Dong Tak
mengemudikan mobilnya mengingat kejadian sebelumnya merasa kalau bisa melihat
sesuatu sekarang. Soo Chang menyapa Dong Tak yang duduk disampingnya lalu
bertanya apakah sekarang tidak bisa dengar.
“Aku pikir
seseorang telah mendiagnosa kalau dirinya
benar.” Ucap Soo Chang. Dong Tak menyuruh agar menutup mulutnya.
“Aku
sudah tutup mulut... Ahh.. Benar, kau tidak bisa melihatku.Astaga, aku takut
karena mengira kau bisa melihatku.” Ucap
Soo Chang
“Kubilang,
tutup mulut... Aku akan memanggil pengusir
setan dan dukun jika tidak diam.” tegas Dong Tak
“Apa Kau
pikir aku hantu? Itu hanya bekerja pada orang mati. Aku roh dari tubuh yang
tidak sadarkan diri karena kau. Aku tidak percaya kau menyamakan itu.” Ucap Soo
Chang
“Tapi
kenapa harus aku?” keluh Dong Tak kesal
“Benar.
Kenapa hanya kau yang bisa mendengarku? Kenapa
cuma kau yang memilikinya?” kata Soo Chang ikut kesal
“Jadi
maksudmu, aku harus percaya pada apa
yang dikatakan roh?” tanya Dong Tak. Soo Chang membenarkan.
“Dia
bukan pelaku sebenarnya. Aku tahu pelaku sebenarnya.” Ucap Soo Chang
menyakinkan.
Dong Tak
menahanya agar cukup membahasnya karena ketika menangkapnya menyindir untuk
mengucapkan terima kasih sudah membantunya. Tapi menurutnya kalau ini adalah
memang benar bahwa Tuan Lee penjahat yang sebenarnya.
“Bagaimana
kau tahu?” ejek Soo Chang bertanya.
“Dia
mengaku. Tidak ada orang bodoh yang mengaku telah membunuh seseorang.” Kata Dong Tak
“Tidak,
kau tidak mengenalnya. Dia bukan hanya bodoh. Dia sangat bodoh. Kami sama-sama di panti
asuhan... “ucap Soo Chang seperti tak ingin membahasnya dengan mengartikan Dong
Tak lebih percaya pada Tuan Lee dibanding dirinya.
“Kau
penipu. Itu sebabnya aku tidak
mempercayaimu.” Tegas Dong Tak. Soo Chang pun tak bisa berkata apa-apa lagi.
Jin An
membacakan makan dalam plastik berlatih seperti mengejutkan seseorang, sambil
berkata kalau berharap tidak salah paham karena membawa makanan dan hanya ingin mereka bekerjasama...
“Katakan
yang sejujurnya. Ceritakan padaku tentang kasus Detektif Jo. Maksudku, kita
sudah melewati banyak hal. Bisakah kau memberi beberapa informasi eksklusif tentang itu?” ucap Jin An
lalu mengeluh dengan sendirinya dan berharap agar bawanya itu berhasil.
Soo Chang
dan Dong Tak terdiam dalam mobil. Dong Tak bertanya apakah Soo Chang kecewa
karena ia tidak percaya pada penipu dan ingin tahu alasan Mengapa harus masuk
ke tubuhnya. Soo Chang mengaku mengingat sesuatu yang harus dilakukan.
Flash Back
Ia
mengingat saat masih kecil mengatakan “Ayahku tidak melakukannya. Kau bilang
akan membantunya membuktikan dia tidak
bersalah.”
“Itu
karena aku belum menyelesaikan sesuatu. Aku
memang penipu, tapi tidak akan menipu
seseorang ketika menjadi roh. Aku akan melakukan yang seharusnya dengan tubuhmu, .dan kau bisa
menangkap penjahat yang sesungguhnya.”
Ucap Soo Chang berusaha menyakinkan.
“Jadi
maksudmu Lee Doo Sik bukan penjahat sebenarnya. Dan kau melihat wajah penjahat yang sebenarnya?” kata Dong Tak
seperti mulai percaya.
“Oke,
pupilmu melebar. Ini artinya permainan berakhir.” Gumam Soo Chang bahagia.
“Apa Kau
menyuruhku untuk percaya pada roh?” keluh Dong Tak. Soo Chang memohon agar bisa
mempercayainya.
“Kau
tidak akan pernah tahu. Kita mungkin ditakdirkan untuk bekerjasama.” Kata Soo
Chang menyakinkan.
Dong Tak
mengingat saat membayar 10 dolar, lalu perawat mengatakan Dong Tak akan segera
menemukan pasangan yang luar biasa jadi
harus tetap bersama seolah menyatu dan
hanya itu cara agar bisa hidup.
“Tubuh
detektif dimasuki roh penipu. Aoa Menurutmu ini masuk akal?” ucap Dong Tak
masih tak percaya
“Ya, jika
kita berhasil mendapatkan sesuatu dari
ini.” Kata Soo Chang meyakinkan.
Tuan Lee
akhirnya dibawa masuk ke dalam kantor polisi, Jin An melihat Sung Hyuk langsung
memanggilnya, bertanya Apa ada sesuatu yang terjadi. Sung Hyuk dengan bangga
kalau mereka sudah menangkap orang yang
membunuh Detektif Jo.
Soo Chang
mengikuti Dong Tak turun dari mobil mengeluh kalau membuatnya rumit, karena
cuma perlu masuk ke tubuhnya. Dong Tak berbalik meminta agar Soo Chang bisa
mendengarkanya. Soo Chang meminta agar Dong Tak bergeser ke arah kanan. Dong
Tak pun mengikutinya walapun tak bisa melihat.
“Lalu
beri bukti kalau dia bukan pembunuhnya.”
Ucap Dong Tak. Soo Chang binggung ditanya bukti
“Kau tidak
punya, 'kan? Usaha yang bagus. Aku sempat bingung sebentar, dan berpikir kau benar. Tapi kau bukan aktor
yang hebat. Jadi kumohon pergilah, roh penipu.” Ucap Dong Tak marah.
“Hei, itu
Ssong. Kau disana. kau seharusnya lihat apa
yang kulakukan hari ini. Sayang sekali.” Ucap Soo Chang bahagia melihat
Jin An yang datang. Dong Tak menyuruh Soo Chang diam dan pergi.
Jin An
mengucapkan Selamat sudah menangkapnya dan merasa kalau sudah punya andil
besar. Soo Chang pikir mereka menangkapnya berkat Jin An juga. Jin An pun
meminta agar memberikan berita eksklusif...
“Apa Kau
tidak dengar? Pergi kau!” ucap Dong Tak kesal selalu mendengar ucapan Soo
Chang. Jin An binggung tiba-tiba Dong Tak malah mengusirnya. Dong Tak berusaha
menjelaskan bukan seperti itu maksudnya.
“Bagaimana
kau bisa begitu kasar pada wanita?” keluh Jin An.
“Terutama
pada wanita cantik seperti Ssong.” Komentar Soo Chang. Dong Tak makin marah
dengan mata melotot
“Wow, dan
sekarang kau melotot padaku.” Kata Jin An tak percaya. Dong Tak menjelaskan
kalau itu bukan untuk Jin An.
“Jika
bukan untukku, siapa lagi yang ada disini? Mengapa? Apa ada hantu di sekitar
sini?” ucap Jin An marah. Dong Tak mengaku kalau memang seperti itu.
“Ssong, kau
paling cantik ketika marah. Aku tidak yakin apa
kau menyadari itu.” Ucap Soo Chang memuji
“Apa Kau
marah pada semua orang? Maksudku, seorang wanita seharusnya tidak marah seperti itu pada orang lain. Bagaimana... bisa
kau tidak memahamiku? Matamu tidak bisa memahami orang. Jangan marah pada semua
orang. Bahkan jika dia sepertiku, maka kau tidak boleh marah pada pria
lain. Jangan pernah. Kau harus Marah
saja padaku. Mengerti?” ucap Dong Tak lalu masuk ke dalam kantor polisi.
“Kapan
aku marah pada semua orang?” ucap Jin An binggung. Soo Chang meminta Jin An
agar tenang saja.
“Bagaimanapun,
aku sudah menaruh umpan. Tapi bagaimana jika Doo Sik sungguh pelakunya?” kata
Soo Chang mengikuti Dong Tak masuk kantor.
Jin An
bertanya-tanya siapa yang ada dengan Soo Chang. Soo Chang berkata kalau akan
membantu. Dong Tak mengatakantidak butuh. Jin Ah melihat Dong Tak berpikir
kalau Dong Tak yang ingin ia berhenti
meminta berita eksklusif,
“Bukankah
seharusnya kita saling bergandengan tangan...” kata Soo Chang. Dong Tak
menegaskan tidak akan memegang tanganya.
“Aku
tidak akan memegang tanganmu!” Jerit Dong Tak seperti sedang berbicara sendiri.
“Dimana...
kau?.. Sialan, kau sebelah kiri atau kanan?” ucap Dong Tak marah ingin
menyemport dengan alat pemadam.
“Kau yang
terus berputar. Aku bukan dikiri atau
kanan.” Ejek Soo Chang
“Aku akan
menangkapmu.” Kata Dong Tak. Jin An yang melihat tak percaya kalau bisa
melakukan pekerjaan dengan detektif gila seperti Dong Tak.
“Jika aku
menyemprot ini, aku mungkin bisa
melihatmu. Kau dimana, brengsek?” ucap Dong Tak kesal
“Aku senang
akhirnya dia menangkap pembunuhnya.” Ucap Jin An dengan helaan nafas panjang.
Dong Tak
duduk diam melihat Tuan Lee yang ada didepanya, teringat kembali kata-kata Soo
Chang “Dia bukan pelaku sebenarnya. Aku tahu wajah pelaku sebenarnya Biarkan
aku masuk ke tubuhmu. Lalu aku akan membantu menangkap pelaku sebenarnya.” Lalu
Telp Dong Tak berdering.
“Kami
menemukan senjata di rumahnya. Akan kami bawa ke NISI.” Ucap Sung Hyuk dan Dong
Tak meminta agar cari tahu apa ada darah...
“Seharusnya
ada salah satu darah Detektif Jo Hang Joon. Dan satunya lagi Detektif Cha Dong Tak, bukan begitu?” kata Tuan Lee
menyakinan dan memperlihatkan gambar tato dibagian punduknya.
“Apa sekarang
kau sudah mendapatkan semuanya?” ejek
Tuan Lee. Dong Tak pin ingin tahu alasan Tuan Lee Doo Sik membunuhnya.
“Kim Jong
Doo, pria itu,bertindak seperti orang bodoh. Jadi aku bilang kepada anak
buahku untuk memberinya pukulan. Tapi...
Betapa sialnya aku.. Dia mati.” Cerita Tuan Lee.
“Apa kau
membunuhnya karena dia menggali kasus Kim?” tanya Dong tak
“
Tidak... Apa Kau tahu mengapa dia dibunuh? Itu Karena...dia...terlalu pintar.
Jadi kau harus berhenti untuk sok
pintar.” Ucap Tuan Lee mengejek.
Dong Tak
tak bisa menahan marah dengan langsung menarik
baju Tuan Lee. Dong Ki dan Ho Tae masuk menahan Dong Tak melakukan
pemukulan pada si pelaku. Dong Ki menyakinkan kalau Tuan Lee melakukan ini
dengan sengaja danakan membuat pengakuan palsu karena memukulnya jadi meminta
agar Jangan membiarkan Tuan Lee mengelabuinya. Mereka pun memutuskan agar
istirahat lima menit.
Dong Tak
hanya terdiam diluar ruang interogasi. Soo Chang kembali datang bertanya apaah
Dong Tak ingin bukti kalau Doo Sik bukan
pembunuhnya. Soo Chang melihat saat Tuan Lee membuka bajunya di temani oleh Ho
Tae.
Dong Tak
mondar mandir dalam ruangan mengingat ucapan Soo Chang “Seorang penipu
terkadang bicara jujur. Kau hanya punya
satu cara untuk memeriksa apa aku bicara
jujur.” Akhirnya ia membuka bagian belakang Tuan Lee dan tak menemukan ada
bekas luka padahal sebelumnya si pelaku tertimpa lemari ketika berusaha
menyerangnya.
“Punggungnya
tidak terluka. Itulah buktinya.” Ucap Soo Chang. Dong Tak pun merasa sedikit
yakin kalau bukan Tuan Lee pelakunya.
“Aku
mencari tahu dia dimana pada hari itu,dan hari itu dia melakukan transaksi di toko terdekat.” Ucap Sung Hyuk di luar
ruangan interogasi.
“Kita
punya pengakuannya dan senjata yang ia
pakai. Kita tidak perlu memeriksa hal lain.” Kata Ketua Yoo
“Tapi
kenapa Detektif Cha di sana?” tanya Jin An. Semua polisi kaget melihat Jin Ah
sudah ada didalam kantor polisi.
Jin An di
dorong keluar dari ruangan. Ho Tae mengeluh kalau Jin An hampir membuat jantungnya copot. Soo
Chang terlihat bahagia melihat Jin An ada didepanya, tapi saat itu tiba-tiba
jantungnya terasa sangat sakit dan juga matanya pun memerah.
Di rumah
sakit
Perawat
bertanya pada Soo Chang apakah bisa mendengarnya. Dokter pun mencoba memberikan
kejut jantung beberapa kali. Tubuh Dong Tak seperti dalam kedaaan kritis. Soo
Chang datang melihat tubuhnya yang diberikan kejut jantung beberapa kali.
“Dia
sudah kembali normal.” Kata Perawat bahagia. Dokter pun meminta agar bisa
memeriksa setiap 15 menit.
“Kau
melakukannya dengan baik.” Ucap si perawat mengajak bicara Soo Chang.
Soo Chang
terdiam melihat tubuhnya, lalu teringat ucapan Miss Bong “Jangan lupa. Jika kau
tidak kembali dalam 49 hari,kau harus
mengucapkan selamat tinggal pada tubuhmu
untuk selamanya.”
“Ingatan
yang ingin aku lupakan. Tapi tidak bisa kulupakan.” Ucap Soo Chang mengingat
saat masih kecil kalau butuh bantuannya dengan memberikan sebuah kalung.
“Ya, itu
dia...Itulah jaring karma yang harus kubuka.” Ucap Soo Chang.
Dong Tak
menatap Tuan Lee seperti sangat yakin dengan ucapan Soo Chang, lalu ingin
bertanya satu hal yaitu apakah Tuan Lee itu dibayar. Tuan Lee hanya tertawa
mendengarnya dengan nada mengejek.
“Tekanan
terus menerus dan didukung operasi
mengakibatkan polisi mengungkapkan bahwa
dua kasus ini sebenarnya berkaitan. Polisi...” ucap Soo Chang melaporkan
berita lalu mendengar kalau Tuan Lee yang keluar dan bergegas mendekatinya.
“Apa ada
yang ingin Anda katakan kepada keluarga
korban? Apa motifmu membalas dendam? Hasil forensik belum keluar. Kenapa Anda mengakuinya?” tanya Jin An dengan
para wartawan.
“Mereka
menangkapku,dan tidak ada tempat untuk kabur. Aku tidak bisa tidur nyenyak sampai sekarang. Jika aku mengakui semuanya,
maka pejabat tinggi mungkin mengurangi
hukumanku. Tunjukkan dimana kelonggarannya.” Ucap Tuan Lee.
Flash Back
Ketua Ma
sempat bertemu dengan Tuan Lee memerintahkan agar Tutup mulut sampai ada
pengampunan khusus dan tahu kalau Tuan Lee pasti menginginkan posisi yang lebih baik. Tuan Lee meminta agar
memastikan untuk membeli jas untuknya nanti.
Tuan Lee
menatap ke arah gedung dibagian atas sebelum menaiki bus. Ketua Ma melihatnya
sambil berkomenta Tuan Lee itu tak berpikir bisa bergaul dengan mereka sambil
mengumpat si Brengsek sombong.
“Jika dia
akan mengganggumu nanti, singkirkan
sekarang.” Saran Tuan No.
“Dia tidak
akan bicara dengan mudah.” Kata Ketua Ma yakin.
Di dalam
bus
Dong Tak
menegaskan tidak akan menyerah sampai
akhir. Tuan Lee tak peduli menyuruh Dong Tak agar meLakukan sesukanya dan ingin
tahu alasan Dong Tak kalau bukan ia pelakunya.
“Seseorang
mengatakan kau tidak melakukannya. Aku memutuskan untuk percaya padanya.” Kata
Dong Tak
“Apa itu
Sungguh? Siapa dia?” tanya Tuan Lee penasaran.
“Orang
yang membantu menyelesaikan kasus ini.
Rekanku.” Kata Dong Tak.
Jin Ah
selesai memberikan laporanya, Mi Nam melihat tatapan Jin Ah binggung bertanya
Apa yang terjadi. Jin Ah merasa ada sesuatu yang tidak beres tentang kasus ini. Mi Nam heran
karena Jin Antidak terima saja karena menurutnya Keadilan selalu menang.
“Ada yang
lain... Sesuatu yang hanya diketahui Detektif Cha.” Kata Jin An dan menatap
Dong Tak saat akan masuk ke kantor polisi. Keduanya saling menatap seperti bisa
merasakan satu sama lain.
Jaksa Tak
berlari atas treadmeal teringat kembali pertemuan dengan ayah dan juga temanya,
memberitahu kalau Lee Doo Sik adalah kasusnya. Petinggi meminta agar Siapapun
Jaksa penuntutnya, lakukan persidangan dengan apa yang telah ditentukan
sebelumnya. Jaksa Tak akan menyela.
“Maaf
membuang waktu berhargamu.” Ucap Tuan Tak keluar dari ruangan.
“Mengapa
aku tidak boleh mengambil kasus ini?” tanya Jaksa Tak pada ayahnya.
“Apa Kau
akan bersikeras dia tidak bersalah
sampai terbukti bersalah lagi Dan membebaskan penjahat seperti sebelumnya? Telpon Ji An. Kita harus
makan malam.”kata Tuan Tak lalu keluar dari ruangan.
Tuan Tak
membaca profile dari Dong Tak “ LAHIR DI INCHEON, YATIM PIATU, TAHANAN REMAJA,
MENJADI PERWIRA” lalu berkata Cha Dong Tak kalau Ada yang hangat didalam angin
Dong Tak
datang ke tempat Hang Joon dengan membawakan bunga sambil berkata “Apa ada
seseorang yang sangat ingin kau tangkap
sampai menangis? Apa Kau lupa aku menderita
sindrom mata kering?”
“Hang
Joon Hyung... Tunggu sebentar lagi... Aku akan menangkap
pembunuhnya...lalu...menangis.” ucap Dong Tak lalu pamit pergi. Saat itu
seseorang datang membuka tempat abu Hang Joon lalu seperti menyembunyikan
sesuatu dan menutupnya kembali.
Kepala
Yoo berkumpul dengan semua timnya di tempat karaoke, sambil bersilang kalau Jika
salah satu dari kalian keluar dari ruangan ini, maka akan membunuhnya. Mereka
pun mulai bersulang dan menyanyi, hanya ada Dong Tak dan Kepala Yoo duduk
sambil minum.
“Apa ada
yang mengganggumu?” tanya Kepala Yoo. Dong Tak hanya terdiam sambil memegang
gelasnya.
Flash Back
Dong Tak
melihat sebuah berkas kalau LEE DOO SIK pada 2 PAGI, 7 NOVEMBER ada di PERSIMPANGAN
SEOCHO, SEOCHO-GU dengan mobil yang digunakan terekam oleh CCTV. Lalu ia
melihat pada foto kejadian yaitu jam yang sama dengan Doo Sik, jadi tak mungkin
ada di dua tempat yang berbeda.
“Buat
daftar orang yang ngebut tanggal 7
November dini hari. “ ucap Dong Tak pergi ke ruangan CCTV. Si petugas mencari
data di tanggal 7 November.
“Ini
aneh... Semua catatan hari itu hilang.” Ucap Si petugas melihat datanya. Dong
Tak pun seperti bisa tahu kalau memang ada sesuatu yang tak beres.
Dong Tak
akhirnya mengaku tak ada apa-apa dan menutupinya sendiri dengan penemuan Dong
Tak. Ketua Yoo meminta agar Dong Tak Jangan memikirkan hal-hal lain
seorang diri. Dong Tak seperti bisa mengetahui kalau ada petinggi dibalik kasus
ini.
Perawat
Gil menceritakan pada Jin An kalau pasien yang koma di bangsalnya hampir
meninggal hari ini. Jin An bertanya apakah maksudnya Orang yang sedang
jalan-jalan itu. Perawat Gil yakin Beberapa orang bahkan bangun setelah koma
bertahun-tahun.
“Aku sangat
khawatir. Kejadian seperti hari ini bisa
saja terjadi lagi.’ Ucap Perawat Gil
“Mengapa
kau sangat peduli?” tanya Jin An heran. Perawat Gil mengatakan kalau itu Karena
rasa kemanusiaan.
“Atau aku
penggemarnya.” Kata Perawat Gil. Jin Ah bertanya apakah pasienya itu tampan.
“Apa Kau
pikir aku perawat yang akan jatuh cinta
pada pasien karena penampilan?” keluh Perawat Gil. Jin Ah seperti bisa tahu
kalau pasien itu tampan.
Saat itu
Dong Tak dkk baru saja keluar dengan mengantar Kepala Yoo pulang mengunakan
taksi. Perawat Gil melihat diseberang jalan Preman itu terlihat sangat
menakutkan.
“Tapi...
Pria yang paling kiri itu membuatku...jadi ngiler. Dia terlihat tidak asing.”
Ucap Perawat Gil melihat Dong Tak yang masih sadar. Jin An melotot kaget kalau itu adalah Dong
Tak.
“Bukankah
itu detektif yang tidur bersama denganmu
dikantor polisi?” ejek Perawat Gil
“Aku
tidak tidur dengannya.” Tegas Jin An.
“Wajah
seperti itu membuat kesejahteraan lebih baik
tanpa takut kenaikan pajak.” Ungkap Perawat Gil. Jin An langsung
mengeluarkan ponselnya. Perawat Gil heran padahal mereka sedang bicara.
Dong Tak
menahan Sung Hyuk yang mabuk agar tak berdiri di pinggir jalan, saat itu sebuah
pesan masuk. Mata Dong Tak melotot kaget karena videonya membuka baju seperti
orang gila,berteriak-teriak marah sendirian.
“Astaga,
orang cabul mana... Ah. Tunggu. Itu sangat mirip denganmu.” Kata Sung Hyuk
melihatnya. Dong Tak berusaha untuk menyangkal dan mengajak pulang saja.
“Dong Tak
Hyung. Ayo kita tangkap orang cabul itu.”
Kata Sang Hyuk.
“Ya, tapi
orang cabul itu... Aku akan menangkapnya,
jadi istriku pulanglah.” Ucap Dong Tak. Sang Hyuk pun menurut kalalu
mereka harus menyingkirkan semua orang
cabul. Dong Tak menelp dan ingin tahu keberadaan Jin An sekarang.
Keduanya
akhirnya bertemu, Dong Tak langsung mengeluh Jin An yang hobinya memeras. Jin
An pikir Itu hal yang berguna ketika seseorang terus menarik janjinya. Dong Tak
membenarkan kalau ini akan berhasil dan ingin tahu Dimana yang asli dan Siapa
yang merekamnya.
“Apa Kau
tidak tahu? Reporter diwajibkan untuk melindungi sumbernya dengan segala cara. Aku tahu itu
informasi yang didapat secara ilegal dan sumbernya tidak bisa diterima.” Tegas Jin An. Dan
keduanya saling menatap
“ Lalu
Apa yang kau lakukan di sungai? Seorang ahli mungkin mengatakan kau tampak seperti orang cabul. ejek Jin An
duduk didepan minimarket.
“Apa
hobimu... Apa kau menyukai hal semacam
itu?”balas k Dong Tak
“Siapa
bilang aku suka?” ucap Jin An berpikir itu Dong Tak yang menyukainya dan terlihat
sangat senang.
“Itu
bukan aku.” Ucap Dong Tak. Jin Ah yakin kalau itu Dong Tak. Dong Tak ingin tahu
darimana Jin Ah bisa mengetahuinya.
“Dari
Wajahmu. Alis yang hitam, rahang yang menawan, dan bahu yang lebar. Apa
Maksudku, jika bukan kau, apa itu
kembaranmu? Kalau lebih baik Pulanglah, dan tanyakan pada orang tuamu, apa kau punya saudara yang sudah lama hilang.”
Ejek Jin An.
“Jika
maksudmu orang tua atau saudara
kandungku, Aku juga tidak punya.” Kata Dong Tak.
Jin An
pikir mereka memiliki satu kesamaan. Dong Tak pikir Untuk merayakannya, maka
meminta agar memberikan video asli. Jin An pikir Jika memberinya dengan
mudah, maka akan kehilangan bahan untuk
memeras Jadi mengajak untuk membuat kesepakatan.
“Aku
tidak bernegosiasi dengan orang yang
suka memeras, dan tidak akan membantumu jika terjadi sesuatu.” Ucap Dong Tak.
Saat itu
seseorang keluar dari minimarket dan berlari menabrak Jin An yang sedang duduk.
Paman pemilik minimarket berteriak agar mereka menangkap si anak kecil. Dong
Tak membantu Jin An bangun sambil mengatakan kalau Nanti saja bilang terima
kasih. Jin An mengeluh kalau ia yang harus selalu berterima kasih padanya.
Dong Tak
mengejar si anak dan terlihat larinya lebih lamban dari yang diduga lalu
bertanya sampai kapan mereka akan joging, Si anak pun mulai kelelahan. Dong Tak
memberitahu kalau ia seorang detektif. Jin An tiba-tiba datang dengan nafas
terengah-engah karena mengejarnya.
“Detektif
di Korea belajar taekwondo, judo, aikido, tinju, dan yang lain. Setidaknya 20 macam.” Ucap Jin
An. Dong Tak mengeluh kalau itu kalimat yang bisa dikatanya.
“Haruskah
kita berdebat tentang itu?” keluh Jin
An.
Akhirnya
mereka pergi ke minimarket. Si anak itu menjelaskan kalau meminta bayaran dan si pemilik memberikan uang
koin. Si paman mengeluh kalau koin itu sama-sama dengan uang. Jin An
berkomentar kalau ini terlalu berlebihan.
“Coba tebak
siapa yang lebih menderita? Dia selalu ingin bekerja lembur,dan uang itu tidak
pernah bertambah pada saat dia bekerja.
Lalu Dia terus bilang tidak mencuri
uangnya Jadi aku marah. Itu sebabnya aku mengganti uangnya menjadi koin.” Ucap Si paman. Dong Tak pun berjalan menjauh dengan si anak
agar bisa bicara berdua.
“Apa itu
benar?” tanya Dong Tak. Si anak mengaku tidak mencuri apapun.
“Aku
ingin membayar uang sekolah pacarku.
Jadi aku bekerja 14 jam sehari.” Ucap Si anak. Dong Tak mengaku kalau percaya
dengannya.
“Dia
bilang untuk biaya sekolah pacarnya. Dia
tidak akan mencuri itu... jika memang seorang pria. Tapi kau tidak seharusnya
memukul dia.” Kata Dong Tak.
“Aku
sudah bilang tidak mencuri, tapi dia memperlakukanku
seperti pencuri. Aku merasa gila.” Kata si pria
“Jadi
Pukul aku. Kau bilang itu membuatmu menjadi gila. Pukul aku kalau begitu.” Kata
si paman menantang. Si anak terdiam seperti ingin melampiaskan amarah
“Kau harus
menunggu selama lima detik. Itu waktu yang dibutuhkan agar kau tidak kehilangan kesabaran. Menurutmu,
apa pilihan salah yang kau ambil selama lima detik untuk merubah hidupmu?” kata
Dong Tak menasehati.
“ Itu
Kemungkinan. Kau akan menjadi sesuatu
dalam 5 sampai 10 tahun. Tapi kau telah menukar setengah dari
kemungkinan yang kau punya dengan lima detik. Apa Kau masih berpikir tidak
bisa menunggu selama lima detik?” jelas
Dong Tak. Jin An mendengar ucapan Dong Tak seperti terkesima.
Si anak
akhirnya meminta maaf. Paman pun bisa
memaafkanya. Dong Tak pun menukar koin dengan uang dari dompetnya.
Dong Tak
keluar dari minimarket dengan dua karung koin lalu bertanya apakah Jin An
terluka. Jin An mengelengkan kepala dengan bangga kalau dirinya penuh
kecantikan dan kekuatan lalu berpikir kalau Dong Tak sangat mengkhawatirkannya.
“Astaga,
baru saja 10 menit lalu, kau bilang tidak
akan melindungiku.” Ejek Jin An.
“Kau
tetap saja warga Korea bahkan setelah 10 menit” kata Dong Tak. Jin An tak
percaya ternyata Dong Tak melindunginya karena ia adalah warga Korea.
“Apa cuma
itu alasannya?” tanya Jin An. Dong takpikir Apa lagi yang harus dilakukan detektif
Korea untuk melindungi Jin An.
“Astaga,
mengapa aku sangat bersyukur menjadi
warga Korea? Aku sebaiknya tidak pindah kemanapun jadi mendapatkan
perlindungan darimu seumur hidup.” Ejek
Jin An.
Dong Tak
bertanya dimana Jin An tinggal. Jin An mengeluh Dong Tak bertanya lagi dan
merasa kalau sudah melupakannya dengan mudah. Dong Tak tak ingin membahasnya
mengajak Jin Ah segera pulang saja. Jin Ah pikir Dong Tak ingin mengantarnya.
Dong Tak mengaku bukan seperti itu, tapi
menyuruh Jin An agar membawa satu karung uangnya karena sangat berat.
Jin Ah tak percaya kalau Dong tak meminta bantuanya.
Jin Ah
bertanya Kenapa tidak menangkapnya, padahal Orang-orang itu berbahaya dan
menurutnya detektif seharusnya menangkap
penjahat. Dong Tak mengaku hanya melihat anak kecil dan bukan Penjahat, jadi
menurutnya anak tadi butuh orang dewasa,
bukan detektif.
“Aku juga
ingin menjadi orang dewasa untuknya,
bukan detektif. Dia sangat mirip denganku saat kecil.” Ucap Dong Tak.
Jin Ah bertanya apakah Dong Tak waktu kecil juga nakal.
“Dulu
ketika aku tinggal di rumah kerabatku,
aku melakukan banyak kesalahan. Lalu aku bertemu detektif yang menjadi
orang dewasa pertama bagiku.” Cerita
Dong Tak
“Aku penasaran
ingin tahu siapa dia. “ kata Jin An.
“Tapi Dia
sudah meninggal. Bukankah ini aneh? Semua
orang di sekitarku meninggal. Detektif itu dan juga Hang Joon Hyung.” Kata Dong
Tak sedih.
“ Kita
seharusnya tidak hanya bicara tentang
akhir yang menyedihkan. Bukankah ada orang yang memiliki akhir yang bahagia?” kata Jin Ah.
Dong tak
seperti bertanya-tanya tentang Akhir yang bahagia, lalu merasa kalau Orang itu
pasti menjalani hidup dengan bahagia
sekarang. Jin An binggung siapa yang dimaksud orang itu. Dong Tak mengatakan
anak kecil tangguh yang mengubah hidupnya.
“Kita
juga akan memiliki akhir yang bahagia. Kita tidur bersama, mempertaruhkan nasib
bersama, hampir berciuman di depan...” ucap Jin Ah. Dong Tak kagt kalau mereka
berciuman.
“Itu...maksudku..
Kita hampir melakukannya. Apa Kau tidak ingat?” ucap Jin Ah tak percaya melihat
Sikap Dong Tak.
“Orang
yang kau temui, setengah adalah aku, tapi setengahnya lagi. mungkin bukan aku.”
Akui Dong Tak
“Apa
maksudmu? Jika kau hanya setengah, apa setengahnya lagi orang lain, bukan Cha Dong Tak?” ejek Jin An sambil
tersenyum. Dong Tak seperti merasakan sesuatu melihat Jin An tersenyum.
“Apa selama
ini kau selalu tersenyum begitu didepanku?” tanya Dong Tak. Jin Ah heran karena
bagaimana harus tersenyum
“Jangan
lakukan itu mulai sekarang.” Tegas Dong Tak
“ Kau tidak
akan bilang, itu membuatmu semakin
menyayangiku, 'kan? Astaga, aku sangat penasaran.” Kata Jin An. Dong Tak
mengaku tidak akan mengatakannya. Jin An mengejarnya ingin tahu apa maksudnya.
Jaksa Tak
menunggu didalam mobil sambil menelp tapi Jin An tak mengangkat telpnya, lalu
melihat Dong Tak datang bersama Jin An.
Dong Tak bertanya apakah ini rumah Jin An. Jin An pikir itu memang rumah
yang sama saat Dong Tak mengantarnya.
“Aku rasa
kau tidak ingin makan ramyeon. Sampai
jumpa.” Ucap Jin An lalu memberikan karung uangnya.
“Bukankah
kau ingin 258 dollarmu kembali? Aku bisa meminjamkannya padamu tanpa bunga.” Kata Dong Tak akan
memberikan karung uangnnya.
“Kupikir
kau tidak ingin berhubungan denganku.
Haruskah kita berhubungan karena uang?”
kata Jin An.
“Ini
sedikit berat. Tidak apa-apa jika kau menolak.” Kata Dong Tak. Jin An mengaku
tidak menolak tapi sangat impulsif hari ini.
“Katakanlah
ini pertimbangan sosial bagi orang membutuhkan yang kebetulan bersikap impulsif.” Ucap Dong Tak.
“Baiklah,
jika kau sungguh ingin membantu orang
yang membutuhkan ini.” Kata Dong Tak
“Orang yang
membutuhkan ini sedikit berantakan.” Kata
Dong Tak mengikat sepatu Jin An. Saat itu juga Jin An seperti merasakan
sesuatu.
Jaksa Tak
binggun melihat Cha Dong Tak bersama dengan Jin An dan ingin tahu alasanya. Jin
An akan masuk rumah tapi malah terjatuh dan melihat ternyata Dong Tak mengingat
dua tali sepatunya, lalu berteriak marah. Dong Tak pun hanya bisa tersenyum
berhasil mengerjai Jin An.
Jin An
melihat di layar ponselnya kalau Sudah larut malam dan akan bekerja besok. Lalu
duduk di tempat tidurnya bertanya pada perawat Giljika pria meminjamkan uang kepada
orang lain dan ingin tahu apa artinya. Perawat Gil langsung menjawab kalau pria
itu ingin membuang Jin An.
“Ketika
seorang pria meminjamimu uang, dia mengirim pesan yang mendalam, yang bertulis, "Apa Kau masih belum mau
putus denganku?"” tanya Jin An.
“Mengapa?
Apa seseorang ingin meminjamimu uang?”
tanya perawat Gil penasaran.
“Tidak, seseorang
ingin memberi pinjaman uang tanpa bunga.” Kata Jin An. Perawat Gil merasa kalau
itu sudah jelas.
“Satu
bulan kemudian bunga akan meningkat menjadi
400 persen per tahun.” Kata perawat Gil.
“Tidak
mungkin. Dia tidak akan melakukan itu. Dia seorang detektif.” Kata Jin Ah.
Perawat Gil menebak apakah maksudnya si detektif Cha.
Jin An
membenarkan dengan wajah sumringah, tapi Perawat Gil heran kenapa harus Dong
Tak. Jin An pikir kalau Dong Tak mungkin jatuh cinta karena kecantikan dan
kecerdasannya. Perawat Gil mengatakan kalau akan membuat janji di rumah sakit
jiwa besok Jin Ah karena harus disuntik.
“Astaga,
kau pasti sangat sakit... Tidurlah. Sepertinya kau belum membaik.” Ejek Perawat
Gil mengelus kepala Jin An.
Jin An
membuka sebuah kotak lalu melihat boneka yang di dapat saat usia tujuh tahun.
Lalu melihat juga album foto saat dirinya ulang tahun dan buat oleh orang
tuanya, tapi di tahun berikutanya ia hanya merayakan sendiri tanpa kedua orang
tuanya.
“Aku
membutuhkan...orang dewasa dalam hidupku selamanya.” Ungkap Jin An sedih
Bersambung
ke episode 8
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar