PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 26 Desember 2017

Sinopsis Andante Episode 14 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Shi Kyung berjalan lemas keluar ruangan dan bersadar di dinding berpikir kalau semua hanya mimpi. Nyonya Oh  memberitahu Bom sudah minum obat penenang dan sedang tidur tapi Kondisinya semakin parah jadi sangat khawatir.
“Apa aku sekarang sedang bermimpi?” gumam Shi Kyung terus menyadarkan kepalanya.  Nyonya Oh memangil anaknya yang hanya diam saja.
“Ibu... tolong bangunkan aku.... Katakan ini mimpi.” Gumam Shi Kyung.
“Bom meminta kami untuk tidak memberi tahumu. Aku tidak punya pilihan.” Cerita Nyonya Oh
“Ibu, aku memintamu untuk membangunkanku.” Gumam Shi Kyung
“Aku khawatir kau juga akan mengalami masa-masa sulit. Jika Bom melihatmu sedih... gejalanya mungkin semakin memburuk.” Jelas Nyonya Oh. Shi Kyung memilih untuk berjalan pergi. Nyonya Oh binggung melihat Shi Kyung yang shock berjalan pergi. 

Shi Kyung pergi ke tempat wakepsek menatap kaktus miliknya sambil bergumam  “Apa yang sudah kulakukan selama ini? Bom sakit parah di sampingku, dan aku bahkan tidak tahu. Dengan bodoh aku memintanya untuk pergi bersamaku ke Grand Canyon.”
“Shi Kyung... Ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi?” ucap wakepsek binggung melihat Shi Kyung yang menangis.
“Wakil Kepala Sekolah... Aku tidak keberatan tidak bisa pergi ke Grand Canyon. Bisakah Anda menyelamatkan Bom?” ucap Shi Kyung sambil menangis
“Kenapa? Apa Bom sakit parah?” tanya wakepsek juga ikut panik
“Bom menderita kanker otak. Jika aku bisa menyelamatkan Bom... Aku akan membawakan Anda seratus kaktus... Tidak, aku akan membawakan Anda 1.000 atau 10.000 kaktus. Apa yang harus kulakukan tentang Bom? Bom bahkan belum berusia 20 tahun! Bisakah Anda melakukannya?” ungkap Shi Kyung berlutu sambil menangis.
Wakepsek terdiam dan ikut sedih mendengarnya.  Shi Kyung pergi ke atap sekolah langsung membuang semua tanaman kaktusnya dan menangis histeris juga berteriak marah karena mengetahui keadaan Bom. 

Ibu Bom terlihat gugup berada di depan rumah sakit untuk masuk. Nyonya Oh melihat langsung menyapa Ibu Bom, berpikir untuk menemui Bom, jadi mengajaknya untuk masuk.  Ibu Bom menolak karena merasa tak punya hak melakukanya.
“Jangan beritahu Bom kalau aku datang.” Ucap Ibu Bom dan bergegas pergi. Nyonya Oh sedih karena ibu Bom malah pergi begitu saja. 

Nyonya Oh datang bertemu dengan Shi Young dan Ga Ram lalu menanyakan keberadaan Shi Kyung. Shi Young mengatakan kakaknya masih ada di ruangan dengan Bom, Shi Kyung hanya duduk diam menatap Bom yang terbaring dengan tanganya yang mengengam tangan Bom. 

Ga Ram membiarkan Shi Young berbaring di pundaknya, walaupun merasakan canggung. Shi Young akhirnya terbangun dan menanyakan keberadaan kakaknya. Ga Ram mengatakan Shi Kyung pergi beberapa waktu yang lalu, dan Bom masih tidur.
“Apa Bom tidak tahu kalau Shi Kyung sudah tahu?” tanya Shi Young
“Kupikir Shi Kyung pergi sebelum Bom bangun dengan sengaja.” Kata Ga Ram. Shi Young binggung apa maksudnya Sengaja
“Dia meninggalkan alter alteronya sebagai gantinya.” Kata Ga Ram
Bom akhirnya terbangun setelah meminum obat dan melihat sebuah boneka pisang yang ada diatas meja. Shi Kyung sengaja meninggalkan sebuah boneka agar bisa menemani Bom. 

Yong Gi berlatih piano, Bibi Oh masuk ruangan tak percaya kalau Yong G yang tahu cara bermain "Chopsticks". Yong Gi mengaku belum pandai melakukannya dan baru saja mulai berlatih. Saat itu Guru Park masuk memuji Piano cocok untuk Yong Gi
“Yong Gi kami benar-benar pandai bernyanyi.” Kata Bibi Oh bangga
“Guru Oh selalu memujimu. Kudengar kau mendapat ujian penilaian musikmu.” Ucap Guru Park
“Aku perlu berlatih, jadi bisakah Anda pergi?” ucap Yong Gi tak suka melihat Guru Park datang.
“Ya, tentu saja. Berlatihlah... Guru Oh, kenapa kita tidak keluar dan membiarkan Yong Gi latihan?” kata Guru Park
“Guru Oh tidak boleh pergi! Guru Oh harus mengajariku.” Kata Yong Gi. Bibi Oh membenarkan kalau harus mengajarinya.
“Kalian berdua harus mencoba bermain bersama.” Kata Bibi Oh. Guru Park binggung.
“Lagu "Chopsticks" harus dimainkan oleh dua orang. Kalian berdua harus bermain bersama. Aku akan melihat siapa yang lebih buruk.” Kata Bibi Oh
“Tentu saja, aku lebih baik dari Yong Gi. Dari apa yang kulihat, dia adalah seorang pemula.” Kata Guru Park bangga
“Lalu, kenapa Anda tidak kesini dan bermain?” kata Yong Gi menantang. Mereka akhirnya duduk bersama dan mulai memainkan piano bersama. Bibi Oh terlihat senang keduanya bermain bersama. 


Guru BP akhirnya menganggap memiliki jawaban yang benar saat ini. Shi Kyung menganguk mengerti. Guru BP pun meminta agar Shi Kyung mulai menjawab pertanyaanya.
“Kenapa acara tetap harus berlanjut?” tanya Guru BP. 

Bom menerima telp Shi Kyung mengetahui ponselnya sudah dikembalikan dan ingin Apa yang dikatakan Shi Kyung pada Guru BK. Shi Kyung mengaku baru saja mengambil ponselnya dan kabur. Bom mengaku sangat rindu untuk melakukan dan dan seharusnya mengajaknya.
“Kau seharusnya sudah melihat wajah Guru BK. Dimana kau sekarang?” kata Shi Kyung
“Sekarang? Rumah Sakit.” Kata Bom. Shi Kyung terdiam mendengarnya.
“Aku ingin tekun dan mendapat pengobatan anemia dan muntah. Terlalu pengap disini. Kurasa aku tidak bisa melakukannya. Ketekunan sama sekali tidak cocok untukku. Cara belajar yang sama tidak cocok untukku.” Kata Bom
“Ya, itu sebabnya kita serasi, kan?” kata Shi Kyung. Bom membenarkan.
“Bernard, apa kau ingin jalan-jalan? Kau bilang tidak bisa berlibur saat liburan sekolah. Kita berdua harus mendapat kebebasan dan jalan-jalan.” Ucap Bom.
“Baik, ayo pergi. Kemana kita harus pergi?” kata Shi Kyung 

Shi Kyung berlari ke tempat Bom yang sudah menunggunya. Bom sudah datang dengan motornya terlihat sehat dan memberikan senyuman. Shi Kyung pun bisa menatap bahagia.
Flash Back
“Pemain yang harus membuat penonton tertawa tidak bisa menangis bahkan jika seorang anggota keluarga meninggal... Tidak, sebenarnya, dia harus berdiri di atas panggung dan tetap membuat penonton tertawa.” Jawab Shi Kyung pada Guru BP tentang jawabanya Show must Go On. 

Bom mengemudikan motornya, Shi Kyung bahagia pergi bersama-sama dengan Bom. Mereka juga pergi ke pohon besar dengan Shi Kyung kembali bergelantung sebagai mayat hidup.
“Jika dia bisa membuat penonton senang...Jika dia menjadi sumber hiburan bagi penonton untuk sesaat..Pemain harus melanjutkan pertunjukan.”
Shi Kyung dan Bom duduk di tepi sungai dengan Bom bersandar di bahunya. Bom mengakui perasaan kalau sangat menyukai Shi Kyung. Shi Kyung memalingkan wajahnya karena menangis mengaku kalau ia juga seperti itu
“Hei... Apa Kau hanya bisa mengatakan itu? Aku mengajakmu untuk berpacaran denganku terlebih dahulu dan mengatakan kalau aku sangat menyukaimu. Lee Shi Kyung, Seperti apa aku bagimu...” ucap Bom kesal sampai akhirnya Shi Kyung memilih untuk memeluknya. Bom dibuat binggung dan keduanya berpelukan dengan erat. Shi Kyung menutupi rasa sedihnya dengan memeluk Bom. 

Shi Kyung melihat undangan pemakaman Bom dengan foto yang diambil bersama, tapi wajahnya sangat sedih karena harus melihatnya. Ia mencoba untuk menarik wajahnya agar bisa tersenyum didepan Bom agar tak terlihat sedih, lalu membagikan semua undangan pada keluarganya.
“Bukankah ini bom? Ada apa dengan rambutnya? Apa yang dia pakai di kepalanya?”  ucap Nenek Kim melihat rambut Bom yang blonde.
“Aku mendengar tentang pemakaman orang yang hidup. Meski begitu, foto pemakaman ini sedikit berlebihan.” Kata Bibi Oh
“Bom ingin melakukannya seperti itu.” Kata Shi Kyung. Nyonya Oh tahu kalau Ini seperti Bom.
“Pemakaman orang yang hidup? Apa itu?” tanya Nenek Kim
“Di sekolah, mereka menyuruh kami mengadakan pemakaman palsu.”jelas Shi Young
“Ini hanya untuk bersenang-senang. Nenek harus datang juga. Bom berharap banyak orang yang datang kesana.” Kata Shi Kyung. Nenek Kim pikir itu Omong kosong lalu tertawa bahagia melihat wajah Bom.
“Nenek pasti sudah lupa kalau Bom sedang sakit. Syukurlah.” Gumam Shi Kyung melihat Neneknya.
“Dimana Bom sekarang? Apa dia akan pulang-pergi ke Seoul?” bisik Bibi Oh. Shi Kyung hanya menganguk saja untuk menutupinya. Nyonya Oh dan Shi Young hanya bisa menghela nafas sedih. 


Ji Hye pikir Meski begitu, ini adalah acara pemakaman jadi seharusnya menyiapkan krisan. Joo Yeon melihat karangan bunga dari ponselnya,  menurutnya Ji Hye tidak melihat foto pemakaman Bom dan Krisan tidak akan cocok dengan itu. Min Suk pikir Alangkah baiknya mengetahui jenis bunga yang disukai Bom.
“Namanya berarti musim semi, jadi forsythia, azalea, atau magnolia.” Ucap Ki Hoon
“Aku akan bertanya padanya.” Kata Joo Yeon mengunakan ponselnya.
“Hei, Kau bilang kau tidak ingin datang, tapi kau bekerja sangat keras.” Ejek Ji Hye
“Aku masih menjadi ketua kelas. Tapi Nomornya sibuk. Lebih baik bertanya kepada Shi Kyung.” Kata Joo Yeon

Shi Kyung masuk rumah menerima telp dari Joo Yeon yang ingin tahu bunga favoritnya Bom, lalu mengatakan kalau tak tahu. Ia berpikir kalau melakukan saranya.
Bom berbicara di telp mau minta tolong jadi meminta agar bisa menjemputnya, Tapi, jangan datang menjemputdi Rumah Sakit. Ia tahu kalau  mungkin sulit jadi meminta agar menjemputnya dengan tersenyum sambil meminta maaf.
“Tapi ini mungkin menjadi bantuan terakhir yang kuminta dari Ibu.” Kata Bom berbicara pada ibunya.
Sementara di ruangan Dokter Park terlihat sedang marah-marah di ruangan sambil menerima telp, merasak kalau  itu masuk akal dan ingin tahu apa yang seharusnya dilakukan semua orang di rumah sakit padahal itu membuat keputusan sendiri. Ga Ram melihat dari depan pintu seperti tak enak hati melihat ayahnya marah-marah. 

Shi Kyung melonggo melihat penampilan Bom dengan dress putihnya bahkan berputar-putar dari depanya layaknya model. Bom menanyakan penampilanya, lalu berpikir kalau Shi Kyung flu karena hidunya berair. Shi  Kyung seperti terharu melihat penampilan Bom.
“Kau menendang selimutmu saat sedang tidur, kan?” ucap Bom. Shi Kyung mengaku tidak.
“Astaga, yang benar saja... Aku tahu kau akan memakai warna gelap, Bernard. Ini Baju yang kuingin pacarku pakai untuk pemakamanku Aku membayar mahal untuk itu. Cobalah.” Kata Bom memberikan tas belanjanya. Shi Kyung terdiam mendengarnya. 

Keduanya mengunakan setelan pakaian yang serasi, Shi Kyung dengan jam cream dan Bom dengan baju putihnya. Bom pikir mereka tampak terlalu bagus untuk dipanggil Bernard dan Bong Gu sambil menatap ke cermin. Shi Kyung pikir Bernard selalu melihat ke arah bawah.
“Bong Gu, kau membersihkannya dengan baik.” Kata Shi Kyung saling menatapnya.

“Cincin Ini... Kapan lagi kita bisa bertukar cincin seperti ini? Cincin yang cantik dan palsu seperti ini...” ucap Bom memasankan cincin di jari manis Shi Kyung.
“Bong Gu, kau pasti salah paham tentang sesuatu. Hari ini bukan hari untuk bertukar cincin. Ini adalah acara pemakamanmu.” Kata Shi Kyung menahan rasa sedihnya. Bom mengaku tahu akhirnya Shi Kyung pun memasangkan cincin di jari manis Bom
“Jangan lupa... moment ini.” Kata Bom dengan keduanya terlihat berkaca-kaca. Akhirnya Bom mengajak Shi Kyung untuk melakukan gaya Swag didepan cermin. 


Joo Yeon masuk ruangan, Bom heran karena Suk Joo Yeon bilang tidak mau datang. Joo Yeon mengaku datang untuk memberikan sebuah kotak. Bom melihat isi kotak sebuah mahkota bunga dengan memujinya kalau itu cantik dan bertanya apakah Joo Yeon yang membuatnya.
“Shi Kyung memintaku untuk membuatnya seperti itu. Dia memintaku untuk menggunakan berbagai jenis bunga.” Kata Joo Yeon. Bom tak percaya mendengarnya.
“Kau memiliki wajah many face. Sudah sepantasnya kau memakai berbagai macam bunga.” Kata Shi Kyung
“Ini cantik. Terima kasih.” Ucap Bom dan bertanya apakah Joo Yeon  tidak datang ke pemakaman.
“Apa yang ingin kau katakan padaku terakhir kali?” tanya Joo Yeon sebelum pergi. 


Joo Yeon menangis sendirian didepan tanggan. Shi Young dan Ga Ram melihat mendekatinya, Shi Young heran ketua kelas yang ada di luar ruangan  dan tenyata tetap datang. Joo Yeon membalikan badannya dengan terus menangis sedih, Shi Young menduga kalau Joo Yeon sudah mengetahuinya.
“Pemakaman ini tidak pura-pura...” ucap Joo Yoen terus menangis. Ga Ram melonggo kaget.
“ Tidak... ini hanya pura-pura. Ini adalah pemakaman yang menyenangkan dan pura-pura. Kita harus melakukan apa yang bintang pemakaman inginkan.” Kata Shi Young
“Tidak, sepertinya aku tidak bisa. Bagaimana bisa aku melakukannya?” kata Joo Yeon terus menangis.

Semua akhirnya berkumpul dalam ruangan, semua anak menyanyi “Bom, Bom, Bom ada di sini Dalam foto pertama kita mengenalnya.Aroma yang sama ada di sana.Tempatmu duduk. Bangku dan pohon di sebelahnya. Masih di tempat dulu.”
“Kami pikir akan melupakannya sepanjang hidup kami. Kami tahu seharusnya tidak mengatakan hal seperti itu. Sayangku, pertama kali aku melihatmu... aku langsung tahu.”
Bom berada di dalam peti hanya bisa menangis mendengarnya. Shi Kyung pun menahan rasa sedihnya walaupun ikut bernyanyi. 

Akhirnya Bom memberikan pidato dengan mahkota bunga yang bagus, ia memberikan pidato Untuk teman-teman kelas 1-2, SMA Gaon dengan mengucapkan banyak terima kasih pada semua yang sudah hadir di pemakaman Kim Bom.
“Sambil mempersiapkan pemakaman ini... Aku berpikir banyak tentang apa artinya menghadapi kematian dengan cara yang baik. Aku tidak memiliki hari esok. Tidak memiliki hari esok... Berarti tidak bisa melakukan hal yang paling disukai Lee Shi Kyung.” Kata Bom. Shi Kyung menahan diri dan hanya terdiam.
“Apa itu? Menunda tugas hari ini sampai besok. Karena tidak ada hari esok... Hal menakjubkan yang tak pernah kubayangkan terjadi. Hari ini menjadi begitu berharga. Jadi, saat ini adalah momen paling berharga sepanjang hidupku. Semua yang kalian berikan padaku... Aku berterima kasih dan menerimanya dengan rasa syukur.” Kata Bom
 “Dan juga... Jika ada sesuatu yang kumiliki, aku ingin memberikannya kepada kalian semua sebelum aku pergi. Hal kecil yang kumiliki. Bahkan sentimen atau perasaan kecil pun, aku akan memberikan semuanya.” Ungkap Bom dengan mata berkaca-kaca
“Saat ini, Bom... sedang melakukan pemakaman sungguhan.” Gumam Shi Kyung
“Terakhir, aku akan mengucapkan selamat tinggal dengan ungkapan yang pernah aku dengar. Kematian... adalah akhir dari hidup. Itu bukan akhir sebuah hubungan. Terima kasih.” Ungkap Bom dengan saling menatap dengan Shi Kyung.
Shi Young dan Joo Yeon hanya bisa menangis, Nyonya Oh yang mendengarnya pun ikut menahan tangis. Semua anak akhirnya memeluk Bom yang selesai memberikan pidato dengan memberikan pelukan. Shi Kyung dengan wajah sedih memilih untuk keluar dari ruangan. 


“Tidak... Aku belum siap.... Aku belum siap untuk mengucapkan selamat tinggal padanya.” Gumam Shi Kyung berdiri sendirian.
“Jadi, apa kau langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun? Bom pasti mengira kau aneh.” Kata Tuan Kim datang melihat Shi Kyung
“Aku mengiriminya sebuah pesan. Aku bilang harus pergi menemuimu, lalu aku pergi.” Ungkap Shi Kyung
Ia kebingungan bertanya pada Tuan Kim apa yang harus dilakukanya, karena Bom pergi ke Seoul besok dan Ibunya menjemputnya. Ia pikir haruskan berpura-pura kalau tidak tahu sampai akhir dan mengirimnya dari cara yang diinginkan oleh Bom.
“Atau... Haruskah aku menjadi seperti teman wanitamu itu? Haruskah aku pergi menunggu setiap hari? Jika itu  kau, Ajusshi, apa yang kau inginkan dari orang yang kau cintai?” tanya Shi Kyung
“Astaga... Aku hanya orang bodoh. Kau tidak bisa mengajukan pertanyaan sulit seperti itu dan mengharapkan sebuah jawaban. Bahkan kau tidak tahu, jadi siapa yang kau harap akan tahu jawabannya? Kau harus memutuskan.” Kata Tuan Kim. Shi Kyung terlihat masih bingung apa yang harus dilakukan pada Bom.
Bersambung ke episode 15

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar