Cha Dong
Tak berdiri dengan Gong Soo Chang, tangan mereka di borgol lalu di kepung oleh
banyak orang. Dong Tak berkata kalau akan meminjam tubuhnya. Soo Chang terlihat
binggung. Dong Tak memastikan lebih dulu kalau bukan Soo Chang orangnya.
Dong Tak
memberikan penghormatan di rumah duka, tanpa melepaskan sepatu ketsnya. Lalu
berkomentar kalau ibu temanya itu terlihat sangat baik, seperti tak percaya
kalau pria yang berdiri disampingnya adalah anaknya. Si pria kesal membalas
dengan nyindir Dong Tak
“Apa
detektif diperbolehkan bersikap kasar?”
kata Si pria
“Aku tidak
ingin bersikap kasar padanya Tapi aku tidak punya waktu.” Ucap Dong Tak. Si
pria makin mengejek Waktu apa yang dimaksud.
“Aku
harus segera berlari karena orang yang
akan datang kemari. Tapi jika aku melepaskan sepatu dan memasangnya lagi, maka aku akan kehilangan
dia. Saat aku membungkuk pada ibumu, dia
memberitahuku, berlari sekencang mungkin
supaya bisa menangkap preman itu.” Ucap Dong Tak
Si pria
mengumpat Dong Tak itu polisi gila. Saat itu seseorang akan melepaskan sepatu,
dan si pria menyapa Yong Pal yang baru datang. Dong Tak melihat Yong Pal
langsung mengejarnya. Seorang pria akan masuk akhirnya ikut berlari bersama
Dong Tak.
“Detektif
Cha! Aku ingin memperkenalkan diri.
Namaku Dokgo Sung Hyuk, dan ditugaskan
di Unit Kejahatan Berat.” Ucap Sung Hyuk.
“Apa Kau
rekan baruku? Kalau begitu tutup mulutmu
dan lari. Jika kau kehilangan dia, maka
aku akan menceraikanmu.” Ucap Dong Tak. Sung Hyuk berlari lebih cepat mengejar
Yong Pal.
Yong Pal
terpojok tak bisa mencari jalan keluar, Sung Hyuk bisa menemukanya. Yong Pal
langsung mengeluarkan pisaunya karena yakin Sung Hyuk tak akan bisa melawan.
Dong Tak akhirnya datang melihat Yong Pal mengunakan pistol malah mengejek.
“Apa
Tidak ada yang lebih besar? Kau harus
pakai senjata favoritmu.” Ejek Dong Tak
“Kau yang
harus keluarkan senjatamu... Keluarkan senjata favoritmu.” Balas Yong Pal. Sung
Hyuk langsung mengeluarkan pistolnya.
“Detektif
menembakkan pistol kosong pada pertama kali. Dia juga tahu itu.”ucap Dong Tak
seperti sudah tahu dengan sifat Yong Pal
“Aku
punya sesuatu yang lebih baik... Bukan pistol kosong. Tapi tinjuku.” Ucap Dong
Tak. Yong Pal mengejek Dong Tak yang sering berlatih Tinju, Taekwondo.
“Detektif
Korea belajar lebih dari 20 bela diri,
termasuk taekwondo, hapkido, judo, dan kendo. Kami tahu bagaimana cara mematahkan lengan. Tentukan pilihanmu.
Aku akan memilih bagian mana yang harus
dipatahkan.” Ucap Dong Tak.
Perkelahian
pun di mulai, Dong Tak hanya mengunakan dua tanganya dengan satu tangan di
perban melawan Yong Pal dengan memegang pisau. Beberapa orang melihat dan
seorang merekam dengan ponsel perkelahian keduanya. Yong Pal akhirnya terjatuh
dan Dong Tak mengambil pisau dari tanganya.
“Seorang
detektif harus tahu cara melawan penjahat. Aku akan mengatasinya untukmu,jadi jangan
takut. Seseorang bilang padaku, Detektif bisa bertahan jika mereka terkena pukulan demi seseorang.” Ucap Dong Tak pada
juniornya sambil memborgol tangan Yong Pal.
“Siapa
yang mengatakan hal keren seperti itu?”
tanya Sung Hyuk. Dong Tak mengatakan kalau orang itu sangat keren.
KANTOR POLISI PUSAT SEOUL
Sung Hyuk
kembali ke kantor melihat ada beberapa barang bukti diatas meja, sambil
bertanya Bukti dari mana ini. Seniornya meminta Sung Hyuk agar jangan sentuh
karena Itu milik seseorang yang menakutkan. Teman yang lain mengatakan akan
segera tahu.
“Tersangkanya
pasti tunawisma.” Pikir Sung Hyuk melihat barang-barang berserakan diatas meja.
“Itu
punya polisi.” Kata Dong Tak sudah melepasakan bajunya masuk ruangan, temanya
mengeluh Dong Tak memakai baju dimana-mana.
“Detektif
Cha, Apa kau pikir kantor polisi ini
rumahmu? Mengapa kau mengeringkan baju
di sini? Astaga, kau seperti sudah
tinggal di sini. Aku sudah menyampaikan keluhanku, tapi tidak didengar.” Keluh temanya yang
mengunakan bantal di leher.
“Apa kau
orang yang menulis keluhan di situs web?
Tapi Mengapa seorang tunawisma mengeluh
pada tunawisma lainnya?” ejek teman
lainya. Si pria hanya bisa mengumpat kesal pada temanya.
“Hei..
Jangan abaikan aku, dan bersihkan
mejamu.” Teriak si pria pada Dong Tak yang pergi hanya menganti pakaian dan
membawa agendanya. Sung Hyuk melihat Dong Tak seperti sangat terkesima.
“Apa Kau
tahu yang terjadi pada Detektif Jo Hang
Joon? Dia itu rekannya sebelum ada kau. Setelah
kejadian itu, dia menjadi... Aku rasa
dia tidak akan pulang sebelum menangkap
pelakunya.” Ucap si senior pada Sung Hyun.
Dong Tak
berdiri didepan papan nama [LETNAN JO HANG JOON, MENINGGAL KETIKA TUGAS MALAM]
dengan menatap foto seniornya, wajahnya terlihat sangat sedih. Ia membuka
lilitan perban ditanganya, ada bekas luka jahitan.
Flash Back
Dong Tak
dan Hang Joon sedang mengintai di dalam mobil. Dong Tak mengeluh pada Hang Joon
apabila dengan membelikan sepatu, bisa
membayar 10 laporan yang ditulis. Hang Joo menyuruh Dong Tak agar mengikat tali
sepatu dengan benar, karena tak akan yang bisa melakukan apapun kalau gagal
mengejarnya
“Kita mendapat
info kalau dia ada di sini, jadi harus
menangkapnya.” Ucap Hang Joon.
“Apa Info
mendadak? Ini aneh... Omong-omong, apa kita harus menutup kasus supir taksi
Dangsan-dong tanpa menyelidikinya? Aku rasa ini tidak benar.” Kata Dong Tak
“Atasannya
bilang itu bunuh diri. Jadi Mereka ingin kita menutup kasus ini.” Kata Hang
Joon.
“Apa orang
mati akan bilang pada mereka kalau itu
bunuh diri? Dia telah menjadi supir
selama hidupnya. Lalu Kenapa dia harus menghancurkan mobilnya? Ini tidak masuk akal. Dan bagaimana bisa
polisi langsung menyerah sebelum
melakukan penyelidikan? Aku akan ambil kasus ini.” Kata Dong Tak
“Itulah
kenapa mereka memanggilmu brengsek... Sebenarnya, aku juga merasa ada sesuatu yang aneh. Aku sudah mencarinya, dan menemukan sesuatu.” Ucap Hang Joon
mencari sesuatu di saku jaketnya, tapi meninggalkanya. Dok Tak hanya bisa
mengejek seniornya.
“Jika kau
seorang polisi sejati, kau harus punya
semangat. Mereka bilang jika kau sudah lama bekerja sebagai detektif, maka kau
akan menemukan satu orang yang sangat
ingin ditangkap. Dan suatu hari nanti, maka kau merasa ingin menangis secara tiba-tiba karena sangat ingin
menangkapnya. Maka Hanya dengan begitu, kau bisa menyebut dirimu sebagai detektif sejati.” Ucap Hang Joon
menasehati juniornya.
Dong Tak
yang mendengarnya mengeluh Hong Joon itu
Pembohong, menurutnya Menangis tidak akan menjadikannya seorang
detektif. Hang Joon menegaskan kalau yang dikatakan itu jujur.
“Apa Kau
pernah menangisi seseorang karena sangat ingin menangkapnya?” ucap Hang Joon.
Dong Tak hanya terdiam seperti belum pernah.
“Aigoo,Dong
Tak. Kau belum menjadi polisi sejati”
ejek Hang Joon.
“Mataku
jarang menangis.” Ucap Dong Tak. Hong Joon makin mengejek kalau mata Dong Tak
rusak dan menyuruhnya agar bisa menangis sambil memiting leher junionya.
Keduanya seperti sangat dekat.
Hang Joon
sendirian dalam mobil melihat Hujan yang turun cukup deras dan mengkhawatirkan
Dong Tak yang tidak membawa payung. Dong
Tak kembali membeli makanan, saat membuka pintu mobil tak melihat Hang Joo ada
didalam.
Ia
melihat payung berada ditengah jalan dan bertanya-tanya kemana perginya Hang
Joon, saat itu berpapasan dengan pria yang mengunakan helm. Dong Tak berjalan
lebih dalam dan melihat Hang Joon sudah duduk dengan darah yang mengalir dari
bagi perutnya.
Dong Tak
menekan bagian perut meminta agar Hang Joon bisa bertahan. Hang Joon mengaku
baik-baik saja. Dok Tak akhirnya menelp 911 untuk segera datang dan berteriak
marah ingin tahu Siapa yang melakukan ini/
Saat itu
pria yang mengunakan helm datang dari belakang, Dok Tak terkena tusukan pisau
dan melihat dari sorot mata si pelaku.
Tapi ternyata tanganya menahan pisau yang akan menusuk badanya. Si pria
akhirnya memukul bagian leher Dong Tak dan akhirnya jatuh pingsan dengan luka
dibagian tanganya.
Dong Tak
menatap tanganya yang terluka, tapi sedih karena seniornya pergi
meninggalkanya. Lalu masuk ke ruang interogasi menyuruh Yong Pal memakai helm
sekarang. Yong Pal heran kalau akhir-akhir ini
Dong Tak sering menginterogasi orang mengunakan helm
“Orang
cabul macam apa ini?!!” ucap Yong Pal dan akhirnya memakai helm tapi tak bisa
masuk karena terlalu kecil. Dong Tak memaksa dengan memukul bagian atas helm.
Yong Pal mengeluh meminta Dong Tak agartak memukulnya.
“Coba
tusuk aku pakai itu.” Ucap Dong Tak memberikan pulpenya. Yong Pal mengaku
kalau akan benar-benar menusuknya. Dong
Tak melihat cara Yong Pal yakin kalau Bukan dia orangnya.
“Aku
tidak tahu siapa yang menikam dan
melarikan diri itu, Tapi selama aku hidup sebagai tukang daging legendaris, tidak banyak yang
bisa menikam dan memutar pisaunya. Tidak
semua orang bisa melakukan itu.” Ucap
Yong Pal bangga.
“Aku tidak
pernah bilang memutar pisau.” Ucap Dong Tak
“Seperti
yang kau bilang, orang itu menikam dan
memutar pisaunya.” Kata Yong Pal dengan gugup. Dong Tak ingin tahu siapa
orangnya,
“Benar.
Walaupun tahu, kau orang yang setia. Itulah mengapa kau muncul di pemakaman ibu mantan narapidana.” Ejek
Dong Tak. Yong Pal pikir Semua pria itu setia.
“Orang
itu membunuh rekanku. Dia punya istri yang cantik, menggemaskan dan juga anak. Dia polisi paling
berpengalaman di Unit Kejahatan Berat. Dia
bisa melawan sekelompok pria sepertimu.
Jadi Kau hanya perlu ingat ini. Sampai kau memberitahu semuanya, maka kau tidak akan keluar dari sini.” Tegas
Dong Tak mengancam
“Aku
sudah memberitahumu, kalau Aku tidak tahu apa-apa. Aku bilang tidak tahu apapun
karena memang tidak tahu!” keluh Yong Pal.
“Apa Kau
bodoh dan sudah lupa? Detektif Korea belajar lebih dari 20 beladiri, termasuk taekwondo, hapkido,
judo, dan kendo. Kami tahu bagaimana cara mematahkan kaki. Jadi Silahkan dipilih.”
Ucap Dong Tak sambil berdiri dengan wajah penuh amarah
"Aku
akan pilih bagian mana yang harus dipatahkan." Kau selalu bilang begitu...” teriak Yong Pal
dan akhirnya Dong Tak memukulnya dengan helm sampai pingsan.
Ruang
studio
Song Jin
An berdiri dengan rekan pria, salah
seorang wanita sengaja menurunkan sedikit bajunya dengan memperlihatkan area
dada. Teman prianya pikir Jin An harus melaporkan berita dengan dada seperti itu. Ji An yakin Mungkin
tampak seperti kecelakaan, tapi temanya
itu pasti sengaja.
“Tunggu,
bukankah dia melaporkan beritamu?” kata teman pria
“Kau
harus Telpon polisi. Mereka harus datang dan
menangkap jalang yang mencuri.” Ucap Jin An marah
Si wanita
mengucapkan terimakasih setelah melakukan siaran berita, Jin Ah masuk ruangan
sambil mengambil foto mengunakan ponselnya. Temannya heran apa yang dilakukan
Jin An. Jin Ah megatakan kalau membuat laporan tentang hati nurani reporter yang hilang.
“Kau
tampaknya model yang cocok.. Kau terlihat keren. Kau mencuri bahan dan informansiku. Apa kau senang bisa melaporkannya?
Jangan khawatir, aku akan mengaburkan
wajahmu. Tapi sepertinya semua orang akan tahu
karena payudaramu.” Ucap Jin Ah memuji sekaligus menyindir. Si wanita
marah ingin mengambil ponsel Jin An.
“Aku akan
mengajukan koresponden perang Suriah. Semua
reporter disana mempertaruhkan nyawa
untuk membuat berita. Jadi Tidak akan ada yang mencuri ideku.” Ucap Jin An.
Temanya menghentinkan Jin An agar tak berkelahi.
“Ah..
Benar, aku punya dua kaki. Apa kau butuh
untuk menulis artikel nanti?” sindir Jin An. Beberapa orang yang ada
diruangan menatap mereka bertiga. Si wanita akan melawan tapi teman prianya itu
menahan dan meminta agar bisa tenang.
Jin An
pikir Sepertinya tadi keren. Temanya juga memuji kalau sangat mengagumkan dan
bangga. Jin An tak percaya mendengarnya.
Salah satu seniornya datang melihat Jin An yang bahagia bertanya apa
yang terjadi.
“Tadi, Ji
An menyingkir lawannya dengan bela diri.” Ucap teman prianya bangga
“Apa Kau
punya dua pekerjaan?” tanya seniornya, lalu mengingat kalau Kepala So
mencarinya.
Jin An
menemui Kepala So dengan wajah kaget karena sebelumnya berkomentar menyukai
bahan beritanya. Kepala So mengaku tidak bilang
akan membuangnya tapi akan memakai beritanya.
“Aku
hanya merasa kita harus mengubah orang yang melapornya.” Ucap kepala So. Jin An
ingin tahu siapa orangnya?
Saat itu
si wanita menyebalkan datang menyapa Kepala So dengan gaya centil. Jin An tak
percaya kalau wanita itu lagi yang mengambil beritanya, Si wanita mengaku kalau menolaknya Tapi
penonton tergila-gila padanya. Jin Ah mengejek kalau Itu karena
pengucapan berita yang mengerikan.
“Kau harus
berlatih dengan pena di mulut, maka Aku akan pinjamkan untukmu.” Ucap Jin An
meluapkan emosinya.
“Apa Kau
sudah selesai bicara?” tanya Si wanita. Jin An mengaku belum
“Apa Kau
tidak punya otak Atau tangan? Mengapa terus mengambil bahanku?” ucap Jin An
marah. Si wanita itu mengelak kalau tak melakukanya.
“Kau
selalu melakukannya, dasar pencuri.” Ucap Jin An marah. Kepala So akhirnya
menyuruh mereka aga menghentikan semuanya.
“Reporter
Song, kau tangan kananku dan Reporter Jung, kau tangan kiriku.” Ucap Kepala So.
Jin An makin marah karena tahu Kepala So itu kidal. Kepala So tak percaya kalau
Jin An tahu mengenai hal itu.
“Reporter
Song, kau lebih kompeten. Bisakah kau melaporkan yang lain?” ucap Kepala So
“Kalau
begitu, Aku akan mendapatkan berita yang
hebat. Aku akan turun ke lapangan dan
merasakannya sendir untuk menulis laporan
investigasi yang sebenarnya. Aku akan tunjukkan pada Anda berita sebenarnya. Jika aku melakukannya, maka
Anda harus memberiku liputan langsung di
studio.” Tegas Jin An menantang atasanya.
Jin An
duduk dengan wajah kesal sambil mengumpat. Teman prianya berkomentar kalau Jin
An tidak akan bisa mendapat berita yang
hebat setiap hari, lalu melihat dari layar komputer kalau ada Berita yang hebat
dengan Jumlah yang menonton video yang cukup banyak.
“Hei Coba
lihat. Polisi menangkap penjahat dengan
tangan kosong. Dia luar biasa.” Ungkap Si pria.
“Apa
Polisi memukul warga sipil sampai mati?”
tanya Jin Ah mulai penasaran mengeser kursinya. Si pria mengeluh Jin Ah selalu melebihkan sesuatu
“Wow,
benar. Dia memukulnya dengan keras. Setidaknya, dia akan pulih selama lima
minggu.Dia bukan polisi, tapi preman..” Ucap Jin Ah melihat video Dong Tak
melawan Yong Pal.
“Aku
telah lama memperhatikan ini, sepertinya
kau membenci polisi.” Kata temanya. Jin An mengelak merasa tak pernah
melakukanya.
“Apa Kau
ingat polisi yang meninggal karena ditikam? Dia rekan polisi yang meninggal
itu. Dan ini rahasia, Sebenarnya, pria itu melakukan banyak korupsi. Itu
sebabnya mereka ingin kita berhenti
melaporkan ini. Tapi begitu video ini keluar, Aku sungguh akan mati.” Ucap Si
pria
“Jadi
maksudmu tidak ada yang tahu tentang
ini.” Kata Jin An mulai penasaran.
Dong Tak
seperti disidang dengan dua polisi di depanya. Dua polisi yakin Dong Tak sadar
kalau ada amplop berisi uang yang
ditemukan di meja Jo. Lalu polisi lain berpikir kalau sebelum
membahasnya ingin tahu apakah mendengar sesuatu tentang kasus Detektif Jo.
“Siapa
orang yang menyuap Hang Joon?” tanya Dong Tak
“Mengapa
kau ingin tahu? Apa Kau akan menemui dan
memukulnya? Kudengar itu kebiasaanmu.” Ejek polisi berbaju hitam
“Kematiannya
dikelilingi oleh korupsi. Kami ingin menyelesaikannya sebelum bertambah besar.
Jadi mari selesaikan...” ucap polisi senior dan disela oleh Dong Tak
“Lalu
siapa orangnya? Siapa yang membunuh Hang Joon seperti itu?” ucap Dong Tak marah
akhirnya keluar dari ruangan.
Dong
menemui Kapten Yoo mengelu dengan yang terjadi sekarang. Kapten Yoo pikir tak ada yang bisa dilakukan
karena Pejabat tinggi ingin menutupnya Dan inspektur berada dalam masalah karena video Doo Tak jadi meminta
agar Tetap tenang dan melepaskan kasus Jo, lalu menganggap saja sebagai masa
percobaan.
“Aku
tidak bisa melakukanya, Hang Joon adalah keluarga kita. Apa tugas polisi? Apa kita
harus membiarkan seseorang yang membunuh
keluarga kita dengan persetujuan dari atasan?” ucap Dong Tak tak bisa terima
begitu saja.
“Sejujurnya,
Jo bahkan tidak berani menerima suap.
Jika Anda menahan kami, itu akan membuat kematian Hang Joon lebih menyedihkan.” Ucap Detektif
Park.
“Aku juga
frustrasi seperti kalian. Tapi pikirkan lagi.
Hanya karena keluarga kita meninggal, Apa kau akan melepaskan diri dari kasus lain? Kita harus mencegah yang
lain untuk melakukan kejahatan semacam itu.” Jelas Kepala Yo agar meminta Dong
Tak bisa mengerti juga. Dong Tak mengaku kalau dirinya itu bodoh.
“Hei, jika kau tidak mau dengar, maka lepaskan
lencanamu dan...” kata Kepala Yoo mengancam.
Dong Tak
langsung mengeluarkan semuanya. Kepala Yoo binggung melihatnya. Dong Tak
menegaskan kalau akan berhenti hari ini. Semua binggung melihat Dong Tak yang
bisa pergi begitu saja. Sung Hyuk pun sedih melihat Dong Tak yang meninggalkan
kantor.
Dong Tak
berjalan di lorong menerima telp. Jin An Ah menelp memastikan itu telp Detektif
Cha Dong Tak, dengan memperkenalkan Reporter Song Ji An dari NBC News dan ingin meminta izin
wawancara. Dong Tak menegaskan kalau Jika ini tentang video di internet, maka tidak ada yang ingin dibicarakan.
“Anda
rekan mendiang Detektif Jo, 'kan”
Setelah kematiannya, mereka mendapati
kalau dia korupsi.” Ucap Jin An
“Siapa
yang korupsi?!!!” teriak Dong Tak marah. Jin Ah kaget karena Dong Tak tiba-tiba
berteriak.
“Itu sebabnya
aku ingin menyelidikinya. Aku ingin
menambahkan dampak dan faktanya.” Jelas Jin An
“Faktanya,
Jo Hang Joon tidak korupsi dan dampaknya, polisi dituduh korupsi.” Tegas Dong
Tak.
“Aku
perlu menyelidiki untuk mencari tahu apa
dia korupsi atau tidak. Jika ya, bagaimana korupsinya.” Kata Jin An .
“Kau
wanita keras kepala.” Ejek Dong Tak. Jin An kesal Dong Tak malah menyebutkan
jenis kelamin.
“Kau tdai
bilang Reporter Song Ji An? Lebih baik jangan pernah menemuiku.” Tegas Dong Tak
mulai marah
“Apa Kau
mengancamku? Kau bukan polisi, tapi kau preman. Kau preman yang terburuk.” Ucap
Jin An meluapkan emosinya.
“Kalau
begitu, jangan pernah menemui preman ini.” Kata Dong Tak akhirnya menutup
telpnya. Jin Ah tak percaya kalau Dong Tak menelpnya lebih dulu dan
mengumpatnya kalau sangat Kasar sekali.
Jin An
akan masuk kantor polisi dan Dong Tak keluar, mereka saling berpapasan tanpa
tahu kalau sebelumnya saling adu mulut di telp. Detektif Lee Ho Tae mendorong
Jin An keluar dari ruangan agar bisa memberi mereka waktu istirahat.
“Disini
sudah seperti ruang pemakaman. Aku akan menghubungimu jika ada sesuatu seperti yang dilakukan pada reporter lain.”
Ucap Detektif Lee meminta maaf. Jin Ah hanya bisa memanggilnya dan tak
mendapatkan informasi apapun.
“Apa ada
yang mereka sembunyikan dari kami?”pikir
Jin An heran.
Dong Tak
pergi ke tepat ruangan CCTV meminta agar memeriksa sekali lagi, karena pasti
punya cadangannya. Petugas mengeluh karena sudah memberitahu bahwa Ada virus di sistem merkea hari
itu, jadi kehilangan semua file termasuk
cadangannya.
“Kau
mengganggu kami dengan datang terus
menerus.” Keluh si petugas. Dong Tak tak peduli menyuruh si pria agar bisa
memeriksa sekali lagi.
Akhirnya
Dong Tak berjalan sendirian dan dari atas jembatan seorang pria dengan helm
seperti sengaja mengikuti kemana Dong Tak pergi.
Dong Tak
berjalan mendengar seseorang berbicara, bertanya apakah sedang mengejar
seseorang. Dong Tak melihat seorang wanita dengan pakaian yang aneh. Si wanita
meminta bayaran 10 dolar saja. Akhirnya Dong Tak dibawa pergi ke ruangan,
seperti ruangan ramal.
“Apa Kau
sungguh tahu di mana, aku bisa menemukan orang itu?” ucap Dong Tak merasa tak
yakin.
“Hidupmu
berubah karena ujung pisau” ucap si wanita meminta Dong Tak membuka perban
bagian tanganya.
“Ini...
Menarik sekali... Kau akan segera menemukan
pasangan yang luar biasa. Kalian harus tetap dekat seolah menyatu. Karena Hanya dengan
begitu, kalian berdua bisa hidup.” Pesan
si peramal. Dong Tak binggung mendengarnya.
Seorang
pria duduk dengan wajah tegang dengan papan nama [INSPEKTUR MA JIN GOOK]
teringat kembali kejadian sebelumnya.
Flash Back
Seorang
pria mengatakan kalau akan melakukan apa yang diminta. Pria didepanya kalau
bertanya apakah Kasus Jo Hang Joon sudah ditutup. Ketua Ma ingin menjelaskan,
tapi atasanya pikir mereka menemukan
bukti korupsi ketika melakukan
penyelidikan internal.
“Kau
seharusnya sudah menutupnya saat itu. Jika
Cha Dong Tak bertindak seperti anjing
gila karena tahu...” ucap si pria yang langsung disela oleh Kepala Ma
“Tidak...Itu
tidak akan terjadi.. Yang mati adalah orangku, dan yang hidup. masih salah satu
orangku.” Ucap Kepala Ma menyakinkan. Si Pria didepan kepala Ma melihat
cangkirnya sudah kosong dan ingin mengisinya.
“Ap Kau
tahu bagaimana binatang yang lapar dan kedinginan bisa bertahan di musim
dingin? Mereka yang bodoh akan berkumpul
bersama untuk menghangatkan diri lalu kelaparan. Mereka yang pintar, akan
membunuh yang lain dan memakan daging
mereka. Lalu berlindung di bulunya.” Ucap si pria dengan sengaja menumpahkan
semua minuman sampai luber. Kepala Ma hanya bisa diam saja.
Kepala Ma
menatap foto bersama dengan timnya, termasuk Hang Joon. Ia menelp seorang pria
agar bisa menangkap seseorang. Si pria pikir kalau yang dimaksud Cha Dong Tak, karena pasti menyenangkan.
Kepala Ma mengatakan kalau tangkap orang lain.
“Buatlah
agar Dong Tak tidak mengurus kasus ini lagi, jadi Cari yang palsu.” Perintah
Kepala Ma
“Aku
kenal seseorang yang cocok.” Kata Si Pria seperti membayangkan seseorang.
Gong Soo
Chang keluar dari penjara, wajahnya tersenyum sumringah. Ia lalu mengambil foto
seorang pria yang baru keluar dari hotel dengan wanita cantik. Seperti seorang
paparazi yang sedang mengintai artis berkencan.
“Itu
wanita keempat minggu ini... Wahh.. Kau sungguh pria jahat, Istrimu pasti
sangat sedih.” Ungkap Soo Chan dan menelp seseorang kalau akan mulai operasi.
Soo Chang
sudah ada di toko perhiasan milik pria yang diintai olehnya. Dengan setelah
jas, Soo Chang mengaku tidak peduli dengan harga selama barangnya mewah dan berkilau,
karena banyak melihat wanita cantik,
dengan sengaja memberikan umpan. Si Pria tua mulai tertarik mendengarnya, Soo
Chang melihat kalau Pupil mata si pria
membesar saat memperlihatkan kartu namanya lalu mengangkat telp yang berdering.
“Halo,
Min Chul.. Apa Guru kita akan datang ke reuni?” kata Soo Chang sambil melihat
sesuatu diatas kuris mencari informasi dan segera menutup telp.
“Kau
alumni SMA mana...” tanya si Pria Tua. Soo Chang menyebut SMA Whimoon. Pria itu
dengan bangga kalau sama denganya. Soo Chang berpura-pura terkejut kalau pria
itu adalah seniornya.
“Aku
sudah tahu, ada sesuatu tentangmu.” Kata si pria tua. Soo Chan tersenyum
karena pria itu memakan umpannya dan
tersenyum lebar.
Seorang
wanita masuk menyap Soo Chang dengan panggilan Tuan Kang memberitahu kalau
jumlah nominal yang berikan, sangat luar
biasa. Soo Chang pikir tak masalah, lalu mengajak Si pria yang dianggap
seniornya untuk makan dengan beberapa teman cantiknya. Si pria pun
berjanji akan memberi apa yang di minta
kurang dari seminggu, pada juniornya.
Keduanya
duduk di dalam restoran, Soo Chang melihat perhiasan diatas meja dan berpikir
untuk mengirim uang sekarang. Si pria yang ditemani wanita cantik tak percaya
kalau Soo Chang selalu tanggap dalam hal
uang. Soo Chang berpura-pura akan membayar, saat itu pintu terbuka.
Si pria
dan wanita kaget mendengar seorang wanita berteriak. Ternyata istri si pria tua
datang dan ingin memberikan pelajaran untuk suaminya. Suasana mulai kacau dan
Soo Chan bersama dengan teman wanita mengambil kesempatan untuk membawa
kalung. Soo Chang dan Ko Bong Sook pun
keluar dari restoran berpura-pura tak terjadi sesuatu.
Sung Hyun
memberitahu Gong Soo Chang, dengan lima tuduhan penipuan dan Detektif Jo
menangkapnya karena mencuri perhiasan
enam bulan lalu, serta dibebaskan sehari sebelum Detektif Jo meninggal. Ia juga memeriksa
catatan panggilan Detektif Jo.
“Gong Soo
Chang menelponnya berkali-kali sampai
hari itu.” Ucap Sung Hyun. Dong Tak melihat berkas yang ada ditanganya.
“Kudengar
dia bicara tentang balas dendam untuk
menyingkirkannya. Dan juga kami menemukan saksi yang melihat Soo Chang malam
itu.” Ucap Lee Ho Tae.
Flash Back
Ho Taek
menginterogasi saksi yang mengatakan kalau ia sedang kencing dipojokan malam
itu, lalu mendengar suara pukulan. Ia berlari
mendekat untuk melihatnya, ada orang pakai helm yang memukulnya. Ia yakin melihat
dengan matanya sendiri,
“Dia
tidak melapor karena takut dengan pembunuh,
tapi tidak bisa tidur karena terus
mengingat wajah pria itu. Wajah yang dia lihat adalah pria itu.” Jelas Ho Tae
“Tapi Kamera
lalu lintas di daerah itu sedang rusak, dan kita tidak menemukan senjata, bahkan jejak kaki di tempat kejadian. Lalu tiba-tiba,
ada saksi? Bukankah ini aneh? Ada yang
mencurigakan, kan?” kata Park Dong Ki
heran.
“Apa
urusanmu dengan tersangka sampai
membelanya?” kelh Ho Tae. Dong Ki kesal juniornya bisa bicara seperti itu
padanya. Ho Tae meminta Dong Ki agar melihat wajah Dong Tak sebelum bicara.
“Apa ini
sungguh dia?” tanya Dong Tak melihat foto Soo Chang di tanganya.
“Sepertinya
begitu, walaupun Bukti tidak langsung tertuju padanya. .” Ucap Kepala Yoo
“Ini Tidak
diragukan lagi Aku bisa tahu begitu
melihat fotonya, Dia ahli dalam hal menipu dan mencuri barang. Ini sulit untuk ditangkap.”
Kata Dong Ki akhirnya menyetujui tanpa curiga
“Mari
kita lihat kaki tangannya.” Kata Ho Tae. Kepala Yoo setuju karena apabila mengamatinya
terus, maka akan mendapat sesuatu.
“Kita
tidak akan pernah menangkapnya dengan
cara seperti itu.” Pikir Dong Tak.
Seorang
pria berbicara di cafe kalau hanya butuh
satu juta dolar untuk menutupi kerugian,
tapi Tanah di Yangpyeong tidak laku. Dong Tak duduk dibelakang si pria berkata
jika membantunya, maka akan membayarnya tiga kali lipat. Si pria terlihat
tertarik
“Hei.. Kau
tidak kreatif, lebih abiak Ubah kalimatmu dan Tangkap dia karena penipuan.”
Ucap Dong Tak dan Sung Hyuk memborgol tangan si pria.
Seorang
wanita ingin menaik bus dengan sebelumnya ingin mengambil dompet dari wanita
didepanya. Dong Tak datang dengan menborgol tangan.
Di kantor
polisi
Si pria
mengelak kalau hanya bermain golf dan minum kopi. Beberapa saat kemudian, Dong Tak sudah membawa
semua orang ke kantor polisi atas tindak pindana. Semua orang berkumpul dengan
tangan di borgol. Kepala Yoo binggung siapa semua orang yang dibawa oleh Dong
Tak.
“Dia akan
mengejar siapa saja yang bertemu Gong Soo Chang.” Kata Dong Ki
“Dimana
dia makan? Dimana dia tidur? Dimana dia
buang air besar? Siapa pun yang menulis
petunjuk paling banyak tentang dimana dia, maka bisa segera bebas.” Ucap
Dong Tak memberikan lembaran kertas dan pulpen, Semua langsung berebut ingin
menuliskanya.
Soo Chang
bertemu dengan seorang dokter memperlihatkan perhiasan curianya meminta agar
menemukan pembelinya. Si Dokter mengeluh Soo Chang yang membawa barang curian.
Soo Chang mengatakan itu Karena barang curian jadi Pegadaian tidak menerima
barang curian karena takut pada polisi.
“Aku juga
takut pada mereka dan Kau seharusnya tidak terlalu mempercayaiku.” Ucap Si Dokter. Soo Chang
membujuk agar Dokter itu mau menolongnya.
“Jika aku
tidak percaya pada narapidana, siapa...
siapa yang harus kupercaya?” kata Soo Chang. Si dokter pun setuju. Soo Chang
pun bisa tersenyum dan pamit pergi.
Dong Tak
menaiki tangga dan Soo Chang turun dengan lift, mereka bisa saling bertemu
kalau tak berbeda arah. Doo Tak bertanya
apakah si dokter tahu dimana Gong Soo Chang.Si Dokter pura-pura tak ingat. Dong
Tak mengejek pria itu lupa dengan teman satu selnya.
“Kudengar
kalian sangat dekat.” Ucap Dong Tak. Si Dokter mengelak kalau mengenal Soo
Chang.
“Aku
ingat siapa yang menangkapku, tapi
mengapa aku harus ingat teman selku?” kata Si Dokter. Dong Tak tak begitu saja
percaya.
“Kau
tidak melakukan operasi ilegal, 'kan?” kata Dong Tak berjalan-jalan didepan rak
buku.
“Tentu
saja. Aku bahkan tidak bersendawa sekarang,
jika ini benar ilegal.” Kata Si dokter.
Dong Tak
heran dengan Dokter yang menambahkan operasi plastik padahal seorang ahli urologi. Akhirnya Dokter
itu mengakui kalau sering melakukancoperasi ilegal.
“Mereka bilang
aku memiliki tangan yang berbakat dan
mendatangkan banyak uang. Mereka terus memohon padaku. Aku tidak bisa menolak. Tapi aku tidak
melakukannya lagi. Aku bahkan mengganti motto keluargaku. "Urologi untuk
tubuh bagian bawah dan operasi plastik
untuk bagian atas."” Ucap si pria
“Ini
seperti ruangan di "Kingsman". Ucap Dong Tak menemukan sebuah pintu
dan melihat di dalamnya ada tempat praktek dokter, lengkap dengan peralatan. Si
dokter mulai panik.
“Jika aku
ditangkap lagi, maka aku tidak akan mendapatkan lisensiku.” Kata si dokter
panik
“Itu
sebabnya aku di sini untuk membantumu. Aku
akan memberimu pekerjaan rumah. Jika kau melakukannya dengan baik, mak aku tidak akan mengatakan pada siapapun
tentang apa yang aku lihat di sini.”
Kata Dong Tak. Dokter itu pikir Dong Tak sedang ingin bernegosiasi dengannya.
Jin An
berdiri didepan pintu kantor polisi merasa yakin kalau pasti ada yang eksklusif dan berpikir cara agar masuk masuk
ke dalam. Di dalam ruangan hanya tinggal lima orang, Ho Tae menyuruh mereka
segera menulisnya dengan cepat dan
pulang ke rumah.
“Gong Soo
Chang membunuh seorang detektif. Tuliskan
semua yang kalian tahu. Dan jangan berurusan dengannya. Apa Kalian mengerti?” kata Ho Tae
Jin An
menyamar sebagai petugas kebersihan mengetahui kasus Soo Chang membunuh polisi.
Dong Tak
dan Sung Hyuk baru saja kembali, Jin An menelp sambil berbisik kalau ada kasus
pembunuhan detektif dan polisi sedang melakukan
penyelidikan terhadap tersangka utama. Ia pun meminta izin melaporkan
ini sebagai berita eksklusif... Dong Tak langsung merampas tangan Jin An.
“Kau
siapa? Siapa yang kau telpon? Apa maksudmu eksklusif dan ingin melapornya?” ucap Dong Tak. Jin An
panik.
“Ketika
seseorang membuang barang-barang eksklusif mereka, maka kami harus mengabarkan
dan...” kata Jin An mencoba mencari alasan.
“Aku kenal
semua pembersih, tapi belum pernah melihat dia.” Kata Sung Hyuk.
Dong Tak
menebak kalau Jin An itu reporter. Jin An menyangkal dan berusaha kabur kalau harus
membersihkan tempat lain. Dong Tak menaha sambil bertanya apakah mereka pernah
bertemu di suatu tempat. Jin An pikir mungkin di klub Itaewon
“Tapi Tidak
mungkin. Aku tidak suka detektif.” Ucap Jin An berusaha kabur tapi Dong Tak
dengan satu tanganya bisa menahan troly agar Jin An tak pergi. Dong Tak
mengeluarkan ponselnya dan Jin An berjongkok dibelakang trolly.
“Halo?..Aku
tidak bisa bicara sekarang... Aku tidak
bisa mendengarmu. Aku minta maaf.” Ucap
Jin n. Dong Tak akhirnya tahu kalau wanita yang didepanya reporter Song Ji An.
“Iya. Kau
pasti Cha Dong Tak, bos preman... Maksudku, Detektif Cha Dong Tak.” Ucap Jin An
berani melawan.
“Apa
begini caramu meliput berita?” keluh Dong Tak. Jin An merasa ada sesuatu
dikasus ini.
“Dan kau
baru tahu tentang korupsi setelah
Detektif Jo meninggal. Aku akan segera
memberitakan kasus ini. Nama pelakunya Gong Soo Chang, 'kan?” ucap Jin
An dengan keduanya saling menatap penuh dendam.
Bersambung
ke episode 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar