PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 26 Mei 2017

Sinopsis Suspicious Partner Episode 12


 PS : All images credit and content copyright : SBS

Keduanya berjalan keluar dari kantor kejaksaan, Ji Wook mengatakan Tak ada bukti nyata yang mendukung alibinya, Bahkan Tak ada apapun di jalan yang dilewatinya dan tidak ada foto juga selain itu Jin Woo membayar cash untuk minumannya.
“Dia bilang  jarang memakai kartu kredit.” Kata Bong Hee membela. Ji Wook heran Bong Hee yang sungguh percaya dengannya.
“Aku ada di situasi itu juga. Tak ada bukti fisik yang mendukung alibiku.” Komentar Bong Hee.
“Kau terlalu berempati kepadanya.” Ejek Ji Wook, Bong Hee menegaskan kalau mereka itu pengacara.
“Kita harus sepihak dengan klien kita.” Tegas Bong Hee. Ji Wook mengeluh kalau itulah benci jadi pengacara.
“Lalu kenapa kau jadi pengacara?” tanya Bong Hee.
Ji Wook memberitahu kalau ia jadi pengacara karena Bong Hee, lalu akhirnya terdiam karena tak ingin menyalahanya. Ia pun meminta agar  Jangan berempati dengan semua pembunuh yang ada di dunia. Bong Hee menegaskan dengan  segala hormat, tidak berempati dengan pembunuh.
“Aku hanya berempati dengan orang yang salah dituduh sebagi pembunuh.
 tegas Bong Hee.
“Maksudku, tidak ada bukti yang membuktikan kalau dia tidak membunuh.” Balas Ji Wook
“Aku tidak bermaksud kalau aku secara buta mempercayainya. Kita harus mengecek seluruh fakta dan mempercayainya jika dia kelihatan tidak bersalah. Maksudku, kita harus melakukan yang terbaik.” Jelas Bong Hee.
Ji Wook dengan nada kesal sudah tahu pasti mempercayainya. Bong He menegaskan kembali kalau mereka itu pengacaranya. Ji Wook kembali mengatakan karena itulah sangat benci jadi pengacara dan Bong Hee yang membuatnya terus mengulang perkataanya. Bong Hee kesal merasa tak terima kalau semua itu karena Ji Wook. Mereka pun saling menyalahkan. 


Yoo Jung duduk di depan tangga dengan wajah lesu, saat itu Eun Hyuk baru saja pulang berkejar melihat Yoo Jung seperti menunggunya. Yoo Jung langsung berdi dengan kesal karena Eun Hyuk yang tak mau menjawab teleponnya.
“Kenapa kau dan Ji Wook memperlakukanku seperti ini? Apa Kalian berdua mau mengeroyokku atau bagaimana? Kenapa aku jadi kekanakan?” keluh Yoo Jung kesal pada keduanya.
“Aku bahkan tidak kenal kau lagi. Semuanya jadi kacau karena kalian berdua. Aku tahu kalian benci aku. Aku sadar kalau yang kulakukan itu jahat. Kalian berdua jahat juga. Tapi apa salahnya dengan itu?” kata Yoo Jung
Eun Hyuk hanya diam saja.  Yoo Jung pun membahas tentang Ji Wook yang sudah punya pacar sekarang, lalu mengomel pada Eun Hyuk yan  membiarkannya pacaran dengan pelaku pembunuhan. Eun Hyuk tetap diam. Yoo Jung pun merasa jengkel sendiri karena harus bicara itu.
Akhirny Eun Hyuk menyapa Yoo Jung yang lama tak bertemu lalu meminta agar segera pergi. Yoo Jung binggung, Eun Hyuk pun meminta agar mereka cukup bertemu seperti ini saja lalu masuk ke apartementnya. 


Eun Hyuk masuk ke dalam kamar terlihat gelisah setelah bertemu langsung dengan Yoo Jung, seperti ada rasa penyesalan karena Yoo Jung hubungan persahabatan dengan Ji Wook juga rusak.
Yoo Jung pun juga terlihat frustasi dengan keadaanya yang belum berubah memilih untuk minum wine agar bisa tidur. 

Bong Hee berjalan sendirian dengan ponselnya seperti mencari alamat sesuatu sampai akhirnya ia menemukan tempat yang dituju. Jaksa Jang turun dari mobilnya, sopirnya memberitahu sebuah toko kue  dan meminta agar tunggu di mobil saja.
Jaksa Jang menolak karena ingin membeli sendiri saja, sampai di sebuah toko melihat beberapa kue alam etalase sampai akhirnya menatap sebuah kue.
“Hari ini adalah ulang tahun anakku. Cheesecake adalah kesukaannya.” Ucap Jaksa Jang sedih. Lalu pegawai pun akan membungkuskan kue cheese cake.
Saat menunggu Jaksa Jang melihat Bong Hee yang berjalan dengan tersenyum didepan toko. Akhirnya pun berjalan keluar toko. 

Bong Heee baru saja berjalan dengan senyuman bahagia ditaman, lalu dikagetakan dengan melihat Tuan Jang yang berdiri didepanya dengan tatapan dingin.
“Beraninya kau tersenyum? Apa Kau tahu hari apa ini? Bagaimana bisa kau tertawa dan senyum seperti itu? Jika dia masih hidup.., maka dia akan menyalakan lilinnya sekarang. Aku akan memegang tangan puteraku yang masih hidup.” Ucap Tuan Jang marah
“Hatiku hancur berkeping-keping...karena membeli kue, bahkan tidak bisa ia makan. Lalu Beraninya kau!! Kau tersenyum semaumu.” Kata Tuan Jang marah. Bong Hee ingin menjelaskan tapi Jaksa Jang lebih dulu mencekik lehernya.
“Jika aku preman yang tak penting,  ini pasti akan jadi lebih baik.Jika aku ini orang yang buas yang tidak kenal hukum dan cita-cita... Mata dibalas mata. Gigi dibalas gigi. Aku harus memotongmu menjadi keping-keping segera.” Ucap Jaksa Jang terus mencekik Bong Hee sampai kehabisan nafas.
Akhirnya Jaksa Jang pun melepaskan dan pergi. Bong Hee memegang lehernya menegaskan kalau sungguh tidak melakukannya. Ia merasa tak aday yang bisa dilakukan jika Jaksa Jang  tidak percaya kepadanya.

“Aku... tidak melakukannya. Kau bisa tuduh aku semaunya.., tapi aku tidak dapat mengakui hal yang tidak aku perbuat.” Tegas Bong Hee.
“Buktikan kalau begitu! Jika bukan kau pelakunya, maka bawa pelaku aslinya. Sampai saat itu tiba, kau masih tetap pelakunya. Dan Bagiku, kau tidak lebih dari pelaku.” Tegas Jaksa Jang dan berjalan pergi. Bong Hee hanya bisa menangis dengan memegang lehernya yang sakit. 



Bong Hee kembali ke rumah dengan leher di tutup syal lalu dengan senyuman memberitahu kalau itu alibi dari Jung Hyun Soo. Ji Wook pikir Bong Hee itu  bisa menyelamatkannya, tapi tidak yakin. Ji Wook memberitahu kalau  Pemilik bar tidak tidu tapi aku menemukannya.
Flash Back
Bong Hee datang ke restoran tempat Hyun Soo minum sendirian, lalu menanyakan pada pemilik restoran, tapi seperti tak ingat. Bong Hee menemukan sebuah foto yang tertempel di dinding restoran sebagai kenangan tertulis [20 Mei : Ulang tahunmu]
“Ini foto ulang tahun saat kejadian terjadi. Ini cocok dengan yang dikatakan Jung Hyun Soo, kan?” kata Bong Hee yakin
“Bagaimanapun, itu takkan dianggap sebagai bukti dan dapat membuktikan alibinya.” Jelas Ji Wook
“Tapi Ini memberikan pijakan kalau kita dapat mempercayainya. Skorku satu hari ini.” Ucap Bong Hee bangga 
Bong Hee kembali ke kamar melihat lehernya dan merasa bersyukur karena tak memar. Ji Wook tiba-tiba masuk dan melihat leher Bong Hee menyakinkan kalau baik-baik saja. Bong Hee binggung karena sudah berusaha di tutupinya tapi ketahuan juga.
“Apa yang terjadi?” tanya Ji Wook khawatir ingin melihatnya. Bong Hee menutupinya mengaku kalau bukan apa-apa.
“Kau bisa katakan kepadaku.” Ucap Ji Wook. Bong Hee merasa  tidak ingin bicarakan tentang ini.
Ji Wook pun bisa mengerti dengan menyakinkan kalau keadaaan baik, Bong Hee pun mengangguk kalau baik-baik saja. Ji Wook pun keluar ruangan seperti tak peduli. 



Rapat di kantor Jin Wook
Tuan Byun mengatakan akan membuat salinan file dari bukti termasuk jejak kaki. Tuan Bang pun mengatakan akan mengambil DNA di kancing. Tuan Byun membahas saksinya adalah warga yang sudah tua lalu merasa tak yakin kalau punya penglihatan bagus,
“Nona Kurang Bukti, berikan aku secangkir air.” Ucap Tuan Byun, Bong Hee tak mengubrisnya.
“Kalau begitu, kita akan menyingkirkan saksi. Aku harus mencari tahu lebih  soal penyerangnya.” Kata Ji Wook
“Karena aku punya kasus lain, maka aku tidak bisa bantu banyak.., tapi aku akan coba bantu kapanpun aku bisa.” Ucap Eun Hyuk
Ji Wook meminta Bong Hee untuk mengambikan pulpen. Bong Hee langsung memberikanya dengan sigap. Tuan Byun kesal karena Bong Hee yang   tidak bisa dengar hanya saat dirinya yang bicara. Tuan Bang memberitahu kalau Bong Hee pendengar yang selektif. Tuan Byun mengumpat kesal akan mengambil sendiri air minum. 


Bong Hee berjalan di depan rumah dengan mengunakan topi dikepalanya. Ji Wook masih merasa tak yakin kalau saksi bisa mengindentifikasi pelaku dari jarak ini. Eun Hyuk pikir itu mungkin jika mengenal pelaku. Ji Wook pun meminta Bong Hee akan melakukan kembali jalan dengan dengan topi yang menutupi wajahnya.
“Saksi mata mengklaim kalau dia tahu restoran..,lingkungan, dan warga di lingkungan itu. Tapi Kenapa dia melihat-lihat ke rumah orang lain?” ucap Ji Wook heran
“Itu karena dia kesepian. Saat kita kesepian, kita melihat orang lain. Kita melihat agar tahu apa yang orang lain lakukan atau apakah orang lain tidak kesepian.” Jelas Eun Hyuk
Ji Wook hanya bisa diam mendengarnya tanpa memperhatikan Bong Hee. Bong Hee melepaskan topinya bertanya apakah mereka bisa melihatnya atau harus melaukan sekali lagi. Akhirnya dengan Tuan Bang melihat foto-foto dari forensik
“Ada sesuatu yang aneh.., tapi aku tidak bisa menunjuknya” ucap Ji Wook
“Kita menelusuri barang curian. Sesuatu mungkin akan muncul.” Kata Tuan Bang.
“Ini pembunuhan oleh perampok. Kenapa pelaku menusuknya berkali-kali?” ucap Ji Wook menunjuk foto korban. Bong Hee pun membenarkan.
“Senjata yang digunakan untuk membunuh belum ditemukan, kan?” kata Ji Wook. Tuan Byun mengatakan belum. 


Bong Hee kembali datang mengunjungi Hyun Soo. Hyun Soo merasa Bong Hee  tidak perlu mengunjunginya setiap waktu, membuatnya bersyukur tapi juga merasa bersalah. Bong Hee meminta agar Hyun Soo tak mengatakan hal itu.
Ji Wook menelp, keduanya pergi ke sebuah tempat. Seorang pria mengaku tidak tahu apapun lalu beranjak masuk. Keduanya pergi dengan wajah lesu karena tidak bisa menemukan sesuatu yang berguna, Ji Wook melihat seorang pegawai yang sedang membuang sampah dan ingin bertanya, tapi si wanita langsung pergi mengaku tak tahu apapun.
“Oh, ternyata.... Tampangmu tidak berhasil.” Ejek Bong Hee. Ji Wook menegaskan kalau tidak memakai tampangnya. Keduanya pun berjalan.
“Omong-omong, dimana kita memarkirkan mobilnya?” kata Ji Wook lupa. Bong Hee mengingat mereka memarkir di sebuah jalan. Ji Wook binggung karena mereka itu berada di jalan yang sama juga.
“Kita akan segera menemukannya jika muter-muter di jalan ini” kata Bong Hee berjalan lebih dulu. Ji Wook mengeluh Bong Hee itu tanpa harapan.
Keduanya muter-muter mencari mobil mereka yang diparkir. Ji Wook merasa merkea  tadi hanya muter-muter saja. Bong Hee melihat kalau tiap jalan itu kelihatan sama. Ji Wook pun mengeluh dengan restoran yang membuat restoran di jalan yang kecil bahkan sama.
“Lagi trend buka restoran di tempat seperti ini.” Kata Bong Hee. Tiba-tiba Hujan turun sangat deras. Ji Wook langsung menarik tangan Bong Hee untuk cepet berteduh.
Mereka pun bertenduh di bawah jalan terowongan,  Bong Hee kesal dengan hujan tiba-tiba pahdalan sudah mencuci rambutnya tadi pagi. Ji Wook mengejek kalau Orang normal mencuci rambutnya di pagi hari menurutnya Tak ada yang istimewa. Bong Hee seperti baru mengetahuinya.
Keduanya pun main air hujan dengan saling mencipratkan ke wajah. Bong Hee pun sengaja membiarkan tanganya terkena tetasan air hujan. Ji Wook menatap Bong Hee seperti merasakan sesuatu di hatinya, akhirnya ia buru-buru menyadarkan diri mengajak segera pergi saja. Bong Hee pikir  Masih sedikit hujan. Ji Wook yang tak ingin hatinya berubah memilih untuk segera pergi karena harus persiapan untuk sidang.

Ji Hae membawa sebuah koper masuk ruangan melihat Yoo Jung yang tertidur di kursi dengan wajah pucat lalu membangunkanya. Yoo Jung pun terbangun dengan pucat pasih. Ji Hae memberitahu kalau  harus pergi ke sidang. Yoo Jung pun akan  ikut pergi juga.
“Aku bisa pergi sendiri. Aku jaksa yang lumayan dan bisa bicara dengan lancar. Kau harus tetap di sini dan beristirahat.” Kata Ji Hae merasa khawatir.
“Tidak, tak apa. Aku ingin pergi juga.” Ucap Yoo Jung seperti memaksakan diri. 

Ji Wook dan Bong Hee akan masuk ke pengadilan tak sengaja bertemu dengan jaksa Jang didepan pintu. Jaksa Jang menatap sinis. Bong Hee memegang lehernya seperti masih mengingat kejadian sebelumnya. Ji Wook bisa mengetahui kalau Jaksa Jang yang mencekik leher Bong Hee, lalu dengan memegang tangan Bong Hee mengajak agar segera masuk. 

Ruang pengadilan pun berubah tanda kalau Sidang sedang berlangsung. Bong Hee dan Ji Wook sebagai Pengacara. Sementara Ji Hae dan Yoo Jung duduk sebagia jaksa. Yoo Jung menatap Bong Hee dan Ji Wook seperti masih tak rela. Akhirnya sidang pun dimulai dengan jaksa memberikan pernyataan.
“Pada pukul 19:30 tanggal 20 Mei 2017, terdakwa, Jung Hyun Soo, secara rahasia masuk ke rumah korban untuk merampok. Setelah membunuh korban dengan senjata tajam, dia mengambil barang kepunyaan korban. Karenanya, saya menuduh terdakwa, Jung Hyun Soo, atas pembunuhan dan pencurian... berdasar Pasal 338 KUU Kriminal.” Ucap Ji Hae
“Pengacara, kalian mengakui tuduhan tersebut?”tanya Hakim. Yoo Jung terus menatap keduanya tanpa berkedip.
“Terdakwa tidak mengakui tuduhan tersebut. Terdakwa tidak punya alasan maupun motif untuk membunuh korban.” Kata Ji Wook
“Pembunuhan oleh perampok tidak membutuhkan alasan maupun motif yang spesifik.” Ucap Ji Hae. Ji Wook membenarkan.
“Bagaimanapun, pasti ada alasannya, yaitu Alasan utama terdakwa melakukan perampokan.” Jelas Ji Wook
“Kami menemukan di TKP ada barang dari korban yang hilang.” Kata Ji Hae ingin menuntut
“Anda benar. Ada sesuatu yang hilang. Namun... tak ada bukti juga bahwa barang tersebut diambil oleh terdakwa. KeJaksan belum gagal melacak lokasi dengan barang hilang tersebut. Barang yang hilang tersebut tidak ditemukan baik di rumah maupun tempat kerja pelaku. Dan Juga, saat kami mengecek akun bank dan rekeningnya.., kami tidak dapat menemukan pemasukan uang yang dia dapat dari perampokan.” Ucap Ji Wook membela.
“Apa kau mengklaim kalau tak ada pencurian... yang dilakukan?” tanya hakim. Ji Wook membenarkan.
“Biarkan saya menunjukkan ini, Yang Mulia. Agar dapat disahkan sebagai tindakan pembunuhan dan perampokan yang dibutuhkan adalah terdakwa dibuktikan bersalah  untuk merampok. Dan Juga, terdakwa harus terbukti...melakukan pembunuhan saat merampok. “ jelas Ji Wook
“Oleh karena itu, tuduhan oleh jaksa yang ada pada terdakwa... Menurut Pasal 338 KUU Kriminal... tidak sah karena terdakwa tidak pernah mencoba, melakukan tindak perampokan. Dan Juga tidak ada bukti yang menunjukkan... bahwa terdakwa melakukan pembunuhan. Oleh karena itu, terdakwa... juga tidak dapat dituntut sebagai pembunuh. Hanya itu, Yang Mulia.” Kata Ji Wook membela klienya. Bong Hee terlihat sedikit bahagi karena bisa membela Hyun Soo yang tak salah. 

Bong Hee pikir Jika mereka terus seperti ini sampai sidang kedua dan sukses mencurigai saksi, maka akan memenangkan kasusnya dan Jung Hyun Soo akan dibebaskan. Tapi saat itu pandangan Ji Wook melihat pada Yoo Jung yang berdiri didepan mobilnya seperti bertahan dengan sakitnya.
Dari kejauhan Eun Hyuk juga melihat Yoo Jung yang lemah. Ji Wook akhirnya mendekati Yoo Jung yang lemah memegang lenganya sebelum terjatuh. Yoo Jung sedikit kaget melihat Ji Wook didepanya.
“Apa Kau baik-baik saja?” tanya Ji Wook. Yoo Jung mengaku  baik-baik saja.
“Kurasa kau tidak boleh mengendara sekarang.” Ucap Ji Wook. Yoo Jung pikir masih mampu.  Ji Wook tetap ingin mengantikan untuk menyetir lalu masuk di belakang kemudi. 

Bong Hee melihat dari kejauhan dengan tatapan sedih, Ji Wook pun hanya melirik lalu masuk. Eun Hyuk melihat dari kejauhan pun tak bisa berkata apa-apa. Akhirnya keduanya naik mobil bersama dengan wajah sedih.
“Aku tahu ini akan terdengar tidak dewasa.., tapi terkadang aku iri dengan perempuan yang sakit. Ibuku melahirkan aku sebagai anak yang sehat, jadi jarang sakit.” Keluh Bong Hee. Eun Hyuk hanya bisa tertawa.
“Kau tidak perlu tertawa.” Kata Bong Hee . Eun Hyuk pun hanya bisa menatap Bong Hee seperti menahan rasa kecewa. 

Bong Hee masuk rumah dan melihat masih gelap yang berarti Ji Wook belum pulang. Eun Hyuk masuk rumah terlihat air matanya mengalir, seperti yang ditahan selama ini.
Ji Wook mengantar Yoo Jung sampai rumah lalu akan pamit pergi, lalu menyarankan untuk pergi ke rumah sakit. Yoo Jung pikir tak perlu karena  akan baik-baik saja setelah minum obat pereda deman dan tidur, dan Ji Wook pasti tahua kalau ia  selalu merasa baikan setelah keringatnya sudah keluar. Ji Wook akan pergi tapi saat itu Yoo Jung menahan tanganya.
“Kau harus masuk dulu. Hanya masuk dan minum teh, oke?” kata Yoo Jung. Ji Wook meminta agar Yoo Jung jangan melakukan itu.  
“Aku terlalu mencintaimu. Karena itulah cintamu tidak cukup terasa olehku. Aku selalu haus cinta. Aku merasa hanya aku yang gelisah dalam cinta. Tapi setelah kau pergi... Setelah kita putus, Aku sadar kalau ini cinta masih ada pada dirimu. Meskipun aku mati kehausan cinta..,aku ingin berada di sisimu, Ji Wook.” Ungkap Yoo Jung dengan mata berkaca-kaca. Ji Wook menatapnya dengan mata ikut berkaca-kaca. 


Bong Hee menunggu dalam rumah terlihat gelisah, lalu mengeluarkan cream tanganya tapi karena melamun malah mengeluarkan semua pada tanganya. Akhirnya ia membuka kulkas dan merasa kalau kulkasnya sudah rapih jadi tak perlu dibersihkan.
Akhirnya Bong Hee yang mondar mandir melihat papan nama Ji Wook, dan keluar dari rumah untuk menunggu Ji Wook. Ji Wook akhirnya pulang ke rumah melihat Bong Hee yang menunggunya. Bong Hee pun langsung berlari kepelukan Ji Wook.
“Aku menyukaimu... Aku....menyukaimu, Pengacara Noh.” Ungkap Bong Hee mengaku perasaan yang selama ini di pendam. Ji Wook ingin memegang kepala Bong Hee tapi diurungkan niatnya.
“Jangan... jatuh cinta kepadaku.” Ucap Ji Wook seperti masih menyukai Yoo Jung.
“Tidak semua yang dimulai akan berjalan dengan sempurna, Beberapa hal berhenti tepat setelah mereka memulainy, karena setiap yang dimulai itu menakutkan.” Gumam Ji Wook. 

Epilog
Nyonya Hong kaget mengetahui Nyonya Park yang Berhenti kerja. Dua pegawai kaget karena Nyonya Park yang tidak menelepon padahal sudah memberitahu setiap klien VIPnya. Nyonya Hong kesal karena Nyonya Park yang melewatkannya.
Saat menuruni tangga, Nyonya Hong melihat Nyonya Park yang berjalan menaiki tangga.  Nyonya Park melihat klienya memilih untuk berlair kabu keluar dari gedung. Nyonya Hong berteriak menyuruh Nyonya Park berhenti merasa tak terima karena dilewatkan begitu saja.
Bersambung ke episode 13


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar