Bom
datang menemui Nyonya Oh di cafe. Nyonya
Oh terlihat gugup melihat Bom tahu kalau pasti
terkejut saat diajak bertemu. Bom pikir tidak karena ada yang ingin
dibahas dengan Ibu Shi Kyung. Nyonya Oh
mengaku Ada yang ingin ditanyakan padanya dan buru-buru minum mengurangi rasa
gugupnya.
“Aku
sangat terkejut. Aku berusaha mencari kata yang tepat... Bom. Apa... saat ini
kau punya masalah dengan kesehatan?” ucap Nyonya Oh. Bom langsung melotot kaget
karena ibunya tahu kalau dirinya sakit.
“Ahh..
Benar... Shi Young benar. Jadi Sudah berapa lama? Ini Sama sekali tak
kelihatan. Apa Dua bulan, tiga bulan? Apa Kau mual waktu pagi? Ah.. Aku
harusnya tahu saat ibu memintamu tinggal! Aku tak percaya pada ibu!.. Teganya
dia menipuku soal ini?” ucap Nyonya Oh berpikir kalau Bom itu hamil. Bom
seperti bisa tahu dugaan Nyonya Oh
“Maaf aku
tak bisa mendidik anakku dengan benar. Kini, kau punya tugas besar.” Kata
Nyonya Oh panik
“Bukan
seperti itu... Bukan seperti yang ahjumma pikirkan... Jangan khawatir.” Ucap
Bom. Nyonya Oh binggung apa maksdunya.
“Lalu,
apa yang Shi Young lihat?” tanya Nyonya Oh bingung.
“Dia
salah, dia melihatku saat sakit pencernaan.” Kata Bom. Nyonya Oh seperti masih
belum yakin.
“Itu
benar..... Aku bahkan minum obat. Jadi Tak perlu khawatir.” Ucap Bom
memperlihatkan obat pada Nyonya Oh sebagai bukti.
“Aku
merasa lega untuk Shi Kyung!.. Bom, demi kebaikanmu. kau pasti juga lega,..
.Bom, kau juga punya masa depan dan mimpimu sendiri. Kalau tiba-tiba punya
anak, mungkin kau tak bisa hidup sesuai keinginanmu.”ucap Nyonya Oh sambil
memegang tangan Bom
“ Jadi seorang
ibu juga penting.Mengembangkan bakat dan kemampuanmu, juga sangat penting...
Bom, ingat baik-baik, Bukan untuk orang lain, tapi untuk dirimu. Kau harus
sangat berhati-hati dalam hal seperti ini. Mengerti?” pesan Nyonya Oh
menasehati.
Bom
menatap Nyonya Oh dengan berkaca-kaca lalu mengucapkan terimakasih, karena Ini
pertama kalinya mendengar nasehat seperti ini. Nyonya Oh hanya tersenyu lalu
melihat scarf itu yang di pakai oleh Bom. Bom memberitahu kalau Shi Kyung
memberikannya.
“Dia
bilang ini dulu milik ahjumma.” Ucap Bom bangga. Nyonya Oh mengeluh karena Shi
Kyung malah memberikan barangnya yang sudah lusuh.
“Bom,
buang saja, Akan kubelikan yang baru.” Kata Nyonya Oh. Bom menolak karena
menyukainya.
Keduanya
berjalan pulang, Bom memanggil Nyonya Oh bertanya apakah boleh menggandeng
lenganya. Nyonya Oh pikir tentu saja boleh. Bom pun merangkul lengan Nyonya Oh
sambil berjalan, mengaku kalau selalu ingin mencoba hal seperti ini.
“Setiap
kali bertemu kau semakin unik Atau Shi Young yang semakin berbeda? Aku tak
ingat kapan terakhir Shi Young menunjukkan kasih sayangnya padaku.” Ungkap
Nyonya Oh
“Wajar
saja tak menyadarinya saat berada dekat. Keluarga besar dan makan bersama
mereka... Hal-hal itu sangat berharga.” Kata Bom yang selama ini tinggal
sendiri.
“Kau
pasti sangat kesepian, tinggal sendirian.” Kata Nyonya Oh kasihan. Bom
membenarkan.
“Setiap
aku kesepian, nenek menjadi sumber kekuatanku. Nenek Duk Boon sudah seperti
nenek kandungku. Aku ingin membantunya sebisaku. Aku kesal karena tak bisa
berbuat banyak.” Ucap Bom
“Ibu
mertuaku baik-baik saja walau tanpa bantuanmu.” Kata Nyonya Oh seperti masih
merasa kesal .
“Ahjumma...
Belum lama ini, aku menemukan rahasia nenek.” Kata Bom. Nyonya Oh kaget rahasia
apa maksudnya.
Shi Young
masuk rumah melihat sebuah jaket baru dan berpikir kalau itunya. Shi Kyung
masuk mengejek Shi Young bermimpi untuk memilikinya, Shi Kyung pikir itu Jelas-jelas
untuk perempuan. Shi Kyung tahu tapi bukan untuk adiknya
“Ibu beli
untuk Bom berkemah, cepat Masukkan lagi ke dalam tas, Nanti kotor.” Ucap Shi
Kyung. Shi Young langsung menatap sinis.
Nyonya Oh
duduk diam seperti masih terlihat shock. Shi Young masuk kamar sambil mengomel
pada ibunya bertanya apa yang terjadi. Nyonya Oh memberitahu kalau Bom bilang
bukan. Shi Young tak percaya kalau ibunya bisa mempercayainya.
“Dia
khawatir akan dapat masalah, makanya disangkal olehnya... Ibu, semasa ujian,
Bom dan Shi Kyung bermalam bersama di luar dan Kejadiannya benar seperti itu.”
Ucap Shi Young tetap menuduh kalau Bom itu hamil
“Lee Shi
Young, kau ini kenapa?” keluh Nyonya Oh dengan sikap anaknya.
“Ibu tak
tahu apa-apa, Dia sangat licik. Dia memikat Shi Kyung yang bodoh Bahkan nenek
membelanya. Kini, dia juga mempengaruhi ibu. Dia rubah berekor sembilan.” Ucap
Shi Young mengebu-gebu.
“Kau
harus seperti dia.” Ejek Nyonya Oh. Shi Young mengeluh dengan ibunya. Nyonya Oh
menyuruh agar Jangan ribut karean sakit kepala dan keluar sana.
“Jangan
menyesal nanti.” Kata Shi Young. Nyonya Oh menyuruh anaknya agar keluar saja
dan mengeluh dengan sikap anaknya.
Shi Kyung
dan Bom berada di kamar neneknya, mengajarkan baca kalau itu adalah kata yang sudah sering nenek
dengar jadi akan menata huruf konsonan dan vokal dan bisa membacanya. Nenek Kim
bisa membaca “Sam...pah” wajahnya terlihat bahagia karena bisa mengeja.
“Bagus
sekali, nenek... Sekarang, beri tahu Shi Young.” Ucap Shi Kyung melihat adiknya
yang datang.
“Shi
Young, Apa kau lihat? Aku membaca kata "sampah." Aku sudah bisa
membaca, jadi kau harus panggil Shi Kyung, "oppa."” Kata Nenek Kim
bangga
“Nenek,
Apa kau membuat kesepakatan agar Shi Young memanggilku "oppa"?” kata
Shi Kyung tak percaya, Nenek Kim membenarkan.
“Shi
Young, tepati janjimu.” Kata Nenek Kim. Shi Young tak bisa terima karena Nenek juga harus bisa menulis.
“Kalau
bisa membaca, maka juga bisa menulis.” Kata Shi Young. Shi Kyung pikir itu Hanya
soal waktu.
“Nenek,
kita harus bergadang, sekarang Akan kuajari caranya menulis.” Kata Shi Kyung
bersemangat. Nenek Kim juga setuju kalau akan bergadang.
Shi Young
pikir tak ada gunanya karena Besok nenek sudah lupa. Nenek Kim membela diri
kalau nanti Shi Young akan bertambah tua dan bisa merasakan apabila seusianya,
karena Yang didengar saja sukar diingat. Shi Young langsung menyuruh Nenek Kim ambil
tes demensia.
“Jahat
sekali kata-katamu. Jangan bicara seperti itu pada nenek.” Ucap Shi Kyung
membela
“Apa
salahku?!! Nenek bilang mengingat yang didengar saja sukar jadi aku bilang
ambil tes. Apa ucapanku salah?” kata Shi Young. Shi Kyung pikir adiknya salah
makan.
“Kenapa
mengganggu nenek? Urus saja dirimu. Apa kau pantas untuk berteriak? Hanya
karena nilai ujianmu bagus, apa kau boleh bersikap begini?” kata Shi Kyung
param
“Peringkat
ke-19, Apa hal yang membanggakan? Aku akan bunuh diri kalau dapat peringkat
ke-19. Kata Shi Young mengejek.
Keduanya
saling adu mulut dengan Bom yang menatap sinis pada Shi Young. Nenek Oh akhirnya mulai berbicara kalau
mereka malah bertengkar didepan dirinya. Bom akhirnya mengajak Shi Young untuk
bicara diluar.
Bom
mengingkat rambutnya dan meminta agar Shi Young itu Tunjukkan kartu
identitasnya. Shi Young melonggo binggung. Bom Tahu kalau Shi Young setahun
lebih muda dari Shi Kyung jadi meminta agar menunjukan selisih berapa bulan.
“Kenapa
harus tahu usiaku? Apa Kau ingin diperlakukan seperti kakak?” ejek Shi Young
“Aku suka
anak cerdas karena mereka cepat paham. Sebagai yang lebih tua, maka aku beri
nasehat.” Kata Bom. Shi Young menolak karena tak perlu.
“Aku tak
pernah punya kakak sepertimu Dan juga, aku minta padamu. Bisakah tak mencampuri urusan keluargaku?” kata Shi
Young berjalan pergi.
Bom
langsung menarik rambut Shi Young sebelum menjauh seperti melampiaskan
amarahnya. Shi Young berteriak menyuruh Bom agar melepaskanya dan ingin
membalas, tapi rambut Bom yang sudak diikat tak bisa ditarik.
“Anjing
gila.... Dengarkan aku baik-baik...” kata Bom dengan mata melotot. Shi Young
pun tak bisa melakukan apapun.
Satu
kelas Shi Kyung memasang tenda di pinggir sungai. Shi Young pun bersama Bom
mendirikan tenda. Ga Ram heran bertanya apa yang ingin di tunjukan Shi Kyung
padanya. Shi Kyung mengatakan kalau ini tentang adiknya.
“Setiap
hari aku melihat Shi Young di perpustakaan.” Pikir Ga Ram tak ada yang beda.
“Bukan
itu, Shi Young yang serumah dengan kami. Aoa Kau tahu program TV itu,
"Bayiku Berubah"?” kata Shi Kyung
“Apa
maksudmu, Program yang membantu mendisiplinkan anak bandel dan keras kepala?”
ucap Ga Ram. Shi Kyung membenarkan.
“Beberapa
hari lalu, Bom memanggil Shi Young keluar. Sejak itu Shi Young berubah total “
cerita Shi Kyung.
Flash Back
Bom
berbaring di kamar nenek. Shi Young tak seperti biasanya merapihkan alas tidur
milik nenek juga. Shi Kyung melihat dari depan pintu. Saat ruang makan, Shi
Young mencuci piring yang biasanya di lakukan oleh ibunya. Bom duduk sambil
minum susu, bahkan membersihkan meja. Shi Kyung melihat sikap Bom terlihat
bahagia dengan perubahan adiknya.
“Apa yang
dilakukan Bom pada Shi Young?” tanya Ga Ram
“Entahlah,
tapi satu hal yang pasti. Ibuku atau nenekku tak bisa membuat anjing gila itu
diam, tapi Bom berhasil. Makanya aku serius mempertimbangkan sesuatu.” Ucap Shi
Kyung, Ga Ram ingin tahu apa itu
“Park Ga
Ram... Kurasa aku akan menikahi Bom.” Kata Shi Kyung yakin. Ga Ram melonggo
medengarnya.
Ga Ram
ingin tahu reaksi Bom dengan rencana temanya itu. Shi Kyung mengaku belum menanyakannya, lalu
terlihat bahagia hanya memikirkanya saja.
Nyonya Oh
merapihkan meja makan lalu mengangkat telp berdering. Seseorang berkata kalau
dari RS khusus demensia yang ditanyakan. Nyonya Oh binggung. Perawat tahu kalau
yang mengangkat telp bukan si nenek.
“Apa Sekarang
dia sedang di rumah?” ucap si wanita. Nyonya Oh ingin tahu alasan menelpnya.
“Dia
bermaksud untuk datang ke RS ini. Aku menelepon untuk menanyakan waktunya.”
Kata si perawat. Nyonya Oh melotot kaget.
Nenek Kim
berjalan sendirian, seperti demensianya datang kebingungan dimana rumah sakit,
wajahnya terlihat ketakutan karena lupa.
Guru Kang
bertanya semua murid sudah bawa kapsul waktu. Mereka semua menjawab ya. Shi Kyung melihat Bom datang berdiri di
sampingnya, Gru Park meminta mereka agar Jangan lupa foto lokasi memendamnya
jadi 10 tahun lagi, jangan menggali di lokasi yang salah.
“Walau
kalian takkan banyak berubah di masa depan. 10 tahun lagi, kalau kalian ingin
mengetahui betapa menyedihkannya kalian dulu. Sekarang Menyebar dan pendam kapsul
waktu kalian.” Ucap Guru Kang . Semua pun menyebar.
Shi Kyung
berjalan dengan Bom bertanya kapsul waktunya mana. Bom mengaku lupa membawanya.
Shi Kyung tah Hari ini ibu dan nenek libur jadi mungkin bisa meminta agar
membawakannya. Bom menolak karena Akan dipendam lain kali saja.
“Kalau
begitu, milikku juga lain kali.” Kata Shi Kyung. Bom bingung kenapa Shi Kyung
ingin melakukanya.
“Aku
ingin dipendam bersama, Agar aku bisa kembali bersamamu 10 tahun lagi. Ayo
jalan-jalan sementara yang lainnya memendam kapsul mereka.” Ucap Shi Kyung
ingin memeluk Bom tapi merasakan tubuh yang berbeda.
“Lee Shi
Kyung. Apa yang kau tulis dalam surat di kapsul waktumu?” tanya Guru Kang
mengejak
“Rahasia.”
Kata Shi Kyung. Guru Kang tahu pasti jawabanya Rahasia.
“Beri
tahu Lee Shi Kyung 10 tahun dari sekarang. 10 tahun berlalu sementara dia hanya
diam di tempat.” Kata Guru Kang mengejek.
“Shi
Kyung 10 tahun dari sekarang sangat beruntung. Dia tak perlu menemui guru BP.”
Gumam Shi Kyung
Jin Hye
dkk mengubur di tempat yang bersebelahan, Yeon Sung mengucapkan salam
perpisahan nanti setelah itu menjadi wanita karier yang keren dan Ji Hye
berharap 10 tahun lagi, bisa kembali, bersama
dengan Park Bo Gum.
“Aku akan
kembali 10 tahun lagi, kalau aku jadi pengangguran. Jadi Tetap di sini.” Kata
Ki Goon.
“Apa yang
kau masukkan dalam kapsul?” tanya Ji Hye.
“Resep roti
kacang merah manis ayahku. Kalau 10 tahun lagi aku menganggur, maka aku akan memulai
usaha dengan resep itu.” Kata Ki Goon
“Hei..
Min Suk, kau seperti mengadakan upacara pemakaman kapsul waktumu.” Ejek Ki
Goon.
“Impian
Min Suk adalah menjadi pengurus pemakaman.” Kata Yeon Jin.Min Suk pun hanya
diam saja dengan terus mengubur kapsul waktunya.
Shi Kyung
akhirnya duduk dengan Ga Ram di sebuah tempat. Ga Ram bertanya apakah memang
Bom tak memendam kapsul waktu. Shi Kyung mengelengkan kepala karena Bom tak membawa dan menyuruhnya istirahat di
tenda.
Bom duduk
sendirian di depan tenda, menatap lembaran kertas yang masih kosong dan botol
kapsul waktu yang masih kosong. Akhirnya ia menuliskan nama Lee Shi Kyung
diawal kapsul waktunya.
Mereka
mulai melakukan lomba, Yong Gi beradu panco dengan guru Kang, mereka saling
bersorak memberikan dukungan. Anak-anak mendukung guru Kang. Bibi Oh berteriak
memberikan semangat pada Yong Gi. Yong Gi mendengar suara Bibi Oh langsung
terpana. Saat itu Guru Kang mengambil kesempatan untuk mengalahkan Yong Gi.
Bibi Oh melihat Yong Gi kalah terlihat sedih.
Pemain
selanjutnya adalah Lee Shi Kyung, dengan guru BK. Bibi Oh memberikan dukungan kalau Shi Kyung
harus menang sebagai putra sulung keluarga. Akhirnya Shi Kyung mengalahkan guru
BK dengan dua tanganya. Semua anak
terlihat bahagia, Shi Kyung pun berteriak mencari-cari Bom. Bom duduk sendirian
lalu Shi Young datang menemuinya. \
“Aku
berpikir saat memendam kapsul waktuku hari ini. 10 tahun lagi, mungkin aku akan
menyesal bila tak kukatakan hari ini.” Ucap Shi Kyung. Bom ingin tahu ada apa.
“Bom, aku
ingin kau keluar dari rumah kami. Aku tak suka padamu, Bom. Aku tak suka
diceramahi olehmu. Aku tak suka kau pura-pura dan mencari muka pada keluargaku.”
Kata Shi Young melupakan semuanya.
“Aku akan
pergi kalau kau panggil Shi Kyung, "oppa."” Balas Bom. Shi Young
mengeluh Bom yang pamer lagi.
“Apa kau
berhak berkata begitu? Sejauh ini kau hidup sesukamu. Kau Bolos sekolah
sesukamu dan melewatkan acara sesukamu. Apa kau pernah tekun mengerjakan sesuatu
sampai selesai? Dan apa kau pernah mempedulikan orang lain? Apa kau peduli
nilai Lee Shi Kyung turun gara-gara kau? Atau bila ibuku mengkhawatirkanmu atau
tidak? Kau hanya peduli dirimu dan berbuat sesukamu. Kenapa aku harus
mendengarkan orang yang egois?” ucap Shi Young terus mengoceh.
Saat itu
Bom tiba-tiba berteriak seperti sangat muak sambil memegang kepalanya. Shi
Young pikir Tak perlu teriak dan merasa tak ada yang salah dengan ucapanya. Shi
Kyung mendengan teriakan dan ingin mencari
Kim Bom.
“Hei.. Kim
Bom.. Apa Kau tak apa-apa? Apa Kau sakit?” ucap Shi Young mulai panik melihat
Bom.
“Shi
Young, sakit sekali.” Kata Bom memegang kepalanya.
“Aku akan
segera memanggil Shi Kyung.” Ucap Shi Young. Bom menolak dan meminta agar Jangan
panggil Shi Kyung.
Shi Kyung
menerima telp dari seseorang yang bertanya apakah mengirim pesan. Ternyata ibu Bom menelp, Shi
Kyung membenarkan dengan memperkenalka sebagai pacar Bom, Lee Shi Kyung.
“Apa Bom
menyuruhmu mengirim pesan?” tanya Ibu Bom. Shi Kyung mengatakan tidak.
“Bom
sepertinya kesepian, makanya kukirim.” Ucap Shi Kyung merasa kasihan.
“Jangan
hubungi aku lagi.” Tegas Ibu Bom tak peduli lalu menutup telpnya.
“Aku
ingin melakukan sesuatu untuk Bom, tapi gagal.. Ahh.. Tadi ada yang berteriak.”
Gumam Shi Kyung lalu bergegas pergi
Shi Young
berjalan pergi, Shi Kyung melihat adiknya bertanya apakah tadi ia yang
berteriak. Shi Young tak menjawab memilih pergi begitu saja. Shi Kyung pergi ke
tempat Bom tapi tak melihatnya lalu menerima pesan tempat Bom berada
“Dari
tadi kau tak kelihatan. Kau dari mana?” tanya Ga Ram melihat Shi Young berdiri
disampingnya.
“Aku
jalan-jalan.” Kata Shi Young terlihat sangat berubah setelah pergi.
Shi Kyung
melihat Bom langsung berteriak memanggilnya. Bom yang duduk di kursi tersenyum
karena Shi Kyung yang bisa menemukannya. Shi Kyung pun memberikan bunga ilalang
sebagai hadiah.
“Kau
lapar, kan? Mereka pasti sedang memanggang. Apa Kita akan pergi makan?” ucap
Shi Kyung bersemangat. Bom ingin mereka duduk di tepi sungai sebentar lagi.
“Lee Shi
Young membuat masalah lagi, kan? Tadi aku dengar dia berteriak. Ini Sudah
kuperingatkan, kan? Lee Shi Young tak bisa diperbaiki.” Ucap Shi Kyung
memandang remah.
“Benar.
Shi Young tak bisa diperbaiki.” Kata Bom langsung menyadarkan kepala di bahu
Shi Kyung. Shi Kyung terpaku seperti sangat gugup berada dekat dengan Bom.
“Di saat
seperti ini, biasanya lelaki melingkarkan tangannya dengan lembut. Aku sangat
gugup.” Gumam Shi Kyung akhirnya tak peduli memeluk Bom agar bisa bersadar
dengan nyaman.
“Ayah,
sepertinya aku tak punya pilihan. Aku harus menikah dengan Bom!” gumam Bom.
Ponsel Shi
Kyung berdering, Shi Kyung melihat nama ibunya. Ia mengeluh pada ayahnya yang
tega padanya. Nyonya Oh memberitahu kalaunenek hilang. Shi Kyung melotot kaget.
Dokter
Park bicara di telp mengatakan kalau tak ada dirumah sakit, setelah itu Kepala
perawat bertanya Apa ada masalah di rumah Nenek Duk Boon. Dokter Park terlihat
ikut panik menceritakan Tadi pagi Nenek Duk Boon keluar rumah dan sampai sekarang
belum ditemukan. Kepala Perawat kaget kalau Sampai sekarang, nenek Kim belum
kembali.
Shi
Kyung, Bom, Shi Young, Ibu dan Bibi Oh mencari Nenek Oh dengan membawa
senter. Akhirnya mereka berpencar, Shi
Young dan ibunya menunggu di halte bus bersama dan melihat sudah waktunya bis
datang.
“Ini
takkan terjadi kalau ibu membelikan nenek ponsel. Apa Ibu tak suka mengeluarkan
uang untuk nenek?” keluh Shi Young pada ibunya.
“Apa Kau
pikir ini gara-gara uang?... Ibu bisa apa kalau nenek tak mau atau tak tahu
cara memakainya?” kata Nyonya Oh
“Tapi Ada
ponsel yang mudah digunakan. Kenapa ibu tak peduli pada nenek?” keluh Shi Young
panik
Bom dan
Shi Kyung mencari di tempat lain dan tak ada di pusat komunitas, mereka pun
akan cari di tempat lain. Shi Kyung melihat ponsel yang berdering dan Wakil
Kepsek, sambil mengeluh kesal karena menelp disaat yang tak tepat.
Wakepsek
membantu Nenek Kim turun dari mobilnya. Semua anggot keluarga langsung
menyambut Nenek Kim, bahkan Shi Young dan Bom langsung memeluk Nenek Kim. Nenek Kim mengaku kalau hanya ke rumah
tetangga tapi mereka terlalu berlebihan.
“Nenek,
seharian tak bisa dihubungi. Kami pikir nenek kecelakaan. Apa nenek tahu berapa
lama kami mencari?” keluh Shi Kyung.
“Lalu
kenapa teleponmu tak kau angkat, Shi Kyung?” kata Nenek Kim. Shi Kyung binggung
karena berpikir kalau itu tak berhubungan dengan Neneknya.
“Lee Shi
Kyung... Angkat teleponmu saat wakil kepsek menelepon.” Ejek Wakepsek. Shi
Kyung hanya bisa tertunduk dan menganguk. Wakepsek pun pamit pergi. Mereka pun
mengucapkan Terima kasih.
Mereka
mengajak Nenek Oh untuk segara masuk, tiba-tiba Nyonya Oh meluapkan emosi pada
ibu mertuanya yang melakukan ini padanya. Ia mengaku kalau Banyak sekali yang
tak disukai tentang ibunya. Shi Kyung dan adiknya binggung tiba-tiba Nyonya Oh
marah-marah.
“Biarkan
saja. Dia akan meledak kalau tak tahu semuanya.” Kata Nenek Oh
“Aku
benci ibu bicara sembarangan dan membuat orang merasa bersalah. Hanya karena
ibu pandai memasak... Aku benci ibu bilang aku gila, lalu main-main saat masak.
Aku selalu harus mengeringkan cabai, daun lobak dan kubis. Aku harus merebus
dan membekukannya. Aku juga benci itu!”ungkap Nyonya Oh dengan nada tinggi.
“Banyak
sekali yang kubenci, dan aku juga benci itu. Namun... aku ingin tetap hidup bertengkar
dengan ibu Untuk waktu yang lama, tapi Seharian aku tak bisa menghubungi ibu. Apa
Ibu tahu aku khawatir? Apa ibu paham perasaanku? Ibu keterlaluan.” Ucap Nyonya
Oh dengan mata berkaca-kaca. Semua pun hanya terdiam ternyata Nyonya Oh sangat
sayang dengan ibu mertuanya.
Kim Bom
berjalan keluar dari ruangan Dokter Park. Kepala Perawat berpapasan melihat Bom
seperti mengenalinya lalu bertanya pada Dokter Park saat masuk, apa ada
masalah.
“Apa Kau
lihat pelajar yang baru saja keluar?” ucap Dokter Park. Kepala perawat tahu
kalau Bom teman sekelas Ga Ram,
“Ya,
namanya Bom. Ayahnya meninggal akibat kanker otak, 12 tahun lalu di hospice ini.
Kini pelajar itu juga didiagnosis dengan penyakit yang sama.” Kata Dokter Park.
Kepala Perawat melonggo kaget.
Ga Ram
berjalan dengan Shi Young menceritakan
Kemarin, saat Shi Kyung meneleponny
kalau nenek sudah ketemu, ia sedang berkemas bersama anak-anak lain. Merkea
padahal akan membongkar kemah dan mencari Nenek Duk Boon.
“Sepertinya
nenekku sangat populer... Yah... Tentu. Bahkan Bom seperti tak bisa hidup tanpa
nenekku.” Ucap Shi Youn dengan nada cemburu.
“Terjadi
sesuatu antara kau dan Bom, kan? Kau berubah sejak Bom pindah ke rumahmu. Aku
menyadarinya saat di perpustakaan dan di perkemahan. Aku tak begitu paham
perasaan perempuan, jadi tak tahu penyebabnya. Kau bisa Bilang saja kalau butuh
padang ilalang.” Ucap Ga Ram
“Apa
kaitan padang ilalang dengan semuanya? “ kata Shi Young heran.
“Di sanalah
tukang cukur Raja Midas diam-diam menyingkap rahasia raja. Maksudku jangan
tahan sendirian.” Jelas Ga Ram
“Aku juga
ingin memberitahumu semuanya. Tapi saat ini tak bisa. Aku sudah berjanji.” Kata
Shi Young
“Baik, aku
takkan tanya lagi. Tapi... ingat kalau kau punya padang ilalang yang luas dan
damai.” Kata Ga Ram
Shi Young
tahu lalu mengejek apakah Ga Ram yakin kalau itu luas dan juga Damai. Ga Ram
membalas kalau Shi Young bisa mengujinya kalau ragu. Shi Young pikir takkan
tertipu.
Shi Young
kaget mengetahui Besok kalau Bom akan pergi. Bom membenarkan. Shi Young pikir tak perlu seperti ini hanya
karena dirinya dan Bom bisa tinggal dirumah neneknya selama yang diinginkan
karena tak keberatan.
“Wah.. Sayang
sekali... aku tak sakit lebih cepat.
Sejak awal aku berencana hanya untuk tinggal seminggu. Aku rindu menjadi bagian
sebuah keluarga. Ini Sangat singkat, namun aku sempat mencoba semua yang
kuinginkan. Aku sempat merasakan semuanya. Dan Sekarang aku ingat semuanya, itu
sudah cukup.” Ucap Bom bahagia.
“Kalau
pergi besok, kau akan ke mana? Apa Kau punya tempat tujuan?” tanya Shi Young
“Ada satu
hal yang lupa kucoba.” Kata Bom. Shi Young ingin tahu apa yang inginkan Bom
karena ingin membantu.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar