Dokter
memperlihatkan hasil CT Scan kalau benjolan
besar jadi Pasti sudah lama
merasakan gejala ini. Dan bertanya Apa
merasakan sakit kepala atau selalu ingin muntah.
“Tumornya
sangat besar, sehingga operasi akan terlalu sulit dilakukan. Kau perlu
memulai dengan kemoterapi.” Ucap Dokter.
Bom terdiam mendengar penjelasan dokter.
“Ini
tidak pernah terjadi sebelumnya. Ada sesuatu yang salah dengan Bom. Aku
berjanji akan menemuinya dengan kecepatan cahaya. Hei... Lee Shi Kyung, lebih
cepat. Lari lebih cepat!” gumam Shi Kyung terus berlari.
Ia
berteriak memanggil Kim Bom, saat itu melihat Bom yang sedang menangis. Bom menundukan kepala
dibawah pohon. Shi Kyung mendekat
bertanya kenapa Shi Kyung menangis. Shi
Kyung menjawab kalau itu Karena sakit.
“Dimana
yang sakit? Apa kau pusing? Apa kau mengalami gangguan pencernaan lagi?” tanya
Shi Kyung
“Entahlah.
Kupikir ada serpihan kayu di tanganku.”
Ucap Bom terus menangis memberitahu alasanya.
“Kau
bilang Serpihan kayu? Dimana itu? Aku akan
mencabutnya.” Ucap Shi Kyung mencari di tangan Bom.
“Aku
tidak tahu... Itu sangat menyakitkan.” Kata Bom. Shi Kyung berusaha akan menemukan dan mengeluarkannya dari
tangan Bom.
“Sepanjang
malam... Aku bermimpi mencari serpihan kayu yang tidak ada di sana. Seharusnya
aku menemukan serpihan itu, jadi Bom tidak akan kesakitan. Aku punya firasat
buruk. Dia belum menjawab telepon selama berhari-hari.” Gumam Shi Kyung
terbangun dari tidurnya dan ponsel Bom belum juga aktif.
“Apa ada
sesuatu yang terjadi pada Bom?” gumam Shi Kyung.
Nenek Kim
berjalan sendirian, saat itu melihat banyak orang berkumpul dan ternyata Bom
sedang kejang-kejang dijalan. Beberapa orang hanya bisa menatap kasihan, Nenek
Kim berlari langsung memeluk Bom.
Keduanya
keluar dari rumah sakit bersama dalam diam, karena ucapan dokter “Aku sudah
memberitahunya saat dia datang sebelumnya.
Sudah terlambat untuk melakukan operasi.” Nenek Kim masuk kamar Bom yang
hanya cukup untuk satu orang
“Aku
mematikan boiler, jadi lantainya dingin... Nenek Duduklah di sini.” Ucap Bom
memberikan alas yang cukup tebal.
“Apa Kau
tinggal disini sendirian?” tanya Nenek Kim. Bom membenarkan.
“Apa ada
seseorang yang merawatmu? Kau harus pergi ke rumah sakit. Seharusnya aku tidak
memintanya. Sekarang Tidak ada lagi yang bisa aku katakan. Mari kita pulang,
kau Bangun sekarang. Tubuhmu sudah dingin seperti itu, jadi Tidak baik duduk di
kamar yang dingin.” Ucap Nenek Kim langsung berdiri. Bom binggung.
“ Nenek..
Aku tidak ingin pergi.” Ucap Bom menolak. Nenek Kim ingin tahu alasanya.
“Jika Shi
Kyung tahu apa yang terjadi padaku, maka dia akan memiliki waktu yang sangat
sulit.” Kata Bom
“Aku
tidak akan mengatakan apapun pada Shi Kyung. Aku tidak mendengar apa-apa hari
ini. Apa kau Puas?” ucap Nenek Kim.
Nyonya Oh
kaget Nenek Kim datang dengan Bom, Nenek
Ki memberitahu kaalu Bom akan tinggal di sini bersama mulai sekarang. Shi Kyung
keluar kamar dengan wajah bahagai bertanya kamar yang mana akan ditempati, dan
mungkin bisa tidur di kamarnya dan ia akan
tidur di ruang tamu.
“Kau
tetap di kamarmu. Bom bisa berbagi kamar denganku dan Shi Young.” Ucap Nenek
Kim
“Apa?
Bagaimana bisa tiga orang tidur di kamar kita?” keluh Shi Young
“Kamar
nenek lebih besar dari rumah kita.” Kata Bibi Oh. Nyonya Oh tak ingin mereka
ribut lagi menyuruh untuk diam.
“Ibu, kau
harus memberi tahu kami apa yang sedang terjadi.” Ucap Nyonya Oh.
Shi Young
mendekati neneknya agar jangan gunakan kamar mereka tapi kamar ibunya saja.
Bibi Oh mengeluh kalau Nenek akan menggunakan kamarnya. Nyonya Oh kembali menyuruh mereka diam. Shi Kyung
berlari mengambil tas Bom dan membawanya masuk ke dalam kamar. Nenek Oh hanya
bisa tersenyum.
Nyonya Oh
mengeluh ibu mertuanya yang sangat egois
dengan membawa Bom pulang tanpa membicarakannya lebih dulu. Bibi Oh
bertanya-tanya apakah memang hanya ini yang ingin kakaknya katakan. Nonya Oh pikir tidak punya siapa-siapa untuk
diajak berkeluh-kesah.
“Shi
Kyung tidak bisa fokus karena Bom. Lalu Bagaimana bisa Ibu membawa Bom ke rumah
kita?” kata Nyonya Oh
“Dia
bilang Bom tidak punya tempat untuk pergi, seperti kita.” Kata Bibi Oh.
“Apa Bom
seperti kita? Apa dia cucunya?” keluh Nyonya Oh. Bibi Oh memikirkan sesuatu
lalu berteriak bahagia seperti tak percaya
“Apa
menurutmu Nenek sudah memilih Bom untuk menjadi cucu menantunya?” kata Bibi Oh.
Nyonya Oh tak percaya mendengarnya.
Bom duduk
di kamar Shi Kyung bertanya apakah ada yang harus diingat atau ketahui saat
tinggal di rumah Nenek Kim,. Shi Kyung pikir Tidak ada yang perlu diketahui.
Lalu teringat akalu Ada sesuatu yang perlu diketahui. Bom ingin tahu apa itu.
“Pertama,
ibu dan nenekku... Jika mereka hewan, mereka seperti anjing dan kucing.” Ucap
Shi Kyung. Bom pikir Anjing dan kucingyang tidak saling menyukai
“Kau
bilang Mereka tidak saling menyukai? Aku tidak tahu apa itu. Tapi Bagaimanapun,
mereka tidak sering bertemu satu sama lain. percikan api itu seperti... pow!..
Pernahkah kau melihat seseorang membunuh dengan kata-kata? Ibu dan nenekku
orang yang seperti itu.” Cerita Shi
Kyung.
“Namun,
orang yang harus paling kau khawatirkan adalah Lee Shi Young.” Kata Shi Kyung.
Bom ingin tahu Ada apa dengan Shi Young.
“Sifat
aslinya adalah menjadi sampah kasar, jadi dia akan mengatakan omong kosong
padamu. Jika dia mengatakan sesuatu, bayangkan dia adalah anjing gila yang
sedang menggonggong.” Kata Shi Kyung tentang adiknya.
“Haruskah
aku melakukan sesuatu untuk membuat anjing gila itu berhenti menggonggong?”
tanya Bom
“Dari apa
yang sudah aku amati dalam 18 tahun aku tinggal bersamanya Dia tidak akan bisa
berubah.” Kata Shi Kyung. Bom melonggo kaget.
“Ayah,
aku sangat suka tinggal bersama Bom. Haruskah aku menikahinya?” gumam Shi Kyung
bahagia lalu sengaja menyentuh kaki Bom
mengaku kaalu akan membersihkan kakinya. Keduanya hanya bisa tertawa.
Tiba-tiba
pintu kamar terbuka, Nyonya Oh berteriak memanggil Bom. Lalu bertanya Kenapa belum tidur. Shi Kyung
mengeluh dalam hati kalau ayahnya memberitahu ibu. Bom hanya bisa tersenyum
duduk tegak disamping Shi Kyung.
“Ayah....
Aku akan tinggal dengan Shi Kyung dan keluarganya hanya dalam satu minggu.
Hanya satu minggu. Aku bisa meminta sebanyak itu,kan?” gumam Bom duduk didepan
rumah sambil menatap langit.
Shi Young
masih terbaring di balik selimut, Bom masuk kamar dengan handuk yang ada
dilehernya. Shi Young bertanya Apa ada
orang di kamar mandi. Bom dengan ketus mengatakanSemua orang sudah mandi
kecuali Shi Young dan Shi Kyung.
Akhirnya
Shi Young pun pergi ke kamar mandi. Nenek Oh melipat tempat tidur Shi Young.
Bom merasa tak enak membantunya, Nenek Oh menolak menyuruh Bom beristirhat dan
Jangan gunakan kekuatannya. Bom tetap ingin membantu.
Nyonya Oh
membawakan beberapa jenis lauk, Bom meminta agar bisa membawakan karena selalu
ingin melakukannya. Nyonya Oh pun membiarkanya. Shi Kyun lalu menyuruh Bom
duduk. Shi Young menolak kalau itu tempat duduk nya disamping kakaknya.
“Aku akan
duduk di ujung.” Kata Bom. Shi Kyung langsung mendorong adiknya dengan kaki
agar bergeser.
“Sulit
untuk mengambil lauk dari sana. Jadi Duduklah disini.” Ucap Sh i Kyung. Nyonya
Oh pun menyuruh Bom duduk disamping anak laki-lakimnya.
“Shi
Young, biarkan tamu kita duduk di sana untuk saat ini.” Kata Nyonya Oh
“Kenapa
mejanya penuh dengan sayuran? Sebaiknya
aku pergi ke Pasar Lima Hari dan membeli beberapa ikan.” Komentar Nenek Kim
melihat menu makanan di meja.
“Apa Ibu
belum pergi kesana? Ibu mengatakan hal yang sama kemarin, bahkan sama persis,
kata demi kata.” Kata Nyonya Oh heran.
“Itulah
sebabnya aku bilang akan pergi hari ini. Shi Young, pergilah ke Pasar Lima Hari
bersamaku sepulang sekolah.” Ucap Nenek Kim
“Tidak,
aku tidak suka Pasar Lima Hari.” Kata
Shi Young menolak. Bom melihat Nenek Kim seperti merasakan sesuatu.
Shi Kyung
dan Bom masuk kelas, semua teman mengodanya kalau mereka benar-benar tinggal
bersama. Shi Kyung dengan bangga kalau mereka tinggal di bawah atap yang sama.
Ki Hoon pikir mereka akhirnya akan menikah. Shi Kyung tak tahu, mereka langsung
berkementar keduanya akan memiliki anak juga. Yeon Jung yang cemburu
berteriak kesal menyuruh mereka berhenti membahasnya .
“Kim Bom,
datanglah ke sekolah tiap hari. Aku bosan menata barangmu.” Ucap Yeon Jung
memberikan sebuah botol diatas meja lalu keluar kelas.
Bom binggung dengan Kapsul waktu. Shi Yong
memberitahu kalau mereka akan berkemah
untuk mengubur kapsul waktu. Shi Kyung pikir Bom tidak masuk sekolah beberapa
hari karena anemia. Bom ingin tahu Apa yang masukkan dalam kapsul waktu.
“Surat
untuk dirimu di masa depan, 10 tahun dari sekarang.” Kata Shi Kyung. Bom
memikirkan tentang 10 tahun dari sekarang
“Bisakah
kau mengubur sesuatu yang lain?” tanya Shi Young. Ga Ram mengangukan kepala.
“Kau bisa
memasukkan foto atau sesuatu yang berharga. Apa kau akan menambahkan sesuatu
yang lain?” kata Ga Ram.
“Ya...
Kartu laporan terakhirku. Aku ingin memastikan Lee Shi Young di masa depan
melihatnya. Dia akan melihat kalau dia bisa berubah. sejak pertama kali dia memutuskan
untuk menjadi dokter.” Kata Shi Young
“Oh, Lee
Shi Young 10 tahun dari sekarang, yang kemungkinan adalah seorang dokter.Aku
mungkin akan kembali dari tentara dan magang saat itu. Bagaimana denganmu, Shi
Kyung?” tanya Ga Ram.
“Kau
bilang 10 tahun dari sekarang? Aku bahkan tidak bisa membayangkannya. Aku tidak
memikirkan banyak hal. Kupikir aku akan tinggal bersama Bom.” Kata Shi Kyung.
Keduanya hanya mengeluh dengan perkataan Bernard. Bom hanya tetap diam.
Flash Back
Bom bertanya
berapa lama lagi akan bertahan. Dokter juga mengatkan tak tahu karena itu
adalah pertanyaan yang sangat sulit dijawab. Menurutnya Dalam kasus seperti Bom
maka lebih dari enam bulan jarang
terjadi. Bom hanya bisa terdiam karena tak mungkin dirinya masih hidup di 10
tahu kedepan.
Bibi Oh
pikir kalau ia tak perlu pergi saja. Guru Kim
pikir tidak mungkin. Guru lebih
banyak belajar daripada siswa jadi mereka harus mengawasi murid dan mengadakan
acara dan juga harus memastikan anak-anak tidak mengalami kecelakaan jadi Bibi
Oh harus pergi.
“Jika kau
tidak muncul, maka aku akan mati tanpamu.” Ucap guru Kim mengoda.
“Aku
tidak pernah pergi liburan sekolah
dengan anak-anak. Aku tidak tahu apakah akan melakukan pekerjaan dengan baik.”
Kata Bibi Oh ragu.
“Kau tampak
seperti orang yang berani, jadi kenapa kau bertingkah seperti ini? Kau sudah
melakukannya dengan baik sampai sekarang.” Ucap guru Park
“Itu
karena kau terus membantuku.” Pikir Bibi Oh.
“Kalau
begitu, aku akan memberi tips lagi. Kali ini, tipsku adalah suaramu. Buat
suaramu sekeras mungkin.” Ucap Guru Park. Bibi Oh melatih suarnya agar bisa
lebih lantang dan keras.
Saat itu
Yong Gi datang memanggil gurunya. Guru Park tak percaya berpikir kalau matahari
terbit dari barat karena Eom Yong Gi
sedang mencari gurunya. Yong Gi mengatakan bukan Guru Park tapi guru musik.
Bibi Oh kaget mendengarnya.
“Aku akan
menunggu Anda di ruang musik.” Kata Yong Gi lalu bergegas pergi.
Yong Gi
mencoba bermain piaon. Bibi Oh meminta agar Yong Gi Jangan hanya menekannya saja lalu mencontohkan cara
bermain piano dengan benar. Yong Gi seperti masih kaku dan tak terbiasa. Bibi
Oh ingin tahua alasan Yong Gi tiba-tiba ingin belajar piano
“Aku
bosan.” Kata Yong Gi. Bibi Oh kembali mengajarkan Yong Gi untuk bermain piano.
Shi Kyung
duduk sendirian di ruang istrahat sukarelawan menuliskan surat untuk dirinya 10
tahun mendatang
“Untuk
Shi Kyung, 28 tahun... Hai, aku Shi Kyung, 18 tahun. Seperti yang kau tahu,
tidak banyak yang bisa kulakukan sekarang. Aku bukan murid yang baik. Aku tidak
pandai dalam hal apapun kecuali bermain game. Tapi, aku memiliki seseorang yang berharga. Namanya Bom. Dia
pacarku.”
Wajah Shi Kyung menuliskan nama Bom langsung tersenyum
bahagia.
Ga Ram
dkk datang melihat Shi Kyung lalu duduk bersama. Shi Kyung langsung menutup
suratnya. Ga Ram melihat Shi Kyung Menulis
surat untuk dirinya sendiri. Ki Hoon pikir
Shi Kyung mungkin merencanakan berapa banyak anak yang akan dimilikinya
dan Mungkin itu bulan madu.
“Kau mau
pergi kemana untuk bulan madu? Apa Napoli seperti ibu Soo Bin?” ucap Ji Hye
penasaran.
“Napoli?
Itu bukan ide yang buruk. Haruskah kita pergi ke Naples dan Spanyol juga?”
gumam Shi Kyung tersenyum bahagia memikirkanya.
“Dia
tidak punya uang, jadi dia tidak bisa meninggalkan kota ini.” Ucap Shi Young
“Lee Shi
Young sering menyentuh titik lemahku.” Keluh Shi Kyung dalam hati sambil
melotot
“Taman
tepi sungai di kota tidak begitu buruk. Bagaimana dengan taman tepi sungai
untuk bulan madumu?” ejek Ga Ram. Shi Kyung langsun memiting kepala temanya
dengan tawa bahagia.
Shi Kyung
memberikan kaktus yang sudah diberi nama pada wakepsek. Wakepesek binggung
karena Shi Kyung ingin penghargaan untuk
empat kaktus sekaligus dan ingin tahu kenapa harus tiba-tiba
“Saya
mungkin harus segera pergi ke Grand Canyon.” Ucap Shi Kyung tersenyum bahagia.
Nenek Kim
merasa tak enak hati dengan Bom yang datang dengan wanita tua seperti dirinya.
Bom pikir tak masalah karena suka makan sup nasi dengan Nenek, karena
sangat menyenangkan.
“Kau
harus makan yang banyak untuk menambah berat badan.” Ucap Nenek Kim. Bom mengangukkan
kepala lalu nenek Kim seperti mencari sesuatu dalam dompet dan seperti sudah
meninggalkanya.
“Oh, Apa
kau datang lagi nenek Shi Kyung?” kata bibi pemilik sup
“Kupikir
itu adalah pasar lima hari, tapi kurasa aku salah.” Ucap Nenek Kim.
“Apa? Kau
bilang Pasar lima hari? Kau pergi kesana
kemarin. Kau bilang ingin masak ikan untuk cucumu. Kau bahkan menunjukkan ikan
yang kau beli.” Ucap si bibi
“Apa kau
melihat aku membawa ikan? Kapan aku membeli ikan?” teriak Nenek Kim marah
“Tidak
apa-apa jika tidak. Kenapa kau marah?” ucap si bibi heran. Bom menatap nenek
Kim seperti merasakan sesuatu yang aneh.
Bom
bergegas masuk kamar karena merasakan kepala sakit dan mual lalu buru-buru
mengambil obat dalam tasnya. Setelah itu melihat ada bungkus obat dengan nama
[Kim Duk Boon]. Ia pergi menemui dokter Lee dirumah sakit dengan memperlihatkan
foto obat.
“Apa
seseorang mengidap penyakit demensia?” tanya Dokter Lee.
“Apa Obat
ini untuk demensia? Apa Anda yakin? Coba Silakan periksa lagi. Apa Anda yakin
itu bukan untuk pencegahan?” tanya Bom khawatir.
“Kau
perlu didiagnosis dengan itu untuk diresepkan obat ini. Aku tidak tahu siapa tapi Beritahu orang itu
untuk minum obat dan tetap menjaga otaknya
tetap aktif. Jika dia merawat dirinya sendiri, maa dia bisa memperlambat
demensia.” Jelas Dokter Lee. Bom pun hanya bisa terdiam karena nenek Kim juga
punya keluhan sakit.
Shi Kyung
membantu Tuan Kim mandi dengan kursi duduk. Tuan Kim menolak karena bisa mandi sendiri. Shi Kyung
ingat dengan perkataan Tuan Kim yang ingin menghapus tato itu. Tuan Kim tahu
tapi menurutnya tidak bisa menghapus tato ini dengan operasi plastik.
“Kau
mengatakan kepada orang jahat itu untuk menghapusnya sebelumnya.” Kata Shi
Kyung.
“Aku
mengatakan itu hanya untuk memberinya pelajaran.” Akui Tuan Kim.
“Aku bisa
melakukan itu. Jika aku tidak bisa melakukannya dalam satu kali, aku akan
mencobanya 10 atau 20 kali. Aku akan menggosokmu dengan sangat baik dan menghapusnya.”
Kata Shi Kyung. Tuan Kim menolaknya.
“Tapi,
aku butuh kaktus... Aku butuh kaktus agar bisa pergi ke Grand Canyon.” Kata Shi
Kyung.
“Kalau
begitu pergilah ke toko bunga.” Kata Tuan Kim lalu mengelabuhi Shi Kyung dan
bergegas pergi dari kamar mandi. Shi Kyung mengejarnya dan saat itu Bom
menelpnya.
Keduanya
bertemu didepan tangga. Shi Kyung kaget mengetahui tentang obat Mencegah
demensia. Bom menceritakan Nenek didiagnosis menderita demensia dan tidak bisa
membiarkan hal itu terjadi padanya jadi harus melakukan sesuatu sebelum hal itu
terjadi pada nenek mereka
“Bom
berkata "nenek kita." Gumam Shi Kyung tersenyum bahagia.
“Nenek
semakin tua sekarang. Lee Shi Kyung, apa kau
tidak peduli dengan Nenek?” kata Bom melihat Shi Kyung hanya tersenyum.
“Kenapa
aku merasa begitu baik bahkan saat Bom mengomeliku?”gumam Shi Kyung
Bom
akhirnya memanggil Shi Kyung karena berpikir kalau tak mendengarkan. Shi Kyung
menyetujuinya kalau neneknya itu tidak
akan pernah mengalami demensia karena Jika mengalami demensia, maka tidak bisa lagi membuatkan sup kacang kedelai
untuknya.
Bom
dibuat binggung. Shi Kyung pun meminta Bom agar meminjamkan ponselnya karena akan
mencari cara pencegahannya jadi akan pergi menemui Nenek saat mencari cara pencegahannya. Bom pun setuju.
Shi Kyung
mencari nama di ponsel Bom [Ibu] lalu mencatat dalam ponselnya.Ia bergumam
kalau Sebenarnya, ada hal lain yang ingin dilakukan untuk Bom selain Grand Canyon.
“Apa aku
benar-benar bisa melakukannya untuknya? Aku tidak akan tahu. Aku akan mencoba
melakukannya.” Gumam Shi Kyung.
Ibu Bom
terlihat bahagia saat anak dan suaminya menjemput, lalu membuka ponselnya
karena menerima sebuah pesan. [Halo. Aku
pacarnya Bom, Lee Shi Kyung. Anemia Bom parah akhir-akhir ini. Bisakah Anda
datang menemuinya?]
“Tidak
hanya berpura-pura sakit. Apa Dia bahkan
memamerkan pacarnya?” keluh ibu Bom tak peduli.
Anak
keduanya memanggil untuk segera masuk
mobil. Ibu Bom pun tak membalasnya dan segera masuk ke dalam mobil.
Shi Kyung
dan Bom menemani nenek Kim bermain go stop dengan dua nenek lainya. Keduanya
seperti kalah banyak dengan Nenek Kim yang dibantu oleh dua cucunya. Shi Kyung
menghitung Nenek Kim menang 104 poin. Nenek Kim terlihat bahagia.
“Tunggu,
kalian semua berhutang satu pada nenekku juga.” Ucap Shi Kyung bahagia. Nenek
Kim memuji Bom sangat hebat.
“Lupakan.
Aku tidak ingin melakukan ini. Mereka bukan hanya cucumu. Tapi Mereka adalah
pemain yang curang.” Kata salah satu nenek kesal
“Apa kau
sudah pikun, wanita tua? Berani-beraninya kau mengatakan itu?” kata Nenek Kim
membela. Si Nenek pikir tak ada yang salah dengan ucapanya.
“Nenek...
bermainlah lima kali lagi dengan nenekku. Kami akan membiarkanmu pergi jika kau
bermain lima kali lagi.” Ucap Shi Kyung menahan si nenek agar tak pergi.
“Biarkan
dia pergi jika dia tidak mau. Nah, aku tidak harus memberikan tip sebagai
pemenang, jadi itu bagus.” Kata Nenek Kim. Shi Kyung memohon agar si nenek bisa
ikut main lima kali.
“Kalau begitu,
putaran ini tidak masuk hitungan.” Kata si nenek. Nene Kim berteriak marah.
Bom mengambil
air minum. Shi Young dengan sinis bertanya pergi kemana hari ini. Bom
mengatakan Panti Jompo dengan Nenek. Shi Young memperingatkan kalau Yoghurt di
lemari es adalah Miliknya jadi jangan
menyentuhnya. Bom mengerti dengan tatapan sinis.
“Lakukan
ini juga saat kau melakukannya.” Kata Shi Young menaruh piring kotor. Bom berteriak
kesal.
“Apa?!! Sudah
Lupakan... Biarkan saja jika kau tidak mau, karena Ibu akan melakukannya.” Kata
Shi Kyung lalu masuk kedalam kamar, lalu melihat Bom yang tiba-tiba merasa mual
lalu bergegas pergi ke kamar mandi.
Shi Kyung
sibuk menghitung uang receh dalam kamarnya. Tiba-tiba Shi Young langsung
membuka pintu dan masuk membuat kaaknya kaget. Shi Kyun mengomel kalau adiknya
harus mengetuk pintu lebih dulu. Shi Young langsung bertanya apa dilakukannya
dengan Bom.
“Aku
tidak melakukan apapun.” Kata Shi Kyung bingung
“Jika kau
tidak melakukan apapun, lalu kenapa Bom...” Shi Young. Shi Kyung panik ingin
tahu Ada apa dengan Bom
“Bom baru
saja muntah di sana. Kalian berdua...” kata Shi Young berpikiran aneh. Shi
Kyung langsung bergegas keluar dari kamarnya.
Shi Kyung
berteriak memanggil Bom dan masuk ke kamar neneknya. Bom sedang di pijat oleh
nenek Kim. Shi Kyung panik menanyakan keadaan Bom., Nenek Kim memberitahu Bom
memiliki gangguan pencernaan danmeminta agar agar dan pijat tangannya. Shi
Kyung pun menurutinya.
Saat
dimalam hari, Bom yang tidur disebelah nenek Kim bergeser memeluk nenek Kim.
Shi Young membuka mata seperti tak bisa menerima kalau Bom dekat neneknya.
Ga Ram
datang ke perpustakaan membawakan obat pencernaan ini. Shi Young terlihat
menahan sakit berpikir ingin menemui nenek dan memintanya untuk menusuk jari
saja. Ga Ram hanya menatap binggung. Nenek Kim duduk dengan Bom dan Shi Kyung
di rumah sakit.
“Kenapa
kau repot-repot membelinya? Seharusnya kau membeli sesuatu yang enak untuk
dimakan bersama.” Kata Nenek Kim.
“Itulah
yang ingin kulakukan.” Kata Bom. Shi Kyung memberitahu kalau Bom yang ingin
membelikan buku untuk nenek Kim.
“Bukankah
Bom itu orang yang baik?” kata Shi Kyung bangga. Nenek Kim berkata “Heol.”
“Shi
Kyung, apa kau memamerkan pacarmu ke nenekmu?” ejek Nenek Kim. Bom tak percaya
kalau Nenek Kim tahu tentang "Heol"
“Shi
Young selalu mengatakannya. Dia selalu mengatakan "daebak" dan
"heol."” Kata Nenek Kim
Shi Kyung
pikir neneknya itu terdengar seperti lagu rap. Dengan berkata "Selalu
mengatakan daebak dan heol." Nenek Kim memperbaiki bukan seperti itu
caranya bernyanyi rap. Shi Young melihat keduanya yang terlihat akrab langsung
mengeluarkan ponselnya.
Nyonya Oh
menerima pesan dari anaknya “Ibu, Shi Kyung sudah menimbulkan masalah.” Lalu dari
kejauhan melihat Shi Kyung dan Bom sedang bersama dengan ibu mertuanya. Ia lalu
menarik Shi Young bertanya apa maksud dari pesan yang dikirimkanya.
“Masalah
apa yang ditimbulkan Shi Kyung?” tanya Nyonya Oh, tapi berpikir kalau akan
bertanya pada Shi Kyung sendiri.
“Jangan
tanya pada Shi Kyung tapi Tanya pada Bom. Bom lebih tahu tentang itu.” Kata Shi Young. Nyonya Oh
melotot kaget.
Bersambung
Ke episode 12
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar