PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 11 Desember 2017

Sinopsis Andante Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Bom datang menemui  Nyonya Oh di cafe. Nyonya Oh terlihat gugup melihat Bom tahu kalau pasti  terkejut saat diajak bertemu. Bom pikir tidak karena ada yang ingin dibahas dengan Ibu Shi Kyung.  Nyonya Oh mengaku Ada yang ingin ditanyakan padanya dan buru-buru minum mengurangi rasa gugupnya.
“Aku sangat terkejut. Aku berusaha mencari kata yang tepat... Bom. Apa... saat ini kau punya masalah dengan kesehatan?” ucap Nyonya Oh. Bom langsung melotot kaget karena ibunya tahu kalau dirinya sakit.
“Ahh.. Benar... Shi Young benar. Jadi Sudah berapa lama? Ini Sama sekali tak kelihatan. Apa Dua bulan, tiga bulan? Apa Kau mual waktu pagi? Ah.. Aku harusnya tahu saat ibu memintamu tinggal! Aku tak percaya pada ibu!.. Teganya dia menipuku soal ini?” ucap Nyonya Oh berpikir kalau Bom itu hamil. Bom seperti bisa tahu dugaan Nyonya Oh
“Maaf aku tak bisa mendidik anakku dengan benar. Kini, kau punya tugas besar.” Kata Nyonya Oh panik
“Bukan seperti itu... Bukan seperti yang ahjumma pikirkan... Jangan khawatir.” Ucap Bom. Nyonya Oh binggung apa maksdunya.
“Lalu, apa yang Shi Young lihat?” tanya Nyonya Oh bingung.
“Dia salah, dia melihatku saat sakit pencernaan.” Kata Bom. Nyonya Oh seperti masih belum yakin.
“Itu benar..... Aku bahkan minum obat. Jadi Tak perlu khawatir.” Ucap Bom memperlihatkan obat pada Nyonya Oh sebagai bukti.
“Aku merasa lega untuk Shi Kyung!.. Bom, demi kebaikanmu. kau pasti juga lega,.. .Bom, kau juga punya masa depan dan mimpimu sendiri. Kalau tiba-tiba punya anak, mungkin kau tak bisa hidup sesuai keinginanmu.”ucap Nyonya Oh sambil memegang tangan Bom
“ Jadi seorang ibu juga penting.Mengembangkan bakat dan kemampuanmu, juga sangat penting... Bom, ingat baik-baik, Bukan untuk orang lain, tapi untuk dirimu. Kau harus sangat berhati-hati dalam hal seperti ini. Mengerti?” pesan Nyonya Oh menasehati.
Bom menatap Nyonya Oh dengan berkaca-kaca lalu mengucapkan terimakasih, karena Ini pertama kalinya mendengar nasehat seperti ini. Nyonya Oh hanya tersenyu lalu melihat scarf itu yang di pakai oleh Bom. Bom memberitahu kalau Shi Kyung memberikannya.
“Dia bilang ini dulu milik ahjumma.” Ucap Bom bangga. Nyonya Oh mengeluh karena Shi Kyung malah memberikan barangnya yang sudah lusuh.
“Bom, buang saja, Akan kubelikan yang baru.” Kata Nyonya Oh. Bom menolak karena menyukainya. 

Keduanya berjalan pulang, Bom memanggil Nyonya Oh bertanya apakah boleh menggandeng lenganya. Nyonya Oh pikir tentu saja boleh. Bom pun merangkul lengan Nyonya Oh sambil berjalan, mengaku kalau selalu ingin mencoba hal seperti ini.
“Setiap kali bertemu kau semakin unik Atau Shi Young yang semakin berbeda? Aku tak ingat kapan terakhir Shi Young menunjukkan kasih sayangnya padaku.” Ungkap Nyonya Oh
“Wajar saja tak menyadarinya saat berada dekat. Keluarga besar dan makan bersama mereka... Hal-hal itu sangat berharga.” Kata Bom yang selama ini tinggal sendiri.
“Kau pasti sangat kesepian, tinggal sendirian.” Kata Nyonya Oh kasihan. Bom membenarkan.
“Setiap aku kesepian, nenek menjadi sumber kekuatanku. Nenek Duk Boon sudah seperti nenek kandungku. Aku ingin membantunya sebisaku. Aku kesal karena tak bisa berbuat banyak.” Ucap Bom
“Ibu mertuaku baik-baik saja walau tanpa bantuanmu.” Kata Nyonya Oh seperti masih merasa kesal .
“Ahjumma... Belum lama ini, aku menemukan rahasia nenek.” Kata Bom. Nyonya Oh kaget rahasia apa maksudnya. 

Shi Young masuk rumah melihat sebuah jaket baru dan berpikir kalau itunya. Shi Kyung masuk mengejek Shi Young bermimpi untuk memilikinya, Shi Kyung pikir itu Jelas-jelas untuk perempuan. Shi Kyung tahu tapi bukan untuk adiknya
“Ibu beli untuk Bom berkemah, cepat Masukkan lagi ke dalam tas, Nanti kotor.” Ucap Shi Kyung. Shi Young langsung menatap sinis. 

Nyonya Oh duduk diam seperti masih terlihat shock. Shi Young masuk kamar sambil mengomel pada ibunya bertanya apa yang terjadi. Nyonya Oh memberitahu kalau Bom bilang bukan. Shi Young tak percaya kalau ibunya bisa mempercayainya.
“Dia khawatir akan dapat masalah, makanya disangkal olehnya... Ibu, semasa ujian, Bom dan Shi Kyung bermalam bersama di luar dan Kejadiannya benar seperti itu.” Ucap Shi Young tetap menuduh kalau Bom itu hamil
“Lee Shi Young, kau ini kenapa?” keluh Nyonya Oh dengan sikap anaknya.
“Ibu tak tahu apa-apa, Dia sangat licik. Dia memikat Shi Kyung yang bodoh Bahkan nenek membelanya. Kini, dia juga mempengaruhi ibu. Dia rubah berekor sembilan.” Ucap Shi Young mengebu-gebu.
“Kau harus seperti dia.” Ejek Nyonya Oh. Shi Young mengeluh dengan ibunya. Nyonya Oh menyuruh agar Jangan ribut karean sakit kepala dan keluar sana.
“Jangan menyesal nanti.” Kata Shi Young. Nyonya Oh menyuruh anaknya agar keluar saja dan mengeluh dengan sikap anaknya. 


Shi Kyung dan Bom berada di kamar neneknya, mengajarkan baca  kalau itu adalah kata yang sudah sering nenek dengar jadi akan menata huruf konsonan dan vokal dan bisa membacanya. Nenek Kim bisa membaca “Sam...pah” wajahnya terlihat bahagia karena bisa mengeja.
“Bagus sekali, nenek... Sekarang, beri tahu Shi Young.” Ucap Shi Kyung melihat adiknya yang datang.
“Shi Young, Apa kau lihat? Aku membaca kata "sampah." Aku sudah bisa membaca, jadi kau harus panggil Shi Kyung, "oppa."” Kata Nenek Kim bangga
“Nenek, Apa kau membuat kesepakatan agar Shi Young memanggilku "oppa"?” kata Shi Kyung tak percaya, Nenek Kim membenarkan.
“Shi Young, tepati janjimu.” Kata Nenek Kim. Shi Young tak bisa terima  karena Nenek juga harus bisa menulis.
“Kalau bisa membaca, maka juga bisa menulis.” Kata Shi Young. Shi Kyung pikir itu Hanya soal waktu.
“Nenek, kita harus bergadang, sekarang Akan kuajari caranya menulis.” Kata Shi Kyung bersemangat. Nenek Kim juga setuju kalau akan bergadang.
Shi Young pikir tak ada gunanya karena Besok nenek sudah lupa. Nenek Kim membela diri kalau nanti Shi Young akan bertambah tua dan bisa merasakan apabila seusianya, karena Yang didengar saja sukar diingat. Shi Young langsung menyuruh Nenek Kim ambil tes demensia.
“Jahat sekali kata-katamu. Jangan bicara seperti itu pada nenek.” Ucap Shi Kyung membela
“Apa salahku?!! Nenek bilang mengingat yang didengar saja sukar jadi aku bilang ambil tes. Apa ucapanku salah?” kata Shi Young. Shi Kyung pikir adiknya salah makan.
“Kenapa mengganggu nenek? Urus saja dirimu. Apa kau pantas untuk berteriak? Hanya karena nilai ujianmu bagus, apa kau boleh bersikap begini?” kata Shi Kyung param
“Peringkat ke-19, Apa hal yang membanggakan? Aku akan bunuh diri kalau dapat peringkat ke-19. Kata Shi Young mengejek.
Keduanya saling adu mulut dengan Bom yang menatap sinis pada Shi Young.  Nenek Oh akhirnya mulai berbicara kalau mereka malah bertengkar didepan dirinya. Bom akhirnya mengajak Shi Young untuk bicara diluar.

Bom mengingkat rambutnya dan meminta agar Shi Young itu Tunjukkan kartu identitasnya. Shi Young melonggo binggung. Bom Tahu kalau Shi Young setahun lebih muda dari Shi Kyung jadi meminta agar menunjukan  selisih berapa bulan.
“Kenapa harus tahu usiaku? Apa Kau ingin diperlakukan seperti kakak?” ejek Shi Young
“Aku suka anak cerdas karena mereka cepat paham. Sebagai yang lebih tua, maka aku beri nasehat.” Kata Bom. Shi Young menolak karena tak perlu.
“Aku tak pernah punya kakak sepertimu Dan juga, aku minta padamu. Bisakah  tak mencampuri urusan keluargaku?” kata Shi Young berjalan pergi.
Bom langsung menarik rambut Shi Young sebelum menjauh seperti melampiaskan amarahnya. Shi Young berteriak menyuruh Bom agar melepaskanya dan ingin membalas, tapi rambut Bom yang sudak diikat tak bisa ditarik.
“Anjing gila.... Dengarkan aku baik-baik...” kata Bom dengan mata melotot. Shi Young pun tak bisa melakukan apapun. 


Satu kelas Shi Kyung memasang tenda di pinggir sungai. Shi Young pun bersama Bom mendirikan tenda. Ga Ram heran bertanya apa yang ingin di tunjukan Shi Kyung padanya. Shi Kyung mengatakan kalau ini tentang adiknya.
“Setiap hari aku melihat Shi Young di perpustakaan.” Pikir Ga Ram tak ada yang beda.
“Bukan itu, Shi Young yang serumah dengan kami. Aoa Kau tahu program TV itu, "Bayiku Berubah"?” kata Shi Kyung
“Apa maksudmu, Program yang membantu mendisiplinkan anak bandel dan keras kepala?” ucap Ga Ram. Shi Kyung membenarkan.
“Beberapa hari lalu, Bom memanggil Shi Young keluar. Sejak itu Shi Young berubah total “ cerita Shi Kyung. 

Flash Back
Bom berbaring di kamar nenek. Shi Young tak seperti biasanya merapihkan alas tidur milik nenek juga. Shi Kyung melihat dari depan pintu. Saat ruang makan, Shi Young mencuci piring yang biasanya di lakukan oleh ibunya. Bom duduk sambil minum susu, bahkan membersihkan meja. Shi Kyung melihat sikap Bom terlihat bahagia dengan perubahan adiknya.

“Apa yang dilakukan Bom pada Shi Young?” tanya Ga Ram
“Entahlah, tapi satu hal yang pasti. Ibuku atau nenekku tak bisa membuat anjing gila itu diam, tapi Bom berhasil. Makanya aku serius mempertimbangkan sesuatu.” Ucap Shi Kyung, Ga Ram ingin tahu apa itu
“Park Ga Ram... Kurasa aku akan menikahi Bom.” Kata Shi Kyung yakin. Ga Ram melonggo medengarnya.
Ga Ram ingin tahu reaksi Bom dengan rencana temanya itu.  Shi Kyung mengaku belum menanyakannya, lalu terlihat bahagia hanya memikirkanya saja. 

Nyonya Oh merapihkan meja makan lalu mengangkat telp berdering. Seseorang berkata kalau dari RS khusus demensia yang ditanyakan. Nyonya Oh binggung. Perawat tahu kalau yang mengangkat telp bukan si nenek.
“Apa Sekarang dia sedang di rumah?” ucap si wanita. Nyonya Oh ingin tahu alasan menelpnya.
“Dia bermaksud untuk datang ke RS ini. Aku menelepon untuk menanyakan waktunya.” Kata si perawat. Nyonya Oh melotot kaget.
Nenek Kim berjalan sendirian, seperti demensianya datang kebingungan dimana rumah sakit, wajahnya terlihat ketakutan karena lupa.

Guru Kang bertanya semua murid sudah bawa kapsul waktu. Mereka semua menjawab ya.  Shi Kyung melihat Bom datang berdiri di sampingnya, Gru Park meminta mereka agar Jangan lupa foto lokasi memendamnya jadi 10 tahun lagi, jangan menggali di lokasi yang salah.
“Walau kalian takkan banyak berubah di masa depan. 10 tahun lagi, kalau kalian ingin mengetahui betapa menyedihkannya kalian dulu. Sekarang Menyebar dan pendam kapsul waktu kalian.” Ucap Guru Kang . Semua pun menyebar. 

Shi Kyung berjalan dengan Bom bertanya kapsul waktunya mana. Bom mengaku lupa membawanya. Shi Kyung tah Hari ini ibu dan nenek libur jadi mungkin bisa meminta agar membawakannya. Bom menolak karena Akan dipendam lain kali saja.
“Kalau begitu, milikku juga lain kali.” Kata Shi Kyung. Bom bingung kenapa Shi Kyung ingin melakukanya.
“Aku ingin dipendam bersama, Agar aku bisa kembali bersamamu 10 tahun lagi. Ayo jalan-jalan sementara yang lainnya memendam kapsul mereka.” Ucap Shi Kyung ingin memeluk Bom tapi merasakan tubuh yang berbeda.

“Lee Shi Kyung. Apa yang kau tulis dalam surat di kapsul waktumu?” tanya Guru Kang mengejak
“Rahasia.” Kata Shi Kyung. Guru Kang tahu pasti  jawabanya Rahasia.
“Beri tahu Lee Shi Kyung 10 tahun dari sekarang. 10 tahun berlalu sementara dia hanya diam di tempat.” Kata Guru Kang mengejek.
“Shi Kyung 10 tahun dari sekarang sangat beruntung. Dia tak perlu menemui guru BP.” Gumam Shi Kyung 


Jin Hye dkk mengubur di tempat yang bersebelahan, Yeon Sung mengucapkan salam perpisahan nanti setelah itu menjadi wanita karier yang keren dan Ji Hye berharap  10 tahun lagi, bisa kembali, bersama dengan Park Bo Gum.
“Aku akan kembali 10 tahun lagi, kalau aku jadi pengangguran. Jadi Tetap di sini.” Kata Ki Goon.
“Apa yang kau masukkan dalam kapsul?” tanya Ji Hye.
“Resep roti kacang merah manis ayahku. Kalau 10 tahun lagi aku menganggur, maka aku akan memulai usaha dengan resep itu.” Kata Ki Goon
“Hei.. Min Suk, kau seperti mengadakan upacara pemakaman kapsul waktumu.” Ejek Ki Goon.
“Impian Min Suk adalah menjadi pengurus pemakaman.” Kata Yeon Jin.Min Suk pun hanya diam saja dengan terus mengubur kapsul waktunya. 

Shi Kyung akhirnya duduk dengan Ga Ram di sebuah tempat. Ga Ram bertanya apakah memang Bom tak memendam kapsul waktu. Shi Kyung mengelengkan kepala karena Bom  tak membawa dan menyuruhnya istirahat di tenda.
Bom duduk sendirian di depan tenda, menatap lembaran kertas yang masih kosong dan botol kapsul waktu yang masih kosong. Akhirnya ia menuliskan nama Lee Shi Kyung diawal kapsul waktunya.

Mereka mulai melakukan lomba, Yong Gi beradu panco dengan guru Kang, mereka saling bersorak memberikan dukungan. Anak-anak mendukung guru Kang. Bibi Oh berteriak memberikan semangat pada Yong Gi. Yong Gi mendengar suara Bibi Oh langsung terpana. Saat itu Guru Kang mengambil kesempatan untuk mengalahkan Yong Gi. Bibi Oh melihat Yong Gi kalah terlihat sedih.

Pemain selanjutnya adalah Lee Shi Kyung, dengan guru BK.  Bibi Oh memberikan dukungan kalau Shi Kyung harus menang sebagai putra sulung keluarga. Akhirnya Shi Kyung mengalahkan guru BK dengan dua tanganya.  Semua anak terlihat bahagia, Shi Kyung pun berteriak mencari-cari Bom. Bom duduk sendirian lalu Shi Young datang menemuinya. \
“Aku berpikir saat memendam kapsul waktuku hari ini. 10 tahun lagi, mungkin aku akan menyesal bila tak kukatakan hari ini.” Ucap Shi Kyung. Bom ingin tahu ada apa.
“Bom, aku ingin kau keluar dari rumah kami. Aku tak suka padamu, Bom. Aku tak suka diceramahi olehmu. Aku tak suka kau pura-pura dan mencari muka pada keluargaku.” Kata Shi Young melupakan semuanya.
“Aku akan pergi kalau kau panggil Shi Kyung, "oppa."” Balas Bom. Shi Young mengeluh Bom yang pamer lagi.
“Apa kau berhak berkata begitu? Sejauh ini kau hidup sesukamu. Kau Bolos sekolah sesukamu dan melewatkan acara sesukamu. Apa kau pernah tekun mengerjakan sesuatu sampai selesai? Dan apa kau pernah mempedulikan orang lain? Apa kau peduli nilai Lee Shi Kyung turun gara-gara kau? Atau bila ibuku mengkhawatirkanmu atau tidak? Kau hanya peduli dirimu dan berbuat sesukamu. Kenapa aku harus mendengarkan orang yang egois?” ucap Shi Young terus mengoceh.
Saat itu Bom tiba-tiba berteriak seperti sangat muak sambil memegang kepalanya. Shi Young pikir Tak perlu teriak dan merasa tak ada yang salah dengan ucapanya. Shi Kyung mendengan teriakan dan ingin mencari  Kim Bom.
“Hei.. Kim Bom.. Apa Kau tak apa-apa? Apa Kau sakit?” ucap Shi Young mulai panik melihat Bom.
“Shi Young, sakit sekali.” Kata Bom memegang kepalanya.
“Aku akan segera memanggil Shi Kyung.” Ucap Shi Young. Bom menolak dan meminta agar Jangan panggil Shi Kyung.

Shi Kyung menerima telp dari seseorang yang bertanya apakah  mengirim pesan. Ternyata ibu Bom menelp, Shi Kyung membenarkan dengan memperkenalka sebagai pacar Bom, Lee Shi Kyung.
“Apa Bom menyuruhmu mengirim pesan?” tanya Ibu Bom. Shi Kyung mengatakan tidak.
“Bom sepertinya kesepian, makanya kukirim.” Ucap Shi Kyung merasa kasihan.
“Jangan hubungi aku lagi.” Tegas Ibu Bom tak peduli lalu menutup telpnya.
“Aku ingin melakukan sesuatu untuk Bom, tapi gagal.. Ahh.. Tadi ada yang berteriak.” Gumam Shi Kyung lalu bergegas pergi

Shi Young berjalan pergi, Shi Kyung melihat adiknya bertanya apakah tadi ia yang berteriak. Shi Young tak menjawab memilih pergi begitu saja. Shi Kyung pergi ke tempat Bom tapi tak melihatnya lalu menerima pesan tempat Bom berada
“Dari tadi kau tak kelihatan. Kau dari mana?” tanya Ga Ram melihat Shi Young berdiri disampingnya.
“Aku jalan-jalan.” Kata Shi Young terlihat sangat berubah setelah pergi. 

Shi Kyung melihat Bom langsung berteriak memanggilnya. Bom yang duduk di kursi tersenyum karena Shi Kyung yang bisa menemukannya. Shi Kyung pun memberikan bunga ilalang sebagai hadiah.
“Kau lapar, kan? Mereka pasti sedang memanggang. Apa Kita akan pergi makan?” ucap Shi Kyung bersemangat. Bom ingin mereka duduk di tepi sungai sebentar lagi.
“Lee Shi Young membuat masalah lagi, kan? Tadi aku dengar dia berteriak. Ini Sudah kuperingatkan, kan? Lee Shi Young tak bisa diperbaiki.” Ucap Shi Kyung memandang remah.
“Benar. Shi Young tak bisa diperbaiki.” Kata Bom langsung menyadarkan kepala di bahu Shi Kyung. Shi Kyung terpaku seperti sangat gugup berada dekat dengan Bom.
“Di saat seperti ini, biasanya lelaki melingkarkan tangannya dengan lembut. Aku sangat gugup.” Gumam Shi Kyung akhirnya tak peduli memeluk Bom agar bisa bersadar dengan nyaman.
“Ayah, sepertinya aku tak punya pilihan. Aku harus menikah dengan Bom!” gumam Bom.
Ponsel Shi Kyung berdering, Shi Kyung melihat nama ibunya. Ia mengeluh pada ayahnya yang tega padanya. Nyonya Oh memberitahu kalaunenek hilang. Shi Kyung melotot kaget. 


Dokter Park bicara di telp mengatakan kalau tak ada dirumah sakit, setelah itu Kepala perawat bertanya Apa ada masalah di rumah Nenek Duk Boon. Dokter Park terlihat ikut panik menceritakan Tadi pagi Nenek Duk Boon keluar rumah dan sampai sekarang belum ditemukan. Kepala Perawat kaget kalau Sampai sekarang, nenek Kim belum kembali. 

Shi Kyung, Bom, Shi Young, Ibu dan Bibi Oh mencari Nenek Oh dengan membawa senter.  Akhirnya mereka berpencar, Shi Young dan ibunya menunggu di halte bus bersama dan melihat sudah waktunya bis datang.
“Ini takkan terjadi kalau ibu membelikan nenek ponsel. Apa Ibu tak suka mengeluarkan uang untuk nenek?” keluh Shi Young pada ibunya.
“Apa Kau pikir ini gara-gara uang?... Ibu bisa apa kalau nenek tak mau atau tak tahu cara memakainya?” kata Nyonya Oh
“Tapi Ada ponsel yang mudah digunakan. Kenapa ibu tak peduli pada nenek?” keluh Shi Young panik

Bom dan Shi Kyung mencari di tempat lain dan tak ada di pusat komunitas, mereka pun akan cari di tempat lain. Shi Kyung melihat ponsel yang berdering dan Wakil Kepsek, sambil mengeluh kesal karena menelp disaat yang tak tepat.
Wakepsek membantu Nenek Kim turun dari mobilnya. Semua anggot keluarga langsung menyambut Nenek Kim, bahkan Shi Young dan Bom langsung memeluk Nenek Kim.  Nenek Kim mengaku kalau hanya ke rumah tetangga tapi mereka terlalu berlebihan.
“Nenek, seharian tak bisa dihubungi. Kami pikir nenek kecelakaan. Apa nenek tahu berapa lama kami mencari?” keluh Shi Kyung.
“Lalu kenapa teleponmu tak kau angkat, Shi Kyung?” kata Nenek Kim. Shi Kyung binggung karena berpikir kalau itu tak berhubungan dengan Neneknya.
“Lee Shi Kyung... Angkat teleponmu saat wakil kepsek menelepon.” Ejek Wakepsek. Shi Kyung hanya bisa tertunduk dan menganguk. Wakepsek pun pamit pergi. Mereka pun mengucapkan Terima kasih.

Mereka mengajak Nenek Oh untuk segara masuk, tiba-tiba Nyonya Oh meluapkan emosi pada ibu mertuanya yang melakukan ini padanya. Ia mengaku kalau Banyak sekali yang tak disukai tentang ibunya. Shi Kyung dan adiknya binggung tiba-tiba Nyonya Oh marah-marah.
“Biarkan saja. Dia akan meledak kalau tak tahu semuanya.” Kata Nenek Oh
“Aku benci ibu bicara sembarangan dan membuat orang merasa bersalah. Hanya karena ibu pandai memasak... Aku benci ibu bilang aku gila, lalu main-main saat masak. Aku selalu harus mengeringkan cabai, daun lobak dan kubis. Aku harus merebus dan membekukannya. Aku juga benci itu!”ungkap Nyonya Oh dengan nada tinggi.
“Banyak sekali yang kubenci, dan aku juga benci itu. Namun... aku ingin tetap hidup bertengkar dengan ibu Untuk waktu yang lama, tapi Seharian aku tak bisa menghubungi ibu. Apa Ibu tahu aku khawatir? Apa ibu paham perasaanku? Ibu keterlaluan.” Ucap Nyonya Oh dengan mata berkaca-kaca. Semua pun hanya terdiam ternyata Nyonya Oh sangat sayang dengan ibu mertuanya. 


Kim Bom berjalan keluar dari ruangan Dokter Park. Kepala Perawat berpapasan melihat Bom seperti mengenalinya lalu bertanya pada Dokter Park saat masuk, apa ada masalah.
“Apa Kau lihat pelajar yang baru saja keluar?” ucap Dokter Park. Kepala perawat tahu kalau Bom teman sekelas Ga Ram,
“Ya, namanya Bom. Ayahnya meninggal akibat kanker otak, 12 tahun lalu di hospice ini. Kini pelajar itu juga didiagnosis dengan penyakit yang sama.” Kata Dokter Park. Kepala Perawat melonggo kaget. 


Ga Ram berjalan dengan Shi Young menceritakan  Kemarin,  saat Shi Kyung meneleponny kalau nenek sudah ketemu, ia sedang berkemas bersama anak-anak lain. Merkea padahal akan membongkar kemah dan mencari Nenek Duk Boon.
“Sepertinya nenekku sangat populer... Yah... Tentu. Bahkan Bom seperti tak bisa hidup tanpa nenekku.” Ucap Shi Youn dengan nada cemburu.
“Terjadi sesuatu antara kau dan Bom, kan? Kau berubah sejak Bom pindah ke rumahmu. Aku menyadarinya saat di perpustakaan dan di perkemahan. Aku tak begitu paham perasaan perempuan, jadi tak tahu penyebabnya. Kau bisa Bilang saja kalau butuh padang ilalang.” Ucap Ga Ram
“Apa kaitan padang ilalang dengan semuanya? “ kata Shi Young heran.
“Di sanalah tukang cukur Raja Midas diam-diam menyingkap rahasia raja. Maksudku jangan tahan sendirian.” Jelas Ga Ram
“Aku juga ingin memberitahumu semuanya. Tapi saat ini tak bisa. Aku sudah berjanji.” Kata Shi Young
“Baik, aku takkan tanya lagi. Tapi... ingat kalau kau punya padang ilalang yang luas dan damai.” Kata Ga Ram
Shi Young tahu lalu mengejek apakah Ga Ram yakin kalau itu luas dan juga Damai. Ga Ram membalas kalau Shi Young bisa mengujinya kalau ragu. Shi Young pikir takkan tertipu.

Shi Young kaget mengetahui Besok kalau Bom akan pergi. Bom membenarkan.  Shi Young pikir tak perlu seperti ini hanya karena dirinya dan Bom bisa tinggal dirumah neneknya selama yang diinginkan karena tak keberatan.
“Wah.. Sayang sekali...  aku tak sakit lebih cepat. Sejak awal aku berencana hanya untuk tinggal seminggu. Aku rindu menjadi bagian sebuah keluarga. Ini Sangat singkat, namun aku sempat mencoba semua yang kuinginkan. Aku sempat merasakan semuanya. Dan Sekarang aku ingat semuanya, itu sudah cukup.” Ucap Bom bahagia.
“Kalau pergi besok, kau akan ke mana? Apa Kau punya tempat tujuan?” tanya Shi Young
“Ada satu hal yang lupa kucoba.” Kata Bom. Shi Young ingin tahu apa yang inginkan Bom karena ingin membantu.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar