Hae Ra
masuk bersama Soo Ho menyapa Cheol Mi sambil bertanya diaman Sharon. Cheol Mi
menatap Soo Ho lalu bergegas masuk meminta mereka menunggu. Soo Ho menatap
pakaian Cheol Mi yang terlihat norak.
“Apa itu
desain pakaian pria mereka? “ tanya Soo Ho heran
“Kau
harus mencobanya. Aku yakin akan terlihat bagus.” Ejek Hae Ra
Cheol Mi
masuk ruangan memberitahu Sharon kalau ada tamu, tapi Sharon terlihat tertidur.
Hae Ra akhirnya masuk ke dalam ruangan melihat Sharon yang tertidur.
“Dia
bilang agak dingin di sini dan hampir pingsan.” Ucap Cheol Min menyuruh Sharon agar bangun.
“Jangan
membangunkannya. Aku datang untuk memberikan Amplop ini padanya.” Kata Hae Ra
menaruh amplop diatas meja.
Cheol Mi
mengajak Hae Ra agar minum teh dulu. Hae
Ra menolak , Cheol Mi yakin kalau Sharon akan bangun saat mereka minum teh. Hae
Ra pun didorong keluar dari ruangan.
Hae Ra melihat baju-baju hasil design Sharon di
buku kalau menurutnya terlihat hebat
dengan Pakaian wanitanya terlihat bagus. Soo Ho merasa heran dengan
pakaian prianya. Hae Ra menyuruh Soo Ho menjaga bicara karena akan
mendengarnya.
“Lalu aku
harus bicara seperti ini?” ucap Soo Ho tiba-tiba mendekat seperti ingin mencium
Hae Ra. Wajah mereka sangat berdekatan.
“Kau
sepertinya tidak memiliki pori-pori yang besar.” Ucap Hae Ra seperti menutupi
rasa canggungnya.
“Menutup
matamu, biasanya itulah jawaban yang benar.” Ejek Soo Ho lalu menjauh.
“Aku
sangat menyukai gaya ini dan juga menyukai warna ini. Bagaimana dia tampil
dengan desain seperti ini? Ini juga sangat cantik Dan warnanya sangat bagus.”
Ucap Hae Ra terus mengoceh melihat buku design milik Sharon.
Soo Ho
tak bisa menahan diri terus menatap Hae Ra yang duduk disampingnya. Cheol Mi
pun sedari tadi hanya melihat keduanya yang tampak serasi.
Flash Back
Sebuah
bara api dengan besi dibawa oleh Sharon keluar dari ruangan. Boon Yi di dorong
begitu saja dan langsung terjatuh. Di tangan Sharon sudah ada besi panas dan
siap diberikanya. Boon Yi memohon agar tak melakukanya. Beberapa orang yang
datang pun memohon agar Sharon tak melakukanya.
Sharon
seperti bermimpi buruk dan terlihat ketakutan, kuku jarinya memegang kursi
seperti membuat goresan. Di ruangan tengah,
Hae Ra dan Soo Ho sedang melihat design yang dibuat oleh Sharon.
Flash Back
Boon Yi
dibawa masuk ke ruangan Sharon, dan langsung di buka bajunya begitu saja. Boon
Yi binggung sambil menolak kalau tidak bisa melakukannya. Tapi setelah itu Boon
Yi mengunakan pakaian yang terlihat sangat bagus dibanding bajunya yang dulu.
“Kau
selalu ingin memakainya kan... Kau bisa memakainya... dan mati menggantikanku.”
Ucap Sharon memegang wajah Boon Yi dengan tatapan sinis.
Sharon
terbangun dengan wajah kaget, seperti setelah bermimpi buruk, lalu berusaha
berdiri dengan menahan tanganya di depan jendela sambil mengatur nafasnya.
Tuan Park
memainkan olahraga panah, tapi hasilnya meleset. Gon menemui ayahnya bertanya
Kapan akan selesai. Tuan Park balik bertanya kenapa anaknya datang pada jam
segini. Gon memberitahu Banyak orang telah mengajukan keluhan.
“Orang
akan mengatakan bahwa kau itu tuan tanah yang jahat.” Keluh Gon merasa tak suka
dengan cara hidup ayahnya.
“Aku
bukan sedang melakukan amal.” Tegas Tuan Park tak peduli.
“Nilai
bangunan kita meningkat karena kafe dan toko roti itu sangat bagus. Kau tidak
bisa menaikkan uang sewa mereka 3 sampai 4 kali lipat. Dengan begitu Kau praktis
menendang mereka keluar.” Kata Gon menasehati ayahnya.
“Aku
lebih suka memiliki bisnis waralaba berafiliasi asing di sana. “ tegas Tuan
Park
“Aku
tidak berpikir kau menyadari bahwa waktu akan berubah. Di antara peserta proyek
yang dipegang oleh kota Seoul, ada perusahaan yang sepertinya menantang kita.”
Jelas Gon
Tuan Park
bertanya apakah ini yang dimiliki orang asing itu. Gon membenarkan dengan
memberitahu pria ini sedang membangun dan hanya membeli bangunan di lingkungan
mereka bahkan mengatakan bahwa tidak akan menaikkan uang sewa tersebut selama 5
tahun, dan menjamin dengan lima tahun masa sewa.
“Apa Kau
tidak mengenal pengemis ini?” ucap Tuan Park melihat foto Soo Ho yang sudah
dikenalnya. Gon terlihat bingung.
“Dia anak
yang dibawa keluarga Hae Ra... Moon Soo Ho.” Kata Tuan Park
“Apa
maksudmu Putra Dr. Moon? Aku meragukan itu.” Pikir Gon
“Aku bisa
tahu hanya dengan melihatnya.” Kata Tuan Park yakin
“Aku
tidak melihat bekas luka bakar di wajahnya.” Kata Gon heran.
“Suatu
hari kudengar dia tiba-tiba menghilang. Lalu Bagaimana dia bisa menghasilkan
banyak uang?” kata Tuan Park seperti meremehkan.
“Menurutku,
dia terlihat sangat berbeda. Dia hanya memiliki nama yang sama.” Pikir Gon
“Kau
harus membicarakannya setelah melakukan penyelidikan.” Kata Tuan Park dengan
tatapan menerawang. Gon pun meninggalkan ayahnya.
Flash Back
Soo Ho
berbaring dengan balutan perban dan juga salep kuning untuk mendingikan luka
bakar. Tuan Jung ikut menemaninya bersama dengan Tuan Park. Dokter bisa bisa
ngucap syukur karena Soo Ho masih hidup Tapi akan memiliki bekas luka yang
sangat besar.
“Saluran
napasnya rusak karena menghirup asap.” Jelas Dokter
“Tolong
selamatkan dia, sembuhkan secara total... Tolong selamatkan dia” pinta Tuan
Jung khawatir.
“Aku
tidak percaya tragedi mendadak seperti ini. Aku merasa sangat buruk padanya.
Berapa lama dia akan sembuh?” tanya Tuan Park berpura-pura panik
“Sekitar
satu atau dua bulan.” Ucap Dokter. Soo Ho membuka mata menatap sinis pada Tuan
Park. Tuan Park seperti ketakutan memilih mengalihkan pandanganya.
Tuan Park
kembali melepaskan anak panahnya, jatuh begitu saja di tanah.
“Moon Soo
Ho.... Anak itu masih hidup.” Ucap Tuan Park terlihat tak percaya.
Bibi Lee
mengajak Young Mi masuk dengan wajah bangga memperlihatkan dapur dan juga
indoor garden. Young Mi melihat melihat rumah yang ditemi oleh Hae Ra sekarang
seperti ini. Bibi Lee duduk di sofa ingin tahu pendapat Young Mi kalau tempat
ini mengagumkan, dengan rasa bangga, memberitahu kalau Sofanya dari Italia.
“Apa yang
dia lakukan? Siapa ayahnya?” tanya Young Mi penasaran.
“Dia pria
mandiri. Dia tidak mempunyai orang tua kayaseperti anak yang tidak kompeten
sepertimu.” Kata Bii Lee banga.
“Astaga,
Bibi Lee.. Aku tidak kompeten. Aku adalah seorang merchandiser di sebuah
perusahaan besar, dan tokoku adalah yang ter-hots di Cheongdam.” Kata Young Mi
bangga
“Baiklah.
Lupakan saja.. Kau bisa lihat-lihat dapurnya. Dapurnya terlihat sangat bagus
juga.”ucap Bibi Lee mengajak Young Mi pergi.
Young Mi pikir memang cukup besar.
Saat itu
Hae Ra baru datang mengeluh dengan Young Mi yang datang kerumah Soo Ho. Young Mi mengaku kalau bertanya-tanya ke mana
Hae Ra pindah. Bibi Lee menceritakan Young Mi yang mengira mereka menjadi
tunawisma jadi menyuruhnya untuk datang.
“Kami berada
di sini untuk sementara. Kau tidak bisa mengunjungi kami seperti ini... Ayo
pergi. “ kata Hae Ra menarik Young Mi pergi
“Itu
tidak perlu, Kau dapat berkunjung kapan pun kau mau.” Kata Soo Ho yang berdiri
sedari tadi belakang Hae Ra.
“Apa kau
pemiliknya?” tanya Hae Ra menyapanya. Soo Ho pun balik bertanya apakah Soo Ho
temannya Hae Ra. Young Mi membenarkan
dengan memuji Soo Ho terlihat tampan.
“Terima
kasih karena bersikap murah hati kepada Hae Ra dan bibinya.” Ucap Young Mi
membungkuk. Hae Ra tak suka dengan siap Young Mi mengajak pergi saja.
“Omong-omong,
kenapa kalian berdua pulang bersama?” tanya Young Mi curiga.
“Dia
harus menjalankan tugas, dan aku pergi bersamanya.” Ucap Soo Ho. Young Mi makin
ingin tahu alasanya.
“Dia tidak
mengenal Seoul dengan baik dan sudah lama tinggal di luar negeri. Apa Kau
senang sekarang?” kata Hae Ra kesal.
Young Mi
mengaku sudah mengetahuinya dan ingin tahu luar negerinya dimana dan akhirnya
mengajak bergabung di pertemuan yaitu Pertemuan pasangan yang menghancurkan Hae
Ra dan akan mulai lagi hari Kamis ini. Soo Ho setuju kalau akan pergi sama-sama
Hae Ra langsung menolak.
“Haruskah
aku membawanya ke pertemuan itu?” kata Bibi Lee. Young Mi mengeluh dengan
ucapan Bibi Lee. Bibi Lee mengaku hanya
bercanda.
“Kau
sebaiknya pergi, karena lebih baik membuat beberapa koneksi” kata Bibi Lee
“Jangan
membuat janji pada hari Kamis. Sampai jumpa” kata Soo Ho berjalan pergi. Hae Ra
yang kesal mengeluh Young Mi yang datang mengikuti Soo Ho
Soo Ho
melihat Hae Ra yang mengikutinya ke ruangan dress room mengeluh kalau memakai jas untuk terlihat menarik, tapi
tidak nyaman. Hae Ra heran dengan Soo Ho yang mengabaikan apa yang dikatakan tidak
mau pergi.
“Ayolah
pergi bersama. Aku tidak akan membuatmu berkecil hati.” Ucap Soo Ho
“Apa aku
terlihat berkecil hati?” tanya Hae Ra. Soo Ho membenarkan. Hae Ra mengeluh
kalau itu sangat menyakitkan lalu mendorong Soo Ho dengan kesal.
“Kau
melihat rendah padaku karena aku seorang penyewa. Aku akan membayar sewanya.
Berapa sewanya?” tanya Hae Ra tak mau direndahkan.
“2 kamar,
2 kamar mandi, dapur bersama, dan ruang pakaian. Termasuk biaya perawatannya,
itu 3.000 per bulan dan Itu dengan diskon 50 persen.” Ucap Soo Hoo yang membuat
Hae Ra terkejut.
“Biaya untuk
Namsan Tour... 1.000 dolar” kata Hae Ra. Soo Ho mengeluh kalauItu terlalu
mahal.
“Tidak,
bukan itu... Kau tidak akan pernah melihat toko penjahit itu tanpaku” ucap Soo
Ho
“Aku juga
memberikan diskon 50 persen.” Ucap Hae Ra membela diri
“Berapa
banyak yang diperlukan untuk pergi ke
pertemuan denganmu?” tanya Soo Ho
“Aku
bilang tidak akan pergi.” Tegas Hae Ra
Young Mi
dan Bibi Lee mengumping didepan pintu. Mereka ingin tahu apa yang dilakukan
keduanya dalam dress room. Young Mi mengaku berharap mereka akan saling memukul. Saat itu pintu
terbuka dan Soo Ho akan keluar ruangan. Bibi Lee berpura-pura sedang membawa
Young Mi berjalan-jalan memberitahu ruang pakaian.
“Hae Ra
tidak mau menghadiri pertemuan tersebut. Bagaimana dengan mengundang temanmu ke
tempatku?” ucap Soo Ho
“Itu ide
yang bagus.” Kata Young Mi bahagia. Hae Ra keluar ruangan dengan mata melotot
kaget.
“Kau
tidak harus pergi. Tapi Aku mengundang mereka” kata Soo Ho
“Aku akan
kerja lembur hari itu. Selamat bersenang-senang.” Ucap Hae Ra Ra lalu pergi.
Young Mi menahanya kalau Hae Ra harus tetap ada dirumah.
“Karena
hanya kau dan pacarmu yang harus datang. Kau tidak akan terlalu mengganggunya.”
Ucap Bibi Lee
“Itu akan
menyenangkan juga. Hanya Gon dan aku yang akan datang. Tidak apa-apa, kan?”
kata Young Mi
“1.200
dolar untuk memberikan persetujuan.” Ucap Hae Ra. Soo Ho mengeluh kalau ini pemerasan.
“Kau mengundang
orang ke rumah bersama.” Tegas Hae Ra. Soo Ho pikir Itu permainan kotor
“Baik.
1.200 dolar” ucap Soo Ho. Hae Ra berkata kalau tersisa 800 dolar lagi.
“Aku akan
menemuimu hari Kamis. Sampai jumpa” ucap Soo Ho berjalan pergi. Bibi Lee
bertanya apa maksud keponakanya. Hae Ra pikir bibinya tidak perlu tahu. Bibi
Lee dan Young Mi penasaran ingin tahu.
Sharon
kembali duduk di meja kerjanya melihat sebuah amplop, lalu isinya lembaran uang
dan foto Hae Ra depan Sharon dengan ia yang menatap dar jendela. Ia lalu
membaca surat yang ditulis Hae Ra.
“Ini uangnya tidak banyak, tapi untuk pakaiannya. Aku
tahu itu hampir tidak menutupi biayanya, Aku tanpa malu-malu mengambil pakaian,
bukannya menolaknya karena kekuatan aneh yang mereka berikan padaku.”
Hae Ra
sangat berhati-hati dengan pakaian yang diberikan Sharon menyentrikanya,
mengunakan setiap ada pekerjaanya. Disaat itu juga semua orang seperti
terpesona dengan presentasinya, ketika pergi ke menghadari pesan dengan pakaian
Sharon, Hae Ra menjadi pusat perhatian.
“Mereka
menarikku masuk dan mengatakan bahwa mereka adalah milikku sejak awal. Mereka
menghibur ku dan dan memberi ku kepercayaan diri. Aku bersinar di dunia yang
tidak bisa kuakui. Hidup yang bisa aku nantikan alih-alih hanya memilah-milahnya.Aku
ingin menjadi orang yang serasi dengan pakaiannya. Aku sangat berharap untuk menjadi
orang yang sesuai dengan pakaian ini.”
“Betapa
gadis yang malang.” Ungkap Sharon membaca surat Hae Ra.
“Foto di
amplop itu diambil pada hari mantel itu dibuat. Kau belum berumur sama sekali.
Apa rahasiamu?”
“Bahkan
jika ku katakan, kau tidak akan mempercayainya.” Jawab Sharon.
Cheol Mi
masuk memberitahu akan pulang dan
bertemu lagi besok. Sharon bertanya kapan Hae Ra datang ke ruangan. Cheol Mi mengatakan Saat Sharon sedang tidur Dengan
pria yang baik. Mata Sharon langsung melotot tak percaya
“Dia
benar-benar tampan Dan juga bergaya.” Ucap Cheol Mi yang juga terkesima.
“Apa Fisiknya
bagus?” tanya Sharon. Cheol Mi membenarkan.
“Apa dia
membawanya untuk mengenalkannya padaku?” ucap Sharon percaya dirin. Cheol Mi
binggung.
Ji Hoon
melihat posternya dengan bertuliskan (Pelatih Pribadi Tommy) lalu pelatihnya
datang menyapa Ji Hoon yang masih melonggo. Ji Hoon bertanya apakah itu
gambarnya dan Bagaimana bisa begitu. Pelatih mengatakan tidak bisa
menggantungkan foto Ji Hoon begitu saja jadi mengedit itu sedikit.
“Apa yang
kau pikirkan? Sebaiknya kau mulai bekerja dengan tekun. Mengerti?” ucap pelatih
“Terima
kasih telah melakukannya” kata Ji Hoon lalu mengangkat lenganya seperti sangat
berbeda dengan aslinya.
Ji Hoon
menyapa semua orang yang sedang berolahraga dengan memperkenalkan diri pelatih
baru, Tommy dan menyarankan seoran pria agar bisa menambah berat badan. Disisi
lain, Young Mi dan Gon sedang berlatih bersama
“Aku
mengatakan yang sebenarnya. Pemiliknya hebat.”ucap Young Mi bangga
“Aku tahu
dia seorang penipu. Apa yang salah dengan Hae Ra?” kata Gon heran.
“Aku
tidak berpikir dia penipu.” Kata Young Mi yakin. Gon heran dengan Hae Ra yang bisa
tinggal dengan orang asing
“Orang
itu berbeda. Kau harus memeriksanya pada hari Kamis ini.” Ucap Young Mi
“Dari
mana dia lulus? Lalu Di negara mana dia tinggal?” kata Gon. Young Mi melihat
sikap Gon berpikir kalau pasti sangat gelisah.
“Apa kau takut
Hae Ra akan tertipu lagi Atau apa kau khawatir dia akan jatuh cinta? “ ucap
Young Mi. Gon mengeluh dengan nada kesal agar Young Mi tak memulai pertengkaran
lagi.
Ji Hoon
ingin menyapa keduanya, tapi Gon lebih dulu pergi dan Young Mi mengikutinya. Ji
Hoon pun hanya bisa tertawa berpikir tidak suka dengan namanya Tommy, lalu
tertawa mengumpat.
Ji Hoon
akhirnya melakukan sit up sambil mengeluh dua anak tahi kasar... hanya karena
mereka kaya dan Tidak ada yang seperti Hae Ra. Saat itu tiba-tiba Sharon datang
dan langsung berdiri di depan Ji Hoon, Ji Hoon yang kaget langsung
menyapanya. Sharon langsung mendekatkan
wajahnya membuat Ji Hoon sedikit takut.
Keduanya
duduk bersama. Ji Hoon memberikan minuman memberitahu Manager sedang melakukan
konsultasi dan akan segera datang, jadi meminta agar tunggu sebentar, lalu
memperkenalkan diri sebagai Pelatih Tommy.
“Aku
spesialis dalam pembentukan otot yang kecil. Jika kau memilihku sebagai
pelatihmu, Kau akan memiliki bisep yang bagus dan inti dalam tiga minggu.” Ucap
Ji Hoon mempromosikan dirinya.
“Hanya di
film yang kau lihat... Seseorang dilahirkan kembali dengan penampilan yang
sama.” Kata Sharon. Ji Hoon terlihat binggung.
“Kau
tidak mengingatku,kan?” kata Sharon. Ji Hoon mengaku tidak mengerti apa yang
dikatakan Sharon.
“Aku
Jaksa Choi Ji Hoon... Aku minta maaf. Aku tidak bisa berbicara tentang
penyelidikan. Aku sama sekali tidak ingat.” Ungkap Ji Hoon binggung merasa
Sharon sangat menakutkan.
“Kau tahu
Sharon Tailor, kan? Jadi Mampirlah... Jika kau berada di daerah Myeong-dong
atau Namsan. Aku akan menjamu-mu untuk minum teh.” Kata Sharon lalu beranjak
pergi. Ji Hoon binggung apa maksudnya. Penjahit Sharon.
Hae Ra
mencuci rambutnya bagian atas sambil mengelu kalau Seharusnya bangun saat alarm
berbunyi, lalu pesan dari Soo Ho masuk “Aku perlu bicara denganmu sekarang.”
Hae Ra pun makin mengeluh karena harus sekarang. Soo Ho sudah menunggu didepan
rumah melihat Hae Ra yan bergegas keluar dari
rumah.
“Apa yang
kau inginkan?” tanya Hae Ra terburu-buru
“Mengapa
hanya kepala bagian atas yang basah?” ucap Soo Ho. Hae Ra mengaku sangat sibuk
jadi ingin tahu apa yang ingin dikatakan Soo Ho.
“Aku akan
sangat terlambat hari ini. karena harus pergi memeriksa situs hotel dan
mewawancarai pelamar sewa.” Kata Soo Ho. Hae Ra bertanya lalu kenapa .
“Jadi....
Aku hanya berpikir kau akan penasaran.” Ucap Soo Ho seperti hanya ingin
memberikan kabar.
“Aku
sudah bilang. Aku tidak cukup naif. untuk jadi bersemangat hanya karena Orang
kaya dan keren baik bagiku.” Tegas Hae Ra
“Kau
tidak mengatakan keren waktu terakhir kali. Mungkin kau berpikir aku keren.”
Kata Soo Ho. Hae Ra tak mengubrisnya memilih untuk pamit pergi.
“Kau tidak
perlu bersembunyi.” Ungkap Soo Ho. Hae Ra pikir tidak menyembunyikan apapun.
“Aku tahu
kau tidak membenciku.” Kata Soo Ho yakin
“Apa
kepercayaan dirimu berasal dari kekayaanmu? Itu mengganggu.” Tegas Hae Ra. Soo
Ho tiba-tiba mendekatkan wajahnya yang membuat Hae Ra sedikit gugup.
“Ini dari
ketulusanku. Jadi.. Sampai jumpa” kata Soo Ho seperti ingin Hae Ra bisa melihat
dari sorot matanya. Hae Ra berteriak marah merlihat Soo Ho yang akan masuk rumah.
“Jangan
lupa bahwa aku lebih tua darimu.” Tegas Soo Ho yang mengingatkan kenanganya
denga Hae Ra.
Flash Back
Hae Ra
terlihat sangat marah berteriak memanggil Soo Ho, lalu Soo Ho membalikan badan
dengan mengatakan “Jangan lupa bahwa aku lebih tua darimu.”
Soo Ho
sudah ada disebuah tempat yang ditutupi salju, berbicara pada Tuan Han kalau
mengetahui pemilik tanah itu wanita. Tuan Han membenarkan kalau wanita yang
sangat unik dan menarik, karena akan menjual tanahnya jika memiliki perasaan
yang baik.
“Jika
tidak, maka dia tidak akan menjual tanahnya.” Kata Tuan Han. Soo Ho mengaku
kalau itu makin membuatnya gugup.
Saat itu
Baek Hee datang dengan baju hijaunya, keduanya pun bertemudan saling menyapa.
Baek Hee pikir datang terlambat, tapi Soo Ho mengaku kalau ia yang datang lebih awal.
“Aku
pemilik tanahnya, Jang Baek Hee.” Ucap Bae Hee.
“Senang
bertemu denganmu. Aku Moon Soo Ho.” Kata Soo Ho dengan saling berjabat tangan
“Tuan
melakukan segala hal dengan cermat, jadi kita sebenarnya tidak harus bertemu.
Tapi, Aku ingin bertemu denganmu sebelum menandatangani kontrak.”jelas Baek Hee
“Kita
belum pernah bertemu sebelumnya kan?” kata Soo Ho. Baek Hee mengaku tak tahu.
“Kau juga
menggunakan warna hijau pada saat itu.” Ungkap Soo Ho yang masih mengingatnya.
“Kau
telah tumbuh sangat tinggi.” Kata Baek Hee melihat Soo Ho.
Flash Back
Soo Ho
membawa buket bunganya terlihat sangat marah sambil menginjak-nginjak di padang
ilalng, lalu menangis. Baek Hee datang menenangkanya meminta Soo Ho agar jangan
menangis karena menyakinkan diri kalau Soo Ho pasti akan berhasil.
“Aku bisa
memprediksi masa depan. Tidak ada yang menghalangimu. Kau akan mencapai semua
yang kau inginkan. Dari sekarang, semua keberuntungan di dunia ini akan datang
kepadamu. Mari bertemu lagi... Setelah kau menjadi orang yang layak dan
sukses.” Ucap Baek Hee.
Soo Ho
tahu kalau itu adalah Baek Hee yang menemaninya saat sedih. Baek Hee pun tak
menyangkalnya kalau ia adalah wanita jus hijau. Soo Ho meminta izin agar bisa
memeluknya dengan mata berkaca-kaca. Baek Hee pun memperbolehkanya. Soo Ho
memeluk Baek Hee sepeti memeluk ibunya.
“Aku benar-benar
ingin bertemu denganmu” ungkap Soo Ho dengan mata harunya.
“Sudah kubilang
kita akan bertemu lagi. Kapan pun hal itu sulit, Aku memikirkan apa yang kau
katakan kepadaku Kau telah menjadi pria yang baik. Jadi Mari kita minum hari
ini.” Kata Baek Hee. Soo Ho pun langsung menyetujuinya.
Soo Ho
melihat barang-barang Baek Hee yang Tampaknya
berusia lebih dari 100 tahun. Baek Hee mengaku membeli dengan harga murah, 107
tahun yang lalu dan membeli tanah itu, 253 tahun yang lalu. Soo Ho seperti agar
takjub tapi tak mengubrisnya. Baek Hee pun mengajak untuk bisa mengunkan bahasa
banmal. Soo Ho pun merasa tak masalah.
“Ini
Karena dosaku, Aku menjadi abadi dan aku tinggal lebih dari 200 tahun sekarang.
Terima kasih atas doaku yang tulus untukmu, maka Aku sudah mulai bertambah tua
akhir-akhir ini.” Ucap Baek Hee.
“Itu
benar, tapi kau terus tertawa. Lalu Dosa apa yang kau lakukan?” kata Soo Ho
“Aku akan
memberitahumu nanti.” Kata Baek Hee misterius.
“Apa Kau
benar-benar bisa memprediksi masa depan?” tanya Soo Ho penasaran. Baek Hee
mengaku kalau itu pasti tidak mungkin.
“Aku mengatakan
semua yang aku bisa untuk menghiburmu saat itu.” Akui Baek Hee
“Hal-hal
aneh terus terjadi padaku. Keberuntungan itu selalu ada di sampingku, jadi aku
takut. Semuanya berjalan dengan baik.” Cerita Soo Ho. Baek Hee bertanya apakah
Bahkan tanpa usaha
“Aku
berusaha keras seperti orang gila. Tapi Sesuatu terjadi... seperti yang aku
coba dan inginkan, jadi itu luar biasa dan menakutkan. Mungkin aku berdoa terlalu
keras.” Cerita Soo Ho
“Pasti kebetulan.
Jangan pedulikan itu.” Ucap Baek Hee menenangkan.
“Aku
pikir, aku mungkin akan mati di usia muda sebagai ganti semua keberuntungan
ini.” Ungkap Soo Ho
“Itu
seharusnya tidak terjadi. Dalam kehidupan ini, Kau harus hidup bahagia dengan
seseorang yang kau cintai. Apa ada seseorang yang kau sukai?” tanya Baek Hee.
Saat itu
ada seseorang berteriak mengedor pintu memanggil nama Baek Hee. Soo Ho pikir
ada ada seseorang yang datang. Baek Hee menyuruh Soo Ho agar tak mengeluarkan
suara. Sharon terus mengedor pintu sambil berteriak memanggil Baek Hee.
“Apa Kau
tidak di sana? Aku tahu kau ada disana Buka pintunya.” Teriak Sharon terus
mengedor pintu.
Saat itu
juga Sharon seperti sangat marah membuat getaran dirumah Baek Hee. Soo Ho
terlihat binggung seperti ada gempa. Baek Hee hanya duduk tenang. Sharon yang
kesal akhirnya memilih untuk pergi.
Soo Ho
langsung bertanya apa yang terjadi tadi. Baek Hee mengaku kalau Ada Seorang wanita menjengkelkan yang sering
mengunjunginya dan Saat sebuah kereta lewat, maka piring goyang bahkan terlalu
berangin lalu memberikan wine untuk Soo Ho agar meminumnya. Soo Ho yakin Baek
Hee itu sangat special
“Ayo
lebih sering bertemu.Kau sudah seperti keluargaku. “ ungkap Baek Hee
“Ada
banyak hal yang harus kukatakan juga. Ketika aku menerima telepon mu,
katakanlah kau ingin membangun sebuah hotel hanok yang indah, Aku merinding.”
Ucap Soo Ho
“Apakah
kau ingin mendengar cerita lama tentang tanah?” kata Baek He.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar