Dong Tak
turun dari mobil tahanan dengan tangan yang dikat tali bersama dengan tahanan
lagi. Beberapa tahanan melihat Dong Tak merasa terlihat aneh dan yang lainya
merasa pernah melihat di suatu
tempat, bahkan hanya mengunakan sandal
saja.
Flash Back
Kepala
Yoo mendekati Dong Tak berbisik memberitahu kalau Ada yang mencoba membunuh Lee
Doo Sik di penjara.
Dong Tak
dan Soo Chang berdiri didepan papan peringatan. Soo Chang ingin tahu siapa yang mencoba membungkam Doo
Sik. Dong Tak rasa Untuk sekarang sedang berpikir untuk masuk ke dalam. Soo Chang pun ingin tahu
caranya. Dong Tak menatap nama LETNAN JO
HANG JOON, yang MENINGGAL KETIKA TUGAS MALAM
Dong Tak
akhirnya memakai baju tahanan dengan nomor 4885, lalu masuk ruang tahana dan
dihdang oleh salah satu tahanan membahas Rumah dua tingkat di blok kedua di
atas bukit dan bertanya Apa itu mengingatkan Dong Tak akan sesuatu. Dong Tak
hanya diam menatap.
“Karena
kau, aku diselidiki atas penggunaan narkoba dan diseret ke sini.” Ucap Tahanan
5769. Dong Tak hanya berkomentar “Oh begitu”. Si pria pun tak bisa berkata-kata
lagi
“Mengapa
kau di sini?” tanya Dong Tak pada teman tahanan laginya. Si pria pikir Dong Tak
tak perlu peduli.
“Kau
menangkapku atas pemerasan.” Ucap si pria bertubuh tambun. Dong Tak seperti
baru mengingatnya
“Apa aku
juga menangkapmu?” kata Dong Tak pada tahanan berkumis. Si pria mengangguk dan
Dong Tak melihat tahanan lainya.
“Bukan
kau yang menangkapku.” Kata si pria terakhir, akhirnya Dong Tak mencari tempat
untuk duduk mengatakan tidak akan membuat masalah.
Jin An
menonton berita dengan wajah serius dan terlihat dendam dalam ruangan.
“Seorang
detektif dari Unit Kejahatan Berat Kantor Polisi Seoul dijatuhi hukuman penjara
atas penyerangan. Mahkahah Agung menyetujui keputusan Jaksa Tak Jae Hee atas
hukuman dua tahun penjara.”
Kepala So
bertanya pada Mi Nam kenapa Jin An menonton berita dengan mata melotot,
berpikir kalau bertengkar lagi dengan Na Mi yang sering mengambil berita dari
Jin An.
“Selama
penyelidikannya,Detektif menjadi tersangka karena menyerang korban.”
“Kali ini
karena pria.” Bisik Mi Nam. Kepala So berpikir Jin An sedang berkencan
“Itu hal
yang bagus. Kenapa dia seperti itu?” kata Kepala So heran
“Tapi
sekarang dia dipenjara.” Ucap Mi Nam. Kepala So pun melotot kaget.
Jin An
menemui Jaksa tak bertanya Apa Oppa-nya itu yang membuat keputusan atas
hukumannya. Jaksa Tak hanya diam saja, Jin An pikir Jaksa Tak tidak mengenalnya
dengan baik, karena yakin Dong Tak orang yang baik jadi pasti di jebak.
“Aku akan
menyelidiki ini. Jadi tolong
pertimbangkan kembali.” Ucap Jin An dengan nada tinggi
“Kenapa
kau begitu marah karena ini?” tanya Jaksa Tak heran
“Aku
percaya padanya.” Kata Jin An yakin
“Dia seharusnya
melindungi warga sipil dan mematuhi hukum. Tapi dia mengabaikan peraturan dan menyerang tersangka.” Ucap Jaksa Tak
“Ini
pasti salah paham.” Tegas Jin An
“Apa
tidak ada alasan lain bagimu untuk
percaya pada hukum? Kurasa tidak perlu menjawab pertanyaanmu. Aku mengikuti
aturan. Aku tidak menemukan rekaman CCTV yang bisa membuktikan dia tidak bersalah. Jika kau
ingin membantunya karena pernah bekerja
beberapa kali...” kata Jaksa Tak langsung disela oleh Jin An
Jin
An pikir kalau Jaksa Tak yang salah. Jaksa Tak merasa sudah memberikan jawaban sebagai Jaksa penuntut dan menyuruh Jin An
untuk segera pergi. Jin An keluar dengan
membanting pintu sangat marah
Dong Tak
berjalan di lorong bersama dengan seorang petugas dengan nama “4885” kalau Ada
kunjungan. Ternyata Jin An datang berkunjung menemui Dong Tak. Ia berkomentar
Wajah Dong Tak tidak terlihat mengerikan Dan rambutnya rapi.
“Terserah...
Aku yang sangat frustrasi di sini.” Ucap Jin An menyindir. Dong Tak menanyakan
keadaan Jin An sekarang
“Aku Hampir
tidak bisa bernapas, karena seseorang. Aku akan mencari Pengacara.”ucap Jin An
“Aku
tidak butuh.” Kata Dong Tak. Jin An merasa kalau ia yang butuh.
“Apa
kasus ini mirip dengan kasus yang menimpa Tn. Park?” tanya Jin An. Dong Tak
menjawab tidak.
“Apa kau
sampai begini tanpa..” uca Jin An yang langsung dijawab Dong Tak Bukan begitu juga.
“Konsisten
sekali... Kau bilang tidak semua.. Lalu apa kau menyukaiku?” ucap Jin An.
Keduanya saling menatap lebih dalam.
“Berikan
tanganmu.” Kata Dong Tak, Jin An memperlihatkan tanganya.
Dong Tak
mendekatkan pada kaca, dan Jin An pun mendekat keduanya seperti saling
mendekatkan tangan pada kaca. Dong Tak bertanya apakah Jin An Sudah dapat jawabannya. Jin An merasa Jika
dipikirkan, wanita di depan Dong Tak itu sedikit tanggap.
“Jika
dipikirkan, pria ini membuatku sangat khawatir.” Ungkap Jin An tentang Dong Tak
Saat itu tanpa sadar seorang petugas sengaja memata-matai keduanya
“Jangan
khawatir. Aku akan segera keluar.” Ucap Dong Tak menyakinkan.
“Tentu
saja. Aku akan memastikan kau keluar dari
sana. Dan ada yang ingin kutanyakan. Apa Kau tidak akan memberitahuku tentang
yang terjadi malam itu?” ucap Jin An.
Flash Back
Dong Tak
sedang kemasukan roh Soo Chang tiba-tiba merasakan dadanya sakit yang membuat
Jin An panik. Ia lalu berteriak marah pada Soo Chang kalau sudah
memperingatkanya, Jika mendekatinya lagi,
maka tidak akan tinggal diam.
“Kau menyembunyikan
sesuatu dariku, kan? Apa yang kau sembunyikan? Katakan.” Ucap Jin An penasaran
Saat itu
waktu peringatan memberitahu Waktu kunjungan Anda telah habis. Dong Tak pun
dibawa kembali ke sel tahanan.
Jin An
menerima telp bertanya pada seseorang apakah sudah mencari tahu dan ingin tahu Siapa
korban kasus penyerangan Detektif Cha, wajahnya terlihat penasaran.
Dong Tak
kembali ke sel tahanan, beberapa orang sempat canggung tapi berusaha untuk tak
mengubrisnya. Dong Tak duduk mengingat saat tubuhnya dimasukin Soo Chang dan
berteriak marah, lalu melihat Soo Chang seperti merasakan sakit di bagian
dadanya.
“Kuharap
dia baik-baik saja.” Ungkap Dong Tak seperti tak ingin terjadi sesuatu juga
pada Soo Chang.
Di rumah
sakit
Bong Sook
menangis dengan wajah panik karena mengetahui Soo Chang yang kembali terjadi
keadaan kritis. Ia berharap agar Soo Chang jangan mati. Soo Chang hanya bisa
menatap Bong Sook dengan wajah sedih. Perawat Gil memeriksa Soo Chang dan
akhirnya keluar dari ruangan.
Esok
harinya, Bong Sook juga menemani Soo Chang yang masih sakit dengan memberikan
pijatan. Soo Chang hanya sedih melihat Bong Sook yang terus memberikan
perhatian padanya, akhirnya keluar dari ruangan. Ia mendengar perawat Gil
berbicara dengan perawat lainya.
“Apa Kau
tahu, Pasien Gong... Dokter malam itu bilang, vitalnya mendadak berubah sangat
aneh. Kau sering melihat adegan seperti itu di drama. Seseorang mungkin
diam-diam dan mengacaukan IV-nya...”
ucap perawat lain.
“Kau
pasti banyak waktu luang sampai bisa
menonton drama. Apa Kau mau tugas malammu ditambah hari ini?” ejek Perawat GiL.
“Tunggu,
apa itu berarti kejangnya bukan karena
organik?” kata Soo Chang lalu melihat Miss Bong yang berdiri tak jauh darinya.
Miss Bong
pikir Soo Chang tidak punya waktu untuk
berkeliaran dan tidak akan kembali ke
tubuh yang sebenarnya. Soo Chang hanya diam. Miss Bong tahu Soo Chang lebih
banyak bermain dengan detektif karena
wanita itu, Soo Chang membenarkan.
“Kepalaku
jadi meledak setiap kali melihat mata
Ssong. Kapanpun dia menatapku, Aku terus lupa bahwa harus kembali.” Ungkap Soo
Chang
“Ini
tidak baik. Kau hampir meninggal tadi malam, 'kan?” kata Miss Bong
“Bagaimana
kau tahu?.. Miss Bong, apa kau tahu sesuatu?” ucap Soo Cahng
“Kau
ingat apa kataku terakhir kali?” ucap Miss Bong
Flash Back
“Segala
sesuatu yang berputar-putar di dunia, akan selalu kembali ke titik awal. Kalian
berdua bukanlah satu-satunya yang beradadi titik awal takdirmu.”ucap Miss Bong.
Soo Chang tak mengerti maksudnya.
“Orang
yang membuat kalian berdua seperti ini, sangatlah dekat.” Ucap Miss Bong. Soo
Chang kaget mendengarnya.
“Jangan
lupa. Kau memiliki 49 hari untuk kembali
ke tubuh aslimu.” Kata Miss Bong
“ Astaga,
sisanya tinggal 21 hari. “ keluh Soo Chang yang tak punya banyak waktu lagi.
“Hanya
ada satu cara untuk kembali. Kau harus menebus dosa atas apa yang kau lakukan di masa lalu dan Hanya itu
caranya.” Kata Miss Bong. Soo Chang pun hanya bisa terdiam saja.
Dong Tak
keluar dari sel tahanan untuk lapangan, saat itu tiba-tiba teman satu selnya
bernomor 57 menahanya agar berhenti. Si
pria mengatakan Sinar matahari sama dengan kekuatan dan memperingatkan Dong Tak
Jangan pernah bermimpi mendapatkan sinar
matahari.
“Mengapa?
Apa? Kau marah? Jika marah, lawan dia.” Kata teman lainya menantang
“Aku akan
membiarkannya.” Kata Dong Tak seperti tak ingin mencari gara-gara
Akhirnya
Dong Tak diselengkat dan jatuh begitu saja. Teman yang lain berusaha
mengalihkan petugas. Dong Tak akhirnya kena pukul beberapa kali dan di cengkram
bajunya, seperti banyak yang ingin mengajaknya berkelahi.
“Aku
tidak bisa membiarkanmu tenang... Bagus. Kau bisa memberi beberapa pukulan...
Lawan aku... Kenapa hanya menatapku? Kenapa kau diam ketika dipukul?” ucap si
pria
“Sudah
kubilang. Aku akan membiarkannya.” Tegas Dong Tak. Akhirnya petugas melihatnya.
Dong Tak pun dilepaskan dari cengkraman.
Dong Tak
duduk sendirian, saat itu Dong Sik datang dengan petugas. Dua orang lainya
memberitahu kalau Dong Sik karena membunuh dua orang dan salah satu adalah
detektif. Ia menceritakan beberapa hari
yang lalu, Dong Sik hampir meninggal.
Flash Back
Semua
napi sdang menonton bersama, tiba-tiba napi lain berteriak kalau ada darah.
Dong Sik melihat ada orang yang memegang pisau akhirnya mulai melakukan
perlawan dengan memukulnya. Mereka pun berpikir Dong Sik beruntung, Hanya bahu
yang sakit bukan lehernya.
“Orang
yang menikamnya hampir dipukul sampai mati, jadi dia dikirim ke ruang
hukuman, dan baru keluar hari ini.” Ucap
si pria
“Betapa
jahat perbuatanmu sampai di ancam didalam penjara?” kata teman lainya.
Dong Sik
berjalan melewati Dong Tak, berkomenta kalau itu sangat bagus karena Lencana
polisinya tidak berarti apa-apa di dalam
penjara. Dong Tak mengangguk, kalau Dong Sik punya kelainan memamerkan diri sendiri.
“Jika kau
akan jatuh, sebaiknya diam saja. Jangan pergi terlalu jauh.” Kata Dong Tak
memperingati. Dong Sik menganguk mengerti dan berjalan pergi. Saat itu melewati
petugas seperti mata-mata yang mengamati Dong Tak.
Kepala No
ingin tahu kenapa Dong Sik yang mengajukan
permohonan banding. Kepala Ma yakin Itu tidak akan terjadi kecuali Hakim menyetujuinya. Kepala No pikir kalau
mereka memilih orang yang salah yitu Dari penipu Gong Soo Chang ke Lee Doo Sik.
“Tak satu
pun dari mereka yang kasusnya bersih.”ungkap Kepala No
“Kitalah
orang-orang yang melanggar kesepakatan.”
Ucap Kepala Ma
“Lalu?
Apa kau mengeluh kepadaku bahwa orang
bodoh itu mendapat hukuman 30 tahun? Lakukan perintahku. Kita harus
menggigitnya sejak awal. Dan Mengapa Cha Dong Tak masuk di penjara itu? Apa
menurutmu si bodoh itu mencari sesuatu?” kata kepala No
Dong Ki
mengeluh kalau sudah tahu Dong Tak akan
mendapat masalah suatu hari nanti. Ho Te
juga sudah menyuruh untuk menghilangkan
emosinya. Sung Hyuk pikir menurutnya itu salahnya dan Seharusnya ada di sana.
“Ini
bukan salahmu. Ini salahnya karena memukul seseorang saat penyelidikan. Kalian semua, jangan
melakukan hal bodoh seperti menulis
petisi untuknya.” Ucap Kepala Yoo
“Haruskah
aku mencari dan membunuhnya?” kata Dong Ki marah
Dong Ki
datang menemui Yong Pal membawakan arah ukuran besar, memberitahu Anggur
semanggi liar buatan China, bagus untuk
stamina pria. Ho Tae memohon pada Yong Pal, agar menuliskan petisi untuk Dong
Tak. Yong Pal meminta Ho Tae membawa barang-barangnya kembali.
“Lehermu
terlalu terbuka... Kau terlihat keren dan manis seperti ini.” Ucap Kepala Yoo
memasangkan syal agar tak dingin.
“Aku akan
membiarkanmu memukulku sampai kau merasa baikan...” kata Sung Hyuk dan Yong Pal
langsung memberikan tamparan
“Cha Dong
Tak membuatku gila.” Keluh Yong Pal.
Jin An
pun datang menemui Yong Pal. Yong Pal
tahu karena Jin An pasti berada di sini
karena Cha Dong Tak, menurutnya Tidak ada yang bisa dilakukan karna tak
ada Bukti Dong Tak yang tidak bersalah. Ia menyuruh Jin An agar mencari di
seluruh dunia, maka tidak akan pernah menemukan apapun.
“Bukti..”
kata Jin An teringat kata-kata Dong Ki “Aku tidak menemukan rekaman CCTV yang
bisa membuktikan dia tidak bersalah.”
“Apa kau
menyingkirkan rekaman CCTV -nya?” kata Jin An. Yong Pal terdiam. Jin An pikir
benar.
“Kupikir
kita di pihak yang sama saat mengejar
Tn. Park... Apa karena Dong Tak memukulmu? Apa Kau punya dendam? Bantu dia
keluar. Jika tidak...” kata Jin An mengancam
“Jika
tidak Apa ?” kata Yong Pal. Jin An pikir Mau bagaimana lagi dengan mengulurkan
tanganya, Yong Pal pun menjabat tanganya.
“Hei, kau
menarik tanganku? Ini pelecehan seksual.” Kata Jin An menuduh.
“Cabut
dakwaannya, dan tulis petisi sebelum aku
berubah menjadi jahat. Atau aku akan menuntutmu atas pelecehan seksual sehingga kau dipenjara.”
Tegas Jin An.
“ Apa
Kalian tahu mengapa aku tidak peduli
dengan wanita? Aku takut berakhir dengan seseorang seperti dia. Dia menakutkan...
Sangat menakutkan. Hanya ada satu wanita di dunia yang tidak menakutkan, yaitu Ibumu sendiri.
Jadi Ingat itu.” Kata Yong Pal mengumpulkan semua anak buahnya.
Semua pun
memasang ikat kepala bertuliskan [Min
Dal Hee, Kesetiaan] [Ban Dal, preman] Do
Kki membuka bajunya, Yong Pal menghentikanya.
Jin An
berjalan binggung memikirkan cara agar bisa membuat Dong Tak keluar. Perawat
Gil menelp Jin An menceritakan Ada hal aneh. yang terjadi beberapa waktu lalu.
Flash Back
Di malam
hari, Perawat Gil melihat seseorang yang masuk ruangan dan buru-buru pergi
dengan menaiki lift. Ia melihat seseorang yang mengunakan jubah dokter dan
pergi terburu-buru.
“Kau tahu
aku orangnya penasaran. Aku minta kamera CCTV pada petugas keamanan. Tapi
rekaman hari itu hilang. “ ucap Perawat Gil
“Siapa
pasiennya?” tanya Jin An. Perawat Gil mengatakan Seseorang yang dikenal Jin An.
“Seorang polisi diberi hukuman
penjara. Letnan Cha Dong Tak dihukum dua tahun penjara karena mengabaikan tugas
dan penyerangan pribadi. Pengadilan
mengumumkan alasan dia dihukum karena
tindakannya. tidak dapat diterima bagi seseorang yang harus menjunjung tinggi hukum.”
Soo Chang
menonton berita tentang Dong Tak dirumah sakit. Jin An datang menemui Soo Chang
dengan menanyakan keadaan si Tuan Penipu. Soo Chang terlihat senang karena Jin
An datang berkunjung untuknya.
“Apa yang
terjadi padamu? Mulai kecelakaan sampai hari ini, kau pasti menikmati
perjalananmu. Kau masih belum kembali.” Kata Jin An mengajak bicara
“Aku juga
ingin kembali... Jadi aku bisa menunjukkan diriku padamu, Ssong.” Kata Soo
Chang yang berdiri tanpa didengar oleh Jin An.
“Omong-omong,
Malam itu, menurutmu mengapa Detektif Cha bilang namanya Gong Soo Chang?” kata Jin
An. Soo Chang kaget kalau Jin An mendengarnya.
Flash Back
Jin An
bersadar di bahu Dong Tak saat mabuk dan Soo Chang mengakui “Aku bukan Cha Dong
Tak yang kau kenal...Aku Gong Soo Chang...”
“Detektif
Cha dan kau... Apa yang terjadi di antara kalian? Detektif Cha tidak akan
memberitahuku. Jadi Bisakah kau bangun dan memberitahuku?” ucap Jin An memohon.
“Detektif
Cha dan aku, pertama bertemu karena kau.” Kata Jin An. Soo Chang binggung kalau
itu Karena dirinya.
“Aku akan
melaporkan semuanya. Tersangkanya bernama Gong Soo Chang, 'kan?” ucap Jin An
yang menyamar jadi pembersih di kantor
polisi. Dong Tak menahan Jin An agar tak melaporkan, keduanya pun saling
menatap dengan penuh kebencian.
“Ketika kami pergi mencari
kebenaran, saat itulah aku merasakannya.”
Mereka
pergi mencari bukti di gudang, Jin An ketakutan meminta Dong Tak akar cepat
karena sangat takut dan bisa kencing di celana.
“Dia dan
aku, kami menjadi pasangan yang sempurna.” Ucap Jin Ah. Soo Chang memberitahu
kalau saat itu adalah dirinya.
“Pada hari
kami mengejar motor bersama, aku merasa dia seperti mengkhawatirkanku.” Cerita
Jin An
Dong Tak
mengemudikan mobilnya, bertanya pada Jin An apakah mempercayainya. Jin An
merasa bisa mempertaruhkan nyawaku padanya. Soo Chang tahu yang dimaksud Jin An
saat itu adalah Cha Dong Tak. Jin A merasa Saat di punggung Dong Tak ketika
mabuk dan Rasanya sangat hangat. Soo Chang tahu kalau itu dirinya yang ada
dalam tubuh Dong Tak.
“Aku
tidak akan membiarkan dia pergi dan meninggalkanku sendiri.” Ucap Jin An.
“Lalu
setengah pria yang kau suka adalah aku.Ssong, hatimu... tidak sepenuhnya dengan
Cha Dong Tak, kan?” kata Soo Chang bahagia mendengar pengakuan Jin An.
Dong Sik
kembali masuk ke sel tahanan berkumpul dengan Dong Tak, salah satu temanya
menyapa karena baru kembali dari hukuman. Ia memperkenalkan Dong Tak yang bergabung
saat Dong Sik sedang dihukum. Dong Sik memangil Dong Tak dengan pangggilan 4885.
“Haruskah
aku menghabisimu? Apa kau datang untuk menghabisiku?” ucap Dong Sik. Orang lain
tak ingin ikut campur memilih untuk menyingkir.
“Kau
sudah mendengar tentangku, kan?” kata Dong Sik. Dong Tak bertanya Tentang apa
“Apa Bahwa
kau menikamnya sendiri? Menurutmu, apa yang direncanakan oleh orang-orang itu? Aku mendengar sesuatu. Kurasa
mereka sedang memikirkan cara untuk membuatmu bungkam.” Kata Dong Tak. Dong Sik
hanya diam saja.
Pria-pria
berkerja di membuat barang dari kayu, seperti lemari dsb. Dong Tak mengamati
dari kejauhan, Dong Sik seperti gelisah menatap sekeliling. Setelah itu Semua
berkumpul di meja kecil.
Salah
satu napi mengeluh kalau semua hanya sayur dan berpikir kalau sapi yang makan
rumput. Dong Sik menyuruh diam saja dan teman yang lain meminta agar Jangan
pilih-pilih makan.
“Kau
membuat kami melakukan pekerjaan berat, dan kau belum kehilangan nafsu makan?”
kata Napi 57 pada Dong Tak.
“Jangan
seperti itu... Di luar, dia adalah polisi.” Kata teman membela. Mereka pun
mengingat teman mereka sedang mengambil ujian polisi
“Dia
bekerja untuk membayar sebuah kamar
kecil untuknya. Pekerjaan apa itu?” kata napi lainya.
“Kolektor
untuk perusahaan voice phishing (Penipuan
lewat ponsel).” Kata Napi 36
“Kenapa
dia memanggilnya Lumut?” tanya Dong Tak yang sibuk mengambil makanan.
“Dia naif
dan lembut. Ia menempel pada batu seperti lumut
untuk bertahan hidup.” Kata Napi 29. Dong Tak ingin tahu apa yang
dilakukan Salja.
“Kenapa
bertanya? Lihat dia. Dia mengancam wanita.” Kata si pria 57. Si pria 29
menegaskan kalau ia mengakui cintanya den meminta temanya menusuk pria 57.
“Aku
tidak mendapat pekerjaan dan itu
membuatku marah. Aku menusuk lebih dari 100 ban mobil.” Kata si pria berkumis
“Jangan
sentuh barangnya. Dia posesif. Kepala Ular, bicaralah.” Ucap pria 29
“Hei,
4885... Tanyakan padanya, mantan polisi dan penjahat saat ini.” Kata si pria
57, Dong Tak mengeluh kalau mereka tak saling mengenal
“Apa semua
sayur itu membuatmu ingin menyangkal
semuanya? Karena kau, Ho Jung dan Yoo Jin sudah lama pergi.” Ucap si pria nomor
57. Dong Tak bertanya Ho Jung dan siapa
“Kau
melakukannya lagi... Yoo Jin... Yoo Jin...Sudah kuberi tahu nama itu
berkali-kali!” kata si pria
“Siapa mereka?
Apa aku perlu tahu mereka?” kata Dong Tak. Si pria terlihat mulai kesal.
“Omong-omong,
mengapa 3867 membunuh? Kudengar itu detektif.” Kata si pria membahas tentang
Dong Sik.
Seorang
pria melihat sabunya habis dan akan meminjam pada pria dengan kasus penusukan
untuk meminjam sabunya. Si pria yang sensitif menolak kalau Tidak ada yang
boleh menyentuh barangnya. Akhirnya mereka pun tertindur dengan suasana gelap.
“Kapan
kau akan banding? Apa kau pikir bisa bertahan sampai saat itu? Semoga kau beruntung.”
Kata Dong Tak pada Dong Sik yang tertidur disebelahnya. Dong Sik pun membuka
matanya lalu terdiam.
Tiba-tiba
saat itu seseorang bangun dari tidurnya dan menyerang Dong Sik, perkelahian pun
terjadi dalam kegelapan. Dong Tak tak bisa melihat dengan jelas yang terjadi
didepanya. Ketika lampu menyapa, Dong Sik sudah terluka dibagian leher.
Si pria
terkena kasus penusukan berteriak agar Jangan sentuh barangnya. Ketika
membuka kotak sabunya terlihat ada pisau
kecil dengan bekas darah. Si pria
akhirnya dibawa keluar ruangan walaupun mengelak kalau bukan ia yang
melakukanya. Petugas meminta Dong Tak menahan handuk di leher Dong Sik karena akan
memangggil Dokter.
“Aku
tidak pernah mengira dia orang jahat.” Kata pria 36
“Dia
pasti punya alasan sendiri.” Ucap pria 29. Pria 57 pikir Semua orang punya
alasan di sini.
“Ini
terjadi sejak kau mengajukan permohonan
banding, kan? Apa Kau sungguh mengetahui
sesuatu yang penting?” kata Dong Tak. Dong Sik pun hanya bisa terdiam
dengan luka dibagian leher.
Bersambung
ke episode 18
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar