Dong Tak
memegang kalung dengan inisial J ditanganya, menatap Soo Chang seperti tak
percaya orang yang selama ini di carinya. Soo Chang pun mengingat kejadian saat
masih kecil
Flash Back
Soo Chang
dan ayahnya mengalami kecelakaan dan melihat ayahnya bersimba darah dengan truk
yang terguling. Ia lalu bertemu dengan seorang mengatakan kalau Ayahnya bukan
pelakunya jadi meminta tolong kalau harus percaya padanya.
“Aku akan
membantu menangkap orang yang
menyalahkan ayahmu.” Ungkap Dong Tak denga menerima kalung dari Soo Chang
“Kau...
Apa sungguh anak itu?” ucap Dong Tak seperti tak menyangka
“Apa Kau
si penipu itu?” kata Soo Chang sangat marah melihat Dong Tak. Dan saat itu juga
turun rintik-rintik hujan.
Jin An
turun dari mobil dengan payung, melihat Dong Tak berdiri sendirian dan
berteriak memanggilnya. Saat itu sebuah mobil datang akan menabrak Jin An. Dong
Tak dan Soo Chang melihat Jin An sama-sama berusaha menyelamatkannya dengan sama-sama
saling memeluk.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Dong Tak. Jin An terkejut dan menganguk kalau baik-baik
saja.
“Astaga,
menyetirlah dengan benar! Orang bisa
terluka! Utamakan keselamatan. Kau hampir saja terluka... Senang bertemu
denganmu.” Ucap Soo Chang akhirnya bisa masuk ke dalam tubuh Dong Tak.
Keduanya
masuk bersama ke rumah sakit, Soo Chang menyapa Jin An yang merasa senang
bertemu dengannya lagi. Jin An tak percaya kalau Soo Chang sangat ingin
menemuinya. Soo Chang mengaku tidak tapi hanya senang bisa bertemu dengan Jin
An.
“Akan
lebih baik jika kau bisa langsung
melihatku. Apa tidak ada kacamata yang
bisa menunjukkan padamu bagaimana perasaanku?” kata Soo Chang mulai
mengoda berada dalam tubuh Dong Tak.
“Kemarin
kau sangat dingin. Apa yang terjadi
padamu hari ini? Kau tidak jual mahal hari ini.” Ungkap Jin An.
“Aku selalu
keren dan bersikap acuh tak acuh. Lalu Kenapa
kau ke rumah sakit?” tanya Soo Chang
“Aku
datang untuk meliput berita. Kudengar seorang anak SMA dirawat di rumah sakit setelah kecelakaan. Lalu Bagaimana
denganmu?” ucap Jin Ah. Soo Chang binggung karena tak tahu kenapa Dong Tak
datang ke rumah sakit.
“Mereka
sudah menemukan wanita yang hilang. Itulah
alasannya.” Kata Soo Chang menemukan sebuah foto dalam saku dan memberikan pada
Jin An.
Jin An
kaget melihat wajah si anak, memastikan
Apa dia anak SMA yang hilang. Soo Chang bertanya apakah Jin An memang
mengenalnya.
Mereka
melihat korban sudah ada di ruang rawat,
Dokter memberitahu kalau korban mengalami patah tulang, dan dehidrasi
parah jadi hanya perlu mengawasinya. Soo Chang melihat kaki yang lecet di balik
selimut.
“Kakinya
kotor. Dia pasti lari tanpa sepatu.” Kata Soo Chang. Jin An terdiam mengingat
pertemuan terakhirnya dengan si wanita.
Flash Back
Jin An
mengomel dengan kuku yang dipakai oleh remaja itu. Si anak mengaku kalau itu
adalah gayanya. Jin An menarik si anak agar tak pergi, dan mencoba mengingatnya
agar Jangan sampai bertemu dengannya lagi. Si anak makin mengejek Jin An semakin
jelek jika mengerutkan dahi.
“Kenapa
kau terlihat sangat serius?” tanya Soo Chang melihat wajah Jin An.
“Aku
pernah bertemu dengannya. Jika aku bisa memberinya masukan yang bagus saat itu, maka dia tidak
akan terbaring disini. Aku tidak tahu siapa yang melakukan ini padamu, tapi aku
akan menangkap mereka.” Kata Jin An pada si anak
“Kau akan
melakukannya, bukan?” kata Jin An pada Dong Tak.
“Baiklah.
Jika kau memaksa, Ssong.” Ungkap Soo Chang sempat kaget dan masih tetap
mengoda.
“Jangan
menyalahkan diri sendiri. Dia akan segera sadar, dan...”ungkap Perawat Gil dan
langsung disela oleh Jin An.
“Ya, dia
akan sadar. Dia anak kecil yang punya keberanian melawan anjing gila.” Ucap Jin An. Soo Chang
ingin tahu Siapa anjing gila dan menebak
kalau itu maksudnya Jin An.
“Aku
harus menghapuskan ini dari kukunya.”
Ucap Perawat Gil melihatnya.
“Da Jung,
jangan hapus semuanya.. Kuku itu adalah gayanya.” Kata Jin An.
Soo Chang
pikir karena mereka sudah ada dirumah sakit mengajak Jin An untuk mengunjungi
satu orang lagi. Dong Tak bingung siapa yang itu. Mereka datang ke ruangan
tempat Soo Chang dirawat. Jin An tahu kalau Soo Chang adalah Penipu yang
mengalami kecelakaan dengan Dong Tak.
“Jangan
panggil dia penipu.” Keluh Soo Chang sedih. Jin An pikir Dong Tak sendiri yang
bilang kalau Soo Chang adalah penipu.
“Kurasa
begitu. Dia penipu, tapi beginilah cara berteman... Dia mungkin tidak akan
melakukannya lagi. Pokoknya, bagaimana
menurutmu?” ucap Soo Chang. Jin An bertanya mengenai apa maksudnya.
“Dibandingkan
dengan Dong Tak, maksudku, aku.. Bukankah dia sedikit lebih tampan atau
menarik?” ungkap Soo Chang ingin mencari perhatian/
“Kenapa
kau mendadak bersikap sopan?.. Hei.. Tn. Penipu, bukankah menurutmu dia aneh?”
kata Jin An yang binggung akhirnya mengajak bicara tubuh Soo Chang yang
terbaring.
“Bisakah
kau lebih memperhatikanku daripada Dong
Tak? Maksudku, bisakah kau memberinya lebih
banyak perhatian? Coba Lihat dia. Dia butuh perhatian wanita.” Ungka Soo Chang
lalu merasa tak percaya dirinya sebagai Dong Tak.
“Aku akan
menemuimu lagi begitu keluar. Kau pasti
akan bilang, "Soo Chang, kau yang
terbaik." “kata Soo Chang lalu berjalan keluar dari ruangan.
“Tn.
Penipu... Aku tidak tahu betapa
menyenangkannya perjalananmu, tapi kau harus kembali sekarang. Detektif
Cha sangat mencemaskanmu. Mengerti?” bisik Jin An pada Soo Chang, tapi Soo
Chang tak bisa mendengar yang dikatakan Jin An.
Keduanya
keluar ruangan. Soo Chang ingin tahu apa yang dikatakan Jin An padanya, lalu
tersada kalau ucapanya salah mencoba menjelaskan maksudnya pasien yang
terbaring di ranjang karena mengetahui seperti membisikkan sesuatu.
“Apa Kau
berbicara hal buruk? Kau melakukannya, 'kan?” ungkap Soo Chang. Jin An hanya
terdiam sambil memberikan senyuman penuh arti.
Soo Chang
mengingat kembali saat terakhir kali Dong Tak melihatnya kalau anak yang
dicarinya. Soo Chang pun akhirnya
terlihat mara kalau Cha Dong Tak adalah si brengsek itu dan sekarang ia berada di tubuh brengsek ini.
“Astaga,
cerita yang menarik. Tapi Bagaimana aku bisa masuk ke tubuhnya lagi?” ungkap Soo Chang binggung
juga.
“Terserahlah..
Bagaimanapun, ini sudah seminggu dari 49
hari. Aku harus mengurus ini sebelum ditendang keluar lagi.” Kata Soo Chang.
Jin An memanggil bertanya apakah Dong Tak Tidak pulang. Soo Chang mengatakan
kalau akan pulang dan lalu melihat Ssong.
“Ssong
Apa Kau melihat...aku... atau brengsek ini?” tanya Soo Chang bertanya-tanya
Sung Hyuk
mencari sesuatu dari komputernya, lalu memanggil Kepala Yoo kalau ada situs web
pekerjaan untuk SMA dan Mereka juga bilang, banyak para siswi yang tiba-tiba
menghapus akun mereka dan menghilang.
“Apa Bisa
kau periksa, hal yang sama juga terjadi di situs lain?”
perintah Kepala Yoo. Sung Hyuk menganguk mengerti.
Ho Tae
menelp kepala Yoo memberitahu kalau Gurunya bilang korban memiliki nilai yang cukup bagus untuk masuk perguruan tinggi, tapi bukan
orang kaya, jadi khawatir dengan biaya kuliahnya.
“Dua hari
lalu, dia memberi tahu gurunya kalau tidak
akan kuliah dan datang ke sekolah. Kurasa yang dibilang pria itu benar. Apa
yang korban katakan?” kata Ho Tae.
Tuan Kim
yang terkena pukulan di perlihatkan foto si wanita, dan mengaku kalau sungguh
tidak mengenalnya. Soo Chang seperti tak yakin, Jin An tak percaya begitu saja
meminta agar melihatnya foto si wanita karena melihatnya saat dengan wanita itu
“Dia
adalah pacar pria yang memukulmu. Dia
hilang dan...” ucap Jin An dan disela oleh Soo Chang
“Kami
belum tahu di mana dia.” Ucap Soo Chang sengaja menyembunyikan korban. Jin An
menatap binggung tapi akhirnya membenarkanya.
“Permisi,
apa kau ingin membuat kepalaku sakit?” keluh Tuan Kim
“Oke,
sudah cukup, Korban tidak tahu. Sepertinya perampok itu bicara omong kosong. Ayo pergi.” Ucap Soo
Chang mengajakpergi
“Aku
melihatnya dengan dia. Aku bersungguh-sungguh dan Periksa lagi.” Jerit Jin An
yang ditarik keluar oleh Soo Chang.
Tuan Kim
bergegas menutup pintu kamar lalu berbicara di telp kalau sudah mengatakan apa
yang disuruh kepada detektif itu dan
bisa mempercanya.
Jin An
keluar dari ruangan sambil mengeluh kalau Dong Tak sangat aneh hari ini. Soo Chang heran karena
si korban sudah bilang tidak tahu. Jadi Apa yang bisa dilakukan, apakah
Memukulnya seperti seseorang. Jin An merasa kalau Dong Tak tidak seperti
biasanya.
“Maksudku
Cha Dong Tak? Memangnya Dong Tak seperti apa?” tanya Soo Chang dengan nada
sinsi.
“Dia adil,
dan tidak pernah menyerah. Dia ingin menjadi orang dewasa sebelum menjadi detektif...” ucap Jin An.
“Ssong,
kau salah... Dong Tak tidak... seperti yang kau pikirkan.” Ucap Soo Chang. Jin
An binggung apa maksud ucapan Dong Tak
“Astaga..
Aku tidak bisa mengantarmu pulang karena
perasaanku sedang tidak enak.” Kata Soo Chang kesal akhirnya pergi sendiri. Jin
An masih melonggo binggung melihat sikap Dong
Tak benar-benar berbeda.
Rapat tim
dimulai, Soo Chang hanya sibuk mencoret-coret buku agendanya. Kepala Yoo
bertanya Dimana korban terlihat terakhir kali. Ho Tae mengatkan Namanya Dream
International yaitu agensi temporer yang kebanyakan tujuannya anak SMA.
“Mereka
tidak punya situs web, dan hanya mencantumkan nomor di situs web pencari kerja. Ini sudah
terlihat mencurigakan.” Ucap Sung Hyuk
“Sudah
pasti. Mereka membawa anak-anak yang
masih polos dan memberinya posisi sementara, tapi mereka tidak bekerja
sama dengan perusahaan, jadi mereka
memecatnya. Para siswa harus terus membayar
biaya ke agensi temporer, jadi mereka terus
menerima pekerjaan buruk tanpa menegosiasikan persyaratan atau gaji per jam.” Jelas Dong Ki
“Mereka
membuatnya jatuh ke dalam lubang hutang
sebelum keluar ke dunia nyata. Mereka brengsek.” Ungkap Ho Tae
Kepala
Yoo pikir kalau pria yang dirampok
adalah seorang bos. Ho Tae mengatakan kalau pria itu hanya bos boneka
tapi Ada pria yang bernama Tn. Park, bos sebenarnya. Kepala Yoo mengerti lalu
menatap Dong Tak yang sibuk dengan buku agendanya tanpa berkomentar.
“Hei,
kenapa Dong Tak hari ini? Kenapa kau
diam saja?” ucap Kepala Yoo memanggilnya. Soo Chang tersadar nama Dong Tak di
panggil.
“Astaga...
Kau tidak seperti biasanya diam... Biasanya kau meninju setidaknya 15 kali.”
Kata Dong Ki memperagakan tinjuan Dong Tak.
“Memangnya
Cha Dong Tak seperti apa? Mengapa semua
orang bilang begitu? Aku tidak ingin melakukan sesuatu yang hebat selama ditubuh ini.” Ucap Soo Chang
“Dia aneh
lagi, 'kan? Bukankah dia aneh?” pikir Ho
Tae. Dong Ki pikir efek sampingnya keluar lagi yang memang brengsek.
“Bagaimanapun,
kita mendapatkan garis besar untuk kasus
ini. Jadi Pergi temui Tn. Park terlebih dulu.” Kata kepala Yoo.
Dong Ki
dan Ho Tae menganguk mengerti. Sung Hyuk pun menatap heran rekan timnya yang
memang berbeda. Sementara Soo Chan sibuk dengan tulisan dan dibagian bawah
tertulis “PEMBALAP”
Soo Chang
berjalan di lorong melihat papan nama “DIVISI INFORMASI” saat akan masuk
seorang Polwan keluar dari ruangan. Soo Chang benar-benar kaget, lalu bertanya
dengan gaya mengoda apakah polwan itu sibuk sekarang.
Keduanya
sudah ada di ruangan, dan Polwan sibuk mencari di komputernya lalu melihat
peringatan [Anda tidak diizinkan melihat file ini.] Ia lalu memberitahu Dong
Tak File kasus ini dikunci dengan pengaman. Soo Chang bingung memikirkan
tentang Pengaman.
“Lalu apa
artinya orang... secantikmu tidak bisa mengaksesnya?” kata Soo Chang mengoda.
“Aku
tidak bisa melakukannya.” Ucap Polwan. Soo Chang bisa mengerti kalau polwan itu
tidak bisa.
“Jika kau
bisa melakukannya, maka aku sungguh
berharap kau bisa membantuku.” Ungkap Soo Chang terus mencoba merayu. Akhirnya
si wanita pun meminta agar Soo Chang menunggu.
“Mengapa
kau ingin melihat kasus kecelakaan mobil
16 tahun yang lalu?” tanya Polwan sambil mencoba membukanya.
“Untuk
balas dendam.” Ucap Soo Chang. Polwan terlihat kaget.
“Saksi kasus
itu berhutang budi kepada Ayahku. Ini sedikit terlambat, tapi aku ingin mendapatkan uangnya.” Akui Soo Chang.
Si wanita
menganguk mengerti lalu akhirnya menemukanya,
dan terliaht binggung kalau Nama saksinya, Orang ituadalah korban dari
kasus yang dipecahkan Dong Tak beberapa
waktu lalu. Soo Chang pun terlihat kaget.
Soo Chang
keluar dari ruangan, dua petugas melihatnya bertanya-tanya apa yang dilakukan
Dong Tak. Lalu akhirnya berpikir merasa tak peduli dan mengajak pergi
saja.
Kepala No
berbicara di telp meminta agar terus mengawasi, lalu baru saja menutup telp,Ia
menerima telp dari Tuan Pak mengaku kalau
ada waktu kapanpun dan akan pergi sekarang. Tuan Park mengatakan kalau
akan membuat hari Kepala No menyenangkan
lalu menutup telp dengan wajah bahagia.
Tuan Park
meminta maaf dan melihat dua detektif sudah ada didepanya mengingat-ngingat
pembicaraan mereka sebelumnya kalau alasan
datang menemuinya karena menawarkan pekerjaan
dengan membujuk siswi SMA dan membawa mereka ke suatu tempat.
“Ya, Tn.
Park Dal Soo. Kami akan mencari tahu
lagi selama penyelidikan.” Ucap Dong Ki
“Apa ada
bukti?” tanya Tuan Park. Ho Tae
mengatakan kalau mereka tak punya dan mengajak untuk bisa saling bersikap
sopan.
“Hei... Wanita
yang dirawat di rumah sakit. Dia pasti tidak akan sadar. Jadi Bawa bukti
daripada kalian menggangguku!” teriak Tuan Park marah
Di depan
gedung DREAM INTERNATIONAL, Dong Ki yakin Ada yang tidak beres karena Tuan Park
mencurigakan dan juga Ada yang aneh. Ho Tae bertanya apa yang aneh. Dong Ki
melihat Tuan Park lebih muda dari tapi sangat kasar.
“Aku sungguh
tidak tahan bagaimana...” ucap Dong Ki ingin melampiaskan amarah dan langsung
masuk kembali ke dalam gedung.
“Apa Kau
tidak akan menghentikanku?” keluh Dong Ki akhirnya keluar lagi
“Tidak. Kenapa
aku harus menghentikanmu? Si Brengsek seperti dia butuh pelajaran, jadi Pergi
dan pukul dia.” Ucap Ho Tae dengan senang hati.
“Oke,
brengsek itu akan... Ah.. Istriku menyuruh untuk menahan diri sampai aku mendapatkan uang pensiun.” Kata Dong Ki
“Aku akan
memberikan pensiunku sebagai gantinya.
Pergilah, hajar dia. Fighting.” Ucap Ho Tae lalu menerima telp.
Kepala
Yoo menelp memberitahu kalau mereka harus menutup kasus ini. Jaksa Tak juga
memerintahkan kalau Mulai sekarang dan Tutup
kasus Kejahatan Kekerasan 2, karena itu sebuah perintah. Dong Tak duduk di
depan meja kerjnya hanya diam saja. Kepala Yoo mengeluh kalau Tn. Park memiliki
koneksi dengan seseorang.
Flash Back
Soo Chang
mengingat saat Dong Tak seeperti tak percaya kalau itu dirinya. Dan Soo Chang
juga kaget kalau Dong Tak bisa melihatnya sekarang. Dong Tak mengaku kalau
memang bisa melihatnya.
“Awalnya,
dia hanya mendengar suaraku, tapi kemudian bisa melihatku... Dong Tak... Apa
dia mulai bisa melihat setelah sadar
siapa aku?.. ayo berpikir... Korban dari kasus yang ditangani Cha Dong Tak adalah saksi
kecelakaan ayahku... Ini sangat rumit.” Ucap Soo Chang.
Saat itu
si anak masih ada dikantor meminta Dong Tak agar Tangkap penjahat karena dirinya seorang
polisi. Soo Chang seperti tak peduli lalu bertanya apakah si anak yang tidak
sekolah. Si anak mengaku Mereka tidak mengajarkan apapun di sana.
“Masyarakat
mengajarkan tentang kehidupan.” Ucap Si anak seperi malas sekolah
“Apa masyarakat
menyuruhmu untuk memukul kepala orang?” ejek Soo Chang
“Kau
bilang percaya denganku.... Kau pembohong.” Kata Si anak
“Apa Cha
Dong Tak... Maksudku, Apa aku bilang akan mempercayaimu?” kata Soo Chag
“Kau bilang
akan menangkap orang-orang yang
menyakiti Soo Yeong.” Ucap si anak
“Semuanya
rumit, dan banyak yang harus kulakukan.”
Kata Soo Chang. Si anak mengaku kalau tahu hal itu.
“Kalau
begitu, masukkan aku ke penjara. “ kata si anak
“Penjara
adalah tempat yang tepat. Kau akan mendapat banyak teman.” Kata Soo Chang yang
pernah berada di penjara.
“Itu
Kedengarannya bagus, Aku tidak punya
uang atau koneksi. Aku tidak punya teman.” Kata Si anak.
Soo Chang
akhirnya mendekat bertanya apakah Anak itu tahu hal mengerikan jika di penjara.
Ia menjelasan ketikan Masuk penjara, apabila tidak takut pada tempat itu, maka akan terus kembali. Di mulai dari Sekali,
dua kali, dan ketiga kalinya, bahkan tidak
tahu apa yang dilakukan.
“Itu Kedengarannya
tidak terlalu buruk, 'kan? Tapi ada sesuatu yang tidak kau tahu. Jika kau terus
masuk dan keluar penjara, maka seluruh dunia akan terlihat seperti ladang
ranjau. Dengan Meledak disini, meledak disana.” Ungkap Soo Chang
“Bahkan
jika kau mencoba untuk hidup baik dan lurus, ini akan meledak. Dan Kau tahu apa
yang lebih menakutkan dari itu? Kau
bermimpi, ini sungguh mengerikan. Kau sadar ini hanya mimpi dan merasa lega,
Tapi saat membuka mata dan melihat
sekeliling, kau masih di penjara. Apa Kau masih ingin pergi kesana? Apa hidup
seperti ini yang kau mau?” ungkap Soo Chang
“Tapi...bagaimana
kau bisa tahu? Kau seorang detektif.” Ungkap Si anak binggung.
“Aku
hanya mengatakan ini padamu. Ini
rahasia. Aku pernah melakukan.. lima pelanggaran” akui Soo Chang. Si anak
melonggo tak percaya
“Ahjussi,
bagaimana bisa penjahat berhasil menjadi polisi?” kata Si anak
“Kau bisa
mengganggapnya begitu. Aku melakukan sedikit da Ini tidak sengaja.” Kata Soo
Chang dan si anak pun memuji kalau gaya Dong Tak yang keren. Soo Chang menerima
telp dari Jin An untuk mengajaknya bertemu, tanpa banyak alasan langsung pergi
menemui Jin An.
Jin An
mendengar kasusnya ditutup dan meminta agar Dong Tak menyelidikinya sendiri.
Soo Chang mengaku ingin melakukannya, tapi ada sesuatu yang lebih mendesak. Jin
An mengingatkan kalau Dong Tak berjanji akan menangkap orang-orang yang
menyakitinya.
“Aku
tidak bisa membantumu, Ssong.” Kata Soo Chang . Jin An meminta agar Jangan
seperti itu.
“Dia itu penipu.
Mereka sulit ditangkap.” Kata Soo Chang berusaha menolak. Jin An berpikir akalu
Dong Tak akan menyerah untuknya. Soo
Chang pikir Setiap orang punya hidupnya sendiri.
“Kau
bilang ada satu orang yang sangat ingin kau tangkap dengan mempertaruhkan nyawamu.” Kata Jin An
Soo Chang
seperti mengingat kata-katanya saat bertemu dengan seseorang “Hanya kau yang bisa membantuku, Ayahku bukan
pelakunya. Bersihkan nama ayahku.
“Kumohon.
Kau ingin menemukan penjahat yang melakukan ini padanya.” Kata Jin An memohon
Flash Back
“Si brengsek
yang menjebak ayahmu. Ayo tangkap
bersama.” Ucap Dong Tak saat bertemu dengan Soo Chang dengan memberikan kalung
padanya.
“Kau
bilang akan membantuku membersihkan
namanya!”teriak Soo Chang sangat marah
Soo Chang
pikir tak seperti itu, Jin An menyakinkan kalau itu yang dikatakan Dong Tak.
Soo Chang bertanya bagaimana Jin Ah bisa mengetahuinya. Jin An melihat cara
Dong Tak yang melihat kakinya yang terluka jadi bisa merasakan
perasaannya. Soo Chang seperti tak yakin
Jin An bisa merasakannya?
“Aku
ingin menangkap mereka. Bukan karena seorang reporter, tapi karena aku
ingin menjadi orang dewasa untuknya.”
Kata Jin An
“Aku
membutuhkan bantuanmu.Kita akan melakukannya dengan caraku..” Ucap Dong Tak
sengaja mendekatkan wajahnya pada Jin An.
Jin An
dan Soo Chang pergi menemui Tuan Kim di ruanganya, dengan sengaja menaikan
tempat tidur dan membuat Tuan Kim terngkurap sambl menjerit kesakitan. Ia
akhirnya menyerah karena Tulang belakangnya akan patah, lalu duduk sambil
berlutut diatas tempat tidur.
“Aku
sungguh tidak tahu apa yang mereka lakukan pada anak-anak itu. Aku pernah
mengirim pesan dari ponsel mereka. Mereka
seperti ingin menghilangkan, dan
membuang anak-anak itu dan Hanya itu yang aku tahu. Tn. Park yang mengurus
sisanya.”akui Tuan Kim
“Siapa
yang ditemui Tn. Park?” tanya Soo Chang sambil merengangkan ototnya.
“Tentu
saja, dia tidak pernah bilang. Dia tidak mempercayai siapapun kecuali dirinya sendiri..” Kata Tuan Kim. Jin
An berkomentar kalau Tuan Park sangat egois
“Jadi Dia
tidak mempercayai siapapun? Lalu kita harus membuat dia percaya.” Ucap Soo
Chang seperti memiliki sebuah rencana.
Soo Chang
keluar dari ruangan bertanya pada Jin An
seberapa banyak percaya
dengannya. Jin An mengeluh Dong Tak
bertanya itu lagi, lalu mengatakan kalau Saat ini, sampai ia mau
mempertaruhkan nyawanya. Soo Chang
bahagia mendengarnya sampai kehabisan kata-kata.
“Itu
sebabnya aku tidak bisa berhenti
menyukaimu.”ungkap Soo Chang. Jin An mengeluh melihat sikap Soo Chang.
“Tapi
Sejauh inilah kau bisa pergi.” Kata Soo Chang. Jin An bertanya apa yang akan
dilakukan Dong Tak sekarang
“Aku akan
memanggil Avengers.” Ucap Soo Chang.
Lalu berjalan pergi.
Yong Pal
dan Doo Ki sedang asik bermain baduk, Doo Ki terlihat bahagia bisa menyentil
dan menjatuhan baduk milik Yong Pal yang sedang menelp. Yong Pal mengataka
mereka bisa dengar bagaimana akan
membuat kesepakatannya lalu berusaha agar mengalahakan Dong Ki yang berani
melawanya.
“Hei.. Itu
bukan untukmu, jadi Teruslah bicara.” Ucap Yong Pal yang masih berbicara di
telp
Tiga anak
buah yang berkerja di toko kue mempersiapkan kue-kue menyambut natal. Salah
seoarang kaget mengetahui merkea Sertifikat untuk menjadi warga negara yang
berani dan Penghargaan yang sesungguhnya, keduanya ikut mendengar dari telp pun
terlihat bahagia.
“Ini
suatu kehormatan... Tidak, kami warga negara yang berani.” Ungkap si pria
menyakinkan dari telp.
“Dia
berpakaian mewah dari ujung kaki sampai
kepala.”
Saat itu
seorang mengikutinya sengaja merekam Tuan Park dari belakang dengan
berpura-pura menjadi sebagai kurir makanan. Tuan Park sadar dan bisa melhat
dari cermin. Si pria pun berpura-pura kalau sedang iut bercermin juga.
Soo Chang
pikir dengan Tuan Park yang Berpakaian mewah maka Tidak mungkin mampu membelinyadengan
menipu anak-anak SMA. Mereka akhirnya mengikuti Tuan Park di tempat fitness.
Sung Hyuk melaporkan Tidak ada yang aneh
sejauh ini dan berpikir kalau salah orang..
“Tidak,
tidak mungkin Pasti ada sesuatu.” Kata Soo Chang yang ikut mengamati dari
kejauhan.
Tuan Park
duduk di cafe sambil meminum kopi membaca berita di koran dengan judul “BEBERAPA
SISWA SMA HILANG DI JUNGANG-GU” dan segera kembali ke tempat kerjanya. Soo Chang melihat dari
ruangan seperti Tuan Park Menghindari CCTV dengan sengaja.
“Kalian
semua tahu, ini artinya ada sesuatu yang
mencurigakan. Mari kita cari kelemahannya
terlebih dulu.” Ucap Soo Chang
“Mengapa?
Kita bisa menikamnya dengan pisau.” Ucap Yong Pal tak sabara.
“Astaga,
aku seorang detektif sekarang. Aku akan membuatnya menggali kuburannya sendiri.Ayo temui satu
kelemahannya dengan semua anak buah yang kita punya.” Kata Soo Chang. Yong Pal
pikir maksudnya itu ibunya. Soo Chang hanya bisa menghela nafas.
Bong Sook
masuk ke sebua cafe mengatakan baru saja
bicara dengan pemiliknya dan mengatakan akan membayar biaya pemeliharaan lalu bertanyaapakah tidak
mengangkat teleponnya. Dua pegawai mengatakan Tidak.
“Bos
kalian pergi ke sauna sekarang. Aku tahu semuanya. Bangunan ini milik ayahku.
Jadi Beri aku 300 dolar untuk biaya pemeliharaan.” Ucap Bong Sook
“Aku
seorang detektif. Apa ada masalah?” tanya Sung Hyuk datang ke cafe. Bong Sook
panik langsung memalingkan wajahnya.
“Dia
putri pemilik bangunan ini. Tapi dia terus mengaku.” Kata si pegawai. Bong Sook
makin panik ternyata ketahuan dan akhirnya berusaha kabur.
Sung Hyuk
berteriak memangil Bong Sook agar tak kabur. Bong Sook mengeluh Sung Hyuk yang
terus mengikutinya. Sung Hyuk akhirnya
bisa membuta Bong Sook berhenti dan mengatakan
perlu memeriksa identitasy
“Siapa
nama dan umurmu? Dimana alamatmu?” tanya Sung Hyuk. Bong Sook pikir tak ada
alasan harus memberitahukanya.
“Kau
pernah bertemu denganku beberapa waktu
lalu. Itu sangat sakit.” Kata Sung Hyuk. Bong Sook mengingat saat terakhir kali
bertemu dengan Sung Hyuk ketika Soo Chang ditangkap.
“Aku
tidak menabrak bahumu.” Kata Bong Sook membela diri. Sung Hyuk pikir tidak
bilang yang sakit bahunya.
“Astaga,
masih terasa sakit. Aku mungkin harus ke
rumah sakit. Jika tidak ingin membayar biaya pengobatan, maka kau bisa membelikan aku kopi.” Kata Sung
Hyu
“Astaga,
dia mengancamku. Aku hanya perlu kabur.
Jika kau terus mengikutiku, maka aku akan melapor polisi.” Kata Bong Sook
“Aku
polisi.” Ucap Sung Hyuk heran. Bong Sook tetap berteriak memanggil polisi agar
menangkap Sung Hyuk dan kembali kabur.
“Ah...
Ini Hampir saja. Seharusnya aku langsung
bertanya padanya.” Ucap Sung Hyuk yang gagal mendapatkan informasi dari
Bong Sook.
Bong Sook
kembali melakukan pekerjaan dengan mencopet dompet di halte. Saat itu Soo Chang
menahanya dan membawanya pergi. Bong Sook kembali pergi karena berpikir itu
Dong Tak. Soo Chang sempat memanggil dengan panggilan kesayangan “Bong” tapi
mengubahnya menjadi Nona meminta agar berhenti.
“Ada
filosofi dalam melakukan penipuan dan aturan dalam mencuri dompet. Kau tidak bisa begitu saja melakukannya.”
Ucap Soo Chang
“Kau orang
yang menangkap pacarku, 'kan? Jika kau di sini untuk menangkapku, bawa saja. Jangan menasehatiku. Jika tidak, maka
aku akan mencopet lagi.” Ucap Bong Sook marah
“Kau seharusnya
tidak mencopet wanita cantik. Wanita
cantik itu baik hati. Aku sudah bilang
berkali-kali.” Ucap Soo Chang. Bong Sook terdiam karena ucapanya mirip dengan
Soo Chang “Dia cantik. Itu artinya dia baik hati.”
“Dan
siapa aku sampai... Tidak... maksudku.. Mengapa kau mencuri... untuk membayar
biaya rumah sakit Gong Soo Chang? Bagaimana jika itu merusak hidupmu? Sekarang
Aku tidak akan menangkapmu. Tapi... Aku perlu teknikmu.” Ungkap Soo Chang
Bong Sook
masuk ke tempat gym dengan memperlihatkan bagian perutnya yang terbuka dan
badanya yang memang bagus, beberapa pria terlihat melonggo kagum. Tuan Park
sedang memainkan alat, Bong Sook sengaja duduk disebelahnya sengaja membuat
suara agar mencari perhatian.
Soo Chang
melihat dari kejauhan agar Bong Sook bisa terus mencobanya. Akhirnya Tuan Park
kesal karena Bong Sook yang mengganggu, sambil mengomel kalau memang tak tahu
maka harus mencarinya sendiri.
“Berhenti
membuat suara aneh seperti lumba-lumba.” Keluh Tuan Park dan bergegas pergi.
Soo Chang
keluar dari ruangan memberikan uangnya pada Bong Sook dengan berpesan agar Jangan
gunakan itu untuk minum alkohol atau
kopi tapi membeli makanan. Bong Sook melonggo binggung. Soo Chang sempat
mengeluh melihat Bong Sook yang sangat kurus.
“Kenapa
brengsek itu? Apa dia mengkhawatirkanku?” ungkap Bong Sook bingung
“Jika
kelemahannya bukan wanita, maka satu-satunya yang tersisa adalah uang.” Gumam
Soo Chang yakin.
Soo Chang
pergi menemui Tuan Kim di ruanganya meminta agar mengirimkan pesan. Tuan Park
baru saja selesai mandi dan membuka lokernya, lalu melihat pesan dari ponselnya
“Aku akan mengambil bagianku dan pergi.” Lalu telp dari anak buahnya kalau Kim
mencuri uang mereka dan melarikan diri. Tuan Kim ingin tahu Berapa banyak. Anak
buahnya mengatakan Semua yang mereka punya.
“Itu akan
membuatnya marah. Kita harus mencoba semuanya
untuk menangkap dia.” Gumam Soo Chang seperti sudah bisa menebak dan
Tuan Park pergi ke rumah sakit melihat Tuan Kim sudah tak ada diruangan.
Tiga pria
lain, Yong, Ho, Cha duduk di pinggir jalan sambil melakukan batu gunting kertas
dan pria yang mengunakan slayer mengeluh karena Pria harus selalu memilih
"batu" dan harus berani menerima kekalahan.
Saat itu
mereka memberitahu kalau ada datang dan
Mobil hitam. Si pria meminta agar memeriksa plat mobil terlebih dulu.
Teman yang lain pun yakin karena memang ahlinya saat itu juga si pria langsung
menabrakn dirinya.
Seorang
wanita keluar dengan wajah panik memastikan keadaan si pria yang terluka. Si
pria kaget ternyata pengemudinya wanita
dan ternyata platnya bukan mobil
"6727" si wanita memberitahu platnya
nomor "6121".
Akhirnya
si pria tambun mencoba mencari mobil dengan plat yang sama, bahkan sampai duduk
di tengah jalan tak ada mobil yang lewat dan akan menabraknya. Pria lain pun
bergantian mencari Mobil hitam dengan nomor "6727".
Akhirnya
mobil Tuan Park menabrak si pria dan jatuh terkapar. Dua temanya malah terlihat
bahagai karena temanya yang terluka. Tuan Park
turun dari mobil melihat keadaan si pria.
Ketiga
duduk di cafe dengan salah satu mengunakan gips. Tuan Park tahu kalau
mereka sengaja menyakiti diri
sendiri untuk mendapatkan uang, ketiganya
langsung menyangkal. Tuan Park bertanya apakah mereka mengenalinya. Salah satu
pria mengaku baru bertemu satu sama lain.
“Lalu
mengapa kau bicara santai denganku? “
kata si pria gugup. Pria tambun pikir tak ada yang salah.
“Apa Kau
ingin bertarung denganku? Kita belum
pernah bertemu sebelumnya. Kami tidak saling mengenal.” Ungkap pria lainya
mencoba menyakinkan.
“Kalian
melakukannya dengan baik, tapi kalian memilih
target yang salah. Apa kalian ingin berhenti di sini, atau haruskah aku
menghubungi polisi?” ucap Tuan Park mengeluarkan ponselnya.
“Kami
akan berhenti dan pergi dengan tenang.”
Ucap Ketiganya tapi saat itu seorang datang.
“Berhenti...
wahh.. Aku sangat beruntung bertemu denganmu.
Aku akan mendapatkan dua kali lipat biaya perjalanan.” Kata Soo Chang
datang dengan senyuman liciknya.
Tuan Park
melihat Dong Tak duduk disampingnya bertanya siapa yang datang. Soo Chang
dengan bangga mengatakan kalau Tuan Park
yang memanggilnya jadi segera datang, sambil mengatakan kalau ia adalah polisi.
Bersambung
ke episode 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar