PS
: All images credit and content copyright : KBS
Seol Ok
berjalan pergi merasa kalau Kejahatan selalu meninggalkan jejaknya, saat akan
masuk ke TKP, seorang polisi melarangnya untuk tak masuk. Seol Ok meminta izin hanya
mau masuk sebentar. Polisi tetap melarangnya. Saat itu Seol Ok melihat Kopral
Park dan memanggilnya. Kopral Park pun melambaikan tangan Seol Ok lalu
mengajaknya masuk ke TKP.
Seol Ok
dan Kopral Park melihat tempat Do Jang jatuh dan foto-foto yang diambil oleh
Tim forensik. Seol Ok tak tahu kalau
Kopral Park ada juga di TKP. Kopral Park mengatakan datang untuk membantu tim
forensik karena Badan Kepolisian Nasional memanggil mereka.
“Aku bisa
tahu dari noda darah itu, kalau korban meninggal menghadap kearah depan” kata
Kopral Park
“Detektif
Ha datang dari arah seberang lalu Jang Do Jang...” kata Seol Ok
“Jang Do
Jang mengendarai mobil dan datang ke
sini. Dan pintu mobilnya terbuka jadi sepertinya dia langsung dibunuh. Tapi
Detektif Ha naik mobil dan lari.” Cerita Kopral Park
“Detektif
Ha tidak mungkin menjadi pelakunya. Dia berjalan masuk dari sana... Tapi korban
jatuh menghadap ke arah sana.” Kata Seol Ok
“Kalau
begitu pisaunya ada di belakangnya.” Ucap Inspek Woo sudah berada di TKP. Seol
Ok kaget Inspek Woo datang juga.
Tuan Ha
duduk di belakang mobil dengan tatapan dingin. Soprinya menanyakn apaakah ia
akan membiarkan anaknya dipenjara. Tuan Ha tak ingin membahs menyuruh agar
fokus saja menyetir saja. Soprinya pun hanya bisa meminta maaf.
Inspek
Woo melihat TKP sambil berjongkok. Petugas Na bertanya Apa kantor pusat
melakukan profiling. Inspek Woo memberitahu kalau Ini kasus yang melibatkan Polisi jadi Tolong
lakukan dengan baik. Seol Ok memberitahu Sepatu Detektif Ha terkena darah dan melihat
noda darah di lantai.
“Tapi
tidak ada apa-apa di atas kepala Jang Do Jang.” Jelas Seol Ok. Inspek Woo pikir
mereka bisa melihatnya lalu mencoba memperagakan saat Do Jang ditusuk dan
jatuh.
“Apa kita
memiliki tersangka lain?” tanya Inspek Woo. Petugas Na mengatakan belum.
“Satu-satunya
CCTV yang aktif hanya ada di pintu masuk. Tidak ada orang lain selain Detektif
Ha.” Ucap Petugas
“Jadi
CCTV lainnya rusak tepat pada waktu kejadian. Ini sangat menarik.” Ungkap Insep
Woo membuka sebuah koper.
Petugas
Na bisa melihat didalam koper adalah
darah palsu dan ingin tahu Dari mana mendapatkannya. Inspek Woo
meneteskan darah sambil berkata 170, 175,
180. Seol Ok melihat dengan jeli. Insep Woo melihat kalau darah itu bercucuran
dari angka 180.
“Tingginya
180 cm... Usianya, akhir 30-an sampai awal 40-an. Luka dalam menunjukkan kalau
pria itu menggunakan kekuatannya. Beratnya sekitar 90 kg dan dia tidak terbiasa
menggunakan pisau. “ kata Inspek Woo dengan Seol Ok mencatatnya.
“Ini
mungkin kali pertamanya dan dia menikamnya empat kali.” Ucap Petugas Na
“Pasti
banyak darah yang sudah berceceran.” Komentar Seol Ok. Inspek Woo membenarkan.
“Dia
pasti mencari tempat untuk membersihkannya, Aku lihat ada kamar kecil di sana. Aku
tidak yakin apa kau akan menyukainya Yoo Seol-Ok , karena Tidak ada kertas
toilet disana.” Kata Inspek Woo Seol Ok pikir itu tadi hanya sebuah lelucon.
Petugas
Na menyemprotkan cairan dalam drum, Seo Ok menutup pintu dan terlihat seperti
tanta terang dalam kegelapan. Inspek Woo pikir baju si pelaku mungkin berlumuran
darah tapi tidak membuangnya di TKP.
Seol Ok piki Pasti ada bekas yang tertinggal di tempat lain.Akhirnya
keduanya pun keluar.
“Jang Do
Jang adalah seorang pria yang tahu cara menggunakan pisau. Tapi... Bukankah
terlalu mudah baginya ditusuk pisau? .” Kata Seol Ok
“Tanda pembelaannya
tidak terlalu kuat. Dia tidak melawannya
Kita harus menyelidiki DNA nya bersama NFS tapi korban memiliki tipe
darah A dan tidak ada jenis darah lain yang ditemukan.” Jelas Petugas Na
“Dia
pasti memiliki pistol...Terlalu mudah baginya jika itu hanya pisau.Dan mungkin
itu orang yang dia percaya yang tidak akan membunuhnya dengan mudah.” Kata
Inspek Woo
“ Misalnya,
bisa jadi itu seorang detektif.” Kata Seol Ok yang bisa membayangkan saat Do
Jang di tusuk.
Seorang Detektif
langsung pergi ke kamar mandi mencuci tangan dan berlari ke telp umum. Ketiga
sampai di telp umum dan menemukan ceceran darah dan petugas Na mengetahui itu Golongan
darahnya A. Seol Ok bisa tahu kalau si pelaku menelp untuk melaporkan kasus ini
ke polisi Kemudian polisi segera datang. Ketiga kembali masuk ke TKP kembali.
“Untuk
menyimpulkan hipotesismu... Orang ini memeriksa untuk melihat apa polisi tiba
di sini.Lalu di suatu tempat...” kata Wan Seung melihat ke arah Detektif Ko
yang sedang bicara dengan polisi lain.
“Tinggi
badan, 180 cm. Beratnya sekitar 90 kg. Seorang detektif yang lebih terbiasa
dengan pistol daripada pisau.” Kata Inspek Woo.
“Detektif
yang datang ke TKP...sedikit lebih lambat dari petugas lainnya.” Ucap Seol Ok
Saat itu
Detektif Ko melihat Seol Ok bersama dengan Inspek Woo lalu memarahi polisi lain
yang tidak mengawasi TKP, lalu memperingatkan agar Jangan biarkan orang asing masuk. Seol Ok pun
dibawa keluar paksa oleh dua polisi lainya dari TKP.
“Aku
minta maaf TKP ini jadi kacau. Kudengar kau profiler di kantor pusat. Kau
terlihat lebih keren daripada di TV.” Komentar Detektif Ko menyapa Inspek Woo.
“Terima
kasih.” Kata Inspek Woo lalu melihat tangan Detektif Ko yang ingin menjabat
tanganya.
“Kau
kidal... Bisakah aku melihat tanganmu? Hanya sebentar saja.” Kata Inspek Woo
ingin melihat ke bagian dalam. Detektif Ko terlihat marah melihat Petugas Na
yang ingin memeriksanya.
“Bawa
surat perintah.” Tegas Detektif Ko lalu berjalan pergi. Inspek Woo seperti
sudah bisa menebak kalau pembunuh sebenarnya adalah Detektif Ko.
“Pembunuhnya
tidak terlalu detail. Dia akan meninggalkan bukti di tempat lain.” Ucap Inspek
Woo melihat Detektif Ko memilih untuk pergi meninggalkanya.
Seol Ok
dibawa keluar dari TKP lalu melihat ada sebuah kamera CCTV di dekat jendela
rumah, lalu berlari ke arah lain. Sementara Detektif Ko membagi tugas pada
petugas agar menghentikan orang yang melanggar pergi ke TKP. Seol Ok terus berjalan dan menemukan CCTV
lainya.
“Petugas
Hong, aku menemukan CCTV yang mungkin menangkap pembunuhnya. Bisakah kau
mendapatkan rekamannya?” kata Seol Ok menelp Joon Oh. Joon Oh pun akan segera
datang. Detektif Ko dari kejauhan melihat gerak-gerik Seol Ok.
Joon Oh
datang ke rumah yang memasang CCTV mengatakan Aakan melihat jika ada CCTV
lainnya. Si pemilik rumah mengatakan kalau Itu sudah dibawa. Seol Ok kaget
mengetahuinya,Joon Oh bertanya Apa ada orang yang mengambilnya.
“Beberapa
detektif datang dan mengambil nya.” Kata Si bibi. Seol Ok yakin kalau itu
Detektif Ko
“Apa dia
punya jenggot?” tanya Joon Oh untuk menyakinkan. Si bibi pun mengangguk. Seol
Ok hanya bisa menghela nafas panjang.
“Satu-satunya
bukti yang tersisa hanya pakaian yang berdarah.” Kata Seol Ok
“Dia
bergabung dengan tim setelah ganti baju. Lalu dimana dia membuangnya?” kata Joon
Oh memikirkanya.
“Dia tidak
akan membuangnya kemanapun.” Pikir Seol Ok
Joon Oh
pikir itu mungkin Bagasi mobilnya.
Inspek Woo sudah berdiri dibelakang merasa kalau bagasi mobil adalah
tempat yang aman dan sangat pribadi. Seol Ok bertanya Apa Insep Woo melihat
rekaman CCTV nya? Inspek Woo mengelengkan kepala tapi melihat siapa yang
mengambilnya. Seol Ok bisa menebak kalau itu Detektif Ko.
“Kita
butuh surat perintah untuk menggeledah bagasinya.” Pikir Seol Ok
“Dia
parkir secara ilegal jadi aku mendereknya.” Kata Inspek Woo.
“Kalau
begitu bisakah kita menggeledahnya di tempat sampah?” tanya seol Ok . Insep Woo
mengatakan kalau itu juga ilegal tanpa surat perintah.
Detektif
Ko terlihat panik saat melihat mobilnya yang harus diderek karena melanggar
peraturan parkir. Akhirnya ia menebus mobil dengan denda dan terlihat membuka
bagian bagasi mobilnya, seperti bisa lebih tenang karena bajunya tak hilang. Di
belakang, Inspek Woo melihatnya.
“Dia
membukanya seperti yang kau katakan.” Kata Seol Ok dan ketiganya langsung
keluar dari mobil.
Seol Ok
langsung mengambil barang bukti di tanganya, Inspek Woo dan Joon Oh menangkap
Detektif Ko dengan mengatakan kalau Buktinya
sekarang milik mereka dan ditangkap karena membunuh Jang Do Jang. Detekif Ko
dengan tenaganya melepaskan dari keduanya.
“Jangan
bergerak! Diam!” ancam Detektif Ko dengan pistolnya lalu bergegas masuk mobil
tanpa menutup bagasinya.
“Tersangka
pembunuhan Letnan Ko Jae Heon melarikan diri dari tempat kejadian. Buat dia di
daftar pencarian.” Kata Joon Oh menelp polisi lainya dengan melihat mobil
Detektif Ko yang sudah pergi jauh.
Joon Oh
menemui Wan Seung memberitahu kalau mereka punya bukti kalau Detektif Ko yang
melakukannya dan Inspektur Woo membawanya ke Tim Forensik Nasional jadi Wan
Seung akan dibebaskan saat hasilnya keluar. Tapi Ia memberitahu kalau Detektif Ko berhasil kabur.
“Ikat
Ahjumma dengan tali yang kuat supaya dia tidak mengejarnya. Tidak ada yang tahu
apa yang akan dia lakukan.” Perintah Wan Seung. Joon Oh mengatakan kalau akan
mengingat hal itu.
“Apa yang
dia katakan saat kau bilang dia akan bebas? Apa dia berterima kasih padaku?”
tanya Seol Ok berbicara di telp
“Itu...
Dia menyuruhku mengikatmu dengan tali yang kuat.” Kata Joon Oh setelah
menjenguk Wan Seung
“Akulah
yang membersihkan namanya dan Telpon aku saat dia bebas nanti.” Pesan Seol Ok.
Joon Oh pun menganguk mengerti.
“Aku
menyelamatkan hidupnya. Dia pasti akan demam jika terus berada di sel itu.” Ucap
Seol Ok yang berjalan sendirian tanpa disadari kalau ada seseorang yang
mengamatinya dari belakang.
Joon Oh
dan Kepala Bae sudah ada di ruangan forensik mengeluh karena Sudah ditemukan bukti kalau Detektif Ko
pelakunya tapi polisi tidak membebaskan Detektif Ha. Petugas Park juga tak
tahu.
“Darah di
toilet umum dan telepon umum memang benar milik Jang Do Jang.”kata Petugas Park
“Kalau
begitu... Kenapa Ketua dan Kepala tetap menyuruhmu untuk menyelidikinya setelah
semua ini? Apa ada yang disembunyikan?” ucap Kepala Bae curiga pada petugas
Park
“Aku
melakukan pekerjaanku dengan seksama dan melaporkan setiap temuanku.” Ucap Petugas
Park kesal merasa dituduh.
Saat itu
dua pria berjas masuk memangil Kopral Park kalau ditangkap karena dicurigai korupsi
terkait persediaan peralatan jadi harus ikut dengan mereka. Semua binggung
tiba-tiba petugas Park yang ditangkap.
Inspek
Woo kaget mengetahui kabar Petugas Park yang ditangkap karena Korupsi terkait
persediaan peralatan. Kepala Bae merasa
Ini terlihat sangat aneh dan bertanya Apa sekarang berada di tempat NFS.
Inspek Woo mengatakan kalau sudah didepannya dan saat itu ada telp masuk
untuknya. Akhirnya ia menutup telp
Kepala Bae dan mengangkatnya. Inspek Ko kaget karena Detektif Ko menelpnya lebih dulu.
***
Kepala
Bae keluar dari mobil dengan Joon Oh berharap Wan Seung bebas saat hasilnya
keluar. Saat itu Inspek Woo datang dan keduanya menyapanya. Ketua Bae bertanya Apa
Inspek meninggalkan bajunya di NFS. Inspek Woo binggung.
“Baju
berdarah Detektif Ko. Kita mengambilnya ketika diderek dan tadi berbicara di
telepon.” Kata Joon Oh.
“Aku
tidak tahu apa yang kau bicarakan.” Ucap Inspek Woo. Keduanya bingggung melihat
tingka Inspek Woo.
“Ada
pekerjaan yang harus aku lakukan.”kata Inspek Woo lalu bergegas masuk ke kantor
polisi. Ketua Bae mulai mengumpat kesal.
Detektif
Bae menghentikan mobilnya dan ketika turun menatap tangannya yang sudah
membunuh Do Jang.
Flash back
Di malam
hari, Detektif Bae menikam Do Jang
beberapa kali tusukan diperut. Setelah Do Jang jatuh tak berdaya. Sebelum pergi
Ia meminta maaf pada Do Jang yang menusuknya dan ia langsung pergi ke kamar
mandi untuk mencuci tangan menghilangkan darahnya. Setelah itu menelp Tuan Kim melaporkan sudah
mengurusnya.
Dengan
wajah tegang, akhirnya membuka bagasi mobil dan melihat Seol Ok yang sudah
disanderanya dengan mulut ditutup dan tangan diikat. Detektif Ko membawa Seol
Ok ke sebuah bangunan kosong agar tak banyak orang yang mengetahuinya.
Wan Seung
terlihat gelisah mengingat ucapan Joon Oh “Inspektur Woo membuang bajunya. Itu
satu-satunya cara agar kau bebas.” Saat itu Inspek Woo datang menemuinya. Wan
Seung kesal dengan sinis bertanya kenapa datang ke tempatnya.
“Lakukan
apa pun yang diminta Ha And Jung.” Kata Inspek Woo. Wan Seung kesal berpikir
Inspek Woo itu bekerja untuk mereka
“Apa Itu
sebabnya kau menghancurkan buktinya?” ucap Wan Seung marah
“Aku
tidak bekerja untuk merek dan tidak menghancurkan barang bukti.” Tegas Inspek
Woo. Wan Seung tak bisa mempercayainya.
“Detektif
Ha, kau harus percaya apa yang akan aku katakan. Kau perlu bantuan Ha And Jung
untuk menyelamatkan Seol Ok.” Jelas Inspek Woo
Wan Seung
kaget Inspek Woo itu membawa nama Seol Ok, Inspek Woo memberitahu kalau
Detektif Ko menculiknya lalu memutar rekaman suara “ Bawa baju yang kau ambil dan Datanglah
sendiri. Kau tahu apa yang akan terjadi pada Seol Ok. Waktu dan tempatnya...” Inspek
Woo pikir suara Detektif o terdengar sangat serius dan sangat mungkin melakukan
sesuatu yang berbahaya.
“Jika
salah langkah maka akan membahayakan Seol Ok. Detektif Ko bekerja untuk Ha And
Jung.” Jelas Inspek Woo, Wan Seung heran bagaimana Inspek Woo bisa
mengetahunya.
“Itu
tidak penting.” Kata Inspek Woo saat itu ponselnya berdering. Sebelum Inspek
Woo mengangkatnya Wan Seung lebih dulu mengambilnya.
“Hyungnim,
ini Wan Seung. Aku akan kesana dan punya bajunya.” Ucap Wan Seung
“Apa yang
kau lakukan dan dimana Inspektur Woo?” tanya Detektif Ko heran
“Kau berurusan
denganku dan Seol Ok.” Ucap Wan Seung. Detektif Ko memerintahkan agar Wan Seung
datang sendiri.
“Aku ini
buronan... Apa aku bisa membawa Polisi? Sebagai gantinya, Seol Ok...” ucap Wan
Seung ingin memberikan perjanjian.
“Aku
tunggu sampai jam 6 sore. Dia akan aman sampai saat itu.” Tegas Detektif Ko.
Wan Seung
duduk di bangku menegaskan akan menyelamatkannya. Insep Woo pun bertanya Apa
yang bisa dilakukannya dari sel tahanan. Beberapa saat kemudian, Wan Seung
sudah dibawa oleh tandu keluar dari kantor polisi sambil mengaduh kesakitan.
Inspek
Woo memastikan kalau Wan Seung akan baik-baik saja, Wan Seung terus menjerit
kesakitan dan terlihat luka dibagian kakinya mengeluarkan banyak darah.
Flash Back
Inspek
Woo membuka Darah untuk uji coba dan berpesan agar Wan Seung Jangan terlalu banyak memakainya karena
harganya yang sangat mahal. Wan Seung mengejek kalau orang akan mengira inspek
Woo aneh.. jika membawa barang itu. Inspek Woo balik mengejek kalau Wan Seung
itu yang aneh.
“Ini
terlihat seperti asli.” Kata Wan Seung mulai menuangkanya pada luka dikakinya.
Inspek Woo melihat kalau Cairan Itu lebih dari cukup.
Wan Seung
terus mengaduh kesakitan sambil memegang kakinya dan sudah berada dalam
ambulance. Insep Woo melihat pintu sudah ditutup lalu menyuruh Wan Seung
berhenti berteriak. Wan Seung tetap menjerit agar menyelamatkanya. Inspek Woo
menyuruh berhenti karena tak ada orang yang melihatnya.
“Ahh..
Aku sudah bekerja keras, sampai Tenggorokanku sakit.” Kata Wan Seung. Inspek
Woo kesal karena Wan Seung itu meneteskan banyak darah. Saat itu petugas
ambulance kembali masuk, Wan Seung pun mulai menjerit kesakitan dalam
aktingnya.
Setelah
sampai di rumah sakit, Wan Seung diturunkan dari mobil ambulance. Inspek Woo
diam-diam sengaja membuka borgol dan membiarkan pergi. Wan Seung langsung masuk
ke dalam mobil ambulance dan kabur.
Seol Ok
terlihat duduk sebagai sandera dengan tangan diikat dan mulut di tutup. Wan
Seung mengemudikan ambulance dan sudah dikepung dengan beberapa mobil polisi dari depan dan
belakang, sampai akhirnya melihat Ketua Polisi yang turun dan pernah bertemu
dengan ayahnya.
Ia yakin
itu adalah suruhan ayahnya, Ketua menyuruh Wan Seung agar keluar dari mobil dan
menyerahkan diri. Wan Seung memilih untuk segera menelp ayahnya.
“Ayah... Biarkan
aku pergi.” Ucap Wan Seung memohon. Tuan Ha mengingatkan kalau ini adalah kesempatan terakhirnya.
“Jika kau
pergi, maka kau akan menjadi pembunuh. Jika kau kembali, maka semuanya akan
kembali normal. Tidak ada yang bisa aku lakukan untukmu sekarang.” Ucap Tuan Ha
“Ayah....
Aku akan melakukan semua yang kau mau.... Aku akan menjalani hidup seperti yang
kau inginkan. Tolong... biarkan aku pergi.” Pinta Wan Seung memohon
Saat itu
Ketua polisi pun menerima telp dan akhirnya menyuruh anak buahnya agar
menyingkirkan pistolnya dan mengajak semua untuk pergi. Wan Seung pun segera
mengemudikan mobil untuk menyelamatkan Seol Ok.
Wan Seung
sampai disebuah jalan, ingatanya kembali pada saat menemukan Hyun Soo yang
sudah terluka, lalu mulai berlari untuk menyelamatkan Seol Ok kali ini.
Detektif
Ko menunggu di bagian balkon dengan gelisah. Seol Ok berusaha untuk membuka
borgol yang sebelumnya sudah menaruh oli dibagian tanganya saat disekap dalam
bagasi.
Insep Woo
dkk menyusul Wan Seung sampai di tempat mobil ambulance terparkir, Joon Oh tak
menemukan Wan Seung dalam mobil. Insep Woo pikir Jika masuk sekarang, itu akan
membahayakannya. Ketua Bae pikir Lebih membahayakan jika membiarkannya sendiri
dan Detektif Ha sudah kehilangan akal sehatnya bahkan Tidak ada yang tahu apa
yang akan dia lakukan, lalu dengan Joon Oh bergegas pergi.
Seol Ok
akhirnya bisa membuka borgol pada satu tanganya, Detektif Ko menelp Wan Seung
yang belum datang merasa kalau ancamanya itu dianggap main-main saja. Tiba-tiba
ia melihat dari lantai atas Joon Oh dan Kepala Bae yang datang. Wan Seung memberitahu
kalau hampir sampai jadi Tunggu sebentar
lagi.
“Dasar
kau. Aku menyuruhmu datang sendiri. Apa kau pikir aku akan jatuh ke
perangkapmu?” kata Detektif Ko
“Aku
datang sendiri. Tidak ada yang tahu.” Ucap Wan Seung
“Hei,
nyawa Seol Ok ada di tanganmu.” Kata Detektif Ko mengancam saat menutup telpnya
tersadar kalau Seol Ok sudah tak ada dibangku.
Seol Ok
sudah berlari menuruni tangga dan Detektif Ko pun berusaha mengejarnya. Wan
Seung datang melihat Seol Ok baru menuruni tanga, tapi saat itu terdengar bunyi
tembakan dan Seol Ok pun jatuh. Wan Seung berteriak histeris seperti tak ingin
kejadian masa lalunya terulang lagi.
Bersambung ke episode 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar