Sharon
berubah menjadi Hae Ra seperti seorang kembaran, Hae Ra tertidur pulas di sofa.
Sharon sudah bersiap memikirkan yang harus dilakukan lebih dulu pada tubuh Hae
Ra, lalu mencoba membuka ponsel Hae Ra tapi salah mengambar pola. Ia akhirnya
mengunakan sidik jari Hae Ra untuk membukanya.
Sharon
mencari nomor telp dan menemukan nama (Ksatria hitam) lalu menelp Soo Ho dengan
wajah sinis. Soo Ho sedang sibuk melihat
berkas Tokyo Mode Academy Development
Plan lalu melihat Hae Ra yang menelp dan langsung mengangkat telpnya.
“Hai.
Kenapa kau belum pulang?” ucap Soo Ho. Sharon seperti gugup mendengar suara Soo
Ho sempat terdiam sampai akhirnya Soo Ho kembali memanggilnya.
“Apa yang
sedang kau lakukan?” tanya Sharon. Soo Ho menjawab kalau sedang bekerja.
“Sepertinya
aku mabuk... Aku pusing.” Kata Sharon. Soo Ho langsung bergegas menanyakan
keberadaan Hae Ra sekarang.
Soo Ho
berjalan menjemput Hae Ra. Sharon yang menjelma tubuh Hae Ra ada di warung
tenda berpura-pura mabuk dengan botol soju diatas meja dan pura-pura tertidur.
Soo Ho melihat Hae Ra berpikir pasti kedinginan lalu memakaikan syal di leher
Hae Ra. Sharon mengak kedinginan.
“Apa yang
terjadi? Apa kau minum sendiri?” ucap Soo Ho khawatir. Sharon mengangguk. Soo
Ho menyuruh Hae Ra bangun dan mengajak pulang.
“Dimana
rumahku?” tanya Sharon. Soo Ho pikir Hae Ra benar-benar mabuk.
“Apa kau
tahu dimana rumahku?” ucap Sharon terus mengoda. Soo Ho mengaku tahu. Sharon
ingin tahu dimana itu.
“Di mana
aku tinggal?" ucap Sharon. Soo Ho menjawab kalau itu tempat tinggalnya sekarng
"Apa Kita tinggal di rumah yang sama?” tanya Sharo sambil bergumam
kalau Pasti kompleks apartemen yang sama.” Ucap Sharon. Soo Ho akhirnya
memangil bibi kalau akan membayar tagihannya.
“Kau
bukan tipe orang yang mau melakukan itu. Ayo kita pulang... Baiklah. Bangun...
Kau harus dimarahi” ucap Soo Ho menarik Hae Ra untuk bangun, tapi Sharon
mencari kesempatan untuk bersandar di tubuh Soo Ho.
“Dia
begitu hangat.” Gumam Sharon. Soo Ho sempat heran melihat reaksi Hae Ra tak
seperti biasanya.
“Aku
sedih. Sangat berbahaya jika kau minum banyak, dan mabuk berat itu tak enak
dilihat. Tubuh dan hatiku kedinginan.” Kata Sharon. Soo Ho mengajak Hae Ra
segera pulang.
“Tunggu
sebentar...” kata Sharon lalu tiba-tiba berpikir kalau sampai dirumah Soo Ho
mendorongnya untuk tidur bersama. Ia pun menyadarkan diri kalau tak boleh
berpikiran kotor.
“Ayo kita
minum lagi.” Ucap Sharon. Soo Ho menolak tapi Sharon terus merengek.
“Aku
ingin minum berdua denganmu.” Kata Sharon dan meminta Bibi agar memberikan
sebotol soju lagi.
“Apa kau
benar-benar Jung Hae Ra?” tanya Soo Ho kembali duduk. Sharon menjawab Mungkin
tidak.
“Apa aku
terlihat seperti Jung Hae Ra?” kata Sharon terus berusaha mengoda Soo Ho
“Kau benar-benar
harus mengurangi minum.” Keluh Soo Ho
“Kau
menatapku dengan pandangan mengkhawatirkan
itu. Aku cemburu.” Kata Sharon
“Kita
tidak butuh soju lagi jadi Minum air” kata Soo Ho menuangkan segelas air
“Aku akan
meminumnya jika kau memberi tahuku.. Pria ini milikku” ucap Sharon lalu
merasakan segar setelah minum air putih.
Soo Ho
pikir Hae Ra sudah bangun sekarang. Sharon mengaku lelah dengan menjejerkan
bangku didepanya. Soo Ho dan bibi binggung yang dilakukan Hae Ra. Sharon
bertanya kenapa Soo Ho dianggap Black Knight. Soo Ho mengatakan Hae Ra yang
menelpnya ketika butuh saja.
“Ngomong-ngomong,
apa yang kau lakukan?” tanya Soo Ho binggung melihat Hae Ra yang menyusun
bangku panjang.
“Aku akan
tidur selama 10 menit.” Kata Sharon lalu berpura-pura berbaring diatas kursi
“Aku benar-benar
merusak pemandangan, kan?” gumam Sharon mencoba mengoda.
Akhirnya
Soo Ho menutupi tubuh Hae Ra tak terlihat lekuk tubuh yang menurutnya
Menjijikkan dan mengendongnya untuk segera pulang. Ia pikir Hae Ra bisa Berjalan sedikit ke
tempat parkir. Sharon mengaku ingin berada di samping Soo Ho sampai besok pagi
lalu teringat dengan Jung Hae Ra.
“Tunggu...
Aku minta maaf... Aku benar-benar perlu pergi ke kamar mandi.” Ucap Sharon
buru-buru turun dari gendongan Soo Ho
“Hati-hati
atau kau akan jatuh.” Perintah Soo Ho melihat Hae Ra bergegas pergi.
Baek Hee
masuk ke tempat Sharon mengajak pergi ke sauna agar bisa berkeringat dan pergi
ke restoran sup daging sapi., lalu binggung ternyata yang tertidur adalah Hae
Ra disofa. Ia mencoba membangukan Hae Ra
yang tertidur dan berteriak memanggil Sharon karena mengetahui sesuatu.
Sharon sedang
berjalan ke tempat Ji Hoon yang ada di tempat fitness. Ji Hoon kaget Hae Ra
yang datang, bertanya kenapa datang dan apakah sudah mendapatkan bunga itu.
Sharon dengan gaya mengodanya mengangguk.
“Astaga,
mengapa aku begitu gugup? Astaga, hatiku berdegup kencang.” Kata Ji Hoon
“Mari...
pergi bicara di suatu tempat” ajak Sharon dengan gaya mengoda. Ji Hoon pun
dengan senang hati menyanggupinya.
Ji Hoon
mengaku sangat gugup sekali, jadi harus
minum sedikit dengan minum bir. Sharon sambil makan snack mengoda Ji Hoon
dengan memuji terlihat imut. Ji Hoon sempat gugup.
“Kau
bermain-main denganku.” Ucap Sharon. Ji Hoon mengaku kalauItu tidak benar.
“Apa yang
bisa kau lakukan untukku?” kata Sharon. Ji Hoon mengaku semua bisa dilakukanya.
“Ngomong-ngomong,
Kenapa tiba-tiba kau bersikap formal padaku?” kata Ji Hoon heran
“Lakukan
push up 100kali... Kau bilang akan melakukan semua yang kau bisa.” Kata Sharon.
Ji Hoon binggung tapi akhirnya melakukan yang diminta Hae Ra untuk
membuktikanya.
“Dia imut
dan menawan.. Dia akan menjadi pasangan yang baik... bagi Jung Hae Ra.” Ungkap
Sharon lalu menghentikan Ji Hoon yang baru push up 10 kali.
Soo Ho
mencoba menelp Hae Ra tapi tak diangkat, sambil terus mencaro karena khawatir
Diluar dingin tapi tak menemukan dimana-mana. Saat itu Soo Ho datang ke tempat
Sharon dengan Baek Hee yang masih menunggunya.
“Apa kau
bersama Hae Ra?” tanya Baek Hee.
“Aku
bersamanya, dan dia menghilang saat pergi ke toilet. Tapi Kenapa dia tidur di
sini?” kata Soo Ho heran
Ji Hoon
melakukan Squat sampai hitungnya 75. Beberapa wanita melihatnya langsung
mengambil video. Sharon dengan blak-blakan mengaku sangat merindukan Ji Hoon
dan tak akan pulang malam ini. Ji Hoon terlihat gugup.
Sementara
di tempat Sharon, Baek Hee meminta Soo
Ho agar segera membangunkan Hae Ra. Soo
Ho beberapa membangunkan Hae Ra yang tertidur nyenyak, sambil memegang dahinya
berpikir Hae Ra terkena demam. Baek Hee
menyuruh agar Soo Ho harus membangunkannya.
“Bagaimana
kalau kita berjalan seperti ini sepanjang malam?” kata Ji Hoon berjalan dengan
Hae Ra
“Sudah
kubilang aku tidak akan pulang malam ini.” Kata Sharon
“Aku akan
mengantarmu ke rumahmu hari ini” kata Ji Hoon
“Apa Kau
tak menyukaiku?” tanya Sharon. Ji Hoon mengaku bukan seperti itu.
“Jadi apa
masalahnya?” tanya Sharon. Ji Hoon mengaku itu karena sangat menyukai Hae Ra.
“Ini juga
tentang harga diriku... Aku ingin kenangan pertama kita, lebih baik disaat yang
lebih tepat.” Kata Ji Hoon
“Ayo kita
buat hari ini. “ ucap Sharon terus mengingikan Hae Ra tidur dengan Ji Hoon.
“Itulah
yang kuinginkan, Tapi tetap saja, itu terlalu cepat.” Kata Ji Hoon.
Soo Ho
terus berusaha membangunkan Hae Ra, akhirnya Hae Ra sedikit membuka matanya.
Soo Ho pun mengajak Hae Ra segara pulang Sementara Sharon berusaha agar
mengajak Ji Hoon untuk tinggal bersama malam ini.
“Tapi Kenapa
suaramu tiba-tiba berubah?” kata Ji Hoon heran. Sharon panik dengan mengaku
Tenggorokannya tiba-tiba sakit.
“Apa kau
mencoba menirukan seseorang? Apa kau berlatih untukku?” ucap Ji Hoon. Sharon
panik dan bergegas pergi.
“Kenapa
suaranya tiba-tiba berubah?” gumam Sharon bingung
“Tapi Aku
pernah mendengar suara ini.” Kata Ji Hoon heran
Baek Hee
menyuruh Soo Ho agar mengendong Hae Ra saja. Soo Ho pun menutup badan Hae Ra
dengan jaket lalu mengendongnya. Sharon tiba-tiba merasakan tubuhnya lemah, Ji
Hoon khawatir menanyakan keadaan Hae Ra. Sharon memilik untuk bergegas pergi
saja.
“Kita
dalam perjalanan pulang.” Pikir Ji Hoon. Sharon bergegas kalau akan
meneleponnya nanti. Ji Hoon hanya bisa berteriak memanggil Hae Ra yang pergi
menjauh.
Baek Hee
masih ada di ruangan dan melihat Hae Ra palsu akhirnya datang dengan lemah,
saat itu juga Sharon kembali ke wujud asalnya dan langsung tertidur pulas.
Soo Ho
membawa Hae Ra pulang ke rumah dengan membaringkan di kamarnya. Bibi Lee kaget
melihat Soo Ho yang membawa Hae Ra pulang dengan mengendongnya, bertanya Apa
yang terjadi dengan Hae Ra. Soo Ho pikir Hae Ra yang minum terlalu banyak.
“Apa?11 Dia
tak pernah minum lebih dari batasnya.” Kata Bibi Lee lalu mencium tubuh Hae Ra.
“Coba kau
Cium dia. Dia juga tidak berbau alkohol.” Pikir Bibi Lee heran. Soo Ho akhirnya
mendekat untuk mencium bau tubuh Hae Ra.
Tapi
tiba-tiba Hae Ra tiba-tiba terbangun dengan mata melotot tajam. Soo Ho akhirnya
menanyakan keadaanya. Hae Ra binggung
karena sudah ada dirumah, lalu mengeluh pada bibi Lee kalau sangat lapar.
Hae Ra
langsung memanggang daging panggang di dapur, dengan buru-buru makan sendirian.
Soo Ho membahas pertemuan mereka sebelumnya. Hae Ra heran merasa kalau hanya
karena ia yang pergi ke bar tenda. Soo Ho pikir Hae Ra Berhenti minum jika itu
kebiasaan minumnya.
“Kau
bahkan tidak bisa mengendalikan batas minummu. Kau tak bisa sukses kalau
begitu.” Ucap Soo Ho
“Aku
bilang tidak minum... Aku tertidur di toko penjahit saat mengobrol.” Ucap Hae
Ra
“Tentu...
Apa aku berhalusinasii?” ejek Soo Ho. Hae Ra membenarkan.
“Ayo ke periksa
ke bar tenda itu besok. Kita tanyakan pada pemiliknya apa dia melihatku.” Kata
Hae Ra. Soo Ho pun setuju melihat Hae Ra yang terus makan dengan lahap.
Hae Ra
olahraga di taman dengan penuh semangat, Bibi Lee heran melihat Hae Ra karena
tak pernah berlatih sebelumnya dan kenapa berolahraga di cuaca dingin begini.
Hae Ra mengaku Kondisinya sangat bagus dan merasa sangat kuat.
“Kau
bertingkah aneh, Kau bahkan makan steak tengah malam. Ini sangat aneh.” Ungkap
Bibi Lee
“Aku
biasanya sensitif saat tidur. Bagaimana aku bisa tidur sepanjang jalan sampai
aku sampai di rumah” kata Hae Ra penuh semangat
“Itu karena
kau belum makan dengan baik Itulah sebabnya kau ingin makan daging..” Komentar
Bibi Lee
“Aku akan
mulai minum ginseng merah dan vitamin.” Kata Hae Ra
“Apa kau mendengar
bahwa ayah Gon memberikan sebuah toko? Apa kau mendengar tentang itu?” kata
Bibi Lee. Hae Ra mengaku sudah mendengarnya. Bibi Lee ingin tahu yang akan
dilakukan Hae Ra.
“Aku akan
menerimanya, tentu saja.” Kata Hae Ra. Bibi Lee tersenyum bahagia
mendengarnya dan keduanya kembali pulang
bersama.
Sharon
terbangun dari tidurnya, hanya menatap dirinya didepan cermin setelah itu
kembali lagi tertidur, sementara Didepan gedung Pemandian Onji, Tuan Park sudah
bersama dengan beberapa pria lainya memperingatkan agar menjaganya dengan baik,
semua menganguk mengerti dan Tuan Park pun pergi meninggalkanya dengan menyuruh
mereka Lakukan pekerjaan dengan baik.
Soo Ho
membuka pintu mobil menyuruh Hae Ra masuk karena akan mengantar ke stasiun
kereta bawah tanah. Hae Ra menolak akan berjalan saja karena sedang
bersemangat. Soo Ho memberitahu kalau sudah mengirimkan email jadi Hae Ra bisa
membacanya.
“Kau akan
mendapatkan sesuatu kecuali jika kau bodoh.” Kata Soo Ho lalu masuk ke dalam
mobil. Hae Ra binggung dan akhirnya bergegas ikut masuk ke dalam mobil.
“Turunkan
aku di stasiun kereta bawah tanah. E-mail apa yang kau kirim... sampai berbuat
begini?” kata Hae Ra bergegas memakai sabuk pengamanya.
Soo Ho
berbicara rdi telp dengan Tuan Jang mengatakan Seseorang pasti juga sudah
menghubungi Pak Park, jadi harus datang ke pertemuan itu. Sementara Hae Ra
sibuk dengan ponsel mengangumi email yang dikirimkan Soo Ho yang terlihat besar
sekali karena Kota dibangun kembali.
“Untuk
menjaga tradisi...” ucap Soo Ho akhirnya menyuruh Hae Ra diam karena sedang
berbicara di telepon.
“Tolong
terus cari artikel tentang ini.” Kata Soo Ho dan Hae Ra terus mengoceh tak
percaya melihat email yang dikirikan Soo Ho.
“Aku
minta maaf. Aku sedang mengemudi. Tolong kembali ke kantor begitu kau selesai.”
Kata Soo Ho
“Bagaimana
kau menemukan ini?... ini luar biasa” ungkap Hae Ra. Soo Ho mengeluh Hae Ra
yang seharusnya bisa tenang sedikit
Hae Ra
melihat email "10 model bisnis yang sukses" menurutnya sangat
berguna. Soo Ho mengaku sudah punya ide untuk menghubungkan ini. Hae Ra pikir
dirinya bukan orang idiot.Soo Ho membahas kalau Hae Ra yang meminta keluar untuk
kencan malam ini dibar tenda.
“Bagaimana
itu disebut kencan? Itu adalah tempat penyelidikan.” Kata Hae Ra
“Kau
harus menepati janjimu” kata Soo Ho lalu menerima telp lagi dari seseorang
karena menelp dipagi hari dan wajahnya langsung berubah serius.
Soo Ho
bergegas turun dari mobil memberitahu Hae Ra arah Stasiun kereta bawah tanah.
Hae Ra binggung Apa yang terjadi karena Soo Ho seperti langsung bergegas pergi.
Di dalam pemandian umum, Seorang nenek mengeluh kalau mereka tak bisa
menggunakan kekerasan.
“Kami
ingin air panas di sauna. Bagaimana mungkin ini jadi kekerasan?” kata si pria
yang terlihat seperti preman.
“Kami
tidak beroperasi dan tidak punya air panas.” Kata si nenek
“Lalu
kenapa kau tidak merebus air panas untuk kita?” kata si pria dan melihat Soo Ho
yang datang menganggap sebagai tamu yang datang.
“Aku tidak
kesini untuk mandi.” Ucap Soo Ho, Si pria mengejek kalau Soo Ho yang datang untuk
menggosok tubuh mereka semua. Diam-diam Hae Ra mengikuti Soo Ho masuk ke dalam
tempat pemandian.
“Kau tak
perlu ikut campur. Apa yang akan kau lakukan dengan sauna ini setelah
membelinya?” kata Si pria
“Mengapa
kau terus mengganggu tempat ini?” kata Soo Ho lalu meminta si nenek agar menunggu di luar. Si pria malah menahan si
nenek untuk tak pergi.
“Hidupkan
air panas untuk kami.” Kata si pria. Soo Ho meminta agar membiarkan si nenek
pergi. Si nenek pun meminta agar dilepaskan.
“Jangan
bertindak sok keren... Kalahkan aku, kau brengsek Anak kecil sepertimu harus
menghindari ini.” Kata si pria menantang akhirya melepaskan si nenek.
“Pak Park
pasti sudah mengirim kalian semua ke sini.Kalian benar-benar membuatku marah.”
Kata Soo Ho
“Sebaiknya
kau pergi sekarang Aku harus pergi setelah mandi.” Ejek si pria
“Begitukah?
Kalau begitu sebaiknya mandi sekarang.” Kata Soo Ho
Perkelahian
dalam ruang pemandingan terjadi. Soo Ho bisa membuat para pria mengigil
kedinginan karena terkena air keran dan juga jatuh ke bak air dingin. Hae Ra
melihat dari depan pintu, seorang pria ingin menyerang Soo Ho, dengan baksom
besar akhirnya menyerang si pria dengan memukul kepalanya. Soo Ho kaget melihat
Hae Ra yang basah kuyup terkena air untuk menyelamatkanya.
Hae Ra
akhirnya mengeringkan bajunya yang basah, Soo Ho mengambil hair dryer membantu
mengeringkan rambut. Hae Ra pikir tak perlu karena akan melakukannya sendiri.
Soo Ho menyuruh Hae Ra agar diam saja dan bertanya Kenapa mengikutinya.
“Bisakah
kau menjelaskan apa yang baru saja terjadi?” tanya Hae Ra
“Mereka menghancurkan
semua rumah tua dan bangunan. Aku mencoba menghentikan mereka. Aku juga membeli
beberapa dari mereka. Aku membantu keuangan pemiliknya agar mereka tidak
menjual rumah.” Jelas Soo Ho. Hae Ra ingin tahu alasan Soo Ho melakukan itu.
“Aku
tidak ingin kota ini hilang.” Kata Soo Ho. Hae Ra ingin tahu alasanya.
“Tempat
ini punya kenangan masa kecil kita.” Kata Soo Ho, Hae Ra terdiam mendengarnya.
“Apakah
itu satu-satunya alasan? Ada begitu banyak bangunan dan supermarket di seberang
jalan. Tempat ini tidak seharusnya menjadi seperti itu. Kota ini akan lebih
berkembang jika ada lebih banyak bangunan baru.” Kata Hae Ra
“Kau mengatakan
ini karena kau tidak tahu nilainya. Aku yakin untuk membangun yang baru.
Percayalah padaku.” Kata Soo Ho
“ Apa yang
dulu kau lakukan di sana... itu lucu.” Komentar Hae Ra
“Bilang
saja aku keren.”ejek Soo Ho. Hae Ra menegaskan kalau itu lucu.
“Kau
cantik, tapi tidak dengan kata-katamu... Gadis yang cantik.” Ungkap Soo Ho
mengoda. Hae Ra sempat terdiam akhirnya Soo Ho kembali mengeringkan rambut Hae
Ra
“Aku akan
mengeringkannya untukmu” ucap Soo Ho. Hae Ra kesal karena Soo Ho malah
mengacak-ngacak rambutnya.
Bae Hee
akan pergi ke luar rumah, lalu dikagetkan saat membuka bagian badanya ada
seperti gambar tulisan dan buru-buru menutupinya dengan wajah panik. Ia mencoba
menghilangkan dengan semua ramuan yang dimilikinya dengan cepat agar bisa hilang,
tapi tetap saja tak berhasil.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Aq kok g nemu eps 5 dan 6nya y bak???
BalasHapus