Dong Tak
menerima pesan dari Doo Si “Tunggu di pabrik. Lalu kau akan mendengar apa yang
ingin kau dengar.” Lalu berjalan masuk ke Pabrik dan kaget ternyata bukan Doo
Sik yang datang, tapi teman yang lainya dan terlihat mencurigakan.
“Apa kau kecewa...karena
bukan orang yang ditunggu?” ucap Si pria 5769
“Aku
minta maaf memberitahumu ini, tapi aku
punya urusan pribadi denganmu.” Kata si pria seperti ingin mengancam Dong Tak.
Salah
satu teman lain masuk, pria 3685 ingin bertemu dengan si Pria 5769 lalu
memberikan sesuatu, dan bertanya apa yang mereka lakukan dalam ruangan
pabrik. Si pria mengaku Tidak ada dan
akhirnya bergegas keluar. Dong Tak hanya bisa diam saja karena seperti hanya
jebakan saja.
Doo Sik
duduk diam teringat kembali dengan kejadian sebelumnya.
Flash Back
Doo Sik
akan pergi saat membersihkan lantai penjara, tapi salah satu petugas
memanggilnya. Ternyata ada yang ingin
bicara denganya. Kepala Ma menelp Doo Sik dengan Polisi yang mengupingnya.
“Mengapa
kau membuat masalah besar dari ini? Bahkan Cha Dong Tak ikut terlibat karenamu.
Aku akan membantumu mendapatkan kurangan
hukuman. Aku janji.... Batalkan bandingnya.” Kata Kepala Ma
Doo Sik
tersadar dari lamunannya karena Semua Napi di minta untuk Berkumpul dan
berbaris. Dong Tak sempat menatap sinis pada Doo Sik yang tak jadi bertemu
denganya.
Di dalam
ruangan, semua orang tidur dengan lelap. Dong Tak duduk diam menatap Doo Sik
yang berbaring, seperti ingin mengetahui sesuatu. Doo Sik hanya berbaring tanpa
memejamkan matanya, seperti sangat gundah.
Perawat
Gil memberitahu petugas kalau sungguh
melihat orang aneh yang keluar dari
kamar rumah sakit yaitu seseorang memakai jas dokter, tapi akan kenal jika
orang itu memang dokter di sini. Petugas pikir Mungkin itu dokter baru yang
salah kamar.
“Pasien
memiliki masalah dengan vitalnya setelah
dia keluar kamar. “ kata Perawat Gil
“Itu
hanya kebetulan... Bukankah kau terlalu sensitif?” kata Si petugas. Soo Chang
datang kesal dianggap Sensitif
“Aku
hampir mati. Kau seharusnya tidak bekerja seperti ini.” Teriak Soo Chang kesal
“Lalu
bagaimana dengan fakta rekaman CCTV yang terhapus? Itu juga aneh.” Kata Perawat
Gil. Soo Chan pikir itu yang paling aneh.
Pegawai
mengaku Akhir-akhir ini ada virus di komputer dan Semua rekaman CCTV terhapus.
Soo Chang pikir itu tak masuk akal dan bertanya Mengapa yang di depan kamarnya
saja. Perawat Gi pikir setidaknya harus melapor ke polisi. Petugas pun berjanji
akan menelpon polisi dan memeriksanya
besok. Soo Chang pun memuji Soo Chang bisa Kerja bagus.
“Apa yang
kau periksa sekarang? Kau harus memeriksa apa yang sebenarnya mereka lakukan.” Keluh Soo Chang
lalu keluar bersama dengan Perawat Gil.
“Perawat...
Tentang pria aneh yang kau bicarakan,
Apa dia memakai helm hitam?” tanya Soo Chang berjalan bersama dengan Perawat
Gil
“Kuharap
tidak ada yang hal buruk yang menimpa
Gong Soo Chang. Jika terjadi sesuatu lagi, dia mungkin tidak akan bangun” kata
Perawat Gil khawatir. Soo Chang melonggo kaget mendengarnya, karena itu artinya
bisa mati
Dong Tak
pergi menemui Yong Pal yang berkunjung. Yong Pal mengatakan Ada satu hal yang
dipelajari setelah mengikuti Reporter Song. Dong Tak binggung bertanya kenapa
Yong Pal melakukan itu. Yong Pal mengeluh kalau pasti ada orang menaruh obat di
makanan penjara untuk membuat napi
menjadi bodoh.
“Kau yang
meminta bantuanku.” Kata Yong Pal. Dong Tak sempat binggung tapi akhirnya bisa
mengerti kalau pasti Soo Chang yang melakukanya dan ingin tahu Tentang apa ini
“Doo Sik
mendapat tato di belakang lehernya tanggal
11 November.” Kata Yong Pal
“Tunggu.
Hang Joon Hyung dibunuh tanggal 7
November dan Doo Sik ditato setelah itu.” Gumam Dong Tak merasakan ada yang
janggal.
“Tapi
kudengar... Dia membawa sebuah foto dan meminta
untuk melakukannya dengan benar.” Cerita Yong Pal
“Dia tahu
siapa pelakunya... Lee Doo Sik.” Gumam Dong Tak yakin
“Orang
yang setempat denganmu, sama tidak normalnya. Kau seharusnya tidak
terlibat dengan brengsek gila itu.”
Keluh Yong Pal. Dong Tak hanya bisa diam saja. Polisi penjaga terus mengamati
dari ruangan CCTV apa yang dibicarakan Dong Tak dengan Yong Pal.
Dong Tak
duduk sendirian, saat itu Doo Sik lewat didepanya. Ia langsun membahas tentang
Sayap malaikat dan bertanya Apa membawa foto untuk mendapatkan tato yang sama persis dan tahu
wajahnya sejak awal. Doo Sik hanya diam tanpa mengubrisnya.
Si Pria 57
kembali menatap Dong Tak dari kejauhan seperti menyimpan sesuatu. Temanya Pria
bernomor 36 pun melihatnya bertanya apa yang sedang dilakukanya. Pria 57 hanya
mengaku kalausedang termenung saja setelah itu seseorang berbicara di telp.
“Aku
tidak akan melakukan kesalahan kali ini. Jangan khawatir.” Ucap si pria
misterius didalam box telp. Si polisi melihat pria yang mencurigakan merasa
yakin kalau pria itu akan menyerang Dong Tak.
Tuan Tak
sibuk melihat tanaman Bongsainya dengan membersihkan satu-satu mengunakan
tanganya. Kepala No berkata Ini semua
karena Lee Doo Sik meminta banding dan akan memastikan Doo Sik tidak membuat masalah lagi.
“Tapi
kurasa bukan cuma dia masalah kita.. Kurasa Cha Dong Tak masih menyelidiki
kasus Jo Hang Joon.” Kata kepala No
“Itulah
mengapa kau sendiri kesini.” Kata Tuan Tak yang membuat Kepala No terdiam.
“
Inspektur Ma terlalu lemah.” Ungkap Kepala No sedikit kesal
“Sebuah kereta
yang melaju untuk negara, seharusnya tidak ribut karena kerikil.” Kata Tuan Tak, Kepala No
akan mengatakan sesuatu tapi disela oleh Tuan Tak.
“Hancurkan
itu. Dan setelah pemburuan selesai, bakar anjing buruannya.” Ucap Tuan Tak.
Kepala No terdiam mendengarnya saat itu juga Jaksa Tak masuk ruangan. Ia pun
langsung berdiri menyapa Jaksa Tak.
Jaksa Tak
duduk didepan ayahnya. Tuan Tak menceritakan Jin An meminta bantuannya yaitu
ingin membantu Detektif Cha. Jaksa Tak pikir
Jin An terlalu peduli pada orang jadi Jangan khawatirkan itu. Tuan Tak
menganguk mengerti dan percaya pada anaknya.
“Jae Hee,
apa mungkin kau kenal seseorang bernama Gong
Soo Chang?” ucap Tuan Tak
“Apa itu
nama orang yang berhubungan dengan kasus Detektif Cha Atau aku harus tahu siapa
dia?” kata Jaksa Tak. Tuan Tak pikir anaknya tidak perlu tahu.
Jaksa Tak
keluar dari ruangan mengingat nama Gong Soo Chang lalu menelp seseorang untuk
mencari tahu.
Bong Sook
duduk didepan Soo Chang sambil mengomel kalau seseorang yang kon dinyol,
padahal sebelumnya mengatakan dirinya cantik tapi malah bicara yang sebaliknya hari ini.
Flash
back
Bong Sook
duduk dengan Ssung Hyuk sambil bertanya Apa detektif itu mencopet dan berpikir
kalau punya dua pekerjaan. Sung Hyuk terlihat binggung. Bong Sook menceritakan
Dong Tak yang menyuruhnya untuk berhati-hati.
“Seharusnya
dia yang berhati-hati... Dia sendiri di penjara saat Natal. Aku merasa kasihan
padanya.” Ungkap Bong Sook
“Bong
Sook... Aku tidak suka ini” ucap Sung Hyuk berdiri dari tempat duduknya. Bong
Sook dibuat binggung.
“Kau
terus membicarakan pria lain di depanku.” Kata Sung Hyuk cemburu. Bong Sook
makin binggung.
“Astaga,
Bong Sook.. Aku tidak ingin jalan denganmu hari ini Dan kau tidak cantik sama
sekali.” Kata Sung Hyuk marah
“Baiklah,
Aku tidak berusaha tampil cantik. Tapi... Aku menghabiskan banyak uang untuk perawatan rambut ini. Dan aku tidak
pernah membicarakan pria lain di depannya...
Bukankah begitu, Oppa?” ucap Bong Sook mengajak bicara Soo Chang dengan
berpikir kalau Sung Hyuk hanya malu.
Jin An
duduk di meja kerja dengan lembaran berita di tanganya. Kepala So melihat Jin
An, bertanya Apa semua ini dan Apa
artinya bisa mengharapkan berita yang besar darinya. Mi Nam pikir bisa membantu
juga.
“Apa Anda
ingat Lee Doo Sik?” tanya Jin An. Kepala So tahu Lee Doo SIk. Orang yang membunuh detektif.
“Aku
punya firasat bahwa dia bukan
pembunuhnya.” Ucap Jin An yakin. Kepala So binggung apa maksudnya.
“Aku sedang melakukan
pencarian.” Kata Jin An. Mi Nam menegaskan akan membantu karena memiliki semua informasi yang dibutuhkan
Jin An
duduk di taksi sendirian mengingat yang dikatakan Mi Nam saat di kanto
polisi.
“Kau tahu
tersangka Detektif Cha yang dirawat di
rumah sakit, kan?</i> Lee Doo Sik berasal dari panti asuhan yang sama dengan Gong Soo
Chang, penjahat dengan lima hukuman.”
Jin An
akan pergi ke bagian ICU lalu seperti melihat sosok mencurigkanya berjalan
kesana kemari, Ia teringat dengan cerita Perawat Gl yanng meminta petugas
melihat semua kamera CCTV tapi Semua yang terjadi sejak saat itu telah lenyap.
Akhirnya
Jin An melihat sosok wanita dengan mencurigkan dengan jaket merahnya, lalu
berteriak keras kalau wanita itu pencuri. Bong Sook panik karena kepergok
mengambil dompet dari seorang pria. Suara gadung terjadi, Jin An memberitahu
kalau Bong Sook mengambil dompet si pria.
“Dompetku
ada di sini.” Kata si pria memperlihatkan Dompet di saku celananya. Semua orang
hanya bisa melonggo dan Jin An akhirnya langsung membungkuk meminta maaf dan
pergi karena malu. Bong Sook pun juga pergi ke arah yang lainya.
“Song
Reporter pasti sudah gila... Dia sangat menakutkan.” Ucap Yong Pal melihat
kejadian di rumah sakit.
Flash back
Jin An
menarik Bong Sook karena sudah ketahuan mencuri, Soo Chang melihat dompet yang
terjatuh berusaha untuk mengambilnya, tapi tak bisa meraihnya. Sampai akhirnya
Si pria bisa menemukan dompetnya kembali di dalam saku celananya. Soo Chang
bisa memegang dompet dan mengembalikan dalam saku celana.
“Astaga,
dia bisa mendapat bermasalah.” Keluh Soo Chang pada Bong Sook yang bisa dibantu
olehnya kali ini.
Jin An
datang menemui Perawat Gil bertanya apakah pasiennya baik-baik saja. Perawat
Gil pikir Beruntungnya, dokter dan ia cepat sadar, jadi Soo Chang sudah
melewati masa kritisnya. Jin An juga mengucap Syukurlah karena So Chang bisa
saja berada dalam masalah.
“Astaga.
Ssong mengkhawatirkanku... Ini bukan apa-apa.,, Kau tidak perlu khawatir
padaku, Ssong.” Ungkap Soo Chang
“Aku
harus pergi sekarang.” Kata Jin An. Perawat Gil pun akan bertemu di rumah
nanti.
“Kenapa
begitu cepat? Kau harus disini sedikit
lebih lama.” Pikir Soo Chang.
Jin An
berjalan sendirian merasa kalau Alangkah bagusnya jika bisa berbicara dengan
Detektif Cha tentang kasus ini. Soo Chang mengikuti dari belakang, lalu melihat
sebuah kardus dilantai atas akan terjatuh. Ia berteriak mendorong Jin An agar
tak terkena jatuhan kardus.
Jin An
kaget dan merasakan seperti ada orang yang mendorongnya, lalu merasa ketakutan
karena seperti merasakn sesuatu tanpa ada wujudnya. Soo Chang memberitahu
menyelamatkan Jin An dan mengaku sedikit terluka. Jin An yang ketakutan memilih
kabur. Soo Chang merasa sangat ingin muncul
di depan Ssong.
Bong Sook
keluar dari rumah sakit merasa pernah melihat Jin An sebelumnya, tapi tak
mengingatnya. Ia pun heran karena dompetnya bisa kembali ke saku celana si
bapak, padahal terlihat sudah terjatuh di lantai Dan ingat mengambil dompetnya.
“Astaga,
jangan dipikirkan... Paling tidak, aku tidak tertangkap oleh detektif... Tapi
ini lucu...”pikir Bong Sook
“Dokgo
Oppa tidak meneleponku lagi... Aku sedikit khawatir dengan detektif itu, Aku tidak percaya dia akan
kesal karena itu. Baiklah, aku akan membiarkanmu menang kali ini. Dan Aku datang ke sini
untukmu.” Ucap Bong Sook berjalan masuk ke kantor polisi.
Di kantor
polisi
Sung Hyuk
sedang menginterogasi pelakua dengan bertanya apakah hari ini memukul
seseorang, terlihat sangat santai. Tiba-tiba matanya melihat Bong Sook yang
datang, sikapnya langsung berubah marah-marah pada si pelaku layaknya seorang
detektif yang berkuasa.
“Hei...
Brengsek! Duduk dengan benar!.. Astaga, Apa kau ingin aku marah? Beraninya kau meregangkan
kakimu seperti itu di depan detektif?” teriak Sung Hyuk mencari perhatian Bong
Sook
“Wajar
saja kalau dia menjadi gila setelah
rekannya dipenjara.” Bisik Dong Ki melihat sikap Sung Hyuk. Ho Tae pikir lebih
baik membirkan saja karena Sung Hyuk cukup jantan.
Bong Sook
sempat ketakutan dan kaget melihat sikap Sung Hyuk yang marah-marah. Tapi
setelah itu menurutnya Sung Hyuk sangat Keren wajahnya seperti terpana.
Dong Tak
sengaja mengangkat jemuran disamping Doo Sik bertanya Kenapa tidak datang
padahal bilang ingin mengatakan sesuatu. Doo Sik pura-pura lupa kalau
mengatakan hal itu dengan alasan Ingatannya yang sangat buruk.
“Jika kau
mendapatkan izin dan melakukan banding,
Apa Kau pikir bisa menang? “ ucap Dong Tak
“Apa Kau
pikir aku tidak menyiapkan apapun?” ejek Doo Sik. Dong Tak mengaku sudah tahu.
“Kau tahu
siapa pria berhelm itu dan membuat tato yang sama. Kurasa banding ide bagus.”
Kata Dong Tak
“Tidak,
aku berubah pikiran. Aku tidak akan melakukan banding.” Kata Doo Sik
Dong Tak
kaget ingin tahu alasan Doo Sik yang berubah pikiran? Doo Sik menjawab kalau
Itu rahasia dan ingin tahu bagaimana Dong Sik hari kematian kakakny. Dong Tak
ingat Soo Chang memberitau meninggalkan perangkap untuk Doo Sik dengan membicarakan
hari kematian kakaknya.
“Entahlah,
itu rahasia... Kau tidak punya siapa pun yang mempertaruhkan nyawa untukmu, kan?” kata Dong Tak mengalihkan
pembicaraan. Dong Sik pikir Dong Tak sudah gila karena tak akan ada yang
melakukan itu
“Detektif
Jo Hang Joon Hyung seperti itu bagiku. Dia adalah rekan, teman, dan keluargaku.
Jadi aku menyesal tidak Mempertaruhkan hidupku
untuknya.” Ungkap Dong Tak. Doo Sik hanya bisa terdiam.
Dong Tak
duduk sendirian melihat beberapa temanya bermain di lapangan, lalu dikagetkan
dengan Soo Chang tiba-tiba sudah ada disampingnya. Ia meminta Soo Chang Jangan
muncul tiba-tiba seperti itu. Soo Chang
pikir Hanya roh yang bisa muncul darimana saja. Dong Tak bertanya kemana saja
Soo Chang selama ini.
“Aku harus
mengurus urusan disana sini. Apa Kau belum mendapatkan apapun dari Doo Sik?”
tanya Soo Chang
“Aku
masih belum tahu alasan dia berubah pikiran dan
membatalkan banding.” Ucap Dong Tak
“Lalu Siapa pria dibelakang Doo Sik?” kata Soo
Chang mengeluh kesal
“Aku
tidak yakin akan hal ini, tapi ada yang kucurigakan..” kata Dong Tak lal lalu
menatap pria yang mencurigakan. Doo Sik diam-diam melihat kejauhan Dong Tak
yang berbicara sendirian.
Dong Tak
berbaris menyuruh Soo Chang Kembalilah segera setelah membujuk Doo Sik Dan jangan melakukan
hal aneh saat berada di tubuhnya. Soo
Chang pikir Dong Tak pasti tidak tahu bahwa membuatnya terlihat jauh lebih
baik.
Saat itu
Dong Tak keluar dari kamar mandi, berubah menjadi gaya Soo Chang yang ramah
dengan menyapa semua orang
“Gong Soo
Chang ingin menjadi detektif yang menangkap
orang-orang paling jahat di Korea, dan Lee Doo Sik ingin menjadi orang terkaya di dunia. Itulah
impianmu ketika muda.” Ucap Soo Chang menatap Dong Sik yang sibuk membaca
“Apa Kau
berbicara tentang Gong Soo Chang lagi? Bagaimana kau bisa tahu?” ucap Doo Sik
penasaran.
“Aku tahu
semuanya.” Ucap Soo Chang duduk disamping Doo Sik
“Cerita
sebenarnya antara aku dan Soo Chang. Kau
tidak tahu mengapa aku menjebaknya atas pembunuhan. Saat aku bersamanya Aku
merasa, malu. Itulah alasannya.” Ungkap Doo Sik.
“Apa? Apa
Itu alasannya? Apa maksudmu?” ucap Soo Chang binggung.
“Polisi..
Kau tidak akan pernah tahu.” Ungkap Doo Sik merasa sedang berbicara dengan Dong
Tak.
Doo Sik
melihat Soo Chang yang mengembalikan dompet pada si nenek yang kecopetan. Ia
lalu menelp polisi kalau ingin melaporkan seorang pencopet, setelah itu kembali
mencopet dengan berpura-pura menabrakan diri.
Tiba-tiba
beberapa polisi menangkap Doo Sik karena tertangkap tangan menjadi pencopet,
Soo Chang diseberang jalan panik melihat Doo Sik yang tertangkap lalu berusaha
untuk mencari akal tapi malah ikut tertangkat juga.
“Dia
pikir, dia yang membuatku ditangkap.. Tapi saat itu, Aku menelepon polisi untuk
menangkapnya. Sayangnya aku juga tertangkap.Itu semua kesalahan Soo Chang...
Dia merasa lebih baik dariku. Dia merasa selalu menang. Dia berbicara tentang
moral dan filosofi. Dia orang gila.” Ungkap Doo Sik. Soo Chang hanya diam saja.
“Jika dia
tahu aku yang melaporkannya, Aku yakin
dia akan mati karena terkejut.” Pikir Doo Sik
“Dia
tahu.. Dia tahu semuanya... Dia tahu kau melaporkannya. Tapi dia sama sekali
tidak menyalahkanmu. Dia sebenarnya merasa bersalah Karena pamer di depanmu, Karena
tidak tahu bagaimana perasaanmu, Karena membuatmu kesepian. Dia sungguh merasa
bersalah.” Ungkap Soo Chang. Doo Sik terdiam mendengarnya.
Soo Chang berbicara sebagai Dong Tak berpikir
akan mengatakan yang ingin dikatakan pada Doo Sik. Ia menasehati Doo Sik kalau harus mulai dari
awal dan akan menunggunya. Ia menegaskan alasanya yaitu Karena Gong Soo Chang
dan Lee Doo Sik, bersaudara selamanya. Doo Sik menahan rasa haru dengan membaca
bukunya.
Doo Sik
berdiri di depan tralis lantai dua melihat Dong Tak sedang berbicara dengan
teman-temanya mengenai copet yang perlu filosofi padahal mereka menipu orang
untuk memanfaatkan orang lain.
“Semua
yang kalian katakan dengan kasih sayang,
akan kembali dengan senyuman. Kata-kata baik untuk...” ucap Soo Chang
dan semua menjawab Kata kata yang baik.
“Benar.
Tindakan baik atas kata-kata yang
baik... Orang miskin, orang baik. Mencopet berarti kalian hanya memilih saku seseorang. Pilihlah tapi jangan
ambil apapun.” Kata Soo Chang.
Soo Chang
akan kembali mandi, tapi menurutnya Bau tidak akan hilang lalu melihat selembar
kertas yang terselip dibuku. Doo Sik menuliskan pesan “Sampai jumpa di halaman.
Aku akan memberitahu apa yang ingin kau
dengar.” Wajah Soo Chang tersenyum bahagia karena Doo Sik yang bodoh membuat
putusan yang tepat.
Soo Chang
sudah menunggu didepan halaman dengan wajah senyuman, saat itu Doo Sik akan
berjalan menemui Dong Tak. Tiba-tiba Pria 57 datang mengeluarkan dua buah boneka
kayu pada Dong Tak meminta agar diberikan pada Ho Jung dan Yoo Jin.
“Kau mengajarkan
Salja agar menarik dan membantu Lumut
tentang pinjamannya. Kau bahkan membantu istri petugas pada hari ulang tahun pernikahannya.”
Kata Pria 57. Soo Chang binggung karena
harusnya bertemu dengan Doo Sik.
“Apa Kau
lupa lagi?.. Yoo Jin, putriku Ho Jung dan Yoo Jin.” Kata Pria 57.
“Hei, Apa
kau yang meninggalkan ini untukku dan Bukan dari Doo Sik?” kata Soo Chang
kaget.
“Tidak,
kenapa aku....Doo Sik, apakah si pembunuh itu? Dia menuju ke pabrik.” Ucap pria
57. Soo Chang kaget dan langsung bergegas pergi.
Soo Chang
berlari mengingat pesan yang yang dituliskan “Sampai jumpa di halaman. Aku akan
memberitahu apa yang ingin kau dengar” lalu akhirnya bisa bernafas lega melihat
Doo Sik yang duduk sendiria. Ia mengeluh pada Doo Sik yang bilang halaman tapi
malah melakukan sendirian di dalam pabrik.
“Kenapa
kau... Apa Kau tidur? Kau perlu makan lebih banyak. Wajahmu sangat pucat.” Ucap
Soo Chang melihat temanya hanya duduk diam.
“Apa kau
rekaman rusak? Mengapa terus mengatakan
“hei” ?” keluh Soo Chang
“Karena
mereka juga ingin membunuhmu dan Aku yang pertama.” Kata Doo Sik.
Flash Back
Doo Sik
menuliskan selembar kertas [Sampai jumpa di pabrik, aku akan mengatakan apa yang ingin kau dengar.] Lalu pria nomor
3685 dengan baju yang digunakan Dong Sik
Soo Cahng
binggung Apa maksud semua ini. Doo Sik mengaku Aku tahu Pria berhelm itu, mulai
Wajahnya jadi Itu sebabnya aku membuat tato. Ia mengaku bekerja untuk
orang-orang di belakangnya yaitu Mereka
yang memiliki kekuasaan lebih.
“Sebaiknya
aku memakai jas. Kapan orang bodoh seperti kami memakai jas? Tapi sekarang, Aku
akan mati sebelum memakai jas.” Ungkap Doo Sik. Soo Chang terlihat bingung.
“Mereka
mengejarmu sekarang. Jadi aku menariknya untuk mengalahkan dia.” Kata Doo Sik.
Soo Chang makin heran Doo Sik malah membicarakan hal itu.
“Hei,
jika kau... Jika kau menemukannya lebih dulu, maka Kau bisa mendapatkan
pemimpinnya.” Kata Doo Sik. Soo Chang pikir Doo Sik sudah bicara ngelantur lalu
tersadar kalau Doo Sik sudah terluka dengan ada luka tusuk dibagian pingang.
Soo Chang
akhirnya keluar dari tubuh Dong Tak karena melihat darah, lalu bertanya apa
yang terjadi dengan temanya. Dong Tak
bertanya Apa yang terjadi dan Siapa yang melakukan ini pada Doo Sik. Doo Sik
kembali mengatakan Jika menemukannya lebih dulu, maka bisa menangkapnya.
“Menemukan
apa? Apa yang harus kutemukan?” tanya Dong Tak binggung
“Kau
selalu merasa lebih baik... Kau selalu merasa lebih keren.” Ucap Doo Sik. Dong
tak meminta agar Doo Sik tetap sadar.
“Aku
tidak tahu apa yang terjadi,tapi Detektif Cha adalah kau... Kau Gong Soo
Chang... Kau yang keren...Kau selalu menang... Gong Soo Chang, kau bodoh... Kau
orang bodoh...Kau harus menemukan...sayap malaikat yang sebenarnya.” Ucap Doo
Sik terbata-bata menahan rasa sakitnya dan akhirnya menghembuskan nafas
terakhir.
Dong Tak
mencoba membangunkan Doo Sik, Soo Chang menangis meminta agar Doo Sik tidak
boleh mati. Dong Tak keluar dari pabrik terlihat sangat marah. Soo Chang masih
terus menangis memohon agar bisa terus bersama dengan temanya.
Dong Tak
berlari di lorong dengan penuh amarah, teringat kembali saat masuk penjara
seorang berbicara denganya.
“Dia
hampir meninggal beberapa hari lalu. Tapi Dia beruntung. Dia menyakiti bahunya,
bukan leher.” Ucap si pria dengan nomor 36
“Orang
yang mengetahui tentang leher adalah target selama ini.” Gumam Dong Tak.
Si pria
36 mengeluh kalau sabunnya habis, lalu meminta agar si pria yang memiliki kasus
Tusuk memberikan sabunya. Si pria penusuk menolak karena Tidak ada yang boleh
menyentuh barang-barangnya. Si pria sengaja menyudutkan si pria yang
menyembunyikan sesuatu di kotak sabun
“Dia
meninggalkan umpan untuk memastikan orang lain akan terjebak jika dia
gagal.”gumam Doo Tak
Bersambung
ke episode 20
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar