Dong Sik
duduk diam dengan luka dibagian lehernya, teringat kembali kata-kata Dong Tak “Ini terjadi sejak
kau mengajukan permohonan banding, kan?” Setelah itu ia selalu
curiga dengan sekeliling, bahkan menyerang temanya yang hanya menyimpan rokok,
berpikir akan menyerangnya.
Yong Pal
datang mengunjungi Dong Tak, merasa terlihat baik-baik saja dan penjara ini
cocok untuknya. Dong Tak mengaku baik-baik saja berkat Yong Pal. Yong Pal pikir
Sekarang Dong Tak ada di penjara jadi harus beristirahat dengan baik selama
sisa hidupnya.
“Apa kau
menemukan orang yang menusuk banmu?”
ucap Dong Tak melihat ada CCTV yang merekam percakapanya. Yong Pal binggung.
“Siapa
yang menusuk banku dan kapan?” kata Yong Pal binggung.
“Pikirkan
lagi, siapa yang menusuk itu. Aku yakin ada pria yang menusuk banmu.” Kata Dong
Tak memberikan kode.
“Aku
tidak perlu memikirkannya... Mobilku baik-baik saja...” kata Yong Pal dengan si
petugas yang mendengar suara keduanya dalam ruangan.
“Bukan
yang itu, yang satunya lagi.” Kata Dong Tak seperti memberikan kode.
Yong Pal
keluar dari penjara berpikir Orang yang mencoba membunuh Lee Doo Sik adalah penusuknya, lalu memuji
kalau kerjanya sudah bagus. Saat itu Soo Chang masuk melihat Yong Pal yang
datang berkunjung.
Soo Chang
melihat penjara itu Tempat yang masih sama dan menyapa salah temanya harus
menurunkan beratnya, lalu melihat Dong Tak sedang olahraga sendirian dan
mendekatinya.
“Kau
bilang ini waktuku sendiri.” Kata Dong Tak melihat Soo Chang yang datang
“Aku di
sini bukan karena merindukanmu.” Ejek Soo Chang
“Hei... Apa
yang terjadi denganmu hari itu?” tanya Dong Tak. Soo Chang bertanya Hari itu?
Kapan? Seperti tak ingin Dong Tak tahu.
“Oh,
benar. Kau tahu, Aku merasa seseorang mengejarku... Tidak, itu tidak mungkin.”
Kata Soo Chang. Dong Tak ingin tahu Siapa yang melakukan itu
“Tidak,
aku belum yakin sepenuhnya... Omong-omong, pria yang kita kejar rupanya sangat
dekat.” Kata Soo Chang. Dong Tak heran Soo Chang mengetahuinya.
“Miss
Bong memberitahuku... Kau tidak kenal dia. Ada wanita yang selalu memberitahuku
hal yang menakutkan.” Cerita Soo Chang.
Ia lalu
tersadar melihat wajah Dong Tak terlua lelu berpikir kalau mereka menyambut
dengan penuh semangat karena Dong Tak
itu detektif. Dong Tak memberitahu Doo Sik diserang untuk kedua kalinya. Soo
Chang kaget mendengarnya melihat Doo Sik yang duduk sendirian.
“Apa Kau
menemukan sesuatu?” tanya Soo Chang
“Dia
sungguh bisa menahan lidahnya, tidak seperti seseorang yang kukenal.” Kata Dong
Tak
“Mungkin
seseorang itu bukan hanya tidak kompeten. Ini tidak akan berhasil jadi Aku
harus mencari tahu. Kau tahu, aku sudah memikirkannya dan berkeliling disini
seperti detektif yang memegang bom
waktu. Aku akan berkeliling sebagai roh dan menangkap orang yang membungkam Kim Jong Doo, yang membuat
kesaksian palsu melawan Ayahku, dan pria
sama yang membuat Doo Sik berlutut
padanya setelah membunuh Detektif Jo.” Ucap Soo Chang berjalan mendekati Doo
Sik dengan nyuruh Dong Tak diam saja.
Pria 36
datang mendekati Doo Sik memberikan telur rebus. Doo Sik terlihat sinis
menyuruh agar menyingkirknya. Pria 36 pikir Doo Sik ingin lebih dengan
memberikan tiga butir telur, Doo Sik
langsung membuangnya. Si pria mengeluh Doo Sik membuang makanan enak. Soo Chang
hanya menatapnya.
Flash Back
Soo Chang
heran Doo Sik yang tidak makan telur rebus. Doo Sik pikir Soo Chang tak perlu
peduli dan makan saja. Soo Chang dengan sengaja memecahkan telur dengan
mengetukan di kepala Doo Sik. Doo Sik
sempat marah tapi akhirnya tertawa bersama.
“Kau akan
belajar arti hidup setelah makan telur
rebus saat menangis. Itu sebabnya kau selalu mendapat tempat kedua.” Kata Soo
Chang
Saat itu
seorang wanita keluar dari apotik. Doo Sik pikir Sudah waktunya bekerja. Soo
Chang pun mengikutinya.
Doo Sik
mengambil uang dari si nenek, Si nenek menjerit histeris kalau itu untuk membayar tagihan rumah sakit
putrinya. Soo Chang menahanya terlihat marah kalau mereka berjanji tidak akan
mencuri uang orang miskin, baik, dan sakit.
“Bagaimana
kita hidup jika membiarkan semua target
pergi? Jika kau seorang pencopet, maka
hiduplah seperti itu.” Ucap Doo Sik. Soo Chang mengeluh Doo Sik sudah gila.
“Lalu,
kita juga sudah berakhir... Itu yang aku inginkan.” Kata Doo Sik berjalan pergi
memberikan uang hasil copetnya pada Soo Chang
“Bagaimana
kita berakhir seperti ini? Salah satu dari kita mengambil posisi pembunuh
dan menjadi pembunuh palsu. Satunya lagi
adalah roh yang tidak bisa mengklaim
tubuhnya sendiri.” Kata Soo Chang sedih melihat Doo Sik yang duduk sendirian.
Dong Tak
berjalan dibelakang Doo Sik saat akan kembali ke sel. Soo Chang mengikuti Dong
Tak menegaskan tak perlu khawatir, karena tidak akan memasuki tubuhnya kali ini
menurutanya tubuh mantan polisi lebih berbahaya di penjara.
“Waspadalah
pada air, siang dan malam... Pastikan kerannya aman.” Eje Soo Chang lalu
tersadar Sayap malaikat di punggung Doo Sik yang menghilang.
“Aku
pernah melihat itu sebelumnya. Aku bersumpah. Aku melihat tato sayap malaikat itu sebelumnya.” Kata Soo
Chang.
Saat itu
tiba-tiba didepan Dong Tak, disiram oleh air. Keduanya panik karena kemungkinan
kerasukan akan terjadi. Dong Tak
berusaha mengindar dari siraman air bersama dengan Soo Chang tapi akhirnya,
terkena sedikit air.
“Aku
memasukinya sekali lagi...Kalau begitu... Aku akan melakukannya dengan caraku.”
Ucap Soo Chang akhirnya masuk ke tubuh Dong Tak lagi.
“Udaranya
sangat menyegarkan. Udara di sini membuatku lebih baik” ungkap Soo Chang
bahagia lalu tak sengaja berpapasan dengan Doo Sik.
“Bagaimana
kabarmu, bodoh? Sepertinya kau tidak makan dengan baik.” Kata Soo Chang menyapa
Doo Sik.
“Detektif
Cha... 4885...Biarkan aku sendiri.” Ucap Doo Sik. Soo Chang mengeluh Doo Sik
itu bodoh.
“Bagaimana
kau bisa berakhir di sini? Apa yang ingin kau ubah? Bagaimana kita bisa sangat
berbeda?” kata Soo Chang
“Apa yang
kau bicarakan? Aku akan memperingatkanmu lagi. Urus dirimu sendiri Atau aku
akan menyingkirkanmu juga.” Ucap Doo Sik lalu berjalan pergi. Soo Chang
mengeluh Ini tidak akan mudah.
Sementara
di sisi lain. Pria 29 mengaku tidak
mengancamnya, tapi hanya mengaku mencintainya. Tapi temanya mengatakan pria 29
itu memang mengancamnya dan terlalu sentimental. Soo Chang memanggil pria 29,
mengaku mirip saudara yang dikenal seperti Doppelclanger. Teman yang lain
merasa heran.
“Mereka
benar ada...Ini luar biasa tapi masih terlalu sentimentil. Maksudku...Untuk
berbicara dengan wanita sukses, kau
perlu wajah dan lidah. Maksudku, kau terlihat terlalu sentimental. Ketakutan.
Tersiksa. Kesedihan... Kesendirian. Itulah emosi yang tampak di wajahmu.”
Ungkap Soo Chang
“Kau....Masih
ada harapan. Kau punya lidah.Kau tidak bisa asal bicara, Kau juga butuh
kemampuan. Katakanlah kau bertemu wanita yang kau suka. Pandanglah kejauhan
seperti kau tidak tertarik. "Apa kau sedang menunggu?" Dapatkan perhatiannya.
Sekarang, cobalah.” Ucap Soo Chang mengajarkan si pria no 29
“Hei..
Kau tidak bisa memulai dengan menatap
dadanya. Aku menyuruhmu untuk melihat kejauhan
pada sudut 15 derajat. Coba Lihat yang jauh sekali” ucap Soo Chang
mengajarkan pria 29.
“Apa kau
sedang menunggu?” kata si Pria 29. Soo Chang pikir Wanita itu akan sangat
penasaran dan Kemudian melihatnya.
“Lalu kau
jangan menatap bibirnya tapi matanya dan
bilang apa? "Hidup adalah rangkaian penantian yang tak berujung. Selama
menunggu itu, aku ingin mendapatkan harapan itu dirimu." Lalu Ponselmu.”
Kata Soo Chang. Si pria 29 binggung meminta ponselnya.
“Kau
harus mendapatkan nomor ponselnya.” Jelas Soo Chang. Mereka membenarkan kalau
mereka perlu mendapatkan nomornya.
“Begitu
kau punya nomornya, sisanya terserah
dirimu.” Kata Soo Chang. Doo Sik melihat Dong Tak sedang berbicara dengan
teman-temanya
“Hei..
Bagaimana jika bertemu wanita yang di
suka?” tanya pria 29
“Jika
bertemu wanita yang kau suka, Jika... Kau bertemu dengan wanita yang kau suka dan
berpikir dia sedikit peduli denganmu...” ucap Soo Chang mengingat perkatakan
Jin An.
Flash Back
“Saat aku
di punggungnya, rasanya sangat hangat.” Kata Jin An. Soo Chang mengingat kalau
itu dirinya.
“Ssong,
hatimu tidak sepenuhnya dengan Cha Dong Tak, kan?” kata Soo Chang
“Lalu kau
akan merasa terbang. Bahkan jika dia tidak mengenalmu, maka kau tetap suka.
Tidak perlu alasan. Kau tidak perlu wajah atau lidah. Lakukan saja seperti kata
hatimu. Mengerti?” kata Soo Chang. Semua pun setuju dengan ucapan Dong Tak.
“Tempat
ini membawa kenangan kembali.” Kata Soo Chang terlihat bahagia.
Yong Pal
bergegas pergi dan akan buang air kecil. Jin An tiba-tiba datang mengambil
kertas yang di pegang Yong Pal, bertanya
kalau apakah membayar hutang dengan mengejeknya pecundang
“Kau
menuliskan "Penolakan organ dan bagian tubuh"? Aku menangkapmu. Kau
mengirim seorang polisi yang tidak
bersalah ke penjara, dan sekarang, kau lintah darat.” Kata Jin An.
“Aku
tidak memaksa orang ini untuk memberikan
organ apapun. Si bodoh yang masuk penjara... Aku bahkan tidak bisa mengatakan
yang sebenarnya..” Kata Yong Pal.
“Kau tahu
ada hukuman berat atas kejahatan ini Haruskah
aku memanggil polisi atau menutup mata? Pilihlah.”
Ucap Jin An.
“Aku
tidak bisa... Jika aku mencabut dakwaan sekarang, itu tidak akan berhasil. Dia ingin Lee Doo
Sik...” kata Yong Pal akhirnya terhenti.
Jin Ah
ingin tahu apa yang dikatakannya. Yong Pal pura-pura tak mengatakan apapun dan
berjalan pergi mengaku tak tahu apapun.
Jin An terdiam
mengingat saat Dong Tak membawa Doo Sik ke mobil penjara.
Flash Back
“Aku
tidak akan menyerah sampai akhir.” Tegas Dong Tak
“Mengapa
kau berpikir aku bukan pembunuhnya?” kata Doo Sik.
“Ada
sesuatu yang terjadi.” Kata Jin An lalu meneriman telp dari “TAK JUNG HWAN”
Tuan Tak
bertemu Jin An mengaku pertama kalinya Jin An bergegas ketika dipanggil. Jin An
menanyakan keadaan Tuan Tak lebih dulu karena ingin meminta bantuan. Tuan Tak
ingin tahu bantuan seperti apa.
“Kau
kesini atas kemauan sendiri, bukan
karena kutelpon. Jadi Siapa yang ingin kau bantu?” ucap Tuan Tak.
“Detektif
Cha Dong Tak di Kantor Polisi Pusat Seoul. Dia dipenjara karena menyerang
tersangka ketika penyelidikan. Dia dihukum terlalu cepat.” Kata Jin An yang
membuat Tuan Tak kaget.
“Apa Kau
ingin bantuanku? Kau terlalu banyak meminta.” Ungkap Tuan Tak
“Tidak
mungkin dia melakukan itu. Aku tidak percaya dia menyerang orang lain. Ini pasti salah paham. Aku
yakin Jae Hee Oppa salah.” Kata Jin An menyakinkan.
“Apa Itu
kasus Jae Hee? Kau sangat pintar... Baik. Aku akan mengurusnya.” Kata Tuan Tak.
Jin An pun mengucapkan Terima kasih.
“Ji An,
kau belum makan, kan?” ucap Tuan Tak melihat Jin An.
Dua
mangkuk jampong, Tuan Tak mengaku
Hidangan ini mengingatkan pada Ayah Jin An menurutnya Semua orang memesan
jajangmyeon karena takut akan langsung
bertugas karena Ayah Jin An satu-satunya
yang memesan jjamppong panas dan baru
pergi setelah menghabiskannya. Jin An merasakan mienya Enak.
“Tidak
ada yang bisa menghentikannya.Dia memecahkan lebih banyak kasus daripada siapa pun. Kau tahu, dia veteran
sejati.” Kata Tuan Tak
“Aku
tahu. Itu sebabnya secara tidak langsung dia tinggal di kantor polisi dan
menceraikan ibuku.” Ucap Jin An
“Kau masih
menyalahkan dia karena itu. Dia meninggal terlalu cepat, sangat muda Dan atas
kemauannya sendiri.” Kata Tuan Tak. Jin An pikir tak seperti itu.
“Dia bilang
akan menemuiku hari itu. Dia akan menepati janjinya. Detektif Ma bilang, Ayah
tidak bunuh diri. Aku akan melihat lagi kasus Ayahku.” Kata Jin An yang membuat
Tuan Tak kaget
“Lalu kau
harus makan dengan baik dan bersiap.” Ucap Tuan Tak mengajak bercanda. Jin An
membenarkan dengan meminta agar memesan dua porsi nanti.
Soo Chang
keluar dari sel, di panggil oleh pria 29 agar duduk bersama dan dapatkan sinar matahari.
Soo Chang dengan senang hati walaupun heran teman-temanya yang bersikap baik.
Terdengar suara dari pengera s kalau Dong Tak ada kunjungan.
“Bagaimana
kabarmu?” ucap Jin An kembali datang dengan petugas yang mendengarnya.
“Ssong, kau
sangat khawatir denganku sampai memiliki
lingkaran hitam yang besar. Jangan khawatir..Aku baik-baik saja. Penjara sangat
enak akhir-akhir ini. Apa Ini lebih seperti hotel dibandingkan waktu itu?” ucap
Soo Chang
“Kau
bilang Dibandingkan waktu itu?” ucap Jin An binggung. Soo Chang tak ingin
membahasnya lagi.
“Aku tahu
mengapa kau berada di sini. Apa Kau pikir aku tidak akan tahu? Investigasi
gabungan Aku punya pekerjaan.” Kata Jin An.
Soo Chang langsung melarangnya.
“Kali
ini, kau sungguh tidak bisa. Ketika kau ingin menangkap Tn. Park, apa kau tahu
betapa penyesalanku karena kau terlibat?” ucap Soo Chang. Jin An tak percaya
Soo Chang bisa berpikiran seperti itu.
“Aku
mengatakan kalau kau reporter dan
dikeluarkan dari sana. Aku tidak ingin kau terluka seperti orang lain. Jadi jangan terlibat,
mengerti?”Ucap Soo Chang
“Setidaknya
terima kasih banyak telah memberitahuku. Baiklah kalau begitu. Aku akan
berhenti berkeliling meminta petisi. Aku
akan menunggu dengan tenang. Jadi cepatlah, dan keluar dari sana. Jika kau keluar,
aku ingin kau menyelidiki kasus untukku.”
Kata Jin An. Soo Chang binggung kasus apa.
Yong Pal
dibawa paksa oleh Dong Ki dkk ke depan Dong Tak. Yong Pal mengeluh kalau mereka
itu seharusnya tak dibolehkan melakukan ini pada warga yang tidak bersalah
dalam masyarakat yang demokratis ini.
Dong Ki menyuruh Yong Pal dia karena bahkan tidak akan menulis petisi.
“Dong
Tak, haruskah aku membunuh Yong Pal
untukmu sekarang?” ucap Ho Tae. Sung Hyuk juga siap akan menahannya.
“Lakukan
terserah kalian.” Kata Soo Chang. Yong Pal mengeluh Dong Tak itu sudah gila.
“Kau, brother,
perlu diberi pelajaran... Kau... Kau terlalu lambat.” Ucap Soo Chang
“Bukan
itu... Aku menyelidiki orang yang menusuk bank dan tidak mendapat apa-apa. Dia tidak memiliki apapun.” Kata Yong Pal
“Baiklah,
lalu lakukan satu hal lagi.” Pinta Soo Chang.
Jin An
datang ke tempat pembuatan tatto membawa foto Doo Sik memberitahu Pria ini membawa
gambar sayap malaikat dan memint untuk menatonya, lalu bertanya Apa ingat tanggalnya.
Si pria menjawab itu tanggal 10 november
“Aku
ingat dengan jelas karena itu hari ulang
tahunku.” Ucap Si pria. Seseorang terlihat seperti sedang mengikuti Jin An
juga.
“10
November. Itu terjadi setelah Jo Hang Joon
meninggal. Dia bukan pembunuh yang sebenarnya.” Kata Jin An
Saat itu
Yong Pal keluar dari persembunyianya mendengar tanggal 10 November. Sebelumnya
Soo Chang meminta agar Yong Pal mengikuyti Jin An kemana pun perginya. Yong Pal
mengeluh sekarang dirinyaharus menjadi pengawal wanita nakal seperti Jin An.
Doo Sik
duduk didepan sebuah tanggal yang sudah di lingkar tanggal 25. Soo Chang
mengejek dengan bertanya Apa Natal itu penting bagi Doo Sik. Doo Sik
memperingatkan Dong Tak untuk membiarkan sendiri. Soo Chang mengaku lebih kasihan pada Doo Sik
daripada orang miskin, sakit, dan baik.
“Kenapa
kau sangat sensitif? Apa kau seekor
landak? Tidak heran kau tidak punya teman.” Ejek Soo Chang lalu memilih bermain
dengan teman meninggalkan Doo Sik.
Soo Chang
sedang berada di luar ruanga, mendengar petugas mengatakan merasa kasihan pada temanya sedang ada ulang
tahun pernikahannya tapi harus shift
malam. Temanya pikir tak bisa berbuat apa-apa menyuruh temanya pulang saja.
“Petugas
Kim... Selamat ulang tahun pernikahan.” Ucap Soo Chang ramah. Petugas pun
mengucapkan Terima kasih.
“Melewatkan
ulang tahun pernikahan...” ucap Soo Chang. Petugas Kim pikir tak masalah.
Seorang
wanita terkejut melihat tiga orang pria yang menyanyi didepa rumah dengan
membawakan kue dan juga sebuket bunga dari suaminya sebagai hadiah penikahan.
Petugas
Kim datang memberiakn cemilan spesial natal yaitu telur rebus yang dihias,
meminta mereka agar Jangan berkelahi. Semua terlihat senang mengucapkan Terima
kasih. Mereka pun membagikan telur, Soo Chang tiba-tiba mengambil kembali telur
rebus, Doo Sik tiba-tiba langsung membuang telurnya begitu saja.
Soo Chang
tak bisa menahan amarahnya, perkelahian dalam ruangan pun terjadi. Telur rebus
berhamburan di mana-mana, Akhirnya
ruangan yang penuh dengan telur disapu dan masih tersisa dua butir telur.
Soo
Chang menyusun dua butir telur diatas
meja, beberapa temanya menyumbang makanan mulai dari arak sampai buah jeruk
sebagai persembahan doa. Setelah selesai, Soo Chang menyuruh Doo Sik membungkuk
karena hari ini peringatan kematian kakaknya. Doo Sik kaget Dong Tak
mengetahuinya.
“Pertama,
kau membuatku mengatur meja untuk
peringatan, dan sekarang, kau ingin aku
membungkuk juga?” keluh Soo Chang.
Flash Back
Doo Sik
melihat isi dompet berpikir kalau Ini sudah pasti CD-ROM. Soo Chang terlihat
bahagia dengan memberikan sebutir telur rebus. Doo Sik memberitahu kakaknya,
mencuri telur rebus dan tertabrak mobil saat kabur untuk menghindari pukulan.
“Nanti,
jika sesuatu terjadi padaku, apa kau mau mengatur meja pada peringatan kematiannya? Dia tidak makan
ikan.” Kata Doo Sik
Doo Sik
dan Soo Chang membungkuk memberikan hormat, Doo Sik terlihat sangat lama sambil
menangis. Soo Chang melihat temanya menyuruh agar bisa berdiri. Pria 29 melihat
kalau ini peringatan kematian kakak 3867 dan Makanan itu akan dibagikan saat layanan selesai.
“Hei....
Ini milik orang lain.” Kata Soo Chang mengambil dua buah telur dari tangan pria
29.
“Apa-apaan
kau ini?” teriak Doo Sik. Soo Chang tak ingin Doo Sik banyak bicara langsung
memasukan telur rebus ke dalam mulut. Doo Sik sedikit membuangnya.
“Hei,
tidak bisakah kau makan saja? Kakakmu suka telur rebus. Kau setidaknya harus
tahu seperti apa rasanya. Kau akan belajar arti hidup setelah makan telur rebus saat menangis. Itu sebabnya kau
selalu mendapat tempat kedua.” Teriak
Soo Chang lalu Doo Sik sempat tersedak begitu juga Soo Chang. Keduanya saling
memukul punggung agar tak tersedak tapi seperti sedang berkelahi.
Petugas
memarahi Dong Tak dengan mengingatkan sekarang tinggal di penjara. Soo Chang
piir Ini bukan kali pertama baginya. Petugas tahu Dong Tak bahkan menyelesaikan
masalah narapidana lainnya. Soo Chang
binggung masalah apa itu.
“Kupikir
kami harus saling membantu. Kami seperti keluarga di sini.” Ucap Soo Chang
tersenyum puas membantu petugas Kim
“Jangan
mencoba sesuatu yang lucu.” Tegas si pria yang mengamati Dong Tak. Dong Tak
mengerti. Akhirnya petugas menyuruh membawa Dong Tak masuk ruang isolasi.
Petugas
Kim mengucapkan terimakasih pada Dong Tak. Soo Chang pikir tak perlu, karena
bisa memberitahu saja yang dibutuhkan, tiba-tiba dadanya kembali merasakan
sakit. Ia kembali mimisan dan Soo Chang pun keluar dari tubuh Dong Tak.
Si
petugas melihat Dong Tak yang kesakitan.
Dong Tak mengaku kalau baik-baik saja. Si petugas pun pergi lebih dulu.
Dong Tak melihat Soo Chang memegang dadanya dan menanyakan keadaan. Soo Chang
mengaku baik-baik saja dengan menyuruh Dong Tak agar segera pergi saja.
Doo Sik
dan Dong Tak kembali berkerja di pabrik, sesekali Doo Sik mengamati Dong Tak. Lalu
Dong Tak berbaris seperti akan ada pemeriksaan. Doo Sik pun sudah lebih dulu
melakukan pemeriksaan dan tiba-tiba memberikan secarik kertas. Dong Tak membaca
tulisan dari Doo Sik “Ada sesuatu yang ingin kau dengar dariku, kan?”
Flash Back
Kepala
Yoo membeirtahu Seseorang mencoba membunuh
Lee Doo Sik di penjara. Dong Tak memberitahu Soo Chang kalau mereka tidak bisa
melakukan ini hanya berdua. Soo Chang memikirkan Siapa yang memiliki kekuasaan,
lalu teringat dengan jaksa Tak.
“Dia tidak
tampak seperti orang baik, tapi cukup bisa dipercaya.” Ucap Soo Chang yakin.
Dong Tak
bertemu dengan Jaska Tak memberitahu kalau Tuan Lee menolak untuk bertemu
dengan siapa pun setelah mengajukan permohonan banding. Jaksa Tak pun ingin
tahu rencana Dong Tak sekarang.
Di sebuah
tempat parkiran. Dong Tak merekam saat Yong Pal yang memukul sendiri tubuhnya
dan berpura-pura seperti sedang pukul seseorang. Dong Tak hanya menatap saja.
“Rekaman
CCTV itu akan digunakan sebagai bukti
yang menentukan ketidakbersalahanmu. “ kata jaksa Tak
“Aku akan
membujuk Tuan Lee dan memastikan dia berbicara.”
Ucap Dong Tak yakin
“Tunggu
di pabrik. Lalu kau akan mendengar apa
yang ingin kau dengar.” Pesan Doo Sik
Dong Tak
masuk ke dalam pabrik yang ditutupi dengan kain karena sedang tak digunakan. Ia
merasakan ada seseorang yang datang sambil bertanya apakah Doo Sik yang datang,
saat membalikan badan seperti bukan Doo Sik tapi seseorang yang ingin
menyerangnya.
Bersambung
ke episode 19
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar