Dong Tak
dan Jin Ah berada diluar kantor polisi. Jin An memangilnya Bos preman lalu
mengantinya jadi sopan memanggilnya Detektif Cha, lalu bertanya apakah sedang
menginterogasi penjahat karena sangat menakutkan. Dong Tak berkomentar kalau
Jin An tak tahu hal tersulit bagi polisi yaitu Bertemu keluarga korban.
“Kami
selalu membuat janji pada mereka "Kami akan menangkap penjahat itu."
Namun, masih banyak janji yang belum aku
tepati. Dan ada satu penjahat yang sangat ingin kutangkap. Aku berjanji pada
anaknya akan menangkap orang yang membunuh
ayahnya dan membuatnya dihukum.” Jelas Dong Tak
“Jadi Untuk
menepati janji, aku harus tahu dia dimana,
apa yang dia makan, dan di mana dia buang air besar agar bisa
menangkapnya. Jika berita itu beredar sekarang,
maka aku akan kehilangan seluruh tersangka.” Tegas Dong Tak
“Ini cara
yang sangat menakutkan untuk memberitahu
reporter agar tidak membuat berita.” Keluh Jin An.
“Maksudku,
kau mengganggu pekerjaanku.” Tegas Dong Tak dengan menatap Jin An.
Keduanya
berjalan pergi dan saat akan menyeberang jalan, motor kurir lewat dengan
kencang. Dong Tak langsung menarik tangan Jin An sebelum tertabrakn motor.
Jin An melotot
kaget seperti merasakan sesuatu karena Dong Tak yang menyelamatkanya. Si
pengemudi motor hanya berteriak meminta maaf dan pergi begitu saja. Jin An
sempat terdiam, tapi langsung segera menjauh dari Dong Tak lalu menyebrang
jalan.
“Sewaktu
sekolah, nilai pelajaran moralmu tidak
bagus, 'kan? Orang biasanya bertanya, "apa
Kau baik-baik saja?" keluh Jin An
kesal dengan sikap Dong Tak
“Kurasa
sekolah kita berbeda. Aku dengar orang biasanya
mengatakan, "Terima kasih," dalam situasi ini.” Balas Dong Tak
“Terima
kasih...” ucap Jin An. Dong Tak menmbanggakan diri kala itu yang yang dilakukan
oleh bos preman.
“Jadi Apa
kau bilang, aku mengganggu pekerjaanmu?
Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan
mengganggumu. Tapi Pastikan kau menepati janjimu dengan mereka.” Kata Jin Ah lalu Dong Tak pamit
pergi.
Jin An
duduk di halte sambil mendengarkan musik dari earphonenya, tanpa sadar Bong
Sook menyobek tasnya dengan silet lalu mengambil dompetnya. Jin An menengok dan
melihat Bong Sook akan mengambilnya, lalu berteriak ada pencuri dan berusaha
menahanya dengan saling menjambak.
“Kau ditangkap
karena tindakanmu... Kau punya hak......untuk...” ucap Soo Chang datang
langsung memborgol tangan Bong Sook, tapi katanya terhenti seperti terpana
dengan Jin An. Bong Sook kaget melihat Soo Chang memborgol tanganya.
“.. Kau
bisa bermalam... maksudku .. Punya hak untuk tetap diam.” ucap Soo Chang
berpura-pura sebagai polisi lalu menyuruh Bong Sook diam saja.
“Apa Kau
terluka? Kau pasti terkejut.” Ucap Soo Chang bertanya ramah pada Jin An. Jin An
mengaku sedikit.
“Syukurlah
kau tidak terluka... Kalau begitu, terkejutlah tiga kali sehari. Aku penasaran
apa kau terlihat sangat cantik ketika terkejut.” Kata Soo Chang mencoba
mengoda. Jin An dengan rambut berantakan dibuat binggung.
Soo Chang
makan dengan lahap dengan Bong Sook yang terus menatapnya dan ia berusaha
menghindar, tapi Bong Sook tetap menatapnya. Soo Chang bertanya apakah makanan
tak enak, karena merasa terganggu jadi
lebih berhenti makan. Bong Sook menyuruh Soo Chang makan saja karena akan
melihat tempat lain.
“Ayo
menikah.... Soo Chang, Oppa.... Soo Chang, sayang... Kau bisa menjadi suami
yang tinggal di rumah. Aku akan mencari
nafkah untuk kita... Aku cukup ahli saat mencopet.” Ucap Bong Sook melihat
dompet milik Jin An yang berhasil diambilnya. Soo Chang tak percaya Bong Sook
tetap mengambilnya.
“Beginilah
caraku mencari nafkah saat kau di
penjara... Wow, dia sangat kaya, jadi Kita bisa menikah dengan ini.” Kata Bong
Sook melihat isi uang dalam dompet Jin An.
“Kita
sudah janji tidak mencuri uang orang
miskin, baik, dan sakit. Aa Kau lupa?” ucap
Soo Chang. Bong Sook melihat Jin An itu bukan siapa-siapa
“Dia
cantik.... Wanita cantik itu baik.” Puji Soo Chang melihat ID Card Jin An. Bong
Sook marah meminta Soo Chang segera mengembalikanya.
“Dia
memiliki.... kecantikan yang beda.” Ucap Soo Chang langsung terpana dengan
kecantikan Jin An. Bong Sook mengeluh kalau Jin An tak cantik.
“Coba
Lihat. Aku sudah tahu... Dia jelek dari kecil. Aku yakin dia mengubah total
wajahnya.” Kata Bong Sook menemukan foto Jin An. Soo Chang semakin terpana
melihat foto Jin An saat masih kecil dan juga dewasa.
Dong Tak
duduk didepan dua orang anak TK memberitahu sebagai paman Joon Soo, tapi juga
detektif Unit Kejahatan Berat. Jadi ia
memperingatakn Jika salah satu dari mereka curang, maka akan langsung bawa ke kantor polisi. Keduanya mengerti dan adu panco pun dimulai.
Mereka
memberikan dukungan untuk Joon Soo., tapi akhirnya Joon Soo bisa dikalahkan
oleh temanya yang memiliki badan tambun. Joon Soo kecewa karena kalah dari
temanya.
Dong Tak
berjalan dengan istri Hang Joon dengan Joon Soo berjalan didepan, Nyonya Jo
meeminta maaf karena tidak meminta bantuan orang lain. Dong Tak menegaskan
Mulai sekarang dan selamanya, akan
mengisi tempat Hang Joon di dalam hidup Joon Soo.
“Ada
sesuatu di saku jaket yang dia pakai hari itu. Mungkin karena itu kau melewatkan sesuatu yang menurutku aneh. Dia tidak
merokok.” Ucap Nyonya Jo memberikan sebuah korek api. Dong Tak teringat
sebelumnya Hang Joon mencari seusatu di saku jaketnya.
“Aku
khawatir... Dia merindukan ayahnya dan
semakin cerewet sekarang.” Ucap Nyonya Jo.
“Hei.. Jo
Joon Soo, istrimu harus pergi. Apa Kau
tidak mengucapkan selamat tinggal?” ucap Dong Tak pada Joon So lalu mendekati
anak seniornya.
“Kau
tidak lupa, 'kan? Aku berjanji menangkap orang
jahat itu dan menghukumnya. Jadi Haruskah aku membiarkanmu menang lain kali? Kita berdua menjadi
pengecut sekarang.” Kata Dong Tak
berjongkok berbicara pada Joon So
“Tidak,
lain kali aku akan bermain adil lagi. Karena aku akan menjadi detektif seperti ayahku... Oke, istriku?”
kata Joon So. Dong Tak menganguk
mengerti
Soo Chang
datang ke kantor polisi melihat sebuah dinding yang bertuliskan “KAMI INGAT
PENGORBANAN KALIAN” lalu menatap nama “LETNAN JO HANG JOON” pikiran kembali
menarawan.
Flash Back
Soo Chang
ada di dalam sel penjara bertamu dengan Hang Joon diruang pertemuan. Hang Joon
mengatakan sudah meninggalkanmu banyak uang kali ini yang Seharusnya membayar
sekolah anaknya. Soo Chang tersenyum mendengarnya.
“Kau
terlihat jauh lebih tampan saat tersenyum.” Puji Hang Joon.
“Tn. Polisi,
apa aku punya kesempatan? Apa Kau ingin aku mencopet untukmu saat bebas?” kata Soo Chang.
“Aku
marah karena cuma itu yang kau bisa
dilakukan dengan otak pintarmu. Aku akan membantumu memulai dari awal saat bebas Dan akan mengenalkanmu
dengan orang bodoh. Aku kenal seseorang yang
sama sepertimu.” Ucap Hang Joon.
“Apa Dia
juga polisi?” tanya Soo Chang. Hang Joo terdiam. Soo Chang seperti sudah tahu
jawabanya.
“Kau
ingin aku menjadi pencopet... Seorang penipu dan polisi. Kami akan menjadi
teman terbaik.” Sindir Soo Chang. Hang Joon meminta Soo Chang untuk berhenti
bicara seperti itu.
Di
ruangan sel, semua tertidur. Soo Chang hanya berbaring sambil tersenyum,
Temannya heran melihat Soo Chan tertawa
setelah bertemu polisi yang menyeretnya
masuk penjara. Soo Chang mengatakan kalau berjanji Ketika keluar dari penjara,
maka akan menemukannya dan membalas
dendam. Temanya mengumpat Soo Chang gila dan
harap bis melakukannya.
“Aku tahu
kau akan mati sebagai polisi. Kau mati ketika muda, dan berbohong akan membantuku memulai dari awal.” Ucap Soo Chang seperti
kecewa dengan Hang Joon yang meninggalkan.
Di
restoran
Kepala
Yoo mengajak mereka bersulang untuk
menyambut anak baru. Dong Tak yang melamun tertinggal lalu mengisi
gelasnya dan ikut bersulang. Kepala Yoo menyuruh mereka agar melakukan one shot
dengan tak boleh menyisakan dalam gelas. Semua terlihat menikmati minum bersama
kecuali Dong Tak.
“Dong
Tak... Orang yang membunuh Hang Joon... Aku janji akan menangkapnya.. Jadi kau
bisa sedikit tertawa sekarang... Kau harus tetap hidup... Kau harus tetap hidup
tanpa Hang Joon.” Ucap Kepala Yoo melihat Dong Tak masih tak bisa merelakan
Hang Joon pergi.
Flash Back
Hang Joon
mengikat sepatu Dong Tak dengan seorang penjahat sudah di borgol. Dong Tak pikir
kalau tak dirinya maka Hang Joon akan berbahaya menurutnya Pukulannya lebih
cepat dari pada pisaunya. Hong Joon mengaku sudah tahu dan melihatnya.
“Aku juga
melihat bahumu terkilir” ucap Hang Joon. Dong Tak meminta Hong Joon bisa
mengikat sepatunya dengan erat.
“Bagaimana
jika aku lengah saat mengikat ini?” kata Dong Tak sambil memegang bahunya yang
terkilir.
“Kita akan
berhasil jika berbagi pisau. Aku akan mengurus semua serangan yang ditujukan padamu, jadi jangan khawatir. Ingat
saja, dan kau akan lihat bahwa tidak
buruk menjadi polisi.” Ucap Hang Joon.
“Kau
bilang Kita berbagi pisau? Kedengarannya keren.” Kata Dong Tak memuji.
“Ini
bukan kutipanku. Tapi Ini kalimat dari film.” Kata Hong Joon. Dong Tak mengejek
kalau orang itu lebih baik dari polisi
“Hei..
Orang yang mengatakan itu, berperan
sebagai Kepala Polisi.” Kata Hong Joon lalu mengurus pelaku.
Kepala
Yoo sudah mabuk pergi ke toilet. Dong
Tak melihat Hang Joon duduk didepanya lalu bertanya kemana saja selama ini dan
apakah tidak merindukannya. Hang Joon
hanya diam saja. Dong Tak pikir seniornya itu tidak ingin melihatnya dan jadi
pendiam.
“Aku
melihatmu di setiap gelas alkohol yang
kuminum dan setiap aku memegang borgol. Semua rekan kerja terlihat sepertimu.”
Ucap Dong Tak. Hong Joon tak banyak bicara hanya menuangkan minuman untuk
juniornya.
“Apa kau
menyalahkanku? Aku yakin, cuma aku polisi di Korea yang membiarkan rekannya ditikam ketika mengikat
tali sepatu.” Kata Dong Tak lalu melihat sepatu Hang Joon.
“Sepatumu
tidak terikat, Aku akan mengikatnya. Aku akan melakukannya untukmu.” Ucap Dong
Tak berlutut. Saat itu ternyata Sung Hyuk yang ada didepan Dong Tak.
“Apa kau
hanya mau mengikat tali sepatuku? Apa
kau mencintaiku? Aku juga mencintaimu. Aku mencintaimu.” Kata Sung Hyun mabuk.
“Jangan
pergi. Tetap bersamaku... Maafkan aku.” Kata Dong Tak memeluk kaki Sung Hyun
yang menganggap sebagai Hang Joon.
Senior
Jin An masuk ke kantor bertanya apakah
mencari seseorang. Jin An mengaku kalau itu seseorang yang membuatnya gugup.
Seniornya meminta Jin An agar mengatakan dengan jelas, Apa pria mengganggunya
atau Jin Ah mau mengganggunya
“Tapi
Satu hal yang pasti... Ada seseorang yang selalu menggangguku.” Ucap Jin An.
Seniornya ingin tahu siapa orang itu. Saat itu Yong Pal berteriak dengan tangan
diborgol.
“Kau
siapa?.Apa kalian berdua penipu?” ucap Yong Pal. Keduanya binggung dan si
senior memberitahu kalau mereka reporter. Yong Pal tak percaya
“Reporter
zaman sekarang tidak menatap seperti
itu. Wanita itu meremehkanku.” Ucap Yong Pal. Seniornya menyuruh Jin An agar
tak melotot tapi Jin An tetap melotot menantangnya.
“Reporter
wanita ini membuatku kesal dan Kau tidak jelek juga. Aku yakin banyak pria yang jatuh cinta padamu. Ini Potret yang
bagus. Apa Kau ingin bekerja di bar ku?” ucap Yong Pal mengoda.
“Hei..
Lupakan penampilanku... Aku adalah anjing gila.” Kata Jin Ah mendekat dengan
wajah penuh amarah.
Yong Pal
terus menatapnya, Jin Ah makin marah karena Yong Pal melihat payudara, lalu
memperingatkan agar singkirkan padangannya sebelum menuntut karena pelecehan
seksual. Yong Pal langsung tertunduk dan Jin Ah langsung mengumpat marah. Yong
Pal melihat Jin Ah itu orang yang tangguh.
Seniornya
melihat Jin Ah seperti petinju UFC sejati dan berani bertaruh 10 kupon
makan, bahwa bisa kalahkan Conor
McGregor. Jin Ah tak berkomenta melihat kantor polisi yang sepi jadi Pasti tidak ada pembuat onar hari ini. Seniornya
pikir merea bisa bergantian tidur siang.
“Sungguh?
Kalau begitu berjagalah, dan perhatikan
semua yang terjadi.” Kata Jin Ah dengan senang hati. Seniornya bertanya kemana
Jin Ah akan pergi.
“Kau
lihat, aku terlalu cantik untuk tempat ini. Jadi Impianku adalah menjaga
perdamaian. Jika aku tidur siang, maka tempat ini akan tetap damai. Dan Kau
tahu, kegigihan adalah sifat seorang reporter. Jadi Semangatlah, dan juga tuliskan artikel untukku.” Ucap Jin An
berjalan pergi. Seniornya pun hanya bisa mengumpat kesal.
Jin An
masuk ruang istirahat melihat ada yang sudah tertidur lalu perlahan berbaring
tanpa alas. Semakin malam, seperti merasa kedinginan dan mulai bergeser menarik
selimut, ternyata dibalik selimut ada Dong Tak yang tertidur pulas. Keduanya
tertidur dalam ruangan yang sama tanpa sadar.
Dong Tak
tlerbangun melihat ada kaki yang berada diatas tubuhnya, saat terbangun ingin
memberikan pelajaran tapi Jin An kaget dan keduanya sama-sama berteriak
histeris.
“Mengapa
kau di bawah selimutku? Apa yang kau lakukan di sini?” ucap Jin An menuduh Dong
Tak melakukan sesuatu. Di luar ruangan, Sung Hyun bias mendengar jeritan
histeris.
“Ini...kantor
polisi, dan selimut itu juga milik kami.”
Kata Dong Tak tak mau disalahkan. Jin An
menegaskan kali ini kamar wanita untuk beristirahat
“Aku
tidak peduli. Kamar pria sedang
direnovasi... Aku yang dulu tidur di bawah selimut ini.” Ucap Dong Tak
“Apa
Maksudmu aku yang mengikutmu tidur
disini? Kau memang gila.” Balas Jin An.
“Kakimu
diatas tubuhku!” teriak Dong Tak. Jin An juga tak bisa terima karena Dong Tak
yang menyentuh kakinya. Dong Tak pikir Jin An sangat aneh lalu mengangkat
telpnya yang berdering.
“Kau
bilang Tersangka pembunuhan Jo Hang Joon?
Apa dia melakukannya sendiri? Apa Kau punya bukti?” ucap Jin An bergegas
keluar mengikuti Dong Tak.
“Apa Kau
ingat yang aku katakan?” kata Dong tak. Jin An pikir maksudnya kalau ia itu
menganggunya. Dong Tak tak banyak bicara memilih untuk pergi dan akan bicara nanti.
Jin Ah
mengatakan kalau pasti menunggunya. Dong Tak menelp menanyakan keberadannya dan
meminta agar mengawasi Gong Soo Chang.
Soo Chang
kembali menjual barang-barangnya pada seserang, Si prai seperti meneliti lebih
dulu. Soo Chang pikir mereka sudah sering melakukan ini jadi meminta agar bisa
segera. Si pria merasa Karena sering melakukan ini, jadi harus berhati-hati.
Dong Tak
masuk ke dalam cafe, Soo Chang melihat Dong Tak panik seperti tahu kalau polisi
akan menangkapnya lalu langsung kabur. Kejar-kejaran pun terjadi, Soo Chang
sempat tertabrak mobil ketika menyeberang jalan dan akhinya Dong Tak melihat
Soo Chang hilang dari pandanganya.
Soo Chang
ternyata bergelantungan disamping mobil. Keduanya lalu kejar-kejaran dipasar
dan Soo Chang berhasil menghilang dengan memakai jas yang berbeda. Dong Tak
membagi tugas untuk mencari So Chang.
Soo Chang
akhirnya sampai di pakiran mobil, tapi saat itu juga Dong Tak langsung
memberikan tendanganya dan akan memborgolnya. Soo Chang seperti pasrah dan Dong
Tak menahan tanganya agar tak menghajar Soo Chang.
“Anda
ditangkap karena membunuh seorang detektif. Anda punya hak untuk membawa pengacara dan tetap diam...” ucap Dong Tak.
Soo Chang bingung kalau ditanggkap dengan tuduhan Membunuh detektif
“Mengapa
kau membunuhnya?” teriak Dong Tak tak bisa menahan emosi. Sung Hyun datang
menahan Dong Tak meminta agar Jangan lakukan itu. Akhirnya DongTak memborgol
tanganya dengan Soo Chang.
Soo Chang
sudah ada dibelakang kemudi, Dong Tak
memberitahu kalau Soo Chang tidak akan kemana-mana dan meninggalkan kunci di
kantor polisi. Jadi Jika Soo Chang menyetir ke tempat lain selain kantor polisi, maka akan menembaknya.
“Apa Kau
dengar itu? Dia selalu memegang kata-katanya.” Ucap Sung Hyun.
Book Sook
dari kejauhan khawatir melihat Soo Chang, tapi Soo Chang menyakinkan dengan
senyuman kalau ia baik-baik saja. Sung Hyun melihat Soo Chang tersenyum
memberitahuka seperti ingin mengejek polisi
“Jangan
tunjukkan gigimu.” Tegas Dong Tak marah. Soo Chang meminta agar Dong Tak Jangan pukul wajahnya.
“Kulihat
ada rumah sakit di sana, jadi Obati bahumu... Lalu kembali ke kantor” kata Dong
Tak. Sung Hyun menganguk mengerti.
Bong Sook
melhat Sung Hyun langsung mendorongnya ketika berjalan pergi. Sung Hyun melihat
Bong Sook kuat juga untuk seukuran wanita
cantik.
Soo Chang
didalam mobil membahas tentang tentang
pembunuhan dan ingin tahu Siapa yang dibunuh. Dong Tak melirik sinis. Soo Chang
menjelaskan kalau pasti salah orang seperti tak menyangka kalau membuatnya
berpikir akan membunuh...
“Dia
adalah Jo Hang Joon, rekanku.” Ucap Dong Tak. Soo Chang kaget seperti salah
mendengar ingin mengulangi lagi namanya.
“Aku tahu
kau bilang akan balas dendam setelah
keluar.” Kata Dong Tak dan Soo Cahng seperti tak percaya kalau itu di anggap
sebagai alasanya.
“Seorang
saksi melihatmu di tempat kejadian. Jadi Kau tahu apa artinya? Kau pembunuh.”
Kata Dong Tak marah
“Bukan
aku. Itu sungguh bukan aku... Aku sungguh tidak melakukannya.” Ucap Soo Chang
berusaha menyakinkan.
“Teruslah
bilang itu bukan kau... Aku benci kalau kau menyerah.” Kata Dong Tak.
Dong Tak
melihat kearah belakang melihat ada banyak pengemudi motor mengikuti mereka,
bertanya siapa orang itu dan berpikir kalau Soo Chang itu memiliki hutang. Soo
Chang mengelengkan kepala dan sempat menjauhkan mobil, tapi akhirnya mobil
mereka dikepung oleh banyak orang dan turun dari mobil.
“Aku
polisi yang sedang bertugas. Jadi Kalian sedang mengancam polisi sekarang.”
Ucap Dong Tak melihat pria dengan menutupi wajahnya dan membawa batangan
kayu.
“Aku rasa
mereka tidak akan membiarkan kita
pergi.” Kata Dong Tak. Soo Chang panik kalau Dong Tak akan melawannya. Dong Tak
bertanya apakah Soo Chang bisa bertarung. Soo Chang terdiam.
“Aku akan
meminjam tubuhmu.” Ucap Dong Tak. Soo Chang kebingungan
“Aku akan
bertanya untuk terakhir kali. Jadi Bukan kau orangnya?” kata Dong Tak sebelum
berkelahi.
“Aku
memang penipu, tapi bukan pembunuh!” tegas Soo Chang.
Perkelalhian
pun terjadi, dengan satu tangan Dong Tak berusaha melawan semua pria sampai
seseorang ingin menabrak dengan motor. Tapi Dong Tak bisa menyelamatkan Soo
Chang. Soo Chang yang tak bisa berkelahi kena pukul, sampai akhirnya jatuh
pingsan.
Dong Tak
bisa menahanya, seperti tak bisa bergerak lagi. Ia berdiri diatas dinding
melihat kalau turun akan dikepung. Akhirnya Ia memlih untuk melompat dari atas
jembatan bersama dengan Soo Chang yang pingsan.
Beberapa
saat kemudian, Dong Tak sudah ada dirumah sakit, lalu terbangun dari tidurnya.
“ Aku
hampir mati karena detektif sialan itu, Cha Dong Tak.” Ucap Dong Tak seperti
ada anehan dari gaya bicaranya
Bersambung
ke episode 3
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar