PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 25 Mei 2017

Sinopsis Fight My Way Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Dong Man berjalan pulang dengan bus membawa sesuatu. Nyonya Park Hye Ran tersenyum bahagia melihat alat untuk memijat pinggangnya.  Mereka seperti sedang makan malam bersama. Nyonya Park pikir merasa Dong Man  harus menggunakan uang untuk keperluannya dan tidak perlu membelikanya.
“Aku ingin mengajak Ibu makan di luar. Tapi Mengapa Ibu mempersiapkan makan malam ulang tahunmu sendiri? Jadi Berhentilah mengatakan kalau punggungmu sakit.” Kata Dong Man
“Ini sangat bagus. Begitu aku memasangnya, punggungku terasa enak.” Kata Ibu Dong Man menanyakan harganya yang pasti sangat mahal.
“Kau banyak bicara. Kita sedang makan sekarang.” Ucap Tuan Ko pada istrinya.
“Berhentilah berteriak pada Ibu. Dia akan berumur 60 tahun.” Kata Dong Man membela ibunya. 


Tuan Ko menanyakan  Darimana mendapatkan uang untuk membelinya. Dong Man memberitahu kalau mencarinya sendiri dan tidak mencuri. Tuan Ko dengan merendahkan kalau Dong Man pasti  bekerja paruh waktu, ibunya kesal dengan suaminya kembali memulai lagi.
“Dia tidak pulang karena kau.”ucap Nyonya Park. Dong Man memberitahu kalau sudah bekerja.
“Jangan buang waktumu. Jadilah Instruktur taekwondo. Kau harus bekerja di bidangmu. Mengapa kau melakukan hal lain? Carilah pekerjaan Instruktur di suatu tempat.” Kata Tuan Ko
“Ayah... Jika Ayah mencari namaku di situs web... maka Artikel tanggal 3 November 2007 masih muncul. Siapa yang mau belajar denganku? Siapa?!!” ucap Dong Man penuh amarah.
“Berhenti jadi penakut. Apa itu masih mengganggumu? Dasar Kau sangat menyedihkan. Bagaimana kau bisa hidup dengan layak jika pola pikir begitu?” ejek Ayahnya.
Dong Man membenarkan, kalau ia tidak bisa menjalani kehidupan yang semestinya jadi hanya hidup dari hari ke hari seiring berjalannya waktu dan Semua yang bisa dilakukan hanya taekwondo. Tapi ini Tidak mudah menghasilkan uang dengan melakukan hal lain dan Ini menyedihkan.
“Apa Ayah ingin aku menjadi instruktur? Aku bahkan tidak akan mendekati olahraga itu. Jadi jangan pernah mengatakan hal itu kepadaku lagi. Lupakan itu.” Tegas Dong Man
“Kenapa kau masih marah tentang...” kata Tuan Ko langsung disela oleh Dong Man
“Ini bukan karena aku marah! Aku takut kalau aku mungkin ingin melakukannya lagi... Tidak.. aku mengaku... Aku takut kalau aku benar-benar ingin melakukannya. Jadi aku tidak mau memikirkannya. Jika Ayah bisa menggunakan koneksimu saat itu... maka Aku tidak akan tersingkir. Jika Ayah tidak gagal dalam bisnismu... maka Aku tidak akan memasuki kompetisi itu sama sekali.” Ucap  Dong Man dengan berteriak marah
“Dong Man.. Nanti Dong Hee dengar” kata Ibunya meminta Dong Man agar tak teriak.
“Ayah seharusnya....yang melindungi Dong Hee, bukan aku. Kenapa jadi aku? Kenapa selalu aku?” kata Dong Man penuh amarah lalu keluar dari rumah. Saat itu Tuan Ko hanya diam saja seperti sangat bersalah.
Dong Man pulang dengan menaiki bus, kepalanya disandarkan pada jendela, lalu melihat banyak makanan yang dibawanya. Wajahnya terlihat kesal karena membawa makanan dari ibunya yang harus dimakan padahal hatinya masih dongkol. 


Chan Sook banyak membawa botol wine ke atas meja.  Ae Ra heran melihat temanya yang membawa banyak botol. Chan Sook merasa Ae Ra benar-benar menyelamatkanku hari ini jadi bisa minum semuanya, lalu memberitahu kalau ada keju Prancis.
“Mereka seharusnya menyajikan sup sirip ikan hiu.” Ungkap Chan Sook dengan suara cemprengnya.
“Hei, coba ucapkan lebih lembut.”kata Ae Ra dan akhirnya mereka pun minum bersama.
Ae Ra panik melihat Chan Sook yang ingin minum wine shot, lalu manrik gelas karena Banyak orang yang melihat temanya. Chan Sook pun menyadarkan dirinya, lalu mengaku kalau  sangat bahagia hari ini. Suami Chan Sook datang kalau mereka harus menyapa para tamu dan seharusnya tidak minum sekarang.
“Sayang, apa aku bau alkohol?” kata Chan Sook mengoda. Suaminya memuji kalau Chan Sook itu orang yang paling ceria.
“Tolong jaga temanku, Cindy.” Ucap Chan Sook pada Moo Bin dkk. Ae Ra pun panik merasa karena dianggap seperti Cindy. 

Moo Bin dkk duduk bersama lalu mengajak agar minum bersama. Ae Ra mengikat rambutnya dan membuat campuran bir dan soju dengan keterampilanya. Semua terpana melihat Ae Ra yang sangat menakjubkan karena tidak pernah melihat seorang wanita melakukan trik seperti ini sebelumnya.
“Melihat wanita melakukan ini... Ah... Bagaimana seharusnya aku menyusun kata-kataku?” ucap si pria binggung menjelaskan.
“Maksudmu... Aku unik.... Aku wanita yang unik.” Ungkap Ae Ra dengan gaya bahasa inggrisnya.
“Yahh.. "Unik". Kau baru saja menggunakan bahasa inggris.” Kata si pria menyuruh Ae Ra minum sebagai hukumannya
Ae Ra mengeluh karena bisa kalah. Pria lain menyuruh Ae Ra harus minum pelan-pelan karena sudah kebanyakan minum. Si pria kacamata menawarkan diri kalau akan mengantikanya. Dua pria lainya pun ingin mengantikan Ae Ra untuk minum bahkan akan mengantarnya pulang.

“Ya ampun, ada apa dengan kalian? Aku peminum hebat. Jangan khawatir.” Kata Ae Ra
“Cindy.. beritahu kami... Siapa yang kau pilih?” kata salah satu pria langsung meminta agar Ae Ra yang memilih.
“Kalau begitu... Aku akan meminta dia... Dialah yang paling tenang.” Ucap Ae Ra memberikan gelasnya pada Moo Bin. Moo Bin kaget dipilih oleh Ae Ra.
“Kau tidak bisa memberikan itu padanya. Dia tidak bisa minum.” Kata temanya. Moo Bin tak takut dan langsung menghabiskan minuman. Tiga temanya merasa kalau mereka akan dalam masalah dan meminta segelas air es.

Dong Man pergi ke sebuah tempat Atlet Nasional Sundae lalu melihat nama Ibunya yang menelpnya tapi memilih untuk tak diangkat. Akhirnya ibunya mengirimkan pesan “Teleponlah Ayahmu. Jika kau pergi seperti itu, dia tidak akan bisa tidur malam ini. Dan juga Dong Hee akan merasa kesal.”
Sementar dalam ruang latihan, pelatih Hwang dengan dua atletnya menonton pertandingan. Choi Won Bo memuji salah satu atlet yang  memiliki tendangan yang bagus. Tapi Pelatih  Hwan merasa atlet itu tidak memiliki tendangan yang bagus dan memiliki tangkisan yang lemah, bahkan Tendangannya tidak lebih baik dari tangkisannya.
“Astaga, kau sangat pelit untuk memuji orang. Dia tidak puas dengan siapapun..” Keluh Woo Bo.

“Apa yang kau bicarakan? Dia sangat... memuji cinta pertamanya.” Komentar atlet lain melirik ke arah foto Dong Man.
“Pelatih, apa dia sangat hebat? Apa Dia lebih hebat dariku?” tanya Woo Bo
“Kau terlalu memikirkan diri sendiri. Tapi Di sisi lain, dia terlalu meremehkan dirinya sendiri.” Komentar pelatihanya
Woo Bo mendengus kesal. Pelatih Hwang tiba-tiba memukul Woo Bo  karena mendengar Woo Bo yang masih sering berkelahi dengan orang-orang seperti anjing akhir-akhir ini. Woo Bo memberitahu kalau berkelahi seperti anjing karena hanya sendiri. Pelatih Hwang memperingatkan terakhir kalinya Woo Bo agar  Jangan bertengkar. 

Saat itu Dong Man datang dan pelatihnya kaget, akhirnya mereka duduk bersama. Dong Man membuka kotak makan memberitahu kalau ibunya  mengemasi banyak lauk jadi datang untuk minum dengan pelatihnya. Atlet satunya memberitahu kalau  Sudah lama pelatih Hwang membuka restoran. Dong Man mengaku Butuh waktu lama untuk mampir dan menyapanya.
“Kudengar kau mendapat tendangan terbaik yang pernah ada.” Komentar Woo Bo penasaran.
“Berhenti bicara omong kosong.” Kata Pelatih Hwang
“Ayo kita bertanding. Aku ingin belajar beberapa teknik darimu. Aku ingin tahu betapa berbakatnya dirimu karena pelatih kami sering memujimu. Aku ingin melihatnya sendiri. Aku sangat iri. ” Ucap Woo Bo menantang.
Pelatih melihat Woo Bo berpikir kalau pasti mabuk. Woo Bo pikir Dong Man itu tidak akan bertanding jika tidak ada taruhannya, lalu mengajak bertaruh 100 dolar dan Mari kita selesaikan dalam satu kali pertandingan. Pelatih Hwang menyuruh Woo Bo masuk saja dan tidur kalau memang mabuk.
“Oke, baiklah. Lupakan. Kau mungkin tidak bangga jika memainkannya. Aku rasa itu membuatmu menjadi seperti orang normal. Tidak adil jika kau melawan seorang profesional seperti aku.” Kata Woo Bo. Dong Man sedari tadi menahan diri langsung menyanggupi ajakan Woo Bo untuk bertanding.


Mereka pun berada di dalam arena ring,  Pelatih Hwang mengingatkan kalau Dong Man yang belum memakai pengaman dada dalam 10 tahun, jadi tak tahu apakah masih bisa pas dengannya. Dong Man memilih untuk tidak ingin memakainya.
“Apa Kau akan bertanding tanpa memakai sabuk pengaman? Wah.. Aku rasa kau bisa mengalahkanku dengan mudah.” Ucap Woo Bo
“Kau benar. Lagian kau bukan nonprofesional.” Kata Dong Man tak mau kalah.
“Yahh.. Kau tidak membutuhkan ini. Pikirkan ini sebagai pemanasan, oke? Ini babak pertama dan terakhir. Mari kita lihat seberapa hebatnya dirimu. Ayolah.” Kata pelatih Hwang. 

Keduanya siap bertanding. Woo Bo memberikan pukulan dan membuka Dong Man jatuh tersungkur. Akhirnya mengejek kalau Dong Man yang dianggap sebagai atlet yang  sangat cepat padahal belum melakukan pukulan terbaik. Dong Man kembali bangun dan siap melawan tapi malah membuat kembali kalah cepat dengan Woo Bo yang tepat memukulnya.
“Hentikan! Keluar kalian semua... Aku akan pergi menjual sundae.” Ungkap Pelatih Hwang
Woo Bo dan yang lainya pun keluar dari ruangan. Dong Man berdiri dengan lemah disudut ring. Pelatih Hwang mengumpat Dong Man yang menjadi tidak berguna.

Sebuah mobil box bertuliskan “Atlet Nasional Sundae” Pelatih Hwang bersiap-siap untuk berjualan. Dong Man menyapa pelatihnya karena tahu akan pergi ke dekat lingkungan rumahnya dan meminta agar bisa  menumpangnya.
“Aku tidak akan mendekati komplekmu lagi.” Kata Pelatih Hwang sinis. Dong Man pikir kalau dirinya sekarang memang tidak punya harapan lagi.
“Bagaimana aku bisa bertarung lagi? Aku sangat bodoh sekarang.” Kata Dong Man rendah diri.
“hei.. Bersihkan mulutmu. Berhenti membuatku kesal...”kata Pelatih Hwang memberikan sebuah tius
“ Tapi itu bagus... Bagus kalau aku dipukuli... Aku merasa lega saat dipukul.” Ungkap Dong Man. Pelatih Hwang mengeluh dengan Dong Man yang membuatnya kesal lalu menyuruhnya pergi saja. 

Ae Ra menemani Moo Bin yang muntah karena minum, sambl menepuk pundaknya mengomel kalau seharusnya menolak jika tidak bisa minum, dan mengejeknya seperti anak kecil dan membuatnya jadi tak nyaman.
“Ini.. Karena imbalannya... Aku benar-benar tidak bisa minum... Tapi aku mempertaruhkan hidupku untuk minum ini” akui Moo Bin
“Apa ini pertama kalinya kau minum untuk seorang wanita?” kata Ae Ra
“Aku akan menggunakan keinginanku sekarang.” Ucap Moo Bin. Ae Ra pun bertanya apa yang dinginkanya.
“Begini... Kau akan pulang, 'kan?” kata Moo Bin bertele-tele. Ae Ra pikir tentu saja akan pulang dan ingin Moo Bin cepat mengatakandan berhenti mengoceh.
“Kau Naik bus saja sendiri... Itu keinginanku.” Kata Moo Bin, Ae Ra binggung mendengarnya.
“Tapi... Temanmu bersikeras untuk mengantarku pulang, kenapa... kau menyuruhku naik bus?” ucap Ae Ra  Moo Bin menjelaskan kalau  Ini bukan hanya naik bus sendiri tapi juga tentang 1.000 dolar.

Flash Back
Salah satu pria melihat dari ponselnya, menemuikan wajah Cindy Jung dari internet. Teman yang lain bertanya-tanya siapa wanita tadi dan menuduh kalau sudah jelas penipu dan pasti ingin menjadi Cinderella hari ini. Satu lagi pun mengejak kaalu Cinderella pasti bisa ditemukan dengan mudah di zaman modern ini. Moo Bin membela kalau Ae Ra itu  punya alasan.
“Lalu apa yang akan kita lakukan pada wanita 1.000 dolar itu?” tanya si pria
“Dia harus dihukum karena melakukan sesuatu yang jahat.” Kata teman yang lainya. Keduanya pun setuju.
“Oke, tergantung mobil mana yang akan dinaiki Cindy Jung palsu itu. Mka Orang itu akan mendapat 1.000 dolar. Mari kita bermain adil.” Ucap  teman lainya bersemangat. 

Saat duduk bersama mereka saling mengirimakn pesan agar salah satu membawa pulang Cindy Jung palsu dan dapatkan 1.000 dolar. Yang lainya menulis kalau membawa barang palsu ke hotel, itu seharga 2.000. Pria berkacamata mengejek kalau  Ae Ra tidak berkelas untuk sebuah hotel tapi ke motel.
“Kau perlu mengirim fotonya. Dia benar-benar akan menjadi Cinderella malam ini.”
Ae Ra membaca pesan yang dibahas di grup, lalu menyuruh Moo Bin agar segera pergi dan menyusul keluar. Moo Bin memberitahu akan menunggu di luar. Ae Ra tak bisa menahan tangisnya dan langsung mencuci wajahya setelah itu menelp Dong Man. 


Dong Man sedang berada di truk seperti ingin membantu jualan pelatihnya. Ae Ra menahan rasa sedihnya meminta agar menjemputnya dan datang saja, karena merasa sangat dipermalukan jadi tidak bisa pergi sendiri. Dong Man dengan kesal menegaskan kalau bukan supirnya bahkan tidak punya mobil.
Tapi Ae Ra akhirnya hanya bisa menangis. Dong Man pun langsung panik mendengarnya. Pelatih Hwang yang melihat kepanikan Dong Man yakin kalau itu pasti telp dari mikrofon tolol. Dong Man dengan berteriak meminta agar Bicara yang jelas dan memberitahu keberadaanya sekarang. Setelah itu melepaksan sarung tangan dan pamit pergi.
“Hanya mikrofon tolol yang bisa membangunkan Hulk yang sedang tidur.” Ungkap Pelatih Hwang melihat sikap Dong Man. 

Ae Ra pun keluar bersama Moo Bin ke parkiran. Tiga pria meminta maaf karena merepotkannya. Lalu salah satu melihat Ae Ra yang mencuci wajahnya,  Ae Ra mengaku kalau ingin menyadarkan dirinya. Salah satu berpikir kalau Ae Ra mabuk dan  akan mengantarmu pulang dengan selamat.
“Aku akan pulang sendiri.” Ucap Ae Ra. pria lainya tetap berusah ingin mengantar Ae Ra pulang bersama.
“Aku tidak akan pergi denganmu.” Kata Ae Ra menolak. Si pria berjas biru menunjuk mobilnya kalau baru saja membeli mobil baru.
Mereka ingin Ae Ra memilih dari 3 mobil yang harus dinaikinya, Ae Ra pun mulai memberikan nomor 1, 2, 3 dan mendekatinya dan langsung memberikan pukulan serta tendangan pada kaca spion. Tiga pria langsung menjerit histeris melihat kaca spion mereka rusak.
“Dengarkan. Aku tidak akan mengulanginya. Aku bukan Cindy Jung... Tapi Choi Ae Ra dari Pusat Perbelanjaan Lucky.Bawa fakturku untuk mengganti kaca kalian. Aku akan memberi kalian 1.000 dolarmu dan akan membayar kalian kembali. Pastikan untuk membawa tanda terima dan datang untuk membalas dendam padaku.” Ucap Ae Ra menantang
“Dasar kau... brengsek gila!” umpat si pria berkacamata sangat marah.
“Kau bahkan tidak bisa bicara dengan benar. Jika kita bertemu lagi, aku akan menunjukkan betapa gilanya aku. Mari kita bertaruh untuk 1.000 dolar dan kita bertemu kembali.” Kata Ae Ra akan pergi.

Seorang pria berteriak memanggil Ae Ra dan mengumpatnya penyihir dengan menariknya agar tak pergi. Moo Bin menahan temanya agar tenang.  Si pria merasa Ae Ra itu tidak waras karena Beraninya sampah seperti Ae Ra yang melakukan hal ini.
“Jika aku sampah, kau lebih rendah dari sampah. Apak kau akan Dapat 2.000 jika berhasil membawaku ke motel? Hanya karena ini taruhan di antara kami.” ucap Ae Ra tak takut
“Kau bahkan tidak layak ditaruh 200 dolar.” Ejek si pria
“Aku tidak akan tidur denganmu bahkan seharga 20 juta dolar. Kau tidak bisa mendapatkan seorang wanita tanpa uang.” Tegas Ae Ra 



Beberapa orang melihat perkelahian dan merasa si pria pecundang. Dong Man baru saja datang melihat dari kejauhan. Tiba-tiba si pria langsung memberikan tamparan sampai Ae Ra terjatuh dan menarik kembali sampai berdiri sambil mencengkramnya.
“Si Brengsek seperti ini perlu diberi pelajaran. Kau bisa membayar kacaku dengan ini.” Ucap si pria ingin memukulnya.
Saat itu Dong Man berteriak marah,  Ae Ra melihat Dong Man datang menyuruh mereka lari dan masuk ke mobil bahkan mengunci pintu, bahkan meminta Woo Bin segera menelp polisi. Dong Man melompat diatas mobil dan langsung memberikan tendangan dan memecahkan kotak kayu.

Woo Bin dkk binggung melihat Dong Man yang bisa memecahkan kayu. Si pria yang memukul Ae Ra kesakitan karena kakinya juga kena tendang. Dong Man pun memberikan pukulan sebagai balasan karena memukul Ae Ra lebih dulu.
Ae Ra pun mengajak Dong Man pergi karena merasa sudah cukup. Si pria meminta agar menelpon polisi lalu mengumpat kalau Dong Man pecundang yang menyedihkan. Ae Ra memperingatkan kalau memang ingin hidup maka lebih baik tutup mulutnya.
“Penyihir seperti itu perlu diberi pelajaran!” teriak si pria. Ae Ra kembali memperingatkan agar menutup mulutnya. Dong Man tak bisa menahan amarahnya langsung berlari. 

Si pria terlihat babak belur duduk di kantor polisi, menceritakan Dong Man yang tiba-tiba berlari dan menendangnya bahkan tidak bisa meluruskan pergelangan tangannya. Ia merasa bukan level Dong Man jadi  tidak memukulnya.
“Mereka saling memukul. Mengapa hanya dia yang dipenjara?” keluh Ae Ra menunjuk pada Dong Man yang sudah ada didalam sel.
“Agasshi. Lihatlah sebelum kau bicara.” Ucap polisi. Ae Ra mengatakan kalau ketiganya itu pantas dipukuli.
“Dan juga, untuk Ko Dong Man... Jika dia memukul orang, itu bisa menjadi percobaan pembunuhan. Mengapa mantan taekwondo Korea... memukul warga sipil?” ucap Polisi
“Coba Lihat.. Aku tahu itu. Aku biasanya bisa menghindar pukulan. Aku tidak mau berdamai. Petugas, kau harus menangkapnya. Dan selain itu wanita itu penggali emasnya.” Kata si pria
“Tidak, bukan dia... Dia hanya memecah kaca spionmu.” Kata Moo Bin membela. Dua temanya menyuruh Moo Bin agar diam saja. 

Pelatih Hwang datang ke kantor, Dong Man memanggil pelatihnya  dan meminta maaf karena menelpnya karena tidak tahu siapa lagi yang harus dihubungi. Si pria dengan sombong mengatakan tidak ingin berdamai. Pelatih Hwang melihat si pria yang babak belur.
“Apa tulang rusukmu patah?” tanya pelatih Hwang, Si pria mengaku kalau mungkin saja.
“Bagaimana itu terjadi? Apa itu pukulan atau tendangan? Bagaimana dengan gigimu? Apa baik-baik saja? Buka mulutmu.” Tanya pelatih. Si pria mengaku kalau Giginya sedikit goyah dan tidak mau berdamai.
“Apa sekali pukulan ada 2 gigi?” ucap si pelatih. Polisi melihat pelatih hwang pun bertanya siapa pria itu dan darimana asalnya. Pelatih Hwang memperlihatkan tatto di lenganya.
“Di masa jayanya, dia mematahkan 2 gigi dengan satu pukulan... Dan mematahkan 3 tulang rusuk dengan 1 tendangan. Tapi kurasa dia masih bisa melakukannya.” Kata Pelatih Hwang
“Apa dia memiliki catatan kriminal?” tanya si pria. Polisi yakin kalau Itu tidak ada dalam catatannya.
Tapi pelatih Hwang terlihat bersemangat karena Dong Man masih kuat. Si pria  terlihat kesal kalau pelatih Hwang datang hanya untuk memeriksa kekuatannya, lalu mengumpat semua orang sudah gila.
“Petugas, aku tidak butuh uang. Tolong masukkan dia ke penjara. Berani-beraninya atlet bodoh memukulku?” kata si pria. Pelatih Hwang tak terima menerimanya.
“Kau memilih orang yang salah. Kau tahu siapa aku? Pamanku adalah hakim di Kejaksaan Jeonju.” Kata si pria mengancam.
“Baiklah, taruh saja dia di penjara. Tapi kau tahu siapa aku? Kau berani hanya karena kau keponakan hakim di kantor kejaksaan. Aku gila.” Ucap Ae Ra tak takut mendekati si pria. Si pria binggung maksudnya.
“Jika dia masuk penjara, aku akan pergi kerumah sakitmu setiap hari. Aku akan memukul pantatmu sampai kau buang kotoran dan menyerahkannya di pintu masuk rumah sakitmu. Aku akan mengikutimu sampai mati. Lalu Pernikahanmu? Tentu saja. Aku akan mengikutimu dengan kotoranmu itu Bahkan pada upacara masuk sekolah anak-anakmu. Ayo lakukan ini seumur hidup. mengerti?” kata Ae Ra menantangnya.
Moo Bin tersenyum mendengarnya, Pelatih Hwang merasa tak percaya kalau Ae Ra bisa melawan dengan ucapanya. Dong Man hanya bisa tersenyum bahagia dengan Ae Ra yang bisa bicara membuat si pria takut. 



Keduanya berjalan pulang, Dong Man tertunduk seperti sangat malu setelah keluar dari penjara. Ae Ra langsung memarahinya kenapa melihat kebawah dan Apa melakukan kesalahan.  Dong Man mengaku akan membayarnya kembali.
“Kita seharusnya membayar dia karena kerusakannya. Anggap saja itu uang pelunasanmu.” Ucap Ae Ra
“Kau bilang akan... menikah.” Kata Dong Man. Ae Ra menegaskan kalau  tidak akan menikah dan menyuruhnya cepat berjalan karena sangat lapar, sambil menarik tangan Dong Man 

Keduanya pun duduk dibawah pohon sambil makan kimbap. Ae Ra pikir kalau tadi adalah tendangan  pertama kalinya setelah sekian lama dan bertanya apakah Dong Man senang. Dong Man tak mengerti maksudnya. Ae Ra mengaku kalau  Ini juga pertama kalinya memegang mic setelah sekian lama. Dong Man balik mengejek apakah Ae Ra senang.
“Kau merasakan luar biasa saat menendangnya, kan? Aku juga merasa begitu ketika memegang mic.” Ungkap Ae Ra lalu merasakan sakit dibagian bibirnya.
“Biarku lihat... Apa bibirmu luka? Seharusnya aku membunuh brengsek gila itu.” Ucap Dong Man sambil melihat luka di mulut Ae Ra.
“Kau bahkan tidak bisa menjaga diri sendiri.. Tapi kau selalu berusaha membela orang lain.” Ejek Ae Ra
“Hei, kita bukan orang asing. Aku bisa menjalani kehidupan yang memalukan, tapi kau tidak. Jangan biarkan orang lain merendahkanmu.” Tegas Dong Man
Ae Ra heran kenapa hidup Dong Man sangat memalukan. Dong Man pikir Ae Ra masih mengingat saat dianggap sebagai atlet bodoh dan ia adalah orang yang lemah itu. Ae Ra menegaskan pada temanya kalau Dong Man  memang bodoh tapi tidak lemah dan juga kuat.
“Semua orang mengira aku lemah.” Kata Dong Man yang tak percaya diri.
“Apa mereka mengenalmu? Aku sudah mengenalmu selama 20 tahun. Tidak ada orang lain yang mengenalmu lebih dariku. Percayalah padaku. Terlepas dari apa yang orang katakan... Kau pasti bisa dan kau masih sangat muda. Kau akan menjadi sesuatu. Aku bersumpah.” Kata Ae Ra memberikan semangat dan juga keyakinan. 


Dong Man seperti mulai berkaca-kaca. Ae Ra mengajak mereka pergi unuk minum dan makan Dakbal. Dong Man tiba-tiba langsung memeluk pinggang Ae Ra. Ae Ra binggung tiba-tiba Dong Man yang memeluknya saat berdiri.
“Kau.....membuatku menangis. Kau memeluk Sul Hee saat membuatnya menangis.” Ucap Dong Man. Ae Ra tak percaya kalau Dong Man itu  menangis.
“Kau...Kau memberiku gimbap saat aku lapar. Aku sangat lapar hari ini” kata Dong Man.  Ae Ra menyakinkan kalau Dong Man tidak benar-benar menangis.
Dong Man meminta Ae Ra agar menepuk pundaknya seperti yang dilakukan pada Sul Hee.  Ae Ra mengeluh Dong Man itu belum dewasa lalu menepuk bagian lengan Dong Man. Dong Man akhirnya sadar kalau memeluk bagian bawah. Ae Ra memberitahu kalau yang di pegang adalah bagian pinggangnya.
“Tolong berhenti berkeliaran dengan orang jahat. Berhentilah membuatku marah. Kau baru saja dicampakkan oleh Moo Ki dan pulang dengan menangis.” Kata Dong Man. Ae Ra kesal mendengarnya memukul kepala Dong Man menyuruh bangun dan segera pergi.
“Kau memukulku sangat keras... Jadi mengapa kau membiarkan orang lain memukulmu? Jangan biarkan mereka. Jangan menangis terus dan Jangan merusak kaca spion orang. Tetap berada disekitarmu saja. Tetaplah denganku. Aku akan menghabiskan waktu bersamamu.” Ucap Dong Man dengan nada tinggi.
Ae Ra binggung dengan kata-kata Dong Man berpikir kalau sedang mabuk. Dong Man tak ingin membahasnya mengajak mereka pergi makan dakbal dan minum soju lalu menarik tangan Ae Ra untuk pergi. Mereka pun dengan bangga mengatakan kalau hari ini sebagai hari mereka. 


Epilog
Beberapa pria memukul Dong Man sampai menangis. Ae Ra berteriak marah dan semua pria pun belari ketakutan lalu mengeluh pada Dong Man yang  tidak bisa bekerja di ladang karenanya dan malah belajar taekwondo
“Kau lihat... aku.....seharusnya menjadi pangeran, tapi mereka memukulku.” Kata Dong Man seperti lebih ingin bermain jadi pangeran.
“Hei, lihat aku... Orang terkecil ini adalah kau. Kau cengeng, suka tidur dan lebih lemah dariku. Tapi terkadang kau imut, Dong Man. Tapi jika kau menyembunyikan ini... Tak seorang pun akan tahu bahwa kau seorang yang lemah.” Ucap Ae Ra memperlihatkan jari-jari yang membentuk kepala tangan.
“ Jadi buka matamu lebar-lebar... Dan katakan, "Aku tidak akan pernah menangis." Pikirkan, "Aku akan mengalahkan kalian semua"... ...dan pukul mereka. Mengerti?” kata Ae Ra memberikan semangat pada  Don Man
Dong Maen mengatakan kalau tetap tidak akan menikah dengannya. Ae Ra menegaskan kalau ia juga tidak akan menikah dengan Dong Man sambil memukul kepalanya. Dong Man pun kembali menangis dengan suara lantang.
Bersambung ke episode 3


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar