepaskan ikatan rambutnya.
Dong Man
dan Joo Man makan bersama masuk kelas, Joo Man menceritakan Ahjumma itu dalam
kesulitan karena rasanya seperti kesemek. Dong Man mengejak Joo Man itu bukan seorang
koki karena lidahnya seperti sangat sensitif.
“Baunya
seperti burger. Sudah kubilang dengannya
jangan pakai Oven yang sama” kata Joo Man lalu mengeluh melihat temanya yang
mengunakan kaos merah pada hari ini.
“Untuk mencocokkannya”
kata Bong Man bangga memperlihatkan sepatu merah yang digunakanya.
“Kau
belum seperti pria dari kota. Bisakah setidaknya kau bertindak seperti kau dari
Seoul? Seperti aku yaitu Potongan rambut serigala” kata Joo Man bangga dengan
potongan rambutnya.
“Apa kau
mau menyatakan perasaanmu?” tanya Joo Man. Dong Man binggung Menyatakan pada
siapa.
Joo Man
menyebut nama Jang Bo Ram. Dong Man binggung kenapa harus melakukanya. Joo Man
menjelaskan kalau Dong Man sebagai
pemimpin dari pria dan Boo Ram pemimpin
dari wanita lalu berpikir kalau mereka bisa
bertunangan. Bong Man makin binggung temanya yang meminta bertunangan.
“Jadi,
Apa dia bilang dia suka padaku?” tanya Dong Man terlihat bangga.
“Tidak
bisa kau lihat dari kopi susu ini? Apa kau tahu betapa sulitnya mendapatkan
kopi susu di sekolah kita ini?” kata Joo Man melihat nama Boo Ram pada kotak
minuman yang diberikan pada Dong Man.
“Tapi aku
tidak ingin terlibat dengan pria berbaju
merah compang-camping seperti kau” kata Dong Man lalu melihat Moo Bin membuka
baju dalamnya.
Keduanya
mendekati Moo Bin. Seol Hee sempat memanggil nama “Park Mose.” Tapi akhirnya menganti
nama jadi Park Moo Bin lalu meminta agar bisa menSponsori mereka dengan
meminjamkan baju mahalnya karena teman sekelasnya lolos menuju Pekan Olahraga
Nasional.
“Dia mau
ke Gangnam. kau akan mendapatkannya kembali
sebelum Kelas malammu” jelas Joo Man, Moo Bin kaget mendengar nama Gangnam
“Di situlah
pertandingan taekwondo nya. Dia akan datang dan melepas seragamnya untuk
bertanding. Jika dia menunjukkan siapa sponsornya di bagian pundak maka dia
akan terlihat seperti anak dari Seoul.” Kata Joo Man menyakinkan. Dong Man
memberikan kotak minuman sebagai imbalan.
“Coba
Lihatlah apa yang dia berikan.Itu karunia yang berharga. Aku tidak bisa
mengabaikan pertandingan itu Ini menyangkut nasib ku.” Kata Dong Man
menyakinkan. Moo Bin melihat kotak
minuman yang diberikanya.
Di toilet
Ae Ra
bertanya pada Seol Hee lalu Jam berapa pertandingannya. Seol Hee menjawab
itu jam enam dan berpikir bisa memesan kereta jam 3:00. Ae Ra piki Sudah pasti
bisa lalu bermake up dan terlihat sangat sempurna.
Keduanya masuk
ke ruang guru, Seol Hee memberitahu temanya yang sakit parah dan mereka yang menderita flu
jadi perlu perawatan dan meminta izin untuk pulang. Gurunya melihat Bibir keduanya
sangat pucat lalu mengusapkan lipstik pada baju keduanya.
Ae Ra dan
Seol Hee pun tak bisa berkata apapun karena ketahuan, akhirnya hanya bisa
membungkuk dan meminta maaf. Tapi keduanya kembali masuk mengaku menderita
penyakit konjungtivitis akut “Peradangan selaput bening mata” Salah seorang
guru pria merasa bisa mencium salep nyeri.
“Jangan
meletakkannya di sekitar matamu. kalian bisa buta nanti” kata Gurunya. Keduanya
pun tak bisa mengelabuhi guru mereka
“Saya
tertabrak shuttlecock waktu kelas olahraga Sakitnya seolah-olah aku pukul oleh
Hyeon Jeong Hwa.” Kata Ae Ra memperlihatkan makanya yang bengkak.
“Hyeon Jeong
Hwa itu pemain tennis meja, Kau mencoba terlalu keras.” Kata gurunya.
Keduanya
terlihat lesu karena semua Tidak ada yang berhasil lalu berpikir pergelangan
kaki mereka terkilir. Saat itu terdengar bunyi suara alarm mobil. Sang guru
keluar tergesah-gesah karena ada yang menyentuh mobilnya. Seol Hee tersenyum
dan merasa punya ide bagus lalu meminta Ae Ra mengikutinya.
Keduanya
masuk ke ruang guru mencari Mic plastik dengan banyak barang sitaan yang
diambil oleh gurunya. Seorang guru pria melihat keduanya langsung memarahi
keduanya yang menyuruh agar keduanya meletakanya kembali. Keduanya memilih
segera kabur setelah menemukan mic.
“Heeii.. Kalian
mau kemana? Jaket merah muda dan Kuning , Aku melihat mu!” teriak si guru.
“Choi Ae
Ra, Baek Sul Hee!” teriak Gurunya yang baru saja kembali mematikan alarm. Seol
Hee dan Ae Ra berlari keluar dari sekolah
“Kenapa
kau mengambilnya? kau pikir apa yang akan terjadi besok? Bagaimana dengan
besok?” ucap Seol Hee panik
“Tidak,
aku tidak akan memikirkan hari esok” kata Ae Ra tak peduli.
[Kukkiwon, Seoul, 2006]
Keduanya
sudah berada di stadium, Ae Ra membahas alasan Ahjussi-Ahjussi itu bersama dengan
teman kampung halamannya. Seol Ok pikir kalau itu Untuk minum bersama. Ae Ra
menjelaskan Itu karena orang kampung tidak boleh terintimidasi.
“Kita
sudah mengenal dia sejak kita berusia enam tahun jadi harus mendukung dia.”
Kata Ae Ra sudah siap dengan perlengkapan dengan dukungan.
Dalam
ruangan pertandinga, Dong Man sudah bertanding melawanyanya. Pelatihnya Hwang
Jang Ho memberikan perintah agar Dong Man
Jaga jarakmu lalu mengunakan kakinya. Di bangku penonton pun riuh
menontonya.
“Tendang
dia! Tendang dia!” teriak Ae Ra kesal dengan mengunakan mic yang bisa terdengar
di seluruh arena. Dong Man sampai menoleh dan mengeluh Ae Ra melakukan itu.
“Gadis
yang membawa mic itu di sini lagi.” Ucap Pelatih Hwang heran. Ae Ra terus
bicara dengan micnya agar Dong Man bisa menendang lawanya.
[Round
1. Ong-Bak, Baek Ji Yeon]
Dukungan
Ae Ra dan Seol Hee terus memberikan pada Dong Man dengan micnya. Boo Ram dan
temanya terlihat terganggu dengan teriakan keduanya. Salah satu teman Boo Ram
meminta agar bisa menyuruh mereka tenang.
“Apa kau
tahu betapa menakutkannya gadis dari selatan? Kenapa mereka itu?” kata Boo Ram
sedikit kesal. Tiba-tiba Moo Bin datang memanggil Bo Ram. Bo Ram kaget Moo Bin
datang.
“Kenapa
kau memberikan susu yang ku berikan
dengan Ko Dong Man?” ucap Moo Bin kesal
“Apa Kau
datang ke sini untuk menanyakan hal itu? Apa kau tidak sekolah?” kata Bo Ram
heran
“Apa
mungkin kau menyukainya?” tanya Moo Bin
Saat itu
ditengah lapangan, Dong Man berhasil menang dari lawanya. Ia pun berlari
membuka bajunya dan melempar baju seragamnya pada penonton saat itu Ae Ra yang
berhasil mendapatkan bajunya. Bo Ram terlihat kesal tak bisa mendapatkan baju
Dong Man.
“Mulai
sekarang, Kau harus Bilang kalau kau punya pacar.” Ucap Dong Man menunjuk ke
arah penonton. Ae Ra melongo dan Bo Ram terlihat kesal.
“Berkencanlah
denganku, Jang Bo Ram!” teriak Dong Man. Bo Ram pun langsung tersipu malu
mendengarnya seperti tak percaya Dong Man menyatakan cinta padanya.
Ae Ra
melonggo mendengarnya dan cemberut mendengarnya. Dong Man dengan bangga mengakan mereka bisa bertunangan
sekarang. Bo Ram mendengarnya binggung apa maksud ucapan Dong Man. Temanya
pikir Dong Man itu mengajak jalan Bo Ram.
“Beraninya
kau memberikan seragammu?” kata pelatih Hwang langsung menjewer telinga Dong
Man. Dong Man menjerit kesakitan meminta agar melepaskanya lebih dulu.
“Dia
dikirim ke Seoul untuk berlatih dan lihat apa yang dia lakukan.” Ucap Ae Ra
marah
Sementara
di bangku bawah, Bo Ram dengan bangga mengibaskan rambutnya kekanan dan kiri.
Ae Ra melihat dengan sinis kalau Bo Ram sok cantik.
“Apa kau
benar-benar akan berkencan dengannya?” kata Moo Bin marah. Bo Ram membenarkan
menurutnya tak ada yang salah.
“Beritahu
saja ibuku.” Kata Bo Ram tak peduli. Moo Bin pun akan memberitahukanya
“Dia
bahkan tidak bisa menghitung peluang dan selalu dipukuli di kelas. Dia bahkan
memakai jaket merah, kenapa dia??” kata Moo Bin tak bisa terima. Bo Ram
menegaskan bahwa Dong Man itu yang terbaik.
“Aku
hanya berkencan dengan yang terbaik.” Kata Bo Ram. Moo Bin keluar dari arena
dengan menutupi wajahnya yang menangis.
Saat itu
dengan sengaja Ae Ra keluar dari arena dan meyenggol kepala Bo Ram dengan balon
yang dibawanya. Bo Ram pun marah, Seol
Hee berpura-pura tak sadar kalau sudah menjatuhkanya. Ae Ra meminta maaf dengan
bahasa inggris. Bo Ram kembali berteriak. Ae Ra akhirnya ikut berteriak meminta
maaf.
“Apakah wanita
bodoh legendaris itu ... benar-benar menjadi legenda?” gumam Ae Ra
Ae Ra
berjalan dengan masuk dengan kacamata hitam dan segelas kopi ditanganya,
seperti seorang kaya masuk ke dalam mall, meminta maaf agar diberikan jalan.
Beberapa ibu-ibu yang sudah mengantri berpikir kalau Ae Ra itu pelanggan VVIP
karena masuk sebelum mall buka.
Beberapa
pelanggan pun menyapa Ae Ra yang berjalan dan beberapa saat kemudian Ae Ra
sudah mengunakan seragam merahnya. Dan menyapa semua pelanggan di depan meja
receptionist yang baru datang.
“Gadis mic yang ingin menjadi
penyiar berita itu menjadi petugas informasi”
Dong Man
berjalan dengan gagah mengunakan jubah putihnya, lalu menanyakan kamar mana
yang harus dimasukinya. Petugas memberitahu di bagian penthouse.
“Atlet taekwondo
ajaib yang ingin menghancurkan dunia ...” gumam Dong Man
Ia
mengunakan jubah seperti dokter membawa sebuah alat yang mengeluarkan asap memberitahu
akan menyingkirkan semua kutu dan menyemprotkan phytoncide untuk memastikannya
“Dia jadi pembasmi kutu.”
Seol Hee
berjalan dengan telp di telinganya, sebagai Gadis merah muda yang ingin menjadi
istri yang baik. Seol Hee duduk di meja kerja dengan earphone yang menempel di
kepalanya dan mulai menyapa pelanggan.
“Dia sekarang menjadi layanan
pelanggan.”
Joo Man
berjalan dengan beberapa dibelakangnya, seperti bos dan juga anak buahnya.
Mereka tahu Joo Man menjadi pencinta makanan. Joo Man dengan tegas
memerintahkan agar bisa memotong 5 sen untuk 2.000 kue
Setelah
itu bicara pada manager produksi agar bisa memberi diskon lima sen untuk 2.000 kue ikan. Si Manager
mengaku tak bisa melakukanya. Joo Man pun mencicipi makanan di sebuah toko
makanan.
“Dia
seorang pembeli dari pusat perbelanjaan.”
Ae Ra
berdiri dengan wajah tersenyum pada pelangan yang masuk mall dengan sepatu heel
sengaja dilepaskanya. Semua memiliki cita-cita yang tak bisa digapai olehnya.
“Legenda
nyata ini ... bermula dari "4 orang menakjubkan yang bodoh" Fantastic
4”
Ae Ra
menyapa semua pelanggan yang masuk, lalu mengirimkan pesan “Bagaimana
hasilnya?” tapi pesanya tak dijawab bahkan tidak mengangkat teleponnya. Ia pun
mengirimkan pesan dengan nada kesal “Moo Ki! Jawab panggilanku” lalu beprikir
kalau pria itu gagal lagi
Tiba-tiba
seorang wanita mengenali wajah Ae Ra didepan Mall. Ae Ra panik langsung
menutupi wajahnya dengan topi. Ae Ra berpura-pura bicara denga earphonenya
kalau harus pergi sekarang. Chan Sook yakin kalau itu pasti Ae Ra.
“Ini aku.
Kim Ju Ha Ke-2.. Apa Kau tidak ingat aku?” kata Chan Sook. Ae Ra pun mau tak
mau mengangkat wajahnya menyapa temanya.
Keduanya
duduk dicafe, Chan Sook menyingkirkan topi Ae Ra dan mengambil foto selfie. Ia
dengan menyindir kalau Ae Ra sudah lama berkerja di mall tapi tak pernah datang
ke cafe.
“Aku juga
pertama kalinya kesini, berkat kartu pacarku. Jangan merasa terlalu
terintimidasi denganku” ucap Chan Sook bangga lalu mengirim gambar dengan
caption (Lucky Department Store, tas Designer)
“Tapi,
bagaimana bisa kita bertemu hari ini? Senang bertemu denganmu” ungkap Chan Soon
seperti basa basi. Ae Ra sudah tahu kalau itu Tidak mungkin.
“Aku akan
menikah... Dia seorang dokter.” Kata Chan Soon memberikan undanganya. Ae Ra
dengan sinis mengatakan kalau tidak bertanya.
“Kami
akan menikah di Diamond Hall dan pindah ke Istana Dogok. Cincinnya 2,5 karat. Bulan
madu kami di...” ucap Chan Soon pamer dan langsung disela oleh Ae Ra. Ae Ra
sudah bisa menduga kalau akhirnya akan seperti ini.
Di sebuah
cafe lantai dua bagian balkon. Dong Min menceritakan dengan penuh semangat
kaalu bersorak untuk tim sepak bola Korea dan naik di atas mobil lalu masuk
berita, ibunya melihat dan langsung keluar. Semua pelanggan menatap heran. Dong
Mi sadar kalau terlalu berisik dan meminta maaf.
“Dan
Juga, ketika aku kelas lima, Aku 1 kelas di dengan Do Joom dari personil Beast.
kau tidak tahu kan? Wah, saat itu, aku ... lebih baik dan lebih populer ...”
ungkap Dong Man bangga.
“Tidak
perlu bicara tentang masa lalu, bagaimana dengan yang sekarang. Kyung Koo
bilang kau spesialis.” Kata si wanita seperti sedang kencan buta.
“Iya. Aku
mendedikasikan hidupku untuk kesehatan masyarakat.” Kata Dong Man
Si wanita
pikir Dong Man itu seorang dokter. Dong Man memberitahu kalau ia juga membantu
mengobati eksim (peradangan kulit). Si wanita langsung bersemangat berpikir
kalau Dong Man Dermatologi. Dong Man pikir menurutnya Dermatologi itu suatu
kehormatan lalu menunjukan sebuah mobil di bawah kalau baru saja punya mobil
baru. Si wanita terlihat lesu melihat
mobil dengan banyak spanduk di sekelilingnya.
“Kau kelihatannya bersemangat.” Komentar Si
wanita berusaha tersenyum.
“Aku pria
bermobil dan akan mengantarmu nanti.” Kata Dong Man. Si wanita langsung
menolaknya.
“Ketika
aku mau ke toilet, aku pergi ke Subway. biaya sewa apartemen studioku sangat
mahal. Ketika kau membayar sewa perbulan, tidakkah kau merasa seperti kau
sedang dirampok?” ucap Dong Man sedikit mengeluh
“Aku
menyewa pertahun” ucap si wanita. Dong Man sedikit kaget karena wanita itu bisa
membawa sewa selama 1 tahun dan pasti kaya.
“Apa Kau
tidak punya bakat/hal lain? Aku dengar kau ahli di bidang olahraga” tanya Si
wanita. Dong Man sempat memikirkan itu Olahraga...
“Aku
tidak ahli olahraga.” Akui Dong Man seperti menyembunyikan sesuatu.
Chan Sook
memakan kue samblie membahas Ae Ra yang menyerah
menjadi Baek Ji Yeon Ke-2 Karena tidak bisa melakukanya. Ae Ra pikir kalau Chan Sook bakal menjadi Kim
Ju Ha Ke-2 tapi menurutnya kenapa haus bergantung dengan kartu kredit pacarnya.
Chan Sook menegaskan kalau itu cinta.
“Kau juga
harus menikah sebelum terlambat.” Kata Chan Sook mengejek
“Aku
punya pacar.. Dia seorang jaksa ...” kata Ae Ra tak mau kalah. Chan Sook sempat
terkejut tapi Ae Ra mengaku kalau itu baru dalam pelatihan.
“Sulit
mendukung orang yang masih belajar, kan?” ejek Chan Sook
“Hei,
kenapa kau tidak memberitahu usia pacarmu itu. Apa mungkin... 30-an? Atau 40-an?”
kata Ae Ra bisa membalasnya.
Chan Sook
pikir calon suaminya itu sangat muda untuk usianya. Ae Ra n pun berpikir kalau
itu pasti terlihat muda. Chan Sook pikir Ae Ra juga harus bersiap-siap dan akan
menemukan seseorang . jika menurunkan
standar yang sejajar denganya, dengan menyindir kalau sepatu jerami saja
pasangannya juga sama.
“Apa dia
datang ke pernikahanmu? Pria Yang itu.. Leher berputar” balas Ae Ra memberikan
serangan. Chan Sook pikir untuk apa pria itu datang.
“Kau
berpikir aku akan datang menghampirinya , kan? Tapi kau tahu, Aku peduli dengan
penampilan orang-orang. Dia berada di level yang sama sepertimu.” Kata Ae Ra
“Hei. Aku
bahkan lebih cantik daripada kau” teriak Chan Sook tak bisa menahan amarahnya
sampai membuat semua pelanggan bisa mendengarkan suaranya.
Seol Hee
menerima telp dari ibunya tak diangkat dan kembali melayani telp pengaduan dari
pelanggan. Ia berbicara dengan lemah lembut dengan membahas selimut yang
diterima baunya seperti kentut seseorang
dan mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.
Saat itu
managernya datang dengan sengaja menyalakan speaker. Terdengar teriakan
pelanggan yang sangat marah. Seol Hee mencoba bicara agar bisa tenang tapi si
pelanggan terus saja berteriak marah.Akhirnya manager yang mengambail alih
pelanggan yang marah-marah.
Saat itu
Seol Hee dibawa ke ruangan oleh managernya. Jong Man melihatnya lalu mendekati
Ye Jin dengan membuat fotokopi berkas lalu bertanya apakah Ini untuk ruang
konferensi. Ye Jin membenarkan. Joo Man pikir akan segera melakukannya.
Yee Ji tak
percaya kalau Joo Man akan melakukanya karena harus membuat 100 set. Joo Man
mengaku kalau suka melakukan ini.
Dream
Home Shopping
Seol Hee
meminta maaf pada managernya. Si manager bertanya apakah Seol Hee tidak punya
pacar. Seol Hee mengaku kalau sudah punya pacar. Manager menyuruh Seol Hee langsung nikah
saja, karena Para pekerja full time memandang rendah perkerjaa mereka dan
orang-orang seperti Seol Hee membuatnya lebih buruk.
Joo Man
masuk ruangan memberitahu kalau ada rapat di ruangan itu. Sang manager pun
meminta maaf mengatakan kalau sudah selesai, setelah itu berbisik pada Seol Hee
agar Bekerjal dengan benar. Seol Hee hanya bisa tertunduk meminta maaf.
Setelah
manager pergi, Seol Hee langsung memeluk Dong Man dengan erat. Dong Man panik
karen takut ada orang yang melihat. Seol Hee meminta agar sebentar saja karena
butuh diberikan “charger” pada tubunya. Joo Man pun membiarkan Seol Hee
memeluknya dengan erat.
“Kau
datang karena aku, kan? Rapatnya dua jam lagi” ucap Seol Hee bahagia.
“Apa lagi
sekarang? Apa kau membuat masalah? Berhenti membuat masalah seperti ini” keluh
Joo Man
“Sayang.
Haruskah aku.. Langsung menikah saja?” kata Seol Hee. Joo Man kaget
mendengarnya permintaan Seol Hee yang ingin menikah dan berpikir kalau sedang
PMS.
“Aku tidak
mencoba untuk memulai perkelahian. Kita sudah berpacaran selama enam tahun.”
Kata Seol Hee sedih. Joo Man seperti tak bisa berbuat apa-apa.
Ae Ra
melihat kartu undangan ditanganya, wajahnya terlihat sedih. Lalu mengeluarkan
ponselnya wajahnya terlihat kesal karena pacarnya itu mengabaikan semua SMSnya dan berpikir kalau
gagal lagi.
“Maafkan
aku, sayang” ucap Kim Moo Ki. Ae Ra kesal Moo Ki yang tidak pernah lulus lalu menanyakan
keberadaanya.
“Aku
makan sendirian. Tapi sayang Aku sedang berpikir untuk pergi ke mana saja” ucap
Moo Ki
“Apa kau
bilang akan pergi ke mana saja? Apa kau punya waktu untuk pergi?” kata Ae Ra
kesal
“Aku akan
bersepeda dan menyegarkan pikiranku.” Kata Moo Ki
“Kalau
kau lulus. Setidaknya kau menggunakan pikiranmu, kau harus menyegarkannya”kata
Ae Ra kesal menutup telpya.
“Padahal
kukiran dia bakal lulus. Bagaimana bisa aku mendukungnya sekarang?” kata Ae Ra
terlihat benar-benar kecewa.
Dong Man
sedang kencan buta menanyakan apa yang mereka makan saat makan siang dan
mengetahui Ada mie yang enak di dekat sini. Si wanita menolak karena ada urusan
mendadak dan harus pergi sekarang. Dong Man pikir akan mengantar dengan
mobilnya. Si wanita menolak dan langsung memanggil taksi yang lewat.
Akhirnya
Dong Man pun menghentikan taksi yang akan pergi, meminta agar bicara dengan
wanita itu. Di depan jendela Dong Man
meminta nomornya. Si wanita berkata kalau
akan memberikannya dengan Kyung Koo.
Dong Man membahas kalau sudah
membayar kopi tadi.
“Bagaimana
kalau kau yang traktir Soju jum'at besok? Ada tempat di Sillim-dong yang
terkenal . Mereka akan memberikan 3 piring dengan harga 9,90 dolar. jadi...”
kata Dong Man dan langsung diberikan uang pada tanganya.
“Hei,
Anggap saja aku yang bayar kopi hari ini. Jadi aku tidak perlu ... membeli soju
Jumat ini, kan?” kata si wanita dan bergegas pergi.
Dong Man
terlihat sedih gagal berkenala dengan wanita dan menerima telp dari Ae Ra, lalu
mengeluh kalau tak ada alasan harus pergi ... jauh ke sana untuk makan dan
menolaknya. Tapi saat mengetahui makan iga sapi dan wajahnya tersenyum bahagia.
Sesampai
di Mall, Dong Man kesal dengan Ae Ra padahal ingin makan siang tapi malah tidak
menjawab telponnya. Saat itu Chan Sook sedang berjalan sambil menelp pada calon
suaminya harus mendapatkan transplantasi rambut sebelum pernikahan dan harus
terlihat semuda mungkin.
“Aku bahkan
memotong tulang pipiku untukmu, Kau bahkan tidak mau men-transplantasi
rambut? Aku tutup teleponnya” ucap Chan
Sook kesal akan keluar dari mall tapi malah terjebak didalam pintu berputar
dengan beberapa pelangan termasuk Dong Man.
“Tunggu.
Aku akan mencoba untuk memperbaikinya.” Ucap Dong Man mencoba mendorong pintu,
saat itu Chan Sook langsung terpesona melihat Dong Man dengan wajah tanpa dan
jas putih.
“Kau
pasti seorang dokter... Kau punya rambut yang tebal.” Ucap Chan Sook. Dong Man
hanya mengangguk saja saat itu petugas datang membantu mereka keluar dari
pintu. Ae Ra sedari tadi melihat keduanya terlihat marah.
“Kenapa
kau terlambat? Jam makan siang hampir berakhir.” Ucap Ae Ra kesal
“Hei, aku
datang tepat waktu. Kau saja tidak ada ditempatmu” balas Dong Man.
Ae Ra
melihat Chan Sook yang tersipu malu dengan wajah memerah. Chan Sook mengelak
lalu bertanya apakah mengenal pria itu dan ingin dikenalkan. Ae Ra pun
mengenalkan keduanya. Ae Ra dengan gaya centil mengangkat tangan seperti wanita
yang ingin mengajak berdansa.
“Apa kau
mau mencium tangannya?” ejek Ae Ra. Dong Pan pun hanya memegang tangan sambil
menyebutkan namanya.
“Dia
bukan pacarmu kan” kata Chan Sook menyakinka. Dong Man menegaskan kalau itu tak
akan dan tidak mungkin.
“Jadi kau
temannya? Hanya teman?” kata Chan Sook. Dong Man mengaku kalau itu “Mungkin”.
Chan Sook terlihat tak bisa terima begitu saja.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar