PS : All images credit and content copyright : KBS
Soo Ho
sedang melakukan rapat dengan beberapa timnya, Tuan Han menjelaskan Project Pembangunan
kembali di sekitar area Stasiun Shibuya dan Soo Ho membuat program perjalanan
untuk siswa SMA, memberi beasiswa bergaul dengan mereka jadi Beberapa dari
mereka.. ikut bagian dari proyeknya saat ini.
“Dia
perlu mengenal orang-orang di kantor publik. atau orang yang berkuasa untuk
berbisnis.” Ucap Hae Ra sebelumnya sambil melihat foto saat di slovenia.
“Semuanya
berjalan dengan aneh bagi Presiden Moon.” Kata Tuan Han
Hae Ra
mengingat cerita Tuan Han mengaku iri pada Soo Ho. Bibi Lee masuk kamar Hae Ra
meminta agar bisa mencoba menggunakan masker akar terasa sangat lembut, lalu
mengeluh karena keponakan belum
membongkar kotak-kotak itu. Hae Ra pikir nanti kalau sudah tak lelah.
“Mereka
terlihat sangat mengerikan. Aku akan membawa mereka keluar dari kotak, oke?”
ucap Bibi Lee
“Bibi Lee
, apakah kau ingat Soo Ho? Anak teman ayahku dan Ayahku wali baginya. Pria
dengan bekas luka bakar di wajahnya.” Ucap Hae Ra. Bibi Lee terlihat gugup.
“Aku
tidak tahu, Ibumu tidak pernah mengundangku.” Ungkap Bibi Lee.
“Apa Kau
tidak pernah mengunjungi rumahku?” tanya Hae Ra binggung Bibi Lee mengaku Tidak
pernah.
“Pertama
kali aku melihatmu setelah kebangkrutan.” Ucap Bibi Lee. Hae ra binggung
bertanya bagaimana cara Bibi Lee mengenalinya.
“Aku mendengar
tentangmu dari keluarga.” Kata Bibi Lee. Hae Ra ingin tahu siapa itu. Bibi Lee
mengaku kalau Hae R tidak mengenal mereka.
“Kenapa
kau mencari seseorang dengan bekas luka bakar?” tanya Bibi Lee
“Lupakan.
Kau tidak mengenalnya.” Kata Hae Ra dan Bibi Lee keluar dari ruangan dengan
wajah gugup.
Gon
memberitahu ayahnya kalau sudah melihat, orang itu keturunan Korea, yang pindah
ke luar negeri saat masih muda. Tuan Park pikir orang itu adalah Seorang anak
kaya yang bodoh belajar di luar negeri, sedang mencoba ini dan itu dan cepat
menyerah jadi tak perlu mengkhawatirkan itu.
“Asitent
Kim. Apa kau sudah selesai?” ucap Tuan Park.
Sek pun datang memberikan tablet. Gon bertanya apa itu.
“Rekaman
dari Black box, Aku melihat sesuatu yang sangat aneh tadi.” Kata Tuan Park
memulai rekaman.
“ Ini
adalah tempat dimana kita lewati bersama. “ kata Gon melihat laju mobil.
Tuan Park
menunjuk apakah Gon bisa melihatnya. Gon binggung tapi hanya melihat pecahan cangkir dan bertanya apakah itu
aneh. Tuan park menceritakan Tiba-tiba angin
mulai bertiup hanya di satu sisi saja dan menurutnya Ada yang aneh dan saat
melewatinya, merasakan kedinginan.
Sharon
menutup matanya dikursi, Cheol Min memberitahu Baek Hee kalau Sharon tertidur sejak
siang tadi. Baek Hee membangunkan Sharon
kalau datang untuk fitting tapi Sharon tetap tertidur lelap.
“Apa ada
sesuatu yang tidak biasa?” tanya Baek Hee.
“Dia keluar
dan kembali pada sore hari. Lalu dia mabuk berat. Apa dia mati?” pikir Cheol
Min khawatir
“Itu akan
menjadi kabar baik. Perlihatkan padaku kainnya. Di sinilah waktu telah
berhenti.” Ucap Baek Hee membiarkan Sharon tertidur.
Soo Hoo
memperlihatkan video dan juga gambar dengan recannya, lalu menjelaskan Lingkungan
hanok kecil telah ditunjuk sebagai zona pembangunan kembali Jadi pemilik rumah
hampir tidak melakukan apa-apa di rumah mereka kecuali untuk perbaikan kecil.
“10 tahun
kemudian, rencana pembangunan pun kembali gagal. Pada sisi lingkungan ini.. warga
sangat kecewa.” Ucap Soo Ho memperlihat gambar Happy Neighborhood Project
“Namun, ini
menjadi peluang bagus. Dengan membuka sebuah kafe kecil di lingkungan ini,
sebuah budaya baru diciptakan, dan itu menjadi daya tarik di Seoul.” Kata Soo
Ho memberikan data Ikseon-dong telah
disita 100.000 kali.
“Perusahaan
kami akan menghidupkan kembali lingkungan lama, dan mendukung usaha kecil,
pengusaha muda, dan studio artis di daerah... dipengaruhi oleh gentrifikasi. Kami
tidak akan menaikkan sewa selama lima tahun. Kami tidak akan menendang mereka
keluar. Kita akan menemukan cara untuk hidup berdampingan.” Ucap Soo Ho
“Tuan
tanahmu tampaknya cukup mengagumkan” bisik Joo Hee memuji. Soo Ho pun meminta
dukungan pada semuanya. Semua orang yang ada didalam ruangan pun memberikan
tepuk tangan.
Ketua Tim
dan Joo Hee keluar lebih dulu memuji Soo Ho yang hebat dan Presentasinya sangat
mengagumkan. Soo Ho sedang dikerubingi oleh banyak orang, Hae Ra akhirnya
mendekat berbisik kalau jadi tahu apa
yang sebenarnya Soo Ho lakukan. Soo Ho mengaku senang, saat Ji Ho akan bicara
seseorang menyela
“Aku Jang
Jeong Sook dari Harian Daehan. Presentasimu bagus. Aku ingin mewawancaraimu.
Aku akan memberikan kartuku.” Ucap si wanita
“Bagaimana
dengan sirloin steak dan doenjang jjigae? Makan malam di nomor rumah 24.” Ucap
Hae Ra. Soo Ho binggung dengan Nomor 24
“Rumahmu..
Makan malamnya serahkan padaku.” Kata Hae Ra. Soo Ho setuju dan Hae Ra pun
pergi meninggalkanya.
Cheol Min
gugup di ruangan kain, sementara Sharon kebingungan memilih kain yang baik.
Cheol Min mengaku kalau berpikir Sharon sudah mati jadi punya ide untuk
membungkusnya. Sharon bertanya kain mana yang lebih baik.
“Tak satu
pun dari mereka lebih cantik dari yang lain. Mereka berdua cantik.” Ucap Cheol
Min
“Haruskah
aku pergi ke department store? Aku perlu melihat apa yang ada di zaman sekarang
ini.” Kata Sharon seperti kehilangan ide karena tertidur.
“Lihat
situs webnya. Ada ribuan pakaian online.” Ucap Cheol Min. Sharon mengaku perlu
merasakan kainnya.
“Kau
sudah sangat tua.. Apa aku mengatakan sesuatu yang salah? Pergilah ke toko di
Cheongdam-dong. Kau sangat keras kepala.” Ucap Cheol Min berjalan pergi, tiba-tiba kakinya
hampir jatuh. Sharon berpura-pura bertanya kain mana yang lebih baik.
Bibi Lee
berada di toko Young Mi melihat baju-baju yang digantung. Young Mi mengejek
Bibi Lee yang sebelum mengutuk tak akan pernah melihatny lagi, lalu bertanya
apakah sudah melihat wawancaranya. Bibi Lee bertanya Wawancara apa.
“Coba
Lihat ini... Mantan merchandiser perusahaan sukses dengan toko multi-brand...
Trendsetter Kim Young Mi... Aku pikir, aku terlihat cantik.” Ucap Young Mi
membanggakan diri dengan majalahnya.
“Gambarnya
terlihat lebih baik darimu.” Komentar Bibi Lee. Youn Mi mengeluh kalau Bibi Lee haru mengatakan itu
terlihat cantik.
“Kau
memberikan Hae Ra begitu banyak pakaian akhir-akhir ini.” Kata Bibi Lee. Young
Mi bingung. Bibi Lee bisa menduga kalau itu bukan Young Mi yang memberikanya.
“Jaket,
gaun, celana...Desainnya bagus, dan kainnya bagus.” Kata Bibi Lee.
“Itu
bukan aku... Bukankah mereka dari Sharon Tailor?” ucap Young Min. Bibi Lee
pikir benar karena melihat dibagian belakang baju.
“Lalu
dari mana dia mendapatkan uang untuk membelinya?” tanya Bibi Lee heran.
“Dia
tampaknya dekat dengan perancangnya... Aku perlu berkolaborasi dengan
perancang. Tapi dia agak angkuh. Hanya karena dia seorang desainer, dia
berperilaku sombong.” Keluh Young Mi
Sharon
masuk ke dalam toko dengan Bibi Lee menatapnya, Young Mi tersadar dengan
tatapan Bibi Lee melihat Sharon yang datang langsung menyapa dengan senyuman
seperti lupa ejekanya.
“Apa yang
membawamu kemari?” tanya Young Mi ramah. Sharon hanya diam saja.
“Apa kau
tidak ingat aku? Aku pergi ke tokomu bersama Hae Ra tempo hari tanpa janji
sebelumya, dan kau membencinya” kata Young Mi mengingatkan. Sharon mengaku
sudah tahu.
“Ini
tokoku, Apa kau tahu tentang itu melalui selentingan, atau apa kau membaca
artikelnya?” ucap Young Mi
“
Pakaiannya agak membosankan Mungkin perancang terkenal dunia ini mengalami
kemerosotan. “ komentar Sharon
“Tapi
bagiku, mereka terlihat berkualitas tinggi.”komentar Young Mi lalu
mempersilahkan Sharon melihat dan meminta pegawainya agar membawakan kopi, buah, dan souvenir.
“Keluarkan
gaun yang dikenakan Emma Stone. Periksa kapan penata gaya G-Dragon akan
datang.” Teriak Young Mi sengaja agar sharon bisa mendengarnya.
Flash Back
Bibi Lee
sedang membereskan kardus, merasa lelah dan tidak akan melakukannya, lalu
melihat foto Hae Ra kecil yang ada didepan rumah Sharon lal memuji keponakan
yang Cantik sekali, lalu tersadar ada yang menatap dari jendela, yaitu Sharon
dengan wajah yang masih sama.
Bibi Lee teringat dengan Sharon wanita yang mengintip dari jendela, tapi merasa tak percaya
karena belum menua. Akhirnya ia mencoba menyapa Sharon yang mencoba kacamata
hitam.
“Apa ibumu
menjalankan Sharon Tailor? Kau terlihat sangat mirip dengannya, Seperti
kembarannya.” Kata Bibi Lee. Sharon mulai panik memilih untuk pergi. Bibi Lee binggung.
Young Mi
menuruni tangga, bertanya kemana Sharon. Bibi Lee menunjuk kalau sudah pergi.
Young Mi berlari mengejarnya untk memberikan souvenir.
Hae Ra
sibuk membuat Sup dengan melihat resep
di layar kulkas dengan memotong zucchini, bawang merah,kentang, dan tahu. Soo
Ho baru saja pulang, Hae Ra dengan santai menyuruh agar mencuci tangannya
setelah itu membawakan bahan-bahannya
“Bawang
dan daging ada di lemari es. Serbuk ikan teri ada di dalam freezer. Lalu Carilah
saus steak juga.” Ucap Hae Ra
“Bawang
di lemari es... Bawang dan daging .. Bubuk ikan teri...Saus Steak ...” ucap Soo
Ho dengan mudah mengeluarkan semua barang-barang yang dibutuhkan Hae Ra, lalu
memotong semua badan dengan rapih dan menjejerkan di piring.
“Apa kau
seorang penjual makanan di malam hari?” ejek Hae Ra melihat Soo Ho yang sangat
rapih
“Aku
tumbuh dengan buruk” kata Soo Ho. Hae Ra mengaku juga seperti itu.
“Aku
memasak saat sakit karena makanan kafetaria.” Ucap Soo Ho
Mereka
pun sudah siap dengan untuk memangang daging. Hae Ra mengejek akalu Soo Ho juga
menjalankan sebuah restoran steak. Soo Ho mengeluh agar Hae Ra Berhenti membuat
lelucon yang membosankan. Hae Ra terdiam, tapi Soo Ho malah Hae Ra yang
terlihat terlalu imut.
“Dimana
bibimu? Apa kau menendangnya keluar?” ejek Soo Ho. Hae Ra mengelengkan kepala
dan bibinya akan segera pulang.
“Nikmatilah.
Aku persiapkan ini karena bersyukur.” Kata Hae Ra akhirnya makan malam berdua
dengan meminum wine lebih dulu.
“Apa yang
kau syukuri ?” tanya Soo Ho. Hae Ra mengaku Untuk banyak hal kecuali saat Soo
Ho yang berbohong padanya.
Soo Ho
ingin tahu apa yang ingin dikatakan. Hae Ra balik bertanya apa yang ada
dipikiran Soo Ho sekarang. Soo Ho kembali mengoda menjawab kalau mereka adalah pasangan
mulai hari ini. Hae Ra mengatakan bukan seperti itu. Soo Ho pun ingin tahu apa
yang ingin dikatakan.
“Aku akan
memberitahumu setelah meminumnya, Habiskanlah itu.” Ucap Hae Ra. Soo Ho hanya bisa tersenyum.
**
Baek Hee
seperti sedang membuat pertemuan di sebuah ruangan yang berjudul ("Kehidupan
Pribadi Becky") lalu bercerita Untuk 100 tahun pertama, Becky berpikir,
"Kenapa aku tidak menua? Ini aneh." Berikutnya setelah 100 tahun "Apa
yang harus aku lakukan untuk melarikan diri dari sini?" Sharon datang lalu
duduk mendengar cerita Baek Hee.
“Dia
berjuang... Dan untuk 100 tahun ke depan, dia menerima kenyataan Kali ini, dia
berpikir untuk belajar Tapi kemudian dia menjadi lelah dan malas. Jadi dia
menyerah dan memutuskan untuk melakukannya di usia 400 tahun. Begitulah jadinya
kau di masa yang akan datang, Manusia sangat lucu.” Kata Baek Hee dan melihat
ada yang bertanya.
“Di
antara posting-an di blogmu, Aku menikmati membaca posting-an. tentang banyak sekali
restoran-restoran lezat.” Kata si anak
“Aku kira
itu akan dijadikan film segera. ” Ungkap Baek Hee senang.
“Itu akan
menakjubkan. Bagaimanapun, aku mencarinya dengan susah payah. bersama teman
utama sejarahku dan itu tidak sepenuhnya fiksi. Apa kau mendapatkan imajinasi dengan
mempelajari sejarah?” cerita si anak
“Ini
bukan imajinasi. Tapi Ini adalah ingatan ku. Aku telah melihat orang-orang
dalam hidupku.” Kata Baek Hee.
“Jadi apa
kau sudah hidup lebih dari 200 tahun?” tanya Si anak. Baek Hee membenarkan
tanpa menutupinya. Sharon yang mendengarnya terlihat kesal.
Baek Hee
mulai makan dengan berkomentar kalau Sharon yang mendambakan gukbap di gang
kecil dan Restoran adalah yang terbaik di abad ke-19. Sharon mengeluh dengan
Baek Hee yang ingin membual begitu banyak, karena khawatir kalau yang lainya
tahu mereka abadi.
“Orang
hanya percaya apa yang mereka ingin percaya. Apa kau masih belum tahu setelah
sekian tahun ini?” ucap Baek Hee santai
“Orang
itu ada di sini... Aku melihatnya kemarin.” Ucap Sharon panik
“Mungkin
kau salah orang.” Ungkap Baek Hee santai. Sharon menegaskan kalau tahu tentang
orang itu kalau sudah terlahir di dunia ini.
“Kau membunuhnya...
Itulah mengapa kau dihukum seperti ini” tegas Baek Hee.
“Aku
melakukannya karena aku mencintainya” kata Sharon tak mau disalahkan.
“Keduanya
mati dalam kesedihan karenamu. Jadi mereka akan saling mencintai dalam
kehidupan ini. “ kata Baek Hee.
“Dan siapa
yang membuatku seperti itu? Mereka tidak bisa saling bertemu lagi. Aku akan
membalikkan keadaan. Jika aku menikah dengannya, maka Kutukan ini akan dicabut.”
Ucap Sharon panik
“Hanya
gadis itu yang bisa mengangkat kutukanmu.” Tegas Baek Hee.
Sharon
mengatakan membuatnya banyak pakaian cantik. Baek Hee menegaskan kalau Sharon harus
membuat setidaknya 1.000 pakaian bahkkan Saat mereka menikah, harus membuat
gaun pengantin untuknya juga. Sharon terlihat marah hanya mengepalkan tanganya
membuat meja bergetar. Baek Hee bisa menghentikan.
“Sudah
seperti ini sejak kemarin... Sejak aku merasakannya.” Ucap Sharon dan Baek Hee bisa
memecahkan gelas dengan tanganya tanpa berdarah.
“Kita
akan bahagia bersama kali ini. Kau secara tiba-tiba akan bertambah tua dan
hidup 500 tahun sebagai wanita berusia 90 tahun. Buatkan aku parfum untuk
merayunya.” Kata Sharon
“Tidak ada
hal seperti itu di dunia ini dan Kau membayar untuk ini.” Tegas Baek Hee.
Hae Ra setengah
mabuk memberitahu kalau ia tidak punya apa-apa untuk dibanggakan. Soo Ho pikir
Hae Ra memang tak perlu membanggakan
sesuatu. Hae Ra merasa Hidupnya penuh dengan rasa rendah diri, bahan
terintimidasi pun tidak perduli.
“Aku
khawatir dengan uangku tidak perduli. Aku sibuk... bertahan setiap bulan Aku
juga tidak punya mimpi. Kau tidak boleh memahamiku sebagai orang sukses Tetapi
aku berpikir seperti ini tadi sore.” Cerita Hae Ra dengan Soo Ho yang terus
mendengarkarnya.
“Aku
merasa sedikit malu melihatmu sebelumnya hari ini Aku menjadi ragu tentang diriku
sendiri. Aku tidak berharga, tapi akankah aku terus seperti ini?” kata Hae Ra
“Kenapa
kau sangat sopan padaku?” tanya Soo Ho heran.
“Sekarang,
Aku ingin menjadi berbeda.” Kata Hae Ra meminta Soo Ho menuangkan anggur lagi.
Soo Ho pun menurutinya. Hae Ra menyuruh Soo Ho menghabiskan anggur miliknnya
sebagai Black Knightnya. Soo Ho pun meminum dengan senyuman.
“Aku
tidak akan takut bahkan sebelum memulainya.. apa yang bisa aku lakukan dalam
situasiku saat ini. Aku akan mengajukan permohonan untuk tim MICE dimana semua
otak ada di perusahaan itu. Aku juga akan belajar memotret.” Kata Hae Ra penuh
semangat.
“Aku
harus mengajarimu itu ‘kan?”ucap Soo Ho. Hae Ra membenarkan.
“Aku akan
belajar memotret Danakan membayar biaya sewa juga. Jangan katakan apapun dan
ambil saja.” Kata Hae Ra. Soo Ho setuju.
“Dan...
tolong jangan menyukaiku. Itulah yang ingin aku katakan hari ini. Jika kau
menyukaiku, jangan goyahkan-ku. Tinggalkan aku. Bahkan jika kau tidak menyukai
aku, tinggalkan saja aku.” Kata Hae Ra
“Aku akan
mencobanya.” Ucap Soo Ho. Hae Ra merasa mereka berada pada level yang berbeda.
“Kau juga
bukan tipeku Dan aku tidak ingin terluka lagi. Aku juga tidak ingin dipermalukan.”
Kata Hae Ra seperti masih merasa sakit hati. Soo Ho ingin tahu Siapa brengsek
itu
“Dia
layak mati... Terserahlah.” Kata Hae Ra dan tertidur pulas diatas meja. Soo Ho
hanya menatapnya.
Bibi Lee
masuk kamar Hae Ra yang masih tertidur karena mabuk, atau terjatuh karena lelah
kan. Hae Ra terbangun dan berpikir kalau
sudah terlambat, Bibi Lee memberikan ponsel yang sedari tadi berdering.
“Halo... Kami
memiliki tiket yang tersedia. Apa Anda mengatakan Aberada di Stockholm
sekarang, kan? Aku akan mengirimkannya kepada Anda via e-mail segera.” Ucap Hae
Ra lalu menutu telpnya.
“Kapan
kau datang?” tanya Hae Ra. Bibi Lee mengaku Saat Hae Ra sedang tidur di meja.
“Apa kau
mengambil daging yang aku tinggalkan?” tanya Hae Ra
“Presiden
Moon memanggangnya dengan baik untukku.” Ucap Bibi Lee lalu memperlihatkan foto
yang ditemukan di album foto.
“Apa kau
tidak ingat?” tanya Bibi Lee. Hae Ra mengaku tidak karena kehilangan banyak
kenangan Saat orang tuanya meninggal dunia.
“Aku
melihat seorang wanita yang terlihat persis sama Seperti dia di toko Young Mi
hari ini. Apa dia tidak menjadi tua sama sekali?” kata Bibi Lee. Hae Ra melihat
kalau foto Sharon dengan wajah yang sama saat masih kecil.
Soo Ho
duduk diam di meja kerjanya, teringat kembali kata-kata Hae Ra semalam “Aku
tidak punya apa-apa untuk dibanggakan. Hidupku penuh dengan rasa rendah diri.” Dengan
meminta sebagai Black Night. Soo Ho seperti masih mengingat Hae Ra yang
memanggil “Soo Ho Oppa”
“Benar.
Ini aku, Soo Ho Oppa” kata Soo Ho sambil meminum winenya.
Sharon
menatap cermin melihat wajahnya lalu sengaja memakain alat agar mengurangi
keriput sambil mengangkat ponselnya. bertanya apa yang sedang dilakukan Baek
Hee sekarang. S Baek Hee mengaku membaca buku.
“Apa yang
sedang kau lakukan?” tanya Baek Hee balik. Sharon mengaku juga membaca.
“Membaca,
kakiku, Itu tidak sepertimu... Aku tahu kau memijat wajahmu.” Kata Baek Hee.
Sharon mengeluh kelau Baek Hee seperti hantu.
“Aku juga
manusia. Aku menderita sakit otot dari waktu ke waktu. Untuk apa pijat itu?”
kata Baek Hee yang sedang melatih otot lengan dengan mengangkat buku.
“Aku perlu
berpura-pura melakukan ini karena orang berpikir itulah mengapa aku terlihat
muda. Dan aku punya perasaan aneh akhir-akhir ini. Aku merasa seperti harus
menyesuaikan diri.” Kata Sharon.
Hae Ra
berjalan menaiki tangga di kagetkan dengan Ji Hoon sudah menunggu didepanya. Ji
Hoon tak habis pikir dengan Hae Ra karena pindah rumah juga. Hae Ra mengancak akan
benar-benar melaporkan Ji Hoon yang terus mengikutinya.
“Kau tahu
aku baik tentang hukum. Ini tidak cukup untuk melaporkanku.” Kata Ji Hoon. Hae Ra ingin tahu sebenarnya yang dilakukakn Ji
Hoon sekarang.
“Maksudku,
Aku akan meninggalkan ini di sana, Tapi mereka bilang kau pindah. Aku tahu, hari
Sabtu adalah hari saunamu, jadi aku menunggu di sini untuk berjaga-jaga..” kata
Ji Hoon membawakan kotak makanan.
“Astaga,
kau sangat menderita.” Keluh Hae Ra berjalan pergi.
“Apa yang
aku dapatkan? Aku tahu soal cintaku padamu, setelah kau pergi. Aku tidak
meminta-mu untuk melakukan apapun sekarang tapi Paling tidak biarkan aku
mengirimimu pesan.” Kata Ji Hoon yang ingin kembali pada Hae Ra.
“Aku butuh
pacar seorang jaksa penuntut.” Kata Hae Ra menolak
“Jangan
bohong Kau bilang bisa mencintaiku bahkan jika aku bukan siapa-siapa.” Ucap Ji
Hoon. Hae Ra mengaku kalau sedikit gila saat itu. Ji Hoon tak percaya
mendengarnya.
“Kembalilah
sebagai jaksa sesungguhnya. Aku butuh seseorang di sampingku yang bisa mencari
tahu mengapa kami bangkrut, bagaimana ayahku mati, dan dimana tubuhnya berada. Itulah
sebabnya aku lulus kuliah lebih dari delapan tahun. Dan Tentu saja, Aku harus mencari nafkah, jadi aku
tidak bisa pergi ke sekolah hukum. Tapi tetap saja, aku melakukan semua itu.
Jadi Jangan pernah muncul lagi.” Tegas Hae Ra lalu berjalan pergi.
“Aku akan
mulai belajar kuliah hukum... Aku akan menjadi jaksa.” Kata Ji Hoon
menyakinkan. Hae Ra hanya tertawa mengejek.
“Jangan
tertawa.. Berikan aku waktu. Aku akan membantumu. Jadi tunggu aku. “ ucap Ji
Hoon menyakinkan dengan memberikan kotak makanya. Hae Ra langsung membuangnya
begitu saja menegaskan dirinya bukan anjing
“Lihatlah
emosinya. Apa kau telah menyembunyikan dirimu yang sebenarnya? Astaga, itu
sangat mahal.” Ucap Ji Hoon mengambil kembali makannya.
Young Mi
melihat semua gambar Ji Hoon dengan badanya yang berotot dengan nama (Tommy).
Pelatih menyapa Young Mi lebih dulu. Young Mi pun bertanya Apa Tommy pelatih
baru. Pelatih memberitahu Tommy adalah peraih medali emas jalur di sekolah
menengah.
“Dia sangat
kompeten dan Dia mulai di sini minggu depan. Dia akan sangat...” ucap Pelatih dan
tatapanya melihat sosok seseorang
“Apa dia
membujukmu?” tanya pelatih melihat Sharon yang datang. Young Mi pun menyapa
lebih dulu.
“Aku
sering melihatmu. Apa kau juga berolahraga di gym ini?” tanya Young Mi. Sharon
mengaku tidak
“Kalian
berdua harus bicara. Beritahu aku jika kau membutuhkan bantuan. Selamat
tinggal.”kata si pelatih meninggalkan keduanya.
“Anda
harus bergabung dengan gym. Tempat ini sangat bagus. Dan pelatih adalah yang
terbaik di Korea.” Kata Young Mi membujuk
“Aku pikir
itu dia... Tommy. “ kata Sharon menatapnya. Young Mi membenarkan kalau Tommy adalah
pelatih baru. Sharon langsung mengangkat tangan seperti ingin menerawang.
“Kami memanggil
wanita seperti dia... dasar orang gila.” Ucap Baek Hee seperti bisa merasakan
yang dilakukan Sharon.
“Ya, dia
pasti orang gila.” Gumam Young Mi melihat tingkah Baek Hee.
Hae Ra
sedang membaca majalan di kamar mendengar ketukan pintu, berpikir kalau bibinya. Soo Ho mengajak untuk minum secangkir kopi.
Hae Ra pikir bisa melakukan nanti dengan sedikit kaget ternyata Soo Ho yang
mengetuk pintu.
“Apa yang
kau lakukan pada hari-hari liburmu?”tanya Soo Ho
“Aku
tidur atau pergi kerja.” Kata Hae Ra. Soo Ho tak percaya kalau Hae Ra melakukan
itu Pada hari liburnya
“Itulah
kenapa sebagian besar orang mempunyai pekerjaan.” Ucap Hae Ra
“Apa kau
tidur di hari ini?” tanya Soo Ho. Hae Ra mengaku tidak dan seperti teringat
sesuatu kalau harus pergi keluar dan melakukan sesuatu.
“Bisakah
aku pergi denganmu? Aku masih belum tahu banyak tentang Seoul.” Ucap Soo Ho dan
saat itu Hae Ra membuka pintu, keduanya saling menatap
“Aku
perlu pergi ke butik...Maksudku, toko jahit.” Ucap Hae Ra dengan gugup. Soo Ho
mengetahuinya
“Apa
penjahitnya masih ada?” kata Soo Ho seperti masih bisa mengingatnya.
Sharon
kembali seperti sangat lelah melepaskan sepatu meminta agar Cheol Mi membuatkan
teh hitam Dengan madu dan susu. Cheol Mi menjawab kalau Sharon bisa membuatnya
sendiri. Sharon langsung menatap sinis. Cheol Mi mengaku hanya bercanda sambil
mengeluh kalau bola mata Sharon yang bisa keluar.
Saat itu
Sharon seperti merasakan kedingingan dan Hae Ra dengan Soo Ho sedang berjalan
menuju ke tempat Sharon dan sudah berdiri didepan rumah. Soo Ho pikir itu bagus
karena tidak tahu kalau penjahit Sharon yang masih ada.
“Sepertinya
hanya orang-orang yang tahu yang datang kesini.” Kata Hae Ra
“Mereka tidak
membuat pakaian pria, kan?” pikir Soo Ho
“Aku yakin
mereka setidaknya bisa membuat kaos.”kata Hae Ra. Soo Ho pikir dapatkan satu
jahitan. Hae Ra pun mengajak untuk segera masuk.
Sharon merasakan
sangat mengigil dengan Hae Ra dan Soo Ho yang berjalan masuk dengan ucapan Baek
Hee “Kau harus membuat setidaknya 1.000 pakaian. Saat mereka menikah, Buat gaun
pengantin untuknya juga.”
Bersambung ke episode 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar