Soo Chang
berjalan sendirian sambil berkata harus
kembali ke tubuhnya sebelum terjadi sesuatu seperti hari ini. Saat itu melihat
sosok yang dikenalnya, Bong Sook menabrak seseorang dan langsung berlari cepat
da mengehilnga. Soo Chang mengikutinya.
“Aku hampir
tertangkap.” Ucap Bong Sook melihat isi dompet yang baru saja di copetnya.
“Kau akan
segera menjadi wanita kaya jika begini,
Bong Sook.” Ejek Soo Chang. Bong Sook mengeluh kalau jumlahnya hanya 110 dolar
“Ini
tidak cukup untuk operasi Oppa” ucap Bong Sook. Soo Chang kaget kalau Bong Sook
mencopet untuk dirinya.
“Soo
Chang Oppa... Jangan khawatir. Aku akan mencopet sebanyak yang kubisa agar bisa membayar dokter terbaik untuk
operasimu. Jadi percayalah padaku.” Kata Bong Sook. Soo Chang tak percaya kalau
Bong Sook nanti tertangkap.
“Baiklah,
aku harus berpikir. Aku harus masuk ke tubuh Dong Tak dan melakukan apa yang harus kulakukan. Aku
harus mengurus ini dan bisa melakukannya. Hanya Dong Tak yang bisa mendengar
suaraku, jadi cuma dia satu-satunya cara.” Ucap Soo Chang berbicara sendiri.
Soo Chang
ingat saat masuk ke dalam tubuh Dong Tak melihat kalung kalau terlihat tidak
asing. Ia yakin pasti pernah melihat kalung
itu sebelumnya.
Dong
Tak mengambil kalung yang jatuh dari lemarinya mengingat perkataan Soo Chang
yang bertanya sejak kapan memakai kalungnya. Ia pun berpikir Mungkinkah Soo
Chang adalah anak itu tapi merasa kalau itu tak mungkin.
Esok
paginya, Jin An makan bersama Mi Nam di restoran burger.
“Apa yang
harus kulakukan agar selalu bisa bersama pria? Dan pria itu seorang detektif.”
Ucap Jin An.
“ Mengapa
kau ingin berhubungan dengan detektif?” tanya Mi Nam. Jin An merasa tak perlu
dibahas menyuruh agar Mi Nam makan saja.
Saat itu
seorang pria duduk dengan anak yang masih sekolah bertanya Apa yang akan dilakukan dengan uang itu. Si
anak mengatakan akan membayar uang sekolahnya. Si pria mengatakan akan mengambil
30 persen dari gajinya itu untuk agen.
“Apa?
Banyak sekali yang kau ambil.” Ucap si anak yang masih mengunakan seragam sekolah.
“Ada
solusi untuk menghindari pemotongannya.”
Kata si pria
Mi Nam
mendengarnya mengetahui kalau pria itu
agen pencari kerja dan menurutnya akan menyusahkan jika kau berhubungan
dengan orang salah, karena mereka yang Kerja yang keras, tapi upah rendah, dan persentase pemotongan yang tinggi.
“Dia
masih sangat muda dan akan kecewa dengan dunia yang sebenarnya.” Kata Jin An.
Mi Nam bertanya apakah mereka akan membantunya.
Si pria
melihat wanita itu yang masih muda. Si anak mengeluh dengan memanggilnya
Ahjussi. Si pria menegaskan kalau ia bukan Ahjussi tapi Oppa dengan mengaku
kalaupunya putri seperti anak itu dan menganggapnya seperti Oppa.
“Bukankah
kau butuh uang saku? Kau mau ikut denganku ketempat yang bagus dan...” ucap Si pria dan tiba-tiba
Jin An datang mendekati si pria Mi Nam mulai panik
“Oppa... Tapi
kau ternyata Ahjussi, bukan Oppa.” Ucap Jin An sengaja membuat gaya seperti
imut imut. Si pria kaget bertanya siapa Jin An yang tiba-tiba datang ke
mejanya.
“Kau
ingin pergi ke tempat yang bagus dengan
gadis ini. Ahjussi, aku ingin pergi ke tempat
yang bagus itu denganmu.” Ucap Jin An merengek.
“Beraninya
kau tidak sopan seperti ini?”kata si pria langsung berdiri tegak.
“Karena
hanya buang-buang waktu bersikap sopan
kepada Ahjussi sepertimu yang terlihat seperti manusia tapi tidak pantas disebut manusia.” Balas Jin An.
Si Pria
mulai mengancam dan ingin memukul. Jin An malah makin menantang untuk
memukulnya dan mengaku kaalu banyak kenalan detektif jadi si paman harus
dipenjara agar sadar dan berpura-pura menelp Dong Tak, kalau ada pedofil yang
ingin memukulnya. Si pria pun memilih untuk kabur.
Si anak
remaja itu malah berteriak memanggil Ahjussi yang meninggalkanya. Jin An
menasehati si anak kalau seharusnya tidak hidup seperti ini. Si anak mengeluh
kalau Jin Ah baru saja menghilangkan pekerjaannya.
“Astaga,
Apa kau tidak tahu yang ingin dia
lakukan padamu?” kata Jin An heran.
“Siapa
yang peduli? Dia bilang tidak akan
melakukan pemotongan.” Kata Si anak tak peduli.
“Hidupmu
akan berakhir jika kau mengikutinya. Kau
hanya ragu-ragu selama lima detik dan akan menjadi dewasa karena menua setiap tahunnya. Namun, kau mungkin
tidak akan bisa menjadi seseorang yang
kau mau.” Ucap Jin Ah.
“Apa kau
tahu Mengapa? Karena yang kau lakukan adalah
membuang kesempatan itu. Tidak peduli apa yang kau putuskan, pastikan
untuk memikirnya selama lima detik. Lima
detik itu akan membantumu menjadi orang hebat seperti yang kau mau.” Kata Jin
Ah yang ingin membuat si anak tersentuh seperti yang diucapkan oleh Dong Tak.
“Heol. Apa
Kau mencoba mengajariku, Ahjumma? Urusi hidupmu sendiri. Mengapa peduli dengan
hidupku?” ucap si anak. Jin An tak percaya kalau dipanggil Ahjumma.
“Sekarang,
aku sedang bicara denganmu sebagai orang
dewasa yang bertanggung jawab... Coba Lihat kukumu. Sebagai gantinya, kau harus
belajar.Begitulah caramu agar menjadi orang
dewasa yang hebat sepertiku.” Tegas Jin An akhirnya marah
“Ahjumma
tidak punya pacar, 'kan? Coba Lihatlah pakaianmu. Astaga, kau bahkan tidak
berdandan.. Itu artinya kau tidak punya pacar. Dan kau bilang kukuku? Ini
bagian dari gayaku... Kau bahkan tidak tahu.” Kata si anak berjalan pergi. Jin
An berteriak marah bertanya anak itu bersekolah dimana. “
“Aku akan
mengingat wajahmu. Jika aku melihatmu
lagi...” ucap Jin An dan si anak membalikan badan.
“Kau
bahkan lebih jelek saat mengerutkan
dahi... Kau jelek, Ahjumma.” Ejek si anak.
Jin An
mondar mandir di ruangan sambil membuat uap dari mulutnya pada kaca ruang
tunggu. Na Mi dan Mi Nam melihat dari luar. Na Mi pun bertanya apa yang
dilakukan oleh Jin An. Dan berpikir kalau cara itu membantunya meredakan
amarah.
Na Mi
pikir kalau Ini seperti kebun binatang dan sangat aneh. Mi Nam pikir Yang lebih
gila adalah lawannya anak SMA. Jin An mengingat perkataan Dong Tak saat
menasehati anak yang nakal “Dia butuh orang dewasa, bukan detektif.”
“Aku juga
ingin menjadi keren seperti dia. Aku tidak cukup terampil.” Keluh Jin An.
Dong Tak
menemui Doo Sik di penjara. Doo Sik pikir Dong Tak harusnya membebaskannya lalu
mengejek kalau pasti merindukannya. Dong Tak mengatakakan kalau ingin
menunjukkan foto saat Doo Sik ada di dalam mobil saat kejadian penusukan. Doo
Sik terlihat kaget dan Dong Tak merobek fotonya.
“Bukti
bahwa kau bukan pembunuhnya, tidak ada lagi. Jangan bicara sepatah kata pun
sampai aku menangkap orang yang
menyalahkanmu. Jangan pernah mengatakan siapa dia dengan mulutmu sendiri. Aku tahu... bahwa aku
sedang melawan orang yang sangat menarik.” Ucap Dong Tak memperingati.
“Kau salah.
Aku bukan tipe...orang yang akan
mengambil tempat orang lain.” Kata Tuan Lee menyakinkan.
“Baiklah...
Tetap semangat seperti itu. Aku penasaran siapa yang mengirimkan foto ini. Apa kau juga
penasaran?” kata Dong Tak lalu keluar dari ruangan.
Dong Tak
pergi ke ruangan PENYIMPANAN BUKTI, teriangat kemba perkataan Hang Joon “Apa Kau
tahu dimana aku menyimpan semua dompet tanpa sepengetahuan istriku? Itu Di
tempat penyimpanan bukti untuk kasus
yang ditutup.” Lalu Dong Tak sengaja menaruh foto Doo Sik dan korek api pada
kotak kasus yg sudah di tutup.
Soo Chang
berteriak memanggil Detektif Cha. Dong Tak kaget sambil mengeluh Soo Chang
masih ada di kantor polisi. Soo Chang kesal menurutnya tak sulit membiarkan
untuk mengambil alih tubuhnya. Dong Tak bertanya apakah Soo Chang sungguh tahu wajah pembunuhnya
“Tentu
saja. Apa menurutmu aku akan berbohong saat menjadi roh?” kata Soo Chang
menyakinkan.
Dong Tak
pun meminta Soo Chang agar ikut denganya dan keluar keduanya keluar dari kantor
FORENSIK yang diminta agar Isi formulir,
dan secara formal minta komposit.
“Sulit
untuk mendapatkan gambar kompositnya. Akankah lebih sulit untuk kasus yang sudah lama?” kata Soo Chang
“Tunggu...
Kau bilang Kasus yang sudah lama? Seperti apa?” tanya Dong Tak.
“Kau
tidak perlu tahu.” Ucap Soo Chang. Dong Tak tetap penasaran.
“Apa ada
kaitannya dengan alasan kau ingin masuk
ketubuhku?” kata Dong Tak. Saat ituu Soo Chang berteriak bahagia karena melihat Ssong yang datang.
Dong Tak
berpikir kalau Soo Chang berbohong. Tapi Jin An benar-benar datang dan langsung
mengejutkanya. Dong Tak terkejut untuk kedua kalinya. Jin An senang karena
berhasil. Dong Tak dengan wajah serius bertanya apakah Jin An bisa menggambar.
Keduanya
akhirnya duduk di sebuah ruangan dengan Soo Chang berada diantara keduanya
berkomentar kalau bukan seperti gambaranya, yaitu Matanya harus lebih besar Dan
bersinar. Dong Tak mengikuti apa yang dikatakan Soo Chang.
“Apa Kau
sungguh tidak akan memberi tahu kasus mana yang menjadi dugaan ini?” ucap Jin
An sibuk mengambar
“Apa Kau tidak
akan bilang kepada Ssong bahwa Lee Doo
Sik bukan pembunuhnya? Apa ini rahasia antara kita?” tanya Soo Chang
“Bagaimana
kau tahu wajah tersangkanya? Siapa yang memberimu info?” tanya Jin An.
“Ada
seseorang. Informan baruku.” Kata Dong Tak. Soo Chang tak terima dianggap
Informan berpikir kalau itu seperti pembantunya.
Jin An
memperlihatkan gambar yang sudah selesai, Dong Tak binggung kalau tersangkanya
seorang wanita dengan nada kesal. Jin An pikir Jangan salahkan dirinya karena
hanya menggambar apa yang diminta.
“Apa aku
mengatakan ini tersangka kasus kita? Aku baru saja menjelaskan orang yang kulihat
saat memejamkan mata.” Kata Soo Chang mengoda dengan menatap Jin An.
“Baiklah,
jadi... Seperti apa wajah pembunuh Jo Hang Joon?” ucap Soo Chang terkejut
dengan Dong Tak yang mengebrak meja.
“Apa Kau
baru saja menipuku?” teriak Dong Tak marah. Jin An binggung merasa kalau tak
menipunya. Dong Tak hanya bisa menghela nafas karena tak bisa menjelaskan
sedang berbicara dengan roh Soo Chang.
Mi Nam
mengeser kursinya bertanya kenapa Jin An cepat kembali. Jin An meminta Mi Nam Jangan bicara padanya.
Mi Nam pikir kalau Jin An tidak berhasil. Jin An merasa Ada yang tidak beres dan
merasa ada seseorang di antara mereka.
“Ini
buruk jika begitu... Apa dia menipumu?” ucap Mi Nam. Jin An merasa tak yakin.
Soo Chang
terus mengikuti Dong Tak ingin tahu kenapa tak boleh, dan dan meminta agar bisa masuk ke dalam
tubuhya. Dong tak berteriak menolaknya, saat itu tepat ada Ho Tae yang berjalan
didepanya. Ho Tae binggung. Dong Tak akhirnya meminta maaf dan bergegas pergi.
Soo Chang mengeluh Dong Tak itu sangat jahat.
“Aku
berharap bisa berbagi pemandangan ini
dengan orang lain.” Ucap Soo Chang tiba-tiba datang dengan melihat Dong Tak dan
Dong Ki sedang buan air kecil.
“Berapa
lama kau berdiri di sana?” teriak Dong Tak marah lalu keluar dari toilet. Dong
Ki binggung dengan Dong Tak tiba-tiba berbicara kasara padanya.
Dong Tak
mulai menginterogasi seorang pria dengan bertanya Nama. Si pria mengaku tidak
mencuri barang dan namanya.. Soo Chang langsung menyahut bahwa namanya Gong Soo
Chang dengan mengejek Dong Tak bodoh karena terus bertanya
“Apa aku
menanyakan namamu?” balas Dong Tak dan kembali bertanya nama si pria.
“Tn.
Pencuri. Itulah namanya... Dia terlihat seperti pencuri.” Ucap Soo Chang. Dong
Tak kesal menyuruh Soo Cahng agar tutup mulut dan kembali bertanya namanya.
“Apa Kau
ingin tahu namaku? Ini bisa memakan waktu seharian. Temperamenmu buruk dan
tidak memiliki keahlian.” Ejek Soo Chang.
“Kubilang,
tutup mulutmu.” Teriak Dong Tak. Soo Chang pikir Dong tak yang menanyakan
namanya. Dong Tak mengatakan bukan padanya.
“Ini
menyenangkan.Kuharap Ssong ada di sini untuk melihat.” Ejek Soo Chang
“Apa
menurutmu aku bodoh? Apa menurutmu aku bodoh?
Kubilang tutup mulutmu, oke? Kubilang, diam.” ucap Dong Tak marah
Si pria
mulai ketakutan mengetuk jendela minta bantuan karena Dong Tak seperti orang
gila. Dong tak menyuruh si pria untuk kembali duduk. Soo Chang tertawa melihat
tingkah Dong Tak. Dong Tak berteriak agar Soo Chang tak tertawa. Si pria makin
ketakutan meminta tolong, tapi Dong tak kembali menyuruhnya duduk.
Dong Ki
melihat Dong Tak bicara sendiri seperti aneh. Tapi Sung Hyuk yakin kalau itu
teknik interogasi baru yang didapatkan.
Ho Tae pikir kalau sebaiknya Dong Tak pergi ke dokter. Kapten Yoo bertanya
untuk apa dengan senyuman sumringah,
karena menurutnya kalau jadi semakin ahli. Sung Hyuk pun mengaku Respect.
Dong Tak
berbaring di tempat tidurnya, bisa mendengar Soo Chang menyanyi dengan lirik “Aku
ingin masuk ke dalam tubuhmu.Aku akan masuk ke dalam.” Akhirnya Dong Tak
memilih untuk menutupi kepalanya degan bantal.
Dong Tak
pergi ke toko roti dan ingin memesan kopi, Soo Chang mengeluh kalau sudah
mengatakan beberapa kali kalau pizza ditempat lain adalah yang terbaik dengan mengejek Dong Tak
yang membuatnya frustasi. Dan merasa harus mengajarimu semuanya.
“Untukku,
orange juice, please.” Ucap Soo Chang. Dong Tak tak bisa menahan rasa
amarahnya.
“Aku
tidak tahan. Dimana kau? Dimana kau?” teriak Dong Tak marah dan akhirnya keluar
dari toko. Soo Chang berteriak agar membayar rotinya.
Tiga
orang karyawan binggung melihat Dong Tak marah-marah, dan berpikir kalaubelum
menyelesaikan kasusnya lalu salah satunya mengajak untuk membuat masalah dan
tingkatkan statistik untuknya. Temanya langsung memukul kepala temanya yang
bodoh.
Dong Tak
berjalan sendirian, Miss Bong melihat Dong Tak mengetahui kalau sedang mencarinya.
Dong Tak melihat ada 10 dollar disaku celananya. Keduanya pun duduk di ruang
ramal. Dong Tak ingin tahua apakah tidak
ada cara untuk membuat suaranya pergi.
“Dia
tidak akan pernah meninggalkanmu. Sebuah perubahan besar akan segera menimpamu.
Sambunganmu menjadi semakin dekat. Apa kau ingat yang aku katakan sebelumnya? Bahwa
kau memiliki hutang masa lalu yang belum dibayar.” Ucap Miss Bong
“Kau
bilang Hutang yang belum aku bayar?” kata Dong Tak mencoba mengingatnya.
“Cobalah
untuk mengingat apa itu.” Tegas Miss Bong
Sung Hyuk
datang memberitahu kapten kalau ada pencurian. Mereka pun berkumpul kalau kasus
kali ini adalah PENCURIAN ACA yaitu serangan dan pencurian di siang bolong dengan video di
perlihatakan di layar. Ia mengatakan kalau Yang aneh adalah sipelaku tidak
mengambil uang dan hanya mengambil boneka tapi malah yang diikat ke tas.
“Nama
korban adalah Lee Gwang Deuk. Pria berusia 44 tahun.” Ucap Sung Hyuk.
“Tunggu
sebentar... Perbesar wajah penyerangnya.” Kata Dong Tak lalu menghentikan
video.
“Anak
bodoh itu...” ucap Dong Tak mengetahui si anak yang dibantunya. Kepala Yoo
bertanya apakah Dong Tak mengenalnya.
Dong Tak masih mengingat perkataan anak itu “Aku ingin mendapat uang
untuk biaya sekolah pacarku.”
Si anak
akhirnya di panggil oleh polisi, Ho Tae mewawancarainya bertanya apakah Pria yang diserang menculik pacarnya dan
sengaja menyerangnya agar geng yang menculiknya tahu dan melihat kalau si anak
yang mengarang cerita. Si anak mengaku kalau yang dikatakan memang benar.
“Kenapa
dia punya mainan kunci yang aku belikan untuk Soo Yeong?” ucap si anak mencuri
karena mengambil boneka milik pacarnya.
“Aku
sudah bilang untuk berpikir selama lima
detik. Dan Apa ini yang kau lakukan? Aku seharusnya tidak mempercayaimu. Kupikir
kau pria baik yang menabung untuk biaya
sekolah wanitanya.” Kata Dong Tak kecewa.
“Kenapa
kau tidak mempercayaiku? Kau bilang akan mempercayaiku. Kalian semua sama. Hanya
sekali... Tidak bisakah kau mempercayaiku
sekali lagi?” ucap si anak berharap banyak.
“Jadi Apa
pacarmu bertemu dengan Tn. Park dan
tiba-tiba putus denganmu melalui pesan dan bersembunyi?” tanya Dong Tak
“Dia
tidak bersembunyi, tapi Dia hilang.” Ucap si Anak yakin.
“Hei.
Kalian berdua hanya berdebat... Wanita itu mengabaikan teleponnya selama beberapa hari. Kau tidak boleh
beranggapan dia hilang.” Kata Dong Ki
“Apa Menurutmu
pria yang kau serang dan Tn. Park bekerja sama?” tanya Dong Tak.
Si anak
menceritakan melihat Soo Yeong wawancara kerja dan melihat pria itu. Dong Ki
merasa aneh kalau ada wanita hilang yang
mengirim pesan dan mengetahui kalau pacarnya itu ingin putus. Si anak merasa
kalau pacarnya itu tidak seperti biasanya yaitu tidak bisa bicara tanpa
menyumpah dan Pesannya berbeda sejak itu.
“Apa lagi
yang kau beli?” tanya Dong Tak melihat catatan pesan dari si anak dapacarnya.
Dong Tak
menuliskan [Kembalikan gaun merah yang kubeli] lalu balasan dari [Aku
membuangnya.] Si anak bingung karena tidak pernah membelinya. Ho Tae pun yakin
kalau Ada yang tidak beres.Suasana mulai tegang, Kepala Yoo bertanya Siapa
orang yang ditemui pacarnya itu.
Perusahaan
DREAM INTERNATIONAL seseorang keluar
lalu melempar ponselnya ke belakang mobil. Terlihat sosok wanita dengan seragam
seperti pingsan. Mobil berhenti seperti di sebuah hutan dan si pria sengaja
mematikan ponsel dan membuangnya.
Sementara
si anak remaja, diam-diam keluar dari pintu mobil dan berusaha kabur. Ia
berusaha mencari pertolongan dengan terus berlari, tapi terjatuh dan sepatunya terlepas
lalu kembali berlari.
Ketua Yoo membagi tugas Detektif
Park dan Lee, pergilah ke sekitar sekolah wanita itu karena mungkin hanya keluar
rumah, jadi meminta agar memperhatikan
bicaranya. Dong Ki dan Ho Tae pun menganguk mengerti. Telp berdering dan Ketua
Yoo mengangkat telp lalu berteriak kaget. Si anak dan Dong Tak ikut tegang
Ketua Yoo
membagi tugas Detektif Park dan Lee, pergilah ke sekitar sekolah wanita itu karena mungkin hanya keluar
rumah, jadi meminta agar memperhatikan
bicaranya. Dong Ki dan Ho Tae pun menganguk mengerti. Telp berdering dan Ketua
Yoo mengangkat telp lalu berteriak kaget. Si anak dan Dong Tak ikut tegang.
“Mereka
menemukan seorang wanita di pinggir
jalan.” Ucap Kepala berita So. Jin An terlihat kaget.
Dong Tak
dkk bergegas pergi dengan semua timnya, Soo Chang melihat mobil Dong Tak
bergegas tapi ditinggalkan begitu saja, lalu mengejek akalu Dong Tak berpikir
tidak bisa masuk/
Soo Chang
terengah-engah didalam mobil mengaku kalau hampir mati menyusul mobil Dong Tak,
dan kembai bertanya apakah percaya
dengan anak itu karena Kedengarannya seperti berbohong. Dong Tak mengaku kalau percaya
dengannya.
“Apa?
Kenapa kau sangat yakin?” tanya Soo Chang mengejek.
“Aku sama
seperti dia waktu kecil. Tidak ada yang percaya, dan aku tidak punya harapan. Lalu Bagaimana
denganmu? Kapan kau menjadi penipu? Apa Itu mimpimu?” tanya Dong Tak
“Aku
punya impian lain...Seorang detektif.” Akui Soo Chang. Dong Tak mengejek
mendengarnya. Soo Chang menyakinkan kalau itu memang benar.
“Tapi aku
berubah pikiran,Karena brengsek itu. Setiap kali aku mengingat dia... Karena
dia mengkhianatiku... Bagaimanapun, begitu aku menemukannya, maka aku akan
menyelesaikan semuanya.” Cerita Soo Chang marah
“Siapa
nama brengsek itu?” tanya Dong Tak. Soo Chang mengaku tak tahu dan hanya
menggapnya si brengsek.
“Apa Kau
tidak ingat apapun?” tanya Dong Tak. Soo Chang mengingat Kalung karena memberikan
itu padanya.
“Aku Meminta
dia untuk membersihkan nama ayahku.” Ucap Soo Chang. Dong Tak terdiam mendengarnya.
Dong Tak
turun dari mobil menuju rumah sakit, teringat saat seorang anak kecil meminta
tolong padanya, lalu berusaha untuk tak mengubrisnya dan berjalan pergi. Saat
itu juga Dong Tak merasakan tanganya tiba-tiba terasa sakit dan mengingat
kembali kata-kata Soo Chang “Kalung.. Aku memberikan itu, Meminta dia
membersihkan nama ayahku.”
Flash Back
Soo Chang
masih kecil mengunakan pakaian rumah sakit bertemu dengan seorang pria di anak
tangga, lalu meminta tolong dengan memberikan kalung. Si pria melihat kalung
itu dan mengajakan untuk menangkap si Brengsek yang menjebak ayah Soo Chang.
“Ini Tidak
mungkin...Kau sungguh...Gong Soo Chang.” Ucap Dong Tak membalikan badanya bisa
melihat Soo Chang
“Apa Kau
bisa...melihatku sekarang?” kata Soo Chang tak percaya. Dong Tak menganguk
kalau bisa melihatnya.
“Apa
kau...sungguh...anak itu?” ucap Dong Tak. Soo Chang terlihat marah kalau itu artinya
Dong Tak si brengsek itu dan saat itu juga hujan turun dengan deras.
Jin An
membawa payung melihat Dong Tak lalu memanggilnya karena berdiri sendirian
ditengah hujan. Dong Tak dan Soo Chang melihat mobil yang melaju kencang akan
menabrak Jin An dan bersamaan untuk menyelamatnya. Jin An kaget karena berada
di pelukan Dong Tak.
Dong Tak
pun memastikan keadaan Jin An lebih dulu, lalu berteriak marah “Dimana matamu..
Seseorang bisa saja terluka.” Lalu dengan gaya Soo Chang merasa bangga kalau beruntung
ada yang menolong.
“Ssong,
kami tidak akan membiarkanmu terluka. Senang bertemu denganmu. Dasar.. Sopir
yang mengerikan. Haruskah kita bersenang-senang?” ucap Soo Chang akhirnya bisa
kembali masuk ke dalam tubuh Dong Tak dengan senyuman jahilnya.
Bersambung
ke episode 9
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar