PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 15 Desember 2017

Sinopsis Black Knight Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Soo Ho sedang melakukan rapat dengan beberapa timnya, Tuan Han menjelaskan Project Pembangunan kembali di sekitar area Stasiun Shibuya dan Soo Ho membuat program perjalanan untuk siswa SMA, memberi beasiswa bergaul dengan mereka jadi Beberapa dari mereka.. ikut bagian dari proyeknya saat ini.
“Dia perlu mengenal orang-orang di kantor publik. atau orang yang berkuasa untuk berbisnis.” Ucap Hae Ra sebelumnya sambil melihat foto saat di slovenia.
“Semuanya berjalan dengan aneh bagi Presiden Moon.” Kata Tuan Han 

Hae Ra mengingat cerita Tuan Han mengaku iri pada Soo Ho. Bibi Lee masuk kamar Hae Ra meminta agar bisa mencoba menggunakan masker akar terasa sangat lembut, lalu mengeluh karena keponakan  belum membongkar kotak-kotak itu. Hae Ra pikir nanti kalau sudah tak lelah.
“Mereka terlihat sangat mengerikan. Aku akan membawa mereka keluar dari kotak, oke?” ucap Bibi Lee
“Bibi Lee , apakah kau ingat Soo Ho? Anak teman ayahku dan Ayahku wali baginya. Pria dengan bekas luka bakar di wajahnya.” Ucap Hae Ra. Bibi Lee terlihat gugup.
“Aku tidak tahu, Ibumu tidak pernah mengundangku.” Ungkap Bibi Lee.
“Apa Kau tidak pernah mengunjungi rumahku?” tanya Hae Ra binggung Bibi Lee mengaku Tidak pernah.
“Pertama kali aku melihatmu setelah kebangkrutan.” Ucap Bibi Lee. Hae ra binggung bertanya bagaimana cara Bibi Lee mengenalinya.
“Aku mendengar tentangmu dari keluarga.” Kata Bibi Lee. Hae Ra ingin tahu siapa itu. Bibi Lee mengaku kalau Hae R tidak mengenal mereka.
“Kenapa kau mencari seseorang dengan bekas luka bakar?” tanya Bibi Lee
“Lupakan. Kau tidak mengenalnya.” Kata Hae Ra dan Bibi Lee keluar dari ruangan dengan wajah gugup. 

Gon memberitahu ayahnya kalau sudah melihat, orang itu keturunan Korea, yang pindah ke luar negeri saat masih muda. Tuan Park pikir orang itu adalah Seorang anak kaya yang bodoh belajar di luar negeri, sedang mencoba ini dan itu dan cepat menyerah jadi tak perlu mengkhawatirkan itu.
“Asitent Kim. Apa kau sudah selesai?” ucap Tuan Park.  Sek pun datang memberikan tablet. Gon bertanya apa itu.
“Rekaman dari Black box, Aku melihat sesuatu yang sangat aneh tadi.” Kata Tuan Park memulai rekaman.
“ Ini adalah tempat dimana kita lewati bersama. “ kata Gon melihat laju mobil.
Tuan Park menunjuk apakah Gon bisa melihatnya. Gon binggung tapi hanya melihat  pecahan cangkir dan bertanya apakah itu aneh.  Tuan park menceritakan Tiba-tiba angin mulai bertiup hanya di satu sisi saja dan menurutnya Ada yang aneh dan saat melewatinya, merasakan kedinginan.


Sharon menutup matanya dikursi, Cheol Min memberitahu Baek Hee kalau Sharon tertidur sejak siang tadi. Baek Hee membangunkan Sharon  kalau datang untuk fitting tapi Sharon tetap tertidur lelap.
“Apa ada sesuatu yang tidak biasa?” tanya Baek Hee.
“Dia keluar dan kembali pada sore hari. Lalu dia mabuk berat. Apa dia mati?” pikir Cheol Min khawatir
“Itu akan menjadi kabar baik. Perlihatkan padaku kainnya. Di sinilah waktu telah berhenti.” Ucap Baek Hee membiarkan Sharon tertidur. 

Soo Hoo memperlihatkan video dan juga gambar dengan recannya, lalu menjelaskan Lingkungan hanok kecil telah ditunjuk sebagai zona pembangunan kembali Jadi pemilik rumah hampir tidak melakukan apa-apa di rumah mereka kecuali untuk perbaikan kecil.
“10 tahun kemudian, rencana pembangunan pun kembali gagal. Pada sisi lingkungan ini.. warga sangat kecewa.” Ucap Soo Ho memperlihat gambar Happy Neighborhood Project
“Namun, ini menjadi peluang bagus. Dengan membuka sebuah kafe kecil di lingkungan ini, sebuah budaya baru diciptakan, dan itu menjadi daya tarik di Seoul.” Kata Soo Ho  memberikan data Ikseon-dong telah disita 100.000 kali.
“Perusahaan kami akan menghidupkan kembali lingkungan lama, dan mendukung usaha kecil, pengusaha muda, dan studio artis di daerah... dipengaruhi oleh gentrifikasi. Kami tidak akan menaikkan sewa selama lima tahun. Kami tidak akan menendang mereka keluar. Kita akan menemukan cara untuk hidup berdampingan.” Ucap Soo Ho
“Tuan tanahmu tampaknya cukup mengagumkan” bisik Joo Hee memuji. Soo Ho pun meminta dukungan pada semuanya. Semua orang yang ada didalam ruangan pun memberikan tepuk tangan. 

Ketua Tim dan Joo Hee keluar lebih dulu memuji Soo Ho yang hebat dan Presentasinya sangat mengagumkan. Soo Ho sedang dikerubingi oleh banyak orang, Hae Ra akhirnya mendekat  berbisik kalau jadi tahu apa yang sebenarnya Soo Ho lakukan. Soo Ho mengaku senang, saat Ji Ho akan bicara seseorang menyela
“Aku Jang Jeong Sook dari Harian Daehan. Presentasimu bagus. Aku ingin mewawancaraimu. Aku akan memberikan kartuku.” Ucap si wanita
“Bagaimana dengan sirloin steak dan doenjang jjigae? Makan malam di nomor rumah 24.” Ucap Hae Ra. Soo Ho binggung dengan Nomor 24
“Rumahmu.. Makan malamnya serahkan padaku.” Kata Hae Ra. Soo Ho setuju dan Hae Ra pun pergi meninggalkanya. 


Cheol Min gugup di ruangan kain, sementara Sharon kebingungan memilih kain yang baik. Cheol Min mengaku kalau berpikir Sharon sudah mati jadi punya ide untuk membungkusnya. Sharon bertanya kain mana yang lebih baik.
“Tak satu pun dari mereka lebih cantik dari yang lain. Mereka berdua cantik.” Ucap Cheol Min
“Haruskah aku pergi ke department store? Aku perlu melihat apa yang ada di zaman sekarang ini.” Kata Sharon seperti kehilangan ide karena tertidur.
“Lihat situs webnya. Ada ribuan pakaian online.” Ucap Cheol Min. Sharon mengaku perlu merasakan kainnya.
“Kau sudah sangat tua.. Apa aku mengatakan sesuatu yang salah? Pergilah ke toko di Cheongdam-dong. Kau sangat keras kepala.” Ucap  Cheol Min berjalan pergi, tiba-tiba kakinya hampir jatuh. Sharon berpura-pura bertanya kain mana yang lebih baik. 

Bibi Lee berada di toko Young Mi melihat baju-baju yang digantung. Young Mi mengejek Bibi Lee yang sebelum mengutuk tak akan pernah melihatny lagi, lalu bertanya apakah sudah melihat wawancaranya. Bibi Lee bertanya Wawancara apa.
“Coba Lihat ini... Mantan merchandiser perusahaan sukses dengan toko multi-brand... Trendsetter Kim Young Mi... Aku pikir, aku terlihat cantik.” Ucap Young Mi membanggakan diri dengan majalahnya.
“Gambarnya terlihat lebih baik darimu.” Komentar Bibi Lee. Youn Mi  mengeluh kalau Bibi Lee haru mengatakan itu terlihat cantik.
“Kau memberikan Hae Ra begitu banyak pakaian akhir-akhir ini.” Kata Bibi Lee. Young Mi bingung. Bibi Lee bisa menduga kalau itu bukan Young Mi yang memberikanya.
“Jaket, gaun, celana...Desainnya bagus, dan kainnya bagus.” Kata Bibi Lee.
“Itu bukan aku... Bukankah mereka dari Sharon Tailor?” ucap Young Min. Bibi Lee pikir benar karena melihat dibagian belakang baju.
“Lalu dari mana dia mendapatkan uang untuk membelinya?” tanya Bibi Lee heran.
“Dia tampaknya dekat dengan perancangnya... Aku perlu berkolaborasi dengan perancang. Tapi dia agak angkuh. Hanya karena dia seorang desainer, dia berperilaku sombong.” Keluh Young Mi 

Sharon masuk ke dalam toko dengan Bibi Lee menatapnya, Young Mi tersadar dengan tatapan Bibi Lee melihat Sharon yang datang langsung menyapa dengan senyuman seperti lupa ejekanya.
“Apa yang membawamu kemari?” tanya Young Mi ramah. Sharon hanya diam saja.
“Apa kau tidak ingat aku? Aku pergi ke tokomu bersama Hae Ra tempo hari tanpa janji sebelumya, dan kau membencinya” kata Young Mi mengingatkan. Sharon mengaku sudah tahu.
“Ini tokoku, Apa kau tahu tentang itu melalui selentingan, atau apa kau membaca artikelnya?” ucap Young Mi
“ Pakaiannya agak membosankan Mungkin perancang terkenal dunia ini mengalami kemerosotan. “ komentar Sharon
“Tapi bagiku, mereka terlihat berkualitas tinggi.”komentar Young Mi lalu mempersilahkan Sharon melihat dan meminta pegawainya agar  membawakan kopi, buah, dan souvenir.
“Keluarkan gaun yang dikenakan Emma Stone. Periksa kapan penata gaya G-Dragon akan datang.” Teriak Young Mi sengaja agar sharon bisa mendengarnya. 


Flash Back
Bibi Lee sedang membereskan kardus, merasa lelah dan tidak akan melakukannya, lalu melihat foto Hae Ra kecil yang ada didepan rumah Sharon lal memuji keponakan yang Cantik sekali, lalu tersadar ada yang menatap dari jendela, yaitu Sharon dengan wajah yang masih sama.
Bibi Lee teringat dengan Sharon wanita yang mengintip dari jendela, tapi merasa tak percaya karena belum menua. Akhirnya ia mencoba menyapa Sharon yang mencoba kacamata hitam.
“Apa ibumu menjalankan Sharon Tailor? Kau terlihat sangat mirip dengannya, Seperti kembarannya.” Kata Bibi Lee. Sharon mulai panik memilih untuk pergi. Bibi  Lee binggung.
Young Mi menuruni tangga, bertanya kemana Sharon. Bibi Lee menunjuk kalau sudah pergi. Young Mi berlari mengejarnya untk memberikan souvenir. 

Hae Ra sibuk  membuat Sup dengan melihat resep di layar kulkas dengan memotong zucchini, bawang merah,kentang, dan tahu. Soo Ho baru saja pulang, Hae Ra dengan santai menyuruh agar mencuci tangannya setelah itu membawakan bahan-bahannya
“Bawang dan daging ada di lemari es. Serbuk ikan teri ada di dalam freezer. Lalu Carilah saus steak juga.” Ucap Hae Ra
“Bawang di lemari es... Bawang dan daging .. Bubuk ikan teri...Saus Steak ...” ucap Soo Ho dengan mudah mengeluarkan semua barang-barang yang dibutuhkan Hae Ra, lalu memotong semua badan dengan rapih dan menjejerkan di piring.
“Apa kau seorang penjual makanan di malam hari?” ejek Hae Ra melihat Soo Ho yang sangat rapih
“Aku tumbuh dengan buruk” kata Soo Ho. Hae Ra mengaku juga seperti itu.
“Aku memasak saat sakit karena makanan kafetaria.” Ucap Soo Ho 

Mereka pun sudah siap dengan untuk memangang daging. Hae Ra mengejek akalu Soo Ho juga menjalankan sebuah restoran steak. Soo Ho mengeluh agar Hae Ra Berhenti membuat lelucon yang membosankan. Hae Ra terdiam, tapi Soo Ho malah Hae Ra yang terlihat terlalu imut.
“Dimana bibimu? Apa kau menendangnya keluar?” ejek Soo Ho. Hae Ra mengelengkan kepala dan bibinya akan segera pulang.
“Nikmatilah. Aku persiapkan ini karena bersyukur.” Kata Hae Ra akhirnya makan malam berdua dengan meminum wine lebih dulu.
“Apa yang kau syukuri ?” tanya Soo Ho. Hae Ra mengaku Untuk banyak hal kecuali saat Soo Ho yang berbohong padanya.
Soo Ho ingin tahu apa yang ingin dikatakan. Hae Ra balik bertanya apa yang ada dipikiran Soo Ho sekarang. Soo Ho kembali mengoda menjawab kalau mereka adalah pasangan mulai hari ini. Hae Ra mengatakan bukan seperti itu. Soo Ho pun ingin tahu apa yang ingin dikatakan.
“Aku akan memberitahumu setelah meminumnya, Habiskanlah itu.” Ucap Hae  Ra. Soo Ho hanya bisa tersenyum. 


**
Baek Hee seperti sedang membuat pertemuan di sebuah ruangan yang berjudul ("Kehidupan Pribadi Becky") lalu bercerita Untuk 100 tahun pertama, Becky berpikir, "Kenapa aku tidak menua? Ini aneh." Berikutnya setelah 100 tahun "Apa yang harus aku lakukan untuk melarikan diri dari sini?" Sharon datang lalu duduk mendengar cerita Baek Hee.
“Dia berjuang... Dan untuk 100 tahun ke depan, dia menerima kenyataan Kali ini, dia berpikir untuk belajar Tapi kemudian dia menjadi lelah dan malas. Jadi dia menyerah dan memutuskan untuk melakukannya di usia 400 tahun. Begitulah jadinya kau di masa yang akan datang, Manusia sangat lucu.” Kata Baek Hee dan melihat ada yang bertanya.
“Di antara posting-an di blogmu, Aku menikmati membaca posting-an. tentang banyak sekali restoran-restoran lezat.” Kata si anak
“Aku kira itu akan dijadikan film segera. ” Ungkap Baek Hee senang.
“Itu akan menakjubkan. Bagaimanapun, aku mencarinya dengan susah payah. bersama teman utama sejarahku dan itu tidak sepenuhnya fiksi. Apa kau mendapatkan imajinasi dengan mempelajari sejarah?” cerita si anak
“Ini bukan imajinasi. Tapi Ini adalah ingatan ku. Aku telah melihat orang-orang dalam hidupku.” Kata Baek Hee.
“Jadi apa kau sudah hidup lebih dari 200 tahun?” tanya Si anak. Baek Hee membenarkan tanpa menutupinya. Sharon yang mendengarnya terlihat kesal. 

Baek Hee mulai makan dengan berkomentar kalau Sharon yang mendambakan gukbap di gang kecil dan Restoran adalah yang terbaik di abad ke-19. Sharon mengeluh dengan Baek Hee yang ingin membual begitu banyak, karena khawatir kalau yang lainya tahu mereka abadi.
“Orang hanya percaya apa yang mereka ingin percaya. Apa kau masih belum tahu setelah sekian tahun ini?” ucap Baek Hee santai
“Orang itu ada di sini... Aku melihatnya kemarin.” Ucap Sharon panik
“Mungkin kau salah orang.” Ungkap Baek Hee santai. Sharon menegaskan kalau tahu tentang orang itu kalau sudah terlahir di dunia ini.
“Kau membunuhnya... Itulah mengapa kau dihukum seperti ini” tegas Baek Hee.
“Aku melakukannya karena aku mencintainya” kata Sharon tak mau disalahkan.  
“Keduanya mati dalam kesedihan karenamu. Jadi mereka akan saling mencintai dalam kehidupan ini. “ kata Baek Hee.
“Dan siapa yang membuatku seperti itu? Mereka tidak bisa saling bertemu lagi. Aku akan membalikkan keadaan. Jika aku menikah dengannya, maka Kutukan ini akan dicabut.” Ucap Sharon panik
“Hanya gadis itu yang bisa mengangkat kutukanmu.” Tegas Baek Hee. 


Sharon mengatakan membuatnya banyak pakaian cantik. Baek Hee menegaskan kalau Sharon harus membuat setidaknya 1.000 pakaian bahkkan Saat mereka menikah, harus membuat gaun pengantin untuknya juga. Sharon terlihat marah hanya mengepalkan tanganya membuat meja bergetar. Baek Hee bisa menghentikan.
“Sudah seperti ini sejak kemarin... Sejak aku merasakannya.” Ucap Sharon dan Baek Hee bisa memecahkan gelas dengan tanganya tanpa berdarah.
“Kita akan bahagia bersama kali ini. Kau secara tiba-tiba akan bertambah tua dan hidup 500 tahun sebagai wanita berusia 90 tahun. Buatkan aku parfum untuk merayunya.” Kata Sharon
“Tidak ada hal seperti itu di dunia ini dan Kau membayar untuk ini.” Tegas Baek Hee. 


Hae Ra setengah mabuk memberitahu kalau ia tidak punya apa-apa untuk dibanggakan. Soo Ho pikir Hae Ra memang  tak perlu membanggakan sesuatu. Hae Ra merasa Hidupnya penuh dengan rasa rendah diri, bahan terintimidasi pun tidak perduli.
“Aku khawatir dengan uangku tidak perduli. Aku sibuk... bertahan setiap bulan Aku juga tidak punya mimpi. Kau tidak boleh memahamiku sebagai orang sukses Tetapi aku berpikir seperti ini tadi sore.” Cerita Hae Ra dengan Soo Ho yang terus mendengarkarnya.
“Aku merasa sedikit malu melihatmu sebelumnya hari ini Aku menjadi ragu tentang diriku sendiri. Aku tidak berharga, tapi akankah aku terus seperti ini?” kata Hae Ra
“Kenapa kau sangat sopan padaku?” tanya Soo Ho heran.
“Sekarang, Aku ingin menjadi berbeda.” Kata Hae Ra meminta Soo Ho menuangkan anggur lagi. Soo Ho pun menurutinya. Hae Ra menyuruh Soo Ho menghabiskan anggur miliknnya sebagai Black Knightnya. Soo Ho pun meminum dengan senyuman.
“Aku tidak akan takut bahkan sebelum memulainya.. apa yang bisa aku lakukan dalam situasiku saat ini. Aku akan mengajukan permohonan untuk tim MICE dimana semua otak ada di perusahaan itu. Aku juga akan belajar memotret.” Kata Hae Ra penuh semangat.
“Aku harus mengajarimu itu ‘kan?”ucap Soo Ho. Hae Ra membenarkan.
“Aku akan belajar memotret Danakan membayar biaya sewa juga. Jangan katakan apapun dan ambil saja.” Kata Hae Ra. Soo Ho setuju.
“Dan... tolong jangan menyukaiku. Itulah yang ingin aku katakan hari ini. Jika kau menyukaiku, jangan goyahkan-ku. Tinggalkan aku. Bahkan jika kau tidak menyukai aku, tinggalkan saja aku.” Kata Hae Ra
“Aku akan mencobanya.” Ucap Soo Ho. Hae Ra merasa mereka berada pada level yang berbeda.
“Kau juga bukan tipeku Dan aku tidak ingin terluka lagi. Aku juga tidak ingin dipermalukan.” Kata Hae Ra seperti masih merasa sakit hati. Soo Ho ingin tahu Siapa brengsek itu
“Dia layak mati... Terserahlah.” Kata Hae Ra dan tertidur pulas diatas meja. Soo Ho hanya menatapnya. 



Bibi Lee masuk kamar Hae Ra yang masih tertidur karena mabuk, atau terjatuh karena lelah kan. Hae Ra terbangun dan berpikir kalau  sudah terlambat, Bibi Lee memberikan ponsel yang sedari tadi berdering.
“Halo... Kami memiliki tiket yang tersedia. Apa Anda mengatakan Aberada di Stockholm sekarang, kan? Aku akan mengirimkannya kepada Anda via e-mail segera.” Ucap Hae Ra lalu menutu telpnya.
“Kapan kau datang?” tanya Hae Ra. Bibi Lee mengaku Saat Hae Ra sedang tidur di meja.
“Apa kau mengambil daging yang aku tinggalkan?” tanya Hae Ra
“Presiden Moon memanggangnya dengan baik untukku.” Ucap Bibi Lee lalu memperlihatkan foto yang ditemukan di album foto.
“Apa kau tidak ingat?” tanya Bibi Lee. Hae Ra mengaku tidak karena kehilangan banyak kenangan Saat orang tuanya meninggal dunia.
“Aku melihat seorang wanita yang terlihat persis sama Seperti dia di toko Young Mi hari ini. Apa dia tidak menjadi tua sama sekali?” kata Bibi Lee. Hae Ra melihat kalau foto Sharon dengan wajah yang sama saat masih kecil. 

Soo Ho duduk diam di meja kerjanya, teringat kembali kata-kata Hae Ra semalam “Aku tidak punya apa-apa untuk dibanggakan. Hidupku penuh dengan rasa rendah diri.” Dengan meminta sebagai Black Night. Soo Ho seperti masih mengingat Hae Ra yang memanggil “Soo Ho Oppa”
“Benar. Ini aku, Soo Ho Oppa” kata Soo Ho sambil meminum winenya. 

Sharon menatap cermin melihat wajahnya lalu sengaja memakain alat agar mengurangi keriput sambil mengangkat ponselnya. bertanya apa yang sedang dilakukan Baek Hee sekarang. S Baek Hee mengaku membaca buku.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Baek Hee balik. Sharon mengaku juga membaca.
“Membaca, kakiku, Itu tidak sepertimu... Aku tahu kau memijat wajahmu.” Kata Baek Hee. Sharon mengeluh kelau Baek Hee seperti hantu.
“Aku juga manusia. Aku menderita sakit otot dari waktu ke waktu. Untuk apa pijat itu?” kata Baek Hee yang sedang melatih otot lengan dengan mengangkat buku.
“Aku perlu berpura-pura melakukan ini karena orang berpikir itulah mengapa aku terlihat muda. Dan aku punya perasaan aneh akhir-akhir ini. Aku merasa seperti harus menyesuaikan diri.” Kata Sharon. 

Hae Ra berjalan menaiki tangga di kagetkan dengan Ji Hoon sudah menunggu didepanya. Ji Hoon tak habis pikir dengan Hae Ra karena pindah rumah juga. Hae Ra mengancak akan benar-benar melaporkan Ji Hoon yang terus mengikutinya.
“Kau tahu aku baik tentang hukum. Ini tidak cukup untuk melaporkanku.” Kata Ji Hoon. Hae  Ra ingin tahu sebenarnya yang dilakukakn Ji Hoon sekarang.
“Maksudku, Aku akan meninggalkan ini di sana, Tapi mereka bilang kau pindah. Aku tahu, hari Sabtu adalah hari saunamu, jadi aku menunggu di sini untuk berjaga-jaga..” kata Ji Hoon membawakan kotak makanan.
“Astaga, kau sangat menderita.” Keluh Hae Ra berjalan pergi.
“Apa yang aku dapatkan? Aku tahu soal cintaku padamu, setelah kau pergi. Aku tidak meminta-mu untuk melakukan apapun sekarang tapi Paling tidak biarkan aku mengirimimu pesan.” Kata Ji Hoon yang ingin kembali pada Hae Ra.
“Aku butuh pacar seorang jaksa penuntut.” Kata Hae Ra menolak
“Jangan bohong Kau bilang bisa mencintaiku bahkan jika aku bukan siapa-siapa.” Ucap Ji Hoon. Hae Ra mengaku kalau sedikit gila saat itu. Ji Hoon tak percaya mendengarnya.
“Kembalilah sebagai jaksa sesungguhnya. Aku butuh seseorang di sampingku yang bisa mencari tahu mengapa kami bangkrut, bagaimana ayahku mati, dan dimana tubuhnya berada. Itulah sebabnya aku lulus kuliah lebih dari delapan tahun. Dan  Tentu saja, Aku harus mencari nafkah, jadi aku tidak bisa pergi ke sekolah hukum. Tapi tetap saja, aku melakukan semua itu. Jadi Jangan pernah muncul lagi.” Tegas Hae Ra lalu berjalan pergi.
“Aku akan mulai belajar kuliah hukum... Aku akan menjadi jaksa.” Kata Ji Hoon menyakinkan. Hae Ra hanya tertawa mengejek.
“Jangan tertawa.. Berikan aku waktu. Aku akan membantumu. Jadi tunggu aku. “ ucap Ji Hoon menyakinkan dengan memberikan kotak makanya. Hae Ra langsung membuangnya begitu saja menegaskan dirinya bukan anjing
“Lihatlah emosinya. Apa kau telah menyembunyikan dirimu yang sebenarnya? Astaga, itu sangat mahal.” Ucap Ji Hoon mengambil kembali makannya. 



Young Mi melihat semua gambar Ji Hoon dengan badanya yang berotot dengan nama (Tommy). Pelatih menyapa Young Mi lebih dulu. Young Mi pun bertanya Apa Tommy pelatih baru. Pelatih memberitahu Tommy adalah peraih medali emas jalur di sekolah menengah.
“Dia sangat kompeten dan Dia mulai di sini minggu depan. Dia akan sangat...” ucap Pelatih dan tatapanya melihat sosok seseorang
“Apa dia membujukmu?” tanya pelatih melihat Sharon yang datang. Young Mi pun menyapa lebih dulu.
“Aku sering melihatmu. Apa kau juga berolahraga di gym ini?” tanya Young Mi. Sharon mengaku tidak
“Kalian berdua harus bicara. Beritahu aku jika kau membutuhkan bantuan. Selamat tinggal.”kata si pelatih meninggalkan keduanya.
“Anda harus bergabung dengan gym. Tempat ini sangat bagus. Dan pelatih adalah yang terbaik di Korea.” Kata Young Mi membujuk
“Aku pikir itu dia... Tommy. “ kata Sharon menatapnya. Young Mi membenarkan kalau Tommy adalah pelatih baru. Sharon langsung mengangkat tangan seperti ingin menerawang.
“Kami memanggil wanita seperti dia... dasar orang gila.” Ucap Baek Hee seperti bisa merasakan yang dilakukan Sharon.
“Ya, dia pasti orang gila.” Gumam Young Mi melihat tingkah Baek Hee. 


Hae Ra sedang membaca majalan di kamar mendengar ketukan pintu, berpikir kalau bibinya.  Soo Ho mengajak untuk minum secangkir kopi. Hae Ra pikir bisa melakukan nanti dengan sedikit kaget ternyata Soo Ho yang mengetuk pintu.
“Apa yang kau lakukan pada hari-hari liburmu?”tanya Soo Ho
“Aku tidur atau pergi kerja.” Kata Hae Ra. Soo Ho tak percaya kalau Hae Ra melakukan itu Pada hari liburnya
“Itulah kenapa sebagian besar orang mempunyai pekerjaan.” Ucap Hae Ra
“Apa kau tidur di hari ini?” tanya Soo Ho. Hae Ra mengaku tidak dan seperti teringat sesuatu kalau harus pergi keluar dan melakukan sesuatu.
“Bisakah aku pergi denganmu? Aku masih belum tahu banyak tentang Seoul.” Ucap Soo Ho dan saat itu Hae Ra membuka pintu, keduanya saling menatap
“Aku perlu pergi ke butik...Maksudku, toko jahit.” Ucap Hae Ra dengan gugup. Soo Ho mengetahuinya
“Apa penjahitnya masih ada?” kata Soo Ho seperti masih bisa mengingatnya. 


Sharon kembali seperti sangat lelah melepaskan sepatu meminta agar Cheol Mi membuatkan teh hitam Dengan madu dan susu. Cheol Mi menjawab kalau Sharon bisa membuatnya sendiri. Sharon langsung menatap sinis. Cheol Mi mengaku hanya bercanda sambil mengeluh kalau bola mata Sharon yang bisa keluar.
Saat itu Sharon seperti merasakan kedingingan dan Hae Ra dengan Soo Ho sedang berjalan menuju ke tempat Sharon dan sudah berdiri didepan rumah. Soo Ho pikir itu bagus karena tidak tahu kalau penjahit Sharon yang masih ada.
“Sepertinya hanya orang-orang yang tahu yang datang kesini.” Kata Hae Ra
“Mereka tidak membuat pakaian pria, kan?” pikir Soo Ho
“Aku yakin mereka setidaknya bisa membuat kaos.”kata Hae Ra. Soo Ho pikir dapatkan satu jahitan. Hae Ra pun mengajak untuk segera masuk.
Sharon merasakan sangat mengigil dengan Hae Ra dan Soo Ho yang berjalan masuk dengan ucapan Baek Hee “Kau harus membuat setidaknya 1.000 pakaian. Saat mereka menikah, Buat gaun pengantin untuknya juga.”
Bersambung ke episode 4

 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar