PS
: All images credit and content copyright : KBS
Moo Bin
melihat ponselnya yang berdering, telp dari Manager Administrasi. Ae Ra pikir
Moo Bin harus pergi sekarang. Dong Man
pun ingin mengajak Ae Ra untuk segera pergi, Moo Bin langsung mengatakan akan
makan ramyeon itu. Dong Man langsung marah mendengarnya.
“Kau
bertanya kepadaku apakah aku mau makan ramyeonnya.” Kata Moo Bin. Kali ini Dong
Man mengumpat pada Ae Ra yang mengatakn hal itu.
“Aku
bilang itu untuk menggodanya.” Kata Ae Ra
“Saat aku
kembali ke ruang IGD.., aku tidak mau makan apapun. Aku jadi terlalu lapar. Kita
bisa makan ramyeon bersama, kan? Ayo kita naik bersama. Aku akan memasakkanmu
ramyeon. Aku sangat jago memasak ramyeon.” Kata Moo Bin penuh semangt.
“Aku
tidak bisa membiarkan ini. Seharusnya aku beritahu ayahmu. Aku akan bilang
kepadanya kalau kau tinggal sendiri.., lalu makan ramyeon dengan pria.Aku akan
beritahu dia.” Ucap Dong Man menceri nomor telp Ayah Ae Ra di ponselnya.
“Astaga,
ada apa denganmu hari ini? Apa Kau mabuk?” ucap Ae Ra mengambil ponsel dari
tangan Dong Man
“Apa Kau ingin memasakkannya ramyeon?” ucap Dong
Man seperti penuh rasa cemburu
“Memangnya
kenapa jika aku memasakkannya ramyeon atau makanan 18 piring?” ucap Ae Ra
merasa tak ada yang salah.
“Baiklah.
Aku mengerti. Mungkin ini terlalu cepat. Itu kelihatan seperti bukan tindakan
pria baik hati. Kau berpikir seperti itu juga, kan? Aku pikir kau bisa jadi
wanita Jadi Tolong undang aku ke rumahmu nanti. Hari ini, mari beli ramyeon dan
makan di sini. Aku yang traktir.” Kata Moo Bin menarik tangan Ae Ra untuk
pergi.
Dong Man
tiba-tiba menarik tangan Ae Ra seperti tak ingin pergi. Ae Ra pun kesal melihat
tingkah keduanya, Dong Man mengatakan
ingin akan makan ramyeon juga. Moo Bin
hanya bisa melonggo mendengarnya.
Ketiganya
pun makan bersama dengan Dong Man duduk sedikit lebih jauh. Ae Ra pun
mengucapkan Terima kasih pada Moo Bin yang memberikan sumpit dibandingkan Dong
Man yang cuek saja.
“Jika
kalian satu sekolahan dulu.., apa kalian berdua dekat?” kata Ae Ra. Keduanya
langsung menjawab Tidak sama sekali.
“Aku
tidak bisa berteman dengan tiap orang. Apalagi dengan brengsek yang suka
ngoceh.” Kata Dong Man menyindir Moo Bin
“Aku
tidak berteman dengan cuma sekadar atlet. Guru kami sering menghukumnya.”balas
Moo Bin
Saat itu
Dong Man seperti merasa tak sanggup makan ramyun, Ae Ra pun bertanya apakah
memang Dong Man itu sangat ingin makan ramyeon. Moo Bin mengaku kalau sungguh
keluar jalur untuk bertemu dengan Ae Ra hari ini dan mungkin saja bisa dipecat sesampainya
di RS nanti. Ae Ra merasa tak enak hati Moo Bin sampai melakukan itu.
“Kita
bisa ketemuan lain kali.” Ucap Ae Ra merasa Moo Bin tak perlu sampai seperti
ini.
“Aku
harus menemuimu. Dari hari pertama aku menemuimu sampai hari ini.., bahkan aku
memikirkan tentangmu berkali-kali. Aku memikirkanmu 50 kali sehari. Jika aku
tidak melihatmu, maka aku tak bisa melakukan apapun.” Ungkap Moo Bin. Dong Man
yang mendengarnya merasa sangat kepanasan.
Ae Ra
merasa Moo Bin itu cukup blak-blakkan, Moo Bin pun mengajak untuk bertemu di
kencan selanjutnya besok dan sudah merencanakan sepanjang sore yaitu Full-course.
Ae Ra tak percaya Moo Bin sampai menyiapkan
Full-course.
“Sekarang
aku memikirkan ini, kau suka menarik kejutan.” Kata Ae Ra dan Moo Bin hanya
bisa tersenyum bahagia. Tiba-tiba Dong Man menarik kursi Ae Ra agar mendekat.
“Hei,
ramyeonmu melar. Berhenti bicara dan makanlah, lalu Pulanglah segera.” Ucap
Dong Man
“Kenapa
kau menarik kursiku? Kau tidak harus menarik kursiku.” Keluh Ae Ra dan mulai
memakan ramyunnya.
Seol Hee
memakan es krim sambil menatap gaun yang ada didalam etalase, saat itu Joo Man
berjalan dan Seol Hee langsung menghampirinya. Joo Man terlihat sangat kaget,
Seol Hee heran melihat Joo Man yang
kaget apakah tak tau kalau sudah menunggunya.
“Aku
memikirkan sesuatu.” Akui Joo Man. Seol Hee bisa mengerti karena Mungkin ada orang dari tempat kerja mereka.
“Kenapa
kau makan es krim setelah banyak makan daging? Bahkan Kau sampai
menumpahkannya.” Kata Joo Man membersikan baju Seol Hee.
“Aku
lapar, karena sibuk memanggang daging untuk memakannya.” Kata Seol Hee.
“Apa Kau
harus pakai seragam? Bukankah ini sulit dibersihkan?” kata Joo Man
“Kita
bisa berpakaian biasa jika mau.” Ucap Seol Hee. Joo Man pun ingin tahu alasan
Seol Hee yang selalu memakai seragam.
“Bukankah
kau ingin terlihat cantik?” kata Joo Man
“Kalau
begitu aku akan menggantinya setidaknya 3 kali seminggu. Aku tak mampu membeli
pakaian dan lebih bagus pakai seragam.”
Ucap Seol Hee
Joo Man
pikir bisa membelikannya pakaian dan kenapa tak memintanya, karena sudah punya
penghasilan dan bisa menghabiskannya untuknya. Seol Hee pikir tak mungkin bisa
menghabiskannya, karena Joo Man itu mendapatkannya dengan kemampuan dan bekerja
sangat keras jadi tidak bisa menghabiskannya
hanya untuk pakaian.
Joo Man
melihat gaun di etalase lalu bertanya apakah Seol Hee menginginkanya. Seol Hee pikir pakaian itu sangat mahal. Joo
Man mengatakan akan membelikannya untuknya.
Seol Hee menolak karena itu harganya sangat mahal. Tapi Joo Man menarik
Seol Hee untuk masuk toko.
Seol Hee
sudah mengunakan pakaian dan melihat di cermin, lalu merasa kalau warnanya
tidak cocok untuknya. Pegawai toko melihat Kulit Seol Hee yang sangat putih
jadi sudah pasti gaun itu cocok. Seol Hee mengatakan bukan seperti itu tapi
ukurannya.
Pegawai
pikir masih bisa disesuikan dibagian belakang, dan kelihatan jadi langsing.
Seol Hee pikir kalau gaun itu bukan stylenya. Joo Man mendengar ucapan Seol Hee
tahu kalau itu cara agar tak membelikanya, lalu memberitahu pegaai kalau akan membayarnya.
Seol Hee tetap ingin menolak tapi Joo Man sudah pergi ke kasir.
Seol Hee
pun membawa tas berisi baju, mengaku tidak menginginkannya tapi Joo Man malah
pergi dan membayarnya, lalu bertanya-tanya kemana akan mengunakan pakaian itu.
Joo Man menegaskan kalau gaun itu bisa dipakain untuk berkerja.
“Kau bisa
Gunakan pink, warna favoritmu, Berperilaku prima dan tepat. Jangan biarkan yang
lainnya berjalan di atasmu. Jangan panggang daging!” ucap Joo Man dengan nada
tinggi.
“Kenapa
kau berteriak?” ucap Seol Hee binggung. Joo Man menegaskan kalau itu agar Seol
Hee bisa mengerti.
“Aku
tidak ingin gaunnya. Ini bukan style-ku.” Ucap Seol Hee. Joo Man pun bertanya
apa stylenya itu. Seol Hee binggung.
“Kau
pikir itu Murah, murah, murah... Itu style-mu!!! Aku tahu dengan sangat baik,
tapi kau berakhir seperti ini mendukung pria miskin sepertiku selama 6 tahun.
Aku sangat bersyukur atas itu. Tapi sekarang, rasanya hampir mencekik.” Kata
Joo Man mengeluarkan semua amarahnya.
Seol Hee
terlihat kaget melihat Joo Man yang berteriak, Joo Man akhirnya tersadar
meminta maaf karena kehilangan akal sehatnya tadi. Sul Hee yang sakit hati
memilih untuk membuang tas belanja lalu menghentikan taksi
Di dalam
taksi, Seol Hee menangis sendirian lalu melihat agro taksi sudah 8ribu won,
lalu meminta supir agar berhenti di stasiun terdekat. Joo Man terlihat
kebinggungan di pinggir jalan karena tak mendapatkan taksi, tiba-tiba Yee Jin
menghentikan mobilnya melihat Joo Man yang masih ada didekat restoran.
“Kau tak
akan dapat taksi, Naiklah.” Ucap Yee Jin mengajak untuk pergi bersama. Joo Man
menolaknya karena tak ingin Seol hee salah paham
“Masuklah
sebelum kita menyebabkan macet.” Kata Ye Jin terus membujuk. Joo Man terlihat
binggung.
Ae Ra
sudah ada didepan rumah kembali dan meminta agar Moo Bin segera pergi. Moo Bin
meminta agar Ae Ra yang pergi lebih dulu. Karena melihatnya pulang dengan aman.
Ae Ra pun memutuskan akan masuk rumah
lalu menaiki tangga. Moo Bin berteriak akan menelpnya nanti.
Tiba-tiba
Ae Ra berhenti sebelum sampai didepan rumahnya, Dong Man seperti mengerti dan
mengandeng tangan Ae Ra untuk naik lebih keatas lagi. Ae Ra binggung kenapa
Dong Man itu naik terus. Dong Man mengatakan kaalu tidak ingin Moo Bin tahu
tempatya tinggal dan bisa turun lagi
nanti.
“Baiklah,
kalau begitu. Pimpin jalannya.” Ucap Ae Ra gugup dan Dong Man berjalan lebih
dulu.
Moo Bin
masih menunggu, Ae Ra melambaikan tangan agar menyuruh Moo Bin segera pergi.
Dong Man yang melihatnya merasa Ae Ra jadi aneh hari ini dan mengejeknya kalau
sedang ikut Miss Korea. Ae Ra menyuruh Dong Man lebih baik diam saja. Dong Man
pun menarik Ae Ra untuk segera pergi.
Joo Man
sudah berada di dalam mobil lalu melihat Sul Hee yang menelpnya, tapi memilih
untuk tak mengangkatnya. Ye Jin melihat tas yang dibawa Joo Man kalau itu
kelihatan sepert pakaian wanita. Joo Man sedikit gugup karena tak bisa
mengatakan yang sejujurnya. Ye Jin tersipu malu melihat kalau Warnanya pink.
“Pak
Kim... Aku sangat suka pink.” Ucap Ye Jin
lalu memperlihatkan jarinya.
“Cantiknya.”komentar
Joo Man, Ye Jin makin tersipu malu di puji oleh Joo Man yang cantik. Joo Man
menjelaskan kalau Kukunya yang cantik.
Joo Man
meminta turun di dekat restoran toppoki. Ye Jin pikir Joo Man bisa turun di depan rumahnya. Joo Man
beralasan ingin makan toppoki, Yee Jin meminta izin agar bisa bergabung, dan
bisa telepon supir lain karena merasa lapar.
“Ye
Jin, Lain waktu. Aku akan mengumpulkan
seluruh pegawai magang dan mentraktir kalian.” Ucap Joo Man menolak secara halus,
Yee Jin pun bisa mengerti.
“Terima
kasih tumpangannya.” Ucap Joo Man turun dari mobil.
Ye Jin
tiba-tiba turun dari mobil memanggil Joo Man, lalu mengatakan “tidak” Joo Man
binggung. Ye Jin menjelaskan Jangan panggil semua intern tapi hanya mentraktirnya
saja.
Akhirnya
Joo Man pulang dengan sebungkus toppoki sambil berbicara sendiri kenapa hanya
Ye Jin. Lalu melihat mesin boneka dan mengambil boneka yang berwarna pink.
Di atap,
Ae Ra akhirnya melihat Moo Bin yang pergi. Dong Man mengumpat marah dengan Ae
Ra yang dekat dengan Moo Bin. Ae Ra tak ingin membahasnya tapi ingin tahu
alasan Dong Man yang berhenti membasmi
serangga, apakah karena ingin Masuk MMA. Dong Man membenarkan.
“Aku akan
ada pada ketinggian dan melihatmu jatuh.” Ucap Dong Man
“Jadi kau
akan berhenti dengan bekerja yang menggajimu untuk memukul orang di ring?”ucap
Ae Ra dengan nada tak setuju.
“Itu adalah
seni aktual dari bertarung.” Kata Dong Man. Ae Ra melarangnya bahkan tak boleh
mencobanya. Dong Man heran Ae Ra malah melarangnya.
“Kau
belum berpengalaman selama 10 tahun. Kau hanya akan dipukuli.” Ucap Ae Ra
“Aku tidak
suka caramu mengatakan itu. Kau bisa jadi penyiar setelah bertahun-tahun... dan
apa aku tidak bisa begitu?” ucap Dong Man marah
“Kau
menyebutkan MMA dulu dan sekarang..,jadi aku melihatnya dan orang cuma dipukuli
di sana. Hidung mereka patah dan kehilangan darah.” Kata Ae Ra khawatir
Dong Man
kesal dengan Ae Ra yang berpikiran dirinya akan dipukul dan menyakinkan kalau
bisa menang. Ae Ra yakin Dong Man masih akan dipukuli, karena melihat itu
semua, kalau Dong man akan mendapat pukulan kalah atau menang, jadi ia tidak
bisa membiarkan Dong Man dipukuli.
“Jadi..
Apa maksudmu kau bilang itu karena kau khawatir?” kata Dong Man heran
“Siapa
yang bilang aku khawatir? Aku tidak ingin kau dipukuli. Memang kau ingin Baek
Hee dipukuli?” kata Ae Ra menutupi rasa khawatirnya.
“Apa?!! Kau
membandingkanku dengan anjing?!!”teriak Dong Man marah
“ Bahkan
jika anjing peliharaanmu terpukul, maka kau akan marah.”tegas Ae Ra
“Kau
beruntung terlahir sebagai wanita. Jika kau pria, aku pasti sudah...” kata Dong
Man ingin segera memukulnya.
Ae Ra
pun memperingatakn Dong Man agar bersiaplah
untuk cari pekerjaan besok atau yang akan mencarikannya. Dong Man tiba-tiba
menarik Ae Ra kepelukanya, keduanya tiba-tiba merasa gugup. Dong Man bertanya
mau kemana dan mengajak untuk bicara lagi.
“Kenapa kau...
Ini tidak membuatmu jadi pria kasar Tapi membuatmu jadi bajingan.” Kata Ae Ra
langsung mendorong Dong Man agar menjauh.
“Ada apa
denganmu? Aku sudah bilang kepadamu, tak ada sentuhan. Jangan sentuh.” Kata Ae
Ra menutup badanya.
“Terserah.
Aku akan melakukan apa yang kumau. Bermainlah denganku. Jangan pergi ke
full-course apalah itu, dengan kunyuk itu.” Kata Dong Man menarik Ae Ra untuk
duduk disampingnya
Ae Ra
ingin tahu alasan Dong Man yang mengumpat Moo Bin dengan panggilan "Kunyuk
itu". Dong Man pikir Moo Bin memang kunyuk jadi tak ada pilihan lain. Ae
Ra pun ingin tahu alasan Dong Man ingin bersama mereka. Dong Man mengaku kalau lapar.
Ae Ra heran melihat Dong Man yang sangat aneh
dan kau bersikap tidak dewasa bahkan peduli dengan orang yang
ditemuinya.
“Lalu
apa? Haruskah aku tidak peduli dengan segalanya? Apa kita orang asing?” ucap
Dong Man
“Ya, kita
orang asing. Sangat asing.” Kata Ae Ra, Dong Man heran mendengar Ae Ra yang
mengatakan hal itu. Ae Ra tiba-tiba memegang wajah Dong Man aga menatapnya
lebih dekat.
“Dengarkan
aku. Kau mungkin tidak paham dengan yang kukatakan.., tapi di dunianya orang
dewasa, tingkahmu tadi tidak bisa diterima. Perhatikan sikapmu. Jangan membuat
bingung gadis sederhana dari desa. Aku bersumpah aku akan membunuhmu.” Tegas Ae
Ra lalu mendorongnya dan berjalan pergi. Dong Man hanya bisa mengumpat kesal
melihat sikap Ae Ra.
Dong Man
berbaring di tempat tidur merasa kebingungan lalu duduk dengan memeluk bantal
mengeluh Ae Ra yang dulu suka Chewbacca. Ae Ra terlihat juga tak bisa tidur berpikir Dong Man sedang
pubertas atau semacamnya.
“Sial.
Kenapa dia terus tambah cantik?”ucap Dong Man mulai merasakan perasaanya.
“Kenapa
tangannya sangat besar?” kata Ae Ra yang bisa merasakan perbedaan setiap Dong
Man memeluknya.
Seol Hee
mencoba gaun yang dibeli pacarnya. Joo Man melihatnya memuji Seol Hee yang
kelihatan sangat cantik dan menceritaka kalau sudah membersihkannya, jadi
nodanya hilang. Tapi akhirnya berpikir kalau Seol Hee tidak boleh memakainya.
Seol Hee merasa kalau itu terlihat membuatnya lebih pendek.
“Ini
terlalu spektakuler. Ini memperlihatkan betapa hebatnya dirimu terlalu banyak.”
Ucap Joo Man memuji,
“Benar.
Aku terlihat pendek.” Kata Seol Hee ingin membuka gaunya. Joo Man ingin
membantu tapi memilih untuk memeluknya dari belakang.
“Sul
Hee... Apa Kau mau tidur di lantai bawah lagi?” kata Joo Man merayu. Sul Hee
mendorong Joo Man agar melepaskanya.
“Maafkan
aku. Kubilang padamu aku minta maaf.” Ucap Joo Man, Sul Hee pun menanyakan Joo
Man itu ingin meminta maaf untuk apa.
“Untuk
semuanya. Aku minta maaf.” Kata Joo Man. Sul Hee bertanya semua untuk apa.
“Aku
minta maaf karena membelikanmu gaun dan karena aku membesarkan suaraku.” Ucap
Joo Man
Sul Hee
bertanya apa lagi, apakah hanya itu
kesalahannya. Joo Man terlihat sedikit gugup. Sul Hee merasa Joo Man
yang tidak tahu hal yang dilakukan itu
salah dan ingin membahasnya. Tapi Joo Man langsung membahas kulit Sul Hee hari
ini.
“Apa Kau
melakukan sesuatu? Ini Tidak umum, tidak terlihat basah. Kulitmu terbakar. Kau
tahu api lebih bagus daripada air, kan?
Terbakar yang terbaik dan Kulitmu terbakar. Ah.. Apakah "terbakar" sedikit
berlebihan?” kata Joo Man seperti sengaja mengalihkan pembicaraan. Sul Hee
melihat wajahnya dan Joo Man bisa berbahagia karena bisa membuat Sul Hee tak
membahasnya.
Hye Ran
menaiki tangga rumah melihat seorang pria yang sedang mengelas besi, lalu memanggilnya
Ahjussi, dengan membahas keamanan tidak bagus di tempat seperti itu, lalu
bertanya harga sewa tempat ini dan mengejek kalau dibayar per bulan. Si bibi
membuka topinya. Hye Ran kaget ternyata ahjumma.
“Apa Kau
mau tinggal di sini? Kau punya uang 10,000 dolar (10jt won) di tubuhmu. Kenapa
kau bertanya soal sewa di tempat seperti ini?” ucap Si bibi
“Aku
tidak pernah bilang ingin tinggal di tempat seperti ini. Dan siapa Ahjumma
bertanya seperti itu?”ucap Hye Ran meremehkan.
“Aku.....pemilik
"tempat seperti ini". Aku tidak menyewakan ke wanita cantik. Yaitu
Wanita cantik berisik. Yah.. Sudah takdir mereka berisik, dan juga hidup
mereka.” Ucap si bibi sambil melepaskan ikatan rambutnya kalau tahu tahu dari
pengalaman
“Takdirku cukup baik dan Cerai bukan apa-apa pada jaman sekarang dan
pada umurku ini.” Ucap Hye Ran bangga.
Si bibi
seperti baru tahu Hye Ran itu bercerai, lalu memberitahu kalau Tempatnya itu
harus tenang, sehat dan jadi villa yang damai. Hye ran menegaskan kalau dirinya
sehat.
Si Bibi
menaiki tangga dan melihat Sul Hee dan Joo Man keluar rumah bersama, dengan
tatapan dingin memperingatkan kalau tak boleh menginap Sul Hee memberitahu
kalau tidur terpisah semalam. Joo Man menarik tangan Sul Hee karena tak perlu
memberitahu orang lain, keduanya tiba-tiba kaget melihat Hye Ran sudah ada
didepan rumah Dong Man.
“Bukankah
kalian temannya Dong Man?”ucap Hye Ran, Sul Hee mengingat Hye Ran pacarnya Dong
Man yang dulu.
“Ya. Aku
datang mau menemuinya” kata Hye Ran, Sul Hee langsung menahan Hye Ran yang
ingin menekan bel dan berteriak memanggil Hye Ran.
Ae Ra
akhirnya keluar rumah dengan tatapan sinis melihat Hye Ran yang berani datang.
Hye Ran membahas Ae Ra yang mengatakan kalau Dong Man itu menikah setelah
meninggalkan kota dan ingin tahu alasan berbohong. Ae Ra pikir itu tak perlu
harus memberitahu yang sebenarnya. Sul Hee membisikan sesuatu.
“Aku
tidak bisa mendengarkanmu.” Kata Ae Ra lalu mendorong Sul Hee akan menjauh saja
karena harus bicara dengan Hye Ran. Joo
Man mengajak pergi saja. Sul Hee tetap ingin mereka tinggal disana.
“Kau
menempel kepada Oppa seperti lem.” Kata Hye Ran
“Dong Man
tidak segampang yang kau pikirkan. Jika kau kembali setelah membuangnya.., Apa kau
pikir dia mau balikan?” ucap Ae Ra. Hye Ran dengan yakin kalau Dong Man akan
kembali.
“Jujurlah.
Kau berpikir sama.” Ejek Hye Ran. Ae Ra tak bisa menahan amarah kalau bisa
memukul wanita
Saat itu
Dong Man keluar dari rumah kaget melihat semua berkumpul. Hye Ran memanggil
Dong Man dengan panggilan “Oppa” dan nada merengek. Sul Hee mengumpat gaya Hye
Ran yang sangat Menjengkelkan dan mulai
lagi. Hye Ran kebali memanggil “Oppa” dengan nada merengek.
“Berhenti
panggil dia Oppa.. dengan nada centilmu itu.” Kata Ae Ra kesal.
Flash Back
Ae Ra dan
Dong Man dengan pakaian tentara berjalan bersama sambil makan sate kue beras. Ae
Ra merasa kalau itu makanan bau dari kehidupan dan makanan sempurna. Saat itu
tiba-tiba Hye Ran sudah berjongkok sambil menangis memanggilnya “Oppa” seperti
membutuhkan perhatian.
“ Oppa... Aku putus dengannya.” Ucap Ae Ra.
Dong Man hanya terdiam menatapnya. Ae Ra yang melihatnya mengumpat Hye Ran itu
sudah gila.
Tiga
sekawan sedang jalan bersama. Ae Ra menanyakan tentang kencan buta Dong Man. Joo Man menanyakan
apakah wanita itu cantik. Dong Man menceritakan
kalau wanita itu kelihatan seperti Kim
Hyo Jin. Keduanya langsung memuji kalau itu sangat keren.
“Bukan,
Bukan Kim Hyo Jin yang itu.” Kata Dong Man. Keduanya tertawa, Joo Man pikir
wanita itu pasti lucu.
Tiba-tiba
Hye Ran datang memeluk dari belakang dengan rengekan memanggil “Oppa.” Dong Man
kaget melihat Hye Ran sudah ada dibelakanya. Ae Ra mengeluh si gila datang
lagi.
Empat
sekawan sedang bermain bersama dan Ae Ra harus kalah dengan kena hukuman
dipukul bagian punggungnya. Terdengar suara bel rumah. Dong Man pikir pesanan
mereka datang tapi ternyata Hye Ran datang dengan merengekan memanggil “Oppa”
dan langsung menciumnya.
Ae Ra dkk
langsung bersembunyi didapur, membiarkan mereka berciuman dengan wajah
melonggo. Ae Ra binggung kenapa mereka bersembunyi. Joo Man balik bertanya
apakah mereka akan keluar sekarang. Sul Hee mengumpat Hye Ran itu wanita
jalang. Ae Ra memberikan jempol sebagai pujian.
“Hye Ran
seperti racun bagi Dong Man.., dan kami tak ingin memberi kan racun.” Gumam Ae
Ra dengan melihat Hye Ran yang masih mencium Dong Man.
Joo Man
melihat Seol Hee yang melepaskan rompinya seperti siap berkelahi, Seol Hee
merasa kalau Hye Ran itu Menjengkelkan. Hye Ran mengatakan kalau akan pergi
hari ini tapi meminta Dong Man untuk mengangkat telpnya.
“Kenapa
dia tidak bisa bicara?” keluh Sul Hee. Joo Man yakin temanya itu pasti merasa
tertegun dan dipag hari pula.
“Aku akan
menemui kalian lagi.” Ucap Hye Ran dengan nada meremehkan pada ketiganya.
“Hei,
kau... Dong Man mungkin jadi idiot saat itu.., tapi kau tahu aku sudah
mendapatkan dia kembali, dan aku ini keras kepala.” Kata Ae Ra. Sul Hee dan Joo
Man pun ikut mendukung juga.
“Eonni,
jauhkah hidungmu dari ini.” Kata Hye Ran memperingatinya.
“Aku akan
terus memakai hidungku "dalam" ini.., jadi lumpuhkan aku dulu jika
kau ingin mendapatkannya. Kau harus menembakku dulu.” Ucap Ae Ra dengan
dukungan dari dua temanya.
“Ae Ra.
Fighting... Cobalah yang terbaik.” Ucap Hye Ran dengan nada mengejek lalu pamit
pergi.
[Kamus Teman]
Ae Ra dan
Dong Man berjalan bersama menaiki tangga dan akan masuk rumah, tiba-tiba Ae Ra
dengan gaya manisnya mengajak Dong Man untuk makan ramyun bersama di rumahnya.
["Kau mau datang untuk
makan ramyeon?" artinya...]
Dong Man
pun setuju, keduanya makan ramyun bersama sambil menonton bola. Bahkan Dong Man
meminta Ae Ra agar membawakan nasi untuknya. Ae Ra pun mengambilkan nasi untuk
Dong Man. Keduanya terlihat senang makan ramyun sambil menonton bola
[Artinya hanya sekadar makan
ramyeon.]
Bersambung
ke episode 5
Gomawo . Semangat lagi nulisnya kak. 😍😍😍
BalasHapusGa sabar baca lagi wkwk
BalasHapus